Uploaded by fergasaraih142

RESUME TA-tugas METOPEL

advertisement
TUGAS METODE PENELITIAN
(RESUME JENIS PENGAMBILAN SAMPEL PADA 5
TUGAS AKHIR)
DISUSUN OLEH :
FERGA SARAGIH (170404138)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DEPARTEMEN TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2020
TUGAS AKHIR I
“PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL PORUS YANG
MENGGUNAKAN LIQUID ASBUTON SEBAGAI BAHAN PENGIKAT” oleh MUTHIAH
REZKY ZACHRAINI
Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengadakan kegiatan
percobaan di laboratorium. Agregat diperoleh dari Sungai Bili-Bili Kecamatan Parangloe hasil
stone crusher PT. Bima Moriesya Anugrah Propinsi Sulawesi Selatan, sedangkan liquid Asbuton
diambil dari Laboratorium Bidang Pengujian dan Pengembangan Teknologi Dinas Bina Marga
Propinsi Sulawesi Selatan. Berikutnya dibuat benda uji dibuat berdasarkan lima variasi lama
perendaman dan suhu perendaman untuk pengujian Indirect Tensile Strength (ITS). Bahan-bahan
yang digunakan dalam campuran aspal porus terlebih dahulu diuji karakteristik dari masingmasing bahan baik agregat kasar, agregat halus maupun pengujian terhadap liquid asbuton dimana
metode pengujian mengacu pada SNI dan pengujian ini dilakukan di laboratorium. Tiap variasi
lama perendaman dan variasi suhu dibuat tiga benda uji (total 30 benda uji).
 Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengujian Sifat Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran aspal porus terlebih
dahulu diuji karakteristik dari masing-masing bahan agregat kasar, agregat halus maupun
pengujian terhadap liquid Asbuton dimana metode pengujian mengacu pada Standar Nasional
Indonesia dan pengujian ini dilakukan di laboratorium.
2. Pembuatan Benda Uji Setelah bahan yang digunakan diuji dan memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan untuk campuran aspal porus selanjutnya dibuat komposisi campuran untuk pembuatan
benda uji. Komposisi campuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu komposisi campuran
sistem gradasi terbuka (open graded) dengan trial gradation. Agregat yang digunakan yaitu agregat
lolos saringan 3/4” tertahan saringan 1/2” dan lolos saringan 1/2” tertahan saringan 3/8” dengan
perbandingan 50:50 terhadap komposisi agregat kasar serta menggunakan agregat halus yang lolos
saringan no. 4 dan tertahan saringan no. 200 sebanyak 10 % dari kapasitas mould. Bahan pengikat
yang digunakan yaitu 100% liquid Asbuton dengan kadar aspal 9%.
 Permeabilitas Aspal Porus Pengujian permeabilitas menggunakan benda uji aspal porus di
dalam mould yang telah direndam sampai jenuh. Mould kosong diletakkan diatas mould yang
berisi benda uji. Bagian dalam sambungan kedua mould dioles vaselin, agar air tidak menembus
keluar. Ke dalam mould kosong diisi air setinggi 5 cm. Lama waktu perembesan air melalui media
aspal porus dicatat.
 Pengujian Indirect Tensile Strength (ITS) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan material dalam menerima gaya tarik, yang dalam hal ini dapat melakukan pengujian
ITS (Indirect Tensile Strength). Uji Kekuatan tarik tak langsung (ITS) sangat berguna dalam
memahami karakteristik nilai kekuatan tarik serta memprediksi nilai kekuatan tersebut sejak
munculnya retak dalam campuran. Prosedur pengujian ini dilakukan dengan melakukan
pembebanan tekan yang dilakukan secara terus menerus dengan laju konstan sampai mencapai
beban maksimum, dimana setelah pembebanan maksimum maka benda uji akan mengalami retak.
Indirect tensile strength adalah tegangan tarik maksimum dihitung dari pembebanan maksimum,
benda uji mengalami putus atau terbelah menjadi dua bagian.
 Regangan Dari hasil pengujian ITS, terlihat perubahan bentuk yaitu terjadi retak pada
benda uji. Perubahan bentuk ini diasumsikan sebagai regangan. Tetapi regangan yang dimaksud
di sini bukanlah regangan pada umumnya karena tidak ditemukan referensi untuk menghitung
regangan tarik pada benda uji yang berbentuk bulat. Regangan dihitung dari pertambahan panjang
pada benda uji dimana pertambahan panjang itu diketahui dari dial yang diletakkan pada bagian
tengah kedua sisi benda uji. Pada saat pengujian kuat tarik tidak langsung, pembacaan dial kanan
dan kiri dilakukan setiap kenaikan 10 kg. Pembacaan dial dihentikan jika jarum pembebanan telah
berbalik arah.
 Jumlah benda uji
Semakin besar suhu yang diberikan maka semakin kecil nilai kuat tarik tidak langsungnya. Ini
diakibatkan oleh kenaikan suhu yang mengakibatkan kenaikan aktivitas biologis sehingga
membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu akan menyebabkan kekentalan aspal
menurun sehingga nilai kuat tarik semakin kecil seiring besarnya suhu yang diberikan.
Campuran aspal porus mudah ter-disintegrasi dapat juga disebabkan karena air laut memiliki
garam.
Nilai ITS test semakin kecil seiring dengan lama perendaman yang dilakukan. Lama
perendaman dan suhu yang diberikan pada campuran aspal memberikan pengaruh terutama
terhadap daya lekat aspal yang mengalami penurunan sehingga memberikan nilai kuat tarik
yang menurun seiring dengan lama perendaman yang diberikan. Penurunan yang terjadi sangat
signifikan apalagi pada lama perendaman 24 jam dimana penurunan persentase nilai kuat tarik
tidak langsungnya sebesar 53%. Ini disebabkan selain dikarenakan di dalam air laut terdapat
kandungan zat bersifat korosif dan dapat menyebabkan kerusakan dari apa yang dilaluinya,
juga dikarenakan suhu yang tinggi dan perendaman yang lama sehingga mempengaruhi kohesi
aspal. Semakin lemah kohesi aspal maka akan semakin mudah agregat melepaskan diri dari
agregat yang lain sehingga campuran aspal akan semakin mudah retak. Lama perendaman dan
suhu yang tinggi sangat mempengaruhi daya lekat aspal. Dan semakin besar nilai ITS maka
semakin besar pula nilai regangannya. Hal ini disebabkan sifat fleksibilitas yang dimiliki benda
uji.Dimana benda uji tidak mampu lagi menahan beban yang diberikan sehingga benda uji
mengalami deformasi permanen. Deformasi akan semakin besar dan kemampuan benda uji
untuk menahan beban menurun hingga kondisi sampel retak dan akhirnya pecah.
Dari penjelasan diatas, penelitian ini menggunakan sampling design : Probability Simple Random
Sampling, karena pada perendaman air laut menggunakan variasi suhu dan lama perendaman
memberikan pengaruh terhadap nilai kuat tarik pada aspal porus. b. Dari hasil pengujian ITS test
yang dilakukan menunjukkan bahwa variasi suhu dan lama rendaman air laut menunjukan
pengaruh terhadap karakteristik aspal porus. Semakin lama benda uji direndam dan semakin besar
suhu yang diberikan, maka semakin kecil nilai kuat tarik tidak langsungnya.
TUGAS AKHIR II
‘PENGARUH RENDAMAN AIR LAUT TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK
DENGAN PERKUATAN GFRP AKIBAT BEBAN FATIK’ oleh WILLIAM
Penelitian yang dilakukan adalah studi pengaruh rendaman air laut terhadap kapasits lentur
balok dengan perkuatan GFRP akibat beban fatik. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan
rancangan campuran beton normal dengan f’c = 25 MPa. Penelitian kali ini menggunakan 4 balok
beton bertulang dengan dimensi 15 cm x 20 cm x 60 cm. Masing-masing benda uji diberi perlakuan
yang berbeda-beda,1 balok tanpa perkuatan GFRP,1 balok dengan perkuatan GFRP tanpa
perendaman,1 balok dengan perkuatan GFRP dengan waktu rendaman 1 bulan dan 1 balok dengan
perkuatan GFRP dengan waktu rendaman 6 bulan sebesar 11,53%.
Glass Fiber Rainforced Polymer adalah salah satu material yang saat ini banyak diteliti
sebagai solusi dari perkuatan dan perbaikan struktur beton.Material ini tergolong relatif mahal
namun memiliki beberapa kelebihan seperti ketahanan terhadap korosi, memiliki kuat tarik tinggi,
elastis dan merupakan material yang sangat ringan. Penggunaan material GFRP cukup luas, tidak
hanya terbatas pada konstruksi gedung namun juga digunakan pada konstruksi lepas pantai yang
terekspos oleh air laut seperti konstruksi dermaga dan jembatan. Pada umumnya struktur yang
terekspos air laut akan mengalami penurunan kekuatan akibat korosi yang terjadi pada tulangan.
Fatik merupakan fenomena terjadinya kerusakan material karena pembebanan yang
berulang ulang. Diketahui bahwa apabila pada suatu material dikenakan tegangan berulang, maka
material tersebut akan patah pada tegangan yang jauh lebih rendah dibandingkan tegangan yang
dibutuhkan untuk menimbulkan perpatahan pada beban statik. Mekanisme kerusakan fatik dibagi
menjadi tiga tahap yaitu inisiasi atau pembentukan retak(crack initiation), pertumbuhan dan
perambatan retak (crack growth, crack propagation) dan kerusakan fatik (fatigue damage). Proses
kerusakan fatik dimulai dari pembebanan berulang pada material selama waktu tertentu sehingga
terbentuk regangan plastis pada daerah konsentrasi tegangan. Regangan plastis ini akan memicu
terbentuknya inisiasi retak. Tegangan tarik kemudian akan memicu inisiasi retak untuk tumbuh
dan merambat sampai terjadinya kerusakan.
Untuk pemasangan GFRP digunakan metode Wet Lay-up. Bahan perekat yang digunakan
dalam penelitian ini juga merupakan produk dari Fyfe Co dengan nama Tyfo S komponen A dan
komponen B. Untuk proses pencampuran antara komponen A dan komponen B digunakan
perbandingan 2:1.
Pengujian Pembebanan Fatik. Pengujian ini dilakukan pada benda uji skala penuh (full
scale) berukuran 150 mm x 200 mm x 3300 mm, dengan memberi pembebanan berulang pada
balok beton bertulang dengan frekuensi dan jumlah siklus tertentu. Pembebanan fatik pada
pengujian ini mengacu pada ACI 440.2R-08 dimana tegangan tekan beton yang diisyaratkan yaitu
sebesar 45% f’c. Adapun data-data yang dihasilkan pada pengujian ini yaitu data regangan dan
lendutan untuk tiap siklus pembebanan melalui PC oleh rangkaian alat uji strain gauge.
.Pengujian Balok BFN adalah balok normal tanpa perendaman yang berfungsi sebagai
balok kontrol untuk balok lain karena memiliki karasteristik yang sama. Pengujian dilakukan
dengan pembebanan berulang dengan beban maksimum 19 kN, beban minimum 4 kN dan
frekuensi 1.5 Hz. Dari hasil pengujian balok BFN mengalami kegagalan pada siklus 600.000. ini
menunjukkan bahwa bahwa seiring dngan peningkatan jumlah siklus pembebanan maka regangan
beton,regangan baja dan lendutan akan semakin besar meskipun beban yang diberikan tetap.
Dari penjelasan diatas, penelitian ini menggunakan sampling design: Probability Multi Stage
Sampling karena adanya 3 variasi beertingkat yaitu BF0, BF1 dan BF6 dimana masing masing
pengujian dilakukan dengan pemberian beban berulang maksimum sebanyak 24kN, minimum
4kN dan frekwensi 1,5Hz. balok rendaman 1 bulan sebesar 45.02 kN dengan Mu sebesar 28.7952
kNm.Sedangkan untuk balok rendaman 6 bulan beban ultimit Pu sebesar 39.48 kN dengan Mu
sebesar 25.4724 kNm terjadi penurunan 11,53% dari balok rendaman 1.
TUGAS AKHIR III
‘PENGARUH PENAMBAHAN PASIR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN
DAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK’ oleh CHRISTIAN
PRASENDA
Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah
terjamah atau sudah tidak alami lagi yang telah terganggu oleh lingkungan luar, dan tanah tidak
terganggu (undistrub soil) yaitu tanah yang belum terjamah atau masih alami yang tidak terganggu
oleh lingkungan luar. Akan tetapi dalam penelitian ini cukup dengan pengambilan sampel dengan
cara disturb soil (tanah terganggu). Sampel tanah diambil di beberapa titik pada lokasi
pengambilan sampel menggunakan cangkul sedalam 50 cm, hal ini dilakukan agar membuang
tanah-tanah yang mengandung humus dan akar-akar tanaman.
Sampel tanah tersebut digunakan untuk pengujian analisis saringan, batas-batas
konsistensi, pemadatan (proctor modified) dan CBR. Pengambilan sampel tanah terganggu
(disturb) cukup dimasukan kedalam karung.Pengambilan sampel tanah tersebut sesuai dengan
kebutuhan tanah yaitu sebanyak 120 kg, yang digunakan untuk percobaan sebanyak 20 sample dan
masing-masing sample memerlukan tanah kurang lebih 6 kg.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat untuk uji analisis saringan, uji
berat jenis, uji kadar air, uji batas-batas konsistensi, uji proctor modified, uji CBR dan peralatan
lainnya yang ada di Laboratorium MekanikaTanah Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing Material (ASTM).
Penelitian ini yaitu tanah lunak dengan klasifikasi lempung lunak dengan plastisitas rendah
yang berasal dari Rawa Sragi, Kecamatan Jabung, Lampung Timur. Meninjau dari penelitian
terdahulu yang mengatakan jenis tanah lempung lunak, salah satunya berada di lokasi tersebut.
Tanah tersebut sebelum diuji, dijemur terlebih dahulu untuk memudahkan dalam proses
penyaringan agar butirannya tidak melekat satu sama lain, kemudian diayak lolos saringan No. 4
(4,75 mm).
Pasir yang digunakan pasir kali yang diambil dari Desa Fajar Bulan, Kecamatan Padang
Ratu, Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung. Metode pencampuran sample tanah dengan
menggunakan pasir adalah : Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pasir sebagai campuran
dengan variasi presentase pasir yaitu : 5%, 10% dan 15%.
Data-data yang digunakan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut :
a. Nilai Analisis Saringan; Pengujian ini digunakan untuk mengetahui kadar air suatu
sampel tanah yaitu perbandingan antara berat air dengan berat tanah kering. Pengujian ini
menggunakan standar ASTM D-2216.
b. Nilai Berat Jenis; Pengujian ini mencakup penentuan berat jenis (specific gravity) tanah
dengan menggunakan botol piknometer. Tanah yang diuji harus lolos saringan No. 40. Bila nilai
berat jenis dan uji ini hendak digunakan dalam perhitungan untuk uji hydrometer, maka tanah
harus lolos saringan # 200 (diameter = 0.074 mm). Uji berat jenis ini menggunakan standar ASTM
D-854.
c. Nilai Kadar Air
d. Nilai Batas Atterberg; a). Batas Cair (Liquid Limit) Tujuan pengujian ini adalah untuk
menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair.
Pengujian ini menggunakan standar ASTM D-4318. Dan b). Batas Plastis (Plastic limit) Tujuannya
adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis
dan keadaan semi padat. Nilai batas plastis adalah nilai dari kadar air rata-rata sampel. Pengujian
ini menggunakan standar ASTM D-4318.
e. Nilai Pemadatan Tanah; Tujuannya adalah untuk menentukan kepadatan maksimum
tanah dengan cara tumbukan yaitu dengan mengetahui hubungan antara kadar air dengan
kepadatan tanah. Pengujian ini menggunakan standar ASTM D- 1557 yaitu pencampuran
kemudian di padatkan.
f. Nilai CBR Tanah Asli; Tujuannya adalah untuk menentukan nilai CBR dengan
mengetahui kuat hambatan campuran tanah dengan pasir terhadap penetrasi kadar air optimum.
g. Nilai CBR Campuran Tanah + Kadar Pasir (persentase kadar Pasir yang digunakan
adalah 5%, 10% dan 10%)
Pemakaian kadar pasir sebagai bahan stabilisasi terhadap tanah lempung plastisitas
rendahmampu menaikkan nilai berat jenis tanah pada setiap penambahanpasirnya. Pada hasil
pengujian batas Atterberg, kadar campuran pasirdapat menaikkan nilai batas plastis. Nilai indeks
plastisitas pada masing- masing kadar campuran pasir mengalami penurunan. Sedangkan untuk
nilai batas cair untuk kadar pasir mengalami penurunan.
Nilai CBR pada pencampuran kadar pasir mengalami kenaikan nilai CBR meskipun tidak
terjadi peningkatan nilai CBR standard maupun CBR Modified yang tidak terlalu signifikan
dengan hasil yang lebih besar pada CBR modified. Pada pengujian dapat dilihat bahwa
penggunaan CBR modified lebih baik dibandingkan menggunakan CBR standard, hal ini
disebabkan oleh proses pemadatan yang lebih banyak sehingga membuat daya dukung tanah
menjadi lebih besar.
Dari penjelasan diatas, penelitian ini menggunakan sampling design : Probability Simple Random
Sampling, karena Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan campuran pasir dengan variasi
campuran sebanyak 5%,10% dan 15% dan tanah yang diambil meliputi tanah terganggu dan tidak
terganggu . Setelah itu dilakukan pengujian CBR, Berat Jenis, Batas-batas Atterberg untuk setiap
sampel. Semakin banyak variasi campuran pasir yang ditambahkan mengakibatkan kadar air
semakin menurun yang akan membuat nilai daya dukung tanah meningkat, nilai berat jenis dan
batas plastis meningkat, sedangkan nilai batas cair dan indeks plastisitasnya menurun.
TUGAS AKHIR IV
‘STUDI KEKUATAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN AIR TAWAR
DAN AIR LAUT SEBAGAI AIR PENCAMPUR’ oleh RISKA PUSPITASARI
Kebutuhan air bersih dalam kehidupan sehari hari semakin meningkat namun potensi
sumber air semakin kecil sehingga perlu memikirkan alternatif penggunaan air untuk pekerjaan
konstruksi. Dalam kaitan ini, diadakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan
kekuatan mortar yang menggunakan air laut dan air tawar. Penelitian ini bersifat eksperimental
yang membuat mix desain mortar silinder ukuran diameter 57 mm dan tinggi 100 mm, dan benda
uji balok berukuran 100 mm x 100 mm x 400 mm untuk kuat lentur mortar. Perawatan benda uji
masing-masing menggunakan air tawar saja dengan perendaman umur 1, 3, 7 dan 28 hari.
Dalam pembuatan mortar, air merupakan salah satu faktor penting, karena air
dapat bereaksi dengan semen, yang akan menjadi pasta pengikat agregat. Air untuk pembuatan
mortar minimal memenuhi syarat sebagai air minum yaitu tawar, tidak berbau, bila dihembuskan
dengan udara tidak keruh dan lain-lain, tetapi tidak berarti air yang digunakan untuk pembuatan
beton harus memenuhi syarat sebagai air minum.
Air laut mengandung sampai 35.000 ppm (3,5%) garam dan umumnya hanya dapat dipakai
untuk beton tanpa tulangan. Meskipun kekuatan awalnya lebih tinggi dari beton biasa, setelah 28
hari kekuatannya akan lebih rendah. Pengurangan kekuatan ini dapat dihindari dengan mengurangi
faktor air semen.Penggunaan air laut dimungkinkan untuk digunakan dengan syarat pada
lingkungan maritime harus mempunyai factor air semen lebih kecil dari 0.45 dan tebal selimut
beton sedikitnya 7.5 mm.
Admixture (bahan tambah) didefinisikan sebagai material selain air, agregat, semen dan
fiber yang digunakan dalam campuran beton atau mortar, yang ditambahkan dalam adukan
segera sebelum atau selama pengadukan dilakukan (ACI 116R-2000).
Penelitian yang dilakukan adalah uji ekperimental, dimana kondisi tersebut dibuat dan
diatur oleh peneliti dan mengacu pada peraturan SNI (Standar Nasional Indonesia) serta literaturliteratur yang berkaitan. Sumber air laut yang digunakan berasal dari Pantai Barombong Agregat
halus (pasir) dari sungai Bili-Bili, Kabupaten Gowa. Dengan embuatan Benda Uji silinder ∅5 x
10 cm dan Pembuatan Benda Uji Balok 10 x 10 x 40 cm
Dari penjelasan penelitian, jenis sample yang digunakan adalah Sampling-Stratified Random
Sampling, karena menggunakan 2 bahan yang heterogen yaitu jenis air tawar dan air laut dalam
pencampuran mortar.
TUGAS AKHIR V
‘ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI KOTA
MAKASSAR BERBASIS SPATIAL’ oleh ANDI IKMAL MAHARDY
Kota Makassar merupakan ibu kota provinsi Sulawesi selatan yang juga tidak terlepas dari
masalah banjir. sebanyak 24 kelurahan di enam kecamatan dengan total luas wilayah terdampak
banjir mencapai 22,45 km2 atau sekitar 14, 3 persen (%) dari total luas wilayah kota makassar
sebesar 176,77 km2 (BPS Makassar2014). Pemetaan daerah rawan banjir di Kota Makassar
dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) berbasis spasial dilakukan untuk
mengklasifikasi zona banjir yang berada di kota Makassar berdasarkan Draft revisi Rencana
Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Makassar 2010-2030. Selain itu, untuk
mengidentifikasi jumlah ruas jalan yang terdampak banjir dilakukan dengan menggunakan hasil
pemetaan wilayah rawan banjir berbasis spasial sehingga, dapat di ketahui persebaran luasan zona
rawan banjir berada pada enam kawasan terpadu berdasarkan draft Revisi RTRW kota Makassar
2010-2030 dan jumlah ruas jalan yang terdampak banjir di kota Makassar sebanyak 77 ruas jalan.
Waktu pengamatan dilakukan mulai Januari hingga April 2014 selama 7 kali pada hari dan
waktu yang berbeda berdasarkan waktu hujan turun yang dapat menyebabkan banjir yaitu pada
tanggal 23, 24, 26, 29 dan 30 Januari 2014 dan 4 hingga 5 April 2014. Meninjau lokasi banjir di
beberapa wilayah yang di identifikasikan rawan banjir berdasarkan informasi yang ada.
Pengumpulan data:
a.
Data primer = hasil survei dan observasi lapangan. Pengambilan data dilakukan
dengan tinjauan langsung lokasi banjir di beberapa tempat untuk mengetahui letak
kordinat wilayah terdampak banjir agar terposisi pada proses pemetaan.
b. Data sekunder = Data Kependudukan Kota Makassar tahun 2013 Data Penduduk Kota
Makassar tahun 2013 bertujuan untuk mengetahui jumlah penduduk yang bermukim di
setiap kecamatan yang berada di zona rawan banjir.
Metode analisis yang dipakai, adalah Analisis Deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang
ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan
Dari penejelasan penelitian tersebut maka metode sample yang digunakan adalah Purposive
Random Sampling, karena masyarakat pada daerah tersebut tetap tinggal menetap secara
administrative dan tercatat sebagai penduduk didaerah penelitian yang mengalami dampak banjir.
Download