MAKALAH Prabu Siliwangi Diajukan untuk memenuhi Tugas Mandiri Mata kuliah Kapita Selekta IKIP Siliwangi Oleh : Imas Nurlaela 19010016 Program studi Bimbingan Konseling Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Siliwangi 2020 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, bimbingan, petunjuk dan penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kapita Selekta IKIP Siliwangi” dengan baik. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini baik itu teman-teman, dosen dan semua yang telah membantu yang kami tidak bisa sebut satu persatu. Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya.Sesudah dan sebelumnya kami ucapkan terimakasih. Bandung, 12 Februari 2020 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii BAB I ............................................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ........................................................................................... 1 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ..................................................................................................... 3 1.3 FOKUS PERMASALAHAN ...................................................................................................... 3 BAB II .......................................................................................................................................................... 5 PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5 2.1 Sejarah Prabu Siliwangi dan Harimau Prabu Siliwangi............................................................. 5 2.1.1 SILSILAH PRABU SILIWANGI .......................................................................................... 5 2.1.2 Harimau Prabu Siliwangi ....................................................................................................... 6 2.2 strategi perang prabu siliwangi ..................................................................................................... 8 2.3 MANFAAT KERAJAAN ........................................................................................................... 10 BAB III....................................................................................................................................................... 11 PENUTUP.................................................................................................................................................. 11 3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 12 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Prabu Siliwangi adalah seorang sosok raja Sunda dengan pusat pemerintahan berada pada Pakuan Pajajaran. Kerajaan Pajajaran sendiri adalah nama lain dari Kerajaan Sunda saat kerajaan ini beribukota di kota Pajajaran atau Pakuan Pajajaran (Bogor) di Jawa Barat pada masa pemerintahan Sri Baduga. Kata Pakuan sendiri berasal dari kata Pakuwuan yang berarti kota. Pada masa lalu, di Asia Tenggara ada kebiasaan menyebut nama kerajaan dengan nama ibu kotanya (Yoseph Iskandar, 1997). Kerajaan ini didirikan tahun 923 oleh Sri Jayabhupati, seperti yang disebutkan dalam Prasasti Sanghyang Tapak. Prabu Siliwangi sendiri bukan merupakan nama Raja Sunda, melainkan sebuah julukan. Menurut tradisi lama, orang segan atau tidak boleh menyebut gelar raja yang sesungguhnya, sehingga juru pantun mempopulerkan sebutan Siliwangi. Dengan nama itulah ia dikenal dalam literatur Sunda. Menurut Amir Sutaarga (seperti dikutip Ekadjati, 2005), berdasarkan pertimbangan peranan, hasil karya, silsilah, dan masa hidup Prabu Siliwangi, disimpulkan tokoh Prabu Siliwangi identik dengan tokoh Sri Baduga Maharaja. Pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja berhasil membawa Kerajaan Pajajaran mencapai puncak kejayaannya karena memiliki banyak hasil karya. Hasil karya yang dimaksud Amir Sutaarga antara lain adalah: 1. Mendirikan Pakuan Pajajaran sebagai ibukota Baru 2. Membuat keraton Sri Bima Untarayana Madura Suradipati 3. Membangun jalan ke pegunungan 1 4. Membangun telaga Sang Hyang Talaga Rena Mahawijaya 5. Menetapkan lokasi daerah keramat atau daerah keagamaan (kabuyutan, mandala) beserta aturan-aturan untuk melindunginya, dan 6. Menyelenggarakan pemungutan pajak dari pelbagai daerah bagi kepentingan penyelenggaraan pemerintah dan sebagai tanda kesetiaan dan persatuaan (Ekadjati, 2005). Cerita Prabu Siliwangi sendiri banyak dikenal di Sunda melalui berbagai cerita, babad, sajak, bahasan, dan lain-lain yang diabadikan secara tertulis didalam naskah, buku, majalah, dan surat kabar. Penuturannya dilakukan baik di kalangan elit, rakyat biasa, orang kota maupun orang desa. Kalangan tertentu masyarakat Sunda hingga sekarang menganggap dan mempercayai bahwa Prabu Siliwangi secara rohaniah masih berada di lingkungan bekas wilayah Kerajaan Pajajaran, sehingga sewaktu-waktu bisa diundang melalui jasad seorang yang kemudian berbicara dan berperilaku sebagai raja Pajajaran atau sewaktu-waktu ditempat tertentu memperlihatkan diri dalam waktu singkat berbentuk jasad manusia atau harimau. Namun ditengah pengakuan, penghormatan, dan kepercayaan orang Sunda terhadap kerajaan dan raja Pajajaran tidak diiringi dan diperkokoh dengan pengetahuan yang luas dan benar mengenai kebudayan dan sejarahnya. Hal ini ironisnya juga terjadi pada mereka yang mengaku dan diakui sebagai tokoh atau inohong Sunda serta memimpin organisasi kesundaan. Itulah yang menyebabkan banyak diantara mereka selalu mengkaitkan jiwa kesundaan dengan kebatinan dan dunia khayali, bukan berdasarkan kenyataan-kenyatan yang hidup pada masa lalu (kebudayaan dan sejarah). Sebagian besar masyarakat Sunda yang menganal sosok Prabu Siliwangi dari ceritacerita yang berkembang di masyarakat. Kebanyakan mereka yang mengenal Prabu Siliwangi dari lingkungan masyarakat tersebut, lebih menganal sosok beliau sebagai 2 sosok Raja yang sakti, berbeda dengan orang-orang yang menganal Prabu Siliwangi dari buku, cerita novel atau bacaan-bacaan dan lainnya cenderung kurang percaya dengan cerita kesaktian beliau. Selain masalah kekuatan sakti yang dimiliki oleh Prabu Siliwangi, ternyata kalangan masyarakat Sunda masih banyak yang tidak mengenal tentang siapa itu sosok Prabu Siliwangi, walupun untuk mendapatkan informasi mengenai cerita Prabu Siliwangi tidak susah untuk didapatkan. Hal ini diakibatkan karena cerita tentang Prabu Siliwangi kurang menarik karena sebagian dari remaja hanya mengenal Prabu Siliwangi dari pelajaran sejarah yang diajarkan di sekolah, dimana hanya membahas sedikit tentang Prabu Siliwangi. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan sebuah media yang menarik dalam menceritakan sejarah pada periode tersebut. Media yang tidak hanya mengajak untuk mengetahui sebatas sejarah tentang Prabu Siliwangi saja, namun dapat juga menghibur. 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH o Walaupun nama Prabu Siliwangi tidak asing di kalangan remaja Sunda namun pemahaman tentang Prabu Siliwangi masih kurang, hal tersebut karena sebagian besar remaja Sunda mengenal Prabu Siliwangi hanya dari lingkungan masyarakat. o Kurangnya pengetahuan tentang sejarah kerajaan dan raja Pajajaran ironisnya terjadi juga terhadap mereka yang mengaku sebagai tokoh dan pemimpin organisasi kesundaan o Bagaimana strategi perang prabu siliwangi o Apa manfaat kerajaan dalam mensejahterakan rakyat 1.3 FOKUS PERMASALAHAN Sosok Prabu Siliwangi yang merupakan raja yang sukses dan sangat berperan dalam kemajuan kerajaan Pajajaran lebih sering dikaitkan dengan cerita-cerita yang kental dengan unsur mistik dan cenderung terlalu dilebih-lebihkan. - Walaupun nama 3 Prabu Siliwangi tidak asing di kalangan remaja Sunda namun pemahaman tentang Prabu Siliwangi masih kurang, hal tersebut karena sebagian besar remaja Sunda mengenal Prabu Siliwangi hanya dari lingkungan masyarakat. - Kurangnya pengetahuan tentang sejarah kerajaan dan raja Pajajaran ironisnya terjadi juga terhadap mereka yang mengaku sebagai tokoh dan pemimpin organisasi kesundaan 1.4 TUJUAN Beberapa tujuan yang ingin dicapai dari perancangan ini adalah: Membuat golongan remaja Sunda untuk lebih mengenal tentang sosok Prabu Siliwangi serta peranan beliau untuk kemajuan Kerajaan Pajajaran. Menginformasikan tokoh Prabu Siliwangi adalah Sri Baduga Maharaja (Ratu Jayadewata). Mengenalkan tokoh Prabu Siliwangi sebagai tokoh sejarah. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Prabu Siliwangi dan Harimau Prabu Siliwangi Di Jawa Barat pada zaman dahulu kala ada sebuah Kerajaan Hindu yang besar dan cukup kuat, yaitu berpusat di kota Bogor. Kerajaan itu adalah Kerajaan “Pajajaran”, pada saat itu raja yang memerintah yaitu Sri Baduga Maharaja atau yang terkenal disebut Prabu Siliwangi. Waktu mudanya Sri Baduga terkenal sebagai ksatria pemberani dan tangkas, bahkan satu-satunya yang pernah mengalahkan Ratu Japura (Amuk Murugul) waktu bersaing memperbutkan Subanglarang (istri kedua Prabu Siliwangi yang beragama Islam). Dalam berbagai hal, orang sezamannya teringat kepada kebesaran mendiang buyutnya (Prabu Maharaja Lingga Buana) yang gugur di Bubat yang digelari Prabu Wangi. Dalam cerita “Moksanya Prabu Siliwangi” yang menyebutkan bahwa Prabu Siliwangi berubah menjadi seekor harimau.Hal ini terjadi karena Prabu Siliwangi menghindar dan tidak ingin memeluk agama Islam atas ajakan putranya,sehingga beliau lari ke hutan Sancang dan berubah menjadi Harimau . Berikut ini penjelasan tentang Prabu Siliwangi, harimau, dan musuh-musuhnya. 2.1.1 SILSILAH PRABU SILIWANGI Prabu Siliwangi adalah seorang raja dari Kerajaan Padjadjaran. Prabu Siliwangi memiliki kekuatan yang hebat untuk melindungi kerajaan dari musuh-musuh jahat yang ingin menguasai Kerajaan Padjadjaran. Nama Siliwangi sudah tercatat dalam Kropak 630 sebagai lakon pantun. Naskah itu ditulis tahun 1518 ketika Sri Baduga masih hidup. Lakon Prabu Siliwangi dalam berbagai versinya berintikan kisah tokoh ini menjadi raja di Pakuan atau yang lebih dikenal dengan kerajaan Padjadjaran. Peristiwa itu dari segi sejarah berarti saat Sri Baduga mempunyai kekuasaan yang sama besarnya dengan 5 Wastu Kancana (kakeknya) alias Prabu Wangi (menurut pandangan para pujangga Sunda). Menurut tradisi lama, orang segan atau tidak boleh menyebut gelar raja yang sesungguhnya, maka juru pantun memopulerkan sebutan Siliwangi. Dengan nama itulah ia dikenal dalam literatur Sunda . Prabu Siliwangi mempunyai dua orang putra, dan satu orang putri yaitu Raden Walang Sungsang, atau dikenal dengan Pangeran Cakra Buana, lalu Nyi Mas Lara Santang dan yang ketiga bernama Raden Kian Santang. Disamping itu, Prabu Siliwangi terkenal akan harimaunya yang sudah menjadi polemik di tanah sunda. Banyak sekali cerita tentang harimau Prabu Siliwangi di tanah sunda. 2.1.2 Harimau Prabu Siliwangi Menurut cerita harimau Prabu Siliwangi, harimau Prabu Siliwangi merupakan jelmaan dari Prabu Siliwangi yang menghilang. Oleh karena itu, harimau selalu dikaitkaitkan dengan nama siliwangi. Cerita “Moksanya Prabu Siliwangi” ini adalah penjelmaan Prabu Siliwangi menjadi seekor harimau putih. Realitasnya, hingga kini masih banyak masyarakat Sunda (bahkan juga yang non-Sunda) meyakini metamorfosa Prabu Siliwangi menjadi harimau . Selain itu, wangsit tersebut juga menjadi pedoman hidup bagi sebagian orang Sunda yang menganggap sifat-sifat maung seperti pemberani dan tegas, namun sangat menyayangi keluarga sebagai lelaku yang harus dijalani dalam kehidupan nyata. Sejatinya,sosok harimau sebagai jelmaan dari Prabu Siliwangi . 2.1.3 Jurig Ciwis Jurig Ciwis merupakan suami Nyai Genit dan ayah Raden Adi Sijunjung . Jurig Ciwis adalah tokoh jahat, yang juga merupakan musuh Prabu Silwangi. Jurig Ciwis prajurit atau anak buah dari Nini Durga, sama halnya dengan Patih Arga. Jurig Ciwis ingin menghalangi langkah Prabu Siliwangi untuk mengambil kerisnya yang telah dicuri 6 oleh Patih Arga. Jurig Ciwis ingin membunuh dan mengambil kesaktian Maung Bodas, namun dicegah oleh Santang. Arga melepas kesaktian Jurig Ciwis. Maung Bodas dituduh membunuh Jurig Ciwis oleh Arga. Arga menyarankan kepada Amuk Marugul untuk menculik Putri Selayati. Nyai Genit cs menyerang Rara Santang dan gurunya. Santang cs menyiapkan jebakan untuk pasukan Kuningan. Jebakan Santang terbaca oleh Nyai Genit dan prajuritnya. Nini Durga terluka terkena anak panah anak Syekh Nurdjati. Jurig Ciwis mengaku kepada Maung Bodas bahwa yang menyuruhnya adalah Amuk Marugul. 2.1.4 Patih Arga Patih Arga merupakan mantan Senopati Pajajaran. Patih Arga memiliki kekasih yang bernama Embun Sari. Patih Arga terkenal dengan kelicikannya dan berupaya menghancurkan kerajaan dari politik adu domba. Ia dipengaruhi Nini Durga untuk melenyapkan kerajaan padjadjaran. Patih Arga diutus oleh Prabu Siliwangi untuk mencari sang putri. Ia tidak diperkenankan pulang jika tidak berhasil menemukan Rarasantang. Namun, usaha Patih Arga sia-sia belaka karenanya ia tidak berani pulang. Akhirnya, ia mengambil keputusan mengabdi di negeri Tajimalela 2.1.5 Nini Durga Musuh besar Pajajaran. Ia memiliki dendam pada Siliwangi karena anak buahnya dilenyapkan. Selain itu Nini Durga ingin menguasai kerajaan padjadjaran . Nini Durga, tokoh aliran hitam. Tokoh ini sangat sakti, bisa menjelma jadi apa saja. Dia juga punya banyak pengikut yang sangat setia, rela melakukan apa saja yang diperintahkan Nini Durga. Nini Durga memiliki prajurit-prajtuirt yang jahat yang ingin menghancurkan Prabu Siliwangi dan kerajaan Padjadjaran. Banyak kejahatan dan kelicikan yang dilakukan Nini Durga terhadap Prabu Siliwangi maupun prajurit 7 Padjadjaran agar Nini Durga bisa mengalahkan Prabu Siliwangi dan menguasai kerajaan Padjadjaran. 2.2 strategi perang prabu siliwangi 1. Makarabihwa. Mengalahkan musuh tanpa berperang, melainkan dengan menggunakan kekuatan pengaruh; yaitu merusak kekuatan musuh dari dalam, sehingga mereka sudah kalah sebelum berperang. 2. Katrabihwa. Pembagian posisi prajurit saat menyerang, ada dari atas dengan senjata panah; ada dari bawah dengan senjata tombak dan berkuda. 3. Lisangbihwa. Sebelum perang dilakukan, Hulu Jurit (Panglima Perang) mengumpulkan pasukan untuk memberi motivasi dan membakar semangat juang, agar punya semangat mengalahkan lawan meskipun kekuatan pasukan seadanya. 4. Singhabihwa. Mengalahkan musuh dengan memasukkan tim kecil penyusup ke barisan musuh. Tim kecil berisi 5 orang ini bekerja mempengaruhi mental musuh, sehingga musuh bisa hancur oleh pikirannya sendiri. 5. Garudabihwa. Memecah kekuatan pasukan pada titik-titik yang tersebar. Setiap titik berjumlah sekitar 20 orang. Saat menyerang dilakukan secara serentak, kemudian setelah itu mnyebar kembali seperti semula, hingga dilancarkan serangan berikutnya. 6. Cakrabihwa. Menyusup ke wilayah musuh secara rahasia, untuk menyembunyikan senjata. Senjata dibutuhkan untuk peperangan suatu saat nanti. Penyusup haruslah prajurit yang terlatih dan sangat mengenal medan. 7. Sucimuka. Upaya pembersihan sisa-sisa kekuatan musuh, setelah perang berakhir. Biasanya musuh masih ada yang bersembunyi dan berlindung diri. Upaya ini dilakukan agar musuh kalah secara total, dengan tidak mampu membangun kekuatan kembali. 8. Brajapanjara. Mengambil kekuatan musuh untuk dididik dan dilatih menjadi orang kepercayaan. Nantinya dia dikembalikan ke asal daerahnya untuk menjadi matamata; guna melaporkan kekuatan musuh, senjata yang dipakai, dan strategi perangnya. 9. Asumaliput. Kemampuan mencari persembunyian yang tidak diketahui oleh musuh. 10. Meraksimpir. Bila pasukan berada di daerah rendah, dan musuh berada di daerah tinggi; maka strateginya adalah menggunakan tombak dan kuda. 8 11. Gagaksangkur. Bila musuh berada di daerah rendah, dan pasukan berada di daerah tinggi; maka dilakukan serangan seperti meloncat atau sergapan. 12. Luwakmaturut. Gerakan pasukan mengejar musuh yang melarikan diri, sampai ditemukan tempat persembunyiannya. 13. Kudangsumeka. Bila menyusup ke daerah musuh harus bisa menyembunyikan pedang yang dibawa, atau membawa pedang ukuran kecil. 14. Babahbuhaya. Cara menghimpun pasukan ketika terdesak, misalnya dengan memotivasi mental, semangat; diarahkan ke mana harus melarikan diri, memilih tempat berlindungi, menghindari pengejaran, dan lainnya. 15. Ngalinggamanik. Prajurit yang terlatih dipersenjatai dengan senjata rahasia atau senjata aneh kerajaan, dan dilatih mengendalikannya sebaik mungkin. 16. Lemahmrewasa. Cara berperang di hutan, ketika posisi terdesak, dengan menggunakan sarana-sarana senjata seadanya seperti batu dan batang pohon. 17. Adipati. Teknik melatih prajurit komando yang memiliki kemampuan handal, melebihi kemampuan prajurit biasa. 18. Prebusakti. Prajurit diberi latihan kesaktian, dengan cara supranatural (menggunakan kekuatan makhluk ghaib); agar memiliki kemampuan melebihi pasukan biasa. 19. Pakeprajurit. Prajurit pilihan ditugaskan berunding untuk mencapai perdamaian, karena raja menitahkan tidak menempuh cara perang; meskipun komandan pasukan ingin berperang. 20. Tapaksawetrik. Cara-cara berperang di air, menggunakan senjata di air, mengelabui musuh, mendekati musuh melalui jalur air. (Strategi Perang Sunda. Sumber: saunggalah.blogspot.com, 6 Januari 2012). Jika strategi di atas dicermati dengan seksama, sebagiannya masih relevan dengan kondisi kekinian. Misalnya memasukkan unsur-unsur penyusup ke barisan musuh. Hal ini termasuk bagian operasi intelijen dan digunakan berbagai negara dalam menghadapi konflik. Adapun strategi yang didasarkan pada alat-alat senjata tradisional, tentu harus disesuaikan. Begitu juga, pembentukan pasukan komando, teknik berperang di air, teknik melarikan diri dari kejaran musuh dan sebagainya, masih banyak digunakan sampai kini. 9 2.3 MANFAAT KERAJAAN 1) Saling tolong-menolong. Itu tercermin dari motto yang dikenal luas: Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh. Di dalamnya mengandung makna tolong-menolong, saling menguatkan, saling berempati. 2) Bekerjasama. Sifat ini tercermin dari pembangunan kesejahteraan, juga dalam strategi kemiliteran yang dikenal di zamannya. Pada keduanya terkandung makna bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. 3) Solidaritas atau kesetiakawanan. Yaitu sikap senasib-sepenanggungan, bila enak dirasakan bersama, bila sedih dihadapi bersama. Tidak egois atau mementingkan diri sendiri. 4) Kepedulian sosial. Itu tercermin dari sikap Prabu Siliwangi yang peduli pada rakyat kecil, menjadikan kemakmuran dan kedamaian hidup rakyat sebagai tujuan kepemimpinannya. 5) Mendidik generasi penerus. Tidak mengabaikan generasi nanti, namun mempersiapkannya untuk suatu kehidupan zaman yang berubah cepat. Itu tercermin dari petuah/wangsit yang diturunkan untuk generasi nanti. Juga dari motto Silah Asih, Silih Asuh, Silih Asah. 10 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Kita sebagai warga negara Indonesia,Sebaiknya harus lebih mengetahui lagi tentang sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di indonesia,seperti kerajaan pada makalah yang kami buat ini,yaitu mengenai kerajaan pajajaran,dan kita sebagai warga negara indonesia harus menjaga dan melindungi peninggalan-peninggalan yang diwariskan kepada kita sebagai generasi muda Indonesia. 11 DAFTAR PUSTAKA http://vao07.blogspot.com/2016/07/makalah-sejarah-kerajaan-pajajaran.html file:///C:/Users/Asus/Downloads/KAPITA-SELEKTA-SILIWANGI-Bag-2-Final.pdf https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/632/jbptunikompp-gdl-armannanda-31551-8-12.uniki.pdf 12