Uploaded by User56050

energy expenditure research2

advertisement
TUGAS AKHIR
PENENTUAN LAMA WAKTU ISTIRAHAT
BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN FISIOLOGIS
( Studi Kasus: Pabrik Minyak Kayu Putih Krai )
Diajukan Sebagai salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi
S-1 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh:
Sarwo Widodo
D 600 020 064
02.6.106.03064.5.064
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2008
HALAMAN PERSETUJUAN
PENENTUAN LAMA WAKTU ISTIRAHAT
BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN FISIOLOGIS
( Studi Kasus: Pabrik Minyak Kayu Putih Krai )
Telah diterima dan disahkan guna memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hari/Tanggal :
Disusun Oleh:
Sarwo Widodo
D 600 020 064
02.6.106.03064.5.064
Menyetujui:
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
(Sari Murni, ST.MT)
(Siti Nandiroh, ST)
HALAMAN PENGESAHAN
PENENTUAN LAMA WAKTU ISTIRAHAT
BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN FISIOLOGIS
( Studi Kasus: Pabrik Minyak Kayu Putih Krai )
Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada SidangPendadaran
Tingkat Sarjana Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hari/Tanggal :
Jam
:
2008
WIB
Mengesahkan,
Dewan Penguji,
Tanda Tangan,
1. Sari Murni, ST. MT
……………………
Ketua
2. Siti Nandiroh, ST
……………………
Anggota
3. ir. Muhammad Musrofi
……………………
Anggota
4. Eko Setiawan, ST. MT
……………………
Anggota
Mengetahui:
.
Dekan Fakultas Teknik
Ketua Jurusan Teknik Industri
(Ir. H. Sri Widodo, MT)
(Munajat Tri Nugroho, ST.MT)
KATA PENGANTAR
‫ﺣ ْﻴ ِﻢ‬
ِ ‫ﻦ اﻟ ﱠﺮ‬
ِ ‫ﺣ َﻤ‬
ْ ‫ﷲ اﻟ ﱠﺮ‬
ِ ‫ﺴ ِﻢ ا‬
ْ ‫ِﺑ‬
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir dengan judul: ”Penentuan Lama Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja
Dengan Menggunakan Metode Pendekatan Fisiologis”.
Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini penulis menyadari
sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam penulisan Laporan
Tugas Akhir ini. Oleh karena itu dengan segenap ketulusan hati penulis
mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1.
Bapak Ir. H. Sri Widodo, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2.
Bapak Munajat Tri Nugroho, ST. MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri.
3.
Ibu Sari Murni, ST. MT selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia
membimbing, mengarahkan serta memberikan petunjuk dalam penyusunan
laporan Tugas Akhir ini.
4.
Ibu Siti Nandhiroh, ST selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia
membimbing, mengarahkan serta memberikan petunjuk dalam penyusunan
laporan Tugas Akhir ini
5.
Bapak Much. Djunaidi, ST.MT selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan saran-saran.
6.
Bapak Haris Setiana S.si, selaku Asisten Manager PMKP Krai dan Bapak
Nyomo selaku Kaur Pabrik, yang telah membimbing penulis, serta para
pekerja PMKP Krai yang rela menyediakan waktu buat penelitian ini.
7.
Ibuku tercinta, Adikku Kokok, Nisa, Ais, Khansa; terima kasih atas
dukungan dan do’anya.
8.
Temen kos tak bernama, Boz Jack, Kakak Perot, Boz Suko, Yazid, Londo,
Tile topik, Umar ”KEMPIK” Isnanto, anak-anak ”Jack Style” sukses buat
albumnya, mbolonz, laktong.
9.
PLUTO FC One, Ma’ruf, Kijan, Kipli, Racoen, Pay, Anom, Lilik, Papink,
Benho, Weny, Jafar, Damas, Wa2n, Lutor, Bayu, Saprol, Ntis, Boel.
10.
Imapass community; Hatim ”Plencing”, Kris ”Ucil”, Burhan ”Tele”, Arif
”Jembat”, Yanto ”Kewan”, As’ad ”Arab”, Huda ”simbah”, Widhi ”Singo”,
Eko ”Adul”, Mpok Hegel; ”Megono Agustin memang mak nyus.............”.
11.
Teman-teman KANTIN ’02; PLO, Chikung, Jembat, Samidi, Mblenk,
Jacky, Racoen, Udin Kecil, Ntis, Kriyip, Kodo, Cepy, Chemed, Woro,
Jenggot, Tegal, Kampret; kebersamaan selalu menyenangkan.
12.
Dona, Dony, Omponk, Ro’ot, Sodron, Wahyu, Warkam, Komenk, Bogel,
Darto, Denggel, Komandan Arif, Kak Kun, Comalia, Ta’em, Tiu-tiu, Desti,
Nida Al Wafa, Mumun, Sudesti Sri Linuwih ”Terima kasih atas dukungan
dan semangatnya”.
13.
Teman-teman Teknik Industri angkatan 2002 semuanya.
14.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangan
didalamnya, untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik dan tegur sapa dari para
pembaca yang budiman demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga
Laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan rekan-rekan Teknik
Industri serta pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta,
2008
Penulis
MOTTO
Hidup itu sulit, maka berpikirlah untuk hidup.
(Banoe Mieyan.S)
Pendidikan bukanlah bekal untuk hidup tapi pendidikan adalah
hidup itu sendiri
(John Dawey)
Jika Hidup Kita tersungkur, ada dua pilihan Tetap Tersungkur
atau Bangkit Kembali
(Ahmad Muhyidin, ST)
Jika kita tidak bisa memberikan kebahagian dengan harta buat orang lain, berilah
kebahagian bagi mereka dengan sikap dan senyum ramah kita.
(James Dient)
Dalam menentukan pilihan kita tidak hanya mengandalkan pikiran, tapi
pengalaman adalah yang terbaik.
(Penulis)
PERSEMBAHAN
Laporan Tugas Akhir ini kupersembahkan sebagai wujud
rasa syukur, sayang, hormat, cinta dan baktiku serta rasa
tanggung jawabku selama ini terutama kepada:
™ Allah SWT sang pencipta dan pemberi rahmat bagi
seluruh alam.
™ Kedua orang tuaku (Alm. Radu Sarwono dan
Richanah)
™ Adikku Kokok, Nisa, Khansa, serta saudarasaudaraku terima kasih atas dukungan dan
semangatnya.
™ Teman-teman Teknik Industri.
™ Almamaterku.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
MOTTO ......................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
ABSTRAKSI .................................................................................................. xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................
3
1.3 Batasan Masalah .........................................................................
3
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................
4
1.5 Manfaat Penelitian .....................................................................
4
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Ergonomi ............................................................ 7
2.2 Definisi Ergonomi ...................................................................... 8
2.3 Tujuan Ergonomi ....................................................................... 9
2.4 Konsep Keseimbangan dalam Ergonomi ................................... 9
2.5 Beban Kerja ................................................................................ 12
2.6 Pemulihan Energi Saat Istirahat ................................................. 19
2.7 Tinjauan Pustaka ........................................................................ 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
.................... 27
3.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 27
3.3 Identifikasi Data ......................................................................... 28
3.4 Jalannya Penelitian ..................................................................... 29
3.5 Metode Pengolahan Data dan Analisa Data ............................... 30
3.6 Kerangka Pemecahan Masalah .................................................. 35
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data ..................................................................... 36
4.2 Pengolahan Data ......................................................................... 36
4.2.1 Penilaian Beban Kerja dengan Metode Tak langsung ...... 37
4.2.2 Penilaian Beban Kerja dengan Metode Langsung ............ 51
4.2.3 Penentuan Waktu Istirahat Dengan Pendekatan Fisiologis.. 56
4.3 Analisa Perhitungan ................................................................... 59
4.3.1 Penilaian Beban Kerja dengan Metode Tak langsung ...... 59
4.3.2 Penilaian Beban Kerja dengan Metode Langsung ............ 62
4.3.3 Perbandingan Hasil Penilaian Beban Kerja ....................... . 62
4.3.4 Penilaian Waktu Istirahat Untuk Pendekatan Fisiologis ... 64
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 65
5.2 Saran ........................................................................................... 65
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu
Tubuh dan Denyut Jantung.
Tabel 2.2
Konsumsi Oksigen Maksimum (VO2 max) mL/ (Kg-min)
Tebel 2.3
Klasifikasi Berat Ringan Beban Kerja Berdasar % CVL
Tabel 4.1
Data Waktu 10 denyut Nadi Kelompok Kerja Bagian Persiapan
Bahan Baku.
Tabel 4.2
Perhitungan Denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Persiapan
Metode 10 Denyut
Tabel 4.3
Rekapitulasi Denyut Nadi Kelompok Kerja Bagian Persiapan
Tabel 4.4
Nadi Pemulihan Kelompok Tenaga Bagian Persiapan per 30 Detik
Tabel 4.5
Nadi Pemulihan Kelompok Tenaga Bagian Persiapan per Menit
Tabel 4.6
Hasil Penilaian Metode Tak Langsung Tenaga Bagian Persiapan
Tabel 4.7
Data Waktu 10 denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan
Tabel 4.8
Perhitungan Denyut Nadi Tenaga Bagian Pengolahan Metode 10
Denyut
Tabel 4.9
Rekapitulasi Denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan
Tabel 4.10
Nadi Pemulihan Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan per 30
Detik
Tabel 4.11
Nadi Pemulihan Kelompok Tenaga Pengolahan per Menit
Tabel 4.12
Hasil Penilaian Metode Tak Langsung Kelompok Tenaga
Pengolahan
Tabel 4.13
Konsumsi Oksigen Kelompok Tenaga Bagian Persiapan dalam cc
Tabel 4.14
Konsumsi Oksigen Kelompok Tenaga Bagian Persiapan dalam
L/Min
Tabel 4.15
Hasil Penilaian Metode Langsung Kelompok Tenaga Bagian
Persiapan
Tabel 4.16
Konsumsi Oksigen Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan dalam
cc
Tabel 4.17
Konsumsi Oksigen Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan dalam
L/Min
Tabel 4.18
Hasil Penilaian Metode Langsung Kelompok Tenaga Pengolahan
Tabel 4.19
Hasil Penilaian Beban Kerja Metode Tak Langsung
Tabel 4.20
Hasil Penilaian Beban Kerja Metode Langsung
Tabel 4.21
Perbandingan Hasil Penilaian Beban Kerja
Tabel 5.1
Resume Penilaian Beban Kerja
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Konsep Dasar Keseimbangan dalam ergonomi
Gambar 2.2
Proses Metabolisme Tubuh
Gambar 3.1
Kerangka Pemecahan Masalah
Gambar 4.1
Grafik Denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Persiapan
Gambar 4.2
Grafik Denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan
Gambar 4.3
Grafik Rerata Denyut Nadi Kerja
Gambar 4.4
Grafik Rerata % CVL Pekerja
Gambar 4.5
Grafik Nadi Pemulihan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Konsultasi dan Revisi
Lampiran 2
Surat Keterangan Penelitian
ABSTRAKSI
Pemulihan energi sangat penting diperhatikan karena selama proses kerja
terjadi kelelahan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemulihan energi
adalah istirahat. Pekerja dengan beban kerja berat membutuhkan periode dan
frekuensi istirahat yang berbeda dengan pekerja dengan beban kerja yang ringan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lamanya waktu istirahat berdasar beban
kerja pada dua tempat kerja yang berbeda yaitu pada stasiun Persiapan dan stasiun
Pengolahan. Pengamatan perbedaan beban kerja berdasarkan denyut nadi dan
konsumsi oksigen..
Dari hasil perhitungan untuk rerata denyut nadi kerja dan beban
kardiovaskuler ( % CVL) pada stasiun persiapan adalah 99.85 denyut/menit dan
28,64% sehingga tergolong dalam kategori beban kerja ringan,karena (99.85< 100
denyut/menit dan 28.64< 30 %. Dan dari perhitungan total metabolisme diperoleh
nilai 392.46 Kkal/jam sehingga masuk dalam kategori beban kerja berat karena
(392.46>350 – 500 Kkal/jam) Sedangkan Pada stasiun pengolahan diperoleh
rerata denyut nadi kerja dan beban kardiovaskuler ( % CVL) 99.89 denyut/menit
dan 25.23 % yang tergolong dalam kategori beban kerja ringan. Sedangkan dari
perhitungan total metabolisme diperoleh nilai 383.645 Kkal/jam yang masuk
dalam kategori beban kerja berat.
Penentuan waktu istirahat berdasarkan beban kerja ditentukan dengan
pendekatan fisiologis. Berdasarkan pendekatan fisiologis menyatakan bahwa
waktu istirahat saat ini sudah cukup memadai, sehingga tidak dibutuhkan waktu
penambahan waktu istirahat pada kedua sistem kerja tersebut. (Rt=0). Waktu
istirahat saat ini sebesar 60 menit..
Kata Kunci : waktu istirahat, beban kerja, konsumsi energi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Keberhasilan kerja dipengaruhi oleh salah satu faktor diantaranya
adalah faktor kerja fisik (otot). Kerja fisik ( beban kerja) mengakibatkan
pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja
manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan
pengeluaran energi pemulihan energi selama proses kerja berlangsung.
Faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran energi selama bekerja
antara lain adalah cara pelaksanaan kerja, kecepatan kerja, sikap kerja dan
kondisi lingkungan kerja. Faktor yang mempengaruhi pemulihan energi
antara lain adalah lamanya waktu istirahat, periode istirahat, dan frekuensi
istirahat.
Faktor pemulihan energi sangat penting diperhatikan karena selama
proses kerja terjadi kelelahan. Hal ini diakibatkan oleh dua hal yaitu
kelelahan fisiologis dan kelelahan psikologis. Yang dimaksud kelelahan
fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan faal
tubuh. Perubahan faal tubuh dari kondisi segar menjadi letih akan
mempengaruhi keoptimalan kinerja pekerja. Pemulihan kondisi faal tubuh
untuk kembali pada kondisi segar selama beraktivitas merupakan hal
penting yang perlu diperhatikan. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pemulihan energi adalah istirahat. Pekerja yang bekerja
dengan beban kerja berat tentunya membutuhkan periode dan frekuensi
yang berbeda dengan pekerja yang bekerja dengan beban kerja ringan.
Apabila lamanya waktu istirahat tidak sesuai dengan beban kerja yang
diberikan akan menyebabkan pekerja berada dalam kondisi yang tidak
optimal. Kondisi yang demikian dapat menyebabkan dampak yang
negatif, seperti waktu pengerjaan yang lebih lama, terjadinya produk
cacat, timbulnya kecelakaan kerja dan sebagainya.
Pabrik Minyak Kayu Putih Krai di bawah koordinasi Kesatuan
Bisnis Mandiri Industri Non Kayu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah
adalah sebuah industri yang menghasilkan produk berupa minyak kayu
putih. Proses pengolahan ini terdiri dari beberapa proses, diantaranya
adalah proses pengisian daun kedalam ketel daun, kemudian dilakukan
proses destilasi, pendinginan, dan yang terakhir adalah proses pemisahan
air dan minyak kayu putih. Penelitian ini difokuskan pada bagian stasiun
persiapan dan stasiun pengolahan. Kondisi yang nyata pada stasiun
persiapan adalah pekerja bekerja berada dalam lingkungan yang panas
dengan posisi berdiri, sedangkan pada stasiun pengolahan bekerja pada
ruangan yang berventilasi kurang baik, sehingga dari penelitian ini dapat
mengetahui tingkat beban kerja dari masing-masing pekerja di kedua
stasiun dari faktor lingkungan kerja tersebut.
Menurut Manuaba (2000) dalam Tarwaka, dkk (2004) bahwa
secara umum beban kerja seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
kompleks, baik internal maupun eksternal. Faktor interal beban kerja
meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, dan status
gizi,) dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, kepuasan,).
Sedangkan
faktor
eksternal
beban
kerja
meliputi,
tugas-tugas
(kompleksitas pekerjaan, tanggung jawab dan sebagainya, organisasi kerja
(waktu kerja, shift kerja, sistem kerja dan sarana kerja) dan kondisi
lingkungan kerja (lingkungan kerja fisik, kimia, biologis dan psikologis)
Berdasar kedua tempat kerja tersebut, dimana beban kerja dan
lingkungan kerja berbeda, dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk
menentukan lamanya waktu istirahat berdasar beban kerja dan lingkungan
kerja tersebut, sehingga diperoleh penentuan waktu istirahat optimal untuk
kedua tempat kerja tersebut.
1.2
Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana beban kerja pekerja di Pabrik Minyak Kayu Putih Krai?
2. Berapa waktu istirahat yang optimal berdasarkan beban kerja dari
pekerja?
1.3
Batasan Masalah
Agar dalam pembahasan masalah ini tidak melebar jauh dari fokus
permasalahan, maka perlu batasan masalah, antara lain :
1. Penelitian dilakukan pada pekerja di stasiun persiapan dan stasiun
pengolahan di PMKP Krai Gundih.
2. Di penelitian ini faktor yang mempengaruhi beban kerja hanyalah
faktor internal yaitu umur.
3. Penilaian beban kerja dilakukan berdasarkan metabolisme tubuh yang
meliputi asupan oksigen, denyut nadi atau jantung.
4. Penentuan lama waktu istirahat menggunakan pendekatan fisiologis
dan pendekatan psikologis.
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Menilai beban kerja pekerja dan mengklasifikasi beban kerja dengan
membandingkan dengan beban kerja standar..
2. Mengetahui tingkat konsumsi energi bagi pekerja pada stasiun
persiapan dan pengolahan.
3. Menentukan lama waktu istirahat bagi pekerja pada stasiun persiapan
dan stasiun pengolahan.
1.5
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi bagi perusahaan untuk menentukan lama
waktu istirahat yang sesuai bagi pekerja.
2. Sebagai masukan kepada perusahaan dalam menentukan langkah
perbaikan dalam penentuan lama waktu istirahat.
1.6
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan masalah maka dibuat suatu
sistematika yang dapat menggariskan secara jelas dan menegakkan arah
serta gambaran mengenai laporan penelitian, sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Merupakan pengantar dalam menguraikan secara singkat
mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Memuat penjelasan tentang konsep dan dasar untuk
memecahkan masalah penelitian dan pedoman untuk
pembahasan masalah, antara lain konsep ergonomi, , beban
kerja, perhitungan konsumsi energi, pemulihan waktu
istirahat
dan
penentuan
waktu
istirahat
dengan
menggunakan metode pendekatan fisiologis dan psikologis.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Menggambarkan
tata
cara
pengumpulan
data
yang
diperlukan guna menjawab permasalahan yang ada, seperti
objek
penelitian,
data
dan
sumber
data,
pengumpulan data, kerangka pemecahan masalah.
metode
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Memuat data-data hasil penelitian yang berhubungan
dengan masalah yang dibahas dan pengolahan data yang
berkaitan dengan teori yang ada, serta analisa dari
pengolahan data.
BAB V
PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran yang ditunjukkan bagi
pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Ergonomi
Untuk dapat mempermudah pemahaman terhadap ergonomi, kita dapat
menggunakan konsep umum dari cara berfikir yang rasional yang biasa kita
gunakan. Mengadopsi istilah (5W + 1H) dapat mempermudah kita berfikir
secara sistematis di dalam memahami dan menerapkan ergonomi (Tarwaka,
dkk, 2004 : 5).
a. What is ergonomics?
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang tediri dari dua kata
yaitu “ergos” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi
secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem
kerja.
b. Why is ergonomics?
Dari pengalaman menunjukkan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan
yang dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomi akan
mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat pada
penurunan efisiensi dan daya kerja.
c. Where is ergonomics?
Secara umum penerapan ergonomi dapat dilakukan dimana saja, baik
dilingkungan rumah, di perjalanan, di lingkungan sosial maupun di
lingkungan di tempat kerja.
d. When is ergonomics applied?
Ergonomi dapat di terapkan dimana saja dan kapan saja sehingga kita
dapat merasa sehat, aman da nyaman dalam melakukan aktivitas.
e. Who must apply ergonomics?
Setiap komponen masyarakat baik masyarakat pekerja maupun
masyarakat sosial dalam upaya menciptakan kenyamanan, kesehatan,
keselamatan dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
f. How is ergonomics applied?
Untuk dapat menerapkan ergonomi secara tepat dan benar, maka kita
harus mempelajari dan memahami ergonomi secara detail.
2.2 Definisi Ergonomi
Ergonomi
adalah
ilmu,
seni
dan
penerapan
teknologi
untuk
menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala aktivitas yang digunakan
baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan
keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup
secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka, dkk, 2004 : 6).
Sedangkan menurut Nurmianto (1996 : 1), definisi ergonomi adalah
studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau
secara anantomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan
desain/perancangan serta evaluasi dari sebuah produk.
2.3
Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi menurut Tarwaka, dkk
(2004 : 7) adalah sebagai berikurt:
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan
mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif
maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek
teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang
dilakukan sehingga tercipta kualitas hidup yang tinggi.
2.4 Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi
Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya
untuk menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan,
kebolehan dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat
berkarya secara optimal tanpa pengaruh buruk dari pekerjaannya. Dari sudut
pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu
dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi.
Dalam kata lain, tuntutan tugas tidak boleh terlalu rendah (underload) dan
juga tidak boleh terlalu berlebihan (overload). Karena keduanya, baik
underload maupun overload akan menyebabkan stress.
Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dengan tuntutan tugas
tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 2.1 berikut.
Material
Characteristics
Task/Work Place
Characteristics
Personal
Capacity
TASK
DEMANDS
Organizational
Characteristics
Physicological
Capacity
WORK
CAPACITY
Environmental
Characteristics
Pysicological
Capacity
Biomechanical
Capacity
PERFORMANCE
Quality
Fatique
Discomfort
Injury
Stress
Accident
Disease
Productivity
Gambar 2.1 Konsep Dasar Keseimbangan dalam Ergonomi
(sumber: Manuaba, 2000 dalam Tarwaka, dkk 2004 : 8)
a. Kemampuan Kerja (Work Capacity)
1. Personal Capacity (Karakteristik Pribadi); meliputi faktor usia, jenis
kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama
dan kepercayaan.
2. Physicological
Capacity
(Kemampuan
Fisiologis);
meliputi
kemampuan dan daya tahan cardio-vaskuler, syaraf otot, panca
indera.
3. Biomechanical Capacity (Kemampuan Biomekanik) berkaitan
dengan kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian, tendon
dan jalinan tulang.
b. Tuntutan Tugas (Task Demand)
1. Task and Material Characteristic (Karakteristik tugas dan Material);
ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan
dan irama kerja.
2. Organization Characteristic; berhubungan dengan jam kerja dan
jam istirahat, shift kerja, cuti dan libur, manajemen.
3. Environmental Characteristic; berkaitan dengan teman setugas,
kondisi lingkungan kerja fisik, norma, adat kebiasaan dan sosiobudaya.
c. Performansi (Performance)
1. Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) > Kapasitas kerja (Work
Capacity), maka hasil akhirnya berupa: ketidaknyamanan overstress,
kelelahan, kecelakaan, cidera, rasa sakit dan tidak produktif.
2. Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) < Kapasitas kerja (Work
Capacity), maka hasil akhirnya berupa: undertress, kebosanan,
kejemuan, kelesuan, sakit dan tidak produktif.
3. Agar penampilan menjadi optimal maka perlu adanya keseimbangan
dinamis (task demand = Work capacity) sehingga tercapai kondisi
lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan produktif.
2.5
Beban Kerja
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan
sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh
beban tubuh, memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan dan
melakukan pekerjaan. Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting bagi
kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga mencapai kehidupan yang
produktif sebagai satu tujuan hidup. Dipihak lain, bekerja berarti tubuh akan
menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap
pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat
berupa beban fisik maupun mental.
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik, maupun
kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut.
Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang
lainnya dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani,
usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan.
2.5.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja
Menurut Rodhal (1989), Adiputra (1998) dan Manuaba (2000) dalam
Tarwaka, dkk (2004 : 95), bahwa secara umum hubungan antara beban kerja
dan kapsitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks,
baik faktor internal maupun faktor eksternal
a. Beban Kerja Oleh Karena Faktor Eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari
luar tubuh pekerja, meliputi:
1.
Tugas-tugas (task)
Meliputi tugas bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata ruang tempat
kerja, kondisi lingkungan kerja, sikap kerja, cara angkut, beban yang
diangkat. Sedangkan tugas yang bersifat mental meliputi, tanggung
jawab, kompleksitas pekerjaan, emosi pekerja dan sebagainya.
2.
Organisasi Kerja
Organisasi kerja meliputi lamanya waku kerja, waktu istirahat, shift
kerja, sistem kerja dan sebagainya.
3.
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja ini dapat memberikan beban tambahan yang meliputi,
lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja
biologis dan lingkungan kerja psikologis.
b. Beban Kerja Oleh Karena Faktor Internal
Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam
tubuh akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal yang berpotensi
sebagai stressor, meliputi:
1) Faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi,
kondisi kesehatan, dan sebagainya)
2) Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan,
dan sebagainya).
2.5.2 Penilaian Beban Kerja Fisik
Menurut Astrand and Rodhal (1977) dalam Tarwaka, dkk bahwa
penilaian beban kerja dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif,
yaitu metode penilaian langsung dan metode penilaian tidak langsung.
a. Metode Penilaian Langsung
Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang
dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja.
Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan
untuk dikonsumsi. Meskipun metode pengukuran asupan oksigen lebih
akurat, namun hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan
diperlukan peralatan yang mahal.
Berikut adalah kategori beban kerja yang didasarkan pada metabolisme,
respirasi suhu tubuh dan denyut jantung menurut Christensen (1991) pada
tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, respirasi, Suhu
Tubuh dan denyut Jantung
Kategori
Beban Kerja
Konsumsi
Oksigen
(l/min)
0,5 – 1,0
1,0 – 1,5
1,5 – 2,0
2,0 – 2,5
11 – 20
20 – 30
31 – 43
43 – 56
37,5
37,5 – 38,0
38,0 – 38,5
38,5 – 39,0
Denyut
Jantung
(denyut/min)
75 – 100
100 – 125
125 – 150
150 – 175
60 – 100
> 39
> 175
Ventilasi
paru (l/min)
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Sangat Berat
2,5 – 4,0
Sekali
Sumber: Christensen (1991:169).
Safety
Suhu
Rektal (oC)
Encyclopedia of occupational Health and
Tabel 2.2 Konsumsi Oksigen Maksimum (VO2 max) mL/(Kg-min)
Umur (tahun)
< 30
30 - 39
40 - 49
> 50
Sangat buruk
< 25.0
< 25.0
< 25.0
Buruk
25.0 – 33.7 25.0 – 30.1 25.0 – 26.4
25.0
Biasa
33.8 – 42.5 30.2 – 39.1 26.5 – 35.4 25.0 – 33.7
Baik
42.6 – 51.5 39.2 – 48.0 35.5 – 45.5 33.8 – 43.0
Sangat baik
> 51.6
> 48.1
> 45.1
> 43.1
Sumber: Konz (1996). Phsyiology of Body Movement. Kansas State University
Kategori
Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk
hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan
regresi kuadratis sebagai berikut:
E = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X2 ...................... (2.1)
Dimana:
E = Energi (Kkal/menit)
X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)
a. Metode Penilaian Tidak Langsung
Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi
selama bekerja. Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan
suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut
(Kilbon, 1992) dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja
sebagai berikut:
Denyut Nadi (Denyut/Menit) =
10 Denyut
x 60 ............. (2.2)
WaktuPengh itungan
Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja
mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, sangkil dan murah
juga tidak diperlukan peraltan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel
dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.
Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari
beberapa jenis yaitu:
1) Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelum
pekerjaan dimulai
2) Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja
3) Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan
denyut nadi kerja.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting
didalam peningkatan cardiat output dari istirahat sampai kerja maksimum.
Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja
maksimum oleh Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk (2004:101)
didefinisikan sebagai Heart Rate Reverse (HR Reverse) yang diekspresikan
dalam presentase yang dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.
% HR Reverse =
DNK − DNI
x 100 ........................................... (2.3)
DN Max − DNI
Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah:
(220 – umur) untuk laki-laki dan (200 – umur) untuk perempuan
Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan
peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi
maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasculair load = % CVL)
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
% CVL =
100 x( DNK − DNI )
..................................................... (2.4)
DN Max − DNI
Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian di bandingkan dengan
klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 2.3 Klasifikasi Berat Ringan Beban Kerja Berdasar % CVL
% CVL
< 30 %
30 % - 60 %
60 % - 80 %
80 % - 100 %
> 100 %
Klasifikasi % CVL
Tidak terjadi kelelahan
Dipelukan perbaikan
Kerja dalam waktu singkat
Diperlukan tindakan segera
Tidak diperbolehkan beraktivitas
Selain cara tersebut diatas cardivasculair strain dapat diestimasi
menguunakan denyut nadi pemulihan (heart rate recovery) atau dikenal
dengan Metode Brouba. Keuntungan metode ini adalah sama sekali tidak
menganggu atau menghentikan pekerjaan, karena pengukuran dilakukan
setelah subjek berhenti bekerja. Denyut nadi pemulihan (P) dihitung pada
akhir 30 detik menit pertama, kedua dan ketiga (P1, P2, P3). Rerata dari
ketiga nilai tersebut dihubungkan dengan total cardiac cost dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Jika P1 – P3 ≥ 10 aau P1, P2, P3 seluruhnya < 90, nadi pemulihan
normal
2) Jika rerata P1 yang tercatat ≤ 110, dan P1 – P3 ≥ 10, maka beban
kerja tidak berlebihan (not excessive)
3) Jika P1 – P3 < 10 dan Jika P3 > 90, perlu redesaian pekerjaan
Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolue denyut nadi
pada ketergantungan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran
(individual fitness) dan pemaparan lingkungan panas. Jika pemulihan nadi
tidak segera tercapai maka diperlukan redesain pekerjaan untuk mengurangi
tekanan fisik. Redesain tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun
variabel; keseluruhan dari variabel bebas task (tugas), organisasi kerja dan
lingkungan kerja yang menyebabkan beban kerja tambahan.
2.5.3
Total Metabolisme (Total Metabolism)
Salah satu proses yang paling penting dalam badan manusia ialah
berubahnya energi kimia dari makanan menjadi panas dan tenaga mekanik.
Makanan dipecah di dalam usus menjadi senyawa kimia sederhana
sehingga dapat diserap oleh dinding alat pencerna sampai ke aliran darah.
Bagian besar dari pecahan makanan lalu diangkut ke hati untuk disimpan
sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen, dan jika dibutuhkan lalu
dilepaskan ke dalam aliran darah sebagian besar dalam bentuk senyawa
gula.
Lambung,
Paru-paru
Hati
PROSES METABOLISME
Panas
i
Energi
Gambar 2.2 Proses Metabolisme Tubuh
Segenap perubahan yang menyangkut bahan makanan itu disebut ”
metabolisme ”. Oleh proses metabolik itulah energi dihasilkan dan dipakai
untuk kerja mekanis melalui sarana kimiawi di dalam otot. Sedangkan yang
dimaksud metabolisme basal adalah konsumsi energi secara konstan pada
saat istirahat dengan perut dalam keadaan kosong, yang mana tergantung
pada ukuran berat badan dan jenis kelamin.
Total metabolisme tubuh secara langsung dapat diukur melalui
konsumsi oksigen dengan persamaan sebagai berikut: (Konz, 1996 : 50)
Tot Met = 60 Energy x Ox Uptk ............................................................. (2.5)
Dimana:
Tot Met = Total Metabolism (total metabolisme)
Energy = Konsumsi energi (Kkal/menit)
Ox Uptk = Oxygen Uptake (konsumsi oksigen) (Liter/menit)
2.6
Pemulihan Energi Saat Istirahat
Irama antara konsumsi energi dan pembayaran kembalinya, atau
pergantian antara bekerja dan pemulihannya berlaku sama bagi semua
fungsi tubuh. Ia diperlukan bagi keseluruhan orang maupun jantung atau
otot. Waktu istirahat merupakan kebutuhan Fisiologis yang tidak dapat
ditawar demi untuk mempertahankan kapasitas kerja.
Waktu istirahat dibutuhkan tidak hanya bagi kerja fisik, tetapi juga oleh
jabatan yang menimbulkan tegangan mental dan saraf. Istirahat juga
dibutuhkan untuk mempertahankan ketangkasan digital, ketajaman indera
serta ketekunan konsentrasi mental.
Menurut Suma’mur (1982) bahwa bekerja adalah anabolisme yakni
mengurangi atau menggunakan bagian-bagian yang telah dibangun
sebelumnya. Dalam keadaan demikian, sistem syaraf utama yang berfungsi
adalah komponen simpatis. Maka pada kondisi seperti itu, aktivitas tidak
dapat dilakukan terus-menerus, melainkan harus diselingi istirahat untuk
memberi kesempatan tubuh melakukan pemulihan. Pada saat istirahat
tersebut, maka tubuh mempunyai kesempatan membangun kembali tenaga
yang telah digunakan (katabolisme).
Grandjean (1993) menjelaskan bahwa setiap fungsi tubuh manusia dapat
dilihat sebagai keseimbangan ritmis antara kebutuhan energi (kerja) dengan
penggantian kembali sejumlah energi yang telah digunakan (istirahat).
Kedua proses tersebut merupakan bagian integral dari kerja otot, kerja
jantung dan keseluruhan fungsi biologis tubuh. Dengan demikian jelas
bahwa untuk memelihara performansi dan efisiensi kerja, waktu istirahat
harus diberikan secukupnya, baik antara waktu kerja maupun di luar jam
kerja (istirahat pada malam hari).
2.6.1
Periode Istirahat
Dalam buku Sastrowinoto (1985), menyebutkan bahwa dengan studi
kerja kita mengetahui bahwa orang yang bekerja diselipi oleh istirahat
dengan berbagai jalan. Ada 4 tipe istirahat yang dapat dibedakan :
a. Spontan
Istirahat spontan jelas merupakan istirahat yang diselipkan oleh
pekerja sendiri untuk mengaso. Meski tidak akan memakan waktu lama
meskipun sering dilakukan, terutama pada pekerjaan yang berat.
b. Tersembunyi
Ialah melakukan pekerjaan yang tidak perlu bagi tugas yang sedang
Ia tangani. Banyak juga tempat-tempat yang memungkinkan waktu
mengaso
jenis
itu,
misalnya
membersihkan
komponen
mesin,
membenahi bangku kerja, duduk yang enak dan lain-lain.
c. Kondisi pekerja
Istirahat kondisi kerja terdiri atas segala tipe waktu tunggu,
tergantung pada pengaturan pekerja atau gerakan dari mesin. Seringkali
waktu tunggu semacam itu terjadi ketika operasi mesin telah selesai,
perkakas harus didinginkan, menanti datangnya komponen, atau operasi
perawatan mesin.
d. Telah ditentukan
Istirahat telah ditentukan dibuat berdasarkan studi kerja. Kalau
ditentukan banyaknya waktu istirahat pendek yang diselipkan selama
bekerja, maka ternyata bahwa mengaso tersembunyi dan mengaso
spontan akan berkurang jumlahnya.
2.6.2
Pengaruh Waktu Kerja dan Waktu Istirahat.
Pengaturan waktu istirahat harus disesuaikan dengan sifat, jenis
pekerjaan dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti lingkungan
kerja panas, dingin, bising dan berdebu. Namun demikian secara umum, di
Indonesia telah ditentukan lamanya waktu kerja sehari maksimum adalah 8
jam kerja dan selebihnya adalah waktu istirahat. Memperpanjang waktu
kerja lebih dari itu hanya akan menurunkan efisiensi kerja, meningkatkan
kelelahan, kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Dalam hal lamanya waktu kerja melebihi ketentuan yang telah
ditetapkan (8 jam per hari atau 40 jam seminggu), maka perlu diatur waktuwaktu istirahat khusus agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani tetap
dapat dipertahankan dalam batas-batas toleransi. Pemberian waktu istirahat
tersebut secara umum dimaksudkan untuk:
a. Mencegah terjadinya kelelahan yang berakibat kepada penurunan
kemampuan fisik dan mental serta kehilangan efisiensi kerja.
b. Memberi kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan atau
penyegaran.
c. Memberikan kesempatan waktu untuk melakukan kontak sosial.
2.6.3
Penentuan Waktu Istirahat Dengan Menggunakan Pendekatan Fisiologis
Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk
hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan
regresi kuadratis sebagai berikut:
E = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X2 .................................. (2.6)
Dimana:
E = Energi (Kkal/menit)
X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)
Setelah melakukan penghitungan diatas, kita dapat menghitung konsumsi
energi dengan menggunakan persamaan :
K= Et -Ei...................................................................................................(2.7)
Dimana:
K = Konsumsi energi (kilokalori/menit)
Et = Pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)
Ei = Pengeluaran energi pada waktu sebelum bekerja
Selanjutnya konsumsi energi dikonversikan kedalam kebutuhan
waktu
istirahat dengan menggunakan persamaan Murrel (Pullat, 1992) sbb:
Rt = 0
untuK<S......................................(2.8)
Rt =
K / S1xT ( K .S ) / .BM
2
untukS<K<2S..............................(2.9)
R=
T ( K .S )
x1,11
K .BM
untukK>2S.................................(2.10)
Dimana :
Rt
= waktu istirahat
K
= energi yang dikeluarkan selama bekerja
S
= standar energi yang dikeluarkan (pria = 5 kkal/menit, wanita= 4
kkal/menit)
BM
= metabolisme basal (pria = 1,7 kkal/menit, wanita = 1,4
kkal/menit)
T
= lamanya bekerja (menit).
2.7
Tinjauan Pustaka
1. Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Linda Theresia, Ni Made Sudri,
dan Eva Yusnita. Jurusan Teknik Industri – ITI Serpong tentang
penentuan lama waktu istirahat pada tahun 2006 di PT KMK Global
Sports yang memproduksi sepatu olah raga dengan merek dagang NIKE.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama waktu istirahat
berdasarkan beban kerja dan lingkungan kerja yang berbeda. Dimana
penelitian ini difokuskan pada bagian Technical PressI dan Embroidery.
Pengamatan perbedaan beban kerja berdasarkan konsumsi energi,
kondisi lingkungan kerja, tingkat kelelahan kerja, dan heat stress.
Pengukuran dilakukan pada 80 orang sample terpilih dari 209 pekerja.
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa Embroidery termasuk sistem
kerja dengan beban kerja ringan dimana kenaikan denyut nadi dari
kondisi sebelum bekerja menjadi sesudah bekerja adalah sebesar 6,23
denyut/menit, yang ekivalen dengan konsumsi energi sebesar 0,36
kkal/menit. Sedangkan Technical Press termasuk sistem kerja dengan
beban kerja moderate dimana kenaikan denyut nadi dari kondisi
sebelum bekerja menjadi sesudah bekerja adalah sebesar 25,14
denyut/menit, yang ekivalen dengan konsumsi energi sebesar 1,5
kkal/menit. Penentuan waktu istirahat berdasar beban kerja ditentukan
dengan pendekatan fisiologis dan psikologis. Berdasar pendekatan
fisiologis menyatakan bahwa waktu istirahat saat ini sudah cukup
memadai, sehingga tidak dibutuhkan penambahan waktu istirahat pada
kedua system kerja tersebut. (RT=0). Waktu istirahat saat ini sebesar 60
menit. Berdasar pendekatan psikologis, waktu istirahat yang dibutuhkan
pada Technical Press sebesar 70,5 menit, sedangkan pada Embroidery
sebesar 68,4 menit.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Bagus Roby Purnomo Jurusan Teknik
Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta tentang Pendekatan
Biomekanika untuk Desain Beban Kerja dan Perbaikan Metode Kerja
pada pekerja mebel kayu mangga pada tahun 2006 di Memen Furniture
Kartasura. Tujuan utamanya adalah melakukan desain atau redesain
tingkat beban kerja dan metode kerja yang aman bagi pekerja sesuai
dengan tuntutan tugas kapasitas kerja dari pekerja.
Penelitian ini menggunakan metode objektif untuk menilai beban kerja,
yaitu metode penilaian langsung dan metode penilaian tidak langsung
dan untuk mengetahui tingkat kelelahan digunakan kuisioner Nordic
Body Map serta job analysis
untuk menilai beban angkat melalui
Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Indek (LI).
Hasil perhitungan persentase Cardiovasculair load sebelum perbaikan
sebesar 27.69% (tukang); 25.19% (buruh); 33.47% (oven). Total
metabolisme kelompok tukang 341.08 Kcal/H; kelompok buruh 324.21
Kcal/H; kelompok oven 587.91 Kcal/H. Sedangkan nilai RWL dan LI
(original) diperoleh 7.54 kg dan 1.59 (moderately sressfull task) dan
RWL dan LI (destination) diperoleh 5.78 kg dan 2.08 (moderately
stressfull
3. Penelitian yang akan dilakukan penulis mengacu dari dua penelitian
yang telah disebutkan diatas. Penulis melakukan penelitian di Pabrik
Minyak Kayu Putih Krai yang bertujuan untuk:
•
Menilai beban kerja pekerja dan mengklasifikasi beban kerja dengan
membandingkan dengan beban kerja standar..
•
Mengetahui tingkat konsumsi energi bagi pekerja pada stasiun
persiapan dan pengolahan.
•
Menentukan lama waktu istirahat bagi pekerja pada stasiun
persiapan dan pengolahan.
.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di Pabrik Minyak Kayu Putih yang terletak di
Dusun Krai, Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.
3.2
Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
melakukan penelitian, yaitu:
a. Studi Lapangan (observasi)
Metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
langsung pada obyek yang diteliti. Observasi dilakukan guna
mendapatkan data umum perusahaan yang meliputi, kondisi umum
perusahaan, aktivitas yang dilakukan pekerja di stasiun persiapan dan
stasiun pengolahan, kondisi lingkungan kerja, jalannya proses produksi
dan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.
b. Wawancara (interview)
Pengumpulan data dengan cara melakukan interaksi tanya jawab
dengan nara sumber yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.
Wawancara dilakukan pada pimpinan perusahaan dan sejumlah
karyawan guna mendapatkan data-data yang meliputi, jumlah tenaga
kerja, keluhan-keluhan yang dirasakan oleh pekerja saat beraktivitas
dan hal-hal yang menyangkut organisasi kerja.
c. Pengukuran
Pengukuran Metabolisme Tubuh (Body Metabolism)
Pengukuran metabolisme ini dimaksudkan untuk menilai beban kerja
dari aktivitas yang dilakukan. Pengukuran metabolisme tubuh dalam
penelitian ini di bedakan menjadi 2 yaitu pengukuran langsung dan
pengukuran tidak langsung..
d. Studi Kepustakaan
Metode pengumpulan data yang bersumber pada buku-buku
referensi, jurnal yang diperoleh dari media cetak maupun media internet
yang relevan dengan obyek yang diteliti.
3.3
Identifikasi Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari tempat yang dijadikan
sebagai objek penelitian. Adapun data primer yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi data pengukuran metabolisme tubuh untuk
menilai beban kerja.
b. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari luar perusahaan yang ada
hubungannya dengan obyek penelitian yang dilakukan. Adapun data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari:
1)
Studi pustaka
Sumber data yang berasal dari buku-buku referensi yang relevan
dan mendukung dengan obyek penelitian.
2)
Media internet
Sumber data yang berasal dari media internet yang berupa jurnal
maupun artikel yang mendukung dengan obyek penelitian.
3.4
Jalannya Penelitian
a. Pra penelitian
Pra penelitian dilakukan dengan langkah-langkah awal sebagai berikut:
1)
Menentukan tempat untuk dijadikan sebagai objek penelitian
2)
Menentukan tema dan tujuan penelitian
3)
Melakukan studi pendahuluan dengan cara:
Mengidentifikasi permasalahan yang ada di tempat penelitian
dengan mendokumentasikan untuk menguatkan tema yang diambil
b. Proses penelitian
Proses penelitian dimulai apabila dari studi pendahuluan (pra
penelitian) peneliti telah merumuskan suatu permasalahan yang akan
dijadikan sebagai tema penelitian. Adapun jalannya proses penelitian
yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:
1)
Pengamatan pada lantai produksi untuk menentukan data apa yang
nantinya akan diambil.
2)
Melakukan pengambilan data yang meliputi data metabolisme
tubuh pekerja, meliputi denyut jantung/nadi dan konsumsi
oksigen.
3.5
Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
Adapun data-data yang telah dikumpulkan tersebut dilakukan
pengolahan kemudian dianalisis sebagai berikut:
a. Penilaian Metabolisme Tubuh (Body Metabolism)
1) Denyut Nadi (Denyut/Menit)
Suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode
10 denyut (Kilbon, 1992 dalam Tarwaka, dkk 2004). Denyut nadi
untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa
jenis yaitu:
a) Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelum
pekerjaan dimulai.
b) Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama
bekerja
c) Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat
dengan denyut nadi kerja.
Adapun persamaan dari metode 10 denyut sperti terlihat pada rumus
dibawah.
Denyut Nadi (Denyut/Menit) =
10 Denyut
x 60 ........ (3.1)
WaktuPenghitungan
2) % HR Reverse
Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai
kerja maksimum oleh (Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk
2004:101) didefinisikan sebagai Heart Rate Reverse (HR Reverse)
yang diekspresikan dalam presentase.
% HR Reverse =
DNK − DNI
x 100 ..................................... (3.2)
DN Max − DNI
Dimana:
Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah:
(220 – umur) untuk laki-laki dan (200 – umur) untuk perempuan
3) % CVL (Cardiovasculair Strain)
Suatu estimasi untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan
peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut
nadi maksimum.
% CVL
100 x( DNK − DNI )
..................................................... (3.3)
DN Max − DNI
4) Menghitung nadi pemulihan
Denyut nadi pemulihan (P) dihitung pada akhir 30 detik menit
pertama, kedua dan ketiga (P1, P2, P3). Rerata dari ketiga nilai
tersebut dihubungkan dengan total cardiac cost dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Jika P1 – P3 ≥ 10 atau P1, P2, P3 seluruhnya < 90, nadi
pemulihan normal
b) Jika rerata P1 yang tercatat ≤ 110, dan P1 – P3 ≥ 10, maka beban
kerja tidak berlebihan (not excessive)
c) Jika P1 – P3 < 10 dan Jika P3 > 90, perlu redesaian pekerjaan
5) Menghitung konsumsi energi
Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk
hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah
persamaan regresi kuadratis sebagai berikut:
E = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X2 ...................... (3.4)
Dimana:
E = Energi (Kkal/menit)
X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)
6) Menghitung total metabolisme
Tot Met = 60 Energy x Ox Uptk ................................................ (3.5)
Dimana:
Tot Met = Total Metabolism (total metabolisme)
Energy = Konsumsi energi (Kkal/menit)
Ox Uptk = Oxygen Uptake (konsumsi oksigen) (Liter/menit)
7) Menghitung waktu istirahat
¾ Metode Pendekatan Fisiologis
Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu
bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu
sebuah persamaan regresi kuadratis sebagai berikut:
E = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X2 ...................... (3.6)
Dimana:
E = Energi (Kkal/menit)
X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)
Setelah melakukan penghitungan diatas, kita dapat menghitung
konsumsi energi dengan menggunakan persamaan :
K= Et -Ei.......................................................................................(3.7)
Dimana:
K = Konsumsi energi (kilokalori/menit)
Et = Pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)
Ei = Pengeluaran energi pada waktu sebelum bekerja
Selanjutnya
kebutuhan
konsumsi
energi
dikonversikan
kedalam
waktu istirahat dengan menggunakan persamaan
Murrel (Pullat, 1992) sbb:
Rt = 0
untuK<S..........................(3.8)
Rt =
K / S1xT ( K .S ) / .BM
2
untukS<K<2S..................(3.9)
R=
T ( K .S )
x1,11
K .BM
untukK>2S....................(3.10)
Dimana :
Rt
= Waktu istirahat
K
= Energi yang dikeluarkan selama bekerja
S
= Standar energi yang dikeluarkan (pria = 5 kkal/menit,
wanita= 4 kkal/menit)
BM
= Metabolisme basal (pria = 1,7 kkal/menit, wanita = 1,4
kkal/menit)
T
= Lamanya bekerja (menit)
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
Adapun data-data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah:
a. Denyut nadi
b. Konsumsi oksigen
4.2 Pengolahan Data
Adapun
data-data
yang
telah
diperoleh
selanjutnya
dilakukan
pengolahan data yang meliputi penilaian beban kerja dengan metode langsung
dan metode tak langsung, dan penentuan waktu istirahat berdasarkan beban
kerja yang diperoleh pekerja.
Pada penilaian beban kerja baik metode langsung maupun metode tak
langsung pekerja dikelompokkan menjadi 2 kelompok dimana setiap
kelompok mempunyai lingkup pekerjaan yang berbeda, meliputi:
a. Kelompok Tenaga Stasiun Persiapan
Kelompok tenaga persiapan adalah pekerja yang lingkup pekerjaannya
meliputi proses mempersiapkan daun dan penimbangan daun sebagai
bahan baku pembuatan minyak kayu putih.
b. Kelompok Tenaga Stasiun Pengolahan
Kelompok tenaga pengolahan adalah pekerja yang lingkup pekerjaannya
meliputi proses pemasakan, penyulingan, hingga menjadi produk akhir.
Pengelompokkan pekerja ini dimaksudkan untuk mengklasifikasikan
bahwa beban kerja yang diterima oleh kelompok pekerja berbeda-beda sesuai
dengan jenis pekerjaan yang dilakukannya. Dengan alasan itulah maka pekerja
harus dikelompokkan kedalam kelompok tertentu agar dapat diketahui dengan
pasti beban kerja pada masing-masing kelompok tertentu.
4.2.1 Penilaian Beban Kerja Dengan Metode Tidak Langsung
Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi
selama bekerja. Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu
metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut
(Kilbon, 1992) dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja
sebagai berikut:
Denyut Nadi (Denyut/Menit) =
10 Denyut
x 60
WaktuPenghitungan
a.
Penilaian Denyut Nadi Kelompok Kerja Tenaga Bagian Persiapan
Tabel 4.1 Data Waktu 10 Denyut Nadi Kelompok Kerja Bagian Persiapan bahan baku
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama
Sartono
Rudi
Yahman
Supiyo
Kasipan
Marno
Harno
Jasmo
Nuhadi
Suliyah
Ngatmi
Sutilah
Marni
Jiyem
Sumarni
Umur
(Tahun)
DNI
(Detik)
38
29
34
30
35
35
40
36
32
35
37
39
31
37
38
8.64
8.57
8.75
8.63
8.75
8.66
8.73
8.83
8.45
8.82
8.56
8.67
8.63
9.05
8.89
DNK (Detik)
1
7.46
7.45
7.33
7.32
7.21
7.25
7.23
7.34
7.18
7.12
7.42
7.32
7.25
7.41
7.13
2
6.48
6.52
6.36
6.65
6.77
6.69
6.56
6.48
6.34
6.42
6.21
6.32
6.84
6.89
6.69
3
5.45
5.41
5.63
5.35
5.21
5.36
5.28
5.42
5.29
5.47
5.77
5.22
5.46
5.84
5.41
Rerata
(Detik)
4
5.21
5.18
5.24
5.12
5.17
5.14
5.13
5.24
5.15
5.27
5.32
5.18
5.25
5.46
5.25
6.15
6.14
6.14
6.11
6.09
6.11
6.05
6.12
5.99
6.07
6.18
6.01
6.20
6.40
6.12
Keterangan:
DNI
: Denyut Nadi Istirahat
DNK
: Denyut Nadi Kerja
™ Pengambilan atau pengukuran denyut nadi istirahat dilakukan pada saat
sebelum pekerja memulai pekerjaannya.
™ Pengambilan atau pengukuran denyut nadi kerja dilakukan pada saat
pekerja melakukan pekerjaannya yaitu pengukuran dilakukan pada saat
pekerja mulai bekerja yaitu:
•
Pengukuran DNK pertama pada pukul 07.30 WIB
•
Pengukuran DNK kedua pada pukul 08.30 WIB
•
Pengukuran DNK ketiga pada pukul 09.30 WIB
•
Pengukuran DNK keempat pada pukul 10.30 WIB
Hasil dari data waktu 10 denyut nadi pekerja kemudian dimasukkan kedalam
persamaan 10 Denyut (metode 10 denyut) sehingga diperoleh denyut nadi pekerja
setiap denyut per menit (Denyut/Menit).
™ Perhitungan Denyut Nadi Istirahat dengan menggunakan metode 10
denyut, contoh untuk Sartono:
DNI (Detik)
= 8.64
Denyut Nadi (Denyut/Menit) =
DNI (Denyut/Menit)
=
10 Denyut
x 60
WaktuPenghitungan
10 Denyut
× 60
8.64
= 69.44
™ Perhitungan Denyut Nadi Kerja dengan menggunakan metode 10 denyut,
contoh untuk Sartono:
DNK (Detik)
= 7.46
Denyut Nadi (Denyut/Menit) =
10 Denyut
x 60
WaktuPenghitungan
DNI (Denyut/Menit)
10 Denyut
× 60
7.46
=
= 80.43
Setelah dilakukan perhitungan diperoleh hasil seperti pada tabel dibawah
ini. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Perhitungan Denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Persiapan Metode 10 Denyut
No
Nama
Umur
(Thn)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Sartono
Rudi
Yahman
Supiyo
Kasipan
Marno
Harno
Jasmo
Nuhadi
Suliyah
Ngatmi
Sutilah
Marni
Jiyem
Sumarni
38
29
34
30
35
35
40
36
32
35
37
39
31
37
38
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
DNI
(Denyut/Me
nit)
69.44
70.01
68.57
69.52
68.57
69.28
68.73
67.95
71.01
68.03
70.09
69.20
69.52
66.30
67.49
DNK (Denyut/Menit)
1
80.43
80.54
81.86
81.97
83.22
82.76
82.99
81.74
83.57
84.27
80.86
81.97
82.76
80.97
84.15
2
92.59
92.02
94.34
90.23
88.63
89.69
91.46
92.59
94.64
93.46
96.62
94.94
87.72
87.08
89.69
3
110.09
110.91
106.57
112.15
115.16
111.94
113.64
110.70
113.42
109.69
103.99
114.94
109.89
102.74
110.91
Rerata
4
115.16
115.83
114.50
117.19
116.05
116.73
116.96
114.50
116.50
113.85
112.78
115.83
114.29
109.89
114.29
99.57
99.82
99.32
100.38
100.77
100.28
101.26
99.89
102.03
100.32
98.56
101.92
98.66
95.17
99.76
Tabel 4.3 Rekapitulasi Denyut Nadi Kelompok Kerja Bagian Persiapan
Umur
DNI
DNK
DNK Maks
Nadi Kerja
Nama
(Tahun) (Denyut/Menit) (Denyut/Menit) (Denyut/Menit) (Denyut/Menit)
Sartono
38
69.44
99.57
182
30.12
Rudi
29
70.01
99.82
191
29.81
Yahman
34
68.57
99.32
186
30.75
Supiyo
30
69.52
100.38
190
30.86
Kasipan
35
68.57
100.77
185
32.19
Marno
35
69.28
100.28
185
31.00
Harno
40
68.73
101.26
180
32.53
Jasmo
36
67.95
99.89
184
31.94
Nuhadi
32
71.01
102.03
188
31.03
Suliyah
35
68.03
100.32
165
32.29
Ngatmi
37
70.09
98.56
163
28.47
Sutilah
39
69.20
101.92
161
32.71
Marni
31
69.52
98.66
169
29.14
Jiyem
37
66.30
95.17
163
28.87
Sumarni
38
67.49
99.76
162
32.27
Rerata
68.92
99.85
176.93
30.93
Keterangan:
DN Mak : Denyut Nadi Maksimal, 220 – Umur (pria); 200 – Umur (wanita)
NK : Nadi Kerja ( DNK – DNI)
Maka dari tabel 4.3 dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut
(1) Perhitungan % HR Reverse
% HR Reverse
=
DNK − DNI
x 100
DN Max − DNI
=
99.85 − 68.92
× 100
176.93 − 68..92
= 28.64 %
(2) Perhitungan Cardiovasculair strain (% CVL)
% CVL
=
100 x ( DNK − DNI )
DN Max − DNI
=
100Χ(99.85 − 68.92)
176.93 − 68.92
= 28.64 %
Selain menggunakan perhitungan diatas cardiovasculair strain dapat
diestimasi menggunakan denyut nadi pemulihan (heart rate recovery) atau
dikenal dengan metode “Brouba”. Denyut nadi pemulihan ini diukur tepat
setelah pekerja berhenti bekerja yaitu pada akhir 30 detik menit pertama,
kedua dan ketiga. Untuk menilai hasil nadi pemulihan dapat digunakan
ketentuan sebagai berikut:
(a) Jika P1 – P3 ≥ 10, atau rerata P1, P2 dan P3 < 90 maka nadi pemulihan
normal
(b) Jika rerata P1 ≤ 110 dan P1 – P3 ≥ 10, maka beban kerja tidak berlebihan
(not excessive)
(c) Jika P1 – P3 ≤ 10, atau rerata P3 > 90 maka nadi pemulihan tidak normal
dan perlu redesain pekerjaan.
Secara lengkap hasil penilaian nadi pemulihan kelompok pekerja tenaga
bagian persiapan disajikan pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Nadi Pemulihan Kelompok Tenaga bagian Persiapan per 30 Detik
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama
Sartono
Rudi
Yahman
Supiyo
Kasipan
Marno
Harno
Jasmo
Nuhadi
Suliyah
Ngatmi
Sutilah
Marni
Jiyem
Sumarni
Umur
(tahun)
38
29
34
30
35
35
40
36
32
35
37
39
31
37
35
Nadi Pemulihan (Denyut/30s)
P1
P2
P3
44
41
37
42
40
38
43
42
35
42
41
36
43
42
34
45
43
34
44
42
36
42
40
35
41
40
37
42
41
34
44
42
36
43
41
34
42
40
33
41
40
34
42
41
32
Hasil dari penilaian nadi pemulihan pada 30 detik menit pertama, kedua
dan ketiga (P1, P2, P3) dikalikan 2 sehingga diperoleh denyut nadi pemulihan
setiap denyut per menit (Denyut/Menit), seperti disajikan pada Tabel 4.5
berikut:
Tabel 4.5 Nadi Pemulihan Kelompok Tenaga Bagian Persiapan Per Menit
No
Nama
Umur
(Tahun)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Sartono
Rudi
Yahman
Supiyo
Kasipan
Marno
Harno
Jasmo
Nuhadi
Suliyah
Ngatmi
Sutilah
Marni
Jiyem
38
29
34
30
35
35
40
36
32
35
37
39
31
37
15
Sumarni
35
Rerata
Nadi Pemulihan (Denyut/Menit)
P1
P2
P3
88
82
74
84
80
76
86
84
70
84
82
72
86
84
68
90
86
68
88
84
72
84
80
70
82
80
74
84
82
68
88
84
72
86
82
68
84
80
66
82
80
68
Rerata
(Denyut/Menit)
81.33
80.00
80.00
79.33
79.33
81.33
81.33
78.00
78.67
78.00
81.33
78.67
76.67
76.67
84
82
64
76.67
85.33
82.13
70.00
79.16
Keterangan:
P1 : 30 detik pemulihan menit pertama
P2 : 30 detik pemulihan menit Kedua
P3 : 30 detik pemulihan menit Ketiga
Pengukuran nadi pemulihan pertama dilakukan setelah pekerja tepat berhenti
bekerja dan untuk pengukuran pemulihan nadi kedua diukur setelah 30 detik
menit kedua, dan pengukuran pemulihan nadi ketiga diukur setelah akhir 30
detik menit ketiga.
Dari tabel hasil perhitungan diatas dapat dapat dibuat tabel rekapitulasi
penilaian beban kerja fisik kelompok pekerja bagian persiapan seperti yang
disajikan pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Metode Tak Langsung Tenaga bagian Persiapan
Keterangan
Hasil
1
2
3
4
Rerata DNI
Rerata DNK
Rerata DN Mak
Rerata NK
(Denyut/Menit)
(Denyut/Menit)
(Denyut/Menit)
(Denyut/Menit)
68.92
99.85
176.93
30.93
5
6
7
HR Reverse
CVL
Nadi Pemulihan
(%)
(%)
(Denyut/Menit)
28.64
28.64
85.53
P1
P2
P3
Rerata P1, P2, P3
82.13
70.00
79.16
P1-P3
15.53
Dibawah ini dapat dilihat grafik denyut nadi kelompok tenaga bagian
persiapan, yang merupakan hasil keseluruhan dari perhitungan yang telah
dilakukan.
Denyut Per Menit
120
100
80
60
40
20
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15
Sampel
DNI (Beat/Min)
DNK (Beat/Min)
Nadi Kerja (Beat/Min)
Gambar 4.1 Grafik Denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Persiapan
b. Penilaian Denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan
Tabel 4.7 Data Waktu 10 Denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan
Umur
DNI
DNK (Detik)
No
Nama
(Tahun) (Detik)
Rerata
1
2
3
4
1
Pramono
29
8.88
7.56
6.55
5.48
5.45
6.26
2
Suparto
38
8.64
7.54
6.48
5.54
5.32
6.22
3
Budi P
41
8.36
7.42
6.55
5.58
5.37
6.23
4
Suparjo
36
8.42
7.52
6.29
5.54
5.33
6.17
5
Yahmin
37
8.64
7.44
6.34
5.33
5.17
6.07
6
Haryanto
28
8.63
7.33
6.58
5.35
5.22
6.12
7
Tardjo
38
8.77
7.25
6.64
5.57
5.34
6.2
8
Bambang
35
8.55
7.24
6.42
5.63
5.39
6.17
9
Susilo
28
8.68
7.24
6.48
5.52
5.32
6.14
Keterangan:
DNI
: Denyut Nadi Istirahat
DNK
: Denyut Nadi Kerja
™ Pengambilan atau pengukuran denyut nadi istirahat dilakukan pada saat
sebelum pekerja memulai pekerjaannya.
™ Pengambilan atau pengukuran denyut nadi kerja dilakukan pada saat
pekerja melakukan pekerjaannya yaitu pengukuran dilakukan pada saat
pekerja mulai bekerja yaitu:
•
Pengukuran DNK pertama pada pukul 08.00 WIB
•
Pengukuran DNK kedua pada pukul 09.00 WIB
•
Pengukuran DNK ketiga pada pukul 10.00 WIB
•
Pengukuran DNK keempat pada pukul 11.00 WIB
Hasil dari data waktu 10 denyut nadi pekerja kemudian dimasukkan kedalam
persamaan 10 Denyut (metode 10 denyut) sehingga diperoleh denyut nadi pekerja
setiap denyut per menit (Denyut/Menit).
™ Perhitungan Denyut Nadi Istirahat dengan menggunakan metode 10
denyut, contoh untuk Pramono:
DNI (Detik)
= 8.88
Denyut Nadi (Denyut/Menit) =
10 Denyut
x 60
WaktuPenghitungan
DNI (Denyut/Menit)
10 Denyut
× 60
8.88
=
= 67.57
™ Perhitungan Denyut Nadi Kerja dengan menggunakan metode 10 denyut,
contoh untuk Pramono:
DNK (Detik)
= 7.56
Denyut Nadi (Denyut/Menit) =
10 Denyut
x 60
WaktuPenghitungan
DNK (Denyut/Menit)
10 Denyut
× 60
7.56
=
= 79.37
Setelah dilakukan Perhitungan diperoleh hasil seperti pada tabel dibawah ini.
Secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Perhitungan Denyut Nadi Tenaga Bagian Pengolahan Metode 10 Denyut
Umur
DNI
DNK (Denyut/Menit)
No
Nama
(Tahun) (Denyut/M
Rerata
1
2
3
4
enit)
1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pramono
29
67.57
79.37
91.60
109.49
110.09
97.64
2
Suparto
38
69.44
79.58
92.59
108.30
112.78
98.31
3
Budi P
41
71.77
80.86
91.60
107.53
111.73
97.93
4
Suparjo
36
71.26
79.79
95.39
108.30
112.57
99.01
5
Yahmin
37
69.44
80.65
94.64
112.57
116.05
100.98
6
Haryanto
28
69.52
81.86
91.19
112.15
114.94
100.03
7
Tardjo
38
68.42
82.76
90.36
107.72
112.36
98.30
8
Bambang
35
70.18
82.87
93.46
106.57
111.32
98.56
9
Susilo
28
69.12
82.87
92.59
108.70
112.78
99.24
Tabel 4.9 Rekapitulasi Denyut Nadi Kelompok Tenaga bagian pengolahan
Umur
DNI
DNK
DNMak
Nadi Kerja
Nama
(Tahun) (Denyut/Menit) (Denyut/Menit) (Denyut/Menit) (Denyut/Menit)
Pramono
Suparto
Budi P
Suparjo
Yahmin
Haryanto
Tardjo
Bambang
Susilo
Rerata
29
38
41
36
37
28
38
35
28
67.57
69.44
71.77
71.26
69.44
69.52
68.42
70.18
69.12
69.64
97.64
98.31
97.93
99.01
100.98
100.03
98.30
98.56
99.24
98.89
191
182
179
184
183
192
182
185
192
185.56
30.07
28.87
26.16
27.75
31.53
30.51
29.88
28.38
30.11
29.25
Keterangan:
DN Mak : Denyut Nadi Maksimal, 220 – Umur (pria); 200 – Umur (wanita)
NK : Nadi Kerja ( DNK– DNI)
Maka dari tabel 4.9 dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
(1) Perhitungan % HR Reverse
% HR Reverse
=
DNK − DNI
x 100
DN Max − DNI
=
98.89 − 69.64
Χ100
185.56 − 69.64
= 25,23 %
Perhitungan Cardiovasculair strain (% CVL)
(2)
% CVL
=
100 x( DNK − DNI )
DN Max − DNI
=
100 Χ (98.89 − 69.64 )
98.89 − 69.64
= 25,23 %
Selain menggunakan perhitungan diatas cardiovasculair strain dapat
diestimasi menggunakan denyut nadi pemulihan (heart rate recovery) atau
dikenal dengan metode “Brouba”. Denyut nadi pemulihan ini diukur tepat
setelah pekerja berhenti bekerja yaitu pada akhir 30 detik menit pertama,
kedua dan ketiga. Untuk menilai hasil nadi pemulihan dapat digunakan
ketentuan sebagai berikut:
(a) Jika P1 – P3 ≥ 10, atau rerata P1, P2 dan P3 < 90 maka nadi pemulihan
normal
(b) Jika rerata P1 ≤ 110 dan P1 – P3 ≥ 10, maka beban kerja tidak berlebihan
(not excessive)
(c) Jika P1 – P3 ≤ 10, atau rerata P3 > 90 maka nadi pemulihan tidak normal
dan perlu redesain pekerjaan.
Secara lengkap hasil penilaian nadi pemulihan kelompok pekerja tenaga
pengolahan disajikan pada Tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Nadi Pemulihan Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan Per 30 Detik
Umur
Nadi Pemulihan (Beat/30s)
No
Nama
(Tahun)
P1
P2
P3
1
Pramono
29
43
41
38
2
Suparto
38
42
40
37
3
Budi P
41
44
42
38
4
Suparjo
36
41
40
35
5
Yahmin
37
42
41
36
6
Haryanto
28
42
40
37
7
Tardjo
38
41
40
33
8
Bambang
35
43
41
36
9
Susilo
28
44
42
37
Hasil dari penilaian nadi pemulihan pada 30 detik menit pertama, kedua
dan ketiga (P1, P2, P3) dikalikan 2 sehingga diperoleh denyut nadi pemulihan
setiap denyut per menit (Denyut/Menit), seperti disajikan pada Tabel
4.11berikut:
No
Tabel 4.11 Nadi Pemulihan Kelompok Tenaga Pengolahan Per Menit
Umur
Nadi Pemulihan (Denyut/Menit)
Rerata
Nama
(Tahun)
(Denyut/Menit)
P1
P2
P3
1
Pramono
29
86
82
76
81.33
2
Suparto
38
84
80
74
79.33
3
Budi P
41
88
84
76
82.67
4
Suparjo
36
82
80
70
77.33
5
Yahmin
37
84
82
72
79.33
6
Haryanto
28
84
80
74
79.33
7
Tardjo
38
82
80
66
76.00
8
Bambang
35
86
82
72
80.00
9
Susilo
28
88
84
74
82.00
84.89
81.56
72.67
79.70
Rerata
Keterangan:
P1 : 30 detik pemulihan menit pertama
P2 : 30 detik pemulihan menit Kedua
P3 : 30 detik pemulihan menit Ketiga
Pengukuran nadi pemulihan pertama dilakukan setelah pekerja tepat berhenti
bekerja dan untuk pengukuran pemulihan nadi kedua diukur setelah 30 detik
menit kedua, dan pengukuran pemulihan nadi ketiga diukur setelah akhir 30
detik menit ketiga.
Dari tabel hasil perhitungan diatas dapat dapat dibuat tabel rekapitulasi
penilaian beban kerja fisik kelompok pekerja bagian pengolahan seperti yang
disajikan pada Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Hasil Penilaian Metode Tak Langsung Kelompok Tenaga Pengolahan
No
Keterangan
Hasil
1
2
3
4
Rerata DNI
Rerata DNK
Rerata DN Mak
Rerata NK
(Denyut/Menit)
(Denyut/Menit)
(Denyut/Menit)
(Denyut/Menit)
69.64
98.89
185.56
29.25
5
6
7
HR Reverse
CVL
Nadi Pemulihan
(%)
(%)
(Denyut/Menit)
25.23
25.23
Rerata P1, P2, P3
84.89
81.56
72.67
79.7
P1-P3
12.22
P1
P2
P3
Dibawah ini dapat dilihat grafik denyut nadi kelompok tenaga bagian
pengolahan, yang merupakan hasil keseluruhan dari perhitungan yang telah
dilakukan.
Denyut Per Menit
120
100
80
60
40
20
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sampel
DNI (Beat/Min)
DNK (Beat/Min)
Nadi Kerja (Beat/Min)
Gambar 4.2 Grafik Denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan
4.2.2
Penilaian Beban Kerja Dengan Metode Langsung
Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang
dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja.
Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan
untuk dikonsumsi. Lebih lanjut menurut Christensen (1991) dan
Grandjean (1993) dalam Tarwaka dan Solichul H.A Bakri (2004:97)
menjelaskan bahwa salah satu pendekatan untuk menilai berat ringannya
beban kerja dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, ventilasi
paru dan suhu inti tubuh.
Secara lengkap pengolahan data untuk menilai beban kerja secara
langsung dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
a. Penilaian Beban Kerja Kelompok Tenaga Bagian Persiapan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Tabel 4.13 Konsumsi Oksigen Kelompok Tenaga Bagian Persiapan
Konsumsi Oksigen (cc)
Nama
Umur
Rerata
Pengukuran Ke
(tahun)
(cc)
1
2
3
4
Sartono
38
1800
1700
1600
1500
1650
Rudi
29
1900
1600
1500
1200
1550
Yahman
34
1500
1300
1700
1500
1500
Supiyo
30
2100
1500
1400
1300
1575
Kasipan
35
1600
1600
1400
1100
1425
Marno
35
1800
1400
1300
1200
1425
Harno
40
1800
1700
1600
1400
1625
Jasmo
36
1600
1500
1300
1100
1375
Nuhadi
32
2200
2000
1800
1300
1825
Suliyah
35
1900
1700
1500
1400
1625
Ngatmi
37
1400
1500
1300
1200
1350
Sutilah
39
1700
1600
1500
1500
1575
Marni
31
2100
2000
1600
1400
1775
1600
Jiyem
37
1800
1700
1500
1400
1425
Sumarni
38
1400
1500
1400
1400
Konsumsi oksigen yang diperoleh satuannya masih dalam (cc) maka
perlu diubah menjadi liter dimana 1000 cc = 1 liter, seperti pada Tabel 4.14
Tabel 4.14 Konsumsi Oksigen Kelompok Tenaga Bagian Persiapan dalam (L/Min)
Umur
Konsumsi Oksigen
Denyut Nadi
No
Nama
(Tahun)
(L/Min)
(Denyut/Menit)
1
Sartono
38
1.65
99.57
2
Rudi
29
1.55
99.82
3
Yahman
34
1.50
99.32
4
Supiyo
30
1.58
100.38
5
Kasipan
35
1.43
100.77
6
Marno
35
1.43
100.28
7
Harno
40
1.63
101.26
8
Jasmo
36
1.38
99.89
9
Nuhadi
32
1.83
102.03
10 Suliyah
35
1.63
100.32
11 Ngatmi
37
1.35
98.56
12 Sutilah
39
1.58
101.92
13 Marni
31
1.78
98.66
14 Jiyem
37
1.60
95.17
15 Sumarni
38
1.43
99.76
Rerata
1.55
99.85
Berdasarkan dari hasil Tabel 4.14 diatas maka dapat diestimasi
kebutuhan energi dan total metabolisme sebagai berikut:
1) Konsumsi Energi
Konsumsi Energi (E) = 1.80411 – 0.0229038 X + 4.71733 x 10-4 (X)2
= 1.80411 – 0.0229038 (99.85) + 4.71733 x 10-4 (99.85)2
E
= 1.80411 – 2.2869 + 4.71733 x 0.9970
= 4.22 Kkal/min
2) Total Metabolisme
Total metabolisme (Tot Met) = 60 Energy x Ox Uptk
Tot Met
= 60 (4.22) x 1.55
Tot Met
= 392.46 Kkal/h
Sehingga dari seluruh pengolahan data diatas secara sistematis dapat
direkapitulasi lewat Tabel 4.15 dibawah ini.
Tabel 4.15 Hasil Penilaian Metode Langsung Kelompok Tenaga Bagian Persiapan
No
Keterangan
Hasil
1
Denyut Nadi/Jantung
(Denyut/Menit)
1.55
2
Konsumsi Oksigen
(L/Min)
99.85
3
Energi
(Kkal/Min)
4.22
4
Total Metabolsme
(Kkal/H)
392.46
b. Penilaian Beban Kerja Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan
Tabel 4.16 Konsumsi Oksigen Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan dalam cc
Konsumsi Oksigen (cc)
No
Nama
Umur
Rerata
Pengukuran Ke
(Tahun)
(cc)
1
2
3
4
1
Pramono
29
1800
1700
1600
1200
1575
2
Suparto
38
1800
1500
1400
1300
1500
3
Budi P
41
2000
1700
1500
1300
1625
4
Suparjo
36
2000
1600
1400
1200
1550
5
Yahmin
37
1800
1500
1300
1100
1425
6
Haryanto
28
2000
1800
1500
1300
1650
7
Tardjo
38
1800
1600
1400
1100
1475
8
Bambang
35
1900
1700
1300
1200
1525
9
Susilo
28
1800
1700
1400
1100
1500
Pengukuran konsumsi oksigen ini dilakukan setelah pengukuran denyut
nadi dengan menggunakan metode 10 denyut.
Konsumsi oksigen yang diperoleh satuannya masih dalam (cc) maka
perlu diubah menjadi liter dimana 1000 cc = 1 liter, seperti pada Tabel 4.17
Tabel 4.17 Konsumsi Oksigen Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan dalam (L/Min)
No
Nama
Umur
Konsumsi Oksigen
Denyut Nadi
(Tahun)
(L/Min)
(Denyut/Menit)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pramono
Suparto
Budi P
Suparjo
Yahmin
Haryanto
Tardjo
Bambang
Susilo
29
38
41
36
37
28
38
35
28
Rerata
1.58
1.50
1.63
1.55
1.43
1.65
1.48
1.53
1.50
1.54
97.64
98.31
97.93
99.01
100.98
100.03
98.30
98.56
99.24
98.89
Berdasarkan dari hasil Tabel 4.17 diatas maka dapat diestimasi
kebutuhan energi dan total metabolisme sebagai berikut:
1) Konsumsi Energi
Konsumsi Energi (E) = 1.80411 – 0.0229038 X + 4.71733 x 10-4(X)2
= 1.80411 – 0.229038 (98.89) + 4.71733 x 10-4 (98.89)2
E
= 1.80411 – 2.265 + 4.71733 x 0.9779
= 4.152 Kkal/min
2) Total Metabolisme
Total metabolisme (Tot Met) = 60 Energy x Ox Uptk
Tot Met
= 60 (4.152) x 1.54
Tot Met
= 383.645 Kkal/h
Sehingga dari seluruh pengolahan data diatas secara sistematis dapat
direkapitulasi lewat Tabel 4.18 dibawah ini.
Tabel 4.18 Hasil Penilaian Metode Langsung Kelompok Tenaga Pengolahan
No
Keterangan
Hasil
1
Denyut Nadi/Jantung
(Denyut/Menit)
98.89
2
Konsumsi Oksigen
(L/Min)
1.54
3
Energi
(Kkal/Min)
4.152
4
Total Metabolsme
(Kkal/H)
383.645
4.2.3
Penentuan
Waktu
Istirahat
Dengan
Menggunakan
Metode
Pendekatan Fisiologis
4.2.3.1 Perhitungan Waktu istirahat untuk kelompok kerja stasiun
persiapan
•
X = 99.85 ( Kecepatan Denyut Nadi Kerja (Denyut/Menit))
Et = 1.80411 – 0.0229038 X + 4.71733 x 10-4 X2
= 1.80411 – 0.0229038(99.85) + 4.71733 x 10-4 (99.85)2
= 1.80411 – 2.2869 + 4.71733 x 0.9970
Et = 4.22 Kkal/min
•
X = 68.92 ( Kecepatan Denyut Nadi Istirahat (Denyut/Menit))
Ei = 1.80411 – 0.0229038 X + 4.71733 x 10-4 X2
= 1.80411 – 0.0229038(68.92) + 4.71733 x 10-4 (68.92)2
= 1.80411 – 1.5785 + 4.71733 x 0.475
Ei = 2.466 Kkal/min
¾
K
= Et – Ei
= 4.22 Kkal/min – 2.466 Kkal/min
K
= 1.754 Kkal/Min
Karena nilai K = 1.754 kkal/min < S yaitu energi yang dikeluarkan
selama bekerja kurang dari nilai standar energi yang dikeluarkan (pria = 5
kkal/mnt, wanita = 4 kkal/mnt, maka (Rt = 0). Artinya waktu istirahat
untuk saat ini sudah cukup memadai, sehingga tidak dibutuhkan
penambahan waktu istirahat pada stasiun persiapan tersebut
4.2.3.2 Perhitungan Waktu Istirahat Untuk Kelompok Kerja Stasiun
Pengolahan
•
X = 98.89 ( Kecepatan Denyut Nadi Kerja (Denyut/Menit))
Et = 80411 – 0.0229038 (98.89) + 4.71733 x 10-4 (98.89)2
= 1.80411 – 2.265 + 4.71733 x 0.9779
Et = 4.152 Kkal/mi
•
X = 69.64 ( Kecepatan Denyut Nadi Istirahat (Denyut/Menit))
Ei = 1.80411 – 0.0229038 X + 4.71733 x 10-4 X2
= 1.80411 – 0.0229038(69.64) + 4.71733 x 10-4 (69.64)2
= 1.80411 – 1.595 + 4.71733 x 0.485
Ei = 2.497 Kkal/min
¾ K = Et – Ei
= 4.152 Kkal/min – 2.497 Kkal/min
K = 1.655 Kkal/Min
Karena nilai K = 1.655 kkal/min < S yaitu energi yang dikeluarkan
selama bekerja kurang dari nilai standar energi yang dikeluarkan (pria = 5
kkal/mnt, wanita = 4 kkal/mnt, maka (Rt = 0). Artinya waktu istirahat
untuk saat ini sudah cukup memadai, sehingga tidak dibutuhkan
penambahan waktu istirahat pada stasiun pengolahan tersebut.
¾
Dasar perhitungan waktu istirahat dengan metode pendekatan
fisiologis
Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu
bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu
sebuah persamaan regresi kuadratis sebagai berikut:
E = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X2
Dimana:
E = Energi (Kkal/menit)
X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)
Setelah melakukan penghitungan diatas, kita dapat menghitung
konsumsi energi dengan menggunakan persamaan :
K= Et –Ei
Dimana:
K = Konsumsi energi (kilokalori/menit)
Et = Pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)
Ei = Pengeluaran energi pada waktu sebelum bekerja
Selanjutnya konsumsi energi dikonversikan kedalam kebutuhan
waktu istirahat dengan menggunakan persamaan Murrel (Pullat,
1992) sbb:
Rt = 0
untuK<S
Rt =
K / S1xT ( K .S ) / .BM
2
untukS<K<2S
Rt =
T ( K .S )
x1,11
K .BM
untukK>2S
Dimana :
Rt
= waktu istirahat
K
= energi yang dikeluarkan selama bekerja
S
= standar energi yang dikeluarkan (pria = 5 kkal/mnt, wanita = 4
kkal/mnt)
BM
= Metabolisme basal (pria = 1.7 Kkal/mnt, wanita = 1.4 Kkal/mnt)
T
= lamanya bekerja (menit)
4.3 Analisa Perhitungan
4.3.1 Penilaian Beban Kerja Metode Tidak Langsung
Penilaian beban kerja secara tak langsung adalah dengan mengukur
denyut nadi selama bekerja. Kategori beban kerja pada metode ini
ditentukan melalui dua variabel yaitu beban kardiovaskuler (% CVL), bisa
juga diestimasi dengan denyut nadi pemulihan dan denyut nadi kerja.
Dari hasil pengolahan dengan metode tidak langsung didapat hasil
perhitungan seperti disajikan pada Tabel 4.19 berikut:
Tabel 4.19 Hasil Penilaian Beban Kerja Metode Tak Langsung
No
Keterangan
Kelompok Pekerja
Persiapan
Pengolahan
1
Rerata DNI
(Denyut/Menit)
68.92
69.64
2
Rerata DNK
(Denyut/Menit)
99.85
98.89
3
Rerata DN Mak
(Denyut/Menit)
176.93
185.56
4
Rerata NK
(Denyut/Menit)
30.93
29.25
5
HR Reverse
(%)
28.64
25.23
6
CVL
(%)
28.64
25.23
7
Nadi Pemulihan
85.53
84.89
82.13
81.56
70.00
72.67
Rerata P1, P2, P3
79.16
79.70
P1-P3
15.53
12.22
(Denyut/Menit)
DNK (beat/min)
P1
P2
P3
150
99.85
98.89
100
Rerata DNK
50
0
Persiapan
Pengolahan
kelompok Kerja
C
V
L(%
)
Gambar 4.3 Grafik Rerata Denyut Nadi Kerja
40
30
28.64
25.23
% CVL
20
10
0
Persiapan
Pengolahan
Ke lom pok Ke r ja
Gambar 4.4 Grafik Rerata % CVL
Dari gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa rerata tertinggi dari
denyut nadi kerja (DNK) dan beban kardiovaskuler (% CVL) ada pada
pekerja bagian persiapan dengan nilai 99.85 denyut per menit dan 28.64 %
yang tergolong dalam kategori beban kerja ringan, karena < 100 denyut
per menit dan 28.64 % < 30 %).
Sedangkan pada kelompok pengolahan rerata DNK dan % CVL
diperoleh nilai rerata DNK dan % CVL sebesar 98.89 denyut per menit
dan 25.23 % yang tergolong dalam kategori beban kerja ringan.
100
20
79.16
79.70
50
0
Persiapan
Pengolahan
Kelompok Kerja
Rerata P1, P2, P3
NP (Denyut/menit)
NP (Denyut/menit)
150
15.53
15
12.22
10
5
0
Persiapan
Pengolahan
kelompok Kerja
P1-P3
Gambar 4.5 Grafik Nadi Pemulihan
Beban kerja juga dapat diestimasi melalui denyut nadi pemulihan
dengan dua variabel, yaitu
a. Jika P1 – P3 ≥ 10, atau rerata P1, P2 dan P3 < 90 maka nadi pemulihan
normal
b. Jika rerata P1 ≤ 110 dan P1 – P3 ≥ 10, maka beban kerja tidak berlebihan
c. Jika P1 – P3 ≤ 10, atau rerata P3 > 90 maka nadi pemulihan tidak normal
dan perlu redesain pekerjaan.
Dari Gambar 4.5 dapat dilihat rerata P1, P2, P3 dan P1 – P3 untuk
kelompok pekerja bagian persiapan adalah 79.16 denyut per menit dan
15.53 denyut per menit. Sedangkan kelompok pekerja bagian pengolahan
adalah 79.7 denyut per menit dan 12.22 denyut per menit
Dari nilai tersebut maka dapat dikategorikan untuk kelompok
pekerja persiapan dan pengolahan mempunyai nadi pemulihan normal dan
beban kerja tidak berlebihan (not excessive) P1 – P3 ≥ 10, atau rerata P1, P2
dan P3 < 90.
4.3.2 Penilaian Beban Kerja Metode Langsung
Penilaian beban kerja secara langsung adalah dengan mengukur
energi yang dikeluarkan melalui asupan oksigen selama bekerja. Dari
asupan oksigen dapat diketahui bahwa semakin berat beban kerja maka
semakin banyak energi yang dikonsumsi. Dari hasil perhitungan pada
Tabel 4.20 dibawah ini maka dapat dianalisa sebagai berikut:
Tabel 4.20 Hasil Penilaian Beban Kerja dengan Metode Langsung
No
1
Keterangan
Persiapan
Pengolahan
2
3
Denyut Nadi/Jantung
(Denyut/Menit)
Konsumsi Oksigen
Energi
(L/Min)
(Kcal/Min)
99.85
1.55
4.22
98.89
1.54
4.152
4
Total Metabolisme
(Kcal/H)
392.46
383.645
4.3.3 Perbandingan Hasil Penilaian Beban Kerja
Dari kedua pengukuran baik dengan metode langsung dan tak
langsung hasil yang diperoleh dapat dibandingkan seperti terlihat pada
Tabel 4.21 dibawah ini.
Tabel 4.21 Perbandingan Hasil Penilaian Beban Kerja
No
Keterangan
% CVl
(%)
Persiapan
Pengolahan
28.64
25.23
Sedang
Ringan
392.46
383.645
Berat
Berat
1
Kategori Beban kerja
Total Metabolisme
(Kcal/H)
2
Kategori Beban Kerja
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa % CVL dikatakan dalam kategori
beban kerja sedang untuk stasiun persiapan dan ringan untuk stasiun
pengolahan karena dalam penentuan % CVL berdasarkan denyut nadi.
Sedangkan pada kedua stasiun tersebut pekerja tidak melakukan pekerjaan
yang berulang-ulang sehingga tidak mengakibatkan peningkatan dalam
laju denyut nadi. Pada total metabolisme dikatakan kategori beben kerja
berat untuk kedua stasiun tersebut karena dalam penentuan total
metabolisme berdasarkan konsumsi oksigen dan pengeluaran energi,
dalam kondisi ini yang berpenaruh dalam pekerjaan adalah kondisi
lingkungan yang panas sehingga kebutuhan oksigen untuk kedua stasiun
tersebut sangatlah kurang memadai
Sebagai dasar rekomendasi dari KEPMENAKER No. 51 Tahun
1999 yang menetapkan kategori beban kerja menurut kebutuhan kalori
sebagai berikut:
a.
Beban Kerja Ringan : 100 – 200 Kkal/jam
b.
Beban Kerja Sedang : > 200 – 350 Kkal/jam
c.
Beban Kerja Berat
: > 350 – 500 Kkal/jam
4.3.4 Penilaian Waktu Istirahat Untuk Metode Pendekatan Fisiologis
Dari perhitungan waktu istirahat untuk stasiun persiapan dan stasiun
pengolahan dengan metode pendekatan fisiologis diperoleh hasil sebagai
berikut :
1.
Untuk Stasiun Persiapan
Et
= 4.22 Kkal/min
Ei
= 2.466 Kkal/min
K
= 1.754 Kkal/Min
Karena nilai K = 1.754 kkal/min < S yaitu energi yang dikeluarkan
selama bekerja kurang dari nilai standar energi yang dikeluarkan (pria = 5
kkal/mnt, wanita = 4 kkal/mnt, maka (Rt = 0). Artinya waktu istirahat
untuk saat ini sudah cukup memadai, sehingga tidak dibutuhkan
penambahan waktu istirahat pada stasiun persiapan tersebut
2.
Untuk Stasiun Pengolahan
Et
= 4.152 Kkal/min
Ei
= 2.497 Kkal/min
K
= 1.655 Kkal/Min
Karena nilai K = 1.655 kkal/min < S yaitu energi yang dikeluarkan
selama bekerja kurang dari nilai standar energi yang dikeluarkan (pria = 5
kkal/mnt, wanita = 4 kkal/mnt, maka (Rt = 0). Artinya waktu istirahat
untuk saat ini sudah cukup memadai, sehingga tidak dibutuhkan
penambahan waktu istirahat pada stasiun pengolahan tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data maka penulis dapat
mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Beban kerja untuk setiap kelompok pekerja dengan menggunakan
metode pengukuran langsung dan tak langsung adalah sebagai berikut:
No
Tabel 5.1 Resume Penilaian beban kerja
Keterangan
Persiapan
pengolahan
% CVl
1
Kategori Beban kerja
Total Metabolisme
2
( %)
(Kcal/H)
Kategori Beban Kerja
28.64
25.23
Sedang
Ringan
392.46
383.645
Berat
Berat
2. Berdasar pendekatan fisiologis untuk penentuan waktu istirahat melalui
perhitungan konsumsi energi yang dibutuhkan selama bekerja yang
dikonversikan kedalam kebutuhan waktu istirahat menyatakan bahwa
tidak dibutuhkan waktu istirahat selama melakukan proses kerja pada
stasiun persiapan dan stasiun pengolahan tersebut. (Rt = 0). Artinya jam
istirahat yang diberikan atau yang sudah ada yaitu 60 menit sudah
cukup.
5.2
Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan diatas, maka penulis dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pimpinan
perusahaan
hendaknya
lebih
memperhatikan
kondisi
kesehatan pekerja.
2. Agar perusahaan memberikan makanan dan minuman sebagai
penambah gizi bagi pekerja yang mempunyai beban kerja yang tinggi
untuk menyeimbangkan kebutuhan kalori dengan pekerjaannya.
3. Memberikan tambahan waktu istirahat sesuai dengan beban kerja dari
masing-masing pekerja.
Daftar Pustaka
Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya.
Surabaya.
Suma’mur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung.
Jakarta.
Sastrowinoto, Suyatno. 1985. Meningkatkan Produktivitas Dengan Ergonomi. PT.
Pustaka Binaman Pessindo. Jakarta.
Sutalaksana, Iftikar. 1995. Teknik Tata Cara Kerja. TI ITB Bandung.
Tarwaka, Solichul H, Bakri A, dan Sudiajeng Lilik. 2004. Ergonomi Untuk
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press.
Surakarta
Theresia L, Sudri N.M, dan Yusnita E. 2006. Penentuan lamanya waktu istirahat
berdasar beban kerja. ITI. Serpong Tangerang.
Download