Uploaded by User56602

IKD 2 TM 8 -Konsep Eliminasi

advertisement
KONSEP ELIMINASI
MK: IKD
Rr Dian Tristiana
Dept Jiwa, Gerontik dan Komunitas
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada Akhir Pembelajaran, Mahasiswa diharapkan mampu
1. Menjelaskan anatomi fisiologi organ-organ yang berperan dalam
eliminasi Urin
2. Menjelaskan permasalahan terkait eliminasi uri
3. Menjelaskan proses asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
eliminasi uri
KONSEP ELIMINASI
 Sekresi dan Eksresi fisiologis produk buangan oleh ginjal dan
usus.
 Proses eliminasi merupakan ukuran tidak langsung dari
kesehatan secara umum.
ELIMINASI URI
LATAR BELAKANG
 Urine production and elimination are one of the most important
mechanisms of body homeostasis
 all body systems are directly or indirectly affected by kidney function
eg. composition of blood is determined more by kidney function than
by diet
 main function of kidneys is to get rid of metabolic wastes
typically referred to as “excretory system”
excretory wastes = metabolic wastes (chemicals & toxins produced by
cells during metabolism)
FUNGSI UMUM SISTEM
PERKEMIHAN
1. removal of metabolic wastes & toxins but we have several
organs that serve an excretory function other than kidneys:
1) kidneys
2) Skin sweat glands rid body of water, minerals, some
nitrogenous wastes (ammonia)
3) Lungs: rid body of CO2 from energy metabolism of cells
4) liver: liver excretes bile pigments, salts, calcium, some
toxins
FUNGSI UMUM SISTEM
PERKEMIHAN
2. elimination of excess nutrients & excess hormones
3. helps to regulate blood volume & pressure
blood pressure is directly affected by the volume of fluids
retained or removed from body: eg. excessive salts
promote water retention greater volume & increases BP
eg. Dehydration lower volume & decreases BP
FUNGSI UMUM SISTEM
PERKEMIHAN
4. regulation of electrolytes & body pH
5. regulates Erythropoiesis
kidneys produce hormone = erythropoietin that regulates
erythropoiesis:
hypoxic secretes more erythropoietin
excessive O2inhibits hormone production
6. aids in calcium absorption affects the absorption of Calcium
from intestine by helping to activate Vitamin D circulating
in blood
ORGAN SISTEM PERKEMIHAN
 Organs:
kidneys– clean and filter blood
ureters– tubes that take urine to bladder
bladder – stores urine until eliminated
urethra– removes urine from body
ANATOMI SISTEM URINARIA/PERKEMIHAN
GINJAL
 dorsal body wall retroperitoneal
 behind parietal peritoneum just above
waist surrounded by renal capsule
 barrier against trauma and spread of
infections
 Organ berbentuk seperti kacang yang
terletak di rongga peritoneal
 Terdapat kelenjar suprarenal di bagian
atas
 Ginjal kanan terletak lebih rendah
dibandingkan dengan ginjal kiri
GINJAL
 Struktur ginjal :
 Hilus renalis
 Sinus renalis
 Pelvis renalis
 Parenkim renalis
 Lobulus renalis
GINJAL
 hilum = indentation where vessels and ureter
attach Frontal Section of Kidney cortex outer
zone of kidney medulla interior of kidney
 extensions of the cortex = renal columns
divides the medulla into 6-10 renal pyramids
papilla of each pyramid nestled in cup
shaped calyces-calyces converge to form
renal pelvis
GINJAL
 Hilus renalis  tempat struktur2 pembuluh darah, sistem
limfatik, saraf, ureter menuju & meninggalkan ginjal.
 Sinus renalis  rongga berisi lemak yg membuka pd hilus,
sbg jalan masuk & keluar ureter, vena, dan arteri renalis,
saraf & limfatik.
 Pelvis renalis, perluasan ujung proksimal ureter
 Parenkim renalis, jaringan ginjal yg menyelubungi struktur ginjal. Terbagi
atas
- Medula : terdiri dr massa trianguler yg disebut PIRAMIDA GINJAL.
- Korteks : tersusun dr tubulus & pembuluh darah nefron yg merupakan
unit structural & fungsional ginjal.
 Lobus renalis  tiap lobus terdiri atas 1 piramida.
GINJAL
 Satuan fungsional ginjal disebut nefron
 Jumlah nefron 1,3 juta tiap ginjal
 Tiap nefron memiliki 1 komponenvaskuler (kapilar) dan 1
komponen tubular.
 Nefron terdiri dari :Glomerulus, t4 pertama filtrasiTubulus
panjang, terdiri dari:1.tubulus proksimalis,2.loop of
henle,3.tubulus ; distalis,4.tubulus koligentes
GINJAL
Fungsi ginjal :
 Membuang sampah metabolik dari protein, ureum, kreatinin dan amoniak
 Regulasi cairan dan elektrolit (missal, Sodium, potassium & Calcium),
 Regulasi asam basa dan pH darah, dan eritopoisis
 Kontrol Osmoregulasi volume darah & konten cairan dlm tubuh
 Mempertahankan Homeostasis tekanan darah
 Detoksifikasi racun yang ada di darah
 Aktivasi vitamin D
 Menghasilkan glukosa melalui proses gluconeogenesis
URETER
 the rest of urinary system is “plumbing”renal pelvis
funnels urine to paired ureters
 tubular extensions of renal pelvisperistalsis moves urine
along to bladder
 Organ berbentuk tabung kecil untuk mengalirkan urine
dari ginjal ke dalam vesika urinaria
 Perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari
pelvis renalis yang merentang sampai vesika urinaria
URETER
 Tiap ureter panjangnya ± 25-30 cm, diameter 4-6 mm
 Dindingnya Terdiri atas 3 lapisan jaringan. Lapisan
fibrosa (luar), muskularis longitudinal dan otot polos
sirkuler (bagian tengah), epitelium mukosa (bag dalam).
 Lapisan otot memiliki aktivitas peristatik. Gelombang
peristaltic mengalirkan urine dari kandung kemih keluar
tubuh.
 setiap ureter akan masuk ke kandung kemih melalui
sfingter.
VESIKA URINARIA/BLADDER/KANDUNG KEMIH
 Organ muskular berongga yg berfungsi sbg
kontainer penyimpan/Menampung urine
sementara
 Kapasitas maksimal 300-450 ml.
 Lokasi : pd laki2 terletak tepat di belakang
simphisis pubis dan di depan rektal. Pada
perempuan, terletak agak di bawah uterus di
depan vagina
 Jika penuh mampu mencapai umbilikus di
rongga abdominopelvis
VESIKA URINARIA/BLADDER/KANDUNG KEMIH
 small, size of walnut when empty can
hold up to 800 ml (24 oz) voluntarily
up to 2000 ml (60 oz) when
obstructed
 wall consists of 4 layers (same as GI
tract):
mucosa-inner most layer secretes
mucous for protection from corrosive
effects of urine
submucosa -fibrous connective tissue
VESIKA URINARIA/BLADDER/KANDUNG KEMIH
muscularis-several smooth muscle layers
serosa-visceral peritoneum
 involuntary internal & voluntary external
urethral sphincters as bladder expands to
hold urine! activates stretch receptors in
wall that monitor volume! when volume
exceeds 200 ml the receptor signals enter
our conscious perception= desire to
urinate
URETRA -LAKI-LAKI Pada pria, uretra membawa cairan semen
dan urine. Panjang sekitar 20 cm,
melalui kelenjar penis.
 Uretra prostatik, dikelilingi oleh kel prostat.
Menerima 2 duktus ejakulator yang terbentuk
dari penyatuan duktus deferens dan duktus kel vesikel seminal.
 Uretra membranosa, bag terpendek (1 cm-2cm). Dikelilingi sfingter
uretra eksterna.
 Uretra kavernosa (berspons), bag terpanjang. Menerima duktus
kelenjar bulbouretra dan merentang sampai orifisium uretra
eksterna pd ujung penis.
 dual function:!rid body of urine! release of seminal fluid during
orgasm
URETRA –PEREMPUAN Pada wanita, ukuran pendek (3,75 cm),
membuka keluar tubuh mll orifisium
uretra eksterna yg terletak antara
klitoris dan mulut vagina.
 wanita lebih berisiko terjadinya infeksi
kandung kemih (sistitis) dan infeksi
saluran kemih (ISK)
FISIOLO
GI
GINJAL
FISIOLOGI GINJAL
 The kidneys play a very large role in human osmoregulation by regulating the amount of
water reabsorbed from the glomerular filtrate in kidney tubules, which is controlled by
hormones such as antidiuretic hormone (ADH), renin, aldosterone, and angiotensin I and
II.
 A basic example is that a decrease in water concentration of blood is detected by osmo
receptors in the hypothalamus, which stimulates ADH release from the pituitary gland to
increase the permeability of the wall of the collecting ducts and tubules in the nephrons.
Therefore, a large proportion of water is reabsorbed from fluid to prevent a fair
proportion of water from being excreted.
 The extent of blood volume and blood pressure regulation facilitated by the kidneys is a
complex process. Besides ADH secretion, the renin-angiotensin feedback system is
critically important to maintain blood volume and blood pressure homeostasis.
PEMBENTUKAN URIN
 urine formation in nephrons occurs by:
1. filtration
2. reabsorption
3. secretion
 Filtration involves the transfer of soluble components, such as water and waste, from
the blood into the glomerulus.
 Reabsorption involves the absorption of molecules, ions, and water that are necessary
for the body to maintain homeostasis from the glomerular filtrate back into the blood.
 Secretion involves the transfer of hydrogen ions, creatinine, drugs, and urea from the
blood into the collecting duct, and is primarily made of water.
 Blood and glucose are not normally found in urine.
PEMBENTUKAN URIN
 Filtration
 During filtration, blood enters the afferent arteriole and flows into the glomerulus
where filterable blood components, such as water and nitrogenous waste, will
move towards the inside of the glomerulus, and nonfilterable components, such
as cells and serum albumins, will exit via the efferent arteriole. These filterable
components accumulate in the glomerulus to form the glomerular filtrate.
 Normally, about 20% of the total blood pumped by the heart each minute will
enter the kidneys to undergo filtration; this is called the filtration fraction. The
remaining 80% of the blood flows through the rest of the body to facilitate tissue
perfusion and gas exchange.
PEMBENTUKAN URIN
 Reabsorption
 The next step is reabsorption, during which molecules and ions will be reabsorbed
into the circulatory system. The fluid passes through the components of the
nephron (the proximal/distal convoluted tubules, loop of Henle, the collecting
duct) as water and ions are removed as the fluid osmolarity (ion concentration)
changes. In the collecting duct, secretion will occur before the fluid leaves the
ureter in the form of urine.
PEMBENTUKAN URIN
 Secretion
 During secretion some substances±such as hydrogen ions, creatinine, and drugs—will be
removed from the blood through the peritubular capillary network into the collecting
duct. The end product of all these processes is urine, which is essentially a collection of
substances that has not been reabsorbed during glomerular filtration or tubular
reabsorbtion.
 Urine is mainly composed of water that has not been reabsorbed, which is the way in
which the body lowers blood volume, by increasing the amount of water that becomes
urine instead of becoming reabsorbed. The other main component of urine is urea, a
highly soluble molecule composed of ammonia and carbon dioxide, and provides a way
for nitrogen (found in ammonia) to be removed from the body. Urine also contains many
salts and other waste components. Red blood cells and sugar are not normally found in
urine but may indicate glomerulus injury and diabetes mellitus respectively.
GLOMERULAR FILTRATION RATE
 Glomerular filtration rate (GFR) is the measure that describes the total amount of
filtrate formed by all the renal corpuscles in both kidneys per minute. The
glomerular filtration rate is directly proportional to the pressure gradient in the
glomerulus, so changes in pressure will change GFR.
 GFR is also an indicator of urine production, increased GFR will increase urine
production, and vice versa.
URIN
 urine: A liquid excrement consisting of water, salts, and urea, which is made in the
kidneys then released through the urethra.
 Urine, a typically sterile liquid by-product of the body, is secreted by the kidneys
through a process called urination and excreted through the urethra. Urine is
often used as a diagnostic feature for many disease conditions. These may b
based on either physical or chemical components, that may give insight to
processes within the body, often through urinalysis, a common clinical analysis of
urine.
ELIMINASI URIN
 Proses pengosongan baldder yang terjadi akibat kontraksi otot destrusor
 Distensi kandung kemih  tekanan cairan ↑  merangsang reseptor
pada dinding bladder  menghasilkan keinginan untuk berkemih 
merangsang spinter internal  urin masuk ke uretra
 Eliminasi urin ± 1.500-3.000 L/hari
 Keinginan untuk berkemih terjadi ketika kandung kemih mengalami
distensi (terisi 150-300 cc urin)
 Karakteristik urin  volume, warna, kejernihan dan bau
Tanda-tanda
Warna
Bau
Kekeruhan
pH
Berat jenis
Jumlah
Karakteristik Urine Normal Pada Orang Dewasa Sehat
Deskripsi
Normal urine berwarna kuning jernih tetapi kadang-kadang intake obat-obatan dapat
mengubah warna urine.
Adanya perubahan warna urine dapat digunakan sebagai indikasi suatu proses penyakit
seperti hematuri maupun adanya pus.
Secara normal urine mempunyai bau. Bau digunakan untuk indikasi beberapa masalah
kesehatan seperti infeksi.
Normal urine terang dan transparan. Urine dapat menjadi keruh karena mucus atau pus.
Normal pH urine sedikit asam (4, 5-7, 5). Urine yang telah melewati temperatur ruangan
untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri. Pada vegetarian akan
dijumpai urine yang sedikit alkali.
Adanya berat atau derajat konsentrasi bahan yang dibandingkan dengan suatu volume yang
sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standart. Berat jenis normalnya 10101025.
Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari tetapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang
dimasukkan.
NORMAL CHEMICAL COMPOSITION OF URINE
 Urine is an aqueous solution of greater than 95% water, with a minimum of these
remaining constituents, in order of decreasing concentration:
 Urea 9.3 g/L.
 Chloride 1.87 g/L.
 Sodium 1.17 g/L.
 Potassium 0.750 g/L.
 Creatinine 0.670 g/L.
 Other dissolved ions, inorganic and organic compounds (proteins, hormones,
metabolites).
FACTORS AFFECTING ELIMINATION
 Pola eliminasi tergantung pada : factor fisiologis, emosional dan sosial
1. tingkat perkembangan (infant, pra sekolah, sekolah, dewasa, lansia)
2. Faktor psikososial (Ritme sirkadian seseorangm kebiasaan, kesempatan untuk
urinasi dan kecemasan)
3. Intake cairan dan makanan
4. Kondisi patologis
5. Medications
6. neuromuscular dan integritas dari spinal cord
Produksi Urin Abnormal
Poliuri
Oliguri
> 3000 cc/hari (dewasa)
> 2000 cc/hari (anak)
< 400 cc/hari
Anuria
< 100 cc/hari
Karakteristik Urin Abnormal
Hematuria
Darah di urin
Pyuria
Pus di urin
Proteinuria
Protein plasma di urin
Albuminuria
Albumin di urin
Glycosuria
Glukosa di urin
Ketonuria
Keton di urin
GANGGUAN ELIMINASI
URIN
 Infeksi saluran kemih : cystitis, ureteritis, pielonephritis
 Retensi urin
 Ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin dari
bladder
 Sering terjadi pada lansia (laki-laki) dengan BPH
 Obstruksi saluran kemih : urolitiasis
POLA ELIMINASI URIN
ABNORMAL
 Retensi urin  ketidakmampuan melakukan urinasi meskipun terdapat
dorongan atau keinginan
 Nokturia  Urine yang berlebihan pada malam hari
 Disuria  perasaan tidak nyaman pada saat BAK (nyeri, panas)
 Inkontinensia  eliminasi urine dari kandung kemih yang tidak terkendali
atau di luar keinginan
 Urgensi  Keinginan kuat untuk berkemih
 Enuresis  Urinasi di luar kehendak pada saat tidur
INKONTINENSIA URIN
1. Inkontinensia akibat stress  eliminasi urine diluar keinginan melalui
urethra sebagai akibat dari peningkatan mendadak pada tekanan intraabdomen
2. Urge inkontinensia  pasien merasakan dorongan atau keinginan yang kuat
untuk urinasi tetapi tidak mampu menahannya cukup lama sebelum mencapai
toilet
3. Overflow inkontinensia  eliminasi urine yang sering dan kadang-kadang
hampir terjadi terus-menerus pada kandung kemih
4. Inkontinensia fungsional  diversi urine inkontinensia dengan fungsi saluran
kemih bagian bawah yang utuh tetapi ada faktor lain, seperti gangguan
kognitif berat (Alzeimer)
ASSESSMENT
 Health history
 Pola berkemih
 Gejala dari perubahan berkemih
 Faktor yang mempengaruhi berkemih
 Physical examination
 Distensi bladder, pembesaran ginjal, nyeri tekan, tenderness
 Area genetalia diperiksa adanya inflamasi, lesi, secret, status hidrasi
 Diagnostic and laboratory data
 Karakteristik urin : warna, bau, kejernihan, jumlah
 Urinalisis : pH, berat jenis, adanya protein, glukosa atau darah
 Bun dan kreatinin
NURSING DIAGNOSIS
 Impaired Urinary Elimination
 Stress Urinary Incontinence
 Reflex Urinary Incontinence
 Urge Urinary Incontinence
 Functional Urinary Incontinence
 Total Urinary Incontinence
 Urinary Retention
ASSISTING CLIENT WITH URINARY ELIMINATION
- URINAL DAN BEDPAN  Bedpan dan urinal digunakan untuk
menampung urin dan feses dari
pasien dimana mereka tidak dapat
pergi ke kamar mandi atau output
urin akan diukur.
 Urinal  menampung urin dari
pasien pria
 Bedpan  Bedpan menampung urin
dan feses dari pasien wanita dan
feses dari pasien pria
KATETERISASI
Memasukkan selang (kateter) melalui uretra ke dalam vesica
urinaria
Tujuan pemasangan kateter :
- Melancarkan pengeluaran urin pada klien yang tidak dapat
mengontrol miksi atau mengalami obstruksi pada saluran
kemih.
- Memantau pengeluaran urin pad klien yang mengalami
gangguan hemodinamik
INDIKASI PEMASANGAN KATETER
 Menjaga klien inkontinensia tetap kering
 Meredakan distensi kandung kemih
 Mengkaji kesimbangan cairan secara akurat
 Menjaga bladder menjadi distensi selama prosedur pembedahan
 mengukur residu dalam vesica urinari
 Mendapatkan specimen urin yang steril
 Pasien retensi urin akut dan kronis
 Pasien gawat yang membutuhkan pengukuran output urin
 Pasien yang menjalani pembedahan urologi atau operasi lain terkait dengan saluran
genitourinary
KONTRAINDIKASI PEMASANGAN KATETER
 Pasien dengan prostatitis akut
 Pasien dengan suspek trauma urethral
 Pasien dengan riwayat striktur urethra
 Pasien yang baru selesai penjalani TURP (Trans-Urethral Reserction of the
Prostate) dalam jangka waktu 24 jam
 Pasien yang mengalami phymosis
 Pasien yang mengalami riwayat sulit dipasang kateter
 Pasien yang dicurigai mengalami hematuria
 Pasien yang mengalami atau menunjukkan tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
JENIS KATETER
 Kateter uretra
 Kateter suprapubik
 Kondom kateter
TIPE DAN UKURAN KATETER
 One-way catheter/single lumen catheter/kateter 1 jalur
 Two-way catheter/double lumen catheter/kateter double lumen
 Three-way catheter/triple lumen catheter/kateter triple lumen
 Catheter with integrated temperature sensor
 Ukuran kateter : anak (8-10 Fr), wanita (12-14 Fr), laki-laki (16-18 Fr),
gross hematuria (20-24 Fr) atau dengan kateter irigasi 3 way ukuran 20 –
30 F
PEDOMAN PEMASANGAN KATETER
 Prinsip pemasangan kateter adalah steril
 Fikassi balon dilakukan pada pemasangan kateter tetap
 Setelah pemasangan kateter perawat menjaga sistem
drainase untuk meminimalkan resiko infeksi
 Pengosongan urin bag dilakukan setiap 6-8 jam
 Urine bag ditempatkan lebih rendah daripada bladder
KOMPLIKASI PEMASANGAN KATETER
 Trauma urethral akibat peniupan balon fiksasi ketika
kateter belum sampai di vesica urinaria
 Infeksi Saluran Kemih (ISK)
 Perdarahan diakibatkan proses insersi kateter atau
peniupan balon
 Salah saluran akibat trauma saat insersi kateter
 Striktur urethra merupakan komplikasi lanjutan akibat
adanya cedera kronis pada uretra
Terima Kasih
Download