PENGGUNAAN METODE ANALYTICAL NETWORKING PROCESS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER DAGING AYAM PADA CAFÉ COFFEE TOFFEE SILIWANGI KOTA BANDUNG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Program S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Disusun oleh : FIKRI NAUFAL 120310160015 PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2020 HALAMAN PENGESAHAN PENGGUNAAN METODE ANALYTICAL NETWORKING PROCESS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER DAGING AYAM PADA CAFÉ COFFEE TOFFEE SILIWANGI KOTA BANDUNG SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana pada Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Disusun Oleh : FIKRI NAUFAL 120310160015 Menyetujui, Dosen Pembimbing Skripsi Prof. Yudi Azis S.E,S.Si.,S.Sos.,M.T.,Ph.D NIP. 197812132002121003 i PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertandatangan dibawah ini : Nama NPM Program Studi : Fikri Naufal : 120310160015 : Manajemen JUDUL SKRIPSI PENGGUNAAN METODE ANALYTICAL NETWORKING PROCESS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER DAGING AYAM PADA COFFEE TOFFEE SILIWANGI KOTA BANDUNG Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Skripsi saya adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana, Magister, dan/atau Doktor) baik di Universitas Padjadjaran maupun di perguruan tinggi lainnya. 2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penilaian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dosen pembimbing. 3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipubliaksikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar pustaka. 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi. Bandung, 23 Januari 2020 Fikri Naufal ii PENGGUNAAN METODE ANALYTICAL NETWORKING PROCESS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER DAGING AYAM PADA COFFEE TOFFEE SILIWANGI KOTA BANDUNG [email protected] Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran ABSTRAK Salah satu pengambilan keputusan yang terjadi dalam perusahaan adalah kegiatan dalam menentukan supplier. Penentuan supplier tersebut masuk kedalam kegiatan supply chain perusahaan. Penting bagi suatu perusahaan untuk mengambil keputusan terkait pemilihan supplier. Pemilihan supplier merupakan keputusan strategis yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Penelitian ini mengambil objek pada salah satu perusahaan yang bergerak dalam industry food and beverage yang berada di kota Bandung yaitu Coffee Toffe Siliwangi. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2018 ini melakukan kegiatan bisnis dengan membuka gerai kopi modern dan nyaman untuk melakukan segala kegiatan seperti rapat, berdiskusi, serta belajar bersama. Proses pemilihan supplier ini dilakukan melakukan metode Analytical Networking Process (ANP) dengan tujuan untuk menentukan kriteria kebutuhan perusahaan dengan membandingkan berbagai feedback dari masing-masing supplier terhadap kriteria yang ditentukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan metode ANP, didapatkan urutan prioritas kriteria kebutuhan, yaitu : 1) Harga, 2) Fleksibilitas, 3) Kualitas, 4) Pengiriman. Setelah itu, didapatkan prioritas supplier terbaik dari analisis yang telah dilakukan yaitu CV Ternak Abadi Kata Kunci : Supply Chain, Pemilihan supplier, Analytical Networking Process Pembimbing : Prof. Yudi Azis S.E,S.Si.,S.Sos.,M.T.,Ph.D Penguji : Dr. Umi Kaltum S.E., MS. Dr. Merry Citra Sondari, S.E, M.Si iii USE OF ANALYSIS ANALYSIS NETWORK PROCESS METHOD FOR CHICKEN SUPPLIER SELECTION IN COFFEE TOFFEE SILIWANGI BANDUNG CITY Fikri Naufal - [email protected] S1 Management Major Study Faculty of Economics and Business Padjadjaran University, Bandung ABSTRACT One of the decisions that occur in the company is an activity in determining suppliers. The determination of the supplier is included in the company's supply chain activities. It is important for a company to make decisions regarding supplier selection. Supplier selection is a strategic decision that can increase competitive advantage for the company. This study takes the object of one of the companies engaged in the food and beverage industry in the city of Bandung, Coffee Toffe Siliwangi. The company, which was established in 2018, carries out business activities by opening modern and convenient coffee shops to carry out activities such as meetings, discussions and joint study. The supplier selection process is carried out using the Analytical Networking Process (ANP) method with the aim of determining the criteria for company needs by comparing the various feedbacks of each supplier against the criteria determined to achieve company goals. Based on the results of research conducted by the ANP method, obtained priority order criteria of needs, namely: 1) Price, 2) Flexibility, 3) Quality, 4) Delivery. After that, the best supplier priority obtained from the analysis that has been done is CV Ternak Abadi. Keywords : Supply Chain, Supplier selection, Analytical Networking Process Supervisor : Yudi Azis S.E,S.Si.,S.Sos.,M.T.,Ph.D Reviewer : Dr. Umi Kaltum S.E., MS. Dr. Merry Citra Sondari, S.E, M.Si iv KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis telah menyelesaikan penyusunan usulan penelitian yang berjudul “Penggunaan Metode Analytical Networking Process dalam pemilihan Supplier daging ayam pada PT. Coffe Toffee Kota Bandung” sebagai syarat untuk melaksanakan usulan penelitian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran. Penulis menyadari di dalam penulisan usulan penelitian ini banyak mengalami hambatan dan kesulitan, namun Alhamdulillah akhirnya dapat tersusun dengan baik atas bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu teriring do’a dan ucapan terima kasih kepada : 1. Keluarga. Khususnya kepada kedua orang tua penulis, Ayah Ruby Gunawan dan Ibu Oom Nurohmahfiyanti, serta Adik Syahirah Nibras dan Najwa Khairana. 2. Pembimbing. Kepada Bapak Prof. Yudi Azis S.E,S.Si.,S.Sos.,M.T.,Ph.D yang sangat memberikan support untuk menyelesaikan penelitian dan selalu menyempatkan waktunya untuk bimbingan di tengah kesibukan yang dimiliki 3. Penguji. Khususnya Ibu Dr. Umi Kaltum S.E., MS. dan Ibu Dr. Merry Citra Sondari, S.E, M.Si yang telah memberikan masukan kepada penulis agar skripsi yang dibuat menjadi lebih baik. 4. Sabahat semasa kuliah. Kepada penghuni kontrakan Janati blok M12 khususnya Raden Mochammad Fauzy, Riezky Pradana, dan Seluruh Mahasiswa Manajemen 2016 yang selalu memberi dukungan dalam suka maupun duka. 5. Sahabat kecil. Kepada Fikri Fahlevi, Syamsul Hidayat, dan juga Muhammad Faiz yang telah menemani dan memberikan support kepada penulis selama 10 tahun ini. v 6. Pihak Coffee Toffee Siliwangi. Khususnya kepada Bapak Aditiya Pratama Daryana sebagai Manager Operasional Coffee Toffee Cabang Bandung yang telah meluangkan waktu serta tenaga untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Sumedang, Oktober 2019 Fikri Naufal vi DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................................ iii ABSTRACT .......................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... v DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. x BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian ..................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 13 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 13 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN.................. 15 2.1 Kajian Pustaka ..................................................................................... 15 2.1.1 Manajemen Operasi ...................................................................... 15 2.1.2 Ruang Lingkup Rantai Pasok ...................................................... 21 2.1.3 Pemilihan Pemasok ....................................................................... 29 2.1.4 Analytical Networking Process .................................................... 36 2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 45 2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 54 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 57 3.1 Metode Yang Digunakan ..................................................................... 57 3.2 Operasionalisasi Variabel .................................................................... 57 3.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................. 58 3.4 Rancangan Analisis Data ..................................................................... 60 3.4.1 Langkah-langkah menentukan kriteria pemilihan supplier ..... 60 3.4.2 Langkah Langkah Perhitungan ANP ......................................... 61 3.4.3 Langkah-langkah setelah perhitungan ANP .............................. 64 vii BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 68 4.1 Objek Penelitian ................................................................................... 68 4.1.1 Profil Perusahaan .......................................................................... 68 4.1.2 Supply Chain Daging Ayam .......................................................... 70 4.2 Kriteria Pemilihan Supplier ................................................................. 71 4.2.1 Kinerja Supplier Saat Ini .............................................................. 72 4.2.2 Metode Pemilihan Supplier Saat Ini ............................................ 73 4.3 Penerapan metode ANP dalam Pemilihan Supplier Daging Ayam pada Coffee Toffee Siliwangi .......................................................................... 74 4.3.1 Menyusun Kontruksi Permasalahan dalam Jaringan ANP ..... 74 4.3.2 Pembobotan Dengan Pendekatan ANP ....................................... 75 4.3.3 Pengolahan Data ........................................................................... 75 4.4 Rekapitulasi Hasil Metode ANP ....................................................... 102 BAB V KESIMPULAN & SARAN ................................................................ 105 5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 105 5.2 Saran .................................................................................................... 106 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 108 LAMPIRAN ....................................................................................................... 111 viii DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 PDB Triwulan Menurut Lapangan Usaha ........................................... 1 Gambar 1.2 Fluktuasi Harga Eceran Daging Ayam Kota Bandung 2019 .............. 8 Gambar 2.1 Basic Supply Chain Model................................................................ 22 Gambar 2.2 Perbandingan Struktur Jaringan Metode ANP dan AHP .................. 44 Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 56 Gambar 3.1 Kerangka Permasalahan dalam Jaringan ANP .................................. 62 Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian .............................................................. 65 Gambar 4.1 Alur Supply Chain Produk Daging Ayam......................................... 70 Gambar 4.2 Model Jaringan Permasalahan ANP .................................................. 74 ix DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pemesanan Daging Ayam Periode April - September 2019 ................... 5 Tabel 1.2 Jumlah Produk Daging Ayam Dibawah Standar Perusahaan ................. 7 Tabel 1.3 Harga Pemesanan Daging Ayam Periode April - September 2019 ........ 9 Tabel 2.1 Sepuluh Keputusan Strategis Manajemen Operasi ............................... 17 Tabel 2.2 Keputusan Strategis Manajemen Operasi Menurut Stevenson ............. 19 Tabel 2.3 Keputusan Strategis Manajemen Operasi Menurut Swink et al. .......... 20 Tabel 2.4 Faktor Pemilihan Supplier .................................................................... 29 Tabel 2.5 Kriteria Penilaian Supplier Lunar Cipta Kreasi .................................... 32 Tabel 2.6 Kriteria Penilaian Supplier PT. Magle Panglipur ................................. 33 Tabel 2.7 Kriteria Penilaian Supplier PT. Mascom Graphy Semarang ................ 34 Tabel 2.8 Skala dalam ANP .................................................................................. 38 Tabel 2.9 Aksioma dalam ANP menurut L. Saaty dan Vargas ............................. 40 Tabel 2.10 Perbedaan AHP dan ANP ................................................................... 43 Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 45 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ..................................................................... 57 Tabel 3.2 Nilai RI.................................................................................................. 63 Tabel 4.1 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri Terhadap Kriteria Harga ....................................................................................... 76 Tabel 4.2 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri Terhadap Kriteria Kualitas .................................................................................... 77 Tabel 4.3 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri Terhadap Kriteria Pengiriman ............................................................................... 78 Tabel 4.4 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri Terhadap Kriteria Fleksibilitas.............................................................................. 78 Tabel 4.5 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Jaya Ternak Terhadap Kriteria Harga........................................................................................................ 80 Tabel 4.6 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Jaya Ternak Terhadap Kriteria Kualitas .................................................................................................... 81 Tabel 4.7 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Jaya Ternak Terhadap Kriteria Pengiriman ............................................................................................... 81 x Tabel 4.8 Tabel Perbandingan Berpasangan CV Jaya Ternak Terhadap Kriteria Fleksibilitas ........................................................................................................... 82 Tabel 4.9 Tabel Perbandingan Berpasangan CV Ternak Abadi Terhadap Kriteria Harga ..................................................................................................................... 83 Tabel 4.10 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Ternak Abadi Terhadap Kriteria Kualitas .................................................................................... 84 Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Ternak Abadi Terhadap Kriteria Pengiriman ............................................................................... 85 Tabel 4.12 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Ternak Abadi Terhadap Kriteria Fleksibilitas.............................................................................. 86 Tabel 4.13 Tabel Perbandingan Subkriteria Tingkat Harga Terhadap Alternatif . 87 Tabel 4.14 Tabel Perbandingan Subkriteria Potongan Harga Terhadap Alternatif ............................................................................................................................... 88 Tabel 4.15 Tabel Perbandingan Subkriteria Fluktuasi Harga Terhadap Alternatif ............................................................................................................................... 89 Tabel 4.16 Tabel Perbandingan Subkriteria Kandungan Lemak Terhadap Alternatif ............................................................................................................... 90 Tabel 4.17 Tabel Perbandingan Subkriteria Kesegaran Daging Terhadap Alternatif ............................................................................................................................... 91 Tabel 4.18 Tabel Perbandingan Subkriteria Ketepatan Waktu Terhadap Alternatif ............................................................................................................................... 92 Tabel 4.19 Tabel Perbandingan Subkriteria Ketepatan Kuantitas Terhadap Alternatif ............................................................................................................... 93 Tabel 4.20 Tabel Perbandingan Subkriteria Perubahan Jadwal Terhadap Alternatif ............................................................................................................................... 94 Tabel 4.21 Tabel Perbandingan Subkriteria Kemudahan Reorder Terhadap Alternatif ............................................................................................................... 95 Tabel 4.22 Tabel Perbandingan Antar Kriteria ..................................................... 96 Tabel 4.23 Unweighted Super Matrix ................................................................... 99 Tabel 4.24 Weighted Super Matrix ..................................................................... 100 Tabel 4.25 Limit Matrix ...................................................................................... 101 xi Tabel 4.26 Rekapitulasi Pembobotan Kriteria .................................................... 102 Tabel 4.27 Rekapitulasi Pembobotan Subkriteria ............................................... 103 Tabel 4.28 Rekapitulasi Pembobotan Alternatif ................................................. 104 xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan persaingan dalam dunia usaha sangat ketat di setiap tahunnya. Setiap pengusaha tentunya berusaha untuk tetap menjadi yang terbaik dalam bidangnya. Tak heran beberapa Pengusaha sangat memperhatikan segala aspek mulai dari modal, lokasi usaha, sumber daya manusia, pemasok bahan baku, hingga teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan usahanya. Saat ini, di Indonesia pertumbuhan industri makanan dan minuman mengalami perkembangan yang sangat baik. Dilihat dari data yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik Nasional, menunjukan jika industri makanan dan minuman tahun 2018 di Indonesia mengalami peningkatan PDB atas dasar harga berlaku sebesar 6.25% dari sebelumnya 6.14% di tahun 2017. Data tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : Distribusi PDB Triwulan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 2019 Pengolahan Lainnya Alat Angkutan Komputer & Elektronik Barang galian non logam Farmasi & Obat Tradisional Kayu; Gabus & Anyaman Tekstil dan Pakaian jadi Makanan dan Minuman 0 1 2 Tahun 2017 3 4 5 6 Tahun 2018 Gambar 1.1 PDB Triwulan Menurut Lapangan Usaha Sumber: https://www.bps.go.id 1 7 2 Pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia terus berlanjut. Hal itu ditunjukan oleh data di tahun 2019 pada triwulan I mengalami peningkatan sebesar 6.35% dan 6.40% pada triwulan II. Sektor industri makanan dan minuman mampu memberikan kontribusi tertinggi dalam pertumbuhan PDB industri non migas hingga 36.86% pada triwulan II di tahun 2019. Sektor yang mengalami perkembangan pesat dalam industri makanan dan minuman di beberapa waktu terakhir adalah coffee and resto service. Di kota Bandung sendiri tercatat dalam data rumah makan, restoran, dan café yang dibuat oleh dinas kebudayaan dan pariwisata kota Bandung terdapat 50 perusahaan di tahun 2014 yang kemudian melonjak tinggi menjadi 396 perusahaan di tahun 2017. Hal itu menunjukan jika perkembangan industri coffee and resto service di Indonesia khususnya kota Bandung sangat pesat di tiap tahunnya. Perusahaan yang tidak memperhatikan persaingan tentu saat ini akan tertinggal, oleh sebab itu setiap Perusahaan harus bisa meningkatkan kompetitif Perusahaan yang menjadi keunggulan tersendiri terhadap para pesaing. Keunggulan kompetitif suatu Perusahaan tidak semata mata dapat ditentukan melalui kinerja keuangan Perusahaannya saja, melainkan dari keseluruhan aspek bisnis yang dimiliki oleh Perusahaan tersebut. Suatu Perusahaan selalu menyusun strategi untuk menciptakan keunggulan kompetitif dari para pesaingnya. Strategi tersebut diharapkan dapat membantu tercapainya tujuan Perusahaan dan salah satu strategi yang biasa diterapkan oleh beberapa Perusahaan yaitu meningkatkan kinerja pasokannya. Penerapan kinerja 3 rantai pasok yang baik akan memberikan dampak positif terhadap Perusahaan dan juga dapat meningkatkan daya saing Perusahaan sehingga Perusahaan tersebut dapat mencapai kesuksesan secara berkelanjutan baik dalam peningkatan kualitas produk yang dimiliki maupun kepentingan dengan pemasok. Walaupun pihak Perusahaan tau pentingnya pemilihan pemasok yang baik, akan tetapi masih banyak Perusahaan yang belum berhasil dalam penerapannya. Oleh sebab itu diperlukan suatu alat ukur yang dapat menunjukan kinerja dari tiap pemasok. PT. Coffee Toffee merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri food and beverage di Indonesia. PT.Coffee Toffee didirikan berdasarkan cita-cita dan impian sang pendiri yaitu Obi Anindito yang ingin mengangkat kelezatan kopi dalam negeri. Inspirasi dan impian sang pendiri muncul ketika Obi masih kuliah di Australia. Obi yang saat itu bekerja sebagai barista di salah satu café terkenal di dunia sangat senang melakukan pekerjaannya. Dirinya menyadari jika bahan baku kopi yang digunakan café tempat dia bekerja berasal dari Indonesia. mengetahui hal tersebut Obi merasa tergugah, dirinya berpendapat mengapa bukan orang-orang Indonesia yang seharusnya berbisnis dan menikmati kopi-kopi enak asal Indonesia. PT. Coffee Toffee sampai tahun 2019 ini memiliki 113 café yang tersebar di Pulau Jawa, Jakarta, Kalimantan, dan Sulawesi dengan omset miliaran rupiah di tiap tahunnya. Dalam upaya meningkatkan kualitasnya, PT. Coffee Toffee tidak hanya menilai dari produk akhir, akan tetapi melihat dari rantai pasok perusahaan yang dalam hal ini hubungan eksternal perusahaan dengan tiap pemasok. 4 Salah satu cabang yang berada di wilayah pulau Jawa, khususnya Jawa Barat adalah Coffee Toffe yang terdapat di daerah Siliwangi, Kota Bandung. Café yang baru diresmikan pada tanggal 11 Juli 2018 ini berfokus pada pangsa pasar para pelajar dan mahasiswa. Hal itu terlihat dari letak tempat yang dekat dengan beberapa kampus seperti UNPAR, ITB, dan sebagainya serta layout yang di desain agar para pelajar dan mahsiswa merasa nyaman untuk berkumpul, berdiskusi, dan juga mengerjakan berbagai tugas. Dikarenakan usia café yang masih berumur satu tahun, tentunya perusahaan masih memiliki beberapa permasalahan terkait dengan kegiatan bisnisnya. Salah satu permasalahan tersebut adalah sulitnya menentukan supplier terbaik dalam memenuhi bahan baku yang dibutuhkan perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Saat ini, dalam proses pemilihan supplier, perusahaan masih mengutamakan faktor kepercayaan (relasi) dan harga saja tanpa memperhatikan faktor-faktor lainya. Coffee Toffee Siliwangi berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sendiri maupun melakukan kerja sama dengan beberapa supplier eksternal. Untuk produk utama yaitu biji kopi, perusahaan memutuskan untuk tidak bekerja sama dengan supplier eksternal agar kualitas biji kopi tetap terjaga dan dapat diperhatikan dengan baik. Untuk produk seperti daging ayam, fresh milk, lychee, dan juga air mineral, perusahaan melakukan kerja sama dengan pihak supplier eksternal dimana beberapa supplier tersebut memenuhi permintaan perusahaan sesuai dengan kontrak yang ditentukan. Dari beberapa pemesanan yang melakukan kerja sama dengan supplier eksternal tersebut, terdapat satu produk yang masih sering mengalami pergantian pemasok dikarenakan permasalahan seperti keterlambatan 5 pengiriman, tingkat harga yang sering berfluktuatif, sulitnya melakukan re-order produk, dan kualitas produk yang terkadang dibawah standar yang ditetapkan perusahaan. Salah satu produk yang masih mengalami permasalahan tersebut adalah produk daging ayam. Daging ayam merupakan bahan baku utama dari produk olahan makanan yang tersedia di Coffee Toffee Siliwangi. Terdapat beberapa menu yang menggunakan bahan baku daging ayam seperti Chicken Rice Bowl, Chicken Quesadillas, Chicken Cordon Bleu, Chicken Schnitzel, dan sebagainya. Di tahun 2019 ini, perusahaan telah bekerja sama dengan 3 supplier yang berasal dari luar maupun dalam kota untuk pemenuhan bahan bakunya. Supplier tersebut adalah pak Indra yang berasal dari CV. Unggas Mandiri, pak Dani yang berasal dari CV. Jaya Ternak, dan pak Hari yang berasal dari CV. Ternak Abadi. Dalam pemenuhan bahan bakunya, perusahaan hanya bekerja sama dengan satu supplier saja. Alasan mengapa sering terjadi pergantian supplier dikarenakan perusahaan yang belum mampu menemukan supplier yang tepat dengan resiko serta kesaalahan yang minimal. Berikut merupakan tabel laporan pemesanan daging ayam selama 6 bulan terakhir yaitu bulan April – September dari Coffee Toffe Siliwangi : Tabel 1.1 Pemesanan Daging Ayam Periode April - September 2019 So Tanggal Tanggal Delay Number Pemesanan Produk Sampai (Day) CV Unggas Mandiri 1400405 02-04-2019 03-04-2019 1 2 CV Unggas Mandiri 1400455 10-04-2019 12-04-2019 2 3 CV Unggas Mandiri 1400521 19-04-2019 22-04-2019 3 4 CV Unggas Mandiri 1400572 29-04-2019 30-04-2019 1 No Supplier 1 6 So Tanggal Tanggal Delay Number Pemesanan Produk Sampai (Day) CV Unggas Mandiri 1400598 07-05-2019 08-05-2019 1 6 CV Unggas Mandiri 1400621 15-05-2019 17-05-2019 2 7 CV Unggas Mandiri 1400653 24-05-2019 26-05-2019 2 8 CV Jaya Ternak 1400711 02-06-2019 03-06-2019 1 9 CV Jaya Ternak 1400723 10-06-2019 12-06-2019 2 10 CV Jaya Ternak 1400764 19-06-2019 21-06-2019 2 11 CV Jaya Ternak 1400797 28-06-2019 31-07-2019 3 12 CV Jaya Ternak 1400833 07-07-2019 08-07-2019 1 13 CV Jaya Ternak 1400872 15-07-2019 17-07-2019 2 14 CV Jaya Ternak 1400898 24-07-2019 26-07-2019 2 15 CV Ternak Abadi 1400932 02-08-2019 03-08-2019 1 16 CV Ternak Abadi 1400945 10-08-2019 12-08-2019 2 17 CV Ternak Abadi 1401001 19-08-2019 21-08-2019 2 18 CV Ternak Abadi 1401031 28-08-2019 29-08-2019 1 19 CV Ternak Abadi 1401047 05-09-2019 07-09-2019 2 20 CV Ternak Abadi 1401062 14-09-2019 15-09-2019 1 21 CV Ternak Abadi 1401098 22-09-2019 23-09-2019 1 No Supplier 5 Sumber: Data Internal Perusahaan Perusahaan telah menetapkan jangka waktu order selama seminggu dengan rata-rata order sebanyak 84 Kg. Tabel 1.1 menunjukan tanggal pemesanan dan juga tanggal produk yang sampai kepada perusahaan. Adapun batas keterlambatan yang dapat ditoleransi oleh perusahaan adalah 1 hari. Dalam periode April – September 2019 terdapat 12 pesanan yang melebihi batas toleransi keterlambatan yang telah ditentukan oleh perusahaan dan jika di presentasikan sebesar 57,14%. Dengan adanya keterlambatan tersebut tentunya akan berdampak kepada jalannya proses produksi di perusahaan. 7 Selain mengalami permasalahan mengenai keterlambatan produk yang sampai kepada perusahaan, permasalahan lainnya adalah masih adanya daging ayam yang kualitasnya dibawah standar yang telah ditetapkan perusahaan. standar daging ayam yang diinginkan oleh perusahaan adalah maksimal terdapat 10% lemak dari jumlah berat daging ayam yang telah dipesan serta tingkat kesegaran daging yang dilihat dari warna dan tekstur daging. Pemesanan daging ayam tersebut dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 1.2 Jumlah Produk Daging Ayam Dibawah Standar Perusahaan Tanggal/Bulan/2019 No Jumlah yang Dipesan (Kg) Jumlah Produk Dibawah Kualitas (Kg) UM JT TA UM JT TA UM JT TA 1 03/04 03/06 03/08 84 84 84 6 2 2 2 12/04 12/06 12/08 84 84 84 9 3 3 3 22/04 21/06 21/08 84 84 84 5 5 1 4 30/04 31/07 29/08 84 84 84 8 4 5 5 08/05 08/07 07/09 84 84 84 3 5 3 6 17/05 17/07 15/09 84 84 84 5 6 2 7 26/05 26/07 23/09 84 84 84 8 3 2 Sumber: Data Internal Perusahaan 8 Berdasarkan tabel 1.2 diatas, tingkat kualitas daging ayam yang dipesan seringkali masih dibawah standar yang ditetapakan, terutama pemesanan yang berasal dari CV Unggas Mandiri dan CV Jaya Ternak. Selain itu kualitas daging juga dapat dilihat dari bau, warna, tekstur, dan juga bentuk daging. Dilihat dari faktor harga, penetapan harga yang ditetapkan oleh para supplier juga masih dirasa cukup tinggi bila dibandingkan dengan harga rata-rata daging ayam yang ada di Kota Bandung. Rata-rata harga tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : Fluktuasi Harga Eceran Daging Ayam Kota Bandung 2019 (April - September) Harga (Rp. 000/kg) Rp100,000 Rp80,000 Rp60,000 Rp40,000 Rp20,000 Rp0 Apr 2, 2019 Mei 6, 2019 Juni 11, 2019 Juni 14, 2019 Pasar Kosambi Pasar Andir Pasar Kircon Pasar Baru Juli 1, 2019 Agust 1, 2019 Sept 2, 2019 Pasar Sederhana Gambar 1.2 Fluktuasi Harga Eceran Daging Ayam Kota Bandung 2019 Sumber: http://priangan.org Dilihat dari gambar 1.2 diatas, rata-rata harga daging ayam dari beberapa pasar yang terdapat di Kota Bandung dalam skala April – September 2019 berkisar antara Rp. 32.151 hingga Rp. 35.821. Sedangkan harga yang ditetapkan oleh supplier untuk pemesanan daging ayam adalah Rp. 40.000 - Rp. 45.000. hal tersebut dapat dilihat dalam tabel list harga pemesanan daging ayam dibawah ini : 9 Tabel 1.3 Harga Pemesanan Daging Ayam Periode April - September 2019 Tanggal/Bulan/2019 No Jumlah yang Dipesan (Kg) Harga Produk (Rp) UM JT TA UM JT TA UM JT TA 1 03/04 03/06 03/08 84 84 84 43.000 44.000 42.000 2 12/04 12/06 12/08 84 84 84 43.000 44.000 41.500 3 22/04 21/06 21/08 84 84 84 42.500 45.000 41.500 4 30/04 31/07 29/08 84 84 84 43.000 43.500 42.000 5 08/05 08/07 07/09 84 84 84 42.000 44.000 42.000 6 17/05 17/07 15/09 84 84 84 42.000 43.500 42.500 7 26/05 26/07 23/09 84 84 84 42.000 43.000 42.500 Sumber: Data Internal Perusahaan Berdasarkan tabel 1.3 diatas, terlihat masih tingginya harga yang ditetapkan oleh supplier dibandingkan dengan dengan harga rata-rata yang ada di beberapa pasar sekitar wilayah kota bandung. Dengan tingginya harga bahan baku tersebut tentunya akan mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. selain itu, keterlambatan pengiriman serta adanya bahan baku yang masih dibawah standar perusahaan juga akan berdampak langsung terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen. Dengan berbagai permasalahan tersebut tentunya diperlukan salah satu alat untuk mengukur kinerja suatu supplier, khususnya untuk supplier daging ayam. Pengukuran kinerja supplier ini dilakukan agar kedepannya Coffee Toffee Siliwangi ini dapat memilih supplier terbaik yang sesuai dengan 10 kebutuhan yang ada. salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menggunakan metode ANP (Analytical Networking Process). Terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rizal Satya Nugraha dengan judul Usulan Pemilihan Supplier Daging Sapi U.S di Restoran X dengan Menggunakan Metode Analytical Networking Process pada tahun 2018. Restoran X merupakan salah satu restoran yang berada di kota Bandung yang menjual makanan olahan daging sapi U.S ala Korea. Pada saat ini pihak restoran bekerja sama dengan supplier A untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya. Namun seiring berjalannya waktu pihak restoran merasa kurang puas dengan kinerja supplier A. terdapat beberapa permasalahan seperti keterlambatan pengiriman, harga tidak konsisten, dan juga kualitas yang tidak konsisten. Penurunan kinerja tersebut membuat restoran X mempertimbangkan untuk mempertimbangkan mempertahankan supplier A atau menggunakan alternatif supplier lain yaitu supplier B dan supplier C. Dalam penelitian tersebut digunakan 4 kriteria (Harga, Kualitas, Pengiriman, dan Pelayanan) dan 12 Subkriteria yang mempengaruhi pemilihan supplier daging sapi U.S. berdasarkan model yang telah dibuat diperoleh dua hubungan keterkaitan yaitu hubungan outer dependence yang merupakan hubungan antar subkriteria dalam kriteria yang berbeda dan hubungan inner dependence yang merupakan hubungan antar subkriteria dalam kriteria yang sama. Penilaian supplier yang dilakukan dalam penelitian tersebut menggunakan software super decision 2.8 dan diperoleh hasil prioritas supplier terbaik yang dijadikan rekomendasi dalam pemilihan supplier bagi perusahaan. 11 Metode ANP meerupakan suatu teori yang dapat digunakan perusahaan untuk menghadapi faktor-faktor dependence dan feedback secara sistematik. ANP diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty untuk mengatasi keterbatasan metode AHP dalam mengasumsikan independensi antar kriteria (El-Abbasy et al. 2015). Dengan kata lain, ANP adalah metode multiple criteria decision making (MCDM) yang memiliki kelebihan untuk membantu dalam melakukan pengukuran sintesis sejumlah faktor-faktor dalam hierarki atau jaringan (Rusby and dkk 2016). Analytical Networking Process (ANP) adalah salah satu metode pengambilan keputusan. Metode ini dapat dijadikan alat ukur untuk menentukan prioritas pemasok dalam suatu perusahaan dan dijadikan alat untuk menyelesaian permasalahan dengan mempertimbangkan atas penyesuaian kompleksitas masalah disertai adanya skala prioritas yang menghasilkan pengaruh prioritas terbesar (Rusydiana and Devi 2013). Dalam implementasinya, metode ANP bergantung pada alternatif serta kriteria yang ada. Teknis dalam penggunaan metode ANP yaitu dengan menggunakan perbandingan berpasangan (pairwise comparasion) pada alternatif-alternatif dan kriteria suatu permasalahan (Saaty and Vargas 2006). Perhitungan ANP dalam penentuan supplier dapat membantu Perusahaan untuk mendapatkan supplier sesuai kriteria yang ditentukan oleh Perusahaan sehingga alokasi sumber daya untuk keperluan supplier dapat lebih optimal dari sebelumnya. Penggunaan metode ANP dalam pengambilan keputusan ini juga selain membantu untuk memilih supplier, diharapkan dapat digunakan oleh Perusahaan untuk mengevaluasi kinerja supplier agar tetap menjaga kualitas dan kinerjanya. 12 Penerapan metode ANP (Analytical Networking Process) dalam pemilihan supplier ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan terutama dalam mengevaluasi kinerja supplier itu sendiri sehingga perusahaan mendapatkan supplier sesuai kriteria dan dengan kualitas terbaik. Berdasarkan latar belakang tersebut, akan dilakukan penelitian yang berjudul Penggunaan Metode Analytical Networking Process dalam Pemilihan Supplier Daging Ayam Pada Café Coffee Toffee Siliwangi Kota Bandung. 13 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana metode yang digunakan oleh Coffee Toffee Siliwangi Kota Bandung dalam pengambilan keputusan menentukan supplier daging ayam saat ini ? 2. Bagaimana penerapan Analytical Networking Process pada Coffee Toffee Siliwangi Kota Bandung untuk menetapkan supplier daging ayam yang terbaik? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui metode yang digunakan oleh Coffee Toffee Siliwangi Kota Bandung dalam pengambilan keputusan menentukan supplier daging ayam. 2. Mengetahui penerapan Analytical Networking Process pada Coffee Toffee Siliwangi Kota Bandung untuk menetapkan supplier daging ayam yang terbaik. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan • Sebagai masukan informasi dalam pemilihan supplier daging ayam di masa mendatang. • Sebagai pertimbangan bagi perusahaan dalam memperbaiki penentuan pemasok terbaik yang dimiliki perusahaan. 14 2. Bagi Akademisi • Sebagai wawasan mengenai manajemen rantai pasok dalam perusahaan. • Sebagai bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Peneliti • Untuk mengetahui dan mendalami informasi mengenai manajemen rantai pasok dan mengetahui keterkaitannya dengan ANP (Analytical Networking Process). BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam suatu perusahaan, terdapat empat jenis fungsi manajemen yaitu : Keuangan, Operasional, Sumber Daya Manusia, dan Pemasaran. Dari keempat fungsi manajemen tersebut, terdapat fungsi manajemen operasi yang berfungsi untuk mengatur serta merumuskan suatu keputusan berdasarkan kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan, baik itu perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa. Fungsi operasi ini mempunyai peranan penting untuk mengoptimalkan segala sumber daya yang ada untuk mencapai efisiensi dan efektivitas di segala kegiatannya. Berikut merupakan beberapa pengertian manajemen operasi menurut para ahli : William J. Stevenson (2018) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah suatu manajemen sistem atau proses yang menciptakan barang dan menyediakan jasa. Heizer dan Render (2017) menyatakan bahwa manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk berupa barang maupun jasa dengan mengubah bentuk input menjadi output. 15 16 Russel dan Taylor (2011) mendefinisikan manajemen operasi sebagai proses transformasi input (seperti bahan, mesin, tenaga kerja, dan modal) menjadi output. Jacob & Chase (2014:3) menjelaskan bahwa manajemen operasi didefinisikan sebagai desain, operasi, dan peningkatan sistem yang menciptakan dan memberikan produk serta layanan utama perusahaan. Morgan Swink, Steven A. Menlyk, M. Bixby Cooper, and Janet L. Hartley (2014:4) juga berpendapat jika manajemen operasi adalah suatu proses merancang, memasok, hingga pemberian barang atau jasa kepada pelanggan akhir. Berdasarkan beberapa pengertian manajemen operasi menurut para ahli diatas dapat disintesakan bahwa manajemen operasi adalah suatu aktivitas pengelolaan perusahaan maupun organisasi dalam menggunakan segala input atau faktor produksi dalam menghasilkan produk dan jasa dengan kriteria yang telah ditentukan. 2.1.1.2 Keputusan Strategis Manajemen Operasi Manajer Operasional menerapkan proses manajemen dalam keputusan yang dikenal dengan sepuluh keputusan strategis manajemen operasi. Heizer, Render, and Munson (2017) berpendapat jika terdapat 10 keputusan Manajemen Operasi Strategis yang dapat dilihat dari tabel berikut : 17 Tabel 2.1 Sepuluh Keputusan Strategis Manajemen Operasi No Keputusan Manajemen Operasi Penjelasan Desain Barang dan Jasa (design of Mendefinisikan banyaknya keperluan dari goods and service) masing-masing keputusan perusahaan. Seperti perusahaan yang menetapkan batas 1 minimum biaya dan kualitas dari produk yang digunakan serta implikasi utama untuk keberlanjutan dan SDM yang dibutuhkan. Pengelolaan Kualitas (Managing menunjukan Quality) pelanggan serta menetapkan kebijakan dan 2 harapan kualitas dari prosedur untuk mengidentifikasi langkahlangkah dalam mencapai kualitas yang ditentukan. Desain Proses dan Kapasitas Menentukan bagaimana suatu barang dan (Process and Capacity Design) jasa dapat dihasilkan serta melakukan 3 pengelolaan untuk sumber daya yang ada serta banyaknya investasi berdasarkan kondisi keuangan perusahaan. Strategi Lokasi (Location Strategy) Penentuan letak strategis perusahaan baik jarak terhadap para pemasok bahan baku 4 maaupun konsumen yang akan dituju. Sehingga dapat tercapainya efektivitas dan efisiensi dari perusahaan. 5 Strategi Tata Ruang (Layout Membutuhkan segala kebutuhan, mulai Strategy) dari kapasitas, teknologi, jumlah personil, dan kebutuhan persediaan yang nantinya digunakan orang, sebagai kebutuhan penentuan bahan informasi secara efisien baku jumlah serta 18 No 6 Keputusan Manajemen Operasi Penjelasan Sumber Daya Manusia dan Desain Menentukan strategi perusahaan dalam Pekerjaan (Human Resource and melakukan pengadaan, pengembangan, Job Design) serta mempertahankan personil dengan kemampuan yang diperlukan perusahaan. Manajemen Rantai Pasokan Cara (Supply Chain Management) kegiatan rantai pasok kedalam strategi 7 perusahaan dalam menyatukan yang digunakan dan juga keputusan terkait pembelian dengan syarat dari para pemasok. Manajemen Persediaan (Inventory Menentukan keputusan pemesanan, Management) penyimpanan persediaan termasuk cara memanfaatkannya sebagai langkah untuk 8 mendapatkan feedback positif dari para pelanggan, kemampuan pemasok, serta pertimbangan jadwal produksi. Penentuan Jadwal (Scheduling) Menetapkan jadwal dengan syarat waktu tertentu secara efektif dan efisien dengan 9 menggunakan sumber daya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Pemeliharaan (Maintenance) Kebijakan Mengatur hal-hal mengenai pertimbangan 10 kapasitas, kebutuhan personil, serta permintaan produksi dalam menjaga suatu proses yang stabil dan dapat digunakan oleh perusahaan. Sumber: (Heizer, Render, and Munson 2017) 19 Berdasarkan 10 keputusan strategis manajemen operasi diatas, penelitian yang berjudul Penggunaan Metode Analytical Networking Process dalam Pemelihan Supplier ini termasuk ke dalam 10 keputusan strategis manajemen operasi poin ke-7 mengenai manajemen rantai pasok. Selain itu terdapat beberapa keputusan strategis manajemen operasi menurut Stevenson (2018) antara lain sebagai berikut : Tabel 2.2 Keputusan Strategis Manajemen Operasi Menurut Stevenson No Keputusan Manajemen Operasi 1 Desain Produk dan Layanan 2 Kapasitas 3 Proses dan Tata Letak 4 Desain Pekerjaan 5 Lokasi 6 Kualitas 7 Inventaris 8 Pemeliharaan 9 Penjadwalan Pengaruh Pengambilan Keputusan Permasalahan biaya, kualitas, liabilitas, dan isu lingkungan Struktur biaya dan fleksibilitas Biaya, fleksibilitas, tingkat keterampilan yang dibutuhkan, dan kapasitas Kualitas kehidupan kerja, keselamatan karyawan, produktivitas Biaya, fisibilitas Kemampuan memenuh dan melampaui harapan pelanggan Biaya, kekurangan kebutuhan Biaya, keandalan peralatan, dan produktivitas Fleksibilitas dan efesiensi 20 No Keputusan Manajemen Operasi 10 Rantai pasok 11 Proyek Pengaruh Pengambilan Keputusan Biaya, kualitas, ketepatan, kekurangan, hubungan dengan pemasok Biaya, produk baru, layanan, dan sistem operasi Sumber: (Stevenson 2018) Swink et al. (2014) juga berpendapat pada bukunya yaitu Managing Operations: Across the Supply Chain terdapat 8 keputusan strategis manajemen oeprasi yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.3 Keputusan Strategis Manajemen Operasi Menurut Swink et al. No Keputusan Manajemen Operasi Pengaruh Pengambilan Keputusan Jumlah kapasitas, waktu perubahan 1 Capacity (Kapasitas) kapasitas, dan jenis kapasitas yang digunakan 2 Facilities (Fasilitas) 3 Technology (Teknologi) 4 Ukuran fasilitas, lokasi fasilitas, dan jenis spesialisasi yang digunakan Jenis peralatan, otomatisasi, dan digitalisasi Supply Chain Network (Jaringan Pemilihan pemasok, struktur jaringan, dan Rantai Pasok) tanggung jawab Tingkat keterampilan, pelatihan, kebijakan 5 Workfore (Tenaga Kerja) upah, keamanan pekerja, dan sistem intensif Production planning 6 and control (Rencana Produksi dan Kontrol) Prosedur perencanaan dan aturan keputusan 21 No 7 Keputusan Manajemen Operasi Product/process Innovation (Inovasi Produk/Proses) Organization and 8 Management (Organisasi dan Pengelolaan) Pengaruh Pengambilan Keputusan Peningkatan program, prosedur penyelesaian masalah, serta manajemen intelektual Sentralisasi, struktur hierarki, dan mitra kerja Sumber: (Swink et al. 2014) 2.1.2 Ruang Lingkup Rantai Pasok 2.1.2.1 Pengertian Rantai Pasok Menurut Heizer, Render, and Munson (2017) dalam bukunya menyatakan bahwa rantai pasok merupakan sebuah jaringan kegiatan pada suatu organisasi secara menyeluruh yang memasok kebutuhan barang dan jasa di suatu perusahaan. Rusell (2016) mendefinikan Supply chain sebagai suatu sistem rantai pasok yang terbentuk mulai dari organisasi, sumber, serta proses yang saling berhubungan satu sama lain yang akan membentuk proses pengiriman produk atau jasa kepada konsumen akhir. Rantai pasokan tersebut meliputi fasilitas-fasilitas, fungsi, juga aktivitas yang berhubungan dengan segala kegiatan supply chain mulai dari hulu hingga ke hilir. Lu (2015) berpendapat bahwa supply chain merupakan suatu alur dari partisipasi perusahaan yang saling berkaitan satu sama lain agar mampu menambahkan nilai pada aliran-aliran pasokan mulai dari input hingga ke produk akhir atau jasa yang diinginkan dari konsumen akhir. 22 Swink, Melnyk, Cooper, dan Hartly (2014) menjelaskan bahwa rantai pasok adalah jaringan global yang terlibat dalam kegiatan organisasi, diantaranya merancang serangkaian proses terkait pengadaan, proses pengubahan input menjadi output, memakai barang dan jasa, serta membuang barang dan jasa. Sedangkan menurut Mey, Wagner, and Rohde (2015) Rantai pasokan merupakan suatu kegiatan kerja sama dua organisasi atau lebih yang dipisahkan secara hukum, dihubungkan dengan materi, informasi, dan aliran keuangan. Organsiasi tersebut dapa berupa perusahaan yang memproduksi komponen bahan baku, penyedia layanan logistik, dan bahkan konsumen akhir. Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan diatas dapat disintesakan jika supply chain merupakan segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh satu organisasi atau lebih dan terlibat dalam proses distribusi barang, mulai dari input menjadi output yang kemudian di distribusikan kepada konsumen akhir. Di dalam alur rantai pasok terdapat suatu perusahaan atau organisasi yang memiliki kepentingan sama, yaitu ; a) supplier, b) Manufactures, c) Distribution, d) Retail/Outlet, e) Customers. Alur rantai pasokan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2.1 Basic Supply Chain Model Sumber : (Kurbel 2013) 23 Barang barang yang mengalir dalam kegiatan supply chain tidak hanya mencakup barang dan informasi saja, melainkan juga uang. Aliran uang bergerak ke arah yang berlawanan dari aliran barang. Aliran barang melibatkan perpindahan barang atau jasa dari pemasok kepada pelanggan serta menangani kebutuhan pelanggan dan pengembalian produk. Alur informasi melibatkan berbagai perkiraan dan data penjualan, pengiriman pemasanan, pelacakan pengiriman, serta memperbarui status pemesanan. Sedangkan aliran keuangan melibatkan persyaratan kredit, pembayaran dan pengaturan pengiriman, serta kepemilikan hak milik. Meskipun pertukaran uang merupakan bagian penting dari hubungan bisnis antara para mitra, namun tidak dipertimbangkan secara eksplisit dalam supply chain management. Yang artinya SCM hanya berfokus pada arus barang dan informasi Kurbel (2013) Rantai pasok atau supply chain terkadang disebut dengan nama rantai nilai, sebuah istilah yang menggambarkan penambahan nilai barang dan dasa dari setiap rantai yang ada. Rantai pasokan atau rantai nilai ini biasanya terdiri dari organisasi bisnis yang terpisah dan bukan hanya satu organisasi saja yang terlibat. Selain itu, rantai pasok juga memiliki dua komponen untuk setiap organisasi : komponen pasokan dan komponen permintaan. Komponen pasokan dimulai pada rantai awal dan berakhir pada kegiatan internal organisasi. Sedangkan komponen permintaan dimulai pada titik dimana output dari perusahaan dikirim kepada pelanggan langsungnya atau dengan kata lain adalah konsumen akhir. 24 2.1.2.2 Pengertian Manajemen Rantai Pasok Menurut Levi, et.al (2000) Supply Chain Management adalah suatu pendekatan dalam mencapai integrase yang efesien dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer. Artinya penerapan sistem Supply Chain Management diharapkan dapat berdampak pada ketepatan jumlah produksi bagi perusahaan dengan biaya optimal dari sistem secara keseluruhan serta mendapatkan kepuasan pelanggan yang diinginkan. Russel (2015:372) menyatakan jika Supply Chain Management merupakan proses pengintegrasian kegiatan yang dilakukan perusahaan agar kebutuhan dapat tersedia dengan waktu yang efisien serta service produk yang dapat dipercaya karena memiliki kualitas tinggi dengan harga yang murah. Chow et.al (2006) berpendapat bahwa Supply Chain Management merupakan pendekatan strategis dalam permintaan, kegiatan operasional, pembelian, serta manajemen logistik Supply Chain Management menurut Pujawan (2005:22) adalah proses pendekatan secara integrative dalam proses pengelolaan aliran dari mulai produk, informasi, dan uang yang terintegrasi satu sama lain, dimana dari setiap prosesnya melibatkan supplier, pabrik, serta jaringan distribusi dan logistik. Supply Chain Management menurut Jay Heizer, Barry Render, dan Chuck Munson (2017) adalah segala kegiatan dalam mendapatkan material dan service yang kemudian diubah menjadi barang setengah jadi dan barang jadi lalu dikirimkan kepada konsumen akhir. Selain itu didalamnya juga terdapat aktivitas 25 pembelian, outsourching yang ditambah dengan fungsi lain untuk hubungan antara supplier dan distributor, hal ini dilakukan mengurangi biaya serta meningkatkan respon perusahaan terhadap pelanggan. Dari beberapa pengertian Supply Chain Management diatas maka disintesiskan jika Supply Chain Management adalah suatu metode yang mengintegrasikan pengelolaan aliran produk, informasi, barang, serta jasa dalam fungsi supply chain yang terintegrasi. Supply Chain Management didefinisikan sebagai desain terintegrasi, berorientasi pada proses, perencanaan dan pengendalian barang, informasi, serta arus kas di sepanjang rantai nilai dari pelanggan kepada pemasok bahan baku dengan tujuan; a). Meningkatkan orientasi pelanggan, b). Sinkronisasi pasokan dengan permintaan, c). Membuat produksi lebih fleksibel dan responsive terhadap permintaan, dan d). Perampingan persediaan di sepanjang rantai nilai. Sehingga dengan diterapkannya Supply Chain Management yang baik dapat memberikan peluang besar bagi perusahaan untuk mengembangkan keunggulan kompetitifnya. 2.1.2.3 Komponen Manajemen Rantai Pasok Menurut Bhatnagar (2009:15) terdapat komponen dasar yang dapat mendukung jalannya kegiatan rantai pasok, diantaranya : 1. Perencanaan Strategi dalam mengawasi kegiatan rantai pasokan agar tercapainya efisiensi, meminimalkan biaya yang dikeluarkan, serta mencapai kualitas jasa atau barang yang optimal. 26 2. Sumber Daya Menetapkan pengaturan dalam penentuan harga, perencanaan pembayaran, serta perjanjian lainnya dengan pemasok agar terciptanya hubungan yang harmonis dengan pemasok 3. Pembuatan Meliputi kegiatan dalam membuat jadwal aktivitas produksi, percobaan, pengemasan, serta persiapan pengiriman produk kepada konsumen akhir bagi perusahaan. 4. Pengiriman Koordinasi pemenasan dari tiap konsumen, perencanaan dalam faktor pergudangan, pemilihan distributor, dan penentuan sistem dalam menerima pembayaran 5. Pengembalian Pembuatan alur dalam menerima produk cacat dan penerimaan kelebihan pemesanan dari konsumen serta membantu konsumen yang memiliki permasalahan dalam proses pengiriman. 2.1.2.4 Strategi Pembelian dalam Manajemen Rantai Pasok Suatu perusahaan dalam membeli dan memenuhi kebutuhan akan produkproduknya harus memutuskan strategi rantai pasokannya. Menurut Heizer, Render, and Munson (2017) terdapat 6 strategi pembelian dalam supply chain management, yaitu : 1. Many Supplier (Banyak Pemasok) 27 Memainkan antara pemasok satu dengan yang lainnya dan membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Dalam strategi ini, meskipun banyak pendekatan negosiasi yang digunakan, hubungan jangka Panjang bukan merupakan tujuan. Strategi ini lebih membebankan pada tanggung jawab para pemasok agar mempertahankan teknolog, keahlian, dan kemampuan yang diperlukan. 2. Few Supplier (Beberapa Pemasok) Membentuk suatu hubungan jangka panjang dengan para pemasok yang memiliki komitmen tinggi. Penggunaan beberapa pemasok dapat menciptakan nilai dengan memungkinkan pemasok mempunyai skala ekonomis dan kurva yang menghasilkan biaya transaksi dan produksi yang lebih rendah. Faktor terpenting dari strategi ini adalah kepercayaan yang ditimbulkan dari budaya perusahaan yang sejalan. 3. Vertical Integration (Integrase Vertikal) Dalam strategi Vertical Integration ini dijelaskan jika perusahaan melakukan pengembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa. Dalam integrasi vertikal ini juga terdapat 2 bentuk integrasi; a). Integrasi ke belakang (perusahaan membeli para pemasoknya) dan b). Integrasi ke depan (perusahaan membuat barang jadi). 4. Keiretsu Network (Jaringan Keiretsu) Perusahaan membuat suatu hubungan jangka panjang dengan mendukung pemasok secara finansial melalui kepemilikan atau peminjaman. Dengan begitu diharapkan pemasok yang dimiliki oleh perusahaan dapat berfungsi 28 sebagai mitra, menularkan keahlian teknis dan mutu produksi yang stabil kepada perusahaan. 5. Virtual Companies (Perusahaan Virtual) Perusahaan mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk memberikan pelayanan pada saat diperlukan. Dalam perusahaan virtual ini batasan yang dimiliki organisasi tidak tetap dan bergerak sehingga dengan adanya hubungan ini dapat memberikan berbagai pelayanan jasa seperti pembayaran gaji, pengangkatan pegawai, perancangan produk, serta pendistribusian produk. 6. Joint Venture (Perusahaan Gabungan) Suatu perusahaan melakukan penggabungan untuk menambahkan kemampuan dan keterampilan dalam bidang teknologi ataupun strategi perusahaan patungan dilakukan untuk menjaga persediaan dan mengurangi biaya. 2.1.2.5 Tujuan Manajemen Rantai Pasok Meindil (2014) menjelaskan jika tujuan dari pengelolaan rantai pasok adalah untuk memaksimalkan nilai secara menyeluruh agar memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan serta tetap fokus dalam meminimalisir biaya. Menurut Miranda (2012) tujuan dari rantai pasok sebuah perusahaan adalah untuk memaksimalkan keuntungan dan persaingan perusahaan termasuk juga seluruh anggota dan pelanggan. Jadi dapat disimpulkan jika supply chain management bertujuan untuk membantu perusahaan dalam memaksimalkan seluruh sumber daya yang 29 dimilikinya dan meminimalisir biaya yang dikeluarkan tanpa adanya penurunan kualitas produk atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan. 2.1.3 Pemilihan Pemasok 2.1.3.1 Faktor-Faktor Pemilihan Pemasok Dalam beberapa hal, pemilihan supplier selalu melibatkan beberapa faktor terkait pembelian dengan jumlah yang besar. Beberapa faktor tersebut diantaranya seperti harga, kualitas, reputasi pemasok, pengalaman masa lalu, serta pelayanan atau service setelah melakukan pembelian. Menurut William J. Stevenson (2018:679) faktor utama yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih supplier diantarannya : Tabel 2.4 Faktor Pemilihan Supplier Faktor Pertanyaan • Prosedur apa saja yang dimiliki supplier dalam Quality and Quality Assurance control dan jaminan kualitas? • Apakah permasalahan kualitas dan tindakan perbaikan di dokumentasikan? • Seberapa fleksibel supplier dalam menghadapi Flexibility perubahan jadwal pengiriman, kuantitas, dan perubahan produk atau layanan? Location • Seberapa jauh lokasi supplier dengan perusahaan? • Apakah harga yang ditawarkan sesuai dengan Price pelayanan yang disediakan supplier? • Apakah supplier bersedia untuk melakukan negosiasi harga? 30 Faktor Pertanyaan • Apakah supplier bersedia bekerja sama untuk mengurangi biaya? • Apakah terdapat pemberitahuan di muka terkait Product or Service Changes perubahan produk atau layanan yang diperlukan? Reputation and Financial Stability • Seberapa baik reputasi supplier? • Apakah supplier memiliki kestabilan dalam kondisi keuangannya? • Berapa lama waktu yang diperlukan supplier dalam mengantar pemasanan yang telah Lead Time and On Time Delivery ditentukan? • Prosedur apa yang dimiliki oleh supplier untuk memastikan ketepatan waktu pengiriman? • Prosedur apa yang dimiliki oleh supplier terkait perbaikan masalah keterlambatan yang terjadi? • Apakah pemasok bergantung dengan pelanggan Other Accounts lain sehingga beresiko memberikan prioritas kepada pelanggan lainnya? Sumber: (William J. Stevenson 2018) Pada kriteria lain, jika terdapat suatu permasalahan muncul pembeli dapat mencoba menemukan solusi sebelum masalah yang lebih serius berkembang. Diantara faktor-faktor yang biasanya terakup dalam pemeriksaan pemasok adalah gaya manajemen, jaminan kualitas, manajemen bahan, proses desain yang digunakan, kebijakan peningkatan proses, dan prosedur untuk kegiatan lebih lanjut. Pemeriksaan pemasok juga merupakan langkah awal dalam program sertifikasi pemasok. 31 Menurut Krajewsky, Ritzman, and Malhotra (2013), Titik awal dalam pemilihan pemasok adalah dengan melakukan analisis biaya total. Terdapat 4 biaya utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pemasok. Diantarannya ; Material Cost, Freight Cost, Inventory Cost, dan Administrative Cost. Total biaya dapat dijadikan faktor pertimbangan bagi perusahaan jika ingin memilih pemasok. Faktor lainnya yang tak kalah penting adalah kualitas bahan baku yang diterima, demikian juga waktu tunggu yang lebih pendek dan pengiriman tepat waktu dapat memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan layanan yang diberikan kepada para pelanggannya. Jadi pihak manajemen perusahaan harus memperhatikan segmentasi pasar yang dilayani sesuai dengan kriteria pemasok yang dibutuhkan. Kriteria lain yang menjadi penting bagi perusahaan dalam memilih pemasok adalah dampak bagi lingkungan. Banyak perusahaan ramah lingkungan yang melibatkan identifikasi, penilaian, dan pengelolaan aliran limbah lingkungan dan menemukan cara untuk mengurangi dampak yang ditimbulkannya. Pemasok diharapkan untuk sadar lingkungan saat merancang dan menghasilkan layanan ataupun produk mereka. Di masa depan, kriteria ini akan menjadi penting dalam pemilihan pemasok. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati et al. (2013), dalam pemilihan pemasok bagi Lunar Cipta Kreasi, terdapat beberapa kriteria yang dikelompokkan ke dalam cluster diantarannya : 32 Tabel 2.5 Kriteria Penilaian Supplier Lunar Cipta Kreasi No 1 Cluster Biaya Sub Kriteria • Harga • Kesesuaian material dengan spesifikasi 2 Kuantitas • Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten 3 Ketepatan • Waktu pengiriman • Jumlah pengiriman • Garansi dan layanan pengaduan 4 Service • Responsif • Sistem komunikasi • Keprofesionalan pemasok 5 Hubungan Pemasok • Kinerja masa lalu pemasok • Kekuatan keuangan pemasok Sumber: (Kurniawati et al. 2013) Kriteria tersebut didapatkan dari hasil observasi dan juga beberapa tahap penelitian yang dilakukan diantarannya tahap identifikasi kriteria yang digunakan sesuai dengan tujuan perusahaan, kemudian penentuan hubungan antar kriteria yang dilakukan dengan penyebaran kuisioner bagi elemen dalam perusahaan yang terdiri dari karyawan dan juga manager. Selanjutnya terdapat penelitian yang dilakukan oleh Sandy et al. (2013) dalam pemilihan bahan baku kertas pada PT. Magle Panglipur yang meneliti kriteria apa saja yang digunakan PT. Mangle Panglipur dalam penentuan supplier. Hasilnya didapatkan beberapa kriteria dengan sub kriteria sebagai berikut : 33 Tabel 2.6 Kriteria Penilaian Supplier PT. Magle Panglipur No Kriteria Sub Kriteria • Ketebalan kertas 1 Kualitas Kertas • Warna Kertas • Pori-pori kertas • Tingkat harga 2 Harga Kertas • Potongan harga • Cara pembayaran • Kemampuan berkomunikasi 3 Kriteria Pelayanan • Kecepatan tanggap • Kemudahan komunikasi • Intensitas penyampaian informasi 4 Kriteria Pengiriman • Ketersediaan barang • Ketepatan waktu Sumber: (Sandy and Fathurahman 2013) Dari tabel tersebut dapat dilihat jika penentuan kriteria dan sub kriteria lebih didaskan kepada kebutuhan perusahaan. seperti halnya kriteria yang ditentukan PT. Mangle Panglipur dalam kriteria kualitas kertas memasukan tingkat ketebalan kertas, warna kertas, serta pori-pori kertas. Terakhir terdapat penelitian yang dilakukan oleh Pujotomo et al. (2016) dalam pemilihan supplier dan penentuan prioritas supplier untuk bahan baku utama cetak koran pada PT. Mascom Graphy Semarang. Dalam penelitian tersebut digunakan 5 kriteria beserta sub kriteria diantarannya : 34 Tabel 2.7 Kriteria Penilaian Supplier PT. Mascom Graphy Semarang No Kriteria Sub Kriteria • Sertifikat terkait kualitas 1 Quality • Ketepatan Packaging • Ketepatan kualitas 2 Cost • Harga bahan baku • Potongan harga • Lead time 3 Delivery • Flexibility • On time delivery • Procedure Compliance 4 Service • Responsiveness • Communication system • Keringanan waktu pembayaran 5 Green Supplier • Green process • Internal control process Sumber: (Pujotomo, Puspitasari, and Rizkiyani 2016) Dalam proses pengadaannya, perusahaan memasukan kriteria green supplier ke dalam penilaian supplier yang ditentukan. Hal tersebut dikarenakan keterkaitan bahan baku utama yaitu kertas yang diperoleh dari pohon-pohon yang kemudian di proses menjadi kertas kertas yang siap diolah kembali. Dari beberapa kriteria penilaian supplier diatas, ditentukan 4 kriteria penilaian yang disesuaikan dengan pihak perusahaan terkait wawancara yang telah dilakukan. Kriteria tersebut antara lain adalah harga, kualitas, pengiriman, dan fleksibilitas. 35 2.1.3.2 Tahapan Pemilihan Pemasok Dalam proses pengadaan yang dilakukan perusahaan, supplier harus dipilih dan dikelola secara baik. Menurut Heizer, Render, and Munson (2017) terdapat empat tahapan dalam proses pemilihan pemasok diantarannya sebagai berikut : 1. Supplier Evaluation (Evaluasi Pemasok) Dalam kegiatan evaluasi peamsok, tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah menemukan pemasok yang cocok dan menentukan apakah mereka dapat dijadikan rekanan bagi perusahaan. Ketika perusahaan menentukan pemasok jangka panjang, permasalahan seperti kekuatan keuangan pemasok, kualitas, manajemen, penelitian, kemampuan teknis, dan poternsi hubungan jangka panjang menjadi hal yang penting. 2. Supplier Development (Pengembangan Pemasok) Pada tahap ini pembeli memastikan pemasok memenuhi persyaratan kualitas, spesifikasi produk, jadwal pengiriman, serta kebijakan pengadaan. Pengembangan pemasok dapat mencangkup segala sesuatu seperti pelatihan, bantuan teknik produksi, hingga prosedur serta transfer informasi. 3. Negotiations (Negosiasi) Terdapat tiga strategi negosiasi klasik yaitu ; Model harga berbasis biaya, Model harga berbasis pasar, serta penawaran kompetitif. 4. Contracting (Kontrak) Mitra rantai pasokan seringkali menjabarkan ketentuan hubungan dalam kontrak yang telah dibuat. Kontrak dirancang untuk berbagi resiko, manfaat, 36 dan membuat struktur insentif untuk mendorong anggota rantai pasok dalam mengadopsi kebijakan yang optimal untuk seluruh rantai pasokan yang ada. 5. Centralized Purchasing Perusahaan dengan banyak fasilitas harus menentukan item mana yang akan dibeli secara terpusat dan mana yang memungkinkan untuk membeli sendiri. Pembelian disentralisasi yang kurang diawasi akan perdampak buruk bagi perusahaan. 6. E- Procurement E – Procurement dapat mempercepat proses pembelian, mengurangi biaya, serta mengintegrasikan rantai pasokan ke dalam suatu sistem. Dengan penggunaan E – Procurement juga dapat mengatasi permasalahan pencatatan dokumen secara tradisional yang rentan dengan kesalahan. Dan pada saat yang sama juga dapat mengintegrasikan data berbasis pemasok, pengiriman, dan data pembelian. 2.1.4 Analytical Networking Process 2.1.4.1 Pengertian Analytical Networking Process Analytical Networking Process adalah suatu metode yang dapat mempresentasikan tingkat kepentingan dengan mempertimbangkan hubungan antar kriteria atau berbagai alternatif yang tersedia. Metode ANP ini merupakan pengembangan dari mode AHP yang dalam pengerjaannya memiliki kompleksitas dibandingan dengan AHP. Oleh karena itu, metode ANP memiliki kemampuan untuk melengkapi kekurangan dari metode AHP yang tidak dapat memaparkan hubungan antar kriteria atau alternatif yang ada. (Saaty and Vargas 2013) 37 Menurut Yulianti (2013) Analytical Networking Process atau ANP suatu perhitungan yang digunakan seseorang dalam mengambil suatu keputusan dalam setiap faktor yang saling berhubungan dan memiliki feedback secara sistematik. Hidayati (2012) menyatakan jika Analitycal Network Process (ANP) adalah metode pengambilan keputusan yang memperhatikan keterkaitan antara strategi objektif satu dengan lainnya. Keterkaitan dalam metode ANP dibagi menjadi dua yaitu keterkaitan persepektif yang sama dan persefektif yang berbeda Singgih (2006) berpendapat bahwa Analytical Networking Process (ANP) merupakan penyempurnaan dari metode Analytical Hierarcki Process (AHP) yang didalamnya terdapat pertimbangan antar unsur-unsur hirarki serta digunakan dengan melibatkan interaksi beberapa elemen dari tingkat tertinggi hingga terendah. Menurut Kadoić, Ređep, and Divjak (2017) Analytical Networking Process adalah salah satu metode pengambilan keputusan multi kriteria yang mendukung permodelan dependensi dan umpan balik antar elemen dalam suatu jaringan Dari beberapa definisi ANP (Analytical Networking Process) diatas dapat disintesiskan jika ANP merupakan suatu metode pengambilan keputusan terhadap faktor-faktor yang saling berhubungan dengan mempertimbangkan ketergantungan antar elemen didalamnya berdasarkan hasil bobot atau prioritas. 38 2.1.4.2 Aksioma Analytical Networking Process Ascarya (Rusydiana and Devi 2013) menyatakan jika terdapat 3 aksioma yang menjadi landasan teorinya. Hal tersebut diantarannya : 1. Resiprokal Jika aktivitas awal memiliki kepentingan yang memiliki tingkat kepentingan 2 kali lebih besar daripada aktivitas selanjutnya, maka aktivitas tersebut bisa dikatakan besarnya ½ dai aktivitas sebelumnya. 2. Homogenitas Dalam aksioma ini, dinyatakan jika faktor-faktor yang dibandingkan memiliki sedikit persamaan. Jika terdapat perbedaan yang besar tentu akan berdampak pada tingkat kesalahan yang tinggi dalam proses penilaian. Skala yang dimiliki oleh AHP dan ANP memiliki perbedaan dengan skala umumnya yang hanya memiliki rentang nilai 1 sampai 5. Skala yang terdapat pada ANP memiliki rentang yang lebih besar yaitu 1 sampai 9 bahkan lebih. Berikut skala yang digunakan dalam metode ANP : Tabel 2.8 Skala dalam ANP Definisi Intentsitas Semua elemen memiliki tingkat kepentingan yang 1 sama Nilai diantara dua elemen pertimbangan sedikit lebih penting Interpretasi Kepentingan Kedua kriteria memiliki pengaruh serta kepentingan yang sama Penilaian sedikit memihak kepada salah 3 satu kriteria dibandingkan dengan yang lainnya 39 Intentsitas Definisi Kepentingan Elemen yang satu lebih penting dibandingkan 5 dengan elemen lainnya Sangat penting pengaruh 7 atau kepentingannya Mutlak lebih besar pengaruh atau 9 kepentingannya Nilai diantara dua elemen pertimbangan yang 2,4,6,8 berdekatan Interpretasi Penilaian sangat memihak kepada salah satu kriteria dibandingkan yang lainnya Salah satu kriteria sangat berpengaruh dan dominasinya terlihat nyata Salah satu kriteria terbukti mutlak lebih berpengaruh dibandingkan yang lainnya Jika terdapat keraguan diantara kedua penilaian yang berdekatan Jika salah satu kriteria mempunyai nilai lebih besar kriteria dibandingkan lainnya, kriteria lainnya memiliki nilai Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka maka Kebalikan kebalikan dibandingkan dengan bila dibandingkan dengan suatu aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan aktivitas I salah satu kriteria. Sumber: (Saaty and Vargas 2013) 3. Setiap elemen dan komponen yang terdapat pada jaringan kerja, baik berbentuk hierarki maumpun feedback dapat mempresentasikan kondisi sesungguhnya serta hasil yang sesuai dengan harapan. Sedangkan menurut (Saaty and Vargas 2013), terdapat 4 aksioma yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan teknik ANP. Aksioma tersebut diantaranya 40 aksioma resiprokal, aksioma homogenitas, aksioma prioritas, dan aksioma dependence condition yang terdapat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.9 Aksioma dalam ANP menurut L. Saaty dan Vargas No Aksioma Keterangan Terdapat nilai perbandingan yang dinyatakan dalam A dari dua elemen perpasangan X dan Y dan dapat 1 Resiprokal memperlihatkan besaran perbandingan dari elemen tersebut. Jika nilai X 5 kali lebih besar dari pada Y maka nilai Y adalah 1/5. Elemen yang dibandingkan dalam struktur ANP seharusnya tidak memiliki perbedaan yang signifikan, 2 Homogenitas karena hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesalahan dalam penilaian dalam pengambilan keputusan. 3 Prioritas 4 Dependence Condition Pembobotan dengan skala yang telah ditentukan sebagai ukuran dominisi relatif. Susunan elemen yang diintegrasikan ke dalam kriteria pembentuk cluster. Sumber: (Saaty and Vargas 2013) 2.1.4.3 Prinsip-prinsip dasar dalam Analytical Networking Process Menurut Saaty and Vargas (2013), terdapat 3 prinsip dasar dalam AHP dan ANP. Prinsip-prinsip tersebut yaitu dekomposisi, penilaian komparasi, dan komposisi hierarki (sintesis). Beberapa prinsip tersebut dapat dijelaskan dalam penjelasan berikut : 41 1. Dekomposisi. Permasalahan yang dianalisis secara langsung berdasarkan studi lapangan yang dilakukan merupakan suatu permasalahan yang sangat kompleks. Untuk membuat struktrur permasalahan kompleks tersebut perlu di uraikan dalam beberapa faktor serta alternatif yang ada. Menguraikan permasalahan ke dalam kerangka kerja hierarki dapat dinyatakan sebagai pembuatan model perencanaan dengan pendekatan ANP. 2. Penilaian komparasi. Diterapkan agar dapat terlihat perbandingan berpasangan dari beberapa elemen yang terintegrasi dalam satu kerangka kerja. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan antar kriteria dalam komponen yang berbeda atau dalam komponen yang sama. 3. Komposisi hierarki (sintesis). Diterapkan agar terjadinya pengalihan prioritas dari beberapa cluster dengan keseluruhan prioritas yang kemudian dijumlahkan seluruhnya untuk menghasilkan prioritas elemen terendah. 2.1.4.4 Fungsi utama Analytical Networking Process Menurut Ascarya (Rusydiana and Devi 2013) terdapat 3 fungsi utama dalam ANP, yaitu : 1. Struktur Kompleksitas Dalam menghadapi permasalahan yang kompleks dan rumit, penggunaan metode ANP dapat membantu mencari solusi dari permasalahan yang ada dengan menguraikan dan menstruktur suatu permasalahan dengan baik. 2. Penggunaan Skala Rasio Penggunaan skala rasio dibutuhkan untuk memperlihatkan proporsi. Setiap metode dengan susunan hierarki menunjukan prioritas dengan skala rasio 42 untuk elemen diatas level terendah dalam hierarki. Hal tersebut penting dikarenakan prioritas dari elemen pada level manapun ditentukan dengan mengalikan prioritas dengan elemen induknya. ANP dalam perhitungannya menggunakan skala rasio di setiap levelnya. Skala rasio ini menjadi penting saat prioritas ini tidak digunakan untuk pilihan, melainkan untuk hal lainnya seperti pengalokasian sumber daya. 3. Sintesis Kegiatan dalam menyatukan elemen menjadi satu kesatuan. Karena kompleksitas, keputusan penting, prakiraan, ataupun alokasi sumber daya seringkali memaksa manusia untuk menggunakan intuisinya dalam pengambilan keputusan. Fungsi ANP dalam hal ini adalah kemampuannya dalam membantu mencari solusi dengan mengukur faktor-faktor dalam suatu jaringan. 2.1.4.5 Perbedaan ANP dan AHP Perbedaan AHP dan ANP dapat dilihat dari aksioma ketiga yang menjelaskan struktur hierarki yang tidak berlaku dalam ANP. Dalam aksioma tersebut dijelaskan jika penilaian dari beberapa elemen tidak tergantung pada elemen dengan elemen tingkat rendah. Menurut Ascarya (Rusydiana and Devi 2013), terdapat perbedaan yang dapat dilihat dalam tabel berikut : 43 Tabel 2.10 Perbedaan AHP dan ANP NO PERBEDAAN AHP ANP 1 Kerangka Hierarki Jaringan 2 Hubungan Dependensi Dependensi dan Feedback 3 Prediksi Kurang Akurat Lebih Akurat 4 Komparasi Preferensi, Kepentingan Pengaruh Lebih Subjektif Lebih Objektif Matriks, Eigenvector Supermatriks Kurang Stabil Lebih Stabil Sempit/Terbatas Luas 5 6 Hasil Cakupan Sumber: Ascarya (Rusydiana and Devi 2013) Perbedaan pertama dapat dilihat pada kerangka yang dimiliki yaitu Hierarki pada metode AHP dan Jaringan pada metode ANP, hal tersebut membuat ANP dapat mencerminkan suatu permasalahan seperti keadaan yang sesungguhnya. Perbedaan kedua terletak pada hubungan yang dimiliki. Dalam struktur hierarki hanya terdapat dependensi level rendah terhadap level diatasnya. Sedangkan pada struktur jaringan terdapat juga feedback yang memperlihatkan beberapa alternatif dari hubungan antar kriteria yang ada. Perbedaan ketiga feedback yang dihasilkan dari analisis jaringan dapat mengubah prioritas dan menghasilkan keputusan yang lebih akurat. Keempat, dalam melakukan perbandingan, AHP bertanya mengenai faktor mana yang diunggulkan atau penting, sedangkan dalam ANP berbicara mengenai faktor mana yang memiliki pengaruh lebih. Kelima, hasil dari analisis AHP adalah matriks dan eigenvector, sedangkan hasil dari analisis ANP berupa supermatriks dengan skala prioritas yang lebih stabil kerena adanya feedback. 44 Gambar 2.2 Perbandingan Struktur Jaringan Metode ANP dan AHP Sumber: Ascarya (Rusydiana and Devi 2013) Gambar 2.2 menunjukan perbedaan struktur jaringan ANP dan AHP. Dilihat dari struktur jaringan tersebut diketahui jika struktur jaringan ANP dapat memperlihatkan hubungan umpan balik dan dependensi antara elemen-elemen pengambilan keputusan serta perhitungan bobot yang lebih akurat (Kadoić, Ređep, and Divjak 2017). 45 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu Jurnal Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Untuk menangani Dengan perbandingan Dalam penyusunan Penggunaan metode Selection Based permasalahan kuantitatif yang prioritas supplier DS/AHP sebagai on Evidence pemilihan supplier dilakukan sama-sama pembanding dari Theory and menggunakan menggunakan metode DS/ANP. Analytical pendekatan DS/ANP, metode ANP Dan terbukti Network Process didapatkan cara yang dimana penyusunan terdapat berbedaan sederhana dan efektif metode diuraikan dari hasil penelitian dalam memilih mulai dari yang dilakukan pemasok. mengidentifikasi seperti dalam bobot kriteria dan ketidakpastian subkriteria dari gabungan yang supplier yang dalam metode ditentukan hingga DS/AHP berbobot Supplier Penulis dan Tahun (Zhang et al. 2016) Metode ANP Tujuan menentukan ranking 17,48% sedangkan dari tiap supplier dalam metode 46 Jurnal Penulis dan Tahun Metode Tujuan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan DS/ANP berbobot 22,55% Analytical Ruhul Amin (2013) ANP Untuk menemukan Untuk aturan atau Persamaan jurnal Objek dari Networking keputusan terbaik kebijakan yang dengan penelitian penelitian yang Process Berbasis dengan menghitung dilakukan oleh ini adalah keduanya berbeda, jurnal Kriteria Majemuk nilai kriteria dan perusahaan menggunakan tersebut Dalam Pemilihan membandingkannya diperlukan aturan metode ANP dalam menggunakan objek Karyawan Untuk dengan perhitungan yang menjelaskan pengambilan karyawan untuk Promosi Jabatan setiap keputusan yang alasan pemilihan keputusan kepentingan diambil kriteria ideal karyawan untuk promosi jabatan dan feedback dari para karyawan adalah pengukuran kualitas diri. promosi jabatan. 47 Jurnal Penulis dan Tahun Analisa (Puspitasari and Pemilihan Yancadianti 2016) Metode ANP Tujuan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Untuk mengetahui Didapatkan urutan Dalam penyusunan Perbedaan objek tingkat kepentingan rekomendasi supplier prioritas supplier atau bahan baku Supplier Ramah berbagai pihak/ yaitu PT. Sejong sama sama yang diteliti sebagai Lingkungan supplier dengan dengan total score menggunakan faktor utama dalam Dengan Metode mempertimbangkan sebesar 27,132%, PT. metode ANP penentuan supplier Analytical antar kriteria dan sub Sentosa Jaya sebesar Networking kriteria yang ada. 25,291%, PT. Process (ANP) Indomulti Plasindo Pada PT. Kimia sebesar 24,116%, dan Farma Plant PT. Mitra Sentosa Semarang sebesar 23,461% Integrasi Metode (Rinawati, Irfan, and Analytical Handoko 2015) Networking Process (ANP) dan Technique for Others ANP, perusahaan Untuk menentukan Terdapat 3 bahan Persamaan jurnal Penggunaan model Kraljic supplier yang di baku yang berada dengan penelitian Kraljic Portfolio Portfolio prioritaskan PT. pada kuadran critical ini adalah Matrix (KPM) Matrix Nyonya Meneer dari hasil identifikasi penggunaan ANP dalam menentukan (KPM) dan Semarang dalam menggunakan model dalam menentukan tangkat kritis item memenuhi kebutuhan Kraljic Portofolio bobot subkriteria bahan baku dan TOPSIS 48 Jurnal Penulis dan Tahun Metode Tujuan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Preference By bahan baku jahe, Matrix (KPM) yaitu pemilihan supplier metode TOPSIS Similiarity to temulawak, kencur, jahe, temulawak, dan yang telah dalam menentukan Ideal Solution sambiloto, dan kencur. Sedangkan ditentukan prioritas bahan baku (TOPSIS) Dalam pegagan. nilai bobot tertinggi yang memiliki Menentukan dalam penentuan tingkat kritis bahan Prioritas Supplier prioritas supplier baku tertinggi Bahan Baku adalah harga (Studi Kasus PT. penawaran, Nyonya Meneer responsiveness, Semarang) kemampuan dan lain sebagainya. Penerapan (Zahra, Purnomo, and Metode Kuswardhani 2016) ANP Tujuan dari penelitian Diketahui bahwa Dalam penyusunan Perbedaan waktu ini adalah untuk subkriteria yang prioritas supplier dan tempat Analytical mendapatkan kriteria menjadi prioritas sama sama penelitan yang Networking dan sub-kriteria yang dalam proses seleksi menggunakan dilakukan Process (ANP) sebagian besar pemasok adalah metode ANP dalam Rangka berkaitan dengan kenampakan fisik 49 Jurnal Penulis dan Tahun Metode Tujuan Hasil Penelitian Seleksi Pemasok pemilihan pemasok bahan baku yang Daun Tembakau daun tembakau dan merupakan kriteria NA (Studi Kasus juga untuk kualitas bahan baku. Pada Koperasi mendapatkan prioritas Pemasok yang Agrobisnis pemasok daun menjadi prioritas bagi Tarutama tembakau dengan perusahaan adalah Nusantara. menggunakan metode Abdul Wahab dengan Analytic Network nilai 0,059782 Persamaan Perbedaan Process (ANP) An Integrated (Hashemi, Karimi, and Green Supplier Tavana 2015) Dalam penyusunan Menggunakan pelaksanaan penelitian perubahan peringkat proioritas supplier analisis hubungan ini adalah untuk prioritas supplier menggunakan yang ditingkatkan, menangani tergantung kepada metode ANP pemilihan supplier Analytical interdependensi di scenario yang dibuat yang ramah Networking antara kriteria, dan oleh peneliti setelah lingkungan (Green Process and analisis relasional menambahkan dan Supplier) Improved Grey yang telah Selection Approach with ANP and Grey Relational Analysis Tujuan dari Diketahui jika 50 Jurnal Penulis dan Tahun Metode Tujuan Hasil Penelitian Relational dimodifikasi untuk mengurangi supplier Analysis mengatasi yang dibandingkan. Persamaan Perbedaan ketidakpastian yang melekat dalam keputusan pemilihan pemasok. Implementasi (Roshanti 2017) ANP Tujuan dari penelitian Berdasarkan hasil Dalam penyusunan Perbedaan waktu Metode ini adalah untuk penelitian yang telah proioritas supplier dan tempat Analytical menentukan supplier dilakukan sama-sama penelitan yang Network Process utama melalui menggunakanan menggunakan dilakukan. ( ANP ) Pada supermatrix metode ANP, metode ANP. Pemilihan terdapat alternatif Supplier Keripik supplier yang dipilih Tempe untuk bahan baku produk utama tempe yaitu Bido dengan bobot 0,034. 51 Jurnal An Integration of Penulis dan Tahun (Asadabadi 2017) Metode ANP, Tujuan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Tujuan penelitian kinerja motor adalah Dalam Menggunakan yang dilakukan untuk kebutuhan konsumen pengerjaannya metode Markov a Markov Chain, Markov Analytic Network Chain, dan mengembangkan paling penting, dan menggunakan Chain dan Quality Quality metode pemilihan output motor adalah metode ANP untuk Function Function pemasok berbasis parameter produk pemberian bobot Deployment dalam yang paling penting. supplier terbaik penentuan supplier Process, and Quality Function Deployment to Deployment pelanggan. Pemasok Design a terbaik dipilih Jadi, berdasarkan Customer Based berdasarkan prioritas kualifikasi pemasok Supplier perubahan kebutuhan dan perhitungan yang Selection Process pelanggan. relevan, ternyata untuk menjaga kepuasan pelanggan, pemasok D adalah pemasok terbaik bagi perusahaan. terbaiknya 52 Jurnal Penulis dan Tahun Metode An application of (Tavana, Yazdani, and Di ANP and an integrated Caprio 2017) Tujuan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Untuk menentukan posisi pertama, kedua Dalam penentuan Selain pemasok yang dan ketiga ditempati bobot penilaiannya menggunakan ANP–QFD dibutuhkan masing-masing oleh menggunakana metode ANP, dalam framework for berdasarkan kriteria A8, A3 dan A7. metode ANP penelitian ini juga sustainable dan sub kriteria yang Dengan demikian, menggunakan supplier selection telah ditentukan salah satu dari ketiga metode QFD untuk sebelumnya. algoritma yang menentukan digunakan supplier yang tepat menyediakan bagi perusahaan prosedur peringkat yang diteliti. QFD yang andal dan dapat digunakan oleh para manajer. Integration of (Kuo, Hsu, and Chen Fuzzy ANP Penelitian ini Setelah memeriksa Menggunakan Selain fuzzy ANP and 2015) dan Fuzzy bermaksud untuk dengan manajer metode ANP dalam menggunakan TOPSIS mengembangkan perusahaan kasus, ia mengevaluasi metode ANP, kerangka kerja proses setuju dengan hasil kinerja supplier peneltian ini juga fuzzy TOPSIS for evaluating 53 Jurnal Penulis dan Tahun Metode Tujuan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan carbon evaluasi pemasok peringkat yang yang bekerja sama mengunakan performance of untuk pengelolaan disediakan oleh dengan perusahaan metode TOPSIS suppliers karbon dengan metode hybrid. dalam menentukan mengintegrasikan supplier dengan pendekatan fuzzy skor terbaiknya. ANP dan fuzzy TOPSIS. 54 2.3 Kerangka Pemikiran Manajemen operasi merupakan serangkaian aktivitas dalam suatu organisasi/perusahaan dalam mengubah input menjadi output secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk menambah nilai dalam aktivitasnya sehingga tercapainya kepuasan pelanggan. Di dalam manajemen operasi terdapat 10 keputusan strategis yang salah satunya adalah supply chain managemen. Supply Chain Management merupakan suatu metode yang digunakan dalam mengintegrasikan pengelolaan aliran produk, informasi, barang, serta jasa dalam fungsi supply chain yang terintegrasi. Salah satu kegiatan dalam supply chain management adalah pemilihan supplier. Supplier menjadi suatu elemen penting dalam kegiatan supply chain perusahaan. seringkali permasalahan terkait supplier menjadi hal kritis bagi suatu organisasi atau perusahaan. maka dari itu setiap perusahaan diharapkan dapat menjaga hubungan baik terhadap para supplier yang dimilikinya. Karena dengan begitu, kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan lancar. Dalam pemilihan supplier, perusahaan juga tentunya harus bersikap selektif dikarenakan dengan memilih supplier yang tepat, perusahaan akan memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan para pesaingnya. Menurut Stevenson (2018) terdapat 8 faktor utama yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih supplier diantarannya : Kualitas dan jaminan kualitas, Fleksibilitas, Lokasi, Harga, Perubahan produk atau layanan, Reputasi dan stabilitas keuangan, Waktu pengiriman dan pengiriman tepat waktu, serta Pelanggan lain. Namun dalam penelitian ini, faktor yang digunakan untuk menilai kinerja tiap supplier hanya 4 dikarenakan ketersediaan data dan juga penyesuaian dari hasil wawancara yang 55 telah dilakukan. Faktor tersebut diantaranya adalah Harga, Kualitas, Pelayanan, dan Fleksibilitas. Coffee Toffee Siliwangi saat ini telah bekerja sama dengan 3 supplier daging ayam yaitu pak Indra yang berasal dari CV Unggas Mandiri, pak Dani yang berasal dari CV Jaya Ternak, dan Pak Hari yang berasal dari CV Ternak Abadi. Terdapat beberapa permasalahan yang timbul dalam pengadaan bahan baku oleh supplier ini seperti keterlambatan pengiriman, terdapat produk yang masih dibawah standar yang ditetapkan perusahaan, dan juga harga bahan baku yang dinilai cukup tinggi dibandingkan dengan harga pasar yang terdapat pada pasar sekitaran wilayah Kota Bandung. Saat ini pemilihan supplier yang dilakukan oleh perusahaan hanya berdasarkan harga dan juga relasi, belum adanya metode yang digunakan perusahaan menyebabkan pemilihan supplier tersebut belum dikatakan optimal. Dengan penggunaan metode pemilihan tersebut diharapkan dapat memilih supplier yang tepat sesuai dengan kriteria penilaian yang telah dilakukan perusahaan agar sumber daya yang dikeluarkan dalam pemilihan supplier efektif dan efisien. Metode yang digunakan dalam mengevaluasi kinerja supplier bagi Coffee Toffee Siliwangi ini adalah metode ANP (Analytical Networking Process). Metode ANP ini merupakan pengembangan dari mode AHP yang dalam pengerjaannya memiliki kompleksitas dibandingan dengan AHP. Oleh karena itu, metode ANP memiliki kemampuan untuk melengkapi kekurangan dari metode AHP yang tidak dapat memaparkan hubungan antar kriteria atau alternatif yang ada. Setelah selesai melakukan penilaian dengan menggunakan metode ANP, maka akan didapatkan bobot nilai dari masing-masing supplier yang ada 56 berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan dan selanjutnya perusahaan akan memilih supplier terbaik dengan score terbesar. Manajemen Operasi (Heizer and Render, 2014) 10 Keputusan Manajemen Operasi (Heizer, Render, and Chuck, Supply Chain Management (Heizer et al. 2017:44) Pemilihan Supplier (William J. Stevenson, 2018) Harga Kualitas Pengiriman Evaluasi Supplier Metode ANP (Saaty and Vargas, 2013) Supplier Terpilih Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Fleksibilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penggunaan metode deskriptif ini bertujuan untuk memperlihatkan gambaran mengenai sifat, fakta, serta hubungan antar fenomena yang terjadi. Sugiyono (2017:147) mendefinisikan metode deskriptif sebagai suatu metode analisis data dengan deskripsi atau gambaran data yang terkumpul sesuai dengan keadaan sebenarnya tanpa membuat suatu kesimpulan yang bersifat menggeneralisasikan. 3.2 Operasionalisasi Variabel Variable penelitian ini merupakan kriteria-kriteria yang dibutuhkan dalam pemilihan supplier, berikut penjabaran dari operasionalisasi variabel dapat dilihat pada Tabel : Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Indikator Supplier Skala • Tingkat harga bahan baku Kriteria Pemilihan Ukuran Harga • Potongan harga • Fluktuasi harga 57 Ordinal 58 Variabel Indikator Kualitas Pengiriman Ukuran • Tingkat kandungan lemak • Tingkat kesegaran daging • Ketepatan waktu pengiriman • Ketepatan kuantitas pengiriman Skala Ordinal Ordinal • Fleksibel dalam perubahan Fleksibilitas jadwal pemesanan • Fleksibel dalam melakukan Ordinal pemesanan kembali Sumber: Hasil Pengolahan Data 3.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian yang akan dilakukan menggunakan dua jenis data yaitu data primer (data langsung hasil pengamatan terhadap objek penelitian) dan data sekunder (data yang sudah tersedia sebelum dilakukan penelitian). Jenis data yang diperlukan untuk mengetahui metode yang digunakan Coffee Toffee Siliwangi saat ini adalah data primer. Adapun teknik pengumpulan data yang dibutuhkan untuk mengetahui metode yang digunakan saat ini sebagai berikut : a. Wawancara, dilakukan dengan Manajer Operasional Coffee Toffee Kota Bandung sebagai teknik pengumpulan informasi mengenai metode yang digunakan Coffee Toffee dalam menentukan supplier daging ayam. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa saat ini Coffee Toffee Siliwangi 59 belum memiliki metode yang digunakan dalam memilih supplier yang tepat untuk kegiatan bisnisnya. Selain itu, dalam mencari informasi seputar kriteria apa saja yang digunakan untuk menentukan kriteria yang dibutuhkan Coffee Toffee Siliwangi dalam pemilihan supplier. Diperlukan juga data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain : a. Wawancara, kegiatan wawancara dilakukan dengan Manajer Operasional dan juga Karyawan bagian dapur di Coffee Toffee Siliwangi. Sebelum dilakukannya wawancara, penulis telah menyusun beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pemilihan kriteria yang digunakan dalam memilih supplier daging ayam. b. Observasi, dilakukan dengan mengamati objek yang akan diteliti. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung kepada perusahaan untuk mengumpulkan data atau dokumen tentang objek yang diteliti. Dokumen tersebut termasuk ke dalam jenis data sekunder. Data yang dikumpulkan diantaranya adalah data pemesanan daging ayam periode April – September 2019, data produk daging ayam yang masih dibawah standar perusahaan, serta data fluktuasi harga daging ayam yang ditetapkan tiap supplier. Untuk menerapkan metode Analytical Networking Process pada Coffee Toffee Siliwangi terkait pemilihan supplier daging ayam dibutuhkan data primer 60 dan juga data sekunder. Adapun teknik dalam pengumpulan datanya sebagai berikut: a. Observasi, dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di perusahaan dalam kegiatan supply chain dan berkaitan dengan para supplier. b. Wawancara, dilakukan untuk menentukan kriteria yang akan digunakan dalam pelaksanaan analisis pemilihan supplier daging ayam menggunakan metode Analytical Networking Process. c. Kuisioner, penyebaran kuisioner dilakukan kepada Manajer Operasional Coffee Toffee Siliwangi dan juga karyawan yang bertanggung jawab di dalam dapur. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penilaian terhadap para supplier yang telah bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan bahan baku daging ayam serta sebagai sumber data yang akan diolah menggunakan metode Analytical Networking Process. 3.4 Rancangan Analisis Data 3.4.1 Langkah-langkah menentukan kriteria pemilihan supplier Langkah-langkah dalam menentukan kriteria pemilihan supplier yang tepat bagi perusahaan diantarannya : 1. Identifikasi pihak pengambil keputusan dalam pemilihan supplier yaitu pihak Manajer Operasional Coffee Toffee Siliwangi dimana Manajer tersebut mengetahui karakteristik dari supplier yang telah melakukan 61 kerja sama dan kriteria apa saja yang mempengaruhi dalam pemilihan supplier daging ayam tersebut. 2. Dilanjutkan dengan melakukan analisis kriteria yang telah ditentukan untuk mengetahui sub kriteria apa saja yang nantinya digunakan dalam penilaian supplier bagi Coffee Toffee Siliwangi. 3.4.2 Langkah Langkah Perhitungan ANP Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan perhitungan menggunakan metode ANP : 1. Kontruksi model dan penataan permasalahan. Permasalahan harus didefinisikan dengan jelas dan diuraikan menjadi beberapa jaringan. Permasalahan tersebut bisa didapatkan melalui observasi secara langsung kepada pihak perusahaan terkait faktor apa saja yang mempengaruhi dalam pemilihan supplier. 2. Pembuatan matriks perbandingan berpasangan dan faktor prioritas. Sejenis dengan AHP, pasangan elemen keputusan di setiap cluster dibandingkan satu persatu dalam hal kepentingan mereka terhadap kriteria kontrol yang ada. Selain itu, interdependensi antar elemen cluster (sub-kriteria) juga diperiksa dimana dampak dari setiap elemen terhadap elemen lain dapat dilihat dari eigen vector. 62 Gambar 3.1 Kerangka Permasalahan dalam Jaringan ANP 3. Menghitung consistency ratio untuk mengetahui tingkat konsistensi penilaian yang dilakukan. Indeks konsistensi suatu matrix dapat dihitung dengan rumus : 𝐶𝐼 = 𝜆𝑚𝑎𝑥 − 𝑛 (𝑛 − 1) Keterangan : 𝜆𝑚𝑎𝑥 = Eigenvalue terbesar dari matriks pairwise comparasion n = Jumlah item yang dibandingkan. Consistency ratio diperoleh dari perbandingan consistency index dengan nilai dari bilangan indeks konsistensi secara acak (random consistency index/ RI). Rumus perhitungannya sebagai berikut : 𝐶𝑅 = 𝐶𝐼 𝑅𝐼 63 Keterangan : CR = Rasio konsistensi RI = Indeks random Nilai RI yang digunakan merupakan nilai yang dikeluarkan oleh Wharton, dimana nilai tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Nilai RI Jumlah n 1,2,3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai RI 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 Suatu matrix comparasion dapat dikatakan konsisten apabila nilai CR tidak lebih dari 10% atau 0.1. Apabila nilai CR semakin mendekati 0 maka semaikin baik dan menunjukan hasil yang konsisten. 4. Setelah melakukan perbandingan berpasangan, selanjutnya pembuatan supermatrix yang dihitung dalam 3 langkah yaitu : a) Unweighted Supermatrix, b) Weighted Supermatrix, dan c) Limit Matrix. Unweighted Supermatrix dibuat secara langsung dari semua prioritas yang berasal dari perbandingan berpasangan antar elemen yang saling mempengaruhi. Weighted Supermatrix dibuat dengan mengalikan nilai dari supermatrix tanpa bobot dengan bobot cluster terkait. dan Limit 64 Matrix dibuat dengan memangkatkan supermatrix berbobot hingga stabil. Stabilitas dicapai dicapai ketika semua kolom dalam supermatrix yang sesuai untuk setiap node memiliki nilai yang sama. 5. Pemilihan alternatif terbaik, setelah memperoleh bobot dari tiap elemen dalam limit matrix, langkah berikutnya adalah menghitung nilai-nilai elemen tersebut sesuai dengan model yang telah dibuat. Alternatif dengan prioritas keseluruhan tertinggi adalah alternatif terbaik 3.4.3 Langkah-langkah setelah perhitungan ANP Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan perhitungan dengan menggunakan metode ANP yaitu : 1. Mendapatkan kriteria dan alternatif supplier Hasil perhitungan menggunakan metode ANP adalah urutan kriteriakriteria yang diperlukan Coffee Toffee Siliwangi dalam menentukan supplier. Selain itu, didapatkan juga bobot tiap supplier dimana bobot tertinggi akan menjadi prioritas utama dalam pemilihan supplier yang nantinya digunakan oleh Coffee Toffee Siliwangi. 2. Membandingkan dengan kondisi Coffee Toffee Siliwangi saat ini Setelah mendapatkan alternatif kriteria dan supplier terbaik, selanjutnya dilakukan perbandingan hasil perhitungan menggunakan metode ANP dengan metode yang digunakan Coffee Toffee Siliwangi saat ini. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah Coffee Toffee Siliwangi sudah tepat dalam memilih supplier. 3. Membuat rekomendasi supplier 65 Langkah terakhir adalah membuat rekomendasi pemilihan supplier berdasarkan perhitungan menggunakan metode ANP, dimana kegiatan tersebut dilakukan dengan mengurutkan bobot dari tiap supplier dan memilih bobot tertinggi sebagai prioritas utama. Sehingga diharapkan proses bisnis perusahaan dalam hal ini pengadaan bahan baku dari para supplier eksternal dapat berjalan dengan baik. Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Studi Literatur Penelitian Lapangan Pengumpulan Data Data Primer (Kriteria Pemasok) Dara Sekunder (Kondisi Saat Ini) Penggunaan Metode ANP Kriteria Utama dan Alternatif Supplier Studi Perbandingan dengan kondisi saat ini Membuat Rekomendasi Pemilihan Supplier Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian 66 Penjelasan : • Perumusan Masalah Dalam melakukan penelitian ini, langkah awal yang dilakukan yaitu dengan merumuskan suatu permasalahan berdasarkan data-data yang tersedia di perusahaan terkait dalam hal ini adalah Coffee Toffee Siliwangi, • Menentukan Tujuan Penelitian Setelah menentukan suatu permasalahan yang akan diteliti, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan tujuan penelitian, tujuan penelitian yang dilakukan pada Coffee Toffe Siliwangi yaitu untuk mengetahui metode yang digunakan saat ini dalam pemilihan supplier, mengetahui kriteria apa saja yang digunakan dalam penentuan supplier, dan juga mengetahui hasil penerapan metode Analytical Networking Process dalam penentuan supplier daging ayam terbaik bagi Coffee Toffee Siliwangi. • Studi lapangan dan Studi Literatur Kegiatan selanjutnya adalah melakukan studi lapangan untuk memperoleh data pendukung terkait penelitian yang dilakukan serta studi literatur sebagai acuan serta informasi dalam pelaksanaan penelitian. Dari studi lapangan dan studi literatur tersebut akan diperoleh data primer dan data sekunder. • Penggunaan Metode ANP Setelah diperoleh, kemudian data tersebut diolah menggunakan metode Analytical Networking Process dengan langkah-langkah yang sudah ditentukan dan dipahami sebelumnya. Hasil dari pengolahan data tersebut akan menentukan kriteria utama supplier terpilih untuk bahan baku daging ayam pada Coffee Toffee Siliwangi 67 • Studi Perbandingan dan Rekomendasi Terakhir, setelah diketahui kriteria utama dan supplier terbaik dalam pemenuhan bahan baku daging ayam, selanjutnya dilakukan studi perbandingan apakah penggunaan metode Analytical Networking Process membantu perusahaan dalam menentukan supplier yang tepat atau tidak diperlukan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Objek Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan Coffee Toffee merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri makanan dan minuman di Indonesia. Sebagai perusahaan lokal yang mendukung perekonomian nasional, Coffee Toffee selalu mengutamakan penggunaan bahan baku yang berasal dari dalam negeri. Dalam pemilihan bahan baku kopinya, Coffee Toffee hanya menggunakan biji kopi terbaik Indonesia, dengan campuran antara Java-Mocha dan Biji kopi Toraja-Kolasi yang terkenal akan kekuatan rasa dan aromanya. Terdapat Visi serta Misi yang dimiliki oleh PT. Coffee Toffee Indonesia, diantarannya : • Visi Menjadikan dream coffee cafe sebagai coffee brand life style terdepan di Indonesia dan sebagai wadah untuk meraih mimpi. • Misi 1. Menyediakan coffee yang berkualitas 2. Menyediakan tempat yang nyaman untuk berkumpul dan bersantai 3. Menempatkan pelanggan sebagai prioritas. 4. Memberikan pelayanan yang prima dan unggul dalam penyajian 5. Memotivasi karyawan dalam meraih mimpi 68 69 Salah satu cabang yang tersebar di wilayah pulau Jawa, khususnya Jawa Barat adalah Coffee Toffe yang terdapat di daerah Siliwangi, Kota Bandung. Café yang baru diresmikan pada tanggal 11 Juli 2018 ini berfokus pada pangsa pasar para pelajar dan mahasiswa. Hal itu terlihat dari letak tempat yang dekat dengan beberapa kampus seperti UNPAR, ITB, dan sebagainya serta layout yang di desain agar para pelajar dan mahsiswa merasa nyaman untuk berkumpul, berdiskusi, dan juga mengerjakan berbagai tugas. Dikarenakan usia café yang masih berumur satu tahun, tentunya perusahaan masih memiliki beberapa permasalahan terkait dengan kegiatan bisnisnya. Salah satu permasalahan tersebut adalah sulitnya menentukan supplier terbaik dalam memenuhi bahan baku yang dibutuhkan perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Saat ini, dalam proses pemilihan supplier, perusahaan masih mengutamakan faktor kepercayaan (relasi) dan harga saja tanpa memperhatikan faktor-faktor lainya. Coffee Toffee Siliwangi telah bekerja sama dengan 3 supplier daging ayam di tahun 2019 ini. Ketiga supplier tersebut diantarannya pak Indra yang berasal dari CV. Unggas Mandiri, pak Dani yang berasal dari CV. Jaya Ternak, dan pak Hari yang berasal dari CV. Ternak Abadi. Dalam pemenuhan bahan bakunya, Coffee Toffee Siliwangi hanya menggunakan 1 supplier saja. Pergantian supplier sendiri terjadi dikarenakan perusahaan masih mencari supplier yang tepat dalam pemenuhan bahan baku daging ayamnya. 70 4.1.2 Supply Chain Daging Ayam Kegiatan Supply Chain dalam perusahaan ini menyangkut proses pengadaan bahan baku, pengolahan menjadi produk setengah jadi dan barang jadi, dan selanjutnya di distribusikan kepada konsumen akhir. Coffee Toffee Siliwangi dalam proses pengadaan bahan baku daging ayamnya memiliki pola supply chain sebagai berikut : Value Delivery CV. Unggas Mandiri Supplier CV. Jaya Ternak Penjualan Coffee Toffee Siliwangi Konsumen Akhir CV. Ternak Abadi Demand For Customer Gambar 4.1 Alur Supply Chain Produk Daging Ayam Berdasarkan gambar 4.1 mengenai alur supply chain daging ayam di perusahaan, dapat diberi penjelasan sebagai berikut : • Inbound Logistic Suatu proses kegiatan pengadaan bahan baku sebagai input dalam proses produksi. Dalam Inbound Logistic terdapat beberapa kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan, penyetoran, serta pendistribusian produk. 71 Dalam alur supply chain produk daging ayam yang terdapat pada Coffee Toffee Siliwangi ini menyangkut kegiatan pengadaan bahan baku daging ayam dari CV. Unggas Mandiri, CV. Jaya Ternak, dan juga CV. Ternak Abadi. Proses pengadaan ini diawali dengan pemesanan yang dilakukan oleh Manajer Operasional perusahaan kepada pihak supplier dengan beberapa informasi seputar harga serta kualitas yang dimiliki. • Operation Merupakan suatu proses pengolahan input yang dimiliki menjadi output. Dalam alur supply chain ini pihak Coffee Toffee Siliwangi mengolah bahan baku daging ayam menjadi makanan yang siap untuk dinikmati oleh konsumen akhir. Produk olahan makanan tersebut diantarannya adalah Chicken Rice Bowl, Chicken Quesadillas, Chicken Cordon Bleu, Chicken Schnitzel, dan lain sebagainya. • Outbound Logistic Proses pendistribusian produk kepada konsumen akhir atau proses penjualan produk yang siap dipasarkan kepada konsumen akhir. Dalam hal ini Coffee Toffee Siliwangi menjual produk olahan daging ayam tersebut langsung kepada konsumen akhir. 4.2 Kriteria Pemilihan Supplier Coffee Toffee Siliwangi sendiri memiliki beberapa kriteria yang digunakan dalam melakukan pemilihan supplier daging ayam untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh 72 Manajer Operasional Coffee Toffee Siliwangi, diperoleh beberapa kriteria penentuan supplier daging ayam sebagai berikut : 1. Harga Pihak Coffee Toffee Siliwangi menginginkan supplier yang menawarkan harga dari bahan baku beserta biaya pengirimannya masih dalam harga yang wajar atau sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. 2. Kualitas Coffee Toffee Siliwangi menginginkan supplier yang mampu menyediakan bahan baku sesuai dengan kualitas yang ditetapkan oleh pihak perusahaan seperti kesegaran produk yang masih terjaga dan juga tingkat kandungan lemak rendah dari daging yang dipesan. 3. Pengiriman Pihak Coffee Toffee Siliwangi Menginginkan supplier yang mampu melakukan pengiriman produk sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu. 4. Fleksibilitas Coffee Toffee Siliwangi menginginkan kemudahan perusahaan dalam melakukan perubahan jadwal pemesanan dan juga kemudahan dalam melakukan pemesanan kembali. 4.2.1 Kinerja Supplier Saat Ini Saat ini, kinerja dari ketiga supplier CV Unggas Mandiri, CV Jaya Ternak, dan juga CV Ternak Abadi yang telah bekerja sama dengan Coffee Toffee Siliwangi 73 selama periode April – September 2019 dinilai belum cukup optimal dalam upaya pengadaan bahan baku daging ayam terutama dalam kriteria pengiriman dan kualitas. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.1 dan juga tabel 1.2 yaitu tabel laporan pemesanan daging ayam periode April – September 2019 dan juga tabel jumlah produk dibawah standar yang telah ditetapkan oleh pihak Coffee Toffee Siliwangi. Dari data tersebut diketahui masih terdapat permasalahan yang seringkali muncul dan dapat mempengaruhi proses bisnis dari Coffee Toffee Siliwangi itu sendiri, dalam hal ini dampak yang ditimbulkan adalah resiko penurunan laba karena kurangnya kemampuan perusahaan memenuhi permintaan konsumen. Berikut adalah urutan supplier daging ayam terbaik menurut Manajer Operasional Coffee Toffee Siliwangi periode 2019 : 1. CV Ternak Abadi 2. CV Unggas Mandiri 3. CV Jaya Ternak 4.2.2 Metode Pemilihan Supplier Saat Ini Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh Manajer Operasional Coffee Toffee Siliwangi, saat ini perusahaan memilih supplier berdasarkan tingkat harga yang ditetapkan oleh tiap supplier dan juga kualitas bahan baku yang dimiliki. hal tersebut akan mengarah pada pentingnya melakukan evaluasi kinerja supplier. Dari kriteria harga dan juga kualitas saja dinilai belum mampu merepresentasikan kinerja dan kapabilitas dari supplier dalam upaya memenuhi bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan. Selain itu, tidak adanya perjanjian kontrak juga membuat masih adanya beberapa kesalahan yang dilakukan 74 oleh tiap supplier dalam pemenuhan bahan baku daging ayam kepada pihak perusahaan. 4.3 Penerapan metode ANP dalam Pemilihan Supplier Daging Ayam pada Coffee Toffee Siliwangi Pada metode Analytical Networking Process harus ditetapkan terlebih dahulu tujuan dari dilakukannya penelitian tersebut yang dipengaruhi beberapa kriteria-kriteria penilaian yang ditetapkan agar didapatkan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada dengan membuat kontruksi permasalahan kedalam bentuk jaringan ANP. 4.3.1 Menyusun Kontruksi Permasalahan dalam Jaringan ANP Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh pihak pengambil keputusan dalam perusahaan mengenai kriteria dan subkriteria penentu, maka jaringan ANP nya dapat dibuat sebagai berikut : Gambar 4.2 Model Jaringan Permasalahan ANP 75 4.3.2 Pembobotan Dengan Pendekatan ANP Pembobotan dilakukan berdasarkan jaringan unsur penilaian menggunakana metode Analytical Networking Process (ANP) untuk masingmasing kriteria, subkriteria, dan supplier yang telah didapatkan. Pembobotan ini dilakukan untuk mengetahui besar skor yang dimiliki oleh masing-masing unsur penilaian. Langkah pertama dalam pembobotan adalah dengan membuat kuisioner penilaian yang diisi oleh pihak pengambil keputusan (Manajer Operasional). Setelah seluruh kuisioner penilaian diisi oleh pihak pengambil keputusan, kemudian pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode ANP. 4.3.3 Pengolahan Data Setelah didapatkan data para supplier serta data kriteria dan subkriteria, urutan pengolahan data yang terdapat dalam metode Analytical Networking Process (ANP) adalah sebagai berikut : 4.3.3.1 Data Kuisioner Responden Dari data kuisioner yang diberikan kepada pihak pengambil keputusan ini merupakan data mentah yang selanjutnya diolah untuk mengetahui rata-rata geometriknya. Data ini berisikan hasil penilaian dari pihak pengambil keputusan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihan di dalam lampiran. 4.3.3.2 Uji Konsistensi Uji konsistensi merupakan perhitungan dari CR (Consistency Ratio) untuk mengetahui data yang telah diambil konsisten atau tidak. Suatu perhitungan dapat dikatakan konsisten jika nilai CR < 10% atau CR < 0.1. Berikut adalah hasil 76 perhitungan uji konsistensi untuk masing-masing penilaian alternatif terhadap kriteria. Berikut adalah hasil data yang telah diolah : Tabel 4.1 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri Terhadap Kriteria Harga Tingkat Fluktuasi Harga Potongan Harga Harga Fluktuasi Harga 1 1 1 Potongan Harga 1 1 0.5 Tingkat Harga 1 2 1 Jumlah 3 4 2.5 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 3 1 4 1 ) 2.5 ( )+( )+( Eigen vector baris pertama = 3 1 3 1 4 0.5 ) 2.5 ( )+( )+( Eigen vector baris kedua = 3 1 3 2 4 1 ) 2.5 ( )+( )+( Eigen vector baris ketiga = Λmax = 3.06 CI = CR = 3 3.06−3 3−1 0.03 0.58 = 0.33 = 0.26 = 0.41 = 0.03 = 0.0517 Dari tabel 4.1 dapat dilihat perbandingan nilai subkriteria harga terhadap alternatif CV. Unggas Mandiri. Setelah mengetahui jumlah dari setiap kolom penilaian dalam perbandingan berpasangan, dapat dihitung nilai eigenvector dari 77 setiap baris yang kemudian digunakan untuk menghitung Λmax yang dikalikan dengan jumlah tiap kolom yang ada. Setelah nilai Λmax didapatkan maka didapatkan nilai CI 0.03 dan CR 0.0517 yang menandakan perhitungan yang dilakukan dapat dikatakan konsisten karena nilai CR < 0.1. Hal tersebut juga berlaku sama terhadap semua penilaian perbandingan subkriteria lainnya. Tabel 4.2 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri Terhadap Kriteria Kualitas Kandungan Kesegaran Lemak Daging Kandungan Lemak 1 2 Kesegaran Daging 0.5 1 1.5 3 Jumlah (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : ( Eigen vector baris pertama = 1 2 )+( ) 1.5 3 2 ( 0.5 1 )+( ) 1.5 3 Eigen vector baris kedua = Λmax =2 CI = CR = 2 2−2 2−1 0 0.58 = 0.67 = 0.33 =0 = 0 Dari perhitungan diatas dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian yang dilakukan dapat dikatakan konsisten. 78 Tabel 4.3 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri Terhadap Kriteria Pengiriman Ketepatan Ketepatan Kuantitas Waktu Ketepatan Kuantitas 1 0.5 Ketepatan Waktu 2 1 3 1.5 Jumlah (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 3 ( )+( Eigen vector baris pertama = 0.5 ) 1.5 2 2 3 ( )+( Eigen vector baris kedua = Λmax =2 CI = CR = 1 ) 1.5 2 2−2 2−1 0 0.58 = 0.33 = 0.67 =0 = 0 Dari perhitungan pada tabel 4.3 dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian yang dilakukan dapat dikatakan konsisten. 79 Tabel 4.4 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri Terhadap Kriteria Fleksibilitas Kemudahan Perubahan Reorder Jadwal Kemudahan Reorder 1 0.5 Perubahan Jadwal 2 1 3 1.5 Jumlah (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 3 ( )+( Eigen vector baris pertama = 0.5 ) 1.5 2 2 3 ( )+( Eigen vector baris kedua = Λmax =2 CI = CR = 1 ) 1.5 2 2−2 2−1 0 0.58 = 0.33 = 0.67 =0 = 0 Dari perhitungan pada tabel 4.4 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten 80 Tabel 4.5 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Jaya Ternak Terhadap Kriteria Harga Tingkat Fluktuasi Harga Potongan Harga Harga Fluktuasi Harga 1 0.5 1 Potongan Harga 2 1 2 Tingkat Harga 1 0.5 1 Jumlah 4 2 4 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 4 ( )+( Eigen vector baris pertama = 0.5 1 )+( ) 2 4 3 2 4 1 2 2 4 ( )+( )+( ) Eigen vector baris kedua = 3 1 4 ( )+( Eigen vector baris ketiga = Λmax =3 CI = CR = 3−3 3−1 0 0.58 = 0.50 0.5 1 )+( ) 2 4 3 = 0.25 = 0.25 =0 = 0 Dari perhitungan pada tabel 4.5 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. 81 Tabel 4.6 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Jaya Ternak Terhadap Kriteria Kualitas Kandungan Kesegaran Lemak Daging Kandungan Lemak 1 0.33 Kesegaran Daging 3 1 Jumlah 4.00 1.33 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 4 ( )+( Eigen vector baris pertama = 0.33 ) 1.33 2 3 4 ( )+( Eigen vector baris kedua = Λmax =2 CI = CR = 1 ) 1.33 2 2−2 2−1 0 0.58 = 0.25 = 0.75 =0 = 0 Dari perhitungan pada tabel 4.6 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. Tabel 4.7 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Jaya Ternak Terhadap Kriteria Pengiriman Ketepatan Ketepatan Kuantitas Waktu Ketepatan Kuantitas 1 1 Ketepatan Waktu 1 1 Jumlah 2 2 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) 82 Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 2 1 2 ( )+( ) Eigen vector baris pertama = 2 1 2 1 2 ( )+( ) Eigen vector baris kedua = Λmax =2 CI = CR = 2 2−2 2−1 0 0.58 = 0.5 = 0.5 =0 = 0 Dari perhitungan pada tabel 4.7 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. Tabel 4.8 Tabel Perbandingan Berpasangan CV Jaya Ternak Terhadap Kriteria Fleksibilitas Kemudahan Perubahan Reorder Jadwal Kemudahan Reorder 1 2 Perubahan Jadwal 0.5 1 Jumlah 1.5 3 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : ( Eigen vector baris pertama = 1 2 )+( ) 1.5 3 2 = 0.67 83 ( 0.5 1 )+( ) 1.5 3 Eigen vector baris kedua = Λmax =2 CI = CR = 2 2−2 2−1 0 0.58 = 0.33 =0 = 0 Dari perhitungan pada tabel 4.8 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten Tabel 4.9 Tabel Perbandingan Berpasangan CV Ternak Abadi Terhadap Kriteria Harga Tingkat Fluktuasi Harga Potongan Harga Harga Fluktuasi Harga 1 0.33 0.33 Potongan Harga 3 1 2 Tingkat Harga 3 0.5 1 Jumlah 7.00 1.83 3.33 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 7 ( )+( Eigen vector baris pertama = 3 3 7 ( )+( Eigen vector baris kedua = 0.33 0.33 )+( ) 1.83 3.33 1 2 )+( ) 1.83 3.33 3 3 7 ( )+( 0.5 1 )+( ) 1.83 3.33 Eigen vector baris ketiga = Λmax = 3.06537 3 = 0.142 = 0.525 = 0.334 84 CI = CR = 3.06537−3 3−1 0.032685 0.58 = 0.032685 = 0.05635 Dari perhitungan pada tabel 4.9 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten Tabel 4.10 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Ternak Abadi Terhadap Kriteria Kualitas Kandungan Kesegaran Lemak Daging Kandungan Lemak 1 1 Kesegaran Daging 1 1 2 2 Jumlah (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 2 1 2 ( )+( ) Eigen vector baris pertama = 2 1 2 1 2 ( )+( ) Eigen vector baris kedua = Λmax =2 CI = CR = 2 2−2 2−1 0 0.58 = 0.5 = 0.5 =0 = 0 85 Dari perhitungan pada tabel 4.10 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Ternak Abadi Terhadap Kriteria Pengiriman Ketepatan Ketepatan Kuantitas Waktu Ketepatan Kuantitas 1 0.5 Ketepatan Waktu 2 1 3 1.5 Jumlah (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 3 ( )+( Eigen vector baris pertama = 0.5 ) 1.5 2 2 3 ( )+( Eigen vector baris kedua = Λmax =2 CI = CR = 1 ) 1.5 2 2−2 2−1 0 0.58 = 0.33 = 0.67 =0 = 0 Dari perhitungan pada tabel 4.11 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. 86 Tabel 4.12 Tabel Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Ternak Abadi Terhadap Kriteria Fleksibilitas Kemudahan Perubahan Reorder Jadwal Kemudahan Reorder 1 1 Perubahan Jadwal 1 1 2 2 Jumlah (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 2 1 2 ( )+( ) Eigen vector baris pertama = 2 1 2 1 2 ( )+( ) Eigen vector baris kedua = Λmax =2 CI = CR = 2 2−2 2−1 0 0.58 = 0.5 = 0.5 =0 = 0 Dari perhitungan pada tabel 4.12 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. 87 Setelah pengujian konsistensi penilaian alternatif terhadap kriteria, selanjutnya dilakukan uji konsistensi perbandingan subkriteria terhadap alternatif yang tersedia. Berikut adalah hasil pengolahan data yang dilakukan : Tabel 4.13 Tabel Perbandingan Subkriteria Tingkat Harga Terhadap Alternatif CV Jaya CV Ternak CV Unggas Ternak Abadi Mandiri CV Jaya Ternak 1 0.5 1 CV Ternak Abadi 2 1 3 CV Unggas Mandiri 1 0.33 1 Jumlah 4 1.83 5 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 4 ( )+( Eigen vector baris pertama = 3 2 4 ( )+( Eigen vector baris kedua = 0.5 1 )+( ) 1.83 5 1 3 )+( ) 1.83 5 3 1 4 ( )+( Eigen vector baris ketiga = Λmax = 3.02 CI = CR = 0.33 1 )+( ) 1.83 5 3 3.02−3 3−1 0.01 0.58 = 0.2409 = 0.5485 = 0.2106 = 0.01 = 0.01724 Dari perhitungan pada tabel 4.13 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. 88 Tabel 4.14 Tabel Perbandingan Subkriteria Potongan Harga Terhadap Alternatif CV Jaya CV Ternak CV Unggas Ternak Abadi Mandiri CV Jaya Ternak 1 1 1 CV Ternak Abadi 1 1 2 CV Unggas Mandiri 1 0.5 1 Jumlah 3 2.5 4 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 3 ( )+( Eigen vector baris pertama = 3 1 3 ( )+( Eigen vector baris kedua = 1 1 )+( ) 2.5 4 1 2 )+( ) 2.5 4 3 1 3 ( )+( Eigen vector baris ketiga = Λmax = 3.06 CI = CR = 0.5 1 )+( ) 2.5 4 3 3.06−3 3−1 0.03 0.58 = 0.3278 = 0.4111 = 0.2611 = 0.03 = 0.05172 Dari perhitungan pada tabel 4.14 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. 89 Tabel 4.15 Tabel Perbandingan Subkriteria Fluktuasi Harga Terhadap Alternatif CV Jaya CV Ternak CV Unggas Ternak Abadi Mandiri CV Jaya Ternak 1 1 1 CV Ternak Abadi 1 1 1 CV Unggas Mandiri 1 1 1 Jumlah 3 3 3 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 3 1 3 1 3 ( )+( )+( ) Eigen vector baris pertama = 3 1 3 1 3 1 3 ( )+( )+( ) Eigen vector baris kedua = 3 1 3 1 3 1 3 ( )+( )+( ) Eigen vector baris ketiga = Λmax =3 CI = CR = 3 3.0−3 3−1 0 0.58 = 0.3333 = 0.3333 = 0.3333 =0 = 0 Dari perhitungan pada tabel 4.15 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. 90 Tabel 4.16 Tabel Perbandingan Subkriteria Kandungan Lemak Terhadap Alternatif CV Jaya CV Ternak CV Unggas Ternak Abadi Mandiri CV Jaya Ternak 1 0.5 2 CV Ternak Abadi 2 1 2 CV Unggas Mandiri 0.5 0.5 1 Jumlah 3.5 2 5 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : ( Eigen vector baris pertama = 3 ( Eigen vector baris kedua 1 0.5 2 )+( )+( ) 3.5 2 5 = 2 1 2 )+( )+( ) 3.5 2 5 3 ( = 0.4905 0.5 0.5 1 )+( )+( ) 3.5 2 5 Eigen vector baris ketiga = Λmax = 3.06 CI = CR = 3 3.06−3 3−1 0.03 0.58 = 0.3119 = 0.1976 = 0.03 = 0.05172 Dari perhitungan pada tabel 4.16 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. 91 Tabel 4.17 Tabel Perbandingan Subkriteria Kesegaran Daging Terhadap Alternatif CV Jaya CV Ternak CV Unggas Ternak Abadi Mandiri CV Jaya Ternak 1 0.33 0.5 CV Ternak Abadi 3 1 2 CV Unggas Mandiri 2 0.5 1 Jumlah 6 1.83 3.5 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 6 ( )+( Eigen vector baris pertama = 3 2 6 ( )+( Eigen vector baris kedua 0.5 2 )+( ) 1.83 3.5 = 1 2 )+( ) 1.83 3.5 3 ( = 0.1638 = 0.5390 0.5 0.5 1 )+( )+( ) 6 1.83 3.5 Eigen vector baris ketiga = Λmax = 3.01 CI = CR = 3 3.01−3 3−1 0.005 0.58 = 0.2973 = 0.005 = 0.00862 Dari perhitungan pada tabel 4.17 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. 92 Tabel 4.18 Tabel Perbandingan Subkriteria Ketepatan Waktu Terhadap Alternatif CV Jaya CV Ternak CV Unggas Ternak Abadi Mandiri CV Jaya Ternak 1 0.25 0.5 CV Ternak Abadi 4 1 1 CV Unggas Mandiri 2 1 1 Jumlah 7 2.25 2.5 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 7 ( )+( Eigen vector baris pertama = 3 4 7 ( )+( Eigen vector baris kedua = 0.25 0.5 )+( ) 2.25 2.5 1 1 )+( ) 2.25 2.5 3 2 7 ( )+( Eigen vector baris ketiga = Λmax = 3.06 CI = CR = 1 1 )+( ) 2.25 2.5 3 3.06−3 3−1 0.03 0.58 = 0.1513 = 0.4720 = 0.3767 = 0.03 = 0.05172 Dari perhitungan pada tabel 4.18 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR = 0.05172 atau < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. 93 Tabel 4.19 Tabel Perbandingan Subkriteria Ketepatan Kuantitas Terhadap Alternatif CV Jaya CV Ternak CV Unggas Ternak Abadi Mandiri CV Jaya Ternak 1 1 1 CV Ternak Abadi 1 1 1 CV Unggas Mandiri 1 1 1 Jumlah 3 3 3 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 3 1 3 1 3 ( )+( )+( ) Eigen vector baris pertama = 3 1 3 1 3 1 3 ( )+( )+( ) Eigen vector baris kedua = 3 1 3 1 3 1 3 ( )+( )+( ) Eigen vector baris ketiga = Λmax =3 CI = CR = 3 3.0−3 3−1 0 0.58 = 0.3333 = 0.3333 = 0.3333 =0 = 0 Dari perhitungan pada tabel 4.19 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. 94 Tabel 4.20 Tabel Perbandingan Subkriteria Perubahan Jadwal Terhadap Alternatif CV Jaya CV Ternak CV Unggas Ternak Abadi Mandiri CV Jaya Ternak 1 2 1 CV Ternak Abadi 0.5 1 0.33 CV Unggas Mandiri 1 3 1 Jumlah 2.5 6 2.33 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : ( Eigen vector baris pertama = 3 ( Eigen vector baris kedua 1 2 1 )+( )+( ) 2.5 6 2.33 = 0.5 1 0.33 )+( )+( ) 2.5 6 2.33 3 ( 1 3 1 )+( )+( ) 2.5 6 2.33 Eigen vector baris ketiga = Λmax = 3.02 CI = CR = 3 3.02−3 3−1 0.01 0.58 = 0.3873 = 0.1698 = 0.4429 = 0.01 = 0.01724 Dari perhitungan pada tabel 4.20 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. 95 Tabel 4.21 Tabel Perbandingan Subkriteria Kemudahan Reorder Terhadap Alternatif CV Jaya CV Ternak CV Unggas Ternak Abadi Mandiri CV Jaya Ternak 1 0.5 1 CV Ternak Abadi 2 1 1 CV Unggas Mandiri 1 1 1 Jumlah 4 2.5 3 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 4 ( )+( Eigen vector baris pertama = 3 2 4 ( )+( Eigen vector baris kedua = 0.5 1 )+( ) 2.5 3 1 1 )+( ) 2.5 3 3 1 4 ( )+( Eigen vector baris ketiga = Λmax = 3.06 CI = CR = 1 1 )+( ) 2.5 3 3 3.06−3 3−1 0.03 0.58 = 0.2611 = 0.4111 = 0.3278 = 0.03 = 0.05172 Dari perhitungan pada tabel 4.21 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. 96 Tabel 4.22 Tabel Perbandingan Antar Kriteria Fleksibilitas Harga Kualitas Pengiriman Jumlah Fleksibilitas Harga Kualitas 1 0.25 0.33 4 1 3 3.00 0.33 1 1 0.25 0.33 9.00 1.83 4.67 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Pengiriman 1 4 3 1 9 Berdasarkan tabel perbandingan diatas, maka dapat dihitung nilai eigen vector, lamda maksimum (λmax), Consistency Index (CI), dan Index Ratio (CR). Berikut adalah perhitungannya : 1 9 ( )+( Eigen vector baris pertama = 4 4 9 ( )+( Eigen vector baris kedua = = 3 9 0.33 1 3 )+( )+( ) 1.83 4.67 9 4 1 9 ( )+( Eigen vector baris keempat = 1 3 4 )+( )+( ) 1.83 4.67 9 4 ( )+( Eigen vector baris ketiga 0.25 0.33 1 )+( )+( ) 1.83 4.67 9 0.25 0.33 1 )+( )+( ) 1.83 4.67 9 4 Λmax = 4.13 CI = CR = 4.13−4 4−1 0.043 0.90 = 0.1075 = 0.5193 = 0.2657 = 0.1075 = 0.043 = 0.0481 Dari perhitungan pada tabel 4.22 yang diawali perhitungan nilai eigenvector dari tiap baris, dapat dilihat jika nilai CR < 0.1 sehingga penilaian tersebut dapat dikatakan konsisten. 97 4.3.3.3 Pembobotan Setelah perhitungan perbandingan berpasangan dilakukan, langkah selanjutnya yaitu melakukan pembobotan berdasarkan penilaian dari setiap kriteria dan subkriteria yang ada. Pembobotan tersebut dilakukan dengan membuat supermatrix. Terdapat 3 komponen supermatrix yang terdapat pada pembobotan dengan metode Analytical Networking Process. a. Unweighted Supermatrix Pada pembobotan yang terdapat pada Unweighted Super Matrix, terdapat dua hal yang diperhatikan, yaitu ada atau tidaknya interaksi antar subkriteria yang ada dan seberapa besar pengaruh antar subkriteria. Nilai yang terdapat pada Unweighted Super Matrix berjumlah 1 pada setiap cluster. Sebagai contoh subkriteria potongan harga dipengaruhi oleh subkriteria fluktuasi harga yang disajikan dalam tabel 4.23. Dapat dilihat dari tabel 4.23 bahwa nilai pengaruh subkriteria potongan harga terhadap fluktuasi harga (0.25) lebih kecil pegaruhnya dibandingkan dengan subkriteria tingkat harga terhadap potongan harga (0.5). Ketika suatu subkriteria hanya dipengaruhi oleh satu subkriteria pada suatu cluster, maka nilai pengaruh tersebut adalah 1. Pengaruh subkriteria kenampakan fisik terhadap prosentase bahan baku yang ditolak saat produksi menggambarkan contoh kasus tersebut. b. Weighted Supermatrix Weighted Super Matrix merupakan hasil kali unweighted super matrix terhadap bobot pengaruh kriteria atau cluster matrix. Perbandingan nilai pengaruh suatu subkriteria terhadap subkriteria lainnya pada weighted 98 supermatrix tidaklah jauh berbeda dengan nilai pada unweighted super matrix. Weighted supermatrix dapat dilihat pada tabel 4.24. c. Limiting Supermatrix Setelah mendapatkan bobot Weighted Super Matrix, maka langkah selanjutnya adalah menentukan Limit Matrix. Dengan menggunakan software Super Decisions dengan memilikih Limit Matrix dalam perintah computation. Nilai dari limit super matrix merupakan nilai bobot yang dikalikan dengan bobot yang sama pada tiap kriterianya. Elemen-elemen pada model seperti pada tabel 4.25 menunjukkan bahwa nilai sel dari setiap baris matrik adalah konvergen. Nilai sel limiting super matrix diperoleh dari hasil pemangkatan setiap nilai sel pada unweighted super matrix dengan masing-masing nilai selnya sendiri. Nilai pada limiting super matrix merupakan nilai akhir pengolahan ANP sebagai dasar penentuan kriteria dan pemasok prioritas. 99 Tabel 4.23 Unweighted Super Matrix CV Jaya Ternak 0 CV Ternak Abadi 0 CV Ternak Abadi CV Unggas Mandiri Kemudahan Reorder Perubahan Jadwal 0 0 0 0.412599 0.1692 0.333333 0.412599 0.549946 0.493386 0.539615 0.333333 0.47423 0 0 0 0.32748 0.443429 0.333333 0.259921 0.209844 0.1958 0.296961 0.333333 0.376397 0.666667 0.5 0.333333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.333333 0.5 0.666667 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Fluktuasi Harga 0.25 0.139648 0.32748 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Potongan Harga 0.5 0.527836 0.259921 0 0 0.5 0 0 0 0 0 0 Tingkat Harga 0.25 0.332516 0.412599 0 0 0.5 1 0 0 0 0 0 Kandungan Lemak 0.25 0.5 0.666667 0 0 0 0 0 0 1 0 0 Kesegaran Daging 0.75 0.5 0.333333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ketepatan Kuantitas 0.5 0.333333 0.333333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ketepatan Waktu 0.5 0.666667 0.666667 0 0 0 0 0 0 0 0 0 CV Jaya Ternak CV Unggas Mandiri 0 Kemudahan Reorder Perubahan Jadwal Fluktuasi Harga Potongan Harga Tingkat Harga Kandungan Lemak Kesegaran Daging Ketepatan Kuantitas Ketepatan Waktu 0.259921 0.387371 0.333333 0.32748 0.240211 0.310814 0.163424 0.333333 0.149373 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) 100 Tabel 4.24 Weighted Super Matrix CV Jaya Ternak 0 CV Ternak Abadi 0 CV Ternak Abadi CV Unggas Mandiri Kemudahan Reorder Perubahan Jadwal 0 0 0 0.412599 0.1692 0.166667 0.206299 0.549946 0.493386 0.269807 0.333333 0.47423 0 0 0 0.32748 0.443429 0.166667 0.129961 0.209844 0.1958 0.148481 0.333333 0.376397 0.166667 0.125 0.083333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.083333 0.125 0.166667 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0625 0.034912 0.08187 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Potongan Harga 0.125 0.131959 0.06498 0 0 0.25 0 0 0 0 0 0 Tingkat Harga 0.0625 0.083129 0.10315 0 0 0.25 0.5 0 0 0 0 0 Kandungan Lemak 0.0625 0.125 0.166667 0 0 0 0 0 0 0.5 0 0 Kesegaran Daging Ketepatan Kuantitas Ketepatan Waktu 0.1875 0.125 0.083333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.125 0.083333 0.083333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.125 0.166667 0.166667 0 0 0 0 0 0 0 0 0 CV Jaya Ternak Fluktuasi Harga CV Unggas Mandiri 0 Kemudahan Reorder Perubahan Jadwal Fluktuasi Harga Potongan Harga Tingkat Harga Kandungan Lemak Kesegaran Daging Ketepatan Kuantitas Ketepatan Waktu 0.259921 0.387371 0.166667 0.16374 0.240211 0.310814 0.081712 0.333333 0.149373 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) 101 Tabel 4.25 Limit Matrix CV Jaya Ternak CV Ternak Abadi CV Unggas Mandiri Kemudahan Reorder Perubahan Jadwal Fluktuasi Harga Potongan Harga Tingkat Harga Kandungan Lemak Kesegaran Daging Ketepatan Kuantitas Ketepatan Waktu CV Jaya Ternak CV Ternak Abadi CV Unggas Mandiri Kemudahan Reorder Perubahan Jadwal Fluktuasi Harga Potongan Harga Tingkat Harga Kandungan Lemak Kesegaran Daging Ketepatan Kuantitas Ketepatan Waktu 0.126256 0.126256 0.126256 0.126256 0.126256 0.126256 0.126256 0.126256 0.126256 0.126256 0.126256 0.126256 0.198063 0.198063 0.198063 0.198063 0.198063 0.198063 0.198063 0.198063 0.198063 0.198063 0.198063 0.198063 0.139712 0.139712 0.139712 0.139712 0.139712 0.139712 0.139712 0.139712 0.139712 0.139712 0.139712 0.139712 0.057443 0.057443 0.057443 0.057443 0.057443 0.057443 0.057443 0.057443 0.057443 0.057443 0.057443 0.057443 0.058565 0.058565 0.058565 0.058565 0.058565 0.058565 0.058565 0.058565 0.058565 0.058565 0.058565 0.058565 0.026244 0.026244 0.026244 0.026244 0.026244 0.026244 0.026244 0.026244 0.026244 0.026244 0.026244 0.026244 0.057558 0.057558 0.057558 0.057558 0.057558 0.057558 0.057558 0.057558 0.057558 0.057558 0.057558 0.057558 0.074107 0.074107 0.074107 0.074107 0.074107 0.074107 0.074107 0.074107 0.074107 0.074107 0.074107 0.074107 0.085971 0.085971 0.085971 0.085971 0.085971 0.085971 0.085971 0.085971 0.085971 0.085971 0.085971 0.085971 0.060074 0.060074 0.060074 0.060074 0.060074 0.060074 0.060074 0.060074 0.060074 0.060074 0.060074 0.060074 0.04393 0.04393 0.04393 0.04393 0.04393 0.04393 0.04393 0.04393 0.04393 0.04393 0.04393 0.04393 0.072078 0.072078 0.072078 0.072078 0.072078 0.072078 0.072078 0.072078 0.072078 0.072078 0.072078 0.072078 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) 102 4.4 Rekapitulasi Hasil Metode ANP Dari nilai pembobotan yang diperoleh dari penilaian perbandingan, maka dilakukan perangkingan tiap tiap alternatif yang ada. Dalam mencari bobot alternatif ranking dari tiap supplier dimulai dari mencari bobot keseluruhan dari tiap subkriteria yang merupakan nilai eigenvector dari normalisasi limiting super matrix. Hasil perhitungan antar kriteria, subkriteria, serta alternatif supplier, didapatkan bobot dari masing-masing perhitungan yang telah dilakukan beserta ranking dari kriteria, subkriteria, dan alternatif supplier yang tersedia. Pembobotan tersebut dilakukan menggunakan software super decisions dengan perintah computations dan dilanjutkan dengan perintah priorities. Pertama terdapat hasil rekapitulasi pembobotan beserta ranking yang dimiliki oleh kriteria yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan : Tabel 4.26 Rekapitulasi Pembobotan Kriteria Kriteria Fleksibilitas Harga Kualitas Pengiriman Normalized 0.10522104 0.527746791 0.261811109 0.105221061 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Ranking 4 1 2 3 Tabel 4.26 menunjukan hasil pembobotan beserta ranking dari tiap kriteria yang digunakan dalam memilih supplier daging ayam bagi perusahaan. dari tabel tersebut dapat disimpulkan jika kriteria harga merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan supplier daging ayam. Selanjutnya pihak perusahaan dapat memperhatikan kriteria kualitas, kriteria pengiriman, dan juga kriteria fleksibilitas supplier dalam pemenuhan bahan baku daging ayam. 103 Terdapat juga hasil pembobotan beserta ranking dari tiap subkriteria yang dimiliki oleh kriteria-kriteria penilaian supplier bagi perusahaan. berikut hasil pembobotan beserta ranking dari tiap subkriteria : Tabel 4.27 Rekapitulasi Pembobotan Subkriteria Subkriteria Kemudahan Reorder Perubahan Jadwal Fluktuasi Harga Potongan Harga Tingkat Harga Kandungan Lemak Kesegaran Daging Ketepatan Kuantitas Ketepatan Waktu Normalized By Cluster Limiting 0.49456 0.055745 0.50544 0.056972 0.16472 0.025266 0.36552 0.056065 0.46975 0.072052 0.58954 0.083611 0.41046 0.058214 0.40192 0.056753 0.59808 0.084451 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Ranking 8 5 9 7 3 2 4 6 1 Dari tabel 4.27 dapat dilihat hasil pembobotan beserta ranking dari tiap subkriteria yang telah ditentukan. Dari hasil pembobotan tersebut dapat dijelaskan jika ketepatan waktu merupakan subkriteria terpenting yang dapat diperhatikan oleh pihak perusahaan. setelah itu perusahaan dapat memperhatikan subkriteria lain seperti tingkat kandungan lemak, tingkat harga, tingkat kesegaran daging, dan subkriteria lainnya. Terakhir terdapat hasil pembobotan dari alternatif supplier yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan perintah yang sama menggunakan software super decisions, Berikut merupakan rekapitulasi hasil alternatif yang didapatkan dari software Super Decisions dengan perintah Computation yang kemudian dilanjutkan dengan perintah priorities : 104 Tabel 4.28 Rekapitulasi Pembobotan Alternatif Alternatif CV Jaya Ternak CV Ternak Abadi CV Unggas Mandiri Normalized By Cluster Limiting 0.26282 0.118499 0.4417 0.199148 0.29548 0.133223 (Sumber : Hasil Pengolahan Data) Ranking 3 1 2 Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa CV Ternak Abadi merupakan supplier terbaik dari ketiga alternatif yang tersedia dengan total bobot yang dimiliki sebesar 0.4417, diikuti CV Unggas Mandiri di urutan kedua dengan bobot 0.29548, dan CV Jaya Ternak di urutan ketiga dengan bobot 0.26282. Rekapitulasi penilaian pembobotan alternatif tersebut didapatkan dari hasil penggabungan penilaian yang telah dilakukan. Dan dari hasil penilaian yang dilakukan kemudian diolah menggunakan bantuan software super decisions. Penggunaan software super decisions tersebut menghasilkan output berupa bobot akhir dari tiap kriteria, subkriteria, dan juga alternatif yang dirangkum dalam satu matrix yaitu limiting supermatrix yang merupakan salah satu bagian dari supermatrix. Penilaian perbandingan sendiri menggunakan teknik triangulasi yaitu penyesuaian penilaian dengan data yang diperoleh sebelumnya. Menurut data yang diperoleh pada tabel 1.1, 1.2, dan 1.3, diketahui jika CV. Ternak Abadi memiliki permasalahan yang minim dari faktor keterlambatan, kuantitas produk yang masih dibawah standar perusahaan, dan juga tingkat harga yang cukup rendah jika dibandingkan dengan penetapan harga dari CV. Unggas Mandiri dan juga CV. Jaya Ternak. BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pemilihan supplier daging ayam pada Coffee Toffee Siliwangi Kota Bandung dengan menggunakan metode Analytical Networking Process pada bab yang telah dibahas sebelumnya, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1 Terdapat beberapa kriteria yang digunakan sebagai landasan untuk menentukan alternatif supplier daging ayam yang dilakukan pada Coffee Toffee Siliwangi. Kriteria tersebut diantarannya : a. Harga dengan subkriteria yaitu tingkat harga, potongan harga, dan fluktuasi harga. b. Kualitas dengan subkriteria yaitu kandungan lemak dan tingkat kesegaran daging. c. Pengiriman dengan subkriteria yaitu ketepatan waktu dan ketepatan jumlah pengiriman. d. Fleksibilitas dengan subkriteria yaitu perubahan jadwal dan kemudahan reorder. 2 Prioritas kriteria pemilihan supplier pada Coffee Toffee Siliwangi dari hasil perhitungan bobot menggunakan metode Analytical Networking Process yang pengerjaannya dibantu dengan software super decisions adalah sebagai berikut : 105 106 a. Prioritas pertama yaitu kriteria harga dengan bobot sebesar 52.77% b. Prioritas kedua yaitu kriteria kualitas dengan bobot sebesar 26.18% c. Prioritas ketiga yaitu kriteria pengiriman dengan bobot sebesar 10.53% d. Prioritas keempat yaitu kriteria fleksibilitas dengan bobot sebesar 10.52% 3 Prioritas supplier daging ayam untuk Coffee Toffee Siliwangi berdasarkan perhitungan menggunakan metode Analytical Networking Process dengan bantuan software super decisions adalah sebagai berikut : a. CV Ternak Abadi dengan bobot sebesar 44.17% b. CV Unggas Mandiri dengan bobot sebesar 29.55% c. CV Jaya Ternak dengan bobot sebesar 26.28% Hasil perhitungan menunjukan bahwa pemilihan supplier yang digunakan saat ini oleh Coffee Toffee Siliwangi sudah tepat dikarenakan berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan menggunakan metode ANP didapatkan bahwa CV Ternak Abadi memiliki bobot prioritas tertinggi yang diikuti oleh CV Unggas Mandiri dan CV Jaya Ternak. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, berikut saran yang diberikan kepada Coffee Toffee Siliwangi dalam melakukan pemilihan supplier terbaik : 1. Coffee Toffee Siliwangi sebaiknya memilih supplier daging ayam dengan memprioritaskan kriteria harga terlebih dahulu dengan mengacu pada perhitungan menggunakan metode ANP. Setelah memperhatikan kriteria harga, kriteria selanjutnya yang dapat diperhatikan yaitu kriteria kualitas, kriteria pengiriman, dan juga kriteria fleksibilitas bagi tiap supplier. 107 2. Perjanjian Kontrak sebaiknya dilakukan antara pihak perusahaan dengan supplier terkait pengadaan bahan baku. Kontrak tersebut dibuat agar meminimalisir kesalahan dari tiap supplier dan juga meningkatkan kinerja dari para supplier tersebut agar kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan berjalan dengan lancar. TINJAUAN PUSTAKA Asadabadi, Mehdi Rajabi. 2017. “A Customer Based Supplier Selection Process That Combines Quality Function Deployment, the Analytic Network Process and a Markov Chain.” European Journal of Operational Research 263(3): 1049–62. http://dx.doi.org/10.1016/j.ejor.2017.06.006. El-Abbasy, Mohammed S., Ahmed Senouci, Tarek Zayed, and Fadi Mosleh. 2015. “A Condition Assessment Model for Oil and Gas Pipelines Using Integrated Simulation and Analytic Network Process.” Structure and Infrastructure Engineering 11(3): 263–81. Hashemi, Seyed Hamid, Amir Karimi, and Madjid Tavana. 2015. “An Integrated Green Supplier Selection Approach with Analytic Network Process and Improved Grey Relational Analysis.” International Journal of Production Economics 159: 178–91. http://dx.doi.org/10.1016/j.ijpe.2014.09.027. Heizer, Jay, Barry Render, and Chuck Munson. 2017. 19 Journal of purchasing and supply management Principles of Operation Management : Sustainability and Supply Chain Management, Tenth Edition. Tenth. London: Pearson Education. Kadoić, Nikola, Nina Begičević Ređep, and Blaženka Divjak. 2017. “Decision Making with the Analytic Network Process.” Proceedings of the 14th International Symposium on Operational Research, SOR 2017 2017Septe(Section 2): 180–86. Kaluku, Moh Ramdhan Arif, and Nikmasari Pakaya. 2017. “Penerapan Perbandingan Metode Ahp-Topsis Dan Anp-Topsis Mengukur Kinerja Sumber Daya Manusia Di Gorontalo.” ILKOM Jurnal Ilmiah 9(2): 124. Krajewsky, Lee J., Larry P. Ritzman, and Manoj K. Malhotra. 2013. Operations Management Operation Management : Process and Supply Chains. Tenth (Glo. London: Pearson Education. Kuo, R. J., C. W. Hsu, and Y. L. Chen. 2015. “Integration of Fuzzy ANP and Fuzzy TOPSIS for Evaluating Carbon Performance of Suppliers.” International Journal of Environmental Science and Technology 12(12): 3863–76. Kurbel, Karl E. 2013. Enterprise Resource Planning and Supply Chain Management: Functions, Business Processes and Software for Manufacturing Companies. Kurniawati, Dewi, Henry Yuliando, and Kuncoro Harto Widodo. 2013. “Kriteria Pemilihan Pemasok Menggunakan Analytical Network Process.” Jurnal Teknik Industri 15(1): 25–32. 108 Mey, Herbert, Michael Wagner, and Jens Rohde. 2015. “Structure of Advanced Planning Systems.” Supply Chain Management and Advanced Planning: 99– 106. http://link.springer.com/10.1007/978-3-642-55309-7. Pujotomo, Darminto, Nia Budi Puspitasari, and Dwi Rizkiyani. 2016. “Integrasi Metode ANP Dan TOPSIS Dalam Evaluasi Kinerja Supplier Dan Penentuan Prioritas Supplier Bahan Baku Utama Cetak Koran Pada PT. Mascom Graphy Semarang.” Jurnal Teknik Industri XI(3): 151–60. Puspitasari, Nia Budi, and Khairunnisa Hanan Yancadianti. 2016. “Analisa Pemilihan Supplier Ramah Lingkungan Dengan Metode Analytical Network Process (Anp) Pada Pt Kimia Farma Plant Semarang.” J@Ti Undip : Jurnal Teknik Industri 11(1): 1–8. Rinawati, Dyah Ika, Mochamad Irfan, and Try Handoko. 2015. “Integrasi Metode Analytical Network Process ( ANP ) Dan Technique for Others Preference by Similiarity to Ideal Solution ( TOPSIS ) Dalam Menentukan Prioritas Supplier Bahan Baku ( Studi Kasus PT Nyonya Meneer Semarang ).” X(1): 7–18. Roshanti, Dies. 2017. “Implementasi Metode Analytical Network Process ( ANP ) Pada Pemilihan Supplier Keripik Tempe.” Jurnal Teknik Industri: 1–5. Rusby, Zulkifli, and dkk. 2016. “Analisa Permasalahan Baitul Maal Wat Tamwil (BM ) Melalui Pendekatan Analytical Network Process (ANP).” Al-Hikmah 13(1): 18–29. Rusydiana, Aam S., and Abrista Devi. 2013. Analytic Network Process : Pengantar Teori Dan Aplikasi. Bogor: Smart Publishing. Saaty, Thomas L., and Luis G. Vargas. 2006. Springer Science and Business Media, LLC Decision Making With Analytical Networking Process. Pittsburgh,PA, USA: Springer Science and Business Media. Saaty, Thomas L, and Luis G Vargas. 2013. Decision Making with the Analytic Network Process. Second. New York: Springer Science and Business Media. Sandy, Ignatius A, and Hanif Fathurahman. 2013. “Penggunaan Metode Analytic Network Process (ANP) Dalam Pemilihan Supplier Bahan Baku Kertas Pada PT Mangle Panglipur.” 2(1): 32–39. Stevenson, William J. 2018. Operation Management. Thirteenth. New York: McGraw - Hill Education. Swink, Morgan, Steven A Melnyk, M Bixby Cooper, and Janet L Hartley. 2014. Managing Operations: Across the Supply Chain Managing Operations: Across the Supply Chain. 2nd ed. New York: McGraw - Hill Education. 109 Tavana, Madjid, Morteza Yazdani, and Debora Di Caprio. 2017. “An Application of an Integrated ANP–QFD Framework for Sustainable Supplier Selection.” International Journal of Logistics Research and Applications 20(3): 254–75. Zahra, Fatimatuz, Bambang Herry Purnomo, and Nita Kuswardhani. 2016. “Penerapan Metode Anp (Analytic Network Process) Dalam Rangka Seleksi Pemasok Daun Tembakau Na – Oogst Di Koperasi Agrobisnis Tarutama Nusantara – Jember.” Agrointek 9(1): 9. Zhang, Xiaoge et al. 2016. “Supplier Selection Based on Evidence Theory and Analytic Network Process.” Proceedings of the Institution of Mechanical Engineers, Part B: Journal of Engineering Manufacture 230(3): 562–73. 110 LAMPIRAN • Wawancara (Wawancara dilakukan dengan Manajer Operasional Coffee Toffee Siliwangi) 1. Bagaimana kinerja masing-masing supplier saat ini ? Dalam 6 bulan terakhir ini, Coffee Toffee Siliwangi telah bekerja sama dengan 3 supplier berbeda yaitu Pak Indra yang berasal dari CV. Unggas Mandiri, Pak Dani yang berasal dari CV. Jaya Ternak, dan Pak Hari yang berasal dari CV. Ternak Abadi dalam pengadaan bahan baku daging ayam di tiap minggunya. Rata-rata pemesanan untuk tiap supplier sama yaitu 84 kg per minggu dikarenakan estimasi rata-rata penggunaan bahan baku adalah 12 kg per hari. Dilihat dari kinerjanya yang bisa dikatakan kurang memuaskan yaitu CV. Unggas Mandiri dan CV. Jaya Ternak dikarenakan sering terjadinya keterlambatan pemesanan serta adanya bahan baku yang masih dibawah standar ketetapan yang telah dibuat oleh perusahaan. supplier lainnya juga yaitu CV. Ternak Abadi masih adanya masalah dalam hal keterlambatan pengiriman dan juga kualitas bahan baku yang masih dibawah standar akan tetapi intensitasnya masih kecil dibandingkan CV. Unggas Mandiri dan CV. Jaya Ternak 2. Menurut Bapak, untuk saat ini kriteria apa saja yang dibutuhkan perusahaan dalam menentukan supplier daging ayam? Untuk saat ini, kriteria yang ditetapkan perusahaan dalam menentukan supplier masih mengacu pada 4 kriteria yaitu Harga, Kualitas, Pengiriman, dan juga Fleksibilitas yang dimiliki oleh perusahaan. dari keempat kriteria 111 tersebut perusahaan mengutamakan kriteria pengiriman dan juga kualitas. Karena diharapkan dengan ketepatan waktu pengiriman bahan baku, kegiatan operasional perusahaan akan tetap stabil dan tidak mengalami permasalahan apapun. Kriteria yang kedua yaitu kualitas dijadikan prioritas oleh perusahaan dikarenakan dengan terjaganya kualitas yang baik diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap penjualan yang akhirnya menimbulkan pertumbuhan profit perusahaan. Selanjutnya dari segi Harga, tentunya harga menjadi salah satu pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan supplier dikarenakan akan berpengaruh langsung terhadap margin keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. dan yang terakhir dari segi Fleksibilitas. Di saat-saat tertentu perusahaan telah kehabisan bahan baku dan hanya menyisakan safety stock untuk kegiatan produksinya, saat itu juga perusahaan terkadang membutuhkan fleksibilitas supplier untuk melakukan pemesanan kembali diluar waktu perjanjian yang telah ditetapkan. 3. Kira-kira, bagaimana Bapak membandingkan kriteria pengiriman terhadap masing-masing supplier ? Tentu dilihat dari ketepatan waktu pengiriman yang dilakukan oleh supplier. Apakah sudah sesuai dengan perjanjian yang dilakukan apa belum. 112 4. Dalam segi Kualitas, bagaimana bapak membandingkan kriteria kualitas terhadap masing-masing supplier ? Untuk permasalahan kualitas, sebelumnya perusahaan telah menetapkan standar kualitas daging ayam yang baik yaitu maksimal hanya terdapat 10% lemak dari total bobot yang dipesan serta memperhatikan tingkat kesegaran daging yang dipesan. 5. Untuk masalah Harga, bagaimana bapak membandingkan kriteria harga terhadap masing-masing supplier? Tenunya dengan membandingkan harga/kg yang ditawarkan oleh setiap supplier dan potongan harga yang diberikan setiap besaran kuantitas tertentu. 6. Untuk kriteria Fleksibilitas, bagaimana bapak membandingkan kriteria Fleksibilitas terhadap masing-masing supplier? Dalam kriteria Fleksibilitas, hal-hal yang mungkin diperhatikan yaitu tingkat fleksibilitas supplier dalam menyikapi permasalahan perubahan jadwal pengiriman dan juga Fleksibilitas dalam melakukan pemesanan kembali. 7. Terkait perjanjian kontrak, apakah sudah ada perjanjian kontrak secara tertulis dari pihak supplier dan pihak perusahaan? Terkait perjanjian kontrak, untuk saat ini belum dibuat perjanjian kontrak secara tertulis karena sampai saat ini perjanjian dilakukan hanya sebatas perjanjian lisan saja dan tidak ada pembuatan perjanjian kontrak secara tertulis. 113 Lampiran 1 Penilaian kepentingan antar kriteria Melebihi Ekstrim 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Harga Fleksbilitas >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Kualitas Fleksbilitas >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Pengiriman Harga >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Kualitas Harga >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Pengiriman Kualitas >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Pengiriman Kuat Kuat Sama 114 Ekstrim Sangat Kuat >=9.5 Sedang Fleksbilitas Pilihan Sedang Ekstrim Sangat Kuat Lampiran 1 Kuisioner 1 : Manajer Operasional (Aditiya Pratama) Melebili Ekstrim • Pilihan • Lampiran 1.1 Perhitungan Perbandingan Antar Kriteria Fleksibilitas Harga Kualitas Pengiriman Jumlah • Fleksibilitas 1 4 3.00 1 9.00 Harga 0.25 1 0.33 0.25 1.83 Kualitas 0.33 3 1 0.33 4.67 Pengiriman 1 4 3 1 9 Lampiran 1.2 Kriteria Fleksibilitas Harga Kualitas Pengiriman Perhitungan Bobot Prioritas Normalized Limiting Percentage 0.10522104 0.19937789 10.52% 0.527746791 1 52.77% 0.261811109 0.49609228 26.18% 0.105221061 0.19937793 10.52% 115 Ranking 4 1 2 3 • Lampiran 2 Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Unggas Mandiri Terhadap Kriteria • Lampiran 2.1 Melebihi Ekstrim 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Potongan Harga Fluktuasi Harga >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Tingkat Harga Potongan Harga >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Tingkat Harga Kuat Sama Kuat Ekstrim Sangat Kuat 9 Sedang Ekstrim >=9.5 Sedang Melebili Ekstrim Fluktuasi Harga Pilihan Pilihan Lampiran 2.2 7 6 5 4 3 1 116 2 3 Sangat Kuat Kuat Sedang Sama 2 4 5 6 7 8 Melebihi Ekstrim 8 Sedang 9 Kuat >=9.5 Ekstrim Kandungan Lemak Sangat Kuat Pilihan Ekstrim Penilaian Subkriteria Kualitas pada Alternatif 1 Melebili Ekstrim • Sangat Kuat Penilaian Subkriteria Harga pada Alternatif 1 9 >=9.5 Pilihan Kesegaran Daging • Lampiran 2.3 5 3 2 1 2 3 Sangat Kuat Kuat Sedang Sama Sedang 4 4 5 6 7 8 Melebihi Ekstrim 6 9 >=9.5 Melebihi Ekstrim 7 Ekstrim 8 Kuat Sangat Kuat 9 9 >=9.5 Pilihan Ketepatan Kuantitas Lampiran 2.4 Perubahan Jadwal 8 7 6 5 4 3 2 1 117 2 3 Sangat Kuat Kuat Sedang Sama Sedang 9 Kuat >=9.5 Sangat Kuat Pilihan Ekstrim Penilaian Subkriteria Fleksibilitas pada Alternatif 1 Melebili Ekstrim • >=9.5 Ekstrim Ketepatan Waktu Ekstrim Pilihan Melebili Ekstrim Penilaian Subkriteria Pengiriman pada Alternatif 1 4 5 6 7 8 Pilihan Kemudahan Reorder • Lampiran 3 Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Jaya Ternak Terhadap Kriteria • Lampiran 3.1 Melebihi Ekstrim 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Potongan Harga Fluktuasi Harga >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Tingkat Harga Potongan Harga >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Tingkat Harga Kuat Sama Kuat Ekstrim Sangat Kuat 9 Sedang Ekstrim >=9.5 Sedang Melebili Ekstrim Fluktuasi Harga Pilihan Pilihan Lampiran 3.2 7 6 5 4 3 1 118 2 3 Sangat Kuat Kuat Sedang Sama 2 4 5 6 7 8 Melebihi Ekstrim 8 Sedang 9 Kuat >=9.5 Ekstrim Kandungan Lemak Sangat Kuat Pilihan Ekstrim Penilaian Subkriteria Kualitas pada Alternatif 2 Melebili Ekstrim • Sangat Kuat Lampiran 2 Penilaian Subkriteria Harga pada Alternatif 2 9 >=9.5 Pilihan Kesegaran Daging • Lampiran 3.3 5 3 2 1 2 3 Sangat Kuat Kuat Sedang Sama Sedang 4 4 5 6 7 8 Melebihi Ekstrim 6 9 >=9.5 Melebihi Ekstrim 7 Ekstrim 8 Kuat Sangat Kuat 9 9 >=9.5 Pilihan Ketepatan Kuantitas Lampiran 3.4 Perubahan Jadwal 8 7 6 5 4 3 2 1 119 2 3 Sangat Kuat Kuat Sedang Sama Sedang 9 Kuat >=9.5 Sangat Kuat Pilihan Ekstrim Penilaian Subkriteria Fleksibilitas pada Alternatif 2 Melebili Ekstrim • >=9.5 Ekstrim Ketepatan Waktu Ekstrim Pilihan Melebili Ekstrim Penilaian Subkriteria Pengiriman pada Alternatif 2 4 5 6 7 8 Pilihan Kemudahan Reorder • Lampiran 4 Perbandingan Berpasangan Alternatif CV Ternak Abadi Terhadap Kriteria • Lampiran 4.1 Melebihi Ekstrim 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Potongan Harga Fluktuasi Harga >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Tingkat Harga Potongan Harga >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 Tingkat Harga Kuat Sama Kuat Ekstrim Sangat Kuat 9 Sedang Ekstrim >=9.5 Sedang Melebili Ekstrim Fluktuasi Harga Pilihan Pilihan Lampiran 4.2 7 6 5 4 3 1 120 2 3 Sangat Kuat Kuat Sedang Sama 2 4 5 6 7 8 Melebihi Ekstrim 8 Sedang 9 Kuat >=9.5 Ekstrim Kandungan Lemak Sangat Kuat Pilihan Ekstrim Penilaian Kriteria Kualitas pada Alternatif 3 Melebili Ekstrim • Sangat Kuat Penilaian Kriteria Harga pada Alternatif 3 9 >=9.5 Pilihan Kesegaran Daging • Lampiran 4.3 5 3 2 1 2 3 Sangat Kuat Kuat Sedang Sama Sedang 4 4 5 6 7 8 Melebihi Ekstrim 6 9 >=9.5 Melebihi Ekstrim 7 Ekstrim 8 Kuat Sangat Kuat 9 9 >=9.5 Pilihan Ketepatan Kuantitas Lampiran 4.4 Perubahan Jadwal 8 7 6 5 4 3 2 1 121 2 3 Sangat Kuat Kuat Sedang Sama Sedang 9 Kuat >=9.5 Sangat Kuat Pilihan Ekstrim Penilaian Subkriteria Fleksibilitas pada Alternatif 3 Melebili Ekstrim • >=9.5 Ekstrim Ketepatan Waktu Ekstrim Pilihan Melebili Ekstrim Penilaian Subkriteria Pengiriman pada Alternatif 3 4 5 6 7 8 Pilihan Kemudahan Reorder • Lampiran 5 Perbandingan penilaian Subkriteria terhadap Alternatif • Lampiran 5.1 Sangat Kuat 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 122 Kuat Sama Kuat Sedang >=9.5 Sedang Melebihi Ekstrim CV Ternak Abadi Ekstrim CV Jaya Ternak Ekstrim CV Jaya Ternak Melebili Ekstrim Pilihan Sangat Kuat Penilaian Subkriteria Tingkat Harga terhadap Alternatif Pilihan CV Ternak Abadi CV Unggas >=9.5 Mandiri CV Unggas >=9.5 Mandiri • Lampiran 5.2 Sangat Kuat 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kuat Sama Kuat Sedang 9 Sedang >=9.5 Pilihan CV Ternak Abadi CV Unggas >=9.5 Mandiri CV Unggas >=9.5 Mandiri Lampiran 5.3 CV Ternak Abadi Sangat Kuat 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 123 Kuat Sama Kuat Sedang >=9.5 Sedang Melebihi Ekstrim CV Jaya Ternak Ekstrim CV Jaya Ternak Ekstrim Pilihan Sangat Kuat Penilaian Subkriteria Fluktuasi Harga Terhadap Alternatif Melebili Ekstrim • Melebihi Ekstrim CV Ternak Abadi Ekstrim CV Jaya Ternak Ekstrim CV Jaya Ternak Melebili Ekstrim Pilihan Sangat Kuat Penilaian Subkriteria Potongan Harga terhadap Alternatif Pilihan CV Ternak Abadi CV Unggas >=9.5 Mandiri CV Unggas >=9.5 Mandiri • Lampiran 5.4 Sangat Kuat 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kuat Sama Kuat Sedang 9 Sedang >=9.5 Pilihan CV Ternak Abadi CV Unggas >=9.5 Mandiri CV Unggas >=9.5 Mandiri Lampiran 5.5 CV Ternak Abadi Sangat Kuat 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 124 Kuat Sama Kuat Sedang >=9.5 Sedang Melebihi Ekstrim CV Jaya Ternak Ekstrim CV Jaya Ternak Ekstrim Pilihan Sangat Kuat Penilaian Subkriteria Kesegaran Daging pada Alternatif Melebili Ekstrim • Melebihi Ekstrim CV Ternak Abadi Ekstrim CV Jaya Ternak Ekstrim CV Jaya Ternak Melebili Ekstrim Pilihan Sangat Kuat Penilaian Subkriteria Kandungan Lemak pada Alternatif Pilihan CV Ternak Abadi CV Unggas >=9.5 Mandiri CV Unggas >=9.5 Mandiri • Lampiran 5.6 Sangat Kuat 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kuat Sama Kuat Sedang 9 Sedang >=9.5 Pilihan CV Ternak Abadi CV Unggas >=9.5 Mandiri CV Unggas >=9.5 Mandiri Lampiran 5.7 CV Ternak Abadi Sangat Kuat 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 125 Kuat Sama Kuat Sedang >=9.5 Sedang Melebihi Ekstrim CV Jaya Ternak Ekstrim CV Jaya Ternak Ekstrim Pilihan Sangat Kuat Penilaian Subkriteria Ketepatan Kuantitas pada Alternatif Melebili Ekstrim • Melebihi Ekstrim CV Ternak Abadi Ekstrim CV Jaya Ternak Ekstrim CV Jaya Ternak Melebili Ekstrim Pilihan Sangat Kuat Penilaian Subkriteria Ketepatan Waktu pada Alternatif Pilihan CV Ternak Abadi CV Unggas >=9.5 Mandiri CV Unggas >=9.5 Mandiri • Lampiran 5.8 Sangat Kuat 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kuat Sama Kuat Sedang 9 Sedang >=9.5 Pilihan CV Ternak Abadi CV Unggas >=9.5 Mandiri CV Unggas >=9.5 Mandiri Lampiran 5.9 CV Ternak Abadi Sangat Kuat 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=9.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 126 Kuat Sama Kuat Sedang >=9.5 Sedang Melebihi Ekstrim CV Jaya Ternak Ekstrim CV Jaya Ternak Ekstrim Pilihan Sangat Kuat Penilaian Subkriteria Kemudahan Reorder pada Alternatif Melebili Ekstrim • Melebihi Ekstrim CV Ternak Abadi Ekstrim CV Jaya Ternak Ekstrim CV Jaya Ternak Melebili Ekstrim Pilihan Sangat Kuat Penilaian Subkriteria Perubahan Jadwal pada Alternatif Pilihan CV Ternak Abadi CV Unggas >=9.5 Mandiri CV Unggas >=9.5 Mandiri 127