Patogenesis Dengue Hemorrhagic Fever Aldo Hartono Setelah terjadinya infeksi primer, akan terbentuk kekebalan humoral dalam bentuk antibodi terhadap serotipe DENV yang menginfeksi tersebut uuntuk waktu yang sangat lama (kekebalan homotipik). Antibodi yang dibuat tersebut bertujuan untuk mengikat protein E, protein prekursor membrane, dan terhadap protein non-struktural NS1. Antibodi tersebut juga memberikan kekebalan terhadap serotipe lain, tetapi hanya untuk beberapa bulan (kekebalan heterotipik) Setelah itu apabila terjadi infeksi sekunder , sel B yang memiliki memori terhadap antigen serotipe infeksi primer akan menghasilkan antibodi yang memiliki aviditas yang rendah terhadap serotipe penyebab infeksi sekunder, sehingga memiliki kemampuan netralisasi yang rendah pula (Original Antigenic Sin). Ketika terjadi penempelan antibodi ke antigen virus, bagian fragmen crystalline (Fc) dari antibodi tersebut, akan dikenali oleh reseptor Fc makrofag, sehingga terjadi endositosis yang dimediasi oleh antibodi, dan virus DENV menjadi lebih mudah dalam menginfeksi sel makrofag. Selain itu, aktivasi sistem komplemen dari ikatan antibodi dengan antigen akan menghasilkan anafilatoksin (C3a dan C5a) yang akan menyebabkan terjadinya pengeluaran sitokin proinflamasi (TNF-α, IL-6, IL-1) dan pengeluaran histamin dari sel mast, yang akan meningkatkan permeabilitas vaskular. Selain itu, protein non struktural NS1 akan mengaktifkan heparanase yang akan mendegradasi heparan sulfat, glikokaliks dari dinding pembuluh darah juga ikut berperan. Kekebalan seluler oleh sel T terhadap antigen NS3 virus DENV juga berperan penting dalam melakukan eradikasi sel-sel yang terinfeksi oleh virus DENV, dalam proses ini, sel T menghasilkan sejumlah sitokin seperti IFN-Υ, IL-10 yang memiliki efek menurunkan jumlah platelet dan mengganggu fungsi platelet. Efek supresi sumsum tulang secara langsung juga dipertimbangkan sebagai mekanisme trombositopenia, mengingat tropisme virus DENV yang juga menginfeksi makrofag yang ada di sumsum tulang. Replikasi virus DENV pada makrofag hepar (sel Kuppfer), akan menyebabkan terjadinya nekrosis pada hepatosit, sehingga terjadi peningkatan enzim hepar yaitu AST dan ALT. Terjadinya gangguan fungsi hepar juga akan mengganggu proses sintesis faktor koagulasi, yang bersamaan dengan adanya disfungsi platelet, menyebabkan terjadinya koagulopati.