Uploaded by User56605

Chapter II

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi
Glaukoma merupakan suatu kumpulan gejala yang mempunyai
suatu karakteristik optik neuropati yang berhubungan dengan hilangnya
lapangan pandang. Walaupun kenaikan tekanan intra okuli adalah salah
satu dari faktor risiko primer, ada atau tidaknya faktor ini tidak merubah
definisi penyakit. (Skuta, 2009-2010)
2.2.
Patofisiologi
Terdapat tiga faktor penting yang menentukan tekanan bola mata,
yaitu :
1. Jumlah produksi akuos oleh badan siliar
2. Tahanan aliran akuos humor yang melalui sistem trabekular
meshwork-kanalis Schlem.
3. Level dari tekanan vena episklera.
Umumnya peningkatan TIO disebabkan peningkatan tahanan aliran
akuos humor.
Akuos humor dibentuk oleh prosesus siliaris, dimana masingmasing prosesus ini disusun oleh lapisan epitel ganda, dihasilkan 2-2,5
ul/menit mengalir dari kamera okuli posterior, lalu melalui pupil mengalir ke
kamera okuli anterior. Sebagian besar akan melalui sistem vena, yang
terdiri dari jaringan trabekulum, justakanalikuler, kanal Schlem dan
selanjutnya melalui saluran pengumpul (collector channel). Aliran akuos
humor akan melewati jaringan trabekulum sekitar 90%. Sebagian kecil
akan melalui struktur lain pada segmen anterior hingga mencapai ruangan
supra koroid, untuk selanjutnya akan keluar melalui sklera yang intak atau
serabut saraf maupun pembuluh darah yang memasukinya. Jalur ini
disebut juga jalur uvoesklera (10-15%) (Svern P, et.al., 2008) (Lee BL
et.al., 1998) (Nutheti R, et.al, 2006) (Freeman EE, et.al, 2008).
Tekanan bola mata yang umum dianggap normal adalah 10-21
mmHg. Pada banyak kasus peningkatan bola mata dapat disebabkan oleh
peningkatan resistensi aliran akuos humor. Beberapa faktor risiko dapat
menyertai perkembangan suatu glaukoma termasuk riwayat keluarga,
usia, jenis kelamin, ras, genetik, variasi diurnal, olahraga, obat-obatan.
(Svern P, et.al., 2008) (Freeman EE, et.al, 2008).
Proses kerusakan papil saraf optik (cupping) akibat tekanan intra
okuli yang tinggi atau gangguan vaskular ini akan bertambah luas seiring
dengan terus berlangsungnya kerusakan jaringan sehingga skotoma pada
lapangan pandang makin bertambah luas. Pada akhirnya terjadi
penyempitan lapangan pandang dari ringan sampai berat. (Svern P, et.al.,
2008) (Nutheti R, et.al, 2006)
Glaucomatous optic neuropathy adalah tanda dari semua bentuk
glaukoma. cupping glaucomatous awal terdiri dari hilangnya akson-akson,
pembuluh darah dan sel glia. Perkembangan glaucomatous optic
neuropathy merupakan hasil dari berbagai variasi faktor, baik instriksi
maupun ekstrinsik. Kenaikan TIO memegang peranan utama terhadap
perkembangan glaucomatous optic neuropathy. (Svern P, et.al., 2008)
Terdapat
dua
hipotesis
yang
menjelaskan
perkembangan
glaucomatous optic neuropathy, teori mekanik dan iskemik. Teori mekanik
menekankan pentingnya kompresi langsung serat-serat akson dan
struktur pendukung nervus optikus anterior, dengan distorsi lempeng
lamina kribrosa dan interupsi aliran aksoplasmik, yang berakibat pada
kematian sel ganglion retina (RGCs). Teori iskemik fokus pada
perkembangan potensial iskemik intraneural akibat penurunan perfusi
nervus atau proses instrinsik pada nervus optikus. Gangguan autoregulasi
pembuluh darah mungkin menurunkan perfusi dan mengakibatkan
gangguan saraf. Pembuluh darah optik secara normal meningkat atau
menurunkan
tekanannya
memelihara
aliran
darah
konstan,
tidak
tergantung TIO dan variasi tekanan darah. (Svern P, et.al., 2008) (Lee BL
et.al., 1998)
Pemikiran
terbaru
tentang
glaucomatous
optic
neuropathy
mengatakan bahwa kedua faktor mekanik dan pembuluh darah mungkin
berperan terhadap kerusakan. Glaukoma adalah seperti suatu kelainan
family heterogen dan kematian sel ganglion terlihat pada glaucomatous
optic neuropathy yang bermediasi oleh banyak faktor.
2.3.
Klasifikasi
Adapun menurut American of Ophthalmology glaukoma dibagi atas:
2.3.1. Glaukoma Sudut Terbuka
Penyebabnya secara umum adalah sebagai suatu ketidaknormalan
pada matriks ekstraselular trabekular meshwork dan pada sel
trabekular pada daerah jukstakanalikuler, meskipun juga ada di
tempat lain. Sel trabekular dan matriks ekstraselular disekitarnya
diketahui ada pada tempat agak sedikit spesifik.
2.3.1.1. Glaukoma Primer Sudut Terbuka/Primary Open Angle Glaucoma
(POAG)
POAG terjadi ketika tidak terdapat penyakit mata lain atau penyakit
sistemik yang menyebabkan peningkatan hambatan terhadap aliran
akuos atau kerusakan terhadap saraf optik, biasanya disertai
dengan
peningkatan
TIO.
Glaukoma
primer
sudut
terbuka
merupakan jenis glaukoma terbanyak dan umumnya mengenai
umur 40 tahun ke atas. POAG dikarakteristikkan sebagai suatu
yang kronik, progresif lambat, optik neuropati dengan pola
karakteristik kerusakan saraf optik dan hilangnya lapangan
pandang. POAG didiagnosa dengan suatu kombinasi penemuan
termasuk tingkat TIO, gambaran diskus optik, dan hilangnya
lapangan pandang. Tekanan bola mata merupakan faktor resiko
penting walaupun beberapa keadaan lain dapat menjadi faktor
yang berpengaruh seperti riwayat keluarga, ras, miopia, diabetes
mellitus dan lain-lain. (Skuta, 2009-2010)
Patogenesis naiknya TIO pada POAG disebabkan oleh
karena naiknya tahanan aliran akuos humor di trabekular
meshwork. Kematian sel ganglion retina timbul terutama melalui
apoptosis (program kematian sel) daripada nekrosis.
Banyak faktor yang mempengaruhi kematian sel, tetapi pendapat
terbaru masih dipertentangkan adalah kerusakan akibat iskemik
dan mekanik. (Skuta, 2010-2011)
2.3.1.2.
Glaukoma dengan Tensi Normal
Kondisi ini adalah bilateral dan progresif, dengan TIO dalam
batas normal. Banyak ahli mempunyai dugaan bahwa faktor
pembuluh
darah
lokal
mempunyai
peranan
penting
pada
perkembangan penyakit. Merupakan bagian dari glaukoma primer
sudut terbuka, tanpa disertai peningkatan TIO. (Skuta, 2010-2011)
2.3.1.3.
Glaukoma Suspek
Glaukoma suspek diartikan sebagai suatu keadaan pada
orang dewasa yang mempunyai satu dari penemuan berikut paling
sedikit pada satu mata yaitu:
•
Suatu defek nerve fiber layer atau nervus optikus perkiraan
glaukoma (perluasan cup-disc ratio, asimetris cup-disc ratio,
notching neural rim, perdarahan diskus, ketidaknormalan lokal
atau difus pada nerve fiber layer).
•
Ketidaknormalan lapangan pandang sesuai dengan glaukoma.
•
Peningkatan TIO > 21 mmHg. (Kansky, 2003)
Biasanya, jika terdapat dua atau lebih tanda diatas maka
dapat mendukung diagnosa untuk POAG, khususnya bila terdapat
faktor-faktor risiko lain seperti usia > 50 tahun, riwayat keluarga
glaukoma, dan ras hitam, juga sudut bilik mata terbuka pada
pemeriksaan gonioskopi. (Svern P et.al, 2008)
2.3.1.4. Glaukoma Sekunder Sudut Terbuka
Bila terjadi peningkatan tekana bola mata sebagai akibat
menifestasi penyakit lain maka glaukoma ini disebut sebagai
glaukoma sekunder. Contoh glaukoma jenis ini adalah:
•
Sindroma Pseudoeksfoliasi (Exfoliation Syndrome)
•
Galukoma Pigmenter (Pigmentary Glaucoma)
•
Glaukoma akibat kelainan lensa
•
Glaukoma akibat tumor intraokuli
•
Glaukoma akibat inflamasi intraokuli
Pada glaukoma pseudoeksfoliasi dijumpai endapan bahan-
bahan berserat mirip serpihan pada kapsul dan epitel lensa, pinggir
pupil, epitel siliar, epitel pigmen iris, stroma iris, pembuluh darah
iris, dan jaringan subkonjungtiva. Pada glaukoma ini material
serpihan tersebut akan mengakibatkan obstruksi trabekulum dan
mengganggu aliran akuos humor. Asal material ini secara pasti
tidak diketahui, kemungkinan berasal dari berbagai sumber sebagai
bagian dari kelainan membaran dasarumum. (Skuta, 2009-2010)
(Skuta, 2010-2011)
2.3.2. Glaukoma Sudut Tertutup
Glaukoma sudut tertutup didefenisikan sebagai aposisi iris
perifer terhadap trabekular meshwork dan menghasilkan penurunan
aliran akuos humor melalui sudut bilik mata. Mekanisme terjadinya
glaukoma sudut tertutup dibagi dalam 2 kategori yaitu :
•
Mekanisme yang mendorong iris ke depan dari belakang
•
Mekanisme yang menarik iris ke depan dan kontak dengan
trabecular meshwork Blok pupil yang terjadi akibat iris yang
condong kearah depan sering menyebabkan glaukoma sudut
tertutup. Aliran akuos humor dari posterior ke anterior akan
terhalang. Dengan diproduksinya akuos humor terus-menerus
sementara tekanan bola mata terus naik, maka akan sekaligus
menyebabkan terjadinya pendorongan iris menekan jaringan
trabekulum sehingga sudut bilik mata menjadi sempit.. (Kansky,
2003)
2.3.2.1. Glaukoma Primer Sudut Tertutup dengan Blok Pupil Relatif
Glaukoma dengan blok pupil relatif ini timbul bila terdapat
hambatan gerakan akuos humor melalui pupik karena iris
kontak dengan lensa, capsular remnants, anterior hyaloid atau
vitreous-occupying substance (udara, minyak silikon). Blok pupil
relatif ini diperkirakan penyebab yang mendasari lebih dari 90 %
glaukoma primer sudut tertutup. (Kansky, 2003)
2.3.2.2. Glaukoma Sudut Tertutup Akut
Timbul ketika tekanan intra okuli meningkat dengan cepat
sebagai akibat bendungan yang tiba-tiba dari trabekular
meshwork oleh iris. Khasnya terjadi nyeri mata, sakit kepala,
kabur, halo, mual, muntah, karena tingginya TIO menyebabkan
edema epitel. (Kansky, 2003)
2.3.2.3. Glaukoma Sudut Tertutp Subakut (Intermiten)
Glaukoma sudut tertutup akut yang berulang dengan gejala
ringan dan sering didahului dengan peningkatan tekanan intra
okuli. Gejala yang timbul dapat hilang secara spontan, terutama
pada waktu tidur karena dapat menginduksi miosis. (Kansky,
2003)
2.3.2.4. Glaukoma Sudut Tertutup Kronik
Tekanan intra okuli meningkat disebabkan bentuk ruang anterior
yang bervariasi dan menjadi tertutup secara permanen oleh
sinekia posterior. Penyakit ini cenderung terdiagnosa pada
stadium akhir, sehingga menjadi penyebab kebutaan terbanyak
di Asia Tenggara. (Kansky, 2003)
2.3.2.5. Glaukoma Sekunder Sudut Tertutup dengan Blok Pupil
Dapat disebabkan oleh glaukoma fakomorfik (disebabkan oleh
lensa yang membengkak), ektopia lentis (perubahan letak lensa
dari posisi anatomisnya), blok pupil juga dapat terjadi pada mata
afakia dan pseudofakia. (Kansky, 2003)
2.3.2.6. Glaukoma Sudut Tertutup tanpa Blok Pupil
Glaukoma Sekunder ini dapat terjadi oleh karena 1 dari 2
mekanisme berikut:
1. Kontraksi dari inflamasi, perdarahan, membran pembuluh
darah, band, atau eksudat pada sudut yang menyebabkan
perifer anterior sinekia (PAS).
2. Perubahan tempat ke depan dari diafragma lensa-iris,
sering disertai pembengkakan dan rotasi ke depan badan
siliar.
Yang termasuk glaukoma ini seperti glaukoma neovaskular,
sindrom iridokorneal endothelial (ICE), tumor, inflamasi, aquos
misdirection, dan lain-lain.. (Skuta, 2007)
2.3.2.7. Sindrom Plateau
Gambarannya sebagai suatu konfigurasi yang tidak khas dari
sudut kamera okuli anterior sebagai akibat dari glaukoma akut
dan kronik. Glaukoma sudut tertutup primer dengan atau tanpa
komponen blok pupil, tetapi lebih sering terjadi blok pupil.
(Kansky, 2003)
2.3.3. Glaukoma pada Anak
Glaukoma infantil atau kongenital primer ini timbul pada saat
lahir atau dalam 1 tahun kehidupannya. Kondisi ini disebabkan
kelainan perkembangan sudut bilik depan yang menghambat aliran
akuos humor. (Kansky, 2003)
Patofisiologi terjadinya ada dua, yang pertama bahwa
ketidaknormalan membran atau sel pada trabekular meshwork
adalah mekanisme patologik primer, yang kedua adalah anomali
segmen luas, termasuk insersi abnormal muskulus siliaris. (Kansky,
2003)
2.3.3.1. Glaukoma Kongenital Primer
Glaukoma primer yang dijumpai pada saat baru lahir hingga
usia 1 tahun. (Kansky, 2003)
2.3.3.2. Glaukoma disertai dengan Kelainan Kongenital
Disertai dengan penyakit mata (misalnya disgenesis segmen
anterior, aniridia) juga dengan penyakit sistemik (rubella, sindrom
Lowe).
2.3.3.3. Glaukoma Sekunder pada bayi dan anak
Sebagai contoh glaukoma sekunder akibat retinoblastoma
atau trauma. (Skuta, 2009-2010)
2.4.
Evaluasi Klinis Nervus Optikus
Nervus
optikus
mengandung
jaringan
neuroglial,
matriks
ekstraselular serta pembuluh darah. Nervus optik manusia mengandung
kira-kira 1,2-1,5 juta akson dari sel ganglion retina. Papil nervus optikus
atau diskus optikus dibagi atas 4 lapisan yaitu : lapisan nerve fiber dapat
dilihat langsung dengan oftalmoskopi. Lapisan ini diperdarahi oleh arteri
retina sentral. Lapisan kedua atau prelaminar region secara klinis dapat
dievaluasi adalah area sentral papil optik. Daerah ini diperdarahi oleh
arteri siliaris posterior. Pada nervus optikus dapat diperiksa dengan
oftalmoskop direk, oftalmoskop indirek atau slit lamp yang menggunakan
posterior pole lens. (Skuta, 2009-2010) (Skuta, 2010-2011)
Kepala nervus optikus atau diskus optik, biasanya bulat atau sedikit
oval dan mempunyai suatu cup sentral. Jaringan antara cup dan pinggir
diskus disebut neural rim atau neuroretinal rim. Pada orang normal, rim ini
mempunyai kedalaman yang relatif seragam dan warna yang bervariasi
dari oranye sampai merah muda. Ukuran cup fisiologis dapat sedikit
meningkat sesuai umur. Orang kulit hitam yang bukan glaukoma rata-rata
mempunyai diskus yang lebih lebar dan cup-disc ratio lebih besar
disbanding emetropia dan hyperopia. CDR saja tidak adekuat menentukan
bahwa diskus optik mengalami kerusakan glaucomatous. (Skuta, 20102011)
Penting untuk membandingkan mata yang satu dengan sebelahnya
karena asimetri diskus tidak biasa pada orang normal. Rasio CDR vertikal
secara normal antara 0,1-0,4 walaupun sekitar 5 % orang normal
mempunyai rasio CDR yang lebih besar dari 0,6. Asimetris rasio CDR
lebih dari 0,2 terdapat pada kurang dari 1 % orang normal. (Skuta, 20102011).
2.5.
Penatalaksanaan
Pengobatan
terhadap
glaukoma
adalah
dengan
cara
medikamentosa dan operasi. Obat-obat anti glaukoma meliputi:
•
Prostaglandin analog-hypotensive lipids
•
Beta adrenergic antagonist (nonselektif dan selektif)
•
Parasimpatomimetik
(miotic)
agents,
termasuk
cholinergic
anticholinergic agents.
•
Carbinic anhydrase inhibitor (oral, topikal)
•
Adrenergic agonists (non selektif dan selektif alpha 2 agonist)
•
Kombinasi obat Hyperosmotics agents.
Tindakan operasi untuk glaukoma:
•
•
•
Untuk glaukoma sudut terbuka
-
Laser trabekuloplasti
-
Trabekulektomi
-
Full-thickness Sclerectomy
-
Kombinasi bedah katarak dan filtrasi
Untuk glaukoma sudut tertutup
-
Laser iridektomi
-
Laser gonioplasti atau iridoplasti perifer
Prosedur lain untuk menurunkan tekanan intraokuli
-
Pemasangan shunt
-
Ablasi badan siliar
dan
•
-
Siklodialisis
-
Viskokanalostomi
Untuk glaukoma kongenital
-
2.6.
Goniotomi dan trabekulotomi
Patogenesis
Penyebab pasti glaukoma sudut terbuka belum pasti diketahui.
Peningkatan TIO pada POAG disebabkan karena peningkatan tahanan
aliran pada trabekular meshwork dimana dengan pertambahan usia terjadi
proses
degenerasi
dan
sklerosia/iskemik
di
trabkuler
meshwork.
Sedangkan pada glaukoma sudut tertutup primer (PACG) terjadi karena
mekanisme
terdorongnya
iris
ke
belakang
menyentuh
trabekular
meshwork menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris ferifer.
(Skuta, 2010-2011)
2.7.
Menilai Kualitas Hidup
Dalam melakukan penilaian kualitas hidup, banyak faktor yang turut
berperan. Aspek yang dinilai harus meliputi aspek fisik, social dan
produkvititas seorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Hal ini
menjadi sangat sulit karena tiap-tiap individu mempunyai kegiatan,
kemampuan ekonomi, kemandirian dan peran yang berbeda-beda di
masyarakat. Tidak ada standar baku yang dapat dipakai bersama-sama,
dan hal inilah yang menyebabkan instrumen penilaian kualitas hidup
masih terus mengalami modifikasi. (Mengione CM, Pitts J, et.al., 1998)
Pada individu yang biasa hidup mandiri maka perubahan fungsi
penglihatan
yang
kecil
saja
akan
menimbulkan
keluhan
dan
mempengaruhi kualitas hidupnya. Sebaliknya individu yang dalam
hidupnya selaku dekat dengan pertolongan orang lain, perubahan fungsi
penglihatan kecil mungkin belum memberikan pengaruh apa-apa terhadap
individu tersebut. Oleh karena itu indikator klinis harus diterjemahkan
dalam bentuk keluhan sesuai aktivitas sehari-hari agar seseorang
menyadari perubahan kualitas hidup yang terjadi pada dirinya. (Mengione
CM, Pitts J, et.al., 1998) (Clemons TE, Chew EY, Bressler SB et al, 2003)
2.8.
Kualitas Hidup Berhubungan dengan Kesehatan Umum
Untuk menilai kualits hidup yang berhubungan dengan kesehatan
secara umum dapat menggunakan instrument kuesioner sebagai berikut :
•
The Sicness Impact Profile (SIP)
Kuesioner ini dikembangkan untuk melihat pengaruh suatu penyakit
atau tindakan operasi terhadap perubahan perilaku seseorang.
Kuesioner ini dapat menyajikan penilaian dasar terhadap fungsi
kesehatan seseorang secara umum.
•
The 36 Item Short Form Health Survey (SF-36) dan Medical
Outcome Study (MOS-20)
SF 36 mengandung variasi pernyataan yang dikelompokkan
menjadi 8 subskala. SF 36 menilai status fisik dan mental serta
pengaruhnya pada kemampuan melakukan fungsi kehidupan
sehari-hari. Kuesioner ini mempunyai korelasi yang lemah dengan
ketajaman penglihatan dan gangguan lapang pandang sehingga
kurang cocok untuk diaplikasikan pada penderita glaucoma. MOS
20 adalah bentuk yang lebih singkat dari SF36. (Spacth G,Walt J,
Keener J., 2006) (Svern P, Scott F, Finch T, May C., 2008).
2.9.
Kualitas Hidup Berhubungan dengan Penglihatan
Instrumen kuesioner yang dikembangkan khusus untuk menilai
kualitas hidup berhubungan dengan penglihatan adalah sebagai berikut :
(Spacth G., et.al, 2006)
•
Activities Daily Vision Scale (ADVS)
ADVS merupakan kuesioner pertama yang dikembangkan untuk
menilai kualitas hidup berhubungan dengan penglihatan.
•
VF-14
Kuesioner ini dikembangkan untuk melihat pengaruh katarak dan
aktivitas yang berhubungan dengan penglihatan. VF 14 memiliki
korelasi signifikan dengan ketajaman penglihatan. Hasil evaluasi
VF 14 memiliki korelasi signifikan dengan ketajaman penglihatan.
Hasil evaluasi VF 14 3X lebih sensitif terhadap perubahan
penglihatan. Ketika diaplikasikan kepada penderita glaukoma maka
hasil yang didapat bersesuaian dengan kehilangan lapang pandang
yang diderita, namun saat dibandingkan dengan kontrol orang
normal secara statistik kurang signifikan.
•
Visual Activities Questionnaire (VAQ)
Kuesioner ini berisi 33 pertanyaan dalam 10 aspek penglihatan
yang juga meliputi penglihatan perifer, sensitivitas kontras, tajam
penglihatan, pengaruh glare, iluminasi pencahayaan rendah dan
adaptasi terang gelap. VAQ cukup baik berkorelasi dengan lapang
pandang. Konsistensi internal dan test-retest reproducibility cukup
baik pada penderita katarak. Salah satu kelebihan VAQ adalah
skoring untuk pertanyaan perifer berkorelasi baik dengan defek
lapang pandang perifer.
•
National Eye Institute Visual Function Questionnaire (NEI-VFQ)
Kuesioner ini terdiri dari 51 buah pertanyaan untuk
mengevaluasi fungsi kehidupan sehari-hari yang bergantung
kepada penglihatan serta kualitas hidup yang dipengaruhi berbagai
macam keadaan mata. Hasil penilaiannya menunjukkan korelasi
yang baik dengan variabel klinis. NEI-VFQ telah digunakan untuk
menilai pengaruh berbagai kondisi yang menyebabkan penurunan
penglihatan terhadap kualitas hidup.
Penilaian yang dilakukan dengan NEI-VFQ meliputi :
kesehatan Umum, penglihatan umum, nyeri pada mata, aktivitas
dengan penglihatan dekat, aktivitas dengan penglihatan jauh,
fungsi sosial,
kesehatan mental,
kesulitan berperan dalam
masyarakat, ketergantungan, berkendaraan, penglihatan warna,
penglihatan perifer.
2.10. Kualitas Hidup Berhubungan dengan Glaukoma
Untuk mengevaluasi kualitas hidup pada penderita glaukoma dapat
menggunakan instrumen kuesioner khusus yang dirancang untuk
glaukoma, kuesioner itu antara lain : (Spacth G,Walt J, Keener J., 2006)
(Svern P, Scott F, Finch T, May C., 2008) (Lee BL, Guetierrez P, Gordon
M et.al., 1998)
•
Glaucoma Symptom Scale
Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan seputar apa yang dialami
sehari-hari oleh penderta glaukoma. Pertanyaan terbagi atas 2
bagian yaitu seputar, keluhan visual dan nonvisual.
•
The Glaukoma Quality of Life 15 Questionnaire
Kuesioner ini dikembangkan dengan memilih pertanyaan yang
jawabannya berhubungan dengan derajat keparahan kehilangan
lapang pandang. Pertanyaan dalam kuesioner tersebut terdiri dari 4
kategori: mobilitas kegiatan di luar rumah, kondisi glare/lightning,
aktivitas menggunakan penglihatan perifer, pekerjaan rumah
tangga, dan personal care.
2.11. Kerangka Konsepsional
Kerangka
konsepsional
merupakan
kerangka
yang
menggambarkan dan mengarahkan asumsi mengenai elemen-elemen
yang diteliti. Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dipaparkan
dalam latar belakang dan dari tinjauan kepustakaan yang ada, maka
kerangka konsep digambarkan sebagai berikut :
Variable Indenpenden
-
Variabel Dependen
Lama penyakit diderita
Lama pemakaian obat
Usia
Kualitas hidup penderita
glaukoma
2.12. Definisi Operasional
1. Subjek penelitian adalah penderita glaukoma dengan POAG dan
PACG.
2. Penderita glaukoma dalam penelitian ini adalah pasien yang telah
menderita
glaukoma
jenia
PACG
dan
POAG
yang
telah
menjalankan terapi medika mentosa minimal 1 bulan.
3. Instrument kuesioner dalam penelitian ini adalah modifikasi
nasional eye institute visual function questionnaire.
4. Tajam penglihatan adalah visus terbaik pasien diukur dengan
Snellen Chart pada mata dengan glaukoma
5. Lama penyakit yang diderita adalah periode waktu sejak pasien
didiagnosis menderita glaukoma hingga saat pasien di sertakan
dalam penelitian.
6. Terapi medika mentosa adalah obat-obatan yang dipakai subyek
penelitian untuk menurunkan tekanan bola mata
7. Penderita glaukoma unilateral adalah penderita glaukoma pada
satu mata
8. Penderita glaukoma bilateral adalah penderita pada kedua mata.
Download