Uploaded by User54694

Analisis kasus Garuda Indonesia

advertisement
Tugas Asesmen dan Intervensi Industri dan Organisasi
“Analisis Kasus PT Garuda Indonesia”
Dosen Pengampu : Anggun Resdasari P, S.Psi., M.Psi
Disusun Oleh
Kelompok 4
1. Rizky Khairunisa
15000117120003
2. Hilwa Aulia Rahmah
15000117120010
3. Arrini Eka Aprillya
15000117120059
4. Miftahul Jannah
15000117130107
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat, rahmat, serta anugerah-Nya, penulis berhasil menyelesaikan
laporan yang berjudul “Analisis Kasus PT. Garuda”
Maksud dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan informasi dan
membuka wawasan pembaca mengenai analisis dan intervensi yang dapat
dilakukan pada kasus PT. Garuda. Semoga kehadiran laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Akhir kata, penulis mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
laporan ini. Tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini, masih
sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis
menerima kritik dan saran dari pembaca.
Semarang, 20 April 2020
Hormat kami
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 4
A. Latar Belakang Kasus ....................................................................... 4
1. Intro Berita tentang Permasalahan di Garuda Indonesia ............. 4
2. Profil Perusahaan ......................................................................... 5
3. Asal Nama Garuda Indonesia ...................................................... 7
4. Logo Garuda Indonesia ............................................................... 8
5. Visi dan Misi Garuda Indonesia .................................................. 9
6. Sasaran Perusahaan Garuda Indonesia ...................................... 10
7. Stuktur Organisasi PT Garuda Indonesia .................................. 10
8. Aspek Kegiatan PT Garuda Indonesia....................................... 12
B. Analisis Kasus PT Garuda Indonesia ............................................... 13
BAB II DIAGNOSA ORGANISASI .................................................... 16
A. Model Diagnosa PT Garuda Indonesia Pengertian Six Boxes .......... 16
B. Analisis Diagnosis Permasalahan PT Garuda Indonesia .................. 19
C. Metode Pengumpulan Data............................................................... 25
1. Wawancara ................................................................................... 25
2. Observasi...................................................................................... 26
BAB III RANCANGAN INTERVENSI ................................................. 28
A. Pengantar Rancangan Intervensi ................................................... 28
B. Rancangan Intervensi Organisasi ................................................... 28
C. Intervensi Organisasi ...................................................................... 31
D. Intervensi ........................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 36
LAMPIRAN .......................................................................................... 37
A. Kontribusi Anggota .......................................................................... 37
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kasus
1. Intro berita tentang permasalahan di Garuda Indonesia
Dugaan penyelundupan komponen motor dan sepeda di dalam
pesawat dinilai pengamat penerbangan sebagai titik terendah
kepemimpinan sebuah BUMN. "Dari sisi kepemimpinan sebuah
BUMN, ya ini titik terendah,"kata Gerry Soejatman. "Tapi dari sisi good
corporate governance, titik terendahnya waktu laporan keuangan. Are
you kidding?" tambahnya, merujuk dugaan rekayasa laporan finansial
Garuda Indonesia pada 2018 lalu. Kala itu, Badan Pemeriksa Keuangan
menyatakan Garuda diduga merekayasa laporan keuangan, yang
menunjukkan perusahaan membukukan laba. Temuan ini membuat
Otoritas Jasa Keuangan mewajibkan maskapai tersebut memperbaiki
laporannya.
Setelah
perbaikan,
laporan
menunjukkan
Garuda
sebenarnya mencatat rugi US$175 juta atau setara Rp2,45 triliun.
Padahal, dalam laporan sebelumnya, perusahaan itu mengklaim
mencetak laba bersih US$5 juta atau Rp 699,9 miliar.
Dua peristiwa ini, kata Gerry, membuat dirinya sepakat dengan
keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir,
yang mencopot Ari Askhara. "Kepemimpinan adalah topik kunci. Kalau
karyawannya mau maskapainya maju dan bersih, tapi leadershipnya
mau bawa Harley tanpa dideclare, berarti itu menunjukkan maskapai ini
disfungsional. Saya setuju dengan pak menteri, [Ari Askhara] harus
diganti," cetus Gerry. Sementara itu, Staf Khusus Menteri Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga, menyatakan pencopotan Ari
Askhara akan dijadikan momentum agar Garuda Indonesia dapat
menjadi lebih baik. "Setiap kejadian kita jadikan momentum. Dengan
ini, kita bisa cari direksi Garuda yang bagus sehingga bisa menangani
Garuda dengan baik. Kita pilih orang yang terbaik, baik di tataran
5
direksi maupun di tataran komisarisnya. Kalau sudah benar orangnya,
60-70% urusan korporat selesai," ujar Arya.
2. Profil Perusahaan
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang
berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan
penuh). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk
melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia
(Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea
Selatan),
Australia
serta
Eropa
(Belanda).
Sebagai
bentuk
kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah mendapatkan
sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan
bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang
keselamatan dan keamanan.
Untuk
meningkatkan
meluncurkan
layanan
Experience”.
Layanan
pelayanan,
baru
baru
yang
ini
Garuda
disebut
Indonesia
“Garuda
menawarkan
telah
Indonesia
konsep
yang
mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk
mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior
paling mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di
seluruh kelas eksekutif dan ekonomi. Selain itu, penumpang juga
dimanjakan dengan Audio and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem
hiburan yang menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan
masing-masing penumpang.
Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia
sebagai bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax
menobatkan Garuda Indonesia sebagai “Four Star Airline” dan sebagai
“The World’s Most Best Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012,
Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai “World’s Best
Regional Airline” dan “Maskapai Regional Terbaik di Dunia”. Sebuah
lembaga konsultasi penerbangan bernama Centre for Asia Aviation
6
(CAPA), yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan
kepada Garuda Indonesia sebagai “Maskapai yang Paling Mengubah
Haluan Tahun Ini”, pada tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan, lembaga
peneliti independen di Australia, juga memberikan penghargaan kepada
Garuda Indonesia sebagai “The Best International Airline” pada bulan
Januari, Februari dan Juli 2012.
Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya,
sehingga terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan
pada era 2006 hingga 2010. Setelah melalui masa-masa sulit, kini
Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan
program 5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal dengan
nama ‘Quantum Leap’. Program ini diharapkan akan membawa
perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih luas
dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.
Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama
adalah hub bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.
Kedua adalah hub di daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah
Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi
penerbangan ke bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga
memiliki hub di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi
Selatan.
Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan,
Garuda Indonesia juga memiliki unit bisnis (Strategic Business
Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda Indonesia adalah
Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan anak perusahaan
Garuda Indonesia adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif
rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat,
agen perjalanan dan katering), PT Abacus Distribution System Indonesia
(penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System
Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri
pariwisata dan transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility
7
(GMF AeroAsia), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perawatan
pesawat, perbaikan, dan overhaul.
Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi
Perusahaan Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tahun 2014
Garuda akan bergabung dengan aliansi penerbangan SkyTeam. Pada
2012, Garuda Indonesia mendapat penghargaan Best International
Airline di antara maskapai-maskapai kelas dunia lainnya dengan 91
persen penumpang menyatakan sangat puas dengan pelayanan maskapai
ini. Garuda juga merupakan sponsor SEA Games 2011 dan telah
menandatangani perjanjian kerjasama dengan Liverpool FC Inggris.
3. Asal Nama : Garuda Indonesia
Nama “Garuda” diberikan oleh Presiden Soekarno di mana nama
tersebut diambil dari sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal
pada masa itu, Noto Soeroto; “Ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn
vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen”, yang artinya, “Saya
Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas
kepulauan Anda”.
Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman
Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada
Presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf
akan
diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja
Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi
perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari
Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan
mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga
terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda,
Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden
(“Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan
sayapnya menjulang tinggi di atas kepulauanmu”).
8
Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang
bersejarah yaitu pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM
Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke
Kemayoran-Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik
Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways,
nama
yang
diberikan
Presiden
Soekarno
kepada
perusahaan
penerbangan pertama ini.
4. Logo Garuda Indonesia

1949-1969 : Garuda Klasik
Garuda Indonesia berdiri ketika Indonesia sedang berada di
masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, ketika itu Garuda
Indonesia menggunakan logo Garuda klasik sebagai simbol
identitas. Sisi atas pesawat berwarna putih, dengan warna merah
sepanjang jendela, hal ini melambangkan bendera nasional
Indonesia yang berwarna Merah Putih. Pada tahun awal berdirinya,
Garuda Indonesia memiliki armada DC-3 propeller plane, jetengine Convair dan DC-8.

1969-1985 : Logo Oranye
Memasuki tahun 1970-an, Garuda Indonesia mengalami
modernisasi. Logo diperbarui dengan tulisan “Garuda” dan garis
berwarna oranye. Pada periode ini Garuda Indonesia semakin
banyak melayani masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Logo
disematkan baik di pesawat kecil seperti Fokker 27 dan DC-9, juga
pada pesawat berbadan lebar seperti DC-10, Boeing 747-200 dan
Airbus A300B4. Logo ini segera menjadi akrab dengan identitas
baru Garuda Indonesia dan dikenal hingga ke berbagai penjuru
dunia.
9

1985-2009 : Logo Burung Modern
Untuk mengantisipasi era persaingan terbuka dari industri
penerbangan nasional dan dunia, Garuda kembali mengubah
logonya pada tahun 1985. Kali ini Logo Garuda Indonesia
menggambarkan burung modern yang dilengkapi dengan tulisan
Garuda Indonesia. Warna dominan pada logo ini adalah biru dan
hijau, yang diambil dari warna alam Indonesia. Pada era ini, armada
Garuda Indonesia diperkuat dengan kedatangan Boeing 737, Boeing
747-400 dan Airbus 330-300.

2009-Sekarang : Logo Sayap Alam
Memasuki fase pertumbuhan yang berkesinambungan dan
strategi lompatan besar, pada tahun 2009 Garuda Indonesia
memperbarui identitas perusahaan agar menjadi lebih modern dan
segar. Hal ini diwujudkan dengan logo “Sayap Alam” yang
disematkan pada bagian ekor armadanya. Program ini juga
dilengkapi dengan modernisasi armada, yaitu dengan mendatangkan
pesawat baru Boeing 737-800NG, Airbus A330-200, dan
Bombardier
CRJ1000
NextGen.
Kini
Garuda
Indonesia
memperkenalkan konsep layanan baru yaitu “Garuda Indonesian
Experience”.
Dalam
konsep
baru
ini,
Garuda
Indonesia
menggabungkan keramahan dan suasana khas Indonesia, yang
berakar pada budaya bangsa.
5. Visi dan Misi Garuda Indonesia
 Visi Perusahaan
“Perusahaan Penerbangan Pilihan Utama di Indonesia dan
Berdaya Saing di Internasional” Menjadi perusahaan penerbangan
yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada
masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.
10
 Misi Perusahaan
 Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera Bangsa
Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia
guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan
memberikan pelayanan yang profesional. Melaksanakan
usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan
kepada pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya
melalui pengelolaan secara profesional dan didukung oleh
sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.
 Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang
kuat untuk terus meningkatkan mangsa pasar domestik dan
internasional bagi usahawan, perorangan, wisatawan, dan
kargo termasuk penerbangan borongan. Memiliki bisnis unit
yang
mendukung
produk
inti
untuk
meningkatkan
keuntungan serta menghasilkan pendapatan tambahan dari
usaha unit pendukung tersebut.
6. Sasaran Perusahaan Garuda Indonesia

Menjadi “tuan rumah” di dalam negeri (penerbangan domestik) dan
mampu berkompetensi setara dengan perusahaan penerbangan
internasional lainnya.

Menjadi “leading carrier” dalam penerbangan dalam negeri dan
“flag carrier” dalam penerbangan internasional. Menjadi usaha
yang bergerak di bidang “costumer service”
7. Struktur Organisasi PT. Garuda Indonesia
Struktur organisasi merupakan elemen penting untuk menjalankan
aktivitas perusahaan yang menggambarkan hubungan wewenang dan
tanggung jawab bagi setiap karyawan yang ada dalam perusahaan.
Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka seluruh aktivitas
perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik dan mengarah pada tujuan
11
yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, untuk mencapai
tujuan dasar kerja sama yang mempunyai bentuk dan susunan yang jelas
dalam tiap-tiap tugasnya serta menegaskan hubungan antara satu sama
lain.

Identfikasi tingkatan Manajemen
 Manajemen Atas : Direktur Utama
Tugas Direktur Utama yaitu seseorang yang mampu
mengendalikan dan memimpin organisasi atau perusahaan
dalam rangka untuk mencapai tujuan.
 Manajemen Menengah : Direktur layanan, Direktur pemasaran
dan penjualan, Direktur Tehnik dan pengelola armada, Direktur
operasi, Direktur keuangan, Direktur SDM dan Umum, Direktur
Strategis Pengembangan Bisnis.
Tugas Direktur Menengah yaitu
 Direktur layanan adalah mengendalikan sarana dan
prasarana pelayanan umum secara efisiensi dan efektif.
 Direktur
Pemasaran
mengoptimalkan
adalah
mengelola
dan
upaya-upaya
pemasaran
dan
penjualan produk-produk yang dihasilkan perusahaan
sesuai dengan perencanaan dan strategi perusahaan.
 Direktur Teknik Pengelola Armada yaitu bertanggung
jawab dengan perihal pengelolaan Armada.
 Direktur Operasi yaitu penyiapan bahan perumusan
kebijakan di bidang pengawasan operasi pesawat udara
dan personel operasi pesawat udara, serta personel
kesehatan penerbangan.
 Direktur Keuangan yaitu mampu menggeneralisasikan
bidang keuangan dan memimpin kinerja keuangan
perusahaan.
 Tugas
Direktur
mengkoordinasikan
SDM
dan
perumusan
Umum
yaitu
perencanaan
dan
12
pemberdayaan pegawai (man power planning), sesuai
kebutuhan Perusahaan dan Menyelenggarakan Sistem
Informasi SDM dalam suatu database Kepegawaian.
 Direktur
Strategis
pengembangan
bisnis
yaitu
melakukan usaha-usaha untuk pengembangan produkproduk telekomunikasi baik produk sentral, terminal,
transmisi, dan produk-produk lainnya secara efektif
dan efisien dan melakukan studi analisa mendalami
tentang perkembangan sistem telekomunikasi dalam
menentukan peluang bisnis.
 Manajemen Bawah : Ground Services, Network Management,
Fleet Aqcuistion, Flight Operasition, Financial Analysis,
Human Capital Management, Strategic Manajement Office.
Tugas Direktur Bawah yaitu semua bidang menyangkut
dengan pelayanan pesawat dari mulai penerbangan sampai
dengan strategis management.
8. Aspek Kegiatan PT. Garuda Indonesia
Garuda Indonesia adalah suatu badan usaha milik negara yang
bergerak dalam bidang penyediaan jasa transportasi udara dan jasa-jasa
lain yang terkait. Sebagai BUMN, Garuda juga mempunyai tanggung
jawab lain, yaitu sebagai agen pembangunan dengan tujuan membantu
Indonesia untuk tinggal landas, dan sebagai wakil atau duta rakyat
Indonesia, dimanapun Garuda berada. Sehubungan dengan itu ada
beberapa tanggung jawab lain yang diemban Garuda Indonesia yaitu :
 Meningkatkan industri sektor pariwisata di Indonesia.
 Menciptakan lapangan kerja.
 Melestarikan kebudayaan Indonesia.
 Membantu pembangunan nasional.
13
Secara umum kegiatan perusahaan adalah sebagai berikut :
 Mengelola penerimaan kas atas penjualan tiket pesawat
dan pengiriman kargo.
 Melayani pelanggan yang membeli tiket pesawat dan
memberikan informasi mengenai penerbangan, termasuk
pengaduan.
 Menyiapkan, memeriksa, dan menyerahkan kelengkapan
dokumen kargo, seperti Surat Muatan Udara (SMU) atau
Air Way Bill (AWB) yang akan diserahkan kepada
customer/agen.
 Menerima arsip dokumen SMU dan AWB dari pusat atas
barang yang sudah terkirim untuk dicocokkan dengan
catatan yang ada di perusahaan dan dibuat laporan
penjualannya.
 Membuat laporan keuangan atas penjualan tiket dan kargo
setiap bulan serta langsung dikirim ke pusat.
B. Analisis Kasus PT Garuda Indonesia
PT Garuda Indonesia merupakan sebuah maskapai yang cukup terkenal
di kalangan masyarakat. Garuda Indonesia, sebagai salah satu maskapai
terbaik di Indonesia ini juga menyediakan berbagai fasilitas yang sudah
tidak diragukan lagi. Upaya yang dilakukan Garuda Indonesia dalam
meningkatkan citra perusahaan yaitu melakukan restrukturisasi manajemen
dan mengubah strategi perusahaan menjadi customer-centric (perusahaan
berfokus pada pelanggan) artinya dalam menjalankan usahanya Garuda
Indonesia lebih mengutamakan kepuasan pelanggan dibanding harus
berlomba-lomba dengan maskapai lain dalam menurunkan harga atau tarif
penerbangan untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Garuda
Indonesia bersaing tidak dalam harga. Garuda Indonesia menawarkan harga
tiket yang lebih tinggi dengan komitmen memberikan pelayanan yang lebih
baik bagi pelanggannya.
14
Garuda Indonesia dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan fungsi
manajemen komunikasi yang terencana, menciptakan brand identity dari
citra visual yang terpancar melalui logo, produk, jasa, seragam, bangunan,
dan segala hal yang dapat ditangkap sebagai komunikasi oleh public
perusahaan. Akan tetapi semua itu masih belum cukup. Hal ini dibuktikan
dengan Garuda yang beberapa kali telah melakukan pelanggaran. Salah
satunya adalah pelanggaran penyelundupan motor besar Harley Davidson
dan sepeda yang dilakukan oleh Direktur Utama dari PT. Garuda itu sendiri
yaitu I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra atau biasa disebut Ari Ashkara
oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir.
Erick Thohir banyak menerima laporan terkait penyelundupan Motor
Harley lewat pesawat Garuda yang baru tersebut. Laporan ini kemudian
ditindaklanjuti oleh Erick kepada pihak Bea Cukai dan meminta dewan
komisaris Garuda melakukan internal audit atas laporan-laporan tersebut.
Laporan hasil audit internal dari dewan komisaris ini menjadi salah satu
pertimbangan Erick memberhentikan Ari Ashkara dari posisi direktur
utama yang didudukinya sejak September 2018 silam.
Dari kasus itu, Kemenkeu dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan
penyelidikan terhadap laporan keuangan tersebut. Hasilnya, laporan
dianggap tidak sah karena tidak sesuai dengan standar pelaporan dan
akuntansi. Kemenkeu pun memberikan sanksi kepada perusahaan agar
melakukan pembetulan laporan keuangan. Sementara OJK memberi denda
senilai Rp100 juta kepada masing-masing komisaris dan direksi secara
kolektif (Sumber : cnnindonesia.com).
Sebagai pimpinan perusahaan, seharusnya Ari Ashkara mampu bertindak
secara professional. Dia harus memisahkan antara mana yang harus
dilakukan sebagai profesionalitas kerja dengan kepentingan pribadinya.
Dari kasus ini, dapat dilihat juga bahwa sang pimpinan kurang dapat
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin yang benar. Dia tidak dapat
mencontohkan perilaku yang harusnya dilakukan seorang pimpinan kepada
bawahannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa kelalaiannya sebagai pemimpin
15
ini akan memberikan efek kepada bawahannya. Ke depannya jika ini terus
berlanjut, maka karyawannya akan kehilangan rasa percaya terhadap
pimpinannya, dan akan memberikan efek yang buruk terhadap kinerja
perusahaan.
Dari berbagai kasus Garuda diatas, terbukti bahwa sesungguhnya PT.
Garuda sudah beberapa kali melakukan pelanggaran. Namun karena Garuda
ini merupakan perusahaan milik negara, maka siapapun dalang yang bekerja
di dalamnya menyakini bahwa Garuda tidak akan bangkrut. Hal ini
dikatakan oleh pengamat BUMN yaitu Danang Widoyoko. Masalah Garuda
ini tidak akan pernah lepas dari ketatnya aturan bisnis penerbangan dan
minimnya tekanan untuk mencapai target dari pemerintah. Hal ini nantinya
akan berimbas pada para direksi garuda yang kurang memiliki motivasi
untuk berprestasi dalam mencapai target perusahaan. Back up dari
pemerintah juga membuat pihak eksternal akan tetap percaya dan menaruh
investasi di Garuda.
PT. Garuda dalam hal ini harusnya lebih ketat lagi dalam memilih
berbagai direksi, kontrak yang diberikan pun harus jelas. Akan lebih baik
lagi jika dalam pemilihan direksi, setiap calon diharuskan memberikan
inovasi dan target-target baru apa yang ingin diberikan kepada perusahaan.
Jika tidak dapat dicapai, lalu target selanjutnya apa. Tidak hanya itu, para
calon juga harus diberikan beberapa kompetensi yang sesuai dengan apa
yang dibutuhkan perusahaan. Hal ini agar direksi yang terpilih pun sesuai
dengan standar perusahaan.
16
BAB II
DIAGNOSA ORGANISASI
A. Model Diagnosa Perusahaan PT Garuda Indonesia
1. Pengertian Six Boxes
Berdasarkan kasus di perusahaan PT Garuda Indonesia, model
diagnosis yang akan kelompok kita gunakan adalah Six Boxes/ 6 Kotak
Weishbord.
Diagnosis organisasi adalah suatu proses menemukan penyebab
pokok dari masalah-masalah organisasi. Proses ini meliputi kegiatan
mengumpulkan informasi yang bertalian dengan masalah misalnya
bagaimana seharusnya organisasi atau bagian dalam organisasi tersebut
berfungsi, menganalisa informasi atau data tersebut, dan kemudian
membuat
suatu
kesimpulan
untuk
melakukan
perubahan
dan
penyempurnaan (Thoha dalam Wijanarko, Widowati, & Santoso, 2014).
Dalam mendiagnosis organisasi terdapat berbagai macam model
diagnosis yang dapat dilakukan salah satunya adalah Model 6 kotak
diagnosis organisasi Marvin R. Weisbord. Model 6 Kotak dari Weisbord
(Tujuan, struktur, penghargaan, mekanisme tata kerja, tata hubungan, dan
kepemimpinan) membantu untuk memahami dan memvisualisasi
kenyataan, ibarat layar radar yang menangkap gejala tentang isu dan
masalah organisasi. Setiap kotak harus dilakukan diagnosa yang meliputi
sistem formal dan di sini akan dituntut untuk menemukan kesenjangan
antara sistem formal dan informal yang ada, di mana semakin besar jurang
pemisah maka semakin tidak efisien.
Model 6 kotak dari Weisbord kami terapkan untuk mendiagnosis
organisasi pada PT Garuda Indonesia, yang merupakan maskapai
penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline
(maskapai dengan pelayanan penuh). Dimana analisis dilakukan untuk
dapat mendiagnosis keadaan yang ada dalam organisasinya dan berusaha
untuk mengetahui apakah ada masalah ataupun tidak, sehingga dapat
17
dilakukan perbaikan-perbaikan dalam organisasinya. Secara singkat
keenam kotak tersebut dijelaskan sebagai berikut:
 Purpose (Tujuan)
Merupakan sesuatu baik yang dapat diukur secara objektif
maupun yang tidak, berdasarkan ukuran subyektif. Organisasi
selalu mempunyai tujuan atau maksud yang akan dicapai. Untuk
dapat mengetahui tujuan atau maksud organisasi dapat diajukan
pertanyaan kepada para anggota organisasi : Apa misi organisasi?
Untuk apa organisasi didirikan? Mengapa organisasi perlu ada?
Demikian juga dapat diajukan pertanyaan : dalam bisnis apa anda
berada? Apa bisnis anda? (what business are you in?) apa misi
anda? Apa misi organisasi anda? (what is your mission? What is
your organization’s mission?).
 Structure (Struktur)
Struktur
berkaitan
dengan
bagaimana
organisasi
memberikan tugas kepada karyawan dan bagaimana tugas
dilaksanakan. Misalnya, apakah struktur formal mendukung atau
menghambat pelaksanaan pekerjaan? selain itu struktur juga
terdiri dari hak serta kewajiban yang sesuai kesepakatan bersama.
 Reward (imbalan)
Imbalan merupakan segala sesuatu baik finansial maupun
bukan finansial yang diberikan organisasi kepada karyawan.
Dalam hal ini perlu diketahui apakah imbalan efektif untuk
menimbulkan motivasi karyawan? Jenis imbalan apa yang
dipandang menarik bagi karyawan? Apakah imbalan menjamin
keadilan bagi karyawan? Apakah sistem imbalan dapat
mendorong karyawan bekerja sama (teamwork), belajar,
berkembang, dan inovatif?.
18
 Helpful mechanism (mekanisme yang mendukung)
Mekanisme
yang
mendukung
pelaksanaan
strategi
perusahaan mencakup misalnya sistem anggaran, sistem
informasi, perencanaan dan pengendalian. Apakah sistem-sistem
tersebut dapat mendukung atau membantu karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan. Seberapa efektif sistem-sistem tersebut
membantu pencapaian tujuan organisasi?.
 Relationship (hubungan)
Hubungan manusia dalam organisasi merupakan salah satu
faktor yang amat penting. Hal ini disebabkan pencapaian tujuan
organisasi perusahaan dilaksanakan oleh orang-orang (manusia).
Bagaimana hubungan antara atasan dengan bawahan? seberapa
baik tingkat kerjasama antara karyawan? bagaimana kepercayaan
bawahan terhadap atasan dan sebaliknya? bagaimana konflik
yang terjadi dalam organisasi? apakah konfllik yang terjadi
tersebut masih wajar, dapat ditolerir atau tidak?.
 Leadership (kepemimpinan)
Kepemimpinan
sangat
menentukan
kemajuan
dan
kemunduran organisasi. Tidak ada organisasi yang dapat maju
tanpa kepemimpinan yang baik. bagaimana gaya kepemimpinan
yang digunakan oleh manajer dalam berbagai bagian dalam
organisasi? apakah gaya kepemimpinan efektif? bagaimana
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan?
apakah gaya kepemimpinan cocok dengan situasi yang
mengalami perubahan?.
19
B. Analisis Diagnosis PT Garuda Indonesia
a. Tujuan PT Garuda Indonesia
Organisasi atau perusahaan selalu mempunyai tujuan atau maksud
yang akan dicapai. Tujuan dari PT Garuda Indonesia adalah kepuasan
pelanggan atau customer satisfaction. Tetapi, dalam jangka waktu dua
tahun, Garuda telah menghidupkan kembali kebudayaan perusahaan yaitu
higher seat load factor, improve on time performance, menambah
penghasilan
dan
profitabilitas,
dan
mengembangkan
kepuasaan
pelanggan.
b. Struktur PT Garuda Indonesia
Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan
pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan
aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus
menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada
satu pertanggungjawaban apa yang akan dikerjakan. Pada struktur
20
organisasi PT Garuda Indonesia menunjukkan bahwa pembagian divisi
berdasarkan area atau wilayah seperti Eastern Indonesia, area Asia, area
Europe, dan sebagainya merupakan bentuk struktur divisional berdasarkan
geografi, selanjutnya pada sub divisi customer relation MGT, apabila
struktur organisasi tersebut digambarkan lebih rinci akan tampak adanya
struktur divisional berdasarkan market karena berhubungan dengan para
costumer atau pelanggan yang dihadapi, baik dalam skala instansi, skala
kecil maupun besar. Sedangkan untuk sub divisi operasi seperti cabin
service, flight operation, ground operation menunjukkan struktur
divisional berdasarkan produk, ini berkaiatan dengan produk jasa yang
dihasilkan oleh departemen.
Di sisi lain, adanya pemberian spesialisasi dari departemen fungsional
untuk bekerja pada satu proyek atau lebih mengindikasikan bahwa struktur
PT Garuda Indonesia merupakan struktur proyek matriks. Dalam struktur
ini karyawan yang berada di bawah tanggung jawab departemen tertentu
memiliki dua manager yang saling berbagi wewenang.
Berdasarkan struktur di atas PT Garuda Indonesia mampu mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dan dapat merespon dengan baik setiap
perubahan lingkungan eksternal organisasi yang berpengaruh baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan internal PT Garuda
Indonesia serta membuat dan mengambil keputusan secara cepat terhadap
perubahan lingkungan yang dihadapi.
c. Reward PT Garuda Indonesia
Imbalan merupakan segala sesuatu baik finansial maupun bukan
finansial yang diberikan organisasi kepada karyawan. PT Garuda
Indonesia memberikan reward pada karyawannya dalam bentuk bukan
finansial berupa cash benefit. Dapat dilihat dari penilaian prestasi kinerja
yang dilakukan oleh Garuda Indonesia terhadap karyawannya. Penilaian
prestasi kerja sebagai salah satu syarat utama seorang pengawai dapat
dipromosikan ke jenjang berikut, jika mereka dapat menunjukkan prestasi
21
kerja yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya mereka akan mendapat
reward berupa peningkatan jabatan yang didukung oleh prestasi kerja
yang dihasilkan serta faktor penunjang lainnya.
d. Helpful mechanism (mekanisme yang mendukung)
Mekanisme yang mendukung pelaksanaan strategi perusahaan
mencakup misalnya sistem anggaran, sistem informasi, perencanaan dan
pengendalian. Berdasarkan hasil analisi kasus di atas mekanisme yang
mendukung yang digunakan oleh PT Garuda Indonesia dalam
melaksanakan strategi perusahaan dan mencapai tujuan yang telah
direncanakan adalah :
 Strategic Group Mapping
 Price
Kami memilih harga sebagai variabel karena saat ini
harga tiket maskapai menjadi salah satu pertimbangan
penumpang
untuk
memilih
layanan
penerbangan,
kemunculan banyaknya maskapai yang menawarkan harga
murah, semakin memudahkan customer untuk memilih
maskapai yang akan mereka gunakan. Sehingga harga tiket
menjadi salah satu indikator pertimbangan konsumen
sebelum membeli tiket.
 Service
Sebuah perusahaan jasa, service yang diberikan kepada
konsumen adalah indikator keberhasilan sebuah maskapai
penerbangan. Maskapai yang mampu memberikan layanan
terbaik, akan meningkatkan reputasi di mata para
pelanggan dan memberikan kepuasan tersendiri bagi
konsumen.
22
 Integration Strategies
 Forward Integration
Garuda
Indonesia
tidak
melakukan
Forward
Integration, melainkan hanya melakukan
backward
integration dengan mendirikan anak perusahaan yang
bergerak pada bidang perbaikan dan perawatan pesawat
terbang dan horizintal integration dengan mendirikan
perusahaan maskapai lain namun dengan menyasar pasar
yang berbeda.
 Backward Integration
Garuda Indonesia mendirikan PT Garuda Maintenance
Facility Aero Asia. PT Garuda Indonesia Maintenance
Facility Aero Asia bergerak dalam bidang usaha jasa
perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk mesin
dan
komponennya.
Garuda
Indonesia
bermaksud
memperoleh keuntungan yang lebih dengan memiliki
penyelenggara jasa perbaikan dan perawatan pesawat
terbang termasuk mesin dan komponennya sendiri.
 Horizintal integration
Garuda Indonesia melakukan Horizontal Integration
dengan mendirikan PT Citilink Indonesia pada tanggal 6
Januari 2009. Tujuan Garuda Indonesia adalah dengan
mendirikan
Citilink
diharapkan
dapat
menjangkau
konsumen yang mencari penerbangan berbiaya murah (Low
Cost) dimana Garuda Indonesia sendiri menyediakan
penerbangan premium yang mengutamakan kenyamanan
dengan biaya sebanding dengan kenyamanan premium
yang diberikan.
23
e. Tata Hubungan PT Garuda Indonesia
Hubungan manusia dalam organisasi merupakan salah satu faktor
yang amat penting. Hal ini disebabkan pencapaian tujuan organisasi
perusahaan dilaksanakan oleh orang-orang (manusia). Nilai-nilai yang
dianut oleh PT Garuda Indonesia terdapat 5 poin yang dijabarkan dalam
10 perilaku utama yang mencakup, yaitu:
Efisien dan efektif
1. Cepat, tepat dan akurat.
2. Hemat.
Loyalitas
1. Disiplin.
2. Bekerja
keras,
cerdas,
dan
tuntas.
Pelanggan Sentrisitas
1. Ramah, hangat dan bersahabat.
2. Tanggap dan produktif.
3. Kreatif dan inovatif.
Kejujuran dan keterbukaan
1. Jujur, tulus, dan terbuka.
2. Menjaga
kerahasian
perusahaan.
Integritas
1. Konsisten dan oatuh pada aturan
garuda.
Berdasarkan nilai-nilai yang dianut oleh PT Garuda Indonesia dapat
dijabarkan bahwa tata hubungan yang dilakukan oleh PT Garuda dapat
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik dalam hal
administrasi, keuangan maupun personalia.
Berikut pengelolaan hubungan organisasi PT Garuda Indonesia, yaitu:
 Penyelesaian perjanjian kerja bersama
Proses perundingan Perjanjian Kerja Bersama atau
(PKB) yang telah berlangsung sejak tahun 2009 dan telah
24
memasuki babak baru pada tanggal 28 Agustus 2012 dengan
ditandatangani perjanjian kerja sama antara Garuda
Indonesia dengan Sekretariat Bersama Serikat Pekerja
Garuda Indonesia.
 Employee Engagement
Perusahaan menyadari bahwa pegawai yang memiliki
engagement akan dapat meningkatkan produktivitasnya
sehingga produktivitas dan kinerja unit serta perusahaan
dapat
meningkat.
Sumber
daya
engagement
selain
berkorelasi dengan performa bisnis juga memberikan
informasi kepada perusahaan seberapa atraktif perusahaan
dalam kompetisi talent, selain itu dapat meningkatkan
kemampuan perusahaan untuk menarik, memotivasi, dan
mempertahankan talent yang sangat bernilai.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tata
hubungan yang diterapkan oleh PT Garuda Indonesia berorientasi pada
internal dan ekternal, dan berpedoman pada nilai kepuasaan pelanggan.
f. Leadership (Kepemimpinan)
Kepemimpinan sangat menentukan kemajuan dan kemunduran
organisasi. Tidak ada organisasi yang dapat maju tanpa kepemimpinan
yang baik. Berdasarkan hasil analisis dari kasus PT Garuda Indonesia
tersebut, dapat dikatakan bahwa kepemimpinan yang ada di PT Garuda
Indonesia kurang berjalan dengan baik, karena dapat dibuktikan bahwa
pemimpin dari PT Garuda Indonesia melakukan suatu pelanggaran berupa
penyelundupan Motor Harley dan sepeda serta tidak melakukan tugasnya
sebagai seorang pimpinan yang harus mampu mengendalikan dan
memimpin organisasi atau perusahaan dalam rangka untuk mencapai
tujuan. Hal tersebut akan mempengaruhi kinerja dari bawahannya, karena
kurangnya kepimpinan dalam suatu organisasi.
25
C. Metode Pengumpulan Data
Peneliti memilih menggunakan metode asesmen yaitu observasi dan
wawancara. Peneliti memilih metode observasi sebagai bagian dari metode
asesmen adalah karena observasi dapat dilakukan sebagai metode pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada subjek
penelitian. Jadi peneliti mampu melihat secara langsung apa yang terjadi di
lapangan. Sementara itu wawancara dipilih sebagai metode asesmen karena
dapat memperkuat data yang ingin diperoleh dari lapangan dan melengkapi
data yang tidak didapatkan di saat proses observasi.
1. Wawancara
Menurut Slamet (dalam Sarwo Edi, 2016) Wawancara merupakan
instrumen yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan
interaksi sosial antara peneliti dan yang diteliti. Pengertian lain wawancara
adalah kegiatan tanya jawab untuk mendapatkan informasi dan mencapai
tujuan tertentu (Poerwadi, 2005). Sementara itu Lexy J. Moleong (2011)
mengungkapkan bahwa pengertian wawancara adalah suatu percakapan
dengan tujuan-tujuan tertentu.
Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to
face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan
mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Jenis
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawancara dimana
pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan
yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara jenis ini
disusun dengan rapi dan ketat. Teknik wawancara difokuskan peneliti
untuk menggali dan memperoleh data-data primer yang dibutuhkan dalam
penelitian ini.
Wawancara akan dilakukan kepada jajaran direksi dan berbagai
tingkatan guna mendapatkan informasi yang diinginkan. Wawancara akan
dilakukan kepada Direktur layanan, Direktur pemasaran dan penjualan,
Direktur Teknik dan pengelola armada, Direktur operasi, Direktur
26
keuangan, Direktur SDM dan Umum, Direktur Strategis Pengembangan
Bisnis, dan Human Capital Management.
2. Observasi
Menurut Hasanah (2016) Observasi merupakan salah satu kegiatan
ilmiah empiris yang mendasarkan fakta-fakta lapangan maupun teks,
melalui pengalaman panca indra tanpa menggunakan manipulasi apapun.
Observasi dapat juga diartikan sebagai metode yang digunakan dengan
cara memperhatikan secara akurat dan mencatat fenomena yang muncul
dan mempertimbangkan hubungan antara aspek yang terjadi (Poewandari,
2005). Menurut Sugiyono (2015), memaparkan bahwa observasi
merupakan kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek. Sedangkan
menurut Kamus Ilmiah Populer (dalam Suardeyasasri, 2010) kata
observasi berarti suatu pengamatan yang teliti dan sistematis, dilakukan
secara berulang-ulang. Metode observasi seperti yang dikatakan Hadi dan
Nurkancana
(dalam
Suardeyasasri,
2010)
adalah
suatu
metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis baik secara langsung maupun secara tidak
langsung pada tempat yang diamati.
Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan
metode observasi non-partisipan. Adapun teknik observasi non-partisipan
adalah metode dimana peneliti hanya melakukan satu fungsi, yaitu
mengadakan pengamatan. Teknik observasi non-partisipan digunakan
karena dalam proses penelitian ini peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan,
akan tetapi hanya berperan mengamati kegiatan. Pemilihan teknik jenis ini
dilakukan agar peneliti dapat lebih fokus dalam melakukan pengamatan
terhadap objek yang sedang diamati sehingga data observasi yang
dihasilkan benar-benar valid dan sesuai dengan kondisi yang sedang
diamati.
Terdapat beberapa tujuan utama dari observasi yaitu untuk
mendeskripsikan keadaan yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
27
berlangsung, individu yang terlibat dalam suatu aktivitas, dan untuk
mengetahui makna kejadian yang dialami. Observasi akan dilakukan
ketika wawancara terhadap narasumber dan ketika tahap awal penelitian
sehingga dapat mengetahui gambaran langsung mengenai gejala-gejala
yang termasuk dalam permasalahan PT. Garuda Indonesia.
28
BAB III
RANCANGAN INTERVENSI
A. Pengantar Rancangan Intervensi
Berdasarkan hasil diagnosa dan kasus yang sudah dibahas pada bab
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang ada dalam PT.
Garuda Indonesia saat ini adalah terletak pada Sumber Daya Manusianya.
Maka dari itu, intervensi yang efektif untuk memperbaiki perusahaan adalah
dengan menggunakan Human Resource Management (HRM). HRM dapat
memperbaiki sumber daya yang bermasalah dalam suatu perusahaan. Maka
dari itu HRM dirasa cukup pantas untuk dijadikan intervensi atas kasus yang
menimpa PT. Garuda Indonesia.
Human Resource Management (HRM) merupakan rangkaian dari
keputusan yang digunakan untuk melakukan memanfaatkan Sumber Daya
Manusia secara optimal. HRM menurut Minbaeva (dalam Adeniji,dkk, 2013)
merupakan seperangkat pengelolaan yang digunakan oleh organisasi untuk
mengelola sumber daya manusia yang ada di organisasi dengan cara
memberikan
fasilitas
untuk
melakukan
pengembangan
kompetensi,
memberikan hasil dalam berhubungan sosial yang kompleks, dan
menghasilkan pengetahuan untuk organisasi agar dapat mempertahankan
keunggulannya. HRM dapat dijadikan sebagai kebijakan secara internal agar
sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi dapat mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan sebelumnya.
B. Rancangan Intervensi Organisasi
1. Metode yang digunakan
Metode yang digunakan dalam Human Resource Management yaitu
dengan menggunakan Developing Talent dengan menggunakan metode
Management and Leadership Development.
29
2. Dasar Pemilihan Rancangan Intervensi
Pemilihan rancangan intervensi dengan menggunakan Management
and Leadership Development adalah dengan melihat diagnosa masalah
yang sudah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa direktur utama dari
PT. Garuda Indonesia melakukan penyelundupan motor Harley Davidson
dan Komisaris PT. Garuda Indonesia yang membuat laporan keuangan
tidak sesuai dengan standar. Maka dari itu, management and leadership
development digunakan untuk mengatasi permasalahan terkait kasus
tersebut dan memperbaiki kepemimpinan yang ada di PT. Garuda
Indonesia. Tidak hanya dari sisi direktur utamanya saja tetapi juga dari
komisaris yang memiliki peran penting dalam keberjalanan perusahaan.
Pengembangan manajemen kepemimpinan memiliki fokus untuk
melakukan pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang diyakini
oleh organisasi untuk dapat melakukan penerapan strategi perusahaan di
masa depan dan mengelola bisnis. Hal ini sejalan dengan diagnosa yang
mana fokus dari pemilihan intervensi ini digunakan untuk memperbaiki
sistem kepemimpinan yang ada pada PT. Garuda Indonesia untuk dapat
mengelola bisnisnya di masa yang akan datang lebih baik lagi, tanpa
tersangkut kasus apapun dan memiliki strategi yang tepat untuk
melakukan pengembangan perusahaan agar tetap menjadi perusahaan
yang berorientasi pada nilai kepuasaan pelanggan.
3. Tahapan Melakukan Intervensi
a. Penilaian Kebutuhan
Penilaian kebutuhan dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
data terkait penilaian strategi, organisasi, dan individu dalam intervensi
ini. Penilaian strategi melihat pemahaman terkait pengetahuan dan
pengalaman yang akan digunakan pemimpin di masa yang akan datang
untuk menyusun maupun menjalankan strategi bisnis. Penilaian strategi
dapat berupa tugas, kegiatan, serta keputusan yang perlu diambil oleh
peserta pelatihan setelah diberikan studi kasus tentang pelatihan ini.
30
Penilaian organisasi mengacu pada sistem yang nanti akan
memberikan
pengaruh
untuk
mentransfer
pengalaman
dan
pembelajaran perkembangan untuk kembali ke organisasi. Pemindahan
akan terjadi ketika peserta dari pelatihan diberikan kesempatan dan
kondisi yang sesuai untuk menerapkan keterampilan, pengetahuan, dan
kemampuan baru yang dia miliki dalam situasi kerja.
Penilaian individu memiliki tujuan untuk memahami peserta yang
menjadi kandidat dalam pelatihan ini. Penilaian individu mencakup
tingkat keterampilan maupun pengetahuan serta kemampuan yang
dimiliki peserta saat ini.
b. Mengembangkan tujuan dan desain pelatihan.
Langkah awal yang harus ditetapkan adalah tujuan dari hasil adanya
intervensi ini. Tujuan ini perlu mencakup hasil yang diharapkan dari
pemimpin yang kompeten. Desain pelatihan yang akan dilakukan akan
melibatkan beberapa teknik seperti metode tradisional seperti proses
perkuliahan yang ada di kelas, umpan balik 360 derajat, simulasi, studi
kasus, atau latihan pengalaman yang menekankan pada tugas rotasi,
pelatihan di tempat kerja, dan proyek pembelajaran aksi.
c. Memberikan pelatihan
Tahap ini akan memberikan implementasi terkait program
pengembangan yang sudah dirancang sebelumnya. Peserta pelatihan ini
nantinya akan mengikuti proses pelatihan dan menyelesaikan pelatihan
ini sehingga dapat menerapkan ketika kembali ke tempat kerjanya.
d. Evaluasi pelatihan
Evaluasi pelatihan perlu dilakukan untuk mengetahui sejauhmana
pelatihan ini efektif untuk mencapai tujuan dari hasil yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Kriteria yang diperlukan untuk mengevaluasi
31
dari keefektifan suatu pelatihan adalah reaksi, pembelajaran, perilaku,
dan hasil.
Reaksi untuk melihat sejauhmana pelatihan ini dapat memberikan
manfaat bagi peserta yang nantinya hal ini akan dinilai oleh peserta.
Proses pembelajaran berarti untuk melihat apakah peserta memperoleh
atau tidak terkait pengetahuan maupun pengalaman yang nantinya akan
digunakan di tempat kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan metode wawancara maupun kuesioner. Perilaku untuk
memberikan penilaian terkait keterampilan dan kemampuan baru yang
didapatkan selama proses pelatihan berlangsung dapat diterapkan ke
dalam pekerjaan. Hal ini dapat dilakukan dengan metode observasi
ataupun wawancara. Selanjutnya adalah hasil yang mana untuk melihat
apakah pelatihan yang telah dilakukan dapat memberikan peningkatan
dalam efektivitas peserta maupun sistem.
C. Intervensi Organisasi
1. Pengertian Management and Leadership Development
Management and Leadership Development merupakan salah satu dari
intervensi yang ada dalam developing talent. Intervensi ini dapat
didefinisikan sebagai intervensi sumber daya manusia yang memiliki
tujuan untuk menyalurkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
kepada beberapa individu yang ada dalam perusahaan. Intervensi ini dapat
meliputi program pelatihan in-house, peluang pendidikan eksternal,
proyek pembelajaran aksi, dan beberapa kegiatan lainnya.
Pengembangan manajemen dan kepemimpinan ini merupakan salah
satu intervensi yang ada dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi
yang sering digunakan untuk mengembangkan bakat serta meningkatkan
retensi dari karyawan. Program ini memberikan beberapa peningkatan
seperti keterampilan yang dimiliki oleh individu, memberikan sosialisasi
para pemimpin kedalam nilai perusahaan, dan menyiapkan pemimpin
yang eksekutif untuk memimpin strategi bisnis untuk masa yang akan
32
datang. Intervensi ini dapat digunakan untuk membangun keterampilan
kepemimpinan, sejalan dengan kompetensi yang sudah ditentukan
sebelumnya, memberikan sosialisasi manajer dan kepemimpinan dalam
serangkaian nilai yang diyakini penting untuk keberhasilan organisasi, dan
dapat digunakan untuk membantu agenda perubahan strategis.
2. Tujuan Pengembangan manajemen dan kepemimpinan
Pelatihan biasanya digunakan untuk melakukan pengembangan tenaga
kerja yang ada pada suatu organisasi. Sedangkan pengembangan
manajemen dan pengembangan kepemimpinan memiliki tujuan untuk
melakukan pengembangan bakat manajemen dan eksekutif dalam suatu
perusahaan. Pengembangan kepemimpinan yang akan dilakukan dalam
suatu perusahaan memerlukan fokus pada adanya keterampilan dan
pengetahuan dari sekelompok anggota organisasi untuk meningkatkan
keefektifan maupun kemampuan membangun sistem perusahaan yang
ada.
Intervensi pengembangan manajemen dan kepemimpinan dapat dilihat
dari segi pengembangan karir. Pada pengembangan manajemen dan
kepemimpinan memiliki fokus pada pengembangan keterampilan dan
pengetahuan yang digunakan oleh organisasi untuk menerapkan maupun
menyusun strategi untuk menghadapi masa depan dan mengelola
bisnisnya. Jika dilihat dari sisi pengembangan karir, memiliki fokus
kepada pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh
individu untuk dijadikan pelengkap karir yang dia inginkan.
D. Intervensi
Intervensi yang akan dilakukan pada perusahaan PT. Garuda Indonesia
ditujukan kepada pimpinan yang menjabat. Calon pemimpin dan pemimpin di
PT. Garuda Indonesia ini nanti dapat menjadi pemimpin yang tidak
mengulangi kesalahan seperti sebelumnya. Pemberian pengembangan
manajemen dan kepemimpinan pada pemimpin ataupun calon pemimpin yang
nantinya akan menggantikan direktur utama PT. Garuda Indonesia bertujuan
33
untuk dapat memperbaiki pola kepemimpinan yang nantinya pola ini akan
memberikan dampak kepada perusahaan untuk mengelola bisnis dengan baik
dan dapat menyiapkan strategi yang cukup matang untuk menghadapi
perkembangan bisnis yang ada di masa depan yang mana pemimpin dan calon
pemimpin nantinya akan menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang
didapatkan dalam intervensi ini kepada perusahaan. Selain itu, dampak dari
pemberian intervensi ini nanti juga akan dirasakan oleh pemimpin maupun
calon pemimpin untuk melakukan pengembangan dari keterampilan maupun
pengetahuan yang dapat mendukung keberjalanan karir yang mereka inginkan
secara sehat dan baik. Terdapat beberapa tahapan guna melakukan intervensi
pengembangan manajemen dan kepemimpinan, yaitu:
1. Penilaian kebutuhan
Pada tahap pertama ini, penilaian kebutuhan yang akan dilakukan
adalah penilaian strategi. Penilaian strategi ini nanti pemimpin maupun
calon pemimpin nantinya harus mampu memberikan pemahaman
berupa pengetahuan maupun pengalaman yang perlu disiapkan untuk
memperbaiki PT. Garuda Indonesia ke arah yang lebih baik tanpa
adanya pelanggaran-pelanggaran yang akan dibuat nantinya. Penilaian
strategi berupa tugas, kegiatan, dan keputusan yang akan diambil, ketika
menjadi pemimpin di PT. Garuda Indonesia. Penilaian kebutuhan
strategi nantinya akan dijadikan salah satu bahan dalam pelatihan yang
akan diberikan.
Selanjutnya adalah penilaian organisasi, pada penilaian ini memiliki
fokus untuk menilai sistem yang ada pada PT. Garuda Indonesia. Hal
ini dilakukan agar setelah berjalannya pelatihan nantinya pemimpin
maupun calon pemimpin di PT. Garuda Indonesia dapat menerapkan
keterampilan dan pengetahuannya agar lebih bermanfaat. Penilaian
yang terakhir adalah penilaian individu. Penilaian individu ini dilakukan
untuk mengetahui dan memahami pemimpin maupun calon pemimpin
PT. Garuda Indonesia yang nantinya akan dilibatkan dalam proses
pelatihan.
34
2. Mengembangkan tujuan dan desain pelatihan
Pada tahap ini intervensi yang akan diberikan pada pemimpin
maupun calon pemimpin di PT. Garuda Indonesia memiliki tujuan agar
pemimpin mampu memperbaiki, menghadapi, maupun menyelesaikan
masalah yang terjadi di perusahaan. Pemimpin nantinya akan dapat
lebih siap dan tanggap untuk menghadapi maupun mengelola
perusahaan karena adanya perkembangan bisnis yang ada di masa depan
dengan menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang dia miliki.
Desain pelatihan yang digunakan adalah desain pelatihan di tempat
kerja agar pemimpin ini lebih peka terhadap permasalahan yang ada di
perusahaan yang dia pimpin, simulasi, dan studi kasus juga akan masuk
dalam desain pelatihan agar pemimpin nantinya dapat dengan mudah
untuk mengimplementasikan keterampilan maupun pengetahuannya
untuk PT. Garuda Indonesia.
3. Memberikan Pelatihan
Tahap selanjutnya setelah menentukan pengembangan tujuan dan
desain pelatihan untuk intervensi, maka pemimpin maupun calon
pemimpin dari PT. Garuda Indonesia ini dapat mengikuti pelatihan
program pengembangan ini dengan sebaik mungkin. Mengapa sebaik
mungkin? Hal ini dilakukan agar nantinya pemimpin dari PT. Garuda
Indonesia dapat mengimplementasikan apa yang didapat ketika
mengikuti intervensi ini, ke dalam situasi kerja normal yang dia duduki
saat ini.
4. Evaluasi pelatihan
Tahap terakhir adalah dengan melakukan evaluasi terhadap
pelatihan
yang
sudah
dilakukan.
Evaluasi
pelatihan
harus
memperhatikan beberapa kriteria agar dapat melihat keefektifan dari
pelatihan yang dijalankan. Kriteria yang paling umum digunakan adalah
kriteria reaksi. Reaksi ini nanti akan dijadikan penilaian umum dari
35
peserta pelatihan mengenai keberjalanan pelatihan. Meskipun yang
mengikuti pelatihan bukanlah orang biasa melainkan pemimpin dan
calon pemimpin dari PT. Garuda Indonesia, penilaian ini perlu
dilakukan agar mengetahui reaksi dari peserta.
Kriteria proses pembelajaran untuk melihat sejauhmana para
pemimpin ini mendapatkan pengetahuan selama proses pelatihan yang
nantinya akan digunakan untuk pekerjaannya, evaluasi dilakukan
dengan menggunakan wawancara. Kriteria perilaku untuk mengevaluasi
dan memberikan penilaian terhadap keterampilan dan pengetahuan baru
diterapkan dalam pekerjaannya. Kriteria ini nantinya akan dilakukan
dengan menggunakan observasi untuk melihat proses penerapan.
Kriteria terakhir adalah hasil, hasil ini nanti dilihat apakah pelatihan
yang dilakukan untuk memberikan perubahan kepada pemimpin
maupun calon pemimpin dari PT. Garuda Indonesia dapat memberikan
peningkatan keefektifan dari peserta maupun sistem dalam bekerja.
36
DAFTAR PUSTAKA
Adeniji, A. A., Osibanjo, O. A., & Abiodun, A. J,. (2013). Organizational Change
and Human Resource Management Interventions: An Investigation of the
Nigerian Banking Industry. Serbian Journal of Management 8 : 139-154
Cummings & Worley. (2005). Organizational Development (8th ed). South
Western Edition: Thompson
Dessler, G. (2008). Human Resource Management. New Jersey : Prentice Hall
International
Hasanah, Hasyim. (2016). Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode
Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial). Jurnal At-Taqaddum :
8,(1) : 21-46
Lexy J. Moleong (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Poewandari, E. K. (2009). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku
Manusia. Depok : LPSP3
Sarwo, Edi. (2016). Teori Wawancara Psikodiagnostik. Yogyakarta: Leutika
Nouvalitera
Suardeyasasri. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Gramedia
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
Wijanarko, Widowati, N., & Santoso, R. S. (2014). Diagnosis organisasi
pengembangan pusat informasi dan konseling remaja dan mahasiswa di
kabupaten pati. Indonesian Journal of Public Policy and Management
Review, 1-14.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191212112939-92-456299/garudaindonesia-bumn-yang-terlalu-lama-dimanja-negara Diakses dari internet
pada tanggal 10 April 2020
http://www.garuda-indonesia.com/ Diakses dari internet pada tanggal 17 April
2020
37
KONTRIBUSI ANGGOTA
1. Rizky Khairunisa
15000117120003
 25% Rancangan Intervensi
2. Hilwa Aulia Rahmah
15000117120010
 25% Metode Pengumpulan Data dan PPT
3. Arrini Eka Aprillya
15000117120059
 25% Diagnosa asesmen dan Daftar isi
4. Miftahul Jannah
15000117130107
 25% BAB 1 Pendahuluan/Analisis Kasus
Download
Study collections