Uploaded by User54664

Tahapan Pulpektomi Akar Ganda

advertisement
TAHAPAN
PULPEKTOMI AKAR GANDA
RAY ADITYA PARIPURNA
038/G/12
Pendahuluan
Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih.
Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang melibatkan email, dentin dan pulpa.
Adanya kerusakan gigi pada gigi, baik oleh karena karies maupun trauma dapat berakibat terganggunya
fungsi gigi secara maksimal. Kerusakan gigi dapat diawali dengan keradangan pulpa dan bila tidak
dilakukan perawatan dapat berlanjut dengan kematian pulpa atau yang dikenal dengan istilah pulpa
nekrosis. Pulpa nekrosis adalah matinya pulpa baik sebagian atau seluruhnya yang dapat terjadi karena
inflamasi maupun rangsangan traumatik. Penyebab nekrosis adalah bakteri, trauma, iritasi bahan restorasi
maupun inflamasi dari pulpa yang berlanjut. Pada beberapa kasus, gigi nekrotik diawali dengan riwayat
sakit yang berangsur-angsur menjadi nekrosis. Gigi yang mengalami nekrosis memerlukan perawatan
saluran akar, yang bertujuan untuk membersihkan ruang pulpa dari jaringan pulpa yang telah terinfeksi,
kemudian membentuk saluran akar untuk obturasi agar terbentuk apical seal.
Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan mengangkat jaringan pulpa
yang telah terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran akar, kemudian diisi padat oleh bahan pengisi saluran
akar agar tidak terjadi kelainan lebih lanjut atau infeksi ulang. Tujuannya adalah untuk mempertahankan
gigi selama mungkin di dalam rahang, sehingga fungsi dan bentuk lengkung gigi tetap baik. Pulpektomi
adalah pengangkatan seluruh jaringan pulpa. Pulpektomi merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang
telah mengalami kerusakan yang bersifat irreversibel atau untuk gigi dengan kerusakan jaringan keras
yang luas.
Indikasi dan Kontraindikasi Perawatan Saluran Akar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Indikasi :
Gigi sulung dengan infeksi melewati kamar pulpa
Saluran akar dapat dimasuki instrumen.
Kelainan jaringan periapeks dalam gambaran radiografi kurang dari sepertiga apikal.
Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik ( untuk pilar
restorasi jembatan ).
Gigi tidak goyang dan periodontal normal.
Foto rontgen menunjukkan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga apikal, tidak ada granuloma
pada gigi sulung.
Kondisi pasien baik serta ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk memelihara kesehatan
gigi dan mulutnya.
Keadaan ekonomi pasien memungkinkan.
Kontraindikasi :
1. Bila dijumpai kerusakan luas jaringan periapikal yang melibatkan lebih dari sepertiga panjang
akar.
2. Bila saluran akar gigi tanpa pulpa dengan daerah radiolusen terhalang oleh akar berkurva/
bengkok
3. Bila terdapat perkembangan apeks akar yang tidak lengkap dengan matinya pulpa.
4. Bila apeks akar terkena fraktur.
Tahapan Pulpektomi
A. Pembuatan Foto Rontgen
Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar, serta keadaan jaringan sekitar gigi yang akan
dirawat.
B. Anastesi (Dilakukan Pada Pulpektomi Vital)
Pemberian anastesi lokal untuk menghindari rasa sakit pada saat perawatan
C. Isolasi Daerah Kerja
Daerah kerja diisolasi dengan rubber dam untuk menghindari kontaminasi bakteri dan saliva
D. Pembuatan Outline
Outline cavity entrance merupakan proyeksi ruang pulpa pada permukaan oklusal gigi. Bertujuan
untuk menghindari terbuangnya jaringan dentin secara berlebihan pada waktu preparasi membuka
akses ke ruang pulpa
1. Membuat outline cavity entrance dengan pensil tinta, pada permukaan oklusal gigi
(dalam kasus ini yang akan dilakukan perawatan gigi molar) dengan bentuk persegi
panjang.
2. Outline preparasi digambarkan sesuai dengan lebar dan bentuk ruang pulpa, serta saluran
akar yang akan dituju waktu pembukaan akses dalam kavitas gigi.
E. Preparasi Cavity Entrance dan Mencari Orifice
1. Pembutan cavity entrance menggunakan round bur no. 1, mengikuti outline yang telah
dibentuk sebelumnya
2. Pembukaan jalan masuk untuk gigi molar mengikuti ciri-ciri anatomik ruang pulpa (pada gigi
akar ganda)
3. Setelah kedalaman preparasi mencapai dentin, preparasi dilanjutkan menggunakan fissure
diamond bur sampai ditemukan jumlah orifice yang tepat pada saluran akar
4. Lakukan pencarian orifice (lubang akses ke dalam saluran akar yang terletak pada dasar
pulpa) dengan menggunakan jarum miller
5. Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur dengan gerakan menarik
keluar kavitas, sehingga cavity entrance terbentuk dengan baik dan alat preparasi dapat
dimasukkan ke dalam saluran akar dengan bebas
Bentuk Ruang Pulpa dan Lokasi Orifice
Preparasi Cavity Entrance
F. Pengukuran Panjang Kerja (Diagnostic Wire Photo)
1. Dengan menggunakan jarum miller yang diberi tanda stopper (menggunakan bahan yang
bersifat radiopaque agar tampak putih dalam RO photo) sebagai tanda untuk pengukuran
panjang gigi
2. Masukkan jarum miller ke dalam saluran akar
3. Dengan posisi jarum miller berada di dalam saluran akar, dilakukan pengambilan foto RO
periapikal
4. Selanjutnya dilakukan perhitungan panjang kerja dengan rumus :
PGS = PGF x PAS
PAF
PK = PGS – 1 mm
Keterangan :
PGS = panjang gigi sebenarnya
PGF = panjang gigi dalam foto
PAS = panjang akar sesungguhnya
PAF = panjan gakar dalam foto
Menentukan panjang kerja dikurangi 1mm panjang gigi sebenarnya, dimaksudkan
untuk menghindari:
- Rusaknya apical constriction (penyempitan saluran akar di apical).
- Perforasi ke apikal.
Pengukuran Panjang Kerja
A. Preparasi Saluran Akar
Preparasi saluran akar dilakukan sesuai dengan panjang kerja yang telah dihitung sebelumnya
1. Lakukan pembuangan jaringan nekrotik dari dalam saluran akar dengan jarum reamer untuk
melebarkan dinding saluran akar dan jarum file untuk menghaluskan dinding saluran akar
2. Stopper pada jarum preparasi diatur sesuai panjang kerja dengan alat mini endo block
3. Jarum dimasukkan ke dalam saluran akar sebatas stopper yang diletakkan setinggi puncak
bidang incisal
4. Jarum reamer dimasukkan ke dalam saluran akar dengan gerakan memutar kemudian ditarik
keluar saluran akar, sedangkan jarum file digerakkan semerempat putaran naik dan turun
(push and pull motion) sehingga dapat menghaluskan dinding saluran akar
5. Jarum preparasi digunakan secara berurutan dimulai dari nomor terkecil yang dapat masuk ke
dalam saluran akar sesuai panjang kerja, sampai nomor terbesar sesuai dengan diameter
saluran akar.
6. Selama preparasi dan setiap pengeluaran/pergantian jarum dari saluran akar perlu dilakukan
irigasi dengan NaOCl dan Aquadest yang dimasukkan dalam syringe dan jarum irigasi untuk
membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah
7. Tahapan preparasi selesai, jika telah didapatkan serbuk dentin sehat pada 1/3 ujung jarum
preparasi, dinding dentin telah bersih dan halus, serta jarum preparasi terakhir dapat masuk
tanpa hambatan
8. Setelah preparasi selesai, keringkan saluran akar dengan paper point yang telah disterilkan
Preparasi Saluran Akar
B. Foto Trial Guttap
1. Lakukan pemilihan gutta percha yang nomernya (diameter) sesuai dengan nomer file terakhir
yang digunakan pada preparasi saluran akar
2. Gutta percha yang dipilih diberi tanda dengan pensil tinta sesuai dengan panjang kerja,
kemudian dengan menggunakan pinset dimasukkan ke dalam saluran akar sebatas tanda yang
telah dibuat tadi.
3. Kemudian diperiksa apakah gutta percha telah sesuai panjang dan diameternya dengan
mencoba menariknya keluar dengan menggunakan pinset, apakah sudah menunjukkan intial
fit yang baik pada daerah apikal
4. Lakukan rontgen foto untuk trial gutta
C. Sterilisasi Ruang Pulpa
1. Sterilisasi ruang pulpa dilakukan dengan menggunakan pasta kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
dan dicampurkan dengan liquid Gliserin hingga berbentuk pasta
2. Oleskan pasta dengan menggunakan jarum lentulo dan dimasukkan ke masing – masing
saluran akar
3. Tumpatkan bahan tumpatan sementara pada kavitas sampai penuh dan padat
4. Instruksikan pasien untuk kembali setelah 1 minggu untuk kontrol
D. Pembenihan
Pembenihan dilakukan dengan menggunakan glukosa bouillon yang bertujuan untuk uji
mikroorganisme, sehingga dapat mengetahui apakah masih terdapat bakteri patogen atau tidak
pada saluran akar yang telah diirigasi.
1. Irigasi saluran akar dengan NaOCl dan aquadest secara bergantian
2. Keringkan saluran akar dengan menggunakan paper point
3. Diamkan paper point selama 60 detik dalam saluran akar
4. Persiapkan tabung (test tube glass) yang telah berisi glukosa boilon
5. Lakukan flamming pada bibir tabung
6. Masukkan paper point dari saluran akar
7. Tutup tabung dan beri label nama pasien, nama operator dan tanggal pembenihan
8. Inkubasi tabung di inkubator (selama 24 jam)
Hasil Pembenihan :
(-)
: Jernih, tidak ada kuman
(+)
: Keruh, ada kuman
False Negative
: Jernih, ada kuman (akibat alat tidak steril, kontaminasi)
False Positive
: Keruh, tidak ada kuman (akibat dari terbawanya obat steril ke dalam
pembenihan).
E. Pengisian Saluran Akar (Teknik Single Cone)
Teknik pengisian single cone, dilakukan pada gigi dengan saluran akar lurus dan diameter bulat
sehingga dapat digunakan satu gutta percha untuk setiap satu saluran akar.
1. Buka tumpatan sementara
2. Irigasi saluran akar dengan NaOCl dan aquadest
3. Lakukan pencampuran pasta saluran akar sesuai dengan petunjuk pabrik. Bahan pasta saluran
akar yang digunakan yaitu bubuk zinc oxide dan cairan obat sterilisasi saluran akar yaitu
ChKM yang dicampurkan hingga berbentuk pasta
4. Ulasi gutta percha dengan pasta, kemudian sisa pasta dimasukkan ke dalam saluran akar
menggunakan jarum lentulo dan contra angle low speed
5. Gutta percha utama yang telah diolesi pasta saluran akar dimasukkan kedalam saluran akar
sampai menunjukkan initial fit yang baik di daerah apikal
6. Gutta percha dipotong 1 – 2 mm dibawah dasar ruang pulpa (Sebatas orifice) dengan
ekskavator yang ujungnya telah dipanaskan diatas api bunsen. Pilih diameter ekskavator yang
dapat dengan mudah masuk ke dalam kavitas ruang pulpa
7. Tekan gutta percha dengan plugger sampai ± 1 mm dibawah orifice
8. Bila pengisian sudah dirasa cukup isi kavitas dengan cotton pellet sampai penuh kemudian
lakukan foto rontgen pengisian
9. Pengisian dikatakan cukup apabila saluran akar sudah terisi penuh
10. Apabila pengisian sudah cukup buka tumpatan sementara dan cotton pellet, dasar kavitas
ditutup dengan bahan basis kalsium hidroksida (Ca(OH)2) sebagai barrier agar tidak terjadi
kontaminasi ulang dari koronal, kemudian berikan cotton pellet dan tumpatan sementara
11. Instruksikan pasien untuk kontrol 1 minggu
Download