LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DIGITAL SINYAL PROCESSING PERCOBAAN I Dosen: Dimas Okky Anggriawan S.T., M.T. PLP: Fuad Nama: Aisyah Kelas: 4 D4 ELIN A NRP: 1310161003 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2019 PRAKTIKUM 1 PEMODELAN SINYAL DASAR A. TANGGAL PELAKSANAAN Tanggal Penyerahan Tugas : 09 September 2019 Tanggal Mulai Pengerjaan : 09 September 2019 B. DASAR TEORI Sinyal listrik pada umumnya merupakan fungsi waktu, t, dan dapat kita bedakan dalam dua macam bentuk sinyal yaitu a. Sinyal waktu kontinyu atau sinyal analog Mempunyai nilai untuk setiap t dan t sendiri mengambil nilai dari satu set bilangan riil. v(t) t Gambar 1. Sinyal Waktu Kontinyu b. Sinyal waktu diskrit Mempunyai nilai hanya pada t tertentu yaitu tn dengan tn mengambil nilai dari satu set bilangan bulat Gambar 2. Sinyal Waktu Diskrit a) Referensi sinyal yaitu tegangan diukur antara dua ujung piranti, dan arus melewati piranti Gambar 3. Referensi Sinyal 1 Konvensi Pasif dimana arah arus digambarkan masuk ke elemen pada titik yang bertanda “+”: daya positif berarti piranti menyerap daya daya negatif berarti piranti memberikan daya Gambar 4. Referensi Sinyal 2 b) Bentuk Gelombang Sinyal Bentuk gelombang adalah suatu persamaan atau suatu grafik yang menyatakan sinyal sebagai fungsi dari waktu, dan dibagi menjadi dua yaitu : Bentuk Gelombang Dasar Gambar 5. Bentuk Gelombang Dasar 1. Gelombang Anak Tangga v u (t ) 0 untuk t 0 1 untuk t 0 v V Au (t ) 0 untuk t 0 V A untuk t 0 v V Au (t Ts ) 0 untuk t 0 V A untuk t Ts Gambar 6. Bentuk Gelombang Anak Tangga 2. Gelombang sinus 3. Gelombang Eksponensial v [V A e t / ] u(t ) Gambar 6. Bentuk Gelombang Eksponensial Pada t = sinyal sudah menurun sampai 36,8 % VA. Pada t = 5 sinyal telah menurun sampai 0,00674VA , kurang dari 1% VA. Bentuk Gelombang Komposit Gambar 6. Bentuk Gelombang Komposit Pada praktikum ini, akan memodelkan sinyal-sinyal dasar dengan menggunakan aplikasi MATLAB . MATLAB Matlab adalah sebuah bahasa dengan (high-performance) kinerja tinggi untuk komputasi masalah teknik. Matlab mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan pemrograman dalam suatu model yang sangat mudah untuk pakai dimana masalah-masalah dan penyelesaiannya diekspresikan dalam notasi matematika yang familiar. Bidang-Bidang yang menggunakan MATLAB biasanya : Matematika dan Komputasi Pembentukan Algorithm Akusisi Data Pemodelan, simulasi, dan pembuatan prototipe Analisa data, explorasi, dan visualisasi Grafik Keilmuan dan bidang Rekayasa MATLAB merupakan suatu sistem interaktif yang memiliki elemen data dalam suatu array sehingga tidak lagi kita dipusingkan dengan masalah dimensi. Hal ini memungkinkan kita untuk memecahkan banyak masalah teknis yang terkait dengan komputasi, kususnya yang berhubungan dengan matrix dan formulasi vektor, yang mana masalah tersebut merupakan momok apabila kita harus menyelesaikannya dengan menggunakan bahasa level rendah seperti Pascall, C dan Basic. Nama MATLAB merupakan singkatan dari matrix laboratory. MATLAB pada awalnya ditulis untuk memudahkan akses perangkat lunak matrik yang telah dibentuk oleh LINPACK dan EISPACK. Saat ini perangkat MATLAB telah menggabung dengan LAPACK dan BLAS library, yang merupakan satu kesatuan dari sebuah seni tersendiri dalam perangkat lunak untuk komputasi matrix. Dalam lingkungan perguruan tinggi teknik, Matlab merupakan perangkat standar untuk memperkenalkan dan mengembangkan penyajian materi matematika, rekayasa dan kelimuan. Di industri, MATLAB merupakan perangkat pilihan untuk penelitian dengan produktifitas yang tingi, pengembangan dan analisanya. C. PELAKSANAAN PERAKTIKUM 1. Menginstal software MATLAB pada PC/laptop. 2. Membuka MATLAB yang telah diinstal. 3. Klik New Script pada bagian kiri atas MATLAB. 4. Mengetik program fungsi sesuai dengan fungsi pemodelan sinyal – sinyal dasar. Sinyal Unit Impuls Sinyal Unit Step Sinyal Unit Ramp Sinyal Unit Quadratic Sinyal Unit Exponential Sinyal Unit Sinusoidal 5. Menampilkan bentuk sinyal dasar kontinue dan sinyal diskrit dari program fungsi sinyal yang telah dibuat. D. HASIL PRAKTIKUM 1. Sinyal Unit Impuls Unit Impuls 1 % Unit Impuls impuls = [1; zeros(4,1)]; figure(1) stem(impuls) Gambar 1. Sinyal Unit Impuls 1 Unit Impuls 2 1, t=0 0, t≠0 x(t) = % Unit Impuls2 n=-2:3; impuls = [zeros(2,1);ones(1,1); zeros(3,1)]; figure(1) stem(n,impuls) Gambar 2. Sinyal Unit Impuls Analisa sinyal unit impuls : Pada fungsi unit impuls ke-1 memiliki arti bahwa amplitudo pada u(t) bernilai satu pada t = 0. Dan pada fungsi unit impuls ke-2 memiliki arti bahwa amplitudo pada x(t) bernilai nol pada t ≠ 0 dan bernilai satu untuk semua t = 0. Pada tampilan sinyal program fungsi untuk impul ke-2 terlihat pada nilai x bernilai negatif (-2 dan -1) adalah nol. 2. Sinyal Unit Step Unit Step 1 % Unit Step unit_step = ones(10,1); figure(2) stem(unit_step); figure(3) plot(unit_step) Gambar 3. Sinyal Unit Steps 1 Unit Step 2 1, t ≥ 0 x(t) = 0, t < 0 % Unit Step2 n=-2:10; unit_step = [zeros(2,1);ones(11,1)]; figure(2) stem(n,unit_step); figure(3) plot(n,unit_step) Gambar 4. Sinyal Unit Steps 2 Analisa sinyal unit step : Pada fungsi sinyal kontinyu unit ke-1 yang memiliki fungsi step, dapat diberikan pada Gambar 3 dan 4, yaitu bernilai 1 saat t ≥ 0. Sedangkan pada unit step ke-2 bisa dilihat gambar sinyal kontinyu dan diskritnya yang memiliki bentuk matematis sebagai berikut 1, t ≥ 0 x(t) = 0, t < 0 Dimana t adalah variabel bebas bernilai +∞ sampai -∞, dan x(t) merupakan variabel yang tidak bebas dan memiliki nilai 1 untuk t ≥ 0 dan bernilai 0 untuk t < 0. Dan pada sinyal unit step ke 2 juga diberi program agar jika t < 0 maka kuadran x negatif juga bernilai 0. Pada program yaitu n=-2:10; yang artinya di mulai dari -2 sampai 10. Untuk membentuk sinyal diskrit diperlukan program : ‘stem’ stem(n,unit_step); 3. Sinyal Unit Ramp x(t) = t, t ≥ 0 % Unit Ramp t=0:1:10 ramp_sig = t figure (5) stem(ramp_sig) figure (6) plot(ramp_sig) Gambar 5. Sinyal Unit Ramp Analisa sinyal unit ramp : Pada fungsi sinyal kontinyu unit ke-2 yang memiliki fungsi ramp, dapat diberikan pada Gambar 5, yaitu bernilai sama dengan t saat t ≥ 0 dan bisa dilihat gambar sinyal kontinyu dan diskritnya yang memiliki bentuk matematis sebagai berikut x(t) = t, t ≥ 0 Dimana nilai t bisa bervariasi dan menentukan kemiringan atau slope pada x(t). Untuk contoh diatas nilai x adalah 1, sehingga pada kasus ini x(t) merupakan “unit slope”, yang mana merupakan alasan bagi x(t) untuk dapat disebut sebagai unit-ramp function. Tetapi bisa juga diberikan fungsi matematis sinyal unit ramp sebagai berikut ini : 1, t ≥ 0 x(t) = 0, t < 0 Pada fungsi sinyal unit ramp ini tidak ditampilkan dan dibuat programnya, dimana jika t < 0 atau bernilai negatif maka x(t) bernilai nol. 4. Sinyal Unit Quadratic t2 , t≥0 0 , t <0 x(t) = % Unit Quadratic t=0:1:10 quad_sig = t.^2; figure (7) stem(quad_sig) figure (8) plot(quad_sig) Gambar 6. Sinyal Unit Quadratic Analisa sinyal unit quadratic : Pada fungsi sinyal kontinyu dan sinyal diskrit unit ke-2 yang memiliki fungsi quadratic, dapat diberikan pada Gambar 6 , yaitu bernilai sama dengan t saat t ≥ 0 dan bisa dilihat gambar sinyal kontinyu dan diskritnya yang memiliki bentuk matematis sebagai berikut t2 , t≥0 0 , t <0 x(t) = Dimana nilai x(t) akan sama dengan t2 bila t ≥ 0 dan akan bernilai 0 jika t < 0 (negatif) . tetapi pada program ini hanya memprogram fungsi x(t) = t2 jika t ≥ 0. 5. Sinyal Unit Exponensial α2 , 0 < α < 1 x(t) = 0 , t <0 % Unit Exponential t=0:1:10 exp_sig = 0.5.^t; figure(9) stem(exp_sig) figure(10) plot(exp_sig) Gambar 7. Sinyal Unit Eksponensial Analisa sinyal unit Exponensial : Sebuah sinyal waktu kontinyu yang tersusun dari sebuah fungsi exponensial dan tersusun dari Sehingga pada sinyal unit exponensial ini tersusun atas komponen bilangan imajiner dan komponen bilangan real. 6. Sinyal Unit Sinusoidal x(t) = A sin(2πft) Frekuensi Sampling 1 kHz fs = 1000; % frekuensi sampling untuk f = 1kHz t = 0:1/fs:0.04; A = 5; f = 50; x=A*sin(2*pi*f*t); figure (11) plot(t,x) xlabel('t') ylabel('sin(t)') title('Sinyal Sinus') figure (12) stem (t,x) Gambar 8. Sinyal Unit Sinusoidal (fs = 1 kHz) Frekuensi Sampling 200 Hz % Unit Sinusoidal 200Hz fs = 200; % frekuensi sampling untuk f = 200Hz t = 0:1/fs:0.04; A = 5; f = 50; x=A*sin(2*pi*f*t); figure (11) plot(t,x) xlabel('t') ylabel('sin(t)') title('Sinyal Sinus') figure (12) stem (t,x) Gambar 9. Sinyal Unit Sinusoidal (fs = 200 Hz) Analisa sinyal unit Sinusoidal : Pada sinyal unit sinusoidal dilakukan dengan fungsi sebagai berikut : x(t) = A sin(2πft) Dimana A yaitu amplitudo diberikan nilai sebesar 5, dengan frekuensi 50 Hz dan frekuensi sampling yang pertama sebesar 1000 Hz dengan t = 0 : 0,001 : 0,04. (dimulai dari 0, fs = 1/fs (1000), periode 2 gelombang dimana 1 gelombangnya mempunyai periode 0,02 s) Dan frekuensi sampling yang ke 2 sebesar 200 Hz, dapat ditampilkan pada Gambar 7. Yang sinyal periodiknya berbentuk segitiga karena frekuensi samplingnya sangat kecil sehingga tidak mencerminkan gelombang sinyal AC. Dengan program fungsi t = 0 : 0,005 : 0,04 Sedangkan pada frekuensi sampling 1 kHz hampir mencerminkan gelombang sinyal AC (sinus murni) karena frekuensi samplingnya yang tinggi. E. KESIMPULAN Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa : Pada percobaan ini, membuat program fungsi pemodelan dari sinyal-sinyal dasar yang meliputi sinyal unit impuls, step, ramp, quadratic, exponensial, dan sinusoidal dengan menggunakan software MATLAB untuk menampilkan bentuk-bentuk sinyal dasar yaitu sinyal kontinyu dan sinyal diskrit.