Uploaded by User57156

4743 komnas Ham

advertisement
KOMISI NASIONAL
HAK AZASI MANUSIA
SUSUNAN ORGANISASI KOMNAS HAM
PERIODE 2017-2020
 Ketua: Ahmad Taufan Damanik
Wakil ketua bidang Internal: Hairansyah
Wakil ketua bidang Eksternal: Sandrayati Moniga
Sub kordinator pemajuan HAM: Beka Ulung Hapsara
Komisioner pendidikan dan pemajuan HAM: Beka Ulung Hapsara
Komisioner pengkajian DNA penelitian: Mochammad Choirul Anam
Subkordinator penegakan HAM: Amiruddin Al Rahab
Komisioner pemantauan dan penyelidikan: Amiruddin Al Rahab
Komisioner mediasi: Munafrizal Manan
Komisoner pengaduan: Tim
PERTIMBANGAN DAN ALASAN
PEMBENTUKAN KOMNAS HAM
 Sejarah bangsa Indonesia hingga kini mencatat berbagai penderitaan,
kesengsaraan, dan kesenjangan sosial, yang disebabkan oleh perilaku
tidak adil dan diskriminatif atas dasar etnis, ras, warna kulit, budaya,
bahasa, agama, golongan, jenis kelamin, dan status sosial lainnya. Perilaku
tidak adil dan diskriminatif tersebut merupakan pelanggaran hak asasi
manusia, baik yang bersifat vertikal (aparat negara terhadap warga
negara atau sebaliknya) maupun horizontal (antar warga sendiri) dan tidak
sedikit yang masuk dalam kategori pelanggaran hak asasi manusia yang
berat (gross violation of human right).
 Pada kenyataannya selama lebih dari lima puluh tahun usia Republik
Indonesia, pelaksanaan penghormatan, perlindungan, atau penegakan
hak asasi manusia masih jauh dari memuaskan.
 Hal tersebut tercermin dari kejadian berupa penangkapan yang tidak sah,
penculikan, penganiayaan, perkosaan, penghilangan paksa,
pembunuhan, pembakaran rumah tinggal dan tempat ibadah, bahkan
penyerangan terhadap pemuka agama beserta keluarganya.
 Selain itu, terjadi pula penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat publik
dan aparat negara yang seharusnya menjadi penegak hukum, pemelihara
keamanan, dan pelindung rakyat, tetapi justru mengintimidasi,
menganiaya, menghilangkan paksa, dan/atau menghilangkan nyawa.
 Kewajiban menghormati hak asasi manusia terlihat
dalam pembukaan UUD 1945 yang berkaitan dengan
persamaan kedudukan warga Negara dalam hukum
dan pemerintahan, kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, hak untuk mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan, kebebasan memeluk agama dan
untuk beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya itu, hak untuk memperoleh pendidikan
dan pengajaran.
 Pada tanggal 7 Juni 1993 Presiden Republik Indonesia saat itu,
Soeharto, lewat Keputusan Presiden No. 50 Tahun 1993, membentuk
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan pada saat
yang sama menunjuk pensiunan Ketua Mahkamah Agung RI, Ali
Said, untuk menyusun Komisi tersebut dan memilih para
anggotanya. Keputusan Presiden ini merupakan tindak lanjut dari
rekomendasi Lokakarya tentang Hak Asasi Manusia yang
diprakarsai Departemen Luar Negeri RI dan PBB yang diadakan di
Jakarta pada 22 Januari 1991.
 Kedudukan Komnas HAM kemudian mempunyai
kekuatan hukum yang lebih kuat dengan
diundangkannya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia (UU 39/1999). Berdasarkan
Pasal 1 angka 7 UU 39/1999, Komnas HAM adalah
“lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat
dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi
melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan,
pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia”.
 Penetapan UU 39/1999 merupakan tindak lanjut dari
dikeluarkannya Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap
MPR) Nomor VII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.
 Ketetapan ini antara lain memberikan kewajiban kepada
lembaga-lembaga tinggi Negara dan seluruh aparatur
pemerintahan untuk menghormati, menegakkan, dan
menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi manusia
(HAM) kepada seluruh masyarakat Indonesia.
FUNGSI KOMNAS HAM
 Melakukan pengkajian dan penelitian dari instrumen hukum di
Indonesia.
 Menangani kasus pelanggaran HAM.
 Mengkaji peraturan negara seperti undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan daerah dan produk hukum
lainnya yang terkait dengan HAM.
 Melakukan pemantauan dan penyelidikan yang mengandung
unsur pelanggaran HAM.
 Memediasi jika terjadi pelanggaran HAM.
 Melakukan penyuluhan/pendidikan kepada
penyelenggara negara dan masyarakat.
TUJUAN KOMNAS HAM
 Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan
Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia.
 Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi
manusia guna berkembangnya pribadi manusia
Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan.
INSTRUMEN HAM
 Dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenang
guna mencapai tujuannya Komnas HAM menggunakan
sebagai acuan intrumen-instrumen yang berkaitan
dengan HAM, baik nasional maupun internasional.
INSTRUMEN NASIONAL
 UUD 1945 beserta amandemenya;
 Tap MPR No. XVII/MPR/1998;
 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
 UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM;
 UU No. 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis;
 UU No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial;
 Peraturan perundang-undangan nasional lainnya yang terkait.
INSTRUMEN INTERNASIONAL
 Piagam PBB 1945;
 Deklarasi Universal HAM 1948;
 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik;
 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya;
 Instrumen HAM internasional lainnya.
Download