Uploaded by User57067

4kestabilan kompleks

advertisement
Latihan Soal
Tentukan bilangan koordinasi dan biloks setiap
logam pada senyawa berikut ini serta tuliskan
nama
Na2[CdBr4]
[NiCl5]3K3[Fe(C2O4)3]
[Pt(en)3](ClO4)3
NH4[Cr(NH3)2(NCS)4]
2
10/5/2016
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Latihan Soal
Tuliskan isomer-isomer yang mungkin dari
senyawa berikut
[V(en)2Cl2)]Br
[Co(NH3)4Br2)Cl
[Pd(NH3)2(ONO)2]
[Co(en)3][Pt(CN)2Cl2]
3
10/5/2016
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Logam Trasisi dan Senyawa kompleks
Pendahuluan
Senyawa Kompleks
Ligand
Tata Nama senyawa kompleks
Bilangan Koordinasi
Isomer
Kestabilan kompleks
Teori Ikatan Senyawa Koordinasi
Teori Ikatan Valensi
Teori Medan Kristal
Teori Medan Ligand
Spektra elektronik senyawa koordinasi
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Ion Logam dalam air
Ion logam dalam pelarut air berada dalam kompleks air,
dengan molekul air sebagai ligand, dan berkoordinasi kepada
ion logam melalui atom oksigen sebagai contoh: :
[Al(H2O)6]3+
Ion logam dalam air
Lingkungan dalam dan luar dari molekul air sekitar ion
logam dalam larutan:
Ion logam dalam air
Molekul air sebagai ligan “inner and outer sphere”
mengelilingi ion logam dalam larutan:
Molekul air (inner-sphere)
terkoordinasi pada ion logam
melalui ikatan M-O
BULK
SOLVENT
n+
BULK
SOLVENT
Molekul air (outer-sphere )
terikat pada molekul air
(inner-sphere) melalui
ikatan-H dan tarikan
electrostatic
BULK
SOLVENT
Ion logam dalam air
Molekul air dapat berada sebagai ligan jembatan:
Ion logam dalam air
Molekul air dapat berada sebagai asam Bronsted:
[Fe(H2O)6]3+(aq)  [Fe(H2O)5OH]2+(aq) + H+(aq)
pKa = 2.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keasaman dalam air
Ion-ion logam dalam air memperlihatkan nilai pKa yang bervariasi
tergantung pada ukuran muatan dan kelektronegatifannya.
1) Semakin kecil ukuran ion logam,
ukura
Ion logam
meningkat
Keasamam
ion logam
meningkat
Ion logam:
Be2+
Mg2+
Ca2+
Ionic radius (Å):
pKa:
log K1(OH-) 8.4
0.27
5.6
2.6
0.74
11.4
1.3
1.00
12.7
0.8
Sr2+
1.18
13.2
0.6
Ba2+
1.36
13.4
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keasaman dalam air
2. Muatan
Muatan ion logam
Metal ion:
Ionic radius (Å):
pKa:
Log K1(OH-):
Na+
Ca2+
La3+
Th4+
1.02
14.1
-0.1
1.00
12.7
1.3
1.03
8.5
5.5
0.94
3.2
10.6
Keasaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keasaman dalam air
3) Kelektronegatifan. Semakin dekat suatu logam dengan Au
(emas) semakin besar kelektronegatifannya.
Ion logam
membentuk
ikatan yang lebih
kutan pada M-O
Dan menarik
kerapatan
elektron pada
ikatan O-H
H
M O
H
Kerapatan elektron
pada O-H berkurang
menyebabkan proton
mudah lepas
M O +
H
H+
Electronegativities of the Elements
Note:
EN maksimum pada F
Minumum pada Cs
Why?
“Island”
Relativistic effect
N. Koltsoyannis, JCS, Dalton Trans, 1997, 1.
Mengapa warna dari logam group 1B, Cu, Ag, dan Au? Cu berwarna
‘emas’, Ag tak berwarna, dan Au berwarna emas.
Mengapa ada diskontinue?
Relativistik efek mempengaruhi EN dari AU
dan unsur-unsur disekelilingnya
unsur-unsur dekat Au pada tabel periodik memiliki EN yang tinggi, (warna
emas = EN > 2.0) :
EN:
EN:
EN:
Fe
1.8
Ru
2.2
Os
2.2
Co
1.9
Rh
2.2
Ir
2.2
Ni
1.9
Pd
2.2
Pt
2.2
Cu
1.9
Ag
2.1
Au
2.5
Zn
1.6
Cd
1.7
Hg
2.1
Ga
1.6
In
1.7
Tl
2.0
Ge
1.8
Sn
1.8
Pb
1.9
logam-logam dengan EN > 2.0 memiliki prilaku kimia yang khusus dapat
membentuk ikatan kovalen yang stabil, seperti dengan karbpon.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keasaman dalam air
EN yang tinggi
Metal ion:
Sr2+
Pb2+
Ca2+
Hg2+
Ionic radius
(Å):
E.N.
pKa
log K1(OH-)
1.19
1.0
13.2
0.8
1.18
1.9
8.0
6.0
1.00
1.0
12.7
1.3
1.02
2.1
3.4
10.6
Keasamam/afinitas yang tinggi terhapap OH-
Kestabilan Kompleks
Kestabilan termodinamika
Konstanta kestabilan
DH terkait energi ikatan
DS derajat keteraturan reaksi
Potensial reduksi
Kestabilan kinetika
Laju reaksi
Energi aktifasi
Mekanisme reaksi
Pembentukan kompleks intermediet
18
10/5/2016
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Kestabilan Kompleks
Konstanta pembentukan (K1) adalah ukuran kestabilan
kompleks (ML) yang dibentuk dari ion logam (M) dengan
ligand (L) dalam pelarut air, merujuk pada kesetimbangan:
M
+
L

ML
Konstanta dinyatakan sebagai:
K1
=
[ ML ]
[M][L]
nilai K umumnya diberikan sebagai nilai log K.
Kestabilan Kompleks
b1 = K1
b2 = K1 . K2
b3 = K1 . K2 . K3
b4 = K1 . K2 . K3 . K4
bn = K1 . K2 . K3 . K4 … Kn
20
10/5/2016
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Cu2+
[Cu(NH3)2+]
+ NH3
[Cu(NH3)]2+ + NH3
[Cu(NH3)2]2+ + NH3
[Cu(NH3)3]2+ + NH3
[Cu(NH 3 )] 2 
4
K1 

1.7
x
10
[Cu 2  ][NH 3 ]
[Cu(NH3)2]2+
[Cu(NH 3 ) 2 ]2 
K2 
 3.2 x 10 3
2
[Cu(NH 3 ) ][NH 3 ]
[Cu(NH3)3]2+
[Cu(NH 3 ) 3 ]2 
K3 
 8.3 x 10 2
2
[Cu(NH 3 ) 2 ][NH 3 ]
2
[Cu(NH
)
]
2
3 4

1.5
x
10
[Cu(NH3)4]2+ K 4 
2
[Cu(NH 3 ) 3 ][NH 3 ]
b4 = K1 x K2 x K3 x K4 = 6.8 x 1012
22
10/5/2016
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai K
1. Efek kelat
DG = DH – T DS
DG = - RT ln K
23
# of ligands
ΔG° (kJmol-1)
ΔH° (kJmol-1)
ΔS° (JK-1mol-1)
log β
2 NH3(1 en)
-28.24 (-33.30)
-29.79 (-29.41)
-5.19 (+13.05)
4.95 (5.84)
4 NH3(2 en)
-42.51 (-60.67)
-53.14 (-56.48)
-35.50 (+13.75)
7.44 (10.62)
10/5/2016
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai K
[Ni(H2O)6]2+ + n py  [Ni(H2O)6-n(py)n]2+ + n H2O
[Ni(H2O)6]2+ + n bipy  [Ni(H2O)6-2n(bipy)n]2+ + 2n H2O
24
# of ligands
log β
ΔG° (kJmol-1)
2 py (1 bipy)
3.5 (6.9)
-20 (-39)
4 py (2 bipy)
5.6 (13.6)
-32 (-78)
6 py (3 bipy)
9.8 (19.3)
-56 (-110)
10/5/2016
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai K
2. Efek Makrosiklik
25
10/5/2016
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai K
3. Efek Geometrik
equilibrium
ΔH⊖ /kJ mol−1
ΔS⊖ /J K−1 mol−1
Ag+ + NH3  [Ag(NH3)]+
−21.4
8.66
[Ag(NH3)]+ + NH3  [Ag(NH3)2]+
−35.2
−61.26
>
[CoCl4]2− from [Co(H2O)6]2+.
26
10/5/2016
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai K
4. Efek Asam Basa Lunak (HSAB)
AL + BL  kompleks stabil
AK + BK  kompleks stabil
27
10/5/2016
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai K
5. Efek Jari-jari ion
Deret Irving-Williams series pada senyawa oktahedral, divalent
Mn < Fe < Co < Ni < Cu > Zn
1.Jari-jari ion berkurang dari Mn2+ ke Zn2+. Meningkatkan stabilitas.
2.The crystal field stabilisation energy (CFSE)
3.Meskipun nilai CFSE tembaga(II) lebih rendah dari nickel(II), senyawa
oktahedral copper(II) lebih stabil dari Ni karena efek Jahn-Teller menghasilkan
kestabilan extra
28
10/5/2016
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Aplikasi kestabilan kompleks
Prediksi pembentukan kompleks
Masking agent
Pembentukan nanopartikel logam
29
10/5/2016
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Haemoglobin
O2
N
HO2C
Haemoglobin sebagai pembawa
N
Fe
N
N
NR
HO2C
oksigen dalam darah
Racun dan obat-obatan
CN- atau CO
N
HO2C
CO terikat kuat pada hamoglobin
N
Fe
N
N
20 kali dari O2
NR
HO2C
CN terikat kuat pada hamoglobin
10 kali dari CO
Hb(H2O) + O2  Hb(O2)
Hb(H2O) + CO  Hb(CO)
Hb(H2O) + CN-  Hb(CN)
K1 = 1,5 x 103 M-1
K1 = 3,3 x 105 M-1
K1 = 4,3 x 104 M-1
32
10/5/2016
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Pembentukan nanopartikel
Ag+
Nilai Kf yang besar menyebabkan konsentrasi Ag+ sangat kecil
Sehingga pembentukan nanopartikel lebih mudah.
33
10/5/2016
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Download