PROPOSAL PENELITIAN “Tumbuhan Lumut” Oleh NAMA : Christin Esti Muda KELAS : XI TKJ SMK NEGERI 8 KUPANG 2019/2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas perkenan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam makalah ini saya akan membahas tentang perkembangan lumut. Saya menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya perlukan agar saya dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih Tuhan Yesus Memberkati. Kupang, Mei 2020 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .............................................................................................................. 2 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................. 2 1.4 Manfaat ................................................................................................................................. 2 1.5 Metode Penulisan .................................................................................................................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 3 2.1 Kajian Teori .......................................................................................................................... 3 2.2 Perumusan Hipotesa.............................................................................................................. 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................... 5 3.1 Rencana Penelitian ................................................................................................................ 5 3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................................................... 6 3.3 Jadwal Penelitian dan Langkah-Langkahnya........................................................................ 6 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 8 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun menyukai tempat-tempat atau area yang basah dan lembab, lumut tetap merupakan jenis tumbuhan darat sejati. Lumut yang dapat hidup di area berair memang jarang kita jumpai, terkecuali lumut jenis gambut dengan nama ilmiah sphagnum sp. Pada tumbuhan lumut, sebenarnya tidak memiliki akar sebenarnya, pasalnya tumbuhan tersebut melekat menggunaan perantaraan Rhizoid atau akar semu. Hal ini karena tumbuhan lumut ini merupakan peralihan bentuk antara tumbuhan yang ber-Talus atau Talofita dengan tumbuhan yang berKormus atau Kormofita. Tumbuhan lumut memiliki klorofil sehingga memiliki sifat autotrof. Tumbuhan tersebut mampu tumbuh di berbagai macam media, sedangkan yang hidup di daun-daun disebut juga dengan epifil. Tumbuhan lumut merupakan sebuah tumbuhan kecil dan lembut. Tumbuhan tersebut tak memiliki bunga atau bahkan biji, maupun daun-daun yang secara sederhana menutupi bagian batang liat yang begitu tipis. Tumbuhan lumut adalah sebuah tumbuhan pelopor, yakni tumbuhan yang mampu tumbuh di suatu media sebelum tumbuhan yang lain bisa tumbuh di media tersebut. Hal ini bisa terjadi karena tumbuhan lumut tersebut memiliki ukuran yang sangat kecil namun membentuk sebuah koloni yang bisa menjangkau area secara luas. Jaringan tumbuhan lain yang telah mati dijadikan sebagai sumber hara untuk tumbuhan lumut serta tumbuhan yang lain. Tumbuhan lumut ini juga menunjukkan diferensiasi yang cukup tegas antara bagian organ untuk penyerap hara dan juga organ fotosintetik. Akan tetapi, belum mempunyai akar serta daun sejati. Pada kelompok tumbuhan lumut tersebut juga tidak mempunyai pembuluh sejati. Organ penyerap hara yang dimiliki tumbuhan ini bukanlah akar namun akar semu yang disebut dengan rizoid. Tumbuhan lumut ini memiliki daun dapat berfotosintesa. Dalam bahasa umum, istilah “lumut” biasanya merujuk sejumlah divisio. Klasifikasi secara tradisional menggabungkan juga jenis lumut hati dalam Bryophyta. Sehingga di dalamnya akan terangkum adanya lumut tanduk, lumut sejati atau musci dan lumut hati. Namun, dalam perkembangan proses taksonomi tumbuhan memperlihatkan bahwa penggabungan tersebut parafiletik, karenanya diputuskan untuk memisahkan lumut tanduk dan lumut hati ke luar dari 1 kelompok Bryophyta. Di seluruh dunia setidaknya ada sekitar 4.000 jenis tumbuhan lumut, 3.000 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Seperti apa dan bagaimana tumbuhan lumut, bagaimana pertumbuhan serta perkembangannya serta pengaruh terhadap cahaya terhadap tumbuhan lumut. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk: Ingin membuktikan perbedaan tentang kecepatan pertumbuhan pada tumbuhan lumut. Ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai makhluk hidup, khususnya tumbuhan lumut. Ingin mengetahui lebih jauh mengenai tumbuhan lumut. 1.4 Manfaat Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat, tak hanya untuk penulis tetapi juga pembaca ataupun pihak-pihak yang berkepentingan. Mampu menentukan seperti apa sesungguhnya habitat atau tempat tumbuhan lumut hidup. Mampu mendeskripsikan bagaimana proses pertumbuhan dari tanaman lumut. Mampu menganalisis setiap masalah yang terjadi dalam proses pertumbuhan lumut. Mampu memahami keanekaragaman makhluk hidup. Mampu mengembangkan setiap potensi usaha yang bisa dihasilkan dari bermacam kerajinan dari tumbuhan lumut. 1.5 Metode Penulisan Dalam proses pembuatan laporan dilakukan dengan beberapa cara : Observasi secara mendalam. Membaca sejumlah buku yang berkaitan di perpustakaan umum dan sekolah. Mengumpulkan semua data yang berkaitan dari internet. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Berdasarkan sejumlah teori yang sudah ada sebelumnya, beberapa jenis tumbuhan lumut mempunyai lingkup kehidupan yang cukup luas. Namun beberapa diantaranya hanya mampu hidup di habitat atau tempat hidup khusus. Secara umum tumbuhan lumut tidak mampu tumbuh di sebuah habitat yang kering, sebagian besar tumbuhan lumut hidup di tempat yang memiliki kelembaban cukup tinggi, dan juga teduh. Namun saat dikaji secara menyeluruh, bisa dikatakan jika sebagian besar tumbuhan lumut mempunyai range ekologi yang sedikit lebih sempit dan juga terbatas. Karenanya tumbuhan lumut tersebut mamiliki nilai penting yang terbilang besar dan digunakan sebagai indikator mengenai habitat atau lingkungan tertentu. Ada sebuah faktor biotik yang berpengaruh pada kehidupan tumbuhan lumut yang menyangkut berbagai masalah kompetisi, salah satu diantara ialah koloni tumbuhan lumut tersebut. Baik dalam memperoleh makanan ataupun untuk mendapatkan tempat hidup. Sedang faktor abiotiknya sendiri lebih kompleks, meliputi: Faktor cahaya, pada umumnya tumbuhan lumut normalnya memerlukan 500 – 1300 lux untuk intensitas cahaya. (hal ini nantinya yang menjadi bahan percobaan menggunakan paparan sinar matahari). Faktor temperatur, atau suhu udara di sekitar habitat lumut. Faktor pasokan air, intensitas penghisapan air sangat tergantung dari kandungan air yang ada pada setiap tumbuhan. Berikut bagaimana tumbuhan lumut bisa beradaptasi dalam mengambil pasokan air : 1. Speies endohydrik, biasanya air yang diambil didapat dari substrat yang kemudian dihantarkan langsung secara internal ke setiap organ daun ataupun permukaan evaporasi yang lain (sifat dari permukaan tumbuhan ialah water rapellent atau penolak). Pada umumnya tumbuhan lumut hidup di substrat yang memiliki nutrien yang kaya, area yang basah, serta poreus atau berpori. Contohnya: Marchantiaceae, Polytricaceae, Mniaceae, dan lain sebagainya. 2. Spesies ektohydric, biasanya air cukup mudah diabsorbsi kemudian hilang melalui berbagai macam permukaan tubuh. Karakteristiknya sendiri di semua 3 bagian tubuh tumbuhan lumut mampu menghisap maupun menyimpan air yang diperoleh dari udara. Misalnya: lumut hati berdaun, Grimiaceae, Orthitricaceae, dan lain sebagainya. Faktor angin, serta Faktor edafik, yang meliputi bagian tanah, humus, serta batuan. Pasalnya tumbuhan lumut umumnya mampu hidup di atas tanah yang berhumus dan juga bebatuan, sehingga tumbuhan lumut dikatakan memiliki sifat saprofit. 2.2 Perumusan Hipotesa Munculnya tumbuhan lumut di suatu tempat cap kali dipengaruhi oleh adanya faktor lingkungan, yang meliputi faktor abiotik dan biotik. Sangat jarang sekali ada tumbuhan lumut yang ditemukan memiliki sifat individu. Pasalnya tumbuhan lumut ini selalu hidup berkelompok serta memiliki beberapa bentuk kehidupan secara khusus. Biasanya tumbuhan lumut mampu tumbuh di area atau habitat yang lembab ataupun berair. Meskipun demikian tumbuhan lumut pun juga masih memerlukan paparan cahaya matahari dengan cukup. Namun sayangnya tumbuhan lumut kurang mampu hidup di area atau habitat yang gersang dan cenderung panas, ditambah lagi selalu memperolah cahaya matahari secara langsung. Karenanya, hal tersebut membuat tumbuhan lumut sangat mudah dijumpai di sekitar selokan, kawasan pinggir sungai, ataupun di saluran pembuangan. 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian Rencana penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian ilmiah, oleh karenanya penulis menyusun beberapa rencana. Berikut diantaranya: Identifikasi variabel, yaitu sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi sebuah penelitian. Ada sejumlah variabel penting dalam sebuah penelitian. Untuk bisa mengetahui pengaruh dari sebuah variabel pada variabel yang lainnya. Pengamatan perlu dilakukan pada variabel tersebut, serta mengukur variabel yang dapat mempengaruhinya. Sedangkan, variabel yang lainnya dibuat secara terkontrol (tetap) untuk mengisolir adanya fenomena yang bisa berpengaruh hasil dari pengamatan tersebut. Berikut beberapa variabelnya. 1. Variabel bebas, yakni cahaya matahari 2. Variabel tidak bebas, yakni morfologi dari tumbuhan lumut (dari mulai pengukuran luas dari tumbuhan lumut yang ada di media objek) 3. Variabel terkontrol, yakni luas media kayu, ember, hingga volume air Pemilihan peralatan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Melakukan aktivitas pengamatan secara akurat, yakni melakukan pengamatan pada seluruh objek yang ada dalam penelitian. Terutama ketika melakukan penelitian pada alat maupun bahan supaya tujuan yang ingin didapat dari penelitian tersebut bisa tercapai. Pengamatan pun dilakukan untuk bertujuan ingin mencatat seluruh peristiwa atau hal penting yang terjadi dengan objek penelitian tersebut. Pengamatan harusnya dilakukan dengan lebih teliti serta akurat di setiap fase atau tingkatan penelitiannya. Mengumpulkan seluruh data serta hasil penelitian, dari mulai pencatatan data yang harus dilakukan dengan jelas agar mendukung kelancaran penelitian yang dilakukan. Pengumpulan data tersebut bertujuan agar bisa mengamati tiap-tiap perubahan yang mungkin saja terjadi. Mengolah serta menganalisis semua data, pengolahan hingga penyajian data yang penting supaya mampu menganalisis data dengan baik dan benar. Berikut beberapa hal yang seharusnya dianalisis: 5 1. Setiap data yang dibuat apakah bisa menghasilkan atau menciptakan kurva yang mulus 2. Selain kurva, apakah ada data yang lain 3. Data tersebut, apakah bisa diabaikan saja atau ada sebuah alasan tersendiri mengapa hal tersebut terjadi. 1. Kesimpulan, yaitu berkenaan tentang perumusan mengenai hasil apa yang didapatkan dari sebuah penelitian kualitatif. 2. Membuat sebuah laporan kegiatan tentang penelitian, yaitu hasil penelitian yang dikomunikasikan dengan cara tertulis, salah satu bentuknya ialah laporan kegiatan penelitian. 3.2 Alat dan Bahan Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa alat dan juga bahan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan penelitian agar memperoleh hasil yang lebih maksimal. Berikut alat-alat yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini: Ember Gayung Pisau Kertas hvs Alat tulis Penggaris Sedangkan bahan-bahan yang harus disiapkan untuk digunakan dalam mendukung penelitian ini, diantaranya: Kayu Air 3.3 Jadwal Penelitian dan Langkah-Langkahnya Dalam melaksanakan penelitian diperlukan jadwal serta langkah-langkah yang signifikan untuk mendukung penelitian berjalan dengan lancar. Mempersiapkan alat-alat dan juga bahan yang dipergunakan untuk mendukung kegiatan penelitian. 6 mempersiapkan 2 buah ember yang nantinya akan dipergunakan untuk 2 tahap perlakuan, ada baiknya pilih ember yang sama. Masing-masing ember harus di isi dengan air sekitar 100 ml supaya kelembabannnya tetap terjaga (biasanya tinggi air dalam ember sekitar 1 cm). Letakan media yang sudah disediakan untuk lumut bisa tumbuh, berupa kayu berukuran 10 x 15 cm di masing-masing ember yang sudah disiapkan sebelumnya. Letakan masing-masing ember di lokasi yang berbeda Letakan ember A di lokasi dekat sumur atau tempat yang lembab dengan kualitas pencahayaan yang cukup terang. Letakan ember B di lokasi depan halaman rumah yang memiliki suhu udara lebih panas dengan kualitas pencahayaan yang sangat terang . Kemudian setelah beberapa hari berlalu lakukan pengamatan pada kedua ember tadi, apakah sudah terlihat ada tanda-tanda lumut yang tumbuh di masing-masing ember tersebut? Tinjau masing-masing ember dalam 3 hari sekali, kemudian catat hasilnya. Dalam peninjauan tadi apakah ada sejumlah perbedaan mengenai pola pertumbuhan lumut yang ada di kedua ember tersebut? Catat semua hal yang terjadi baik perbedaan maupun peristiwa yang terlihat. Olah seluruh data yang sudah terkumpul, kemudian buat grafik perbandingan. Selanjutnya tarik sebuah kesimpulan. 7 DAFTAR PUSTAKA http://www.galeripustaka.com/2013/09/klasifikasi-tumbuhan-lumut.html http://sciencebooth.com/2013/05/12/klasifikasi-tumbuhan-lumut-bryophyta/ http://regianiyunistika.wordpress.com/2012/11/22/klasifikasi-bryophyta-tumbuhan-lumut/ http://saswinhtml.blogspot.com/2012/04/2.html#.VCIZWZSSzp4 http://erwinalien.blogspot.com/2014/06/makalah-bryophyta-lumut.html 8