Uploaded by User56537

4BAB III, IV lap PKL.docx

advertisement
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Waktu, Tempat dan Teknis Pelaksana
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 4 minggu, dimulai
pada tanggal 24 Februari - 21 Maret 2020 yang bertempat di Apotek Mitra
Bersama di Jl. KH. Abul Hasan No.04, Kelurahan Pasar Pagi, Kecamatan
Samarinda Kota, Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Lokasi apotek
strategis karena berada di tengah kota, terletak di seberang counter handphone
terbesar di Samarinda yang banyak dilalui kendaraan sehingga pengunjung dapat
datang dari dua arah, serta tersedianya lahan parkir yang cukup luas, dan terdapat
beberapa praktek dokter yang diantaranya adalah; dokter spesialis anak, spesialis
kandungan, spesialis gigi, dan spesialis otot dan tulang. Apotek Mitra Bersama
melayani resep umum, penjualan obat wajib apotek (OWA), obat bebas, bebas
terbatas, perbekalan kesehatan, dan lain-lain.
Apotek Mitra Bersama memiliki swalayan kecil yang menyediakan
berbagai jenis vitamin, obat-obat bebas, suplemen, alat kesehatan, minuman
dingin, susu formula, perlengkapan bayi, sabun, dan lain-lain. Tersedia juga
ruang tunggu untuk penebusan resep dengan ruangan ber-AC sehingga para
pengunjung dapat menunggu dengan nyaman dan tempat bermain anak bagi
pengunjung atau pasien yang membawa anak agar anaknya dapat bermain selagi
menunggu. Bagian obat-obatan apotek juga cukup luas dan penataan obat disusun
berdasarkan kelas terapi atau bentuk sediaan yang ditata secara alfabetis. Tempat
31
32
penyerahan
dan
konsultasi
obat
berada
dibagian
depan
untuk
mempermudah penyerahan. Apotek Mitra Bersama buka setiap hari pada pukul
08.00-22.00 WITA. Shift kerja dibagi menjadi dua, yaitu shift pagi dan shift sore.
Shift pagi mulai pukul 08.00-16.00 WITA, sedangkan shift sore mulai pukul
14.00-22.00 WITA.
Teknis pelaksanaan yaitu cek stok obat, melayani pembelian obat,
merapikan susunan obat yang berada dietalase luar maupun dietalase dalam,
melakukan penerimaan order barang, memeriksa obat yang mendekati Expired
Date (ED), menentukan estimasi pemesanan obat, menerima dan mengerjakan
resep racikan atau non racikan, menulis etiket obat, menulis salinan resep,
menulis surat pesanan, menulis stok obat kosong di buku defecta, penyerahan
obat kepada pasien, serta pencatatan kartu stock.
B.
Pengelolaan Apotek Mitra Bersama
1.
Sumber Daya Manusia (SDM) Apotek
a.
PSA / Dokter Anak
: dr. Hendra, Sp.A
b.
Dokter Gigi
: drg. Hj. Suryani Astuti Tommy, M.Si
c.
Dokter Kandungan
: dr. Putri Fatma Adnan Tami L, Sp.OG
d.
Dokter Otot & Tulang
: dr. Rudy, Sp.OT
e.
Manajemen / Keunangan
: Lanvin Ferius Saputra
f.
Apoteker Pengelola Apotek : Yulie Christine Uyang, S.Farm., Apt
g.
Kasir
h.
Tenaga Teknis Kefarmasian :
1)
Dika Herdiyanti, A.md. Farm
: Marisca Novianti, S.Farm., Apt
33
2)
Winda Puspita Yuliana, A.md. Farm
3)
Muhammad Noor
4)
Sheila Indriyani
Sumber daya manusia yang ada di Apotek Mitra Bersama telah
memenuhi peraturan Mentri Kesehatan Nomor 31 tahun 2016 Tentang
Registrasi, Izin Paktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Dimana
Apoteker di Apotek Mitra Bersama telah memiliki ijazah dari institusi
pendidikan farmasi yang terakreditasi, Memiliki Surat Tanda Registrasi
Apoteker (STRA), memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku dan
memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) yang selalu diperbaharui
setiap 5 tahun sekali. Sedangkan setiap Asisten Apoteker (AA) juga
memiliki STRTTK yang selalu diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Apoteker
Pengelola Apotek bertindak untuk merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin, pengambil keputusan, dan mengawasi keseluruhan kegiatan
yang dilakukan di apotek, serta mampu berkomunikasi dengan pasien
maupun profesi kesehatan lainnya sehubungan dengan terapi pasien.
2.
Sarana dan Prasarana Apotek
Sarana dan Prasarana yang terdapat di Apotek Mitra Bersama dapat
diuraikan sebagai berikut :
a.
Lemari penyimpanan obat, kulkas, kartu stok barang, label, etiket,
kwitansi, plastik pembungkus, dll.
b.
Komputer untuk meja kasir, komputer server, mesin jenset, printer,
fax, telepon, dan handphone.
34
c.
Meja peracikan, meja yang digunakan untuk menulis etiket/copy
resep, kasir dan penyerahan obat.
d.
Peralatan peracikan seperti mesin pulverer, mortir, stamper,
timbangan, blender, erlenmeyer, beaker glass, gelas ukur, dan wadahwadah obat.
e.
Mesin pembayaran dengan kartu ATM
f.
Ruang ber-AC dan tempat duduk sebagai ruang tunggu
g.
Timbangan dan pengukur tinggi badan yang dapat digunakan
pengunjung
3.
h.
Swalayan
i.
Toilet
j.
Tempat bermain anak
k.
Lahan parkir yang luas
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya di
Apotek
Pengelolaan sediaan farmasi dan Perbekalan kesehatan lainnya
merupakan proses yang terdiri dari perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, administrasi dan keuangan dengan memadukan penggunaan
ilmu dan seni untuk mencapai tujuan organisasi tetapi tetap sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Adapun pengelolaan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan di Apotek Mitra Bersama sebagai berikut :
35
a.
Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan
harga dalam rangka pengadaan dengan tujuan mendapatkan jenis dan jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, serta menghindari kekosongan
obat di apotek. Proses perencanaan di Apotek Mitra Bersama dilakukan
berdasarkan pola peresepan oleh dokter, pola konsumsi masyarakat dan
perbekalan farmasi yang fast moving dan slow moving.
Khusus untuk perencanaan pembelian alat kesehatan hanya dilakukan
sesuai permintaan. Dengan ini diharapkan tidak terjadi penumpukan obat dan
obat yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pasien. Hal tersebut bertujuan
untuk mencegah kerugian akibat adanya obat yang kadaluarsa dan
berhentinya perputaran modal karena banyaknya barang yang menumpuk.
b.
Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
perbekalan farmasi di apotek sesuai dengan data perencanaan yang telah
disusun sebelumnya. Pengadaan barang meliputi proses pemesanan,
pembelian
dan
penerimaan
barang.
Pengadaan
barang
dilakukan
berdasarkan pada tingkat kebutuhan konsumen (pasien).
Pengadaan perbekalan farmasi di Apotek Mitra Bersama dilakukan
dengan cara just in time yaitu barang yang jumlah persediaannya sedikit
akan dipesan hari itu dan barang yang dipesan akan datang pada hari itu
juga. Pemesanan dilakukan dengan cara menghubungi pemasok melalui
36
salesman atau melalui telepon sehingga dapat mencegah terjadinya
kekosongan barang.
Pemesanan barang atau obat dengan golongan obat keras, obat bebas,
obat bebas terbatas, jamu, fitofarmaka dan obat herbal berstandar
digunakan surat pesanan regular (biasa) terdiri dari dua rangkap. Rangkap
yang pertama berwarna putih untuk PBF dan rangkap yang kedua berwarna
merah muda untuk arsip apotek. Khusus pemesanan obat golongan
narkotika dilakukan dengan menggunakan surat pesanan khusus narkotika
yang telah ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama lengkap,
jabatan, alamat rumah, nama distributor, alamat dan nomor telepon
distributor, jumlah dan jenis narkotika yang dipesan, nomor SIK nomor
SIA, dan stempel apotek. Setiap surat pesanan berlaku untuk satu jenis obat
narkotika. Surat pesanan narkotika terdiri dari empat rangkap yaitu warna
putih untuk PBF Kimia Farma, warna biru untuk BPOM, warna merah
muda untuk DINKES Kabupaten atau Kota dan warna kuning untuk arsip
apotek.
Sedangkan untuk pemesanan obat psikotropika dan prekursor
langsung ke PBF dengan menggunakan Surat Pesanan. Dimana satu surat
pesanan boleh memesan beberapa macam obat psikotropika yang
ditandatangani juga oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA). Surat pesanan
terdiri dari dua rangkap, rangkap pertama berwarna putih untuk PBF dan
rangkap kedua berwarna merah muda untuk arsip apotek.
37
c.
Penerimaan
Pada saat penerimaan barang, TTK/Apoteker akan mencocokkan
barang dengan faktur. Pemeriksaan meliputi:
1)
Nama obat
2)
Jumlah obat
3)
No Batch dan Bentuk sediaan
4)
Tanggal kadaluwarsa
5)
Tanggal penerimaan barang
6)
Alamat pengiriman barang
7)
Keadaan fisik obat dan kondisi diskon
Setelah pengecekan barang sesuai, TTK menyerahkan SP yang
sebelumnya sudah ditanda tangani oleh APA ke pihak ekspedisi atau
salesman. Barang yang tidak sesuai maka segera diretur/dikembalikan ke
distributor.
Penerimaan barang selain obat golongan psikotropik, narkotik, OOT
dan prekursor boleh ditandatangani TTK yang telah memiliki surat izin
kerja serta memberikan cap stempel apotek. Disetiap penyerahan SP
salesman wajib menandatangani copy-an SP dengan tujuan agar SP tidak
disalah gunakan oleh salesman dan sebagai bukti bahwa SP sudah pernah
diserahkan.
Faktur-faktur yang masuk akan diarsipkan sesuai tanggal menjadi
satu. Barang yang telah diterima disimpan di tempat masing- masing atau
disusun di lemari etalase dan nama barang serta jumlah barang yang masuk
38
ditulis dibuku sementara sebelum di pencatatan di kartu stoknya masingmasing.
d.
Penyimpanan
Penyimpanan obat/barang di Apotek Mitra Bersama dilakukan
menggunakan prinsip FIFO dan FEFO. Maksud dari FIFO (First In First
Out) yaitu barang yang lebih awal masuk harus dikeluarkan lebih dahulu
dan FEFO (First Expired First Out) yaitu obat yang tanggal kadaluarsa nya
lebih awal dikeluarkan lebih dahulu. Tujuan dari sistem ini untuk
menghindari kemungkinan terjadinya penumpukan barang yang dapat
berujung pada kadaluarsanya obat sebelum dapat dijual sehingga dapat
merugikan apotek.
Penyimpanan berbekalan farmasi di Apotek Mitra Bersama
dibedakan menjadi tiga yaitu :
1)
Penyimpanan Barang di Ruang Racikan
Penyimpanan barang dan perbekalan farmasi di ruang racikan
merupakan penyimpanan obat yang tidak dapat dibeli bebas.
Perbekalan farmasi tersebut dipisahkan sesuai dengan dokter penulis
resep yang disusun secara alfabetis dan dikelompokan sesuai dengan
efek farmakologisnya. Selain itu, beberapa perbekalan farmasi
dikelompokan berdasarkan bentuk sediaannya (sediaan padat, yaitu
tablet dan kapsul; semi padat, yaitu krim, salep dan gel; serta sediaan
cair yaitu sirup, drop, sirup kering, suspensi dan obat tetes). Terdapat
juga tempat khusus lemari pendingin untuk menyimpanan obat yang
39
harus disimpan pada suhu rendah seperti suppositoria, injeksi, dan
ovula. Disamping itu, terdapat rak penyimpanan obat yang khusus
diperuntukkan bagi obat generik dan paten. Sedangkan untuk
penyimpanan narkotika dan psikotropika disimpan secara terpisah
dari obat lainnya.
2)
Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika
Lemari penyimpanan narkotika dan psikotropika berada terletak
di atas wastafel didalam ruang racik. Obat-obat narkotika dan
psikotropika diletakkan di daerah yang tidak dapat dilihat oleh
pengunjung. Lemari ini terdiri dari dua pintu atau kunci ganda dan
tidak dapat dipindahkan. Penggunaan obat narkotika dan psikotropika
akan dilaporkan setiap bulan kepada BPOM dan Dinas Kesehatan.
3)
Penyimpanan Barang di Etalase Swalayan Farmasi
Barang-barang yang diletakkan di etalase merupakan barang-
barang yang dapat dibeli bebas tanpa resep dokter. Produk yang di
letakkan di etalase terbagi lagi menjadi beberapa bagian berdasarkan
dengan farmakologi obat dan bentuk sediaan obat, yang disusun di
rak dan gondola agar mudah dilihat dan tampak menarik oleh
konsumen. Produk etalase swalayan farmasi terdiri dari :
a)
Beauty Care yaitu rak sediaan farmasi yang ditujukan
untuk menjaga kesehatan kulit, badan, mulut, wajah dan
sebagainya. Contoh: sabun, body lotion, pasta gigi, bedak dan
lain sebagainya.
40
b)
Herbal
Medicine
yaitu rak sediaan farmasi
yang
berasalkan dari bahan herbal, contoh: obat fitofarmaka,
madu dan lain sebagainya.
c)
Medicine yaitu rak sediaan farmasi berupa Obat-obat
golongan bebas atau OTC (over the counter) dan obat
bebas terbatas seperti obat cacing, demam, flu, maag, mual
dan lain-lain baik untuk dewasa, anak-anak dan balita.
d)
Topical, yaitu rak sediaan farmasi yang ditujukan untuk
penggunaan topical atau obat luar, seperti salep, gel, dan
obat tetes mata.
e)
Multivitamin yaitu rak sediaan farmasi yang ditujukan
untuk mempertahankan daya tahan tubuh atau menunjang
kesehatan seseorang.
f)
First Aid yaitu rak sediaan farmasi yang ditujukan untuk
pertolongan pertama pada kecelakaan dan lain sebagainya.
Contoh: plester, kasa, alkohol dan lain sebagainya
g)
Food Supplement yaitu berisi berbagai macam suplemen
makanan dari berbagai brand.
h)
Milk Nutrition yaitu rak sediaan yang berisi segala macam
susu bubuk dalam kemasan kotak ataupun kaleng baik
untuk keperluan ibu hamil, susu untuk anak.
41
i)
Baby Care yaitu rak yang berisi segala perlengkapan bayi
seperti shampoo bayi, lotion bayi, dot bayi dan lain
sebagainya.
j)
Pampers, yaitu rak yang terdiri dari pampers bayi dan
orang tua.
k)
Snack & Drink yaitu rak yang berisi makanan dan
minuman seperti roti, permen, susu, air mineral dan lain
sebagainya.
4)
Penyimpanan barang di gudang
Ketika obat sudah terisi penuh di rak obat atau di etalase, maka
sisa obat tersebut akan disimpan dilemari gudang. Jika dirak atau
etalase persediaan obat sedikit maka, obat yang ada digudang akan
dikeluarkan dan diletakan dirak obat atau etalase tersebut.
e.
Administrasi
Kegiatan administrasi yang dilakukan oleh Apotek Mitra Bersama
meliputi administrasi :
1)
Administrasi Pelayanan
Administrasi ini berupa pengarsipan resep yaitu berupa
pencatatan data pasien, obat yang digunakan pasien, pembuatan
kwitansi dan salinan resep. Kumpulan resep yang telah dilayani oleh
apotek, dikumpulkan sesuai dengan nomor urut dan diberi kode
(tanggal, bulan, tahun) kemudian disimpan sebagai arsip. Untuk resep
obat narkotika dan psikotropika diarsipkan tersendiri dan diberi tanda.
42
Kemudian dibuat rekapitulasi pelaporan penjualan obat narkotika dan
psikotropika yang berisi data pasien yang akan digunakan untuk
keperluan
pembuatan
laporan
penggunaan
narkotika
dan
psikotropika. Resep harus dirahasiakan dan disimpan selama 3 tahun.
Resep hanya boleh ditunjukkan kepada pasien, dokter yang menulis
resep, dokter yang merawat pasien, atau petugas medis lain, dan
pihak-pihak lain yang berwenang.
2)
Administrasi Umum
a) Administrasi Keuangan yaitu kegiatan dalam pengelolaan
administrasi keuangan di Apotek Mitra Bersama menggunakan
komputer yang dilengkapi dengan program yang dibuat untuk
mempermudah menangani keuangan seperti menangani transaksi
pembelian obat resep dan non resep, alat kesehatan dan barang
swalayan yang dibayar tunai, serta melakukan penginputan stok
barang. Selain itu, untuk menyajikan laporan-laporan, data-data yang
dibutuhkan, sehingga dengan mudah mengidentifikasi masalah yang
terjadi dan mengambil keputusan yang lebih baik dan memudahkan
dalam pembuatan berbagai laporan keuangan seperti laporan kas
apotek, laporan ikhtisar penjualan harian, setoran kasir dan
sebagainya.
b) Administrasi Pelayanan yaitu kegiatan yang meliputi kegiatan
pengarsipan resep, pengarsipan pencatatan pengobatan pasien,
pembuatan dan pengarsipan dokumen pembelian, Surat Pesanan
43
(terutama narkotika dan psikotropika) dan laporan stok opname.
Kegiatan administrasi di Apotek Mitra Bersama dilakukan oleh
Tenaga Teknis Kefarmasian yang direkap setiap hari kemudian
diperiksa oleh Apoteker, yang meliputi :
(1) Buku pembelian, yaitu buku yang mencatat semua barang
yang diterima dari pemasok sebagai hasil pembelian.
(2) Buku penjualan, buku yang berisi catatan penjualan barang
melalui penjualan resep.
(3) Buku gudang, buku keluar masuknya barang dan penerimaan
barang.
f.
Keuangan
Pengelolaan keuangan di Apotek Mitra Bersama dibagi menjadi
Pemasukan dan Pengeluaran:
1)
Pemasukan
Uang yang berasal penjualan obat bebas (OTC), penjualan swalayan
farmasi, penjualan alkes dan penjualan obat yang menggunakan resep dari
dokter.
2)
Pengeluaran
Pengeluaran uang di Apotek Mitra Bersama meliputi biaya-biaya
operasional, seperti pembayaran rekening listrik, air, telepon, TV kabel
dan biaya untuk pembelian alat tulis kantor, pembelian perbekalan
farmasi, dan pembayaran gaji karyawan.
44
C.
Pelayanan Apotek Mitra Bersama
Apotek Mitra Bersama melayani pelayanan obat tanpa resep dan pelayanan
resep:
1.
Pelayanan Obat Tanpa Resep Dokter
Pelayanan obat tanpa resep dokter dilakukan atas permintaan
langsung dari pasien. Jika obat tidak ada maka akan diberikan rekomendasi
obat yang lain dengan komposisi atau zat aktif yang sama. Obat-obat yang
dapat dilayani tanpa resep dokter meliputi obat bebas, obat bebas terbatas,
obat keras yang termasuk daftar OWA (Obat Wajib Apotek), obat dan
tradisional.
2.
Pelayanan Obat Resep Dokter
Pasien datang dengan resep dari dokter kemudian diterima oleh petugas
kefarmasian yang menanyakan kembali nama pasien, alamat, dan nomor telepon
yang dapat dihubungi sebagai validasi. Kemudian obat dalam resep di input
kedalam komputer dan diberi harga, apabila pasien setuju maka obat akan
diambil atau diracik jika obat di resep tersebut adalah racikan. Sebelum obat
diserahkan kepada pasien, obat di periksa kembali untuk meminimalisir
kesalahan pemberian obat jika sudah sesuai maka obat diserahkan kepada pasien.
Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian
disertai dengan informasi dan cara pemakaian obat kepada pasien, jika diminta
atau diperlukan dapat dibuatkan kwitansi atau copy resep untuk pasien.
45
D.
Strategi Pengembangan Apotek Mitra Bersama
1. Strategi pengembangan Apotek Mitra Bersama yaitu melayani pasien
dengan ramah, sopan, cepat, berkualitas, dan memuaskan sehingga pelayanan
yang diberikan apotek ini memberikan hasil yang baik.
2. Pelayanan swamedikasi diberikan tidak hanya oleh apoteker tetapi juga
oleh
tenaga
teknis
kefarmasian
yang
melayani
pasien
dengan
memaksimalkan usaha kesembuhan pasien.
3. Menjaga stok barang agar tidak terjadi kekosongan sehingga permintaan
pasien terhadap sediaan farmasi dapat terlayani.
4. Selalu menjaga kebersihan dan kerapian ruangan.
5. Menjual makanan ringan dan minuman dingin untuk pasien yang
menunggu antrian.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan, maka
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Apotek Mitra Bersama memiliki lokasi tempat yang cukup strategis, ruang
yang nyaman, pelayanan yang sopan, ramah dan penyampaian informasi
obat baik.
2.
Apotek Mitra Bersama melayani penjualan obat dari resep umum, resep
dari dokter praktik, obat bebas, bebas terbatas, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai.
3.
Apotek Mitra Bersama telah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik
sesuai dengan peraturan yang berlaku, mulai dari administrasi, keuangan,
sistem pengadaan dan penyimpanan obat, pelaporan serta pelayanan obat
kepada masyarakat.
B.
Saran
1.
Mempertahankan sistem pelayanan kefarmasian yang telah dilaksanakan
dengan baik agar pasien tetap mendapat kepuasan dalam pelayanan
kefarmasian.
2.
Dalam pencatatan stok barang diharapkan lebih teliti agar tidak terjadi
selisih.
3.
Meningkatkan komunikasi antar karyawan agar tidak terjadi kesalahan
dalam pelayanan kefarmasian.
46
Download