Makalah Biopsikologi “ANATOMI SISTEM SARAF” Chelsea Desteline Anggraini (1971008) Anrika (1971012) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR MAKASSAR 2020 A. Pendahuluan Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan (Feriyawati, 2006). Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf) (Bahrudin, 2013). Secara anatomi sistem saraf terbagi menjadi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). B. Tinjauan Pustaka I. Sistem Saraf Pusat (SSP) Sistem saraf pusat merupakan organ kompleks yang berfungsi untuk mengintegrasi, memproses, dan mengkoordinasi data sensorik dengan perintah motorik. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. a. Otak (Brain) Otak merupakan organ terbesar dan paling kompleks dalam tubuh. Otak tersusun dari sejumlah jaringan pendukung dan 100 miliar lebih sel saraf yang berkomunikasi dalam sistem dengan triliunan koneksi yang disebut sinapsis. Otak mempunyai 3 komponen, yaitu: 1. Otak Besar (Cerebrum) Otak besar merupakan bagian otak yang terbesar, terbagi menjadi 2 yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Secara umum, belahan otak kanan bertugas untuk mengontrol sisi kiri tubuh sedangkan belahan otak kiri bertugas untuk mengontrol sisi kanan tubuh. Permukaan luar cerebrum dinamakan cerebral cortex, area otak dimana sel saraf membuat koneksi yang disebut sinapsis (saraf yang mengendalikan aktivitas otak). Adapun bagian dalam cerebrum mengandung sel-sel saraf bermielin yang menyampaikan informasi antara otak dan spinal cord. Otak besar terdiri dari 4 bagian, yaitu: a) Lobus Frontal: pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir abstrak dan nalar, mengendalikan gerakan, ucapan, perilaku, memori, kepribadian, dan lainlain. b) Lobus Parietal: pusat kesadaranb sensorik, mengendalikan sensasi (ketika reseptor mengalami stimuli) seperti sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu. c) Lobus Temporal: mengendalikan indera pendengaran, berperan dalam pembentukan dan perkembangan emosi. Lobus temporal kiri juga mengendalikan fungsi bicara. d) Lobus Oksipital: mengendalikan penglihatan (menginterpretasi & memproses rangsang). 2. Otak Kecil (Cerebellum) Otak kecil posisinya lebih dekat dengan brainstem. Fungsi dari cerebellum ialah menjaga keseimbangan, pembelajaran motorik, dan koordinasi gerakan yang baik. Bila terjadi kerusakan pada cerebellum maka individu akan kehilangan kendali otot. 3. Batang Otak (Brainstem) Brainstem merupakan seikat jaringan saraf di dasar otak yang berfungsi sebagai stasiun pemancar yang menghubungkan otak besar ke saraf tulang belakang, serta mengirim dan menerima pesan antara berbagai bagian tubuh dan otak. Brainstem terdiri atas 3 bagian, yaitu: a) Otak Tengah (Mesencephalon) Merupakan bagian terkecil pada otak yang memiliki peran besar dalam proses penglihatan (visual) serta proses pendengaran. Terbagi menjadi 2, yaitu superior colliculi: pusat refleks gerakan kepala & bola mata ketika berespons terhadap rangsang visual dan inferior colliculi: pusat refleks gerakan kepala & tubuh ketika berepons terhadap rangsang suara. b) Pons Terletak di antara otak tengah dan medulla oblongata. Merupakan pusat pernapasan, yaitu pusat apneustik yang mengontrol kontraksi otot inspirasi dan pusat pneumotaksik yang mengontrol relaksasi otot pernapasan sehingga terjadi ekspirasi. c) Medulla Oblongata Merupakan salah satu bagian pada batang otak yang terletak di bawah pons. Medulla oblongata memiliki peran dalam mengontrol fungsi otonomik (tidak disadari) misalnya seperti pencernaan, fungsi pembuluh darah, detak jantung, serta menelan dan bersin. Medulla oblongata juga merupakan suatu organ yang bisa menghantarkan sebuah sinyal yang datang pada otak sebelum disampaikan menuju ke saraf tulang belakang. b. Sumsum Tulang Belakang (Spinal Cord) Sumsum tulang belakang adalah saraf tipis yang merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat dari otak serta dilindungi oleh tulang belakang. Fungsi sumsum tulang belakang yaitu mengumpulkan dan mengirim informasi ke otak, menerima pesan dari otak, menjadi jalan pintas bagi gerak refleks, dan mendistribusikan perintah ke saraf motorik. Spinal cord terbagi menjadi 2, yaitu: 1. Substansi Grisea Substansi grisea pada sumsum tulang belakang terbagi lagi dalam 2 fungsi khusus. Setiap bagiannya memiliki bagian yang disebut tanduk dorsal, tanduk ventral, dan tanduk lateral. Tanduk dorsal dan ventral terhubung dengan otot rangka, sedangkan tanduk lateral terhubung dengan otot jantung dan otot polos. 2. Substansi Alba Substansi alba terdiri dari serabut saraf yang disebut akson, yang memanjang naik dan turun di sepanjang medula spinalis. Setiap kelompok akson membawa informasi tertentu yang perlu dikomunikasikan. Saluran akson yang naik akan berkomunikasi dengan otak, sementara yang turun akan membawa sinyal dari otak ke berbagai otot dan kelenjar di seluruh tubuh. II. Sistem Saraf Tepi (SST) Sistem saraf tepi merupakan saraf yang terdiri dari sel-sel yang membawa informasi ke (sel saraf sensorik) dan dari (sel saraf motorik) sistem saraf pusat, yang letaknya di luar otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terbagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. a. Saraf Somatik (Sadar) Sistem saraf somatik adalah sistem saraf yang mengendalikan otot rangka dan menerima informasi dari kulit, otot, dan berbagai reseptor sensorik. Berdasarkan asalnya sistem saraf somatik terbagi 2, yaitu: 1. Saraf-Saraf Tulang Belakang (Spinal Nerves) Merupakan bagian dari sistem saraf pusat yang memiliki peran yang cukup vital bagi pergerakan dan inti dari pikiran individu. Mulai dari berjalan, berbicara, hingga bernafas. Oleh karena itu, jika saraf ini mengalami cedera, memberikan dampak yang cukup besar pada tubuh. 2. Saraf-Saraf Kepala (Cranial Nerves) Kelompok saraf yang bersumber dari kepala disebut saraf kranial. Ada 12 saraf kranial di kepala dan masing-masing memiliki tugas spesifik yang berbeda. Saraf inii juga sering disebut dalam angka romawi, yaitu: a) Saraf Kranial I (Olfaktori) Berperan dalam penciuman, saraf tersebut mengirim informasi dari hidung ke otak terkeit bau yang ada di sekitar kita. b) Saraf Kranial II (Optik) Berperan dalam sensori (penglihatan), saat menerima cahaya dari luar bersamasama dengan bagian-bagian mata lainnya, saraf ini akan membantu menyampaikan informasi ke otak untuk diolah sehingga kita bisa mengenali objek yang dilihat. c) Saraf Kranial III (Okulomotor) Saraf ini memiliki 2 fungsimotorik, yaitu mengontrol fungsi otot serta respon pupil di mata. Saraf inilah yang mengatur 4 dari total 6 otot yang ada di sekitar mata bergerak dan focus pada objek tertentu. Saraf okulomotor juga membantu mengontrol ukuran pupil, sebagai respon terhadap cahaya yang diterima mata. d) Saraf Kranial IV (Troklear) Berperan dalam mengontrol otot oblik superior untuk menggerakkan bola mata ke bawah, atau saat melotot dan kembali seperti semula. e) Saraf Kranial V (Trigeminal) Merupakan saraf terbesar dan memegang kedua fungus, motorik maupun sensorik. Terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu optalmikus, maksilaris, dan mandibular. f) Saraf Kranial VI (Abdusen) g) h) i) j) Berperan dalam mengatur pergerakan otot yang disebut dengan otot rektus lateral. Otot inifungsinya berhubungan dengan pergerakan mata. Abdusen jga berperan saat mata melotot atau melirik. Saraf Kranial VII (Fasialis) Memiliki fungsi motorik dan sensorik. Saraf fasialis terdiri dari 4 percabangan yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Saraf Kranial VIII (Vestibulokoklea) Berperan dalam pendengaran dan membantu keseimbangan manusia. Saraf ini mengandung 2 komponen, yaitu saraf vertibular yang membantu tubuh merasakan adanya perubahan posisi kepala akibat gaya gravitasi, lalu tubuh akan menggunakan informasi ini untuk tetap berada di posisi seimbang. Saraf koklearis yaitu saraf yang membantu manusia mendengar serta mendeteksi getaran dari suara. Saraf Kranial IX (Glossofaringel) Peran dalam fungsi sensorik yaitu saraf ini menerima informasi dari tenggorokan, tonsil, telinga tengah, dan lidah bagian belakang. Saraf ini juga berperan untuk merasakan sensasi di lidah bagian belakang Peran dalam fungsi motorik yaitu saraf ini dapat mengatur pergerakan otot stilofaringeus yang memungkinkan tenggorokan untuk melebar dan memendek. Saraf Kranial X (Vagus) Bagian sensorik berperan dalam merasakan sensasi dari telinga bagian luar, tenggorokan, jantung, dan organ-organ yang terdapat di perut. Bagian motorik berperan dalam mendukung pergerakan tenggorokan dan langit-langit mulut bagian lunak. Bagian parasimpatik berperan dalam mengatur detak jantung dan mempersarafi otot halus di saluran pernapasan, paruparu, dan saluran cerna. k) Saraf Kranial XI (Aksesorius) Berperan untuk mendukung motorik atau pergerakan dari otot leher, sehingga kita dapat menggerakkan leher sesuai keinginan. l) Saraf Kranial XII (Hipoglosus) Saraf ini berperan untuk tugas motorik, sebab saraf ini yang mengatur pergerakan lidah. Berdasarkan arah impuls yang dibawa sistem saraf somatik terbagi atas 2, yaitu: 1. Sistem Saraf Aferen Berperan dalam membawa sinyal sensorik ke sistem saraf pusat. 2. Sistem Saraf Eferen Berperan dalam membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan juga kelenjar-kelenjar. b. Saraf Otonom (Tidak Sadar) Sistem saraf otonomik adalah sistem saraf yang mengendalikan kelenjar dan otot polos, yang mencakup otot jantung, otot-otot di pembuluh darah, dan otot-otot di bagian dalam lambung dan usus. Terbagi 2, yaitu: 1. Saraf Simpatik Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek. 2. Saraf Parasimpatik Saraf parasimpatik memiliki urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. C. Kesimpulan Sistem saraf merupakan sistem yang mengatur semua bagian tubuh makhluk hidup. Sistem saraf berperan dalam menerima dan menyampaikan semua informasi yang diterimanya. Sistem saraf memiliki bagian-bagiannya lagi untuk menjalankan perannya masing-masing, jika terjadi cedera pada bagian sistem saraf maka informasi yang diterima dan disampaikannya juga akan salah atau tidak sesuai. DAFTAR PUSTAKA King, L. A. (2016). Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif. In Jakarta: Salemba Humanika Doktersehat.com. 20 Maret 2020. Fungsi Sum-Sum Tulang Belakang dan Bagian-Bagian Penting. Diakses pada 23 Maret 2020 Sehatq.com. 26 September 2019. Sistem Saraf pada Manusia, Si Penyokong Kehidupan. Diakses pada 23 Maret 2020 Sehatq.com. 13 Februari 2020. Peran 12 Saraf Kranial di Kepala, Penting untuk Penglihatan Hingga Jantung. Diakses pada 23 Maret 2020 “…”. Anatomi Sistem Saraf. Diakses pada 21 Maret 2020 “…”. Anatomi Sistem Saraf-Website StaffUI. Diakses pada 21 Maret 2020 Catatan dari psikologi umum https://www.wikipedia.org/