Uploaded by User55743

DRAFT SKRIPSI BAB 1-5 (Fikri Naufal)

advertisement
PENGGUNAAN METODE ANALYTICAL NETWORKING PROCESS
DALAM PEMILIHAN SUPPLIER DAGING AYAM PADA CAFÉ COFFEE
TOFFEE SILIWANGI KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Program S1
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran
Disusun oleh :
FIKRI NAUFAL
120310160015
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2020
HALAMAN PENGESAHAN
PENGGUNAAN METODE ANALYTICAL NETWORKING PROCESS
DALAM PEMILIHAN SUPPLIER DAGING AYAM PADA CAFÉ COFFEE
TOFFEE SILIWANGI KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana pada Program Studi S1
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran
Disusun Oleh :
FIKRI NAUFAL
120310160015
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Prof. Yudi Azis S.E,S.Si.,S.Sos.,M.T.,Ph.D
NIP. 197812132002121003
i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama
NPM
Program Studi
: Fikri Naufal
: 120310160015
: Manajemen
JUDUL SKRIPSI
PENGGUNAAN METODE ANALYTICAL NETWORKING PROCESS
DALAM PEMILIHAN SUPPLIER DAGING AYAM PADA COFFEE
TOFFEE SILIWANGI KOTA BANDUNG
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi saya adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (Sarjana, Magister, dan/atau Doktor) baik di Universitas Padjadjaran
maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penilaian saya sendiri tanpa bantuan
pihak lain, kecuali arahan dosen pembimbing.
3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipubliaksikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh
karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku
di perguruan tinggi.
Bandung, 23 Januari 2020
Fikri Naufal
ii
PENGGUNAAN METODE ANALYTICAL NETWORKING PROCESS
DALAM PEMILIHAN SUPPLIER DAGING AYAM PADA COFFEE
TOFFEE SILIWANGI KOTA BANDUNG
[email protected]
Program Studi S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Salah satu pengambilan keputusan yang terjadi dalam perusahaan adalah
kegiatan dalam menentukan supplier. Penentuan supplier tersebut masuk kedalam
kegiatan supply chain perusahaan. Penting bagi suatu perusahaan untuk mengambil
keputusan terkait pemilihan supplier. Pemilihan supplier merupakan keputusan
strategis yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Penelitian ini mengambil objek pada salah satu perusahaan yang bergerak
dalam industry food and beverage yang berada di kota Bandung yaitu Coffee Toffe
Siliwangi. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2018 ini melakukan kegiatan bisnis
dengan membuka gerai kopi modern dan nyaman untuk melakukan segala kegiatan
seperti rapat, berdiskusi, serta belajar bersama.
Proses pemilihan supplier ini dilakukan melakukan metode Analytical
Networking Process (ANP) dengan tujuan untuk menentukan kriteria kebutuhan
perusahaan dengan membandingkan berbagai feedback dari masing-masing
supplier terhadap kriteria yang ditentukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan metode ANP, didapatkan
urutan prioritas kriteria kebutuhan, yaitu : 1) Harga, 2) Fleksibilitas, 3) Kualitas, 4)
Pengiriman. Setelah itu, didapatkan prioritas supplier terbaik dari analisis yang
telah dilakukan yaitu CV Ternak Abadi
Kata Kunci : Supply Chain, Pemilihan supplier, Analytical Networking Process
Pembimbing
: Prof. Yudi Azis S.E,S.Si.,S.Sos.,M.T.,Ph.D
Penguji
: Dr. Umi Kaltum S.E., MS.
Dr. Merry Citra Sondari, S.E, M.Si
iii
USE OF ANALYSIS ANALYSIS NETWORK PROCESS METHOD FOR
CHICKEN SUPPLIER SELECTION IN COFFEE TOFFEE SILIWANGI
BANDUNG CITY
Fikri Naufal - [email protected]
S1 Management Major Study
Faculty of Economics and Business Padjadjaran University, Bandung
ABSTRACT
One of the decisions that occur in the company is an activity in determining
suppliers. The determination of the supplier is included in the company's supply
chain activities. It is important for a company to make decisions regarding supplier
selection. Supplier selection is a strategic decision that can increase competitive
advantage for the company.
This study takes the object of one of the companies engaged in the food and
beverage industry in the city of Bandung, Coffee Toffe Siliwangi. The company,
which was established in 2018, carries out business activities by opening modern
and convenient coffee shops to carry out activities such as meetings, discussions
and joint study.
The supplier selection process is carried out using the Analytical Networking
Process (ANP) method with the aim of determining the criteria for company needs
by comparing the various feedbacks of each supplier against the criteria determined
to achieve company goals. Based on the results of research conducted by the ANP
method, obtained priority order criteria of needs, namely: 1) Price, 2) Flexibility, 3)
Quality, 4) Delivery. After that, the best supplier priority obtained from the analysis
that has been done is CV Ternak Abadi.
Keywords : Supply Chain, Supplier selection, Analytical Networking Process
Supervisor : Yudi Azis S.E,S.Si.,S.Sos.,M.T.,Ph.D
Reviewer
: Dr. Umi Kaltum S.E., MS.
Dr. Merry Citra Sondari, S.E, M.Si
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya penulis telah menyelesaikan penyusunan usulan penelitian yang
berjudul “Penggunaan Metode Analytical Networking Process dalam pemilihan
Supplier daging ayam pada PT. Coffe Toffee Kota Bandung” sebagai syarat untuk
melaksanakan usulan penelitian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Padjadjaran.
Penulis menyadari di dalam penulisan usulan penelitian ini banyak
mengalami hambatan dan kesulitan, namun Alhamdulillah akhirnya dapat tersusun
dengan baik atas bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu teriring do’a dan ucapan terima
kasih kepada :
1. Keluarga. Khususnya kepada kedua orang tua penulis, Ayah Ruby Gunawan
dan Ibu Oom Nurohmahfiyanti, serta Adik Syahirah Nibras dan Najwa
Khairana.
2. Pembimbing. Kepada Bapak Prof. Yudi Azis S.E,S.Si.,S.Sos.,M.T.,Ph.D
yang sangat memberikan support untuk menyelesaikan penelitian dan selalu
menyempatkan waktunya untuk bimbingan di tengah kesibukan yang
dimiliki
3. Penguji. Khususnya Ibu Dr. Umi Kaltum S.E., MS. dan Ibu Dr. Merry Citra
Sondari, S.E, M.Si yang telah memberikan masukan kepada penulis agar
skripsi yang dibuat menjadi lebih baik.
4. Sabahat semasa kuliah. Kepada penghuni kontrakan Janati blok M12
khususnya Raden Mochammad Fauzy, Riezky Pradana, dan Seluruh
Mahasiswa Manajemen 2016 yang selalu memberi dukungan dalam suka
maupun duka.
5. Sahabat kecil. Kepada Fikri Fahlevi, Syamsul Hidayat, dan juga
Muhammad Faiz yang telah menemani dan memberikan support kepada
penulis selama 10 tahun ini.
v
6. Pihak Coffee Toffee Siliwangi. Khususnya kepada Bapak Aditiya Pratama
Daryana sebagai Manager Operasional Coffee Toffee Cabang Bandung
yang telah meluangkan waktu serta tenaga untuk membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Sumedang, Oktober 2019
Fikri Naufal
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
ABSTRACT .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang Penelitian ..................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ................................................................................ 13
1.3
Tujuan Penelitian ................................................................................. 13
1.4
Manfaat Penelitian ............................................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN.................. 15
2.1
Kajian Pustaka ..................................................................................... 15
2.1.1
Manajemen Operasi ...................................................................... 15
2.1.2
Ruang Lingkup Rantai Pasok ...................................................... 21
2.1.3
Pemilihan Pemasok ....................................................................... 29
2.1.4
Analytical Networking Process .................................................... 36
2.2
Penelitian Terdahulu ............................................................................ 45
2.3
Kerangka Pemikiran ............................................................................ 54
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 57
3.1
Metode Yang Digunakan ..................................................................... 57
3.2
Operasionalisasi Variabel .................................................................... 57
3.3
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................. 58
3.4
Rancangan Analisis Data ..................................................................... 60
3.4.1
Langkah-langkah menentukan kriteria pemilihan supplier ..... 60
3.4.2
Langkah Langkah Perhitungan ANP ......................................... 61
3.4.3
Langkah-langkah setelah perhitungan ANP .............................. 64
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 68
4.1
Objek Penelitian ................................................................................... 68
4.1.1
Profil Perusahaan .......................................................................... 68
4.1.2
Supply Chain Daging Ayam .......................................................... 70
4.2
Kriteria Pemilihan Supplier ................................................................. 71
4.2.1
Kinerja Supplier Saat Ini .............................................................. 72
4.2.2
Metode Pemilihan Supplier Saat Ini ............................................ 73
4.3
Penerapan metode ANP dalam Pemilihan Supplier Daging Ayam
pada Coffee Toffee Siliwangi .......................................................................... 74
4.3.1
Menyusun Kontruksi Permasalahan dalam Jaringan ANP ..... 74
4.3.2
Pembobotan Dengan Pendekatan ANP ....................................... 75
4.3.3
Pengolahan Data ........................................................................... 75
4.4
Rekapitulasi Hasil Metode ANP ....................................................... 102
BAB V KESIMPULAN & SARAN ................................................................ 105
5.1
Kesimpulan ......................................................................................... 105
5.2
Saran .................................................................................................... 106
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 108
LAMPIRAN ....................................................................................................... 111
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 PDB Triwulan Menurut Lapangan Usaha ........................................... 1
Gambar 1.2 Fluktuasi Harga Eceran Daging Ayam Kota Bandung 2019 .............. 8
Gambar 2.1 Basic Supply Chain Model................................................................ 22
Gambar 2.2 Perbandingan Struktur Jaringan Metode ANP dan AHP .................. 44
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 56
Gambar 3.1 Kerangka Permasalahan dalam Jaringan ANP .................................. 62
Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian .............................................................. 65
Gambar 4.1 Alur Supply Chain Produk Daging Ayam......................................... 70
Gambar 4.2 Model Jaringan Permasalahan ANP .................................................. 74
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pemesanan Daging Ayam Periode April - September 2019 ................... 5
Tabel 1.2 Jumlah Produk Daging Ayam Dibawah Standar Perusahaan ................. 7
Tabel 1.3 Harga Pemesanan Daging Ayam Periode April - September 2019 ........ 9
Tabel 2.1 Sepuluh Keputusan Strategis Manajemen Operasi ............................... 17
Tabel 2.2 Keputusan Strategis Manajemen Operasi Menurut Stevenson ............. 19
Tabel 2.3 Keputusan Strategis Manajemen Operasi Menurut Swink et al. .......... 20
Tabel 2.4 Faktor Pemilihan Supplier .................................................................... 29
Tabel 2.5 Kriteria Penilaian Supplier Lunar Cipta Kreasi .................................... 32
Tabel 2.6 Kriteria Penilaian Supplier PT. Magle Panglipur ................................. 33
Tabel 2.7 Kriteria Penilaian Supplier PT. Mascom Graphy Semarang ................ 34
Tabel 2.8 Skala dalam ANP .................................................................................. 38
Tabel 2.9 Aksioma dalam ANP menurut L. Saaty dan Vargas ............................. 40
Tabel 2.10 Perbedaan AHP dan ANP ................................................................... 43
Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 45
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ..................................................................... 57
Tabel 3.2 Nilai RI.................................................................................................. 63
Tabel 4.1 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri
Terhadap Kriteria Harga ....................................................................................... 76
Tabel 4.2 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri
Terhadap Kriteria Kualitas .................................................................................... 77
Tabel 4.3 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri
Terhadap Kriteria Pengiriman ............................................................................... 78
Tabel 4.4 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri
Terhadap Kriteria Fleksibilitas.............................................................................. 78
Tabel 4.5 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Jaya Ternak Terhadap
Kriteria Harga........................................................................................................ 80
Tabel 4.6 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Jaya Ternak Terhadap
Kriteria Kualitas .................................................................................................... 81
Tabel 4.7 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Jaya Ternak Terhadap
Kriteria Pengiriman ............................................................................................... 81
x
Tabel 4.8 Tabel Perbandingan Berpasangan CV Jaya Ternak Terhadap Kriteria
Fleksibilitas ........................................................................................................... 82
Tabel 4.9 Tabel Perbandingan Berpasangan CV Ternak Abadi Terhadap Kriteria
Harga ..................................................................................................................... 83
Tabel 4.10 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Ternak Abadi
Terhadap Kriteria Kualitas .................................................................................... 84
Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Ternak Abadi
Terhadap Kriteria Pengiriman ............................................................................... 85
Tabel 4.12 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Ternak Abadi
Terhadap Kriteria Fleksibilitas.............................................................................. 86
Tabel 4.13 Tabel Perbandingan Subkriteria Tingkat Harga Terhadap Alternatif . 87
Tabel 4.14 Tabel Perbandingan Subkriteria Potongan Harga Terhadap Alternatif
............................................................................................................................... 88
Tabel 4.15 Tabel Perbandingan Subkriteria Fluktuasi Harga Terhadap Alternatif
............................................................................................................................... 89
Tabel 4.16 Tabel Perbandingan Subkriteria Kandungan Lemak Terhadap
Alternatif ............................................................................................................... 90
Tabel 4.17 Tabel Perbandingan Subkriteria Kesegaran Daging Terhadap Alternatif
............................................................................................................................... 91
Tabel 4.18 Tabel Perbandingan Subkriteria Ketepatan Waktu Terhadap Alternatif
............................................................................................................................... 92
Tabel 4.19 Tabel Perbandingan Subkriteria Ketepatan Kuantitas Terhadap
Alternatif ............................................................................................................... 93
Tabel 4.20 Tabel Perbandingan Subkriteria Perubahan Jadwal Terhadap Alternatif
............................................................................................................................... 94
Tabel 4.21 Tabel Perbandingan Subkriteria Kemudahan Reorder Terhadap
Alternatif ............................................................................................................... 95
Tabel 4.22 Tabel Perbandingan Antar Kriteria ..................................................... 96
Tabel 4.23 Unweighted Super Matrix ................................................................... 99
Tabel 4.24 Weighted Super Matrix ..................................................................... 100
Tabel 4.25 Limit Matrix ...................................................................................... 101
xi
Tabel 4.26 Rekapitulasi Pembobotan Kriteria .................................................... 102
Tabel 4.27 Rekapitulasi Pembobotan Subkriteria ............................................... 103
Tabel 4.28 Rekapitulasi Pembobotan Alternatif ................................................. 104
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dan persaingan dalam dunia usaha sangat ketat di setiap
tahunnya. Setiap pengusaha tentunya berusaha untuk tetap menjadi yang terbaik
dalam bidangnya. Tak heran beberapa Pengusaha sangat memperhatikan segala
aspek mulai dari modal, lokasi usaha, sumber daya manusia, pemasok bahan baku,
hingga teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan usahanya.
Saat ini, di Indonesia pertumbuhan industri makanan dan minuman
mengalami perkembangan yang sangat baik. Dilihat dari data yang dibuat oleh
Badan Pusat Statistik Nasional, menunjukan jika industri makanan dan minuman
tahun 2018 di Indonesia mengalami peningkatan PDB atas dasar harga berlaku
sebesar 6.25% dari sebelumnya 6.14% di tahun 2017. Data tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut :
Distribusi PDB Triwulan Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha 2019
Pengolahan Lainnya
Alat Angkutan
Komputer & Elektronik
Barang galian non logam
Farmasi & Obat Tradisional
Kayu; Gabus & Anyaman
Tekstil dan Pakaian jadi
Makanan dan Minuman
0
1
2
Tahun 2017
3
4
5
6
Tahun 2018
Gambar 1.1 PDB Triwulan Menurut Lapangan Usaha
Sumber: https://www.bps.go.id
1
7
2
Pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia terus berlanjut.
Hal itu ditunjukan oleh data di tahun 2019 pada triwulan I mengalami peningkatan
sebesar 6.35% dan 6.40% pada triwulan II. Sektor industri makanan dan minuman
mampu memberikan kontribusi tertinggi dalam pertumbuhan PDB industri non
migas hingga 36.86% pada triwulan II di tahun 2019.
Sektor yang mengalami perkembangan pesat dalam industri makanan dan
minuman di beberapa waktu terakhir adalah coffee and resto service. Di kota
Bandung sendiri tercatat dalam data rumah makan, restoran, dan café yang dibuat
oleh dinas kebudayaan dan pariwisata kota Bandung terdapat 50 perusahaan di
tahun 2014 yang kemudian melonjak tinggi menjadi 396 perusahaan di tahun 2017.
Hal itu menunjukan jika perkembangan industri coffee and resto service di
Indonesia khususnya kota Bandung sangat pesat di tiap tahunnya.
Perusahaan yang tidak memperhatikan persaingan tentu saat ini akan
tertinggal, oleh sebab itu setiap Perusahaan harus bisa meningkatkan kompetitif
Perusahaan yang menjadi keunggulan tersendiri terhadap para pesaing. Keunggulan
kompetitif suatu Perusahaan tidak semata mata dapat ditentukan melalui kinerja
keuangan Perusahaannya saja, melainkan dari keseluruhan aspek bisnis yang
dimiliki oleh Perusahaan tersebut.
Suatu Perusahaan selalu menyusun strategi untuk menciptakan keunggulan
kompetitif dari para pesaingnya. Strategi tersebut diharapkan dapat membantu
tercapainya tujuan Perusahaan dan salah satu strategi yang biasa diterapkan oleh
beberapa Perusahaan yaitu meningkatkan kinerja pasokannya. Penerapan kinerja
3
rantai pasok yang baik akan memberikan dampak positif terhadap Perusahaan dan
juga dapat meningkatkan daya saing Perusahaan sehingga Perusahaan tersebut
dapat mencapai kesuksesan secara berkelanjutan baik dalam peningkatan kualitas
produk yang dimiliki maupun kepentingan dengan pemasok. Walaupun pihak
Perusahaan tau pentingnya pemilihan pemasok yang baik, akan tetapi masih banyak
Perusahaan yang belum berhasil dalam penerapannya. Oleh sebab itu diperlukan
suatu alat ukur yang dapat menunjukan kinerja dari tiap pemasok.
PT. Coffee Toffee merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri food
and beverage di Indonesia. PT.Coffee Toffee didirikan berdasarkan cita-cita dan
impian sang pendiri yaitu Obi Anindito yang ingin mengangkat kelezatan kopi
dalam negeri. Inspirasi dan impian sang pendiri muncul ketika Obi masih kuliah di
Australia. Obi yang saat itu bekerja sebagai barista di salah satu café terkenal di
dunia sangat senang melakukan pekerjaannya. Dirinya menyadari jika bahan baku
kopi yang digunakan café tempat dia bekerja berasal dari Indonesia. mengetahui
hal tersebut Obi merasa tergugah, dirinya berpendapat mengapa bukan orang-orang
Indonesia yang seharusnya berbisnis dan menikmati kopi-kopi enak asal Indonesia.
PT. Coffee Toffee sampai tahun 2019 ini memiliki 113 café yang tersebar di
Pulau Jawa, Jakarta, Kalimantan, dan Sulawesi dengan omset miliaran rupiah di
tiap tahunnya. Dalam upaya meningkatkan kualitasnya, PT. Coffee Toffee tidak
hanya menilai dari produk akhir, akan tetapi melihat dari rantai pasok perusahaan
yang dalam hal ini hubungan eksternal perusahaan dengan tiap pemasok.
4
Salah satu cabang yang berada di wilayah pulau Jawa, khususnya Jawa Barat
adalah Coffee Toffe yang terdapat di daerah Siliwangi, Kota Bandung. Café yang
baru diresmikan pada tanggal 11 Juli 2018 ini berfokus pada pangsa pasar para
pelajar dan mahasiswa. Hal itu terlihat dari letak tempat yang dekat dengan
beberapa kampus seperti UNPAR, ITB, dan sebagainya serta layout yang di desain
agar para pelajar dan mahsiswa merasa nyaman untuk berkumpul, berdiskusi, dan
juga mengerjakan berbagai tugas. Dikarenakan usia café yang masih berumur satu
tahun, tentunya perusahaan masih memiliki beberapa permasalahan terkait dengan
kegiatan bisnisnya. Salah satu permasalahan tersebut adalah sulitnya menentukan
supplier terbaik dalam memenuhi bahan baku yang dibutuhkan perusahaan untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Saat ini, dalam proses pemilihan
supplier, perusahaan masih mengutamakan faktor kepercayaan (relasi) dan harga
saja tanpa memperhatikan faktor-faktor lainya.
Coffee Toffee Siliwangi berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sendiri
maupun melakukan kerja sama dengan beberapa supplier eksternal. Untuk produk
utama yaitu biji kopi, perusahaan memutuskan untuk tidak bekerja sama dengan
supplier eksternal agar kualitas biji kopi tetap terjaga dan dapat diperhatikan dengan
baik. Untuk produk seperti daging ayam, fresh milk, lychee, dan juga air mineral,
perusahaan melakukan kerja sama dengan pihak supplier eksternal dimana
beberapa supplier tersebut memenuhi permintaan perusahaan sesuai dengan
kontrak yang ditentukan. Dari beberapa pemesanan yang melakukan kerja sama
dengan supplier eksternal tersebut, terdapat satu produk yang masih sering
mengalami pergantian pemasok dikarenakan permasalahan seperti keterlambatan
5
pengiriman, tingkat harga yang sering berfluktuatif, sulitnya melakukan re-order
produk, dan kualitas produk yang terkadang dibawah standar yang ditetapkan
perusahaan. Salah satu produk yang masih mengalami permasalahan tersebut
adalah produk daging ayam.
Daging ayam merupakan bahan baku utama dari produk olahan makanan
yang tersedia di Coffee Toffee Siliwangi. Terdapat beberapa menu yang
menggunakan bahan baku daging ayam seperti Chicken Rice Bowl, Chicken
Quesadillas, Chicken Cordon Bleu, Chicken Schnitzel, dan sebagainya. Di tahun
2019 ini, perusahaan telah bekerja sama dengan 3 supplier yang berasal dari luar
maupun dalam kota untuk pemenuhan bahan bakunya. Supplier tersebut adalah pak
Indra yang berasal dari CV. Unggas Mandiri, pak Dani yang berasal dari CV. Jaya
Ternak, dan pak Hari yang berasal dari CV. Ternak Abadi. Dalam pemenuhan
bahan bakunya, perusahaan hanya bekerja sama dengan satu supplier saja. Alasan
mengapa sering terjadi pergantian supplier dikarenakan perusahaan yang belum
mampu menemukan supplier yang tepat dengan resiko serta kesaalahan yang
minimal. Berikut merupakan tabel laporan pemesanan daging ayam selama 6 bulan
terakhir yaitu bulan April – September dari Coffee Toffe Siliwangi :
Tabel 1.1 Pemesanan Daging Ayam Periode April - September 2019
So
Tanggal
Tanggal
Delay
Number
Pemesanan
Produk Sampai
(Day)
CV Unggas Mandiri
1400405
02-04-2019
03-04-2019
1
2
CV Unggas Mandiri
1400455
10-04-2019
12-04-2019
2
3
CV Unggas Mandiri
1400521
19-04-2019
22-04-2019
3
4
CV Unggas Mandiri
1400572
29-04-2019
30-04-2019
1
No
Supplier
1
6
So
Tanggal
Tanggal
Delay
Number
Pemesanan
Produk Sampai
(Day)
CV Unggas Mandiri
1400598
07-05-2019
08-05-2019
1
6
CV Unggas Mandiri
1400621
15-05-2019
17-05-2019
2
7
CV Unggas Mandiri
1400653
24-05-2019
26-05-2019
2
8
CV Jaya Ternak
1400711
02-06-2019
03-06-2019
1
9
CV Jaya Ternak
1400723
10-06-2019
12-06-2019
2
10
CV Jaya Ternak
1400764
19-06-2019
21-06-2019
2
11
CV Jaya Ternak
1400797
28-06-2019
31-07-2019
3
12
CV Jaya Ternak
1400833
07-07-2019
08-07-2019
1
13
CV Jaya Ternak
1400872
15-07-2019
17-07-2019
2
14
CV Jaya Ternak
1400898
24-07-2019
26-07-2019
2
15
CV Ternak Abadi
1400932
02-08-2019
03-08-2019
1
16
CV Ternak Abadi
1400945
10-08-2019
12-08-2019
2
17
CV Ternak Abadi
1401001
19-08-2019
21-08-2019
2
18
CV Ternak Abadi
1401031
28-08-2019
29-08-2019
1
19
CV Ternak Abadi
1401047
05-09-2019
07-09-2019
2
20
CV Ternak Abadi
1401062
14-09-2019
15-09-2019
1
21
CV Ternak Abadi
1401098
22-09-2019
23-09-2019
1
No
Supplier
5
Sumber: Data Internal Perusahaan
Perusahaan telah menetapkan jangka waktu order selama seminggu dengan
rata-rata order sebanyak 84 Kg. Tabel 1.1 menunjukan tanggal pemesanan dan juga
tanggal produk yang sampai kepada perusahaan. Adapun batas keterlambatan yang
dapat ditoleransi oleh perusahaan adalah 1 hari. Dalam periode April – September
2019 terdapat 12 pesanan yang melebihi batas toleransi keterlambatan yang telah
ditentukan oleh perusahaan dan jika di presentasikan sebesar 57,14%. Dengan
adanya keterlambatan tersebut tentunya akan berdampak kepada jalannya proses
produksi di perusahaan.
7
Selain mengalami permasalahan mengenai keterlambatan produk yang
sampai kepada perusahaan, permasalahan lainnya adalah masih adanya daging
ayam yang kualitasnya dibawah standar yang telah ditetapkan perusahaan. standar
daging ayam yang diinginkan oleh perusahaan adalah maksimal terdapat 10%
lemak dari jumlah berat daging ayam yang telah dipesan serta tingkat kesegaran
daging yang dilihat dari warna dan tekstur daging. Pemesanan daging ayam tersebut
dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 1.2 Jumlah Produk Daging Ayam Dibawah Standar Perusahaan
Tanggal/Bulan/2019
No
Jumlah yang
Dipesan (Kg)
Jumlah Produk
Dibawah Kualitas
(Kg)
UM
JT
TA
UM
JT
TA
UM
JT
TA
1
03/04
03/06
03/08
84
84
84
6
2
2
2
12/04
12/06
12/08
84
84
84
9
3
3
3
22/04
21/06
21/08
84
84
84
5
5
1
4
30/04
31/07
29/08
84
84
84
8
4
5
5
08/05
08/07
07/09
84
84
84
3
5
3
6
17/05
17/07
15/09
84
84
84
5
6
2
7
26/05
26/07
23/09
84
84
84
8
3
2
Sumber: Data Internal Perusahaan
8
Berdasarkan tabel 1.2 diatas, tingkat kualitas daging ayam yang dipesan
seringkali masih dibawah standar yang ditetapakan, terutama pemesanan yang
berasal dari CV Unggas Mandiri dan CV Jaya Ternak. Selain itu kualitas daging
juga dapat dilihat dari bau, warna, tekstur, dan juga bentuk daging. Dilihat dari
faktor harga, penetapan harga yang ditetapkan oleh para supplier juga masih dirasa
cukup tinggi bila dibandingkan dengan harga rata-rata daging ayam yang ada di
Kota Bandung. Rata-rata harga tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Fluktuasi Harga Eceran Daging Ayam
Kota Bandung 2019 (April - September)
Harga (Rp. 000/kg)
Rp100,000
Rp80,000
Rp60,000
Rp40,000
Rp20,000
Rp0
Apr 2,
2019
Mei 6,
2019
Juni 11,
2019
Juni 14,
2019
Pasar Kosambi
Pasar Andir
Pasar Kircon
Pasar Baru
Juli 1,
2019
Agust 1,
2019
Sept 2,
2019
Pasar Sederhana
Gambar 1.2 Fluktuasi Harga Eceran Daging Ayam Kota Bandung 2019
Sumber: http://priangan.org
Dilihat dari gambar 1.2 diatas, rata-rata harga daging ayam dari beberapa
pasar yang terdapat di Kota Bandung dalam skala April – September 2019 berkisar
antara Rp. 32.151 hingga Rp. 35.821. Sedangkan harga yang ditetapkan oleh
supplier untuk pemesanan daging ayam adalah Rp. 40.000 - Rp. 45.000. hal tersebut
dapat dilihat dalam tabel list harga pemesanan daging ayam dibawah ini :
9
Tabel 1.3 Harga Pemesanan Daging Ayam Periode April - September 2019
Tanggal/Bulan/2019
No
Jumlah yang
Dipesan (Kg)
Harga Produk (Rp)
UM
JT
TA
UM
JT
TA
UM
JT
TA
1
03/04
03/06
03/08
84
84
84
43.000 44.000 42.000
2
12/04
12/06
12/08
84
84
84
43.000 44.000 41.500
3
22/04
21/06
21/08
84
84
84
42.500 45.000 41.500
4
30/04
31/07
29/08
84
84
84
43.000 43.500 42.000
5
08/05
08/07
07/09
84
84
84
42.000 44.000 42.000
6
17/05
17/07
15/09
84
84
84
42.000 43.500 42.500
7
26/05
26/07
23/09
84
84
84
42.000 43.000 42.500
Sumber: Data Internal Perusahaan
Berdasarkan tabel 1.3 diatas, terlihat masih tingginya harga yang ditetapkan
oleh supplier dibandingkan dengan dengan harga rata-rata yang ada di beberapa
pasar sekitar wilayah kota bandung. Dengan tingginya harga bahan baku tersebut
tentunya akan mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. selain itu,
keterlambatan pengiriman serta adanya bahan baku yang masih dibawah standar
perusahaan juga akan berdampak langsung terhadap kemampuan perusahaan dalam
memenuhi permintaan konsumen. Dengan berbagai permasalahan tersebut tentunya
diperlukan salah satu alat untuk mengukur kinerja suatu supplier, khususnya untuk
supplier daging ayam. Pengukuran kinerja supplier ini dilakukan agar kedepannya
Coffee Toffee Siliwangi ini dapat memilih supplier terbaik yang sesuai dengan
10
kebutuhan yang ada. salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menggunakan
metode ANP (Analytical Networking Process).
Terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rizal Satya Nugraha
dengan judul Usulan Pemilihan Supplier Daging Sapi U.S di Restoran X dengan
Menggunakan Metode Analytical Networking Process pada tahun 2018. Restoran
X merupakan salah satu restoran yang berada di kota Bandung yang menjual
makanan olahan daging sapi U.S ala Korea. Pada saat ini pihak restoran bekerja
sama dengan supplier A untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya. Namun
seiring berjalannya waktu pihak restoran merasa kurang puas dengan kinerja
supplier A. terdapat beberapa permasalahan seperti keterlambatan pengiriman,
harga tidak konsisten, dan juga kualitas yang tidak konsisten. Penurunan kinerja
tersebut membuat restoran X mempertimbangkan untuk mempertimbangkan
mempertahankan supplier A atau menggunakan alternatif supplier lain yaitu
supplier B dan supplier C.
Dalam penelitian tersebut digunakan 4 kriteria (Harga, Kualitas, Pengiriman,
dan Pelayanan) dan 12 Subkriteria yang mempengaruhi pemilihan supplier daging
sapi U.S. berdasarkan model yang telah dibuat diperoleh dua hubungan keterkaitan
yaitu hubungan outer dependence yang merupakan hubungan antar subkriteria
dalam kriteria yang berbeda dan hubungan inner dependence yang merupakan
hubungan antar subkriteria dalam kriteria yang sama. Penilaian supplier yang
dilakukan dalam penelitian tersebut menggunakan software super decision 2.8 dan
diperoleh hasil prioritas supplier terbaik yang dijadikan rekomendasi dalam
pemilihan supplier bagi perusahaan.
11
Metode ANP meerupakan suatu teori yang dapat digunakan perusahaan untuk
menghadapi faktor-faktor dependence dan feedback secara sistematik. ANP
diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty untuk mengatasi keterbatasan metode AHP
dalam mengasumsikan independensi antar kriteria (El-Abbasy et al. 2015). Dengan
kata lain, ANP adalah metode multiple criteria decision making (MCDM) yang
memiliki kelebihan untuk membantu dalam melakukan pengukuran sintesis
sejumlah faktor-faktor dalam hierarki atau jaringan (Rusby and dkk 2016).
Analytical Networking Process (ANP) adalah salah satu metode pengambilan
keputusan. Metode ini dapat dijadikan alat ukur untuk menentukan prioritas
pemasok dalam suatu perusahaan dan dijadikan alat untuk menyelesaian
permasalahan dengan mempertimbangkan atas penyesuaian kompleksitas masalah
disertai adanya skala prioritas yang menghasilkan pengaruh prioritas terbesar
(Rusydiana and Devi 2013). Dalam implementasinya, metode ANP bergantung
pada alternatif serta kriteria yang ada. Teknis dalam penggunaan metode ANP yaitu
dengan menggunakan perbandingan berpasangan (pairwise comparasion) pada
alternatif-alternatif dan kriteria suatu permasalahan (Saaty and Vargas 2006).
Perhitungan ANP dalam penentuan supplier dapat membantu Perusahaan
untuk mendapatkan supplier sesuai kriteria yang ditentukan oleh Perusahaan
sehingga alokasi sumber daya untuk keperluan supplier dapat lebih optimal dari
sebelumnya. Penggunaan metode ANP dalam pengambilan keputusan ini juga
selain membantu untuk memilih supplier, diharapkan dapat digunakan oleh
Perusahaan untuk mengevaluasi kinerja supplier agar tetap menjaga kualitas dan
kinerjanya.
12
Penerapan metode ANP (Analytical Networking Process) dalam pemilihan
supplier ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan terutama
dalam mengevaluasi kinerja supplier itu sendiri sehingga perusahaan mendapatkan
supplier sesuai kriteria dan dengan kualitas terbaik. Berdasarkan latar belakang
tersebut, akan dilakukan penelitian yang berjudul Penggunaan Metode Analytical
Networking Process dalam Pemilihan Supplier Daging Ayam Pada Café Coffee
Toffee Siliwangi Kota Bandung.
13
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana metode yang digunakan oleh Coffee Toffee Siliwangi Kota
Bandung dalam pengambilan keputusan menentukan supplier daging ayam
saat ini ?
2. Bagaimana penerapan Analytical Networking Process pada Coffee Toffee
Siliwangi Kota Bandung untuk menetapkan supplier daging ayam yang
terbaik?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui metode yang digunakan oleh Coffee Toffee Siliwangi Kota
Bandung dalam pengambilan keputusan menentukan supplier daging ayam.
2. Mengetahui penerapan Analytical Networking Process pada Coffee Toffee
Siliwangi Kota Bandung untuk menetapkan supplier daging ayam yang
terbaik.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
•
Sebagai masukan informasi dalam pemilihan supplier daging ayam di
masa mendatang.
•
Sebagai pertimbangan bagi perusahaan dalam memperbaiki penentuan
pemasok terbaik yang dimiliki perusahaan.
14
2. Bagi Akademisi
•
Sebagai wawasan mengenai manajemen rantai pasok dalam perusahaan.
•
Sebagai bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
•
Untuk mengetahui dan mendalami informasi mengenai manajemen
rantai pasok dan mengetahui keterkaitannya dengan ANP (Analytical
Networking Process).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1
Manajemen Operasi
2.1.1.1 Pengertian Manajemen Operasi
Dalam suatu perusahaan, terdapat empat jenis fungsi manajemen yaitu :
Keuangan, Operasional, Sumber Daya Manusia, dan Pemasaran. Dari keempat
fungsi manajemen tersebut, terdapat fungsi manajemen operasi yang berfungsi
untuk mengatur serta merumuskan suatu keputusan berdasarkan kegiatan
operasional yang dilakukan oleh perusahaan, baik itu perusahaan manufaktur
maupun perusahaan jasa. Fungsi operasi ini mempunyai peranan penting untuk
mengoptimalkan segala sumber daya yang ada untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas di segala kegiatannya. Berikut merupakan beberapa pengertian
manajemen operasi menurut para ahli :
William J. Stevenson (2018) menyatakan bahwa manajemen operasi
adalah suatu manajemen sistem atau proses yang menciptakan barang dan
menyediakan jasa.
Heizer dan Render (2017) menyatakan bahwa manajemen operasi
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
produk berupa barang maupun jasa dengan mengubah bentuk input menjadi output.
15
16
Russel dan Taylor (2011) mendefinisikan manajemen operasi sebagai
proses transformasi input (seperti bahan, mesin, tenaga kerja, dan modal) menjadi
output.
Jacob & Chase (2014:3) menjelaskan bahwa manajemen operasi
didefinisikan sebagai desain, operasi, dan peningkatan sistem yang menciptakan
dan memberikan produk serta layanan utama perusahaan.
Morgan Swink, Steven A. Menlyk, M. Bixby Cooper, and Janet L.
Hartley (2014:4) juga berpendapat jika manajemen operasi adalah suatu proses
merancang, memasok, hingga pemberian barang atau jasa kepada pelanggan akhir.
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen operasi menurut para ahli
diatas dapat disintesakan bahwa manajemen operasi adalah suatu aktivitas
pengelolaan perusahaan maupun organisasi dalam menggunakan segala input atau
faktor produksi dalam menghasilkan produk dan jasa dengan kriteria yang telah
ditentukan.
2.1.1.2 Keputusan Strategis Manajemen Operasi
Manajer Operasional menerapkan proses manajemen dalam keputusan yang
dikenal dengan sepuluh keputusan strategis manajemen operasi. Heizer, Render,
and Munson (2017) berpendapat jika terdapat 10 keputusan Manajemen Operasi
Strategis yang dapat dilihat dari tabel berikut :
17
Tabel 2.1 Sepuluh Keputusan Strategis Manajemen Operasi
No
Keputusan Manajemen Operasi
Penjelasan
Desain Barang dan Jasa (design of
Mendefinisikan banyaknya keperluan dari
goods and service)
masing-masing
keputusan
perusahaan.
Seperti perusahaan yang menetapkan batas
1
minimum biaya dan kualitas dari produk
yang digunakan serta implikasi utama
untuk keberlanjutan dan SDM yang
dibutuhkan.
Pengelolaan Kualitas (Managing
menunjukan
Quality)
pelanggan serta menetapkan kebijakan dan
2
harapan
kualitas
dari
prosedur untuk mengidentifikasi langkahlangkah dalam mencapai kualitas yang
ditentukan.
Desain Proses dan Kapasitas
Menentukan bagaimana suatu barang dan
(Process and Capacity Design)
jasa dapat dihasilkan serta melakukan
3
pengelolaan untuk sumber daya yang ada
serta banyaknya investasi berdasarkan
kondisi keuangan perusahaan.
Strategi Lokasi (Location Strategy)
Penentuan letak strategis perusahaan baik
jarak terhadap para pemasok bahan baku
4
maaupun konsumen yang akan dituju.
Sehingga dapat tercapainya efektivitas dan
efisiensi dari perusahaan.
5
Strategi Tata Ruang (Layout
Membutuhkan segala kebutuhan, mulai
Strategy)
dari kapasitas, teknologi, jumlah personil,
dan kebutuhan persediaan yang nantinya
digunakan
orang,
sebagai
kebutuhan
penentuan
bahan
informasi secara efisien
baku
jumlah
serta
18
No
6
Keputusan Manajemen Operasi
Penjelasan
Sumber Daya Manusia dan Desain
Menentukan strategi perusahaan dalam
Pekerjaan (Human Resource and
melakukan pengadaan, pengembangan,
Job Design)
serta
mempertahankan personil dengan
kemampuan yang diperlukan perusahaan.
Manajemen Rantai Pasokan
Cara
(Supply Chain Management)
kegiatan rantai pasok kedalam strategi
7
perusahaan
dalam
menyatukan
yang digunakan dan juga keputusan terkait
pembelian
dengan
syarat
dari
para
pemasok.
Manajemen Persediaan (Inventory
Menentukan
keputusan
pemesanan,
Management)
penyimpanan persediaan termasuk cara
memanfaatkannya sebagai langkah untuk
8
mendapatkan feedback positif dari para
pelanggan, kemampuan pemasok, serta
pertimbangan jadwal produksi.
Penentuan Jadwal (Scheduling)
Menetapkan jadwal dengan syarat waktu
tertentu secara efektif dan efisien dengan
9
menggunakan sumber daya perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
Pemeliharaan (Maintenance)
Kebijakan Mengatur hal-hal mengenai
pertimbangan
10
kapasitas,
kebutuhan
personil, serta permintaan produksi dalam
menjaga suatu proses yang stabil dan dapat
digunakan oleh perusahaan.
Sumber: (Heizer, Render, and Munson 2017)
19
Berdasarkan 10 keputusan strategis manajemen operasi diatas, penelitian
yang berjudul Penggunaan Metode Analytical Networking Process dalam
Pemelihan Supplier ini termasuk ke dalam 10 keputusan strategis manajemen
operasi poin ke-7 mengenai manajemen rantai pasok.
Selain itu terdapat beberapa keputusan strategis manajemen operasi
menurut Stevenson (2018) antara lain sebagai berikut :
Tabel 2.2 Keputusan Strategis Manajemen Operasi Menurut Stevenson
No
Keputusan Manajemen Operasi
1
Desain Produk dan Layanan
2
Kapasitas
3
Proses dan Tata Letak
4
Desain Pekerjaan
5
Lokasi
6
Kualitas
7
Inventaris
8
Pemeliharaan
9
Penjadwalan
Pengaruh Pengambilan Keputusan
Permasalahan biaya, kualitas, liabilitas,
dan isu lingkungan
Struktur biaya dan fleksibilitas
Biaya, fleksibilitas, tingkat keterampilan
yang dibutuhkan, dan kapasitas
Kualitas kehidupan kerja, keselamatan
karyawan, produktivitas
Biaya, fisibilitas
Kemampuan memenuh dan melampaui
harapan pelanggan
Biaya, kekurangan kebutuhan
Biaya, keandalan peralatan, dan
produktivitas
Fleksibilitas dan efesiensi
20
No
Keputusan Manajemen Operasi
10
Rantai pasok
11
Proyek
Pengaruh Pengambilan Keputusan
Biaya, kualitas, ketepatan, kekurangan,
hubungan dengan pemasok
Biaya, produk baru, layanan, dan sistem
operasi
Sumber: (Stevenson 2018)
Swink et al. (2014) juga berpendapat pada bukunya yaitu Managing
Operations: Across the Supply Chain terdapat 8 keputusan strategis manajemen
oeprasi yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.3 Keputusan Strategis Manajemen Operasi Menurut Swink et al.
No
Keputusan Manajemen Operasi
Pengaruh Pengambilan Keputusan
Jumlah kapasitas, waktu perubahan
1
Capacity (Kapasitas)
kapasitas, dan jenis kapasitas yang
digunakan
2
Facilities (Fasilitas)
3
Technology (Teknologi)
4
Ukuran fasilitas, lokasi fasilitas, dan jenis
spesialisasi yang digunakan
Jenis peralatan, otomatisasi, dan
digitalisasi
Supply Chain Network (Jaringan
Pemilihan pemasok, struktur jaringan, dan
Rantai Pasok)
tanggung jawab
Tingkat keterampilan, pelatihan, kebijakan
5
Workfore (Tenaga Kerja)
upah, keamanan pekerja, dan sistem
intensif
Production planning
6
and control (Rencana Produksi dan
Kontrol)
Prosedur perencanaan dan aturan
keputusan
21
No
7
Keputusan Manajemen Operasi
Product/process
Innovation (Inovasi Produk/Proses)
Organization and
8
Management (Organisasi dan
Pengelolaan)
Pengaruh Pengambilan Keputusan
Peningkatan program, prosedur
penyelesaian masalah, serta manajemen
intelektual
Sentralisasi, struktur hierarki, dan mitra
kerja
Sumber: (Swink et al. 2014)
2.1.2
Ruang Lingkup Rantai Pasok
2.1.2.1 Pengertian Rantai Pasok
Menurut Heizer, Render, and Munson (2017) dalam bukunya menyatakan
bahwa rantai pasok merupakan sebuah jaringan kegiatan pada suatu organisasi
secara menyeluruh yang memasok kebutuhan barang dan jasa di suatu perusahaan.
Rusell (2016) mendefinikan Supply chain sebagai suatu sistem rantai pasok
yang terbentuk mulai dari organisasi, sumber, serta proses yang saling berhubungan
satu sama lain yang akan membentuk proses pengiriman produk atau jasa kepada
konsumen akhir. Rantai pasokan tersebut meliputi fasilitas-fasilitas, fungsi, juga
aktivitas yang berhubungan dengan segala kegiatan supply chain mulai dari hulu
hingga ke hilir.
Lu (2015) berpendapat bahwa supply chain merupakan suatu alur dari
partisipasi perusahaan yang saling berkaitan satu sama lain agar mampu
menambahkan nilai pada aliran-aliran pasokan mulai dari input hingga ke produk
akhir atau jasa yang diinginkan dari konsumen akhir.
22
Swink, Melnyk, Cooper, dan Hartly (2014) menjelaskan bahwa rantai
pasok adalah jaringan global yang terlibat dalam kegiatan organisasi, diantaranya
merancang serangkaian proses terkait pengadaan, proses pengubahan input menjadi
output, memakai barang dan jasa, serta membuang barang dan jasa.
Sedangkan menurut Mey, Wagner, and Rohde (2015) Rantai pasokan
merupakan suatu kegiatan kerja sama dua organisasi atau lebih yang dipisahkan
secara hukum, dihubungkan dengan materi, informasi, dan aliran keuangan.
Organsiasi tersebut dapa berupa perusahaan yang memproduksi komponen bahan
baku, penyedia layanan logistik, dan bahkan konsumen akhir.
Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan diatas dapat disintesakan jika
supply chain merupakan segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh satu organisasi
atau lebih dan terlibat dalam proses distribusi barang, mulai dari input menjadi
output yang kemudian di distribusikan kepada konsumen akhir. Di dalam alur rantai
pasok terdapat suatu perusahaan atau organisasi yang memiliki kepentingan sama,
yaitu ; a) supplier, b) Manufactures, c) Distribution, d) Retail/Outlet, e) Customers.
Alur rantai pasokan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.1 Basic Supply Chain Model
Sumber : (Kurbel 2013)
23
Barang barang yang mengalir dalam kegiatan supply chain tidak hanya
mencakup barang dan informasi saja, melainkan juga uang. Aliran uang bergerak
ke arah yang berlawanan dari aliran barang. Aliran barang melibatkan perpindahan
barang atau jasa dari pemasok kepada pelanggan serta menangani kebutuhan
pelanggan dan pengembalian produk. Alur informasi melibatkan berbagai
perkiraan dan data penjualan, pengiriman pemasanan, pelacakan pengiriman, serta
memperbarui status pemesanan. Sedangkan aliran keuangan melibatkan
persyaratan kredit, pembayaran dan pengaturan pengiriman, serta kepemilikan hak
milik. Meskipun pertukaran uang merupakan bagian penting dari hubungan bisnis
antara para mitra, namun tidak dipertimbangkan secara eksplisit dalam supply chain
management. Yang artinya SCM hanya berfokus pada arus barang dan informasi
Kurbel (2013)
Rantai pasok atau supply chain terkadang disebut dengan nama rantai nilai,
sebuah istilah yang menggambarkan penambahan nilai barang dan dasa dari setiap
rantai yang ada. Rantai pasokan atau rantai nilai ini biasanya terdiri dari organisasi
bisnis yang terpisah dan bukan hanya satu organisasi saja yang terlibat. Selain itu,
rantai pasok juga memiliki dua komponen untuk setiap organisasi : komponen
pasokan dan komponen permintaan. Komponen pasokan dimulai pada rantai awal
dan berakhir pada kegiatan internal organisasi. Sedangkan komponen permintaan
dimulai pada titik dimana output dari perusahaan dikirim kepada pelanggan
langsungnya atau dengan kata lain adalah konsumen akhir.
24
2.1.2.2 Pengertian Manajemen Rantai Pasok
Menurut Levi, et.al (2000) Supply Chain Management adalah suatu
pendekatan dalam mencapai integrase yang efesien dari supplier, manufacturer,
distributor, retailer, dan customer. Artinya penerapan sistem Supply Chain
Management diharapkan dapat berdampak pada ketepatan jumlah produksi bagi
perusahaan dengan biaya optimal dari sistem secara keseluruhan serta mendapatkan
kepuasan pelanggan yang diinginkan.
Russel (2015:372) menyatakan jika Supply Chain Management merupakan
proses pengintegrasian kegiatan yang dilakukan perusahaan agar kebutuhan dapat
tersedia dengan waktu yang efisien serta service produk yang dapat dipercaya
karena memiliki kualitas tinggi dengan harga yang murah.
Chow et.al (2006) berpendapat bahwa Supply Chain Management
merupakan pendekatan strategis dalam permintaan, kegiatan operasional,
pembelian, serta manajemen logistik
Supply Chain Management menurut Pujawan (2005:22) adalah proses
pendekatan secara integrative dalam proses pengelolaan aliran dari mulai produk,
informasi, dan uang yang terintegrasi satu sama lain, dimana dari setiap prosesnya
melibatkan supplier, pabrik, serta jaringan distribusi dan logistik.
Supply Chain Management menurut Jay Heizer, Barry Render, dan
Chuck Munson (2017) adalah segala kegiatan dalam mendapatkan material dan
service yang kemudian diubah menjadi barang setengah jadi dan barang jadi lalu
dikirimkan kepada konsumen akhir. Selain itu didalamnya juga terdapat aktivitas
25
pembelian, outsourching yang ditambah dengan fungsi lain untuk hubungan antara
supplier dan distributor, hal ini dilakukan mengurangi biaya serta meningkatkan
respon perusahaan terhadap pelanggan.
Dari beberapa pengertian Supply Chain Management diatas maka
disintesiskan jika Supply Chain Management adalah suatu metode yang
mengintegrasikan pengelolaan aliran produk, informasi, barang, serta jasa dalam
fungsi supply chain yang terintegrasi.
Supply Chain Management didefinisikan sebagai desain terintegrasi,
berorientasi pada proses, perencanaan dan pengendalian barang, informasi, serta
arus kas di sepanjang rantai nilai dari pelanggan kepada pemasok bahan baku
dengan tujuan; a). Meningkatkan orientasi pelanggan, b). Sinkronisasi pasokan
dengan permintaan, c). Membuat produksi lebih fleksibel dan responsive terhadap
permintaan, dan d). Perampingan persediaan di sepanjang rantai nilai. Sehingga
dengan diterapkannya Supply Chain Management yang baik dapat memberikan
peluang besar bagi perusahaan untuk mengembangkan keunggulan kompetitifnya.
2.1.2.3 Komponen Manajemen Rantai Pasok
Menurut Bhatnagar (2009:15) terdapat komponen dasar yang dapat
mendukung jalannya kegiatan rantai pasok, diantaranya :
1. Perencanaan
Strategi dalam mengawasi kegiatan rantai pasokan agar tercapainya
efisiensi, meminimalkan biaya yang dikeluarkan, serta mencapai kualitas
jasa atau barang yang optimal.
26
2. Sumber Daya
Menetapkan pengaturan dalam penentuan harga, perencanaan pembayaran,
serta perjanjian lainnya dengan pemasok agar terciptanya hubungan yang
harmonis dengan pemasok
3. Pembuatan
Meliputi kegiatan dalam membuat jadwal aktivitas produksi, percobaan,
pengemasan, serta persiapan pengiriman produk kepada konsumen akhir
bagi perusahaan.
4. Pengiriman
Koordinasi pemenasan dari tiap konsumen, perencanaan dalam faktor
pergudangan, pemilihan distributor, dan penentuan sistem dalam menerima
pembayaran
5. Pengembalian
Pembuatan alur dalam menerima produk cacat dan penerimaan kelebihan
pemesanan dari konsumen serta membantu konsumen yang memiliki
permasalahan dalam proses pengiriman.
2.1.2.4 Strategi Pembelian dalam Manajemen Rantai Pasok
Suatu perusahaan dalam membeli dan memenuhi kebutuhan akan produkproduknya harus memutuskan strategi rantai pasokannya. Menurut Heizer,
Render, and Munson (2017) terdapat 6 strategi pembelian dalam supply chain
management, yaitu :
1. Many Supplier (Banyak Pemasok)
27
Memainkan antara pemasok satu dengan yang lainnya dan membebankan
pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Dalam strategi ini,
meskipun banyak pendekatan negosiasi yang digunakan, hubungan jangka
Panjang bukan merupakan tujuan. Strategi ini lebih membebankan pada
tanggung jawab para pemasok agar mempertahankan teknolog, keahlian,
dan kemampuan yang diperlukan.
2. Few Supplier (Beberapa Pemasok)
Membentuk suatu hubungan jangka panjang dengan para pemasok yang
memiliki komitmen tinggi. Penggunaan beberapa pemasok dapat
menciptakan nilai dengan memungkinkan pemasok mempunyai skala
ekonomis dan kurva yang menghasilkan biaya transaksi dan produksi yang
lebih rendah. Faktor terpenting dari strategi ini adalah kepercayaan yang
ditimbulkan dari budaya perusahaan yang sejalan.
3. Vertical Integration (Integrase Vertikal)
Dalam strategi Vertical Integration ini dijelaskan jika perusahaan
melakukan pengembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa.
Dalam integrasi vertikal ini juga terdapat 2 bentuk integrasi; a). Integrasi ke
belakang (perusahaan membeli para pemasoknya) dan b). Integrasi ke depan
(perusahaan membuat barang jadi).
4. Keiretsu Network (Jaringan Keiretsu)
Perusahaan membuat suatu hubungan jangka panjang dengan mendukung
pemasok secara finansial melalui kepemilikan atau peminjaman. Dengan
begitu diharapkan pemasok yang dimiliki oleh perusahaan dapat berfungsi
28
sebagai mitra, menularkan keahlian teknis dan mutu produksi yang stabil
kepada perusahaan.
5. Virtual Companies (Perusahaan Virtual)
Perusahaan mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk memberikan
pelayanan pada saat diperlukan. Dalam perusahaan virtual ini batasan yang
dimiliki organisasi tidak tetap dan bergerak sehingga dengan adanya
hubungan ini dapat memberikan berbagai pelayanan jasa seperti
pembayaran gaji, pengangkatan pegawai, perancangan produk, serta
pendistribusian produk.
6. Joint Venture (Perusahaan Gabungan)
Suatu
perusahaan melakukan penggabungan
untuk
menambahkan
kemampuan dan keterampilan dalam bidang teknologi ataupun strategi
perusahaan patungan dilakukan untuk menjaga persediaan dan mengurangi
biaya.
2.1.2.5 Tujuan Manajemen Rantai Pasok
Meindil (2014) menjelaskan jika tujuan dari pengelolaan rantai pasok
adalah untuk memaksimalkan nilai secara menyeluruh agar memenuhi kebutuhan
dan keinginan pelanggan serta tetap fokus dalam meminimalisir biaya.
Menurut Miranda (2012) tujuan dari rantai pasok sebuah perusahaan
adalah untuk memaksimalkan keuntungan dan persaingan perusahaan termasuk
juga seluruh anggota dan pelanggan.
Jadi dapat disimpulkan jika supply chain management bertujuan untuk
membantu perusahaan dalam memaksimalkan seluruh sumber daya yang
29
dimilikinya dan meminimalisir biaya yang dikeluarkan tanpa adanya penurunan
kualitas produk atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan.
2.1.3
Pemilihan Pemasok
2.1.3.1 Faktor-Faktor Pemilihan Pemasok
Dalam beberapa hal, pemilihan supplier selalu melibatkan beberapa faktor
terkait pembelian dengan jumlah yang besar. Beberapa faktor tersebut diantaranya
seperti harga, kualitas, reputasi pemasok, pengalaman masa lalu, serta pelayanan
atau service setelah melakukan pembelian. Menurut William J. Stevenson
(2018:679) faktor utama yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih
supplier diantarannya :
Tabel 2.4 Faktor Pemilihan Supplier
Faktor
Pertanyaan
• Prosedur apa saja yang dimiliki supplier dalam
Quality and Quality
Assurance
control dan jaminan kualitas?
• Apakah permasalahan kualitas dan tindakan
perbaikan di dokumentasikan?
• Seberapa fleksibel supplier dalam menghadapi
Flexibility
perubahan jadwal pengiriman, kuantitas, dan
perubahan produk atau layanan?
Location
• Seberapa jauh lokasi supplier dengan
perusahaan?
• Apakah harga yang ditawarkan sesuai dengan
Price
pelayanan yang disediakan supplier?
• Apakah supplier bersedia untuk melakukan
negosiasi harga?
30
Faktor
Pertanyaan
• Apakah supplier bersedia bekerja sama untuk
mengurangi biaya?
• Apakah terdapat pemberitahuan di muka terkait
Product or Service Changes
perubahan produk atau layanan yang
diperlukan?
Reputation and Financial
Stability
• Seberapa baik reputasi supplier?
• Apakah supplier memiliki kestabilan dalam
kondisi keuangannya?
• Berapa lama waktu yang diperlukan supplier
dalam mengantar pemasanan yang telah
Lead Time and On Time
Delivery
ditentukan?
• Prosedur apa yang dimiliki oleh supplier untuk
memastikan ketepatan waktu pengiriman?
• Prosedur apa yang dimiliki oleh supplier terkait
perbaikan masalah keterlambatan yang terjadi?
• Apakah pemasok bergantung dengan pelanggan
Other Accounts
lain sehingga beresiko memberikan prioritas
kepada pelanggan lainnya?
Sumber: (William J. Stevenson 2018)
Pada kriteria lain, jika terdapat suatu permasalahan muncul pembeli dapat
mencoba menemukan solusi sebelum masalah yang lebih serius berkembang.
Diantara faktor-faktor yang biasanya terakup dalam pemeriksaan pemasok adalah
gaya manajemen, jaminan kualitas, manajemen bahan, proses desain yang
digunakan, kebijakan peningkatan proses, dan prosedur untuk kegiatan lebih lanjut.
Pemeriksaan pemasok juga merupakan langkah awal dalam program sertifikasi
pemasok.
31
Menurut Krajewsky, Ritzman, and Malhotra (2013), Titik awal dalam
pemilihan pemasok adalah dengan melakukan analisis biaya total. Terdapat 4 biaya
utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pemasok. Diantarannya ;
Material Cost, Freight Cost, Inventory Cost, dan Administrative Cost. Total biaya
dapat dijadikan faktor pertimbangan bagi perusahaan jika ingin memilih pemasok.
Faktor lainnya yang tak kalah penting adalah kualitas bahan baku yang diterima,
demikian juga waktu tunggu yang lebih pendek dan pengiriman tepat waktu dapat
memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan layanan yang diberikan kepada
para pelanggannya. Jadi pihak manajemen perusahaan harus memperhatikan
segmentasi pasar yang dilayani sesuai dengan kriteria pemasok yang dibutuhkan.
Kriteria lain yang menjadi penting bagi perusahaan dalam memilih pemasok adalah
dampak bagi lingkungan. Banyak perusahaan ramah lingkungan yang melibatkan
identifikasi, penilaian, dan pengelolaan aliran limbah lingkungan dan menemukan
cara untuk mengurangi dampak yang ditimbulkannya. Pemasok diharapkan untuk
sadar lingkungan saat merancang dan menghasilkan layanan ataupun produk
mereka. Di masa depan, kriteria ini akan menjadi penting dalam pemilihan
pemasok.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati et al. (2013), dalam
pemilihan pemasok bagi Lunar Cipta Kreasi, terdapat beberapa kriteria yang
dikelompokkan ke dalam cluster diantarannya :
32
Tabel 2.5 Kriteria Penilaian Supplier Lunar Cipta Kreasi
No
1
Cluster
Biaya
Sub Kriteria
• Harga
• Kesesuaian material dengan spesifikasi
2
Kuantitas
• Kemampuan memberikan kualitas yang
konsisten
3
Ketepatan
• Waktu pengiriman
• Jumlah pengiriman
• Garansi dan layanan pengaduan
4
Service
• Responsif
• Sistem komunikasi
• Keprofesionalan pemasok
5
Hubungan Pemasok
• Kinerja masa lalu pemasok
• Kekuatan keuangan pemasok
Sumber: (Kurniawati et al. 2013)
Kriteria tersebut didapatkan dari hasil observasi dan juga beberapa tahap
penelitian yang dilakukan diantarannya tahap identifikasi kriteria yang digunakan
sesuai dengan tujuan perusahaan, kemudian penentuan hubungan antar kriteria
yang dilakukan dengan penyebaran kuisioner bagi elemen dalam perusahaan yang
terdiri dari karyawan dan juga manager.
Selanjutnya terdapat penelitian yang dilakukan oleh Sandy et al. (2013)
dalam pemilihan bahan baku kertas pada PT. Magle Panglipur yang meneliti
kriteria apa saja yang digunakan PT. Mangle Panglipur dalam penentuan supplier.
Hasilnya didapatkan beberapa kriteria dengan sub kriteria sebagai berikut :
33
Tabel 2.6 Kriteria Penilaian Supplier PT. Magle Panglipur
No
Kriteria
Sub Kriteria
• Ketebalan kertas
1
Kualitas Kertas
• Warna Kertas
• Pori-pori kertas
• Tingkat harga
2
Harga Kertas
• Potongan harga
• Cara pembayaran
• Kemampuan berkomunikasi
3
Kriteria Pelayanan
• Kecepatan tanggap
• Kemudahan komunikasi
• Intensitas penyampaian informasi
4
Kriteria Pengiriman
• Ketersediaan barang
• Ketepatan waktu
Sumber: (Sandy and Fathurahman 2013)
Dari tabel tersebut dapat dilihat jika penentuan kriteria dan sub kriteria lebih
didaskan kepada kebutuhan perusahaan. seperti halnya kriteria yang ditentukan PT.
Mangle Panglipur dalam kriteria kualitas kertas memasukan tingkat ketebalan
kertas, warna kertas, serta pori-pori kertas.
Terakhir terdapat penelitian yang dilakukan oleh Pujotomo et al. (2016)
dalam pemilihan supplier dan penentuan prioritas supplier untuk bahan baku utama
cetak koran pada PT. Mascom Graphy Semarang. Dalam penelitian tersebut
digunakan 5 kriteria beserta sub kriteria diantarannya :
34
Tabel 2.7 Kriteria Penilaian Supplier PT. Mascom Graphy Semarang
No
Kriteria
Sub Kriteria
• Sertifikat terkait kualitas
1
Quality
• Ketepatan Packaging
• Ketepatan kualitas
2
Cost
• Harga bahan baku
• Potongan harga
• Lead time
3
Delivery
• Flexibility
• On time delivery
• Procedure Compliance
4
Service
• Responsiveness
• Communication system
• Keringanan waktu pembayaran
5
Green Supplier
• Green process
• Internal control process
Sumber: (Pujotomo, Puspitasari, and Rizkiyani 2016)
Dalam proses pengadaannya, perusahaan memasukan kriteria green supplier
ke dalam penilaian supplier yang ditentukan. Hal tersebut dikarenakan keterkaitan
bahan baku utama yaitu kertas yang diperoleh dari pohon-pohon yang kemudian di
proses menjadi kertas kertas yang siap diolah kembali.
Dari beberapa kriteria penilaian supplier diatas, ditentukan 4 kriteria
penilaian yang disesuaikan dengan pihak perusahaan terkait wawancara yang telah
dilakukan. Kriteria tersebut antara lain adalah harga, kualitas, pengiriman, dan
fleksibilitas.
35
2.1.3.2 Tahapan Pemilihan Pemasok
Dalam proses pengadaan yang dilakukan perusahaan, supplier harus dipilih
dan dikelola secara baik. Menurut Heizer, Render, and Munson (2017) terdapat
empat tahapan dalam proses pemilihan pemasok diantarannya sebagai berikut :
1. Supplier Evaluation (Evaluasi Pemasok)
Dalam kegiatan evaluasi peamsok, tujuan utama dari kegiatan tersebut
adalah menemukan pemasok yang cocok dan menentukan apakah mereka
dapat dijadikan rekanan bagi perusahaan. Ketika perusahaan menentukan
pemasok jangka panjang, permasalahan seperti kekuatan keuangan
pemasok, kualitas, manajemen, penelitian, kemampuan teknis, dan poternsi
hubungan jangka panjang menjadi hal yang penting.
2. Supplier Development (Pengembangan Pemasok)
Pada tahap ini pembeli memastikan pemasok memenuhi persyaratan
kualitas, spesifikasi produk, jadwal pengiriman, serta kebijakan pengadaan.
Pengembangan pemasok dapat mencangkup segala sesuatu seperti
pelatihan, bantuan teknik produksi, hingga prosedur serta transfer informasi.
3. Negotiations (Negosiasi)
Terdapat tiga strategi negosiasi klasik yaitu ; Model harga berbasis biaya,
Model harga berbasis pasar, serta penawaran kompetitif.
4. Contracting (Kontrak)
Mitra rantai pasokan seringkali menjabarkan ketentuan hubungan dalam
kontrak yang telah dibuat. Kontrak dirancang untuk berbagi resiko, manfaat,
36
dan membuat struktur insentif untuk mendorong anggota rantai pasok dalam
mengadopsi kebijakan yang optimal untuk seluruh rantai pasokan yang ada.
5. Centralized Purchasing
Perusahaan dengan banyak fasilitas harus menentukan item mana yang akan
dibeli secara terpusat dan mana yang memungkinkan untuk membeli
sendiri. Pembelian disentralisasi yang kurang diawasi akan perdampak
buruk bagi perusahaan.
6. E- Procurement
E – Procurement dapat mempercepat proses pembelian, mengurangi biaya,
serta mengintegrasikan rantai pasokan ke dalam suatu sistem. Dengan
penggunaan E – Procurement juga dapat mengatasi permasalahan
pencatatan dokumen secara tradisional yang rentan dengan kesalahan. Dan
pada saat yang sama juga dapat mengintegrasikan data berbasis pemasok,
pengiriman, dan data pembelian.
2.1.4
Analytical Networking Process
2.1.4.1 Pengertian Analytical Networking Process
Analytical Networking Process adalah suatu metode yang dapat
mempresentasikan tingkat kepentingan dengan mempertimbangkan hubungan antar
kriteria atau berbagai alternatif yang tersedia. Metode ANP ini merupakan
pengembangan dari mode AHP yang dalam pengerjaannya memiliki kompleksitas
dibandingan dengan AHP. Oleh karena itu, metode ANP memiliki kemampuan
untuk melengkapi kekurangan dari metode AHP yang tidak dapat memaparkan
hubungan antar kriteria atau alternatif yang ada. (Saaty and Vargas 2013)
37
Menurut Yulianti (2013) Analytical Networking Process atau ANP suatu
perhitungan yang digunakan seseorang dalam mengambil suatu keputusan dalam
setiap faktor yang saling berhubungan dan memiliki feedback secara sistematik.
Hidayati (2012) menyatakan jika Analitycal Network Process
(ANP)
adalah metode pengambilan keputusan yang memperhatikan keterkaitan antara
strategi objektif satu dengan lainnya. Keterkaitan dalam metode ANP dibagi
menjadi dua yaitu keterkaitan persepektif yang sama dan persefektif yang berbeda
Singgih (2006) berpendapat bahwa Analytical Networking Process (ANP)
merupakan penyempurnaan dari metode Analytical Hierarcki Process (AHP) yang
didalamnya terdapat pertimbangan antar unsur-unsur hirarki serta digunakan
dengan melibatkan interaksi beberapa elemen dari tingkat tertinggi hingga
terendah.
Menurut Kadoić, Ređep, and Divjak (2017) Analytical Networking
Process adalah salah satu metode pengambilan keputusan multi kriteria yang
mendukung permodelan dependensi dan umpan balik antar elemen dalam suatu
jaringan
Dari beberapa definisi ANP (Analytical Networking Process) diatas dapat
disintesiskan jika ANP merupakan suatu metode pengambilan keputusan terhadap
faktor-faktor yang saling berhubungan dengan mempertimbangkan ketergantungan
antar elemen didalamnya berdasarkan hasil bobot atau prioritas.
38
2.1.4.2 Aksioma Analytical Networking Process
Ascarya (Rusydiana and Devi 2013) menyatakan jika terdapat 3 aksioma
yang menjadi landasan teorinya. Hal tersebut diantarannya :
1. Resiprokal
Jika aktivitas awal memiliki kepentingan yang memiliki tingkat kepentingan
2 kali lebih besar daripada aktivitas selanjutnya, maka aktivitas tersebut bisa
dikatakan besarnya ½ dai aktivitas sebelumnya.
2. Homogenitas
Dalam aksioma ini, dinyatakan jika faktor-faktor yang dibandingkan
memiliki sedikit persamaan. Jika terdapat perbedaan yang besar tentu akan
berdampak pada tingkat kesalahan yang tinggi dalam proses penilaian.
Skala yang dimiliki oleh AHP dan ANP memiliki perbedaan dengan skala
umumnya yang hanya memiliki rentang nilai 1 sampai 5. Skala yang
terdapat pada ANP memiliki rentang yang lebih besar yaitu 1 sampai 9
bahkan lebih. Berikut skala yang digunakan dalam metode ANP :
Tabel 2.8 Skala dalam ANP
Definisi
Intentsitas
Semua elemen memiliki
tingkat kepentingan yang
1
sama
Nilai diantara dua elemen
pertimbangan sedikit
lebih penting
Interpretasi
Kepentingan
Kedua kriteria memiliki pengaruh serta
kepentingan yang sama
Penilaian sedikit memihak kepada salah
3
satu kriteria dibandingkan dengan yang
lainnya
39
Intentsitas
Definisi
Kepentingan
Elemen yang satu lebih
penting dibandingkan
5
dengan elemen lainnya
Sangat penting pengaruh
7
atau kepentingannya
Mutlak lebih besar
pengaruh atau
9
kepentingannya
Nilai diantara dua elemen
pertimbangan yang
2,4,6,8
berdekatan
Interpretasi
Penilaian sangat memihak kepada salah
satu kriteria dibandingkan yang lainnya
Salah satu kriteria sangat berpengaruh dan
dominasinya terlihat nyata
Salah satu kriteria terbukti mutlak lebih
berpengaruh dibandingkan yang lainnya
Jika terdapat keraguan diantara kedua
penilaian yang berdekatan
Jika salah satu kriteria
mempunyai nilai lebih
besar
kriteria
dibandingkan
lainnya,
kriteria lainnya memiliki
nilai
Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka
maka
Kebalikan
kebalikan
dibandingkan
dengan
bila dibandingkan dengan suatu aktivitas j,
maka j mempunyai nilai kebalikannya bila
dibandingkan dengan aktivitas I
salah satu kriteria.
Sumber: (Saaty and Vargas 2013)
3. Setiap elemen dan komponen yang terdapat pada jaringan kerja, baik
berbentuk hierarki maumpun feedback dapat mempresentasikan kondisi
sesungguhnya serta hasil yang sesuai dengan harapan.
Sedangkan menurut (Saaty and Vargas 2013), terdapat 4 aksioma yang harus
diperhatikan dalam mengaplikasikan teknik ANP. Aksioma tersebut diantaranya
40
aksioma resiprokal, aksioma homogenitas, aksioma prioritas, dan aksioma
dependence condition yang terdapat dalam tabel berikut ini :
Tabel 2.9 Aksioma dalam ANP menurut L. Saaty dan Vargas
No
Aksioma
Keterangan
Terdapat nilai perbandingan yang dinyatakan dalam A
dari dua elemen perpasangan X dan Y dan dapat
1
Resiprokal
memperlihatkan besaran perbandingan dari elemen
tersebut. Jika nilai X 5 kali lebih besar dari pada Y maka
nilai Y adalah 1/5.
Elemen yang dibandingkan dalam struktur ANP
seharusnya tidak memiliki perbedaan yang signifikan,
2
Homogenitas
karena hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat
kesalahan
dalam
penilaian
dalam
pengambilan
keputusan.
3
Prioritas
4
Dependence Condition
Pembobotan dengan skala yang telah ditentukan sebagai
ukuran dominisi relatif.
Susunan elemen yang diintegrasikan ke dalam kriteria
pembentuk cluster.
Sumber: (Saaty and Vargas 2013)
2.1.4.3 Prinsip-prinsip dasar dalam Analytical Networking Process
Menurut Saaty and Vargas (2013), terdapat 3 prinsip dasar dalam AHP dan
ANP. Prinsip-prinsip tersebut yaitu dekomposisi, penilaian komparasi, dan
komposisi hierarki (sintesis). Beberapa prinsip tersebut dapat dijelaskan dalam
penjelasan berikut :
41
1. Dekomposisi. Permasalahan yang dianalisis secara langsung berdasarkan
studi lapangan yang dilakukan merupakan suatu permasalahan yang sangat
kompleks. Untuk membuat struktrur permasalahan kompleks tersebut perlu
di uraikan dalam beberapa faktor serta alternatif yang ada. Menguraikan
permasalahan ke dalam kerangka kerja hierarki dapat dinyatakan sebagai
pembuatan model perencanaan dengan pendekatan ANP.
2. Penilaian komparasi. Diterapkan agar dapat terlihat perbandingan
berpasangan dari beberapa elemen yang terintegrasi dalam satu kerangka
kerja. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan antar kriteria dalam
komponen yang berbeda atau dalam komponen yang sama.
3. Komposisi hierarki (sintesis). Diterapkan agar terjadinya pengalihan
prioritas dari beberapa cluster dengan keseluruhan prioritas yang kemudian
dijumlahkan seluruhnya untuk menghasilkan prioritas elemen terendah.
2.1.4.4 Fungsi utama Analytical Networking Process
Menurut Ascarya (Rusydiana and Devi 2013) terdapat 3 fungsi utama
dalam ANP, yaitu :
1. Struktur Kompleksitas
Dalam menghadapi permasalahan yang kompleks dan rumit, penggunaan
metode ANP dapat membantu mencari solusi dari permasalahan yang ada
dengan menguraikan dan menstruktur suatu permasalahan dengan baik.
2. Penggunaan Skala Rasio
Penggunaan skala rasio dibutuhkan untuk memperlihatkan proporsi. Setiap
metode dengan susunan hierarki menunjukan prioritas dengan skala rasio
42
untuk elemen diatas level terendah dalam hierarki. Hal tersebut penting
dikarenakan prioritas dari elemen pada level manapun ditentukan dengan
mengalikan prioritas dengan elemen induknya. ANP dalam perhitungannya
menggunakan skala rasio di setiap levelnya. Skala rasio ini menjadi penting
saat prioritas ini tidak digunakan untuk pilihan, melainkan untuk hal lainnya
seperti pengalokasian sumber daya.
3. Sintesis
Kegiatan dalam menyatukan elemen menjadi satu kesatuan. Karena
kompleksitas, keputusan penting, prakiraan, ataupun alokasi sumber daya
seringkali memaksa manusia untuk menggunakan intuisinya dalam
pengambilan keputusan. Fungsi ANP dalam hal ini adalah kemampuannya
dalam membantu mencari solusi dengan mengukur faktor-faktor dalam
suatu jaringan.
2.1.4.5 Perbedaan ANP dan AHP
Perbedaan AHP dan ANP dapat dilihat dari aksioma ketiga yang
menjelaskan struktur hierarki yang tidak berlaku dalam ANP. Dalam aksioma
tersebut dijelaskan jika penilaian dari beberapa elemen tidak tergantung pada
elemen dengan elemen tingkat rendah. Menurut Ascarya (Rusydiana and Devi
2013), terdapat perbedaan yang dapat dilihat dalam tabel berikut :
43
Tabel 2.10 Perbedaan AHP dan ANP
NO
PERBEDAAN
AHP
ANP
1
Kerangka
Hierarki
Jaringan
2
Hubungan
Dependensi
Dependensi dan Feedback
3
Prediksi
Kurang Akurat
Lebih Akurat
4
Komparasi
Preferensi, Kepentingan
Pengaruh
Lebih Subjektif
Lebih Objektif
Matriks, Eigenvector
Supermatriks
Kurang Stabil
Lebih Stabil
Sempit/Terbatas
Luas
5
6
Hasil
Cakupan
Sumber: Ascarya (Rusydiana and Devi 2013)
Perbedaan pertama dapat dilihat pada kerangka yang dimiliki yaitu Hierarki
pada metode AHP dan Jaringan pada metode ANP, hal tersebut membuat ANP
dapat mencerminkan suatu permasalahan seperti keadaan yang sesungguhnya.
Perbedaan kedua terletak pada hubungan yang dimiliki. Dalam struktur hierarki
hanya terdapat dependensi level rendah terhadap level diatasnya. Sedangkan pada
struktur jaringan terdapat juga feedback yang memperlihatkan beberapa alternatif
dari hubungan antar kriteria yang ada. Perbedaan ketiga feedback yang dihasilkan
dari analisis jaringan dapat mengubah prioritas dan menghasilkan keputusan yang
lebih akurat. Keempat, dalam melakukan perbandingan, AHP bertanya mengenai
faktor mana yang diunggulkan atau penting, sedangkan dalam ANP berbicara
mengenai faktor mana yang memiliki pengaruh lebih. Kelima, hasil dari analisis
AHP adalah matriks dan eigenvector, sedangkan hasil dari analisis ANP berupa
supermatriks dengan skala prioritas yang lebih stabil kerena adanya feedback.
44
Gambar 2.2 Perbandingan Struktur Jaringan Metode ANP dan AHP
Sumber: Ascarya (Rusydiana and Devi 2013)
Gambar 2.2 menunjukan perbedaan struktur jaringan ANP dan AHP. Dilihat
dari struktur jaringan tersebut diketahui jika struktur jaringan ANP dapat
memperlihatkan hubungan umpan balik dan dependensi antara elemen-elemen
pengambilan keputusan serta perhitungan bobot yang lebih akurat (Kadoić, Ređep,
and Divjak 2017).
45
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu
Jurnal
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Untuk menangani
Dengan perbandingan
Dalam penyusunan
Penggunaan metode
Selection Based
permasalahan
kuantitatif yang
prioritas supplier
DS/AHP sebagai
on Evidence
pemilihan supplier
dilakukan
sama-sama
pembanding dari
Theory and
menggunakan
menggunakan
metode DS/ANP.
Analytical
pendekatan DS/ANP,
metode ANP
Dan terbukti
Network Process
didapatkan cara yang
dimana penyusunan
terdapat berbedaan
sederhana dan efektif
metode diuraikan
dari hasil penelitian
dalam memilih
mulai dari
yang dilakukan
pemasok.
mengidentifikasi
seperti dalam bobot
kriteria dan
ketidakpastian
subkriteria dari
gabungan yang
supplier yang
dalam metode
ditentukan hingga
DS/AHP berbobot
Supplier
Penulis dan Tahun
(Zhang et al. 2016)
Metode
ANP
Tujuan
menentukan ranking 17,48% sedangkan
dari tiap supplier
dalam metode
46
Jurnal
Penulis dan Tahun
Metode
Tujuan
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
DS/ANP berbobot
22,55%
Analytical
Ruhul Amin (2013)
ANP
Untuk menemukan
Untuk aturan atau
Persamaan jurnal
Objek dari
Networking
keputusan terbaik
kebijakan yang
dengan penelitian
penelitian yang
Process Berbasis
dengan menghitung
dilakukan oleh
ini adalah keduanya
berbeda, jurnal
Kriteria Majemuk
nilai kriteria dan
perusahaan
menggunakan
tersebut
Dalam Pemilihan
membandingkannya
diperlukan aturan
metode ANP dalam
menggunakan objek
Karyawan Untuk
dengan perhitungan
yang menjelaskan
pengambilan
karyawan untuk
Promosi Jabatan
setiap keputusan yang
alasan pemilihan
keputusan
kepentingan
diambil
kriteria ideal
karyawan untuk
promosi jabatan dan
feedback dari para
karyawan adalah
pengukuran kualitas
diri.
promosi jabatan.
47
Jurnal
Penulis dan Tahun
Analisa
(Puspitasari and
Pemilihan
Yancadianti 2016)
Metode
ANP
Tujuan
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Untuk mengetahui
Didapatkan urutan
Dalam penyusunan
Perbedaan objek
tingkat kepentingan
rekomendasi supplier
prioritas supplier
atau bahan baku
Supplier Ramah
berbagai pihak/
yaitu PT. Sejong
sama sama
yang diteliti sebagai
Lingkungan
supplier dengan
dengan total score
menggunakan
faktor utama dalam
Dengan Metode
mempertimbangkan
sebesar 27,132%, PT.
metode ANP
penentuan supplier
Analytical
antar kriteria dan sub
Sentosa Jaya sebesar
Networking
kriteria yang ada.
25,291%, PT.
Process (ANP)
Indomulti Plasindo
Pada PT. Kimia
sebesar 24,116%, dan
Farma Plant
PT. Mitra Sentosa
Semarang
sebesar 23,461%
Integrasi Metode
(Rinawati, Irfan, and
Analytical
Handoko 2015)
Networking
Process (ANP)
dan Technique for
Others
ANP,
perusahaan
Untuk menentukan
Terdapat 3 bahan
Persamaan jurnal
Penggunaan model
Kraljic
supplier yang di
baku yang berada
dengan penelitian
Kraljic Portfolio
Portfolio
prioritaskan PT.
pada kuadran critical
ini adalah
Matrix (KPM)
Matrix
Nyonya Meneer
dari hasil identifikasi
penggunaan ANP
dalam menentukan
(KPM) dan
Semarang dalam
menggunakan model
dalam menentukan
tangkat kritis item
memenuhi kebutuhan
Kraljic Portofolio
bobot subkriteria
bahan baku dan
TOPSIS
48
Jurnal
Penulis dan Tahun
Metode
Tujuan
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Preference By
bahan baku jahe,
Matrix (KPM) yaitu
pemilihan supplier
metode TOPSIS
Similiarity to
temulawak, kencur,
jahe, temulawak, dan
yang telah
dalam menentukan
Ideal Solution
sambiloto, dan
kencur. Sedangkan
ditentukan
prioritas bahan baku
(TOPSIS) Dalam
pegagan.
nilai bobot tertinggi
yang memiliki
Menentukan
dalam penentuan
tingkat kritis bahan
Prioritas Supplier
prioritas supplier
baku tertinggi
Bahan Baku
adalah harga
(Studi Kasus PT.
penawaran,
Nyonya Meneer
responsiveness,
Semarang)
kemampuan dan lain
sebagainya.
Penerapan
(Zahra, Purnomo, and
Metode
Kuswardhani 2016)
ANP
Tujuan dari penelitian
Diketahui bahwa
Dalam penyusunan
Perbedaan waktu
ini adalah untuk
subkriteria yang
prioritas supplier
dan tempat
Analytical
mendapatkan kriteria
menjadi prioritas
sama sama
penelitan yang
Networking
dan sub-kriteria yang
dalam proses seleksi
menggunakan
dilakukan
Process (ANP)
sebagian besar
pemasok adalah
metode ANP
dalam Rangka
berkaitan dengan
kenampakan fisik
49
Jurnal
Penulis dan Tahun
Metode
Tujuan
Hasil Penelitian
Seleksi Pemasok
pemilihan pemasok
bahan baku yang
Daun Tembakau
daun tembakau dan
merupakan kriteria
NA (Studi Kasus
juga untuk
kualitas bahan baku.
Pada Koperasi
mendapatkan prioritas
Pemasok yang
Agrobisnis
pemasok daun
menjadi prioritas bagi
Tarutama
tembakau dengan
perusahaan adalah
Nusantara.
menggunakan metode
Abdul Wahab dengan
Analytic Network
nilai 0,059782
Persamaan
Perbedaan
Process (ANP)
An Integrated
(Hashemi, Karimi, and
Green Supplier
Tavana 2015)
Dalam penyusunan
Menggunakan
pelaksanaan penelitian perubahan peringkat
proioritas supplier
analisis hubungan
ini adalah untuk
prioritas supplier
menggunakan
yang ditingkatkan,
menangani
tergantung kepada
metode ANP
pemilihan supplier
Analytical
interdependensi di
scenario yang dibuat
yang ramah
Networking
antara kriteria, dan
oleh peneliti setelah
lingkungan (Green
Process and
analisis relasional
menambahkan dan
Supplier)
Improved Grey
yang telah
Selection
Approach with
ANP and
Grey
Relational
Analysis
Tujuan dari
Diketahui jika
50
Jurnal
Penulis dan Tahun
Metode
Tujuan
Hasil Penelitian
Relational
dimodifikasi untuk
mengurangi supplier
Analysis
mengatasi
yang dibandingkan.
Persamaan
Perbedaan
ketidakpastian yang
melekat dalam
keputusan pemilihan
pemasok.
Implementasi
(Roshanti 2017)
ANP
Tujuan dari penelitian
Berdasarkan hasil
Dalam penyusunan
Perbedaan waktu
Metode
ini adalah untuk
penelitian yang telah
proioritas supplier
dan tempat
Analytical
menentukan supplier
dilakukan
sama-sama
penelitan yang
Network Process
utama melalui
menggunakanan
menggunakan
dilakukan.
( ANP ) Pada
supermatrix
metode ANP,
metode ANP.
Pemilihan
terdapat alternatif
Supplier Keripik
supplier yang dipilih
Tempe
untuk bahan baku
produk utama tempe
yaitu Bido dengan
bobot 0,034.
51
Jurnal
An Integration of
Penulis dan Tahun
(Asadabadi 2017)
Metode
ANP,
Tujuan
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Tujuan penelitian
kinerja motor adalah
Dalam
Menggunakan
yang dilakukan untuk
kebutuhan konsumen
pengerjaannya
metode Markov
a Markov Chain,
Markov
Analytic Network
Chain, dan
mengembangkan
paling penting, dan
menggunakan
Chain dan Quality
Quality
metode pemilihan
output motor adalah
metode ANP untuk
Function
Function
pemasok berbasis
parameter produk
pemberian bobot
Deployment dalam
yang paling penting.
supplier terbaik
penentuan supplier
Process, and
Quality Function
Deployment to
Deployment pelanggan. Pemasok
Design a
terbaik dipilih
Jadi, berdasarkan
Customer Based
berdasarkan prioritas
kualifikasi pemasok
Supplier
perubahan kebutuhan
dan perhitungan yang
Selection Process
pelanggan.
relevan, ternyata
untuk menjaga
kepuasan pelanggan,
pemasok D adalah
pemasok terbaik bagi
perusahaan.
terbaiknya
52
Jurnal
Penulis dan Tahun
Metode
An application of
(Tavana, Yazdani, and Di
ANP and
an integrated
Caprio 2017)
Tujuan
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Untuk menentukan
posisi pertama, kedua
Dalam penentuan
Selain
pemasok yang
dan ketiga ditempati
bobot penilaiannya
menggunakan
ANP–QFD
dibutuhkan
masing-masing oleh
menggunakana
metode ANP, dalam
framework for
berdasarkan kriteria
A8, A3 dan A7.
metode ANP
penelitian ini juga
sustainable
dan sub kriteria yang
Dengan demikian,
menggunakan
supplier selection
telah ditentukan
salah satu dari ketiga
metode QFD untuk
sebelumnya.
algoritma yang
menentukan
digunakan
supplier yang tepat
menyediakan
bagi perusahaan
prosedur peringkat
yang diteliti.
QFD
yang andal dan dapat
digunakan oleh para
manajer.
Integration of
(Kuo, Hsu, and Chen
Fuzzy ANP
Penelitian ini
Setelah memeriksa
Menggunakan
Selain
fuzzy ANP and
2015)
dan Fuzzy
bermaksud untuk
dengan manajer
metode ANP dalam
menggunakan
TOPSIS
mengembangkan
perusahaan kasus, ia
mengevaluasi
metode ANP,
kerangka kerja proses
setuju dengan hasil
kinerja supplier
peneltian ini juga
fuzzy TOPSIS for
evaluating
53
Jurnal
Penulis dan Tahun
Metode
Tujuan
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
carbon
evaluasi pemasok
peringkat yang
yang bekerja sama
mengunakan
performance of
untuk pengelolaan
disediakan oleh
dengan perusahaan
metode TOPSIS
suppliers
karbon dengan
metode hybrid.
dalam menentukan
mengintegrasikan
supplier dengan
pendekatan fuzzy
skor terbaiknya.
ANP dan fuzzy
TOPSIS.
54
2.3
Kerangka Pemikiran
Manajemen operasi merupakan serangkaian aktivitas dalam suatu
organisasi/perusahaan dalam mengubah input menjadi output secara efektif dan
efisien dengan tujuan untuk menambah nilai dalam aktivitasnya sehingga
tercapainya kepuasan pelanggan. Di dalam manajemen operasi terdapat 10
keputusan strategis yang salah satunya adalah supply chain managemen. Supply
Chain
Management
merupakan
suatu
metode
yang
digunakan
dalam
mengintegrasikan pengelolaan aliran produk, informasi, barang, serta jasa dalam
fungsi supply chain yang terintegrasi. Salah satu kegiatan dalam supply chain
management adalah pemilihan supplier.
Supplier menjadi suatu elemen penting dalam kegiatan supply chain
perusahaan. seringkali permasalahan terkait supplier menjadi hal kritis bagi suatu
organisasi atau perusahaan. maka dari itu setiap perusahaan diharapkan dapat
menjaga hubungan baik terhadap para supplier yang dimilikinya. Karena dengan
begitu, kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan lancar. Dalam
pemilihan supplier, perusahaan juga tentunya harus bersikap selektif dikarenakan
dengan memilih supplier yang tepat, perusahaan akan memiliki keunggulan
tersendiri dibandingkan para pesaingnya. Menurut Stevenson (2018) terdapat 8
faktor utama yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih supplier
diantarannya : Kualitas dan jaminan kualitas, Fleksibilitas, Lokasi, Harga,
Perubahan produk atau layanan, Reputasi dan stabilitas keuangan, Waktu
pengiriman dan pengiriman tepat waktu, serta Pelanggan lain. Namun dalam
penelitian ini, faktor yang digunakan untuk menilai kinerja tiap supplier hanya 4
dikarenakan ketersediaan data dan juga penyesuaian dari hasil wawancara yang
55
telah dilakukan. Faktor tersebut diantaranya adalah Harga, Kualitas, Pelayanan, dan
Fleksibilitas.
Coffee Toffee Siliwangi saat ini telah bekerja sama dengan 3 supplier daging
ayam yaitu pak Indra yang berasal dari CV Unggas Mandiri, pak Dani yang berasal
dari CV Jaya Ternak, dan Pak Hari yang berasal dari CV Ternak Abadi. Terdapat
beberapa permasalahan yang timbul dalam pengadaan bahan baku oleh supplier ini
seperti keterlambatan pengiriman, terdapat produk yang masih dibawah standar
yang ditetapkan perusahaan, dan juga harga bahan baku yang dinilai cukup tinggi
dibandingkan dengan harga pasar yang terdapat pada pasar sekitaran wilayah Kota
Bandung. Saat ini pemilihan supplier yang dilakukan oleh perusahaan hanya
berdasarkan harga dan juga relasi, belum adanya metode yang digunakan
perusahaan menyebabkan pemilihan supplier tersebut belum dikatakan optimal.
Dengan penggunaan metode pemilihan tersebut diharapkan dapat memilih supplier
yang tepat sesuai dengan kriteria penilaian yang telah dilakukan perusahaan agar
sumber daya yang dikeluarkan dalam pemilihan supplier efektif dan efisien.
Metode yang digunakan dalam mengevaluasi kinerja supplier bagi Coffee
Toffee Siliwangi ini adalah metode ANP (Analytical Networking Process). Metode
ANP ini merupakan pengembangan dari mode AHP yang dalam pengerjaannya
memiliki kompleksitas dibandingan dengan AHP. Oleh karena itu, metode ANP
memiliki kemampuan untuk melengkapi kekurangan dari metode AHP yang tidak
dapat memaparkan hubungan antar kriteria atau alternatif yang ada.
Setelah selesai melakukan penilaian dengan menggunakan metode ANP,
maka akan didapatkan bobot nilai dari masing-masing supplier yang ada
56
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan dan selanjutnya
perusahaan akan memilih supplier terbaik dengan score terbesar.
Manajemen Operasi
(Heizer and Render, 2014)
10 Keputusan Manajemen
Operasi
(Heizer, Render, and Chuck,
Supply Chain Management
(Heizer et al. 2017:44)
Pemilihan Supplier
(William J. Stevenson, 2018)
Harga
Kualitas
Pengiriman
Evaluasi Supplier
Metode ANP
(Saaty and Vargas, 2013)
Supplier Terpilih
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Fleksibilitas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Metode Yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Penggunaan metode deskriptif ini bertujuan untuk
memperlihatkan gambaran mengenai sifat, fakta, serta hubungan antar fenomena
yang terjadi.
Sugiyono (2017:147) mendefinisikan metode deskriptif sebagai suatu
metode analisis data dengan deskripsi atau gambaran data yang terkumpul sesuai
dengan keadaan sebenarnya tanpa membuat suatu kesimpulan yang bersifat
menggeneralisasikan.
3.2
Operasionalisasi Variabel
Variable penelitian ini merupakan kriteria-kriteria yang dibutuhkan dalam
pemilihan supplier, berikut penjabaran dari operasionalisasi variabel dapat dilihat
pada Tabel :
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel
Indikator
Supplier
Skala
• Tingkat harga bahan baku
Kriteria
Pemilihan
Ukuran
Harga
• Potongan harga
• Fluktuasi harga
57
Ordinal
58
Variabel
Indikator
Kualitas
Pengiriman
Ukuran
• Tingkat kandungan lemak
• Tingkat kesegaran daging
• Ketepatan waktu pengiriman
• Ketepatan kuantitas pengiriman
Skala
Ordinal
Ordinal
• Fleksibel dalam perubahan
Fleksibilitas
jadwal pemesanan
• Fleksibel dalam melakukan
Ordinal
pemesanan kembali
Sumber: Hasil Pengolahan Data
3.3
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian yang akan dilakukan menggunakan dua jenis data yaitu data
primer (data langsung hasil pengamatan terhadap objek penelitian) dan data
sekunder (data yang sudah tersedia sebelum dilakukan penelitian). Jenis data yang
diperlukan untuk mengetahui metode yang digunakan Coffee Toffee Siliwangi saat
ini adalah data primer. Adapun teknik pengumpulan data yang dibutuhkan untuk
mengetahui metode yang digunakan saat ini sebagai berikut :
a.
Wawancara, dilakukan dengan Manajer Operasional Coffee Toffee Kota
Bandung sebagai teknik pengumpulan informasi mengenai metode yang
digunakan Coffee Toffee dalam menentukan supplier daging ayam. Dari
hasil wawancara tersebut diketahui bahwa saat ini Coffee Toffee Siliwangi
59
belum memiliki metode yang digunakan dalam memilih supplier yang tepat
untuk kegiatan bisnisnya.
Selain itu, dalam mencari informasi seputar kriteria apa saja yang digunakan
untuk menentukan kriteria yang dibutuhkan Coffee Toffee Siliwangi dalam
pemilihan supplier. Diperlukan juga data primer dan data sekunder dengan teknik
pengumpulan data yang digunakan antara lain :
a.
Wawancara, kegiatan wawancara dilakukan dengan Manajer Operasional
dan juga Karyawan bagian dapur di Coffee Toffee Siliwangi. Sebelum
dilakukannya wawancara, penulis telah menyusun beberapa pertanyaan
yang berkaitan dengan pemilihan kriteria yang digunakan dalam memilih
supplier daging ayam.
b.
Observasi, dilakukan dengan mengamati objek yang akan diteliti. Observasi
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung
kepada perusahaan untuk mengumpulkan data atau dokumen tentang objek
yang diteliti. Dokumen tersebut termasuk ke dalam jenis data sekunder.
Data yang dikumpulkan diantaranya adalah data pemesanan daging ayam
periode April – September 2019, data produk daging ayam yang masih
dibawah standar perusahaan, serta data fluktuasi harga daging ayam yang
ditetapkan tiap supplier.
Untuk menerapkan metode Analytical Networking Process pada Coffee
Toffee Siliwangi terkait pemilihan supplier daging ayam dibutuhkan data primer
60
dan juga data sekunder. Adapun teknik dalam pengumpulan datanya sebagai
berikut:
a.
Observasi, dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di
perusahaan dalam kegiatan supply chain dan berkaitan dengan para
supplier.
b.
Wawancara, dilakukan untuk menentukan kriteria yang akan digunakan
dalam pelaksanaan analisis pemilihan supplier daging ayam menggunakan
metode Analytical Networking Process.
c.
Kuisioner, penyebaran kuisioner dilakukan kepada Manajer Operasional
Coffee Toffee Siliwangi dan juga karyawan yang bertanggung jawab di
dalam dapur. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penilaian terhadap para
supplier yang telah bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
daging ayam serta sebagai sumber data yang akan diolah menggunakan
metode Analytical Networking Process.
3.4
Rancangan Analisis Data
3.4.1 Langkah-langkah menentukan kriteria pemilihan supplier
Langkah-langkah dalam menentukan kriteria pemilihan supplier yang tepat
bagi perusahaan diantarannya :
1. Identifikasi pihak pengambil keputusan dalam pemilihan supplier yaitu
pihak Manajer Operasional Coffee Toffee Siliwangi dimana Manajer
tersebut mengetahui karakteristik dari supplier yang telah melakukan
61
kerja sama dan kriteria apa saja yang mempengaruhi dalam pemilihan
supplier daging ayam tersebut.
2. Dilanjutkan dengan melakukan analisis kriteria yang telah ditentukan
untuk mengetahui sub kriteria apa saja yang nantinya digunakan dalam
penilaian supplier bagi Coffee Toffee Siliwangi.
3.4.2 Langkah Langkah Perhitungan ANP
Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan perhitungan
menggunakan metode ANP :
1. Kontruksi model dan penataan permasalahan. Permasalahan harus
didefinisikan dengan jelas dan diuraikan menjadi beberapa jaringan.
Permasalahan tersebut bisa didapatkan melalui observasi secara
langsung kepada pihak perusahaan terkait faktor apa saja yang
mempengaruhi dalam pemilihan supplier.
2. Pembuatan matriks perbandingan berpasangan dan faktor prioritas.
Sejenis dengan AHP, pasangan elemen keputusan di setiap cluster
dibandingkan satu persatu dalam hal kepentingan mereka terhadap
kriteria kontrol yang ada. Selain itu, interdependensi antar elemen
cluster (sub-kriteria) juga diperiksa dimana dampak dari setiap elemen
terhadap elemen lain dapat dilihat dari eigen vector.
62
Gambar 3.1 Kerangka Permasalahan dalam Jaringan ANP
3. Menghitung consistency ratio untuk mengetahui tingkat konsistensi
penilaian yang dilakukan. Indeks konsistensi suatu matrix dapat
dihitung dengan rumus :
𝐶𝐼 =
𝜆𝑚𝑎𝑥 − 𝑛
(𝑛 − 1)
Keterangan :
𝜆𝑚𝑎𝑥
= Eigenvalue terbesar dari matriks pairwise comparasion
n
= Jumlah item yang dibandingkan.
Consistency ratio diperoleh dari perbandingan consistency index dengan
nilai dari bilangan indeks konsistensi secara acak (random consistency
index/ RI). Rumus perhitungannya sebagai berikut :
𝐶𝑅 =
𝐶𝐼
𝑅𝐼
63
Keterangan :
CR
= Rasio konsistensi
RI
= Indeks random
Nilai RI yang digunakan merupakan nilai yang dikeluarkan oleh
Wharton, dimana nilai tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Nilai RI
Jumlah n
1,2,3
4
5
6
7
8
9
10
11
Nilai RI
0.58
0.90
1.12
1.24
1.32
1.41
1.45
1.49
1.51
Suatu matrix comparasion dapat dikatakan konsisten apabila nilai CR
tidak lebih dari 10% atau 0.1. Apabila nilai CR semakin mendekati 0
maka semaikin baik dan menunjukan hasil yang konsisten.
4. Setelah melakukan perbandingan berpasangan, selanjutnya pembuatan
supermatrix yang dihitung dalam 3 langkah yaitu : a) Unweighted
Supermatrix, b) Weighted Supermatrix, dan c) Limit Matrix.
Unweighted Supermatrix dibuat secara langsung dari semua prioritas
yang berasal dari perbandingan berpasangan antar elemen yang saling
mempengaruhi. Weighted Supermatrix dibuat dengan mengalikan nilai
dari supermatrix tanpa bobot dengan bobot cluster terkait. dan Limit
64
Matrix dibuat dengan memangkatkan supermatrix berbobot hingga
stabil. Stabilitas dicapai dicapai ketika semua kolom dalam supermatrix
yang sesuai untuk setiap node memiliki nilai yang sama.
5. Pemilihan alternatif terbaik, setelah memperoleh bobot dari tiap elemen
dalam limit matrix, langkah berikutnya adalah menghitung nilai-nilai
elemen tersebut sesuai dengan model yang telah dibuat. Alternatif
dengan prioritas keseluruhan tertinggi adalah alternatif terbaik
3.4.3 Langkah-langkah setelah perhitungan ANP
Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan perhitungan dengan
menggunakan metode ANP yaitu :
1. Mendapatkan kriteria dan alternatif supplier
Hasil perhitungan menggunakan metode ANP adalah urutan kriteriakriteria yang diperlukan Coffee Toffee Siliwangi dalam menentukan
supplier. Selain itu, didapatkan juga bobot tiap supplier dimana bobot
tertinggi akan menjadi prioritas utama dalam pemilihan supplier yang
nantinya digunakan oleh Coffee Toffee Siliwangi.
2. Membandingkan dengan kondisi Coffee Toffee Siliwangi saat ini
Setelah mendapatkan alternatif kriteria dan supplier terbaik, selanjutnya
dilakukan perbandingan hasil perhitungan menggunakan metode ANP
dengan metode yang digunakan Coffee Toffee Siliwangi saat ini. Hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah Coffee Toffee Siliwangi
sudah tepat dalam memilih supplier.
3. Membuat rekomendasi supplier
65
Langkah terakhir adalah membuat rekomendasi pemilihan supplier
berdasarkan perhitungan menggunakan metode ANP, dimana kegiatan
tersebut dilakukan dengan mengurutkan bobot dari tiap supplier dan
memilih bobot tertinggi sebagai prioritas utama. Sehingga diharapkan
proses bisnis perusahaan dalam hal ini pengadaan bahan baku dari para
supplier eksternal dapat berjalan dengan baik.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Studi Literatur
Penelitian Lapangan
Pengumpulan Data
Data Primer
(Kriteria Pemasok)
Dara Sekunder
(Kondisi Saat Ini)
Penggunaan Metode
ANP
Kriteria Utama dan
Alternatif Supplier
Studi Perbandingan
dengan kondisi saat ini
Membuat Rekomendasi
Pemilihan Supplier
Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian
66
Penjelasan :
•
Perumusan Masalah
Dalam melakukan penelitian ini, langkah awal yang dilakukan yaitu dengan
merumuskan suatu permasalahan berdasarkan data-data yang tersedia di
perusahaan terkait dalam hal ini adalah Coffee Toffee Siliwangi,
•
Menentukan Tujuan Penelitian
Setelah menentukan suatu permasalahan yang akan diteliti, hal selanjutnya yang
harus dilakukan adalah menentukan tujuan penelitian, tujuan penelitian yang
dilakukan pada Coffee Toffe Siliwangi yaitu untuk mengetahui metode yang
digunakan saat ini dalam pemilihan supplier, mengetahui kriteria apa saja yang
digunakan dalam penentuan supplier, dan juga mengetahui hasil penerapan metode
Analytical Networking Process dalam penentuan supplier daging ayam terbaik bagi
Coffee Toffee Siliwangi.
•
Studi lapangan dan Studi Literatur
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan studi lapangan untuk memperoleh data
pendukung terkait penelitian yang dilakukan serta studi literatur sebagai acuan serta
informasi dalam pelaksanaan penelitian. Dari studi lapangan dan studi literatur
tersebut akan diperoleh data primer dan data sekunder.
•
Penggunaan Metode ANP
Setelah diperoleh, kemudian data tersebut diolah menggunakan metode Analytical
Networking Process dengan langkah-langkah yang sudah ditentukan dan dipahami
sebelumnya. Hasil dari pengolahan data tersebut akan menentukan kriteria utama
supplier terpilih untuk bahan baku daging ayam pada Coffee Toffee Siliwangi
67
•
Studi Perbandingan dan Rekomendasi
Terakhir, setelah diketahui kriteria utama dan supplier terbaik dalam pemenuhan
bahan baku daging ayam, selanjutnya dilakukan studi perbandingan apakah
penggunaan metode Analytical Networking Process membantu perusahaan dalam
menentukan supplier yang tepat atau tidak diperlukan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Objek Penelitian
4.1.1 Profil Perusahaan
Coffee Toffee merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri
makanan dan minuman di Indonesia. Sebagai perusahaan lokal yang mendukung
perekonomian nasional, Coffee Toffee selalu mengutamakan penggunaan bahan
baku yang berasal dari dalam negeri. Dalam pemilihan bahan baku kopinya, Coffee
Toffee hanya menggunakan biji kopi terbaik Indonesia, dengan campuran antara
Java-Mocha dan Biji kopi Toraja-Kolasi yang terkenal akan kekuatan rasa dan
aromanya. Terdapat Visi serta Misi yang dimiliki oleh PT. Coffee Toffee Indonesia,
diantarannya :
•
Visi
Menjadikan dream coffee cafe sebagai coffee brand life style terdepan di
Indonesia dan sebagai wadah untuk meraih mimpi.
•
Misi
1.
Menyediakan coffee yang berkualitas
2.
Menyediakan tempat yang nyaman untuk berkumpul dan bersantai
3.
Menempatkan pelanggan sebagai prioritas.
4.
Memberikan pelayanan yang prima dan unggul dalam penyajian
5.
Memotivasi karyawan dalam meraih mimpi
68
69
Salah satu cabang yang tersebar di wilayah pulau Jawa, khususnya Jawa Barat
adalah Coffee Toffe yang terdapat di daerah Siliwangi, Kota Bandung. Café yang
baru diresmikan pada tanggal 11 Juli 2018 ini berfokus pada pangsa pasar para
pelajar dan mahasiswa. Hal itu terlihat dari letak tempat yang dekat dengan
beberapa kampus seperti UNPAR, ITB, dan sebagainya serta layout yang di desain
agar para pelajar dan mahsiswa merasa nyaman untuk berkumpul, berdiskusi, dan
juga mengerjakan berbagai tugas. Dikarenakan usia café yang masih berumur satu
tahun, tentunya perusahaan masih memiliki beberapa permasalahan terkait dengan
kegiatan bisnisnya. Salah satu permasalahan tersebut adalah sulitnya menentukan
supplier terbaik dalam memenuhi bahan baku yang dibutuhkan perusahaan untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Saat ini, dalam proses pemilihan
supplier, perusahaan masih mengutamakan faktor kepercayaan (relasi) dan harga
saja tanpa memperhatikan faktor-faktor lainya.
Coffee Toffee Siliwangi telah bekerja sama dengan 3 supplier daging ayam
di tahun 2019 ini. Ketiga supplier tersebut diantarannya pak Indra yang berasal dari
CV. Unggas Mandiri, pak Dani yang berasal dari CV. Jaya Ternak, dan pak Hari
yang berasal dari CV. Ternak Abadi. Dalam pemenuhan bahan bakunya, Coffee
Toffee Siliwangi hanya menggunakan 1 supplier saja. Pergantian supplier sendiri
terjadi dikarenakan perusahaan masih mencari supplier yang tepat dalam
pemenuhan bahan baku daging ayamnya.
70
4.1.2 Supply Chain Daging Ayam
Kegiatan Supply Chain dalam perusahaan ini menyangkut proses pengadaan
bahan baku, pengolahan menjadi produk setengah jadi dan barang jadi, dan
selanjutnya di distribusikan kepada konsumen akhir. Coffee Toffee Siliwangi
dalam proses pengadaan bahan baku daging ayamnya memiliki pola supply chain
sebagai berikut :
Value Delivery
CV. Unggas Mandiri
Supplier
CV. Jaya Ternak
Penjualan
Coffee Toffee
Siliwangi
Konsumen Akhir
CV. Ternak Abadi
Demand For Customer
Gambar 4.1 Alur Supply Chain Produk Daging Ayam
Berdasarkan gambar 4.1 mengenai alur supply chain daging ayam di
perusahaan, dapat diberi penjelasan sebagai berikut :
•
Inbound Logistic
Suatu proses kegiatan pengadaan bahan baku sebagai input dalam proses
produksi. Dalam Inbound Logistic terdapat beberapa kegiatan yang
berhubungan dengan penerimaan, penyetoran, serta pendistribusian produk.
71
Dalam alur supply chain produk daging ayam yang terdapat pada Coffee
Toffee Siliwangi ini menyangkut kegiatan pengadaan bahan baku daging
ayam dari CV. Unggas Mandiri, CV. Jaya Ternak, dan juga CV. Ternak
Abadi. Proses pengadaan ini diawali dengan pemesanan yang dilakukan
oleh Manajer Operasional perusahaan kepada pihak supplier dengan
beberapa informasi seputar harga serta kualitas yang dimiliki.
•
Operation
Merupakan suatu proses pengolahan input yang dimiliki menjadi output.
Dalam alur supply chain ini pihak Coffee Toffee Siliwangi mengolah bahan
baku daging ayam menjadi makanan yang siap untuk dinikmati oleh
konsumen akhir. Produk olahan makanan tersebut diantarannya adalah
Chicken Rice Bowl, Chicken Quesadillas, Chicken Cordon Bleu, Chicken
Schnitzel, dan lain sebagainya.
•
Outbound Logistic
Proses pendistribusian produk kepada konsumen akhir atau proses
penjualan produk yang siap dipasarkan kepada konsumen akhir. Dalam hal
ini Coffee Toffee Siliwangi menjual produk olahan daging ayam tersebut
langsung kepada konsumen akhir.
4.2
Kriteria Pemilihan Supplier
Coffee Toffee Siliwangi sendiri memiliki beberapa kriteria yang digunakan
dalam melakukan pemilihan supplier daging ayam untuk menunjang kegiatan
operasional perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh
72
Manajer Operasional Coffee Toffee Siliwangi, diperoleh beberapa kriteria
penentuan supplier daging ayam sebagai berikut :
1.
Harga
Pihak Coffee Toffee Siliwangi menginginkan supplier yang menawarkan
harga dari bahan baku beserta biaya pengirimannya masih dalam harga
yang wajar atau sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan peraturan
yang ditetapkan oleh pemerintah.
2.
Kualitas
Coffee
Toffee
Siliwangi
menginginkan
supplier
yang
mampu
menyediakan bahan baku sesuai dengan kualitas yang ditetapkan oleh
pihak perusahaan seperti kesegaran produk yang masih terjaga dan juga
tingkat kandungan lemak rendah dari daging yang dipesan.
3.
Pengiriman
Pihak Coffee Toffee Siliwangi Menginginkan supplier yang mampu
melakukan pengiriman produk sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
sebelumnya sehingga kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu.
4.
Fleksibilitas
Coffee Toffee Siliwangi menginginkan kemudahan perusahaan dalam
melakukan perubahan jadwal pemesanan dan juga kemudahan dalam
melakukan pemesanan kembali.
4.2.1 Kinerja Supplier Saat Ini
Saat ini, kinerja dari ketiga supplier CV Unggas Mandiri, CV Jaya Ternak,
dan juga CV Ternak Abadi yang telah bekerja sama dengan Coffee Toffee Siliwangi
73
selama periode April – September 2019 dinilai belum cukup optimal dalam upaya
pengadaan bahan baku daging ayam terutama dalam kriteria pengiriman dan
kualitas. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.1 dan juga tabel 1.2 yaitu tabel
laporan pemesanan daging ayam periode April – September 2019 dan juga tabel
jumlah produk dibawah standar yang telah ditetapkan oleh pihak Coffee Toffee
Siliwangi. Dari data tersebut diketahui masih terdapat permasalahan yang
seringkali muncul dan dapat mempengaruhi proses bisnis dari Coffee Toffee
Siliwangi itu sendiri, dalam hal ini dampak yang ditimbulkan adalah resiko
penurunan laba karena kurangnya kemampuan perusahaan memenuhi permintaan
konsumen. Berikut adalah urutan supplier daging ayam terbaik menurut Manajer
Operasional Coffee Toffee Siliwangi periode 2019 :
1.
CV Ternak Abadi
2.
CV Unggas Mandiri
3.
CV Jaya Ternak
4.2.2 Metode Pemilihan Supplier Saat Ini
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh Manajer
Operasional Coffee Toffee Siliwangi, saat ini perusahaan memilih supplier
berdasarkan tingkat harga yang ditetapkan oleh tiap supplier dan juga kualitas
bahan baku yang dimiliki. hal tersebut akan mengarah pada pentingnya melakukan
evaluasi kinerja supplier. Dari kriteria harga dan juga kualitas saja dinilai belum
mampu merepresentasikan kinerja dan kapabilitas dari supplier dalam upaya
memenuhi bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan. Selain itu, tidak adanya
perjanjian kontrak juga membuat masih adanya beberapa kesalahan yang dilakukan
74
oleh tiap supplier dalam pemenuhan bahan baku daging ayam kepada pihak
perusahaan.
4.3
Penerapan metode ANP dalam Pemilihan Supplier Daging Ayam
pada Coffee Toffee Siliwangi
Pada metode Analytical Networking Process harus ditetapkan terlebih
dahulu tujuan dari dilakukannya penelitian tersebut yang dipengaruhi beberapa
kriteria-kriteria penilaian yang ditetapkan agar didapatkan alternatif terbaik dari
beberapa alternatif yang ada dengan membuat kontruksi permasalahan kedalam
bentuk jaringan ANP.
4.3.1 Menyusun Kontruksi Permasalahan dalam Jaringan ANP
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh pihak pengambil
keputusan dalam perusahaan mengenai kriteria dan subkriteria penentu, maka
jaringan ANP nya dapat dibuat sebagai berikut :
Gambar 4.2 Model Jaringan Permasalahan ANP
75
4.3.2 Pembobotan Dengan Pendekatan ANP
Pembobotan
dilakukan
berdasarkan
jaringan
unsur
penilaian
menggunakana metode Analytical Networking Process (ANP) untuk masingmasing kriteria, subkriteria, dan supplier yang telah didapatkan. Pembobotan ini
dilakukan untuk mengetahui besar skor yang dimiliki oleh masing-masing unsur
penilaian. Langkah pertama dalam pembobotan adalah dengan membuat kuisioner
penilaian yang diisi oleh pihak pengambil keputusan (Manajer Operasional).
Setelah seluruh kuisioner penilaian diisi oleh pihak pengambil keputusan,
kemudian pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode ANP.
4.3.3 Pengolahan Data
Setelah didapatkan data para supplier serta data kriteria dan subkriteria,
urutan pengolahan data yang terdapat dalam metode Analytical Networking Process
(ANP) adalah sebagai berikut :
4.3.3.1 Data Kuisioner Responden
Dari data kuisioner yang diberikan kepada pihak pengambil keputusan ini
merupakan data mentah yang selanjutnya diolah untuk mengetahui rata-rata
geometriknya. Data ini berisikan hasil penilaian dari pihak pengambil keputusan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihan di dalam lampiran.
4.3.3.2 Uji Konsistensi
Uji konsistensi merupakan perhitungan dari CR (Consistency Ratio) untuk
mengetahui data yang telah diambil konsisten atau tidak. Suatu perhitungan dapat
dikatakan konsisten jika nilai CR < 10% atau CR < 0.1. Berikut adalah hasil
76
perhitungan uji konsistensi untuk masing-masing penilaian alternatif terhadap
kriteria. Berikut adalah hasil data yang telah diolah :
Tabel 4.1 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri
Terhadap Kriteria Harga
Tingkat
Fluktuasi Harga
Potongan Harga
Harga
Fluktuasi Harga
1
1
1
Potongan Harga
1
1
0.5
Tingkat Harga
1
2
1
Jumlah
3
4
2.5
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
3
1
4
1
)
2.5
( )+( )+(
Eigen vector baris pertama
=
3
1
3
1
4
0.5
)
2.5
( )+( )+(
Eigen vector baris kedua
=
3
1
3
2
4
1
)
2.5
( )+( )+(
Eigen vector baris ketiga
=
Λmax
= 3.06
CI
=
CR
=
3
3.06−3
3−1
0.03
0.58
= 0.33
= 0.26
= 0.41
= 0.03
= 0.0517
Dari tabel 4.1 dapat dilihat perbandingan nilai subkriteria harga terhadap
alternatif CV. Unggas Mandiri. Setelah mengetahui jumlah dari setiap kolom
penilaian dalam perbandingan berpasangan, dapat dihitung nilai eigenvector dari
77
setiap baris yang kemudian digunakan untuk menghitung Λmax yang dikalikan
dengan jumlah tiap kolom yang ada. Setelah nilai Λmax didapatkan maka
didapatkan nilai CI 0.03 dan CR 0.0517 yang menandakan perhitungan yang
dilakukan dapat dikatakan konsisten karena nilai CR < 0.1. Hal tersebut juga
berlaku sama terhadap semua penilaian perbandingan subkriteria lainnya.
Tabel 4.2 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri
Terhadap Kriteria Kualitas
Kandungan
Kesegaran
Lemak
Daging
Kandungan Lemak
1
2
Kesegaran Daging
0.5
1
1.5
3
Jumlah
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
(
Eigen vector baris pertama
=
1
2
)+( )
1.5
3
2
(
0.5
1
)+( )
1.5
3
Eigen vector baris kedua
=
Λmax
=2
CI
=
CR
=
2
2−2
2−1
0
0.58
= 0.67
= 0.33
=0
= 0
Dari perhitungan diatas dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian
yang dilakukan dapat dikatakan konsisten.
78
Tabel 4.3 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri
Terhadap Kriteria Pengiriman
Ketepatan
Ketepatan
Kuantitas
Waktu
Ketepatan Kuantitas
1
0.5
Ketepatan Waktu
2
1
3
1.5
Jumlah
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
3
( )+(
Eigen vector baris pertama
=
0.5
)
1.5
2
2
3
( )+(
Eigen vector baris kedua
=
Λmax
=2
CI
=
CR
=
1
)
1.5
2
2−2
2−1
0
0.58
= 0.33
= 0.67
=0
= 0
Dari perhitungan pada tabel 4.3 dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga
penilaian yang dilakukan dapat dikatakan konsisten.
79
Tabel 4.4 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri
Terhadap Kriteria Fleksibilitas
Kemudahan
Perubahan
Reorder
Jadwal
Kemudahan Reorder
1
0.5
Perubahan Jadwal
2
1
3
1.5
Jumlah
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
3
( )+(
Eigen vector baris pertama
=
0.5
)
1.5
2
2
3
( )+(
Eigen vector baris kedua
=
Λmax
=2
CI
=
CR
=
1
)
1.5
2
2−2
2−1
0
0.58
= 0.33
= 0.67
=0
= 0
Dari perhitungan pada tabel 4.4 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten
80
Tabel 4.5 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Jaya Ternak
Terhadap Kriteria Harga
Tingkat
Fluktuasi Harga
Potongan Harga
Harga
Fluktuasi Harga
1
0.5
1
Potongan Harga
2
1
2
Tingkat Harga
1
0.5
1
Jumlah
4
2
4
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
4
( )+(
Eigen vector baris pertama
=
0.5
1
)+( )
2
4
3
2
4
1
2
2
4
( )+( )+( )
Eigen vector baris kedua
=
3
1
4
( )+(
Eigen vector baris ketiga
=
Λmax
=3
CI
=
CR
=
3−3
3−1
0
0.58
= 0.50
0.5
1
)+( )
2
4
3
= 0.25
= 0.25
=0
= 0
Dari perhitungan pada tabel 4.5 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
81
Tabel 4.6 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Jaya Ternak
Terhadap Kriteria Kualitas
Kandungan
Kesegaran
Lemak
Daging
Kandungan Lemak
1
0.33
Kesegaran Daging
3
1
Jumlah
4.00
1.33
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
4
( )+(
Eigen vector baris pertama
=
0.33
)
1.33
2
3
4
( )+(
Eigen vector baris kedua
=
Λmax
=2
CI
=
CR
=
1
)
1.33
2
2−2
2−1
0
0.58
= 0.25
= 0.75
=0
= 0
Dari perhitungan pada tabel 4.6 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
Tabel 4.7 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Jaya Ternak
Terhadap Kriteria Pengiriman
Ketepatan
Ketepatan
Kuantitas
Waktu
Ketepatan Kuantitas
1
1
Ketepatan Waktu
1
1
Jumlah
2
2
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
82
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
2
1
2
( )+( )
Eigen vector baris pertama
=
2
1
2
1
2
( )+( )
Eigen vector baris kedua
=
Λmax
=2
CI
=
CR
=
2
2−2
2−1
0
0.58
= 0.5
= 0.5
=0
= 0
Dari perhitungan pada tabel 4.7 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
Tabel 4.8 Tabel Perbandingan Berpasangan CV Jaya Ternak Terhadap
Kriteria Fleksibilitas
Kemudahan
Perubahan
Reorder
Jadwal
Kemudahan Reorder
1
2
Perubahan Jadwal
0.5
1
Jumlah
1.5
3
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
(
Eigen vector baris pertama
=
1
2
)+( )
1.5
3
2
= 0.67
83
(
0.5
1
)+( )
1.5
3
Eigen vector baris kedua
=
Λmax
=2
CI
=
CR
=
2
2−2
2−1
0
0.58
= 0.33
=0
= 0
Dari perhitungan pada tabel 4.8 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten
Tabel 4.9 Tabel Perbandingan Berpasangan CV Ternak Abadi Terhadap
Kriteria Harga
Tingkat
Fluktuasi Harga
Potongan Harga
Harga
Fluktuasi Harga
1
0.33
0.33
Potongan Harga
3
1
2
Tingkat Harga
3
0.5
1
Jumlah
7.00
1.83
3.33
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
7
( )+(
Eigen vector baris pertama
=
3
3
7
( )+(
Eigen vector baris kedua
=
0.33
0.33
)+(
)
1.83
3.33
1
2
)+(
)
1.83
3.33
3
3
7
( )+(
0.5
1
)+(
)
1.83
3.33
Eigen vector baris ketiga
=
Λmax
= 3.06537
3
= 0.142
= 0.525
= 0.334
84
CI
=
CR
=
3.06537−3
3−1
0.032685
0.58
= 0.032685
= 0.05635
Dari perhitungan pada tabel 4.9 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten
Tabel 4.10 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Ternak Abadi
Terhadap Kriteria Kualitas
Kandungan
Kesegaran
Lemak
Daging
Kandungan Lemak
1
1
Kesegaran Daging
1
1
2
2
Jumlah
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
2
1
2
( )+( )
Eigen vector baris pertama
=
2
1
2
1
2
( )+( )
Eigen vector baris kedua
=
Λmax
=2
CI
=
CR
=
2
2−2
2−1
0
0.58
= 0.5
= 0.5
=0
= 0
85
Dari perhitungan pada tabel 4.10 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Ternak Abadi
Terhadap Kriteria Pengiriman
Ketepatan
Ketepatan
Kuantitas
Waktu
Ketepatan Kuantitas
1
0.5
Ketepatan Waktu
2
1
3
1.5
Jumlah
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
3
( )+(
Eigen vector baris pertama
=
0.5
)
1.5
2
2
3
( )+(
Eigen vector baris kedua
=
Λmax
=2
CI
=
CR
=
1
)
1.5
2
2−2
2−1
0
0.58
= 0.33
= 0.67
=0
= 0
Dari perhitungan pada tabel 4.11 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
86
Tabel 4.12 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Ternak Abadi
Terhadap Kriteria Fleksibilitas
Kemudahan
Perubahan
Reorder
Jadwal
Kemudahan Reorder
1
1
Perubahan Jadwal
1
1
2
2
Jumlah
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
2
1
2
( )+( )
Eigen vector baris pertama
=
2
1
2
1
2
( )+( )
Eigen vector baris kedua
=
Λmax
=2
CI
=
CR
=
2
2−2
2−1
0
0.58
= 0.5
= 0.5
=0
= 0
Dari perhitungan pada tabel 4.12 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
87
Setelah pengujian konsistensi penilaian alternatif terhadap kriteria,
selanjutnya dilakukan uji konsistensi perbandingan subkriteria terhadap alternatif
yang tersedia. Berikut adalah hasil pengolahan data yang dilakukan :
Tabel 4.13 Tabel Perbandingan Subkriteria Tingkat Harga Terhadap
Alternatif
CV Jaya
CV Ternak
CV Unggas
Ternak
Abadi
Mandiri
CV Jaya Ternak
1
0.5
1
CV Ternak Abadi
2
1
3
CV Unggas Mandiri
1
0.33
1
Jumlah
4
1.83
5
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
4
( )+(
Eigen vector baris pertama
=
3
2
4
( )+(
Eigen vector baris kedua
=
0.5
1
)+( )
1.83
5
1
3
)+( )
1.83
5
3
1
4
( )+(
Eigen vector baris ketiga
=
Λmax
= 3.02
CI
=
CR
=
0.33
1
)+( )
1.83
5
3
3.02−3
3−1
0.01
0.58
= 0.2409
= 0.5485
= 0.2106
= 0.01
= 0.01724
Dari perhitungan pada tabel 4.13 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
88
Tabel 4.14 Tabel Perbandingan Subkriteria Potongan Harga Terhadap
Alternatif
CV Jaya
CV Ternak
CV Unggas
Ternak
Abadi
Mandiri
CV Jaya Ternak
1
1
1
CV Ternak Abadi
1
1
2
CV Unggas Mandiri
1
0.5
1
Jumlah
3
2.5
4
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
3
( )+(
Eigen vector baris pertama
=
3
1
3
( )+(
Eigen vector baris kedua
=
1
1
)+( )
2.5
4
1
2
)+( )
2.5
4
3
1
3
( )+(
Eigen vector baris ketiga
=
Λmax
= 3.06
CI
=
CR
=
0.5
1
)+( )
2.5
4
3
3.06−3
3−1
0.03
0.58
= 0.3278
= 0.4111
= 0.2611
= 0.03
= 0.05172
Dari perhitungan pada tabel 4.14 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
89
Tabel 4.15 Tabel Perbandingan Subkriteria Fluktuasi Harga Terhadap
Alternatif
CV Jaya
CV Ternak
CV Unggas
Ternak
Abadi
Mandiri
CV Jaya Ternak
1
1
1
CV Ternak Abadi
1
1
1
CV Unggas Mandiri
1
1
1
Jumlah
3
3
3
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
3
1
3
1
3
( )+( )+( )
Eigen vector baris pertama
=
3
1
3
1
3
1
3
( )+( )+( )
Eigen vector baris kedua
=
3
1
3
1
3
1
3
( )+( )+( )
Eigen vector baris ketiga
=
Λmax
=3
CI
=
CR
=
3
3.0−3
3−1
0
0.58
= 0.3333
= 0.3333
= 0.3333
=0
= 0
Dari perhitungan pada tabel 4.15 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
90
Tabel 4.16 Tabel Perbandingan Subkriteria Kandungan Lemak Terhadap
Alternatif
CV Jaya
CV Ternak
CV Unggas
Ternak
Abadi
Mandiri
CV Jaya Ternak
1
0.5
2
CV Ternak Abadi
2
1
2
CV Unggas Mandiri
0.5
0.5
1
Jumlah
3.5
2
5
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
(
Eigen vector baris pertama
=
3
(
Eigen vector baris kedua
1
0.5
2
)+( )+( )
3.5
2
5
=
2
1
2
)+( )+( )
3.5
2
5
3
(
= 0.4905
0.5
0.5
1
)+( )+( )
3.5
2
5
Eigen vector baris ketiga
=
Λmax
= 3.06
CI
=
CR
=
3
3.06−3
3−1
0.03
0.58
= 0.3119
= 0.1976
= 0.03
= 0.05172
Dari perhitungan pada tabel 4.16 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
91
Tabel 4.17 Tabel Perbandingan Subkriteria Kesegaran Daging Terhadap
Alternatif
CV Jaya
CV Ternak
CV Unggas
Ternak
Abadi
Mandiri
CV Jaya Ternak
1
0.33
0.5
CV Ternak Abadi
3
1
2
CV Unggas Mandiri
2
0.5
1
Jumlah
6
1.83
3.5
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
6
( )+(
Eigen vector baris pertama
=
3
2
6
( )+(
Eigen vector baris kedua
0.5
2
)+( )
1.83
3.5
=
1
2
)+( )
1.83
3.5
3
(
= 0.1638
= 0.5390
0.5
0.5
1
)+(
)+( )
6
1.83
3.5
Eigen vector baris ketiga
=
Λmax
= 3.01
CI
=
CR
=
3
3.01−3
3−1
0.005
0.58
= 0.2973
= 0.005
= 0.00862
Dari perhitungan pada tabel 4.17 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
92
Tabel 4.18 Tabel Perbandingan Subkriteria Ketepatan Waktu Terhadap
Alternatif
CV Jaya
CV Ternak
CV Unggas
Ternak
Abadi
Mandiri
CV Jaya Ternak
1
0.25
0.5
CV Ternak Abadi
4
1
1
CV Unggas Mandiri
2
1
1
Jumlah
7
2.25
2.5
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
7
( )+(
Eigen vector baris pertama
=
3
4
7
( )+(
Eigen vector baris kedua
=
0.25
0.5
)+( )
2.25
2.5
1
1
)+( )
2.25
2.5
3
2
7
( )+(
Eigen vector baris ketiga
=
Λmax
= 3.06
CI
=
CR
=
1
1
)+( )
2.25
2.5
3
3.06−3
3−1
0.03
0.58
= 0.1513
= 0.4720
= 0.3767
= 0.03
= 0.05172
Dari perhitungan pada tabel 4.18 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR = 0.05172 atau < 0.1 sehingga penilaian
tersebut dapat dikatakan konsisten.
93
Tabel 4.19 Tabel Perbandingan Subkriteria Ketepatan Kuantitas Terhadap
Alternatif
CV Jaya
CV Ternak
CV Unggas
Ternak
Abadi
Mandiri
CV Jaya Ternak
1
1
1
CV Ternak Abadi
1
1
1
CV Unggas Mandiri
1
1
1
Jumlah
3
3
3
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
3
1
3
1
3
( )+( )+( )
Eigen vector baris pertama
=
3
1
3
1
3
1
3
( )+( )+( )
Eigen vector baris kedua
=
3
1
3
1
3
1
3
( )+( )+( )
Eigen vector baris ketiga
=
Λmax
=3
CI
=
CR
=
3
3.0−3
3−1
0
0.58
= 0.3333
= 0.3333
= 0.3333
=0
= 0
Dari perhitungan pada tabel 4.19 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
94
Tabel 4.20 Tabel Perbandingan Subkriteria Perubahan Jadwal Terhadap
Alternatif
CV Jaya
CV Ternak
CV Unggas
Ternak
Abadi
Mandiri
CV Jaya Ternak
1
2
1
CV Ternak Abadi
0.5
1
0.33
CV Unggas Mandiri
1
3
1
Jumlah
2.5
6
2.33
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
(
Eigen vector baris pertama
=
3
(
Eigen vector baris kedua
1
2
1
)+( )+(
)
2.5
6
2.33
=
0.5
1
0.33
)+( )+(
)
2.5
6
2.33
3
(
1
3
1
)+( )+(
)
2.5
6
2.33
Eigen vector baris ketiga
=
Λmax
= 3.02
CI
=
CR
=
3
3.02−3
3−1
0.01
0.58
= 0.3873
= 0.1698
= 0.4429
= 0.01
= 0.01724
Dari perhitungan pada tabel 4.20 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
95
Tabel 4.21 Tabel Perbandingan Subkriteria Kemudahan Reorder Terhadap
Alternatif
CV Jaya
CV Ternak
CV Unggas
Ternak
Abadi
Mandiri
CV Jaya Ternak
1
0.5
1
CV Ternak Abadi
2
1
1
CV Unggas Mandiri
1
1
1
Jumlah
4
2.5
3
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
4
( )+(
Eigen vector baris pertama
=
3
2
4
( )+(
Eigen vector baris kedua
=
0.5
1
)+( )
2.5
3
1
1
)+( )
2.5
3
3
1
4
( )+(
Eigen vector baris ketiga
=
Λmax
= 3.06
CI
=
CR
=
1
1
)+( )
2.5
3
3
3.06−3
3−1
0.03
0.58
= 0.2611
= 0.4111
= 0.3278
= 0.03
= 0.05172
Dari perhitungan pada tabel 4.21 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
96
Tabel 4.22 Tabel Perbandingan Antar Kriteria
Fleksibilitas
Harga
Kualitas
Pengiriman
Jumlah
Fleksibilitas
Harga
Kualitas
1
0.25
0.33
4
1
3
3.00
0.33
1
1
0.25
0.33
9.00
1.83
4.67
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Pengiriman
1
4
3
1
9
Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector,
lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut
adalah perhitungannya :
1
9
( )+(
Eigen vector baris pertama
=
4
4
9
( )+(
Eigen vector baris kedua
=
=
3
9
0.33
1
3
)+(
)+( )
1.83
4.67
9
4
1
9
( )+(
Eigen vector baris keempat =
1
3
4
)+(
)+( )
1.83
4.67
9
4
( )+(
Eigen vector baris ketiga
0.25
0.33
1
)+(
)+( )
1.83
4.67
9
0.25
0.33
1
)+(
)+( )
1.83
4.67
9
4
Λmax
= 4.13
CI
=
CR
=
4.13−4
4−1
0.043
0.90
= 0.1075
= 0.5193
= 0.2657
= 0.1075
= 0.043
= 0.0481
Dari perhitungan pada tabel 4.22 yang diawali perhitungan nilai eigenvector
dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat
dikatakan konsisten.
97
4.3.3.3 Pembobotan
Setelah perhitungan perbandingan berpasangan dilakukan, langkah
selanjutnya yaitu melakukan pembobotan berdasarkan penilaian dari setiap kriteria
dan subkriteria yang ada. Pembobotan tersebut dilakukan dengan membuat
supermatrix. Terdapat 3 komponen supermatrix yang terdapat pada pembobotan
dengan metode Analytical Networking Process.
a.
Unweighted Supermatrix
Pada pembobotan yang terdapat pada Unweighted Super Matrix, terdapat dua
hal yang diperhatikan, yaitu ada atau tidaknya interaksi antar subkriteria yang
ada dan seberapa besar pengaruh antar subkriteria. Nilai yang terdapat pada
Unweighted Super Matrix berjumlah 1 pada setiap cluster. Sebagai contoh
subkriteria potongan harga dipengaruhi oleh subkriteria fluktuasi harga yang
disajikan dalam tabel 4.23. Dapat dilihat dari tabel 4.23 bahwa nilai pengaruh
subkriteria potongan harga terhadap fluktuasi harga (0.25) lebih kecil
pegaruhnya dibandingkan dengan subkriteria tingkat harga terhadap
potongan harga (0.5). Ketika suatu subkriteria hanya dipengaruhi oleh satu
subkriteria pada suatu cluster, maka nilai pengaruh tersebut adalah 1.
Pengaruh subkriteria kenampakan fisik terhadap prosentase bahan baku yang
ditolak saat produksi menggambarkan contoh kasus tersebut.
b.
Weighted Supermatrix
Weighted Super Matrix merupakan hasil kali unweighted super matrix
terhadap bobot pengaruh kriteria atau cluster matrix. Perbandingan nilai
pengaruh suatu subkriteria terhadap subkriteria lainnya pada weighted
98
supermatrix tidaklah jauh berbeda dengan nilai pada unweighted super
matrix. Weighted supermatrix dapat dilihat pada tabel 4.24.
c.
Limiting Supermatrix
Setelah mendapatkan bobot Weighted Super Matrix, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan Limit Matrix. Dengan menggunakan software
Super Decisions dengan memilikih Limit Matrix dalam perintah computation.
Nilai dari limit super matrix merupakan nilai bobot yang dikalikan dengan
bobot yang sama pada tiap kriterianya. Elemen-elemen pada model seperti
pada tabel 4.25 menunjukkan bahwa nilai sel dari setiap baris matrik adalah
konvergen. Nilai sel limiting super matrix diperoleh dari hasil pemangkatan
setiap nilai sel pada unweighted super matrix dengan masing-masing nilai
selnya sendiri. Nilai pada limiting super matrix merupakan nilai akhir
pengolahan ANP sebagai dasar penentuan kriteria dan pemasok prioritas.
99
Tabel 4.23 Unweighted Super Matrix
CV Jaya Ternak
0
CV
Ternak
Abadi
0
CV Ternak Abadi
CV Unggas
Mandiri
Kemudahan
Reorder
Perubahan Jadwal
0
0
0
0.412599
0.1692
0.333333
0.412599
0.549946
0.493386
0.539615
0.333333
0.47423
0
0
0
0.32748
0.443429
0.333333
0.259921
0.209844
0.1958
0.296961
0.333333
0.376397
0.666667
0.5
0.333333
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.333333
0.5
0.666667
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Fluktuasi Harga
0.25
0.139648
0.32748
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Potongan Harga
0.5
0.527836
0.259921
0
0
0.5
0
0
0
0
0
0
Tingkat Harga
0.25
0.332516
0.412599
0
0
0.5
1
0
0
0
0
0
Kandungan Lemak
0.25
0.5
0.666667
0
0
0
0
0
0
1
0
0
Kesegaran Daging
0.75
0.5
0.333333
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Ketepatan Kuantitas
0.5
0.333333
0.333333
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Ketepatan Waktu
0.5
0.666667
0.666667
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CV Jaya
Ternak
CV
Unggas
Mandiri
0
Kemudahan
Reorder
Perubahan
Jadwal
Fluktuasi
Harga
Potongan
Harga
Tingkat
Harga
Kandungan
Lemak
Kesegaran
Daging
Ketepatan
Kuantitas
Ketepatan
Waktu
0.259921
0.387371
0.333333
0.32748
0.240211
0.310814
0.163424
0.333333
0.149373
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
100
Tabel 4.24 Weighted Super Matrix
CV Jaya Ternak
0
CV
Ternak
Abadi
0
CV Ternak Abadi
CV Unggas
Mandiri
Kemudahan
Reorder
Perubahan Jadwal
0
0
0
0.412599
0.1692
0.166667
0.206299
0.549946
0.493386
0.269807
0.333333
0.47423
0
0
0
0.32748
0.443429
0.166667
0.129961
0.209844
0.1958
0.148481
0.333333
0.376397
0.166667
0.125
0.083333
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.083333
0.125
0.166667
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0625
0.034912
0.08187
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Potongan Harga
0.125
0.131959
0.06498
0
0
0.25
0
0
0
0
0
0
Tingkat Harga
0.0625
0.083129
0.10315
0
0
0.25
0.5
0
0
0
0
0
Kandungan Lemak
0.0625
0.125
0.166667
0
0
0
0
0
0
0.5
0
0
Kesegaran Daging
Ketepatan
Kuantitas
Ketepatan Waktu
0.1875
0.125
0.083333
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.125
0.083333
0.083333
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.125
0.166667
0.166667
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CV Jaya
Ternak
Fluktuasi Harga
CV
Unggas
Mandiri
0
Kemudahan
Reorder
Perubahan
Jadwal
Fluktuasi
Harga
Potongan
Harga
Tingkat
Harga
Kandungan
Lemak
Kesegaran
Daging
Ketepatan
Kuantitas
Ketepatan
Waktu
0.259921
0.387371
0.166667
0.16374
0.240211
0.310814
0.081712
0.333333
0.149373
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
101
Tabel 4.25 Limit Matrix
CV Jaya
Ternak
CV Ternak
Abadi
CV Unggas
Mandiri
Kemudahan
Reorder
Perubahan
Jadwal
Fluktuasi
Harga
Potongan
Harga
Tingkat
Harga
Kandungan
Lemak
Kesegaran
Daging
Ketepatan
Kuantitas
Ketepatan
Waktu
CV Jaya
Ternak
CV
Ternak
Abadi
CV Unggas
Mandiri
Kemudahan
Reorder
Perubahan
Jadwal
Fluktuasi
Harga
Potongan
Harga
Tingkat
Harga
Kandungan
Lemak
Kesegaran
Daging
Ketepatan
Kuantitas
Ketepatan
Waktu
0.126256
0.126256
0.126256
0.126256
0.126256
0.126256
0.126256
0.126256
0.126256
0.126256
0.126256
0.126256
0.198063
0.198063
0.198063
0.198063
0.198063
0.198063
0.198063
0.198063
0.198063
0.198063
0.198063
0.198063
0.139712
0.139712
0.139712
0.139712
0.139712
0.139712
0.139712
0.139712
0.139712
0.139712
0.139712
0.139712
0.057443
0.057443
0.057443
0.057443
0.057443
0.057443
0.057443
0.057443
0.057443
0.057443
0.057443
0.057443
0.058565
0.058565
0.058565
0.058565
0.058565
0.058565
0.058565
0.058565
0.058565
0.058565
0.058565
0.058565
0.026244
0.026244
0.026244
0.026244
0.026244
0.026244
0.026244
0.026244
0.026244
0.026244
0.026244
0.026244
0.057558
0.057558
0.057558
0.057558
0.057558
0.057558
0.057558
0.057558
0.057558
0.057558
0.057558
0.057558
0.074107
0.074107
0.074107
0.074107
0.074107
0.074107
0.074107
0.074107
0.074107
0.074107
0.074107
0.074107
0.085971
0.085971
0.085971
0.085971
0.085971
0.085971
0.085971
0.085971
0.085971
0.085971
0.085971
0.085971
0.060074
0.060074
0.060074
0.060074
0.060074
0.060074
0.060074
0.060074
0.060074
0.060074
0.060074
0.060074
0.04393
0.04393
0.04393
0.04393
0.04393
0.04393
0.04393
0.04393
0.04393
0.04393
0.04393
0.04393
0.072078
0.072078
0.072078
0.072078
0.072078
0.072078
0.072078
0.072078
0.072078
0.072078
0.072078
0.072078
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
102
4.4
Rekapitulasi Hasil Metode ANP
Dari nilai pembobotan yang diperoleh dari penilaian perbandingan, maka
dilakukan perangkingan tiap tiap alternatif yang ada. Dalam mencari bobot
alternatif ranking dari tiap supplier dimulai dari mencari bobot keseluruhan dari
tiap subkriteria yang merupakan nilai eigenvector dari normalisasi limiting super
matrix. Hasil perhitungan antar kriteria, subkriteria, serta alternatif supplier,
didapatkan bobot dari masing-masing perhitungan yang telah dilakukan beserta
ranking dari kriteria, subkriteria, dan alternatif supplier yang tersedia. Pembobotan
tersebut dilakukan menggunakan software super decisions dengan perintah
computations dan dilanjutkan dengan perintah priorities. Pertama terdapat hasil
rekapitulasi pembobotan beserta ranking yang dimiliki oleh kriteria yang telah
ditetapkan oleh pihak perusahaan :
Tabel 4.26 Rekapitulasi Pembobotan Kriteria
Kriteria
Fleksibilitas
Harga
Kualitas
Pengiriman
Normalized
0.10522104
0.527746791
0.261811109
0.105221061
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Ranking
4
1
2
3
Tabel 4.26 menunjukan hasil pembobotan beserta ranking dari tiap kriteria
yang digunakan dalam memilih supplier daging ayam bagi perusahaan. dari tabel
tersebut dapat disimpulkan jika kriteria harga merupakan kriteria terpenting dalam
pemilihan
supplier
daging
ayam.
Selanjutnya
pihak
perusahaan
dapat
memperhatikan kriteria kualitas, kriteria pengiriman, dan juga kriteria fleksibilitas
supplier dalam pemenuhan bahan baku daging ayam.
103
Terdapat juga hasil pembobotan beserta ranking dari tiap subkriteria yang
dimiliki oleh kriteria-kriteria penilaian supplier bagi perusahaan. berikut hasil
pembobotan beserta ranking dari tiap subkriteria :
Tabel 4.27 Rekapitulasi Pembobotan Subkriteria
Subkriteria
Kemudahan Reorder
Perubahan Jadwal
Fluktuasi Harga
Potongan Harga
Tingkat Harga
Kandungan Lemak
Kesegaran Daging
Ketepatan Kuantitas
Ketepatan Waktu
Normalized By Cluster
Limiting
0.49456
0.055745
0.50544
0.056972
0.16472
0.025266
0.36552
0.056065
0.46975
0.072052
0.58954
0.083611
0.41046
0.058214
0.40192
0.056753
0.59808
0.084451
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Ranking
8
5
9
7
3
2
4
6
1
Dari tabel 4.27 dapat dilihat hasil pembobotan beserta ranking dari tiap
subkriteria yang telah ditentukan. Dari hasil pembobotan tersebut dapat dijelaskan
jika ketepatan waktu merupakan subkriteria terpenting yang dapat diperhatikan oleh
pihak perusahaan. setelah itu perusahaan dapat memperhatikan subkriteria lain
seperti tingkat kandungan lemak, tingkat harga, tingkat kesegaran daging, dan
subkriteria lainnya.
Terakhir terdapat hasil pembobotan dari alternatif supplier yang dimiliki
oleh perusahaan. Dengan perintah yang sama menggunakan software super
decisions, Berikut merupakan rekapitulasi hasil alternatif yang didapatkan dari
software Super Decisions dengan perintah Computation yang kemudian dilanjutkan
dengan perintah priorities :
104
Tabel 4.28 Rekapitulasi Pembobotan Alternatif
Alternatif
CV Jaya Ternak
CV Ternak Abadi
CV Unggas Mandiri
Normalized By Cluster
Limiting
0.26282
0.118499
0.4417
0.199148
0.29548
0.133223
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Ranking
3
1
2
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa CV Ternak Abadi merupakan
supplier terbaik dari ketiga alternatif yang tersedia dengan total bobot yang dimiliki
sebesar 0.4417, diikuti CV Unggas Mandiri di urutan kedua dengan bobot 0.29548,
dan CV Jaya Ternak di urutan ketiga dengan bobot 0.26282.
Rekapitulasi penilaian pembobotan alternatif tersebut didapatkan dari hasil
penggabungan penilaian yang telah dilakukan. Dan dari hasil penilaian yang
dilakukan kemudian diolah menggunakan bantuan software super decisions.
Penggunaan software super decisions tersebut menghasilkan output berupa bobot
akhir dari tiap kriteria, subkriteria, dan juga alternatif yang dirangkum dalam satu
matrix yaitu limiting supermatrix yang merupakan salah satu bagian dari
supermatrix.
Penilaian perbandingan sendiri menggunakan teknik triangulasi yaitu
penyesuaian penilaian dengan data yang diperoleh sebelumnya. Menurut data yang
diperoleh pada tabel 1.1, 1.2, dan 1.3, diketahui jika CV. Ternak Abadi memiliki
permasalahan yang minim dari faktor keterlambatan, kuantitas produk yang masih
dibawah standar perusahaan, dan juga tingkat harga yang cukup rendah jika
dibandingkan dengan penetapan harga dari CV. Unggas Mandiri dan juga CV. Jaya
Ternak.
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pemilihan supplier
daging ayam pada Coffee Toffee Siliwangi Kota Bandung dengan menggunakan
metode Analytical Networking Process pada bab yang telah dibahas sebelumnya,
maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1 Terdapat beberapa kriteria yang digunakan sebagai landasan untuk
menentukan alternatif supplier daging ayam yang dilakukan pada Coffee
Toffee Siliwangi. Kriteria tersebut diantarannya :
a.
Harga dengan subkriteria yaitu tingkat harga, potongan harga, dan
fluktuasi harga.
b.
Kualitas dengan subkriteria yaitu kandungan lemak dan tingkat
kesegaran daging.
c.
Pengiriman dengan subkriteria yaitu ketepatan waktu dan ketepatan
jumlah pengiriman.
d.
Fleksibilitas dengan subkriteria yaitu perubahan jadwal dan kemudahan
reorder.
2 Prioritas kriteria pemilihan supplier pada Coffee Toffee Siliwangi dari hasil
perhitungan bobot menggunakan metode Analytical Networking Process
yang pengerjaannya dibantu dengan software super decisions adalah sebagai
berikut :
105
106
a. Prioritas pertama yaitu kriteria harga dengan bobot sebesar 52.77%
b. Prioritas kedua yaitu kriteria kualitas dengan bobot sebesar 26.18%
c. Prioritas ketiga yaitu kriteria pengiriman dengan bobot sebesar 10.53%
d. Prioritas keempat yaitu kriteria fleksibilitas dengan bobot sebesar 10.52%
3 Prioritas supplier daging ayam untuk Coffee Toffee Siliwangi berdasarkan
perhitungan menggunakan metode Analytical Networking Process dengan
bantuan software super decisions adalah sebagai berikut :
a. CV Ternak Abadi dengan bobot sebesar 44.17%
b. CV Unggas Mandiri dengan bobot sebesar 29.55%
c. CV Jaya Ternak dengan bobot sebesar 26.28%
Hasil perhitungan menunjukan bahwa pemilihan supplier yang digunakan
saat ini oleh
Coffee Toffee Siliwangi sudah tepat dikarenakan berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan menggunakan metode ANP didapatkan bahwa
CV Ternak Abadi memiliki bobot prioritas tertinggi yang diikuti oleh CV Unggas
Mandiri dan CV Jaya Ternak.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, berikut saran yang diberikan
kepada Coffee Toffee Siliwangi dalam melakukan pemilihan supplier terbaik :
1. Coffee Toffee Siliwangi sebaiknya memilih supplier daging ayam dengan
memprioritaskan kriteria harga terlebih dahulu dengan mengacu pada
perhitungan menggunakan metode ANP. Setelah memperhatikan kriteria
harga, kriteria selanjutnya yang dapat diperhatikan yaitu kriteria kualitas,
kriteria pengiriman, dan juga kriteria fleksibilitas bagi tiap supplier.
107
2. Perjanjian Kontrak sebaiknya dilakukan antara pihak perusahaan dengan
supplier terkait pengadaan bahan baku. Kontrak tersebut dibuat agar
meminimalisir kesalahan dari tiap supplier dan juga meningkatkan
kinerja dari para supplier tersebut agar kegiatan bisnis yang dilakukan
oleh perusahaan berjalan dengan lancar.
TINJAUAN PUSTAKA
Asadabadi, Mehdi Rajabi. 2017. “A Customer Based Supplier Selection Process
That Combines Quality Function Deployment, the Analytic Network Process
and a Markov Chain.” European Journal of Operational Research 263(3):
1049–62. http://dx.doi.org/10.1016/j.ejor.2017.06.006.
El-Abbasy, Mohammed S., Ahmed Senouci, Tarek Zayed, and Fadi Mosleh. 2015.
“A Condition Assessment Model for Oil and Gas Pipelines Using Integrated
Simulation and Analytic Network Process.” Structure and Infrastructure
Engineering 11(3): 263–81.
Hashemi, Seyed Hamid, Amir Karimi, and Madjid Tavana. 2015. “An Integrated
Green Supplier Selection Approach with Analytic Network Process and
Improved Grey Relational Analysis.” International Journal of Production
Economics 159: 178–91. http://dx.doi.org/10.1016/j.ijpe.2014.09.027.
Heizer, Jay, Barry Render, and Chuck Munson. 2017. 19 Journal of purchasing and
supply management Principles of Operation Management : Sustainability and
Supply Chain Management, Tenth Edition. Tenth. London: Pearson Education.
Kadoić, Nikola, Nina Begičević Ređep, and Blaženka Divjak. 2017. “Decision
Making with the Analytic Network Process.” Proceedings of the 14th
International Symposium on Operational Research, SOR 2017 2017Septe(Section 2): 180–86.
Kaluku, Moh Ramdhan Arif, and Nikmasari Pakaya. 2017. “Penerapan
Perbandingan Metode Ahp-Topsis Dan Anp-Topsis Mengukur Kinerja
Sumber Daya Manusia Di Gorontalo.” ILKOM Jurnal Ilmiah 9(2): 124.
Krajewsky, Lee J., Larry P. Ritzman, and Manoj K. Malhotra. 2013. Operations
Management Operation Management : Process and Supply Chains. Tenth
(Glo. London: Pearson Education.
Kuo, R. J., C. W. Hsu, and Y. L. Chen. 2015. “Integration of Fuzzy ANP and Fuzzy
TOPSIS for Evaluating Carbon Performance of Suppliers.” International
Journal of Environmental Science and Technology 12(12): 3863–76.
Kurbel, Karl E. 2013. Enterprise Resource Planning and Supply Chain
Management: Functions, Business Processes and Software for Manufacturing
Companies.
Kurniawati, Dewi, Henry Yuliando, and Kuncoro Harto Widodo. 2013. “Kriteria
Pemilihan Pemasok Menggunakan Analytical Network Process.” Jurnal
Teknik Industri 15(1): 25–32.
108
Mey, Herbert, Michael Wagner, and Jens Rohde. 2015. “Structure of Advanced
Planning Systems.” Supply Chain Management and Advanced Planning: 99–
106. http://link.springer.com/10.1007/978-3-642-55309-7.
Pujotomo, Darminto, Nia Budi Puspitasari, and Dwi Rizkiyani. 2016. “Integrasi
Metode ANP Dan TOPSIS Dalam Evaluasi Kinerja Supplier Dan Penentuan
Prioritas Supplier Bahan Baku Utama Cetak Koran Pada PT. Mascom Graphy
Semarang.” Jurnal Teknik Industri XI(3): 151–60.
Puspitasari, Nia Budi, and Khairunnisa Hanan Yancadianti. 2016. “Analisa
Pemilihan Supplier Ramah Lingkungan Dengan Metode Analytical Network
Process (Anp) Pada Pt Kimia Farma Plant Semarang.” J@Ti Undip : Jurnal
Teknik Industri 11(1): 1–8.
Rinawati, Dyah Ika, Mochamad Irfan, and Try Handoko. 2015. “Integrasi Metode
Analytical Network Process ( ANP ) Dan Technique for Others Preference by
Similiarity to Ideal Solution ( TOPSIS ) Dalam Menentukan Prioritas Supplier
Bahan Baku ( Studi Kasus PT Nyonya Meneer Semarang ).” X(1): 7–18.
Roshanti, Dies. 2017. “Implementasi Metode Analytical Network Process ( ANP )
Pada Pemilihan Supplier Keripik Tempe.” Jurnal Teknik Industri: 1–5.
Rusby, Zulkifli, and dkk. 2016. “Analisa Permasalahan Baitul Maal Wat Tamwil
(BM ) Melalui Pendekatan Analytical Network Process (ANP).” Al-Hikmah
13(1): 18–29.
Rusydiana, Aam S., and Abrista Devi. 2013. Analytic Network Process : Pengantar
Teori Dan Aplikasi. Bogor: Smart Publishing.
Saaty, Thomas L., and Luis G. Vargas. 2006. Springer Science and Business Media,
LLC Decision Making With Analytical Networking Process. Pittsburgh,PA,
USA: Springer Science and Business Media.
Saaty, Thomas L, and Luis G Vargas. 2013. Decision Making with the Analytic
Network Process. Second. New York: Springer Science and Business Media.
Sandy, Ignatius A, and Hanif Fathurahman. 2013. “Penggunaan Metode Analytic
Network Process (ANP) Dalam Pemilihan Supplier Bahan Baku Kertas Pada
PT Mangle Panglipur.” 2(1): 32–39.
Stevenson, William J. 2018. Operation Management. Thirteenth. New York:
McGraw - Hill Education.
Swink, Morgan, Steven A Melnyk, M Bixby Cooper, and Janet L Hartley. 2014.
Managing Operations: Across the Supply Chain Managing Operations:
Across the Supply Chain. 2nd ed. New York: McGraw - Hill Education.
109
Tavana, Madjid, Morteza Yazdani, and Debora Di Caprio. 2017. “An Application
of an Integrated ANP–QFD Framework for Sustainable Supplier Selection.”
International Journal of Logistics Research and Applications 20(3): 254–75.
Zahra, Fatimatuz, Bambang Herry Purnomo, and Nita Kuswardhani. 2016.
“Penerapan Metode Anp (Analytic Network Process) Dalam Rangka Seleksi
Pemasok Daun Tembakau Na – Oogst Di Koperasi Agrobisnis Tarutama
Nusantara – Jember.” Agrointek 9(1): 9.
Zhang, Xiaoge et al. 2016. “Supplier Selection Based on Evidence Theory and
Analytic Network Process.” Proceedings of the Institution of Mechanical
Engineers, Part B: Journal of Engineering Manufacture 230(3): 562–73.
110
LAMPIRAN
• Wawancara
(Wawancara dilakukan dengan Manajer Operasional Coffee Toffee Siliwangi)
1. Bagaimana kinerja masing-masing supplier saat ini ?
Dalam 6 bulan terakhir ini, Coffee Toffee Siliwangi telah bekerja sama
dengan 3 supplier berbeda yaitu Pak Indra yang berasal dari CV. Unggas
Mandiri, Pak Dani yang berasal dari CV. Jaya Ternak, dan Pak Hari yang
berasal dari CV. Ternak Abadi dalam pengadaan bahan baku daging ayam
di tiap minggunya. Rata-rata pemesanan untuk tiap supplier sama yaitu 84
kg per minggu dikarenakan estimasi rata-rata penggunaan bahan baku
adalah 12 kg per hari. Dilihat dari kinerjanya yang bisa dikatakan kurang
memuaskan yaitu CV. Unggas Mandiri dan CV. Jaya Ternak dikarenakan
sering terjadinya keterlambatan pemesanan serta adanya bahan baku yang
masih dibawah standar ketetapan yang telah dibuat oleh perusahaan.
supplier lainnya juga yaitu CV. Ternak Abadi masih adanya masalah
dalam hal keterlambatan pengiriman dan juga kualitas bahan baku yang
masih dibawah standar akan tetapi intensitasnya masih kecil dibandingkan
CV. Unggas Mandiri dan CV. Jaya Ternak
2.
Menurut Bapak, untuk saat ini kriteria apa saja yang dibutuhkan
perusahaan dalam menentukan supplier daging ayam?
Untuk saat ini, kriteria yang ditetapkan perusahaan dalam menentukan
supplier masih mengacu pada 4 kriteria yaitu Harga, Kualitas, Pengiriman,
dan juga Fleksibilitas yang dimiliki oleh perusahaan. dari keempat kriteria
111
tersebut perusahaan mengutamakan kriteria pengiriman dan juga kualitas.
Karena diharapkan dengan ketepatan waktu pengiriman bahan baku,
kegiatan operasional perusahaan akan tetap stabil dan tidak mengalami
permasalahan apapun.
Kriteria yang kedua yaitu kualitas dijadikan prioritas oleh perusahaan
dikarenakan dengan terjaganya kualitas yang baik diharapkan dapat
memberi dampak positif terhadap penjualan yang akhirnya menimbulkan
pertumbuhan profit perusahaan.
Selanjutnya dari segi Harga, tentunya harga menjadi salah satu
pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan supplier dikarenakan
akan berpengaruh langsung terhadap margin keuntungan yang diperoleh
oleh perusahaan. dan yang terakhir dari segi Fleksibilitas. Di saat-saat
tertentu perusahaan telah kehabisan bahan baku dan hanya menyisakan
safety stock untuk kegiatan produksinya, saat itu juga perusahaan
terkadang
membutuhkan
fleksibilitas
supplier
untuk
melakukan
pemesanan kembali diluar waktu perjanjian yang telah ditetapkan.
3.
Kira-kira, bagaimana Bapak membandingkan kriteria pengiriman
terhadap masing-masing supplier ?
Tentu dilihat dari ketepatan waktu pengiriman yang dilakukan oleh
supplier. Apakah sudah sesuai dengan perjanjian yang dilakukan apa
belum.
112
4.
Dalam segi Kualitas, bagaimana bapak membandingkan kriteria
kualitas terhadap masing-masing supplier ?
Untuk permasalahan kualitas, sebelumnya perusahaan telah menetapkan
standar kualitas daging ayam yang baik yaitu maksimal hanya terdapat
10% lemak dari total bobot yang dipesan serta memperhatikan tingkat
kesegaran daging yang dipesan.
5.
Untuk masalah Harga, bagaimana bapak membandingkan kriteria
harga terhadap masing-masing supplier?
Tenunya dengan membandingkan harga/kg yang ditawarkan oleh setiap
supplier dan potongan harga yang diberikan setiap besaran kuantitas
tertentu.
6.
Untuk kriteria Fleksibilitas, bagaimana bapak membandingkan
kriteria Fleksibilitas terhadap masing-masing supplier?
Dalam kriteria Fleksibilitas, hal-hal yang mungkin diperhatikan yaitu
tingkat fleksibilitas supplier dalam menyikapi permasalahan perubahan
jadwal pengiriman dan juga Fleksibilitas dalam melakukan pemesanan
kembali.
7.
Terkait perjanjian kontrak, apakah sudah ada perjanjian kontrak
secara tertulis dari pihak supplier dan pihak perusahaan?
Terkait perjanjian kontrak, untuk saat ini belum dibuat perjanjian kontrak
secara tertulis karena sampai saat ini perjanjian dilakukan hanya sebatas
perjanjian lisan saja dan tidak ada pembuatan perjanjian kontrak secara
tertulis.
113
Lampiran 1 Penilaian kepentingan antar kriteria
Melebihi
Ekstrim
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Harga
Fleksbilitas
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Kualitas
Fleksbilitas
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Pengiriman
Harga
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Kualitas
Harga
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Pengiriman
Kualitas
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Pengiriman
Kuat
Kuat
Sama
114
Ekstrim
Sangat Kuat
>=9.5
Sedang
Fleksbilitas
Pilihan
Sedang
Ekstrim
Sangat Kuat
Lampiran 1 Kuisioner 1 : Manajer Operasional (Aditiya Pratama)
Melebili
Ekstrim
•
Pilihan
•
Lampiran 1.1
Perhitungan Perbandingan Antar Kriteria
Fleksibilitas
Harga
Kualitas
Pengiriman
Jumlah
•
Fleksibilitas
1
4
3.00
1
9.00
Harga
0.25
1
0.33
0.25
1.83
Kualitas
0.33
3
1
0.33
4.67
Pengiriman
1
4
3
1
9
Lampiran 1.2
Kriteria
Fleksibilitas
Harga
Kualitas
Pengiriman
Perhitungan Bobot Prioritas
Normalized
Limiting
Percentage
0.10522104
0.19937789
10.52%
0.527746791
1
52.77%
0.261811109
0.49609228
26.18%
0.105221061
0.19937793
10.52%
115
Ranking
4
1
2
3
•
Lampiran 2 Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri Terhadap Kriteria
•
Lampiran 2.1
Melebihi
Ekstrim
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Potongan Harga
Fluktuasi Harga
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Tingkat Harga
Potongan Harga
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Tingkat Harga
Kuat
Sama
Kuat
Ekstrim
Sangat Kuat
9
Sedang
Ekstrim
>=9.5
Sedang
Melebili
Ekstrim
Fluktuasi Harga
Pilihan
Pilihan
Lampiran 2.2
7
6
5
4
3
1
116
2
3
Sangat Kuat
Kuat
Sedang
Sama
2
4
5
6
7
8
Melebihi
Ekstrim
8
Sedang
9
Kuat
>=9.5
Ekstrim
Kandungan
Lemak
Sangat Kuat
Pilihan
Ekstrim
Penilaian Subkriteria Kualitas pada Alternatif 1
Melebili
Ekstrim
•
Sangat Kuat
Penilaian Subkriteria Harga pada Alternatif 1
9
>=9.5
Pilihan
Kesegaran
Daging
•
Lampiran 2.3
5
3
2
1
2
3
Sangat Kuat
Kuat
Sedang
Sama
Sedang
4
4
5
6
7
8
Melebihi
Ekstrim
6
9
>=9.5
Melebihi
Ekstrim
7
Ekstrim
8
Kuat
Sangat Kuat
9
9
>=9.5
Pilihan
Ketepatan
Kuantitas
Lampiran 2.4
Perubahan Jadwal
8
7
6
5
4
3
2
1
117
2
3
Sangat Kuat
Kuat
Sedang
Sama
Sedang
9
Kuat
>=9.5
Sangat Kuat
Pilihan
Ekstrim
Penilaian Subkriteria Fleksibilitas pada Alternatif 1
Melebili
Ekstrim
•
>=9.5
Ekstrim
Ketepatan Waktu
Ekstrim
Pilihan
Melebili
Ekstrim
Penilaian Subkriteria Pengiriman pada Alternatif 1
4
5
6
7
8
Pilihan
Kemudahan
Reorder
•
Lampiran 3 Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Jaya Ternak Terhadap Kriteria
•
Lampiran 3.1
Melebihi
Ekstrim
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Potongan Harga
Fluktuasi Harga
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Tingkat Harga
Potongan Harga
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Tingkat Harga
Kuat
Sama
Kuat
Ekstrim
Sangat Kuat
9
Sedang
Ekstrim
>=9.5
Sedang
Melebili
Ekstrim
Fluktuasi Harga
Pilihan
Pilihan
Lampiran 3.2
7
6
5
4
3
1
118
2
3
Sangat Kuat
Kuat
Sedang
Sama
2
4
5
6
7
8
Melebihi
Ekstrim
8
Sedang
9
Kuat
>=9.5
Ekstrim
Kandungan
Lemak
Sangat Kuat
Pilihan
Ekstrim
Penilaian Subkriteria Kualitas pada Alternatif 2
Melebili
Ekstrim
•
Sangat Kuat
Lampiran 2 Penilaian Subkriteria Harga pada Alternatif 2
9
>=9.5
Pilihan
Kesegaran
Daging
•
Lampiran 3.3
5
3
2
1
2
3
Sangat Kuat
Kuat
Sedang
Sama
Sedang
4
4
5
6
7
8
Melebihi
Ekstrim
6
9
>=9.5
Melebihi
Ekstrim
7
Ekstrim
8
Kuat
Sangat Kuat
9
9
>=9.5
Pilihan
Ketepatan
Kuantitas
Lampiran 3.4
Perubahan Jadwal
8
7
6
5
4
3
2
1
119
2
3
Sangat Kuat
Kuat
Sedang
Sama
Sedang
9
Kuat
>=9.5
Sangat Kuat
Pilihan
Ekstrim
Penilaian Subkriteria Fleksibilitas pada Alternatif 2
Melebili
Ekstrim
•
>=9.5
Ekstrim
Ketepatan Waktu
Ekstrim
Pilihan
Melebili
Ekstrim
Penilaian Subkriteria Pengiriman pada Alternatif 2
4
5
6
7
8
Pilihan
Kemudahan
Reorder
•
Lampiran 4 Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Ternak Abadi Terhadap Kriteria
•
Lampiran 4.1
Melebihi
Ekstrim
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Potongan Harga
Fluktuasi Harga
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Tingkat Harga
Potongan Harga
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5 Tingkat Harga
Kuat
Sama
Kuat
Ekstrim
Sangat Kuat
9
Sedang
Ekstrim
>=9.5
Sedang
Melebili
Ekstrim
Fluktuasi Harga
Pilihan
Pilihan
Lampiran 4.2
7
6
5
4
3
1
120
2
3
Sangat Kuat
Kuat
Sedang
Sama
2
4
5
6
7
8
Melebihi
Ekstrim
8
Sedang
9
Kuat
>=9.5
Ekstrim
Kandungan
Lemak
Sangat Kuat
Pilihan
Ekstrim
Penilaian Kriteria Kualitas pada Alternatif 3
Melebili
Ekstrim
•
Sangat Kuat
Penilaian Kriteria Harga pada Alternatif 3
9
>=9.5
Pilihan
Kesegaran
Daging
•
Lampiran 4.3
5
3
2
1
2
3
Sangat Kuat
Kuat
Sedang
Sama
Sedang
4
4
5
6
7
8
Melebihi
Ekstrim
6
9
>=9.5
Melebihi
Ekstrim
7
Ekstrim
8
Kuat
Sangat Kuat
9
9
>=9.5
Pilihan
Ketepatan
Kuantitas
Lampiran 4.4
Perubahan Jadwal
8
7
6
5
4
3
2
1
121
2
3
Sangat Kuat
Kuat
Sedang
Sama
Sedang
9
Kuat
>=9.5
Sangat Kuat
Pilihan
Ekstrim
Penilaian Subkriteria Fleksibilitas pada Alternatif 3
Melebili
Ekstrim
•
>=9.5
Ekstrim
Ketepatan Waktu
Ekstrim
Pilihan
Melebili
Ekstrim
Penilaian Subkriteria Pengiriman pada Alternatif 3
4
5
6
7
8
Pilihan
Kemudahan
Reorder
•
Lampiran 5 Perbandingan penilaian Subkriteria terhadap Alternatif
•
Lampiran 5.1
Sangat Kuat
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
122
Kuat
Sama
Kuat
Sedang
>=9.5
Sedang
Melebihi
Ekstrim
CV Ternak Abadi
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Melebili
Ekstrim
Pilihan
Sangat Kuat
Penilaian Subkriteria Tingkat Harga terhadap Alternatif
Pilihan
CV Ternak
Abadi
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
•
Lampiran 5.2
Sangat Kuat
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kuat
Sama
Kuat
Sedang
9
Sedang
>=9.5
Pilihan
CV Ternak
Abadi
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
Lampiran 5.3
CV Ternak Abadi
Sangat Kuat
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
123
Kuat
Sama
Kuat
Sedang
>=9.5
Sedang
Melebihi
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Ekstrim
Pilihan
Sangat Kuat
Penilaian Subkriteria Fluktuasi Harga Terhadap Alternatif
Melebili
Ekstrim
•
Melebihi
Ekstrim
CV Ternak Abadi
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Melebili
Ekstrim
Pilihan
Sangat Kuat
Penilaian Subkriteria Potongan Harga terhadap Alternatif
Pilihan
CV Ternak
Abadi
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
•
Lampiran 5.4
Sangat Kuat
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kuat
Sama
Kuat
Sedang
9
Sedang
>=9.5
Pilihan
CV Ternak
Abadi
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
Lampiran 5.5
CV Ternak Abadi
Sangat Kuat
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
124
Kuat
Sama
Kuat
Sedang
>=9.5
Sedang
Melebihi
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Ekstrim
Pilihan
Sangat Kuat
Penilaian Subkriteria Kesegaran Daging pada Alternatif
Melebili
Ekstrim
•
Melebihi
Ekstrim
CV Ternak Abadi
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Melebili
Ekstrim
Pilihan
Sangat Kuat
Penilaian Subkriteria Kandungan Lemak pada Alternatif
Pilihan
CV Ternak
Abadi
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
•
Lampiran 5.6
Sangat Kuat
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kuat
Sama
Kuat
Sedang
9
Sedang
>=9.5
Pilihan
CV Ternak
Abadi
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
Lampiran 5.7
CV Ternak Abadi
Sangat Kuat
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
125
Kuat
Sama
Kuat
Sedang
>=9.5
Sedang
Melebihi
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Ekstrim
Pilihan
Sangat Kuat
Penilaian Subkriteria Ketepatan Kuantitas pada Alternatif
Melebili
Ekstrim
•
Melebihi
Ekstrim
CV Ternak Abadi
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Melebili
Ekstrim
Pilihan
Sangat Kuat
Penilaian Subkriteria Ketepatan Waktu pada Alternatif
Pilihan
CV Ternak
Abadi
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
•
Lampiran 5.8
Sangat Kuat
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kuat
Sama
Kuat
Sedang
9
Sedang
>=9.5
Pilihan
CV Ternak
Abadi
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
Lampiran 5.9
CV Ternak Abadi
Sangat Kuat
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
>=9.5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
126
Kuat
Sama
Kuat
Sedang
>=9.5
Sedang
Melebihi
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Ekstrim
Pilihan
Sangat Kuat
Penilaian Subkriteria Kemudahan Reorder pada Alternatif
Melebili
Ekstrim
•
Melebihi
Ekstrim
CV Ternak Abadi
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Ekstrim
CV Jaya Ternak
Melebili
Ekstrim
Pilihan
Sangat Kuat
Penilaian Subkriteria Perubahan Jadwal pada Alternatif
Pilihan
CV Ternak
Abadi
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
CV Unggas
>=9.5
Mandiri
127
Download