BAB 1 PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA 1. Sebutkan dan jelaskan 3 bagian pokok dalam proses penaksiran dan peramalan biaya ! Jawaban : Proses penaksiran dan peramalan biaya terdiri dari tiga bagian pokok, yakni : 1. Penaksiran biaya jangka pendek 2. Penaksiran biaya jangka panjang 3. Peramalan biaya A. Penaksiran Biaya Jangka Pendek Penaksiran biaya jangka pendek ini dapat dilakukan dengan lima metode yaitu : metode ekstrapolasi sederhana, analisis gradien, analisis regresi, dan teknik engineering. 1. Ekstrapolasi Sederhana Metode penaksiran biaya yang paling sederhana adalah dengan cara mengekstrapolasikan tingkat biaya marginal atau biaya variable rata – rata saat ini (ke belakang atau ke depan) pada tingkat – tingkat output lainnya. Input – input variable menghasilkan penerimaan (returns) yang konstan, dan oleh karena itu tidak ada keadaan increasing returns atau diminishing returns dalam proses produksi jangka pendek. Keadaan diminishing returns tersebut akan terjadi sehingga pembuat keputusan harus secara terus menerus memperhatikan kemungkinan terjadinya keadaan tersebut. Pendekatan terbaik untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan mengasumsikan bahwa biaya marginal konstan untuk tujuan ektrapolasi dan kemudian meneliti sensitivitas keputusan yang dibuat berdasarkan asumsi yang ada. Oleh karena tingkat output selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu, maka kita harus mampu menemukan dua observasi data biaya atau output atau lebih. Dan dengan dua observasi atau lebih kita dapat melakukan analisis gradien. 2. Analisis Gradien Gradien kurva TC diartikan sebagai tingkat perubahan TC pada interval output tertentu. Gradien berarti slope dan gradient dari TC ini dapat dihitung dengan cara membagi perubahan TC dengan perubahan tingkat output, seperti tampak dalam persamaan berikut ini : Gradien = △TC △Q Gradien TC atau TVC tidak sama persis dengan MC, karena MC menunjukkan perubahan TC yang hanya diakibatkan oleh perubahan satu unit output. Padahal dalam praktek, output cenderung berubah dengan loncatan yang tidak teratur sehingga kita harus menghitung gradient tersebut dengan interval – interval yang lebih besar dari satu unit. Gradien ini menghasilkan penaksir MC pada suatu kisaran tingkat output tertentu. 3. Analisis Gradien dengan Beberapa Observasi Jika kita memiliki data observasi yang lebih banyak, maka hasil penaksiran kurva TVC, AVC dan MC akan menjadi lebih tepat. Jadi dengan observasi beberapa pasang data biaya output yang lebih banyak akan memungkinkan kita untuk memperoleh kurva AVC dan MC penaksir yang jauh lebih sempurna. Tiap titik data tambahan akan memperjelas bentuk TVC, sehingga perhitungan AVC dan MC yang lebih bisa dipercaya dapat diperoleh. 4. Analisis Regresi dengan Data Runtut – Waktu ( Time - Series ) Jika kita memiliki jumlah observasi data biaya – output yang lebih banyak, maka kita dapat menggunakan analisis regresi unutk menaksir hubungan antara biaya dengan suatu tingkat output tertentu. Jika kita ingin menaksir fungsi biaya dari suatu perusahaan tertentu, maka kita harus menggunakan data runtut waktu dari perusahaan yang bersangkutan. Data biaya harus dideflasi dengan sebuah indeks yang tepat dan unsur waktu harus dimasukkan sebagai variable bebas dalam persamaan regresi yang kita estimasi. Dengan demikian setiap trend dari harga relatif atau produktivitas akan dapat dihitung berdasarkan koefisien regresi dari variable waktu tersebut. Dengan menggambarkan data TVC dan output dalam sebuah grafik, kita akan tahu bahwa satu dari tiga bentuk fungsional diatas merupakan bentuk yang terbaik yang menunjukkan hubungan antara dua variable itu. Oleh karena itu, dengan yakin kita meneruskan analisis regresi dengan menggunakan bentuk fungsional yang kita pilih. Jika secara visual tidak tampak adanya suatu bentuk fungsional yang terbaik yang menunjukkan hubungan tersebut secara jelas, maka kita perlu melakukan analisis regresi dengan bentuk fungsi linier dan kemudian dengan satu atau beberapa bentuk fungsional lainnya untuk menemukan persamaan regresi yang paling cocok dengan data dasar kita. 5. Analisis dengan Teknik Engineering Metode ini menggunakan fungsi produksi fisik dimana untuk tiap tingkat produksi dihitung dan dites jumlah variabel cost. Contohnya, bila kecepatan operasi dari suatu alat produksi dapat diperkirakan, maka secara berturut-turut dapat diperkirakan output per jam, kebutuhan materiil, jam kerja buruh, kebutuhan tenaga listrik, kebutuhan untuk reparasi dan pemeliharaan. Kemudian kebutuhan ini dikonversikan menjadi biaya dalam rupiah. Selanjutnya MC dihitung : MC = TVC/Q B.Penaksiran Biaya Jangka Panjang Penaksiran biaya jangka pendek ini dapat dilakukan dengan dua metode yaitu : metode analisis regresi dengan menggunakan data seksi-silang dan teknik engineering 1. Analisis Regresi dengan Menggunakan Data Seksi – silang Pengukuran tingkat output aktual atau tingkat output pada periode tersebut harus sesuai dengan tingkat biaya aktual untuk menghasilkan tingkat output tersebut untuk setiap perusahaan. Jika kita ingin mengetahui ada tidaknya keadaan economies, constant, atau diseconomies of plant size, maka kita harus membuat spesifikasi hubungan funsional pangkat tiga (kubik), karena hubungan ini merupakan bentuk fungsional yang paling konsisten untuk melihat adanya ketiga kemungkinan keadaan tersebut. Ada dua masalah pokok dalam penggunaan data seksi silang ini bagi penaksiran kurva biaya rata – rata jangka panjang, antara lain : 1. Masalah yang timbul karena observasi yang dikumpulkan sama sekali bukan merupakan titik – titik pada kurva biaya rata – rata jangka panjang. 2. Masalah yang ditimbulkan oleh data seksi silang ini adalah bahwa banyak pabrik yang tidak dapat beroperasi pada tingkat harga dan produktivitas faktor produksi yang sama. 2. Teknik Engineering Mendukung teknik analisis diatas, teknik engineering dalam penaksiran biaya jangka panjang adalah menganalisis beberapa plant size yang berbeda pada waktu tertentu. C. Peramalan Biaya Peramalan biaya diperlukan apabila keputusan – keputusan yang akan kita ambil mencakup tingkat biaya untuk periode yang akan datang. Peramalan biaya untuk berbagai tingkat output pada periode yang akan datang memerlukan penaksiran tentang perubahan efisiensi proses produksi secara fisik, ditambah perubahan harga faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. 1. Perubahan Produktivitas Faktor Produksi Jika kita memperhatikan efisiensi fisik dari proses produksi untuk periode – periode yang akan datang, maka kita harus memperkirakan bahwa produktivitas faktor produksi tersebut akan berubah sepanjang waktu. Mesin dan peralatan lainnya misalnya, diharapkan untuk lebih efisien jika diukur dari output perjam yang dihasilkannya (atau berdasarkan kriteria yang lain) karena penerapan kemajuan teknologi pada mesin – mesin tersebut. 2. Perubahan Harga Faktor Produksi Jika biaya dari semua input meningkat dengan proporsi yang sama, maka kombinasi faktor produksi yang optimal tidak akan berubah pada tingkat output tertentu, meskipun akan menimbulkan biaya yang lebih besar. Jika semua harga input meningkat dengan tingkat yang sama, maka harga – harga relatif dari input tersebut akan tetap sama dan tidak akan ada insentif untuk mensubstitusikan satu input dengan input yang lainnya. Jika kekuatan pasar di pasar faktor - faktor produksi mengakibatkan harga satu faktor produksi akan naik dibandingkan dengan harga faktor produksi yang lain, maka perusahaan akan mensubstitusikan dengan faktor produksi yang lebih murah sebagai akibat dari adanya kenaikan harga tersebut. Dengan distribusi probabilitas tertentu yang dihubungkan dengan tingkat biaya yang akan datang, kita dapat menghitung hasil atas dasar “Nilai yang diharapkan “ dari tingkat biaya pada periode – periode yang akan datang dengan maksud untuk mendapatkan suatu peramalan tingkat biaya masa yang akan datang untuk penetapan harga atau kebijaksanaan – kebijaksanaan lainnya. 3. Penaksiran Kurva Learning Kurva learning menghubungkan biaya perunit dengan volume produksi kumulatif dari suatu produk tertentu. Kita berharap bahwa produktivitas input akan meningkat apabila input – input tersebut telah “mempelajari “ proses produksi, sehingga biaya perunit turun jika volume produksi meningkat. Biaya perunit (pada tingkat output tertentu per periode dalam pabrik tertentu) cenderung menurun dengan presentase yang relatif stabil setiap kali volume produksi digandakan. Kurva learning sering dinyatakan sebagai presentase penurunan AC untuk tiap penduakalian volume komulatif. Untuk menemukan persentase tersebut dalam contoh ini, kita memilih dua tingkat output (dimana yang satu besarnya 2 kali yang lain) dan menghitung presentase penurunannya. 2. Apakah kegunaan dari peramalan dan penaksiran biaya di masa yang akan datang ? Jawaban : Manajemen strategis membutuhkan estimasi biaya yang akurat untuk banyak aplikasi termasuk: Memfasilitasi pengembangan dan implementasi strategi.estimasi biaya terutama penting bagi perusahaan yang berkompetisi berdasarkan kepemimpinan biaya. Memfasilitasi analisis rantai nilai.estimasi biaya membantu perusahaan mengidentifikasi potensi peluang pengurangan biaya dengan cara membentuk ulang rantai nilai Memfasilitasi perhitungan biaya berdasarkan target dan penentuan harga.estimasi biaya merupakan bagian integral dari perhitungan biaya berdasarkan target dan penentuan harga. Memfasilitasi pengukuran ,evaluasi ,dan kompensasi kinerja yang efektif.estimasi biaya memainkan peran penting dalam menentukan biaya pada unit-unit bisnis ,yang memengaruhi kinerja keuangan ,peluang promosi,dan kompensasi manajer divisi serta kemampuan untuk menarik investasi modal bagi divisi mereka. BAB 2 THE FISRT WELFARE MANAGERIAL ECONOMICS 1. Apa yang dimaksud dengan Pareto Efficient Allocation ? Jawaban : Definisi pareto adalah suatu kondisi dimana tidak mungkin membuat individu merasa lebih baik tanpa membuat individu lainnya merasa kurang baik. Efisiensi Pareto terjadi apabila alokasi dari kekayaan tidak membuat seseorang sejahtera dengan membuat orang lain dirugikan. Terdapat 2 prinsip yang perlu diperhatiknan dalam teori fundamental dari ekonomi kesejahteraan: teori pertama, menjelaskan kepada kita bahwa ekonomi adalah persaingan (dan kondisi yang memuaskan) adalah efisien Pareto, dan teori kedua mengimplikasikan setiap alokasi efisiensi Pareto dapat dicapai oleh mekanisme pasaryangdesentralisasi. Efisiensi menurut perspektif pasar tunggal terjadi pada saat marginal benefit sama dengan marginal cost. Terdapat 3 (tiga) aspek dari Pareto Efficiency. Pertama, efisien dalam pertukaran. Kedua, efisien dalam produksi. Ketiga, efisiensi dalam keseluruhan (overall/mix efficiency). Efisiensi dalam pertukaran adalah suatu pengalokasian sejumlah barang yang tertentu jumlahnya dalam suatu ekonomi pertukaran disebut (pareto) efisien jika, melalui realokasi barang-barang, tidak seorang individupun dapat memperoleh kesejahteraan tanpa mengurangi kesejahteraan individu lainnya. Efisiensi dalam produksi terjadi apabila dalam suatu masyarakat dengan dalam mengalokasikan sumber-sumber produksi jika tidak ada suatu barang yang dapat diproduksi tanpa keharusan mengurangi produksi barang lainnya. Efisiensi keseluruhan dalam suatu ekonomi adalah jika tidak seorangpun yang dapat ditingkatkan kesejahteraannya dengan tanpa membuat kesejahteraan yang lainnya berkurang. 2. Apa yang dimaksud dengan Kotak Edgeworth ? Jawaban : Kotak Edgeworth digunakan sebagai alat analisis efisiensi dalam ekonomi pertukaran. Dalam kotak Edgeworth menunjukan semua kemungkinan alokasi kedua barang yang diperdagangkan antara kedua individu atau, dalam konteks produksi, menunjukkan alokasi kedua input (faktor produksi) antara dua proses produksi(Pindyck, Robert, Daniel, 2001) Dalam analisis kotak Edgeworth masing-masing individu memiliki endowment yang berbeda sastu sama lain yang memungkinkan terjadinya pertukaran. Misalnya, dalam pasar makanan (pangan) dan pakaian (sandang) individu 1 memiliki endowment 7 pakaian (C) dan 1 makanan (F) sedangkan individu 2 memiliki endowment 3 pakaian (C) dan 5 makanan (F). Karena ada keunggulan komparatif dari masing-masing individu maka akan terjadi perdagangan, individu 1 akan mengurangi jumlah pakaiannya untuk menambah jumlah makanannya, begitupun sebaliknya. Hingga akhirnya tercipta suatu keseimbangan utilitas baru yang efisien. Sebenarnya kotak Edgeworth merupakan gabungan antara fungsi utilitas dan indifference curve dari dua individu yang berinteraksi dalam ekonomi pertukaran. Dalam kotak Edgeworth akan tercapai alokasi yang efisien (pareto optimum) jika indifference curve individu 1 dan 2 akan saling bersinggungan di satu titik. Persinggungan antara indifference curve individu 1 dan 2 tidak hanya dapat terjadi di satu titik saja melainkan dapat terjadi di titik-titik lain yang juga pareto efisien bagi kedua individu. Untuk menetapkan titik mana yang menjadi alokasi efisien dari kedua individu sangat tergantung kepada fungsi utilitas dari masing-masing individu dan kemampuan masing-masing individu untuk melakukan penawaran agar mendapatkan alokasi efisien yang lebih memuaskan.Gabungan titik-titik yang menunjukkan alokasi efisien dari kedua individu membentuk suatu kurva yang disebut Contract curve. BAB 3 PENETAPAN HARGA DALAM PRAKTEK 1. Apa saja Pertimbangan dalam Penentuan Harga ? Jawaban : Keadaan Perekonomian Keadaan ekonomi suatu negara berpengaruh pada iklim bisnis di negara tersebut. Persaingan Pasar Bentuk dari persaingan ini beragam, ada persaingan tidak sempurna, oligopoli dan monopoli. Setiap jenis persaingan tersebut memerlukan strateginya sendiri ‐sendiri. Biaya Jika harganya diatas biaya, maka marginnya merupakan keuntungan penjualan. Estimasi Permintaan dan Elastisitas Harga Anda bisa menetapkan harga diantara total biaya dan nilai dari produk tersebut. 2. Apa saja Metode atau pendekatan Penetapan Harga ? Jawaban : Untuk menentukan harga sebuah produk sebelum dijual, ada beberapa metode / pendekatan yang bisa digunakan: 1) Penetapan Harga Biaya Plus (Cost‐Plus Pricing Method) Metode ini adalah menentukan harga jual per unit produk dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang anda kehendaki pada unit tersebut, atau disebut marjin. Harga jual produk dapat anda hitung dengan rumus : - Biaya Total + Marjin = Harga Jual atau Harga = ( (TFC + TVC ) / N ) + TP Biaya Tetap/Fixed Cost : Biaya ini adalah biaya yang selalu ditanggung walaupun tidak ada penjualan yang terjadi, misalnya : a. b. c. d. e. f. Biaya peralatan. Biaya sewa. Pajak. Asuransi. Gaji karyawan. Biaya iklan. Biaya Variable/ Variable Cost : a. b. Biaya yang meningkat secara keseluruhan sesuai dengan meningkatnya kualitas penjualan. Biaya Semivariable. Biaya ini adalah kombinasi dari biaya tetap dan biaya variable. Contohnya seperti pada usaha penginapan atau penyewaan kamar kost, jika kamar tidak ada penyewa maka ada beberapa pemeliharaan yang tetap harus dikeluarkan dan pada beberapa kelas kamar bisa cukup tinggi besarannya. c. d. Misalkan ada order sebanyak 100 pcs. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut diperkirakan sebanyak 400.000,00 dengan perincian : Jika anda menginginkan laba sebesar 15% dari biaya total, maka Harga total = Total Biaya + Laba = Rp. 400.000,00 + (15% x Rp 400.000,00) = Rp. 460.000,00. Dengan demikian untuk setiap produk yang anda jual, harganya sebesar Rp. 4.600,00. TABEL PERBEDAAN Pendekatan Costing(Absorption Approach) VARIABLE Costing(Contribution Approach) TOTAL Costing Biaya UNSUR BIAYA Biaya produksi UNSUR MARK UP FULL Ekspektasi Laba + Biaya non Produksi Biaya produksi dan non Ekspektasi Laba + Biaya Produksi yang bersifat produksi + non produksi variabel yang bersifat tetap Produksi + Biaya Non Ekspektasi Laba Produksi 2) Penetapan Harga Mark‐Up (Mark‐Up Pricing Method) Penetapan harga mark‐up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus. Penetapan harga mark‐up ini sering digunakan oleh pedagang atau perusahaan dagang. Caranya lebih sederhana. Anda membeli barang dagangan, kemudian harga jualnya ditentukan setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark‐up, seperti rumus di bawah ini: Harga Beli + Mark Up = Harga Jual Contohnya, anda sebagai pedagang membeli barang seharga Rp. 300.000,00. Kemudian anda ingin keuntungan Rp. 100.000,00, jadi produk dijual Rp. 300.000,00 + Rp. 100.000,00 = Rp. 400.000,00. Salah satu alasan penggunaan mark up pricing adalah untuk mengurangi ketidakpastian pada biaya permintaan, dengan mendasarkan pada biaya : a. Penetapan harga menjadi lebih sederhana dan penjual tidak perlu membuat penyesuaian terhadap permintaan. b. Fleksibilitas terletak pada kemampuannya dalam mendukung tindakan untuk memaksimalkan keuntungan. 3) Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar (Market Based – Pricing) Kalau menggunakan cara yang satu ini, penentuan harga tidak anda dasarkan pada biaya, tetapi justru sebaliknya. Harga yang menentukan biaya bagi usaha anda. Anda dapat menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar dapat ikut bersaing, atau dapat juga ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan. Tergantung strategi dan segmentasi pasar anda. Harga Jual Produk Perusahaan Yang Diatur Peraturan Pemerintah : a. Perusahaan yang mengatur hajat hidup orang banyak, SEHINGGA dalam penetapan harga jual produk dibutuhkan pedoman : 1. Unsur‐unsur biaya produksi dan non produksi 2. Cara pengukurannya Ö Dengan adanya pedoman tsb, diharapkan didapatkan harga yang wajar. b. Tiap kenaikan harga diatur peraturan pemerintah yang harus dapat dipertanggungjawabkan (dilihat dari biaya penuh yang digunakan sebagai dasar dan kewajaran labanya). c. Harga Jual = Tafsiran Biaya penuh masa yad + Expectasi Laba Pendekatan Full Costing Æ diterima oleh PSAK. BAB 4 TRANSAKSI BIAYA 1. Apakah Definisi dan Makna Biaya Transaksi ? Jawaban : Ekonomi kelembagaan adalah pemekaran dari teori biaya transaksi. Pandangan neoklasik menganggap pasar berjalan sempurna tanpa biaya karena pembeli memiliki informasi yang sempurna dan penjual saling berkompetisi menghasilkan harga yang rendah. Realitanya, tidak terjadi demikian. Menurut Coase, Inefisiensi pemikiran neoklasik ini sendiri terjadi bukan hanya struktur pasar yang tidak sempurna tetapi hadirnya biaya transaksi secara implisit. Misalnya, pada kasus monopoli bukan hanya pasar saja yang terkonsentrasi tetapi hal ini terjadi akibat pihak monopolis yang kesulitan menentukan jumlah pembeli. Sedangkan, eksternalitas terjadi karena biaya sosial produksi melebihi biaya privat produksi sehingga perusahaan tidak mampu memberi kompensasi dari biaya tambahan tersebut. Cukup sulit mendefinisikan biaya transaksi itu sendiri. Bahkan, membedakannya dengan biaya produksi pun cukup rumit. Biaya produksi adalah segala yang menyangkut input proses produksi. Sedangkan, transaksi terjadi ketika barang dan jasa ditransfer melalui teknologi terpisah. Seperti apa yang dinyatakan oleh Common, unit terakhir suatu aktivitas harus mengandung tiga prinsip, yaitu konflik, saling menguntungkan, dan ketertiban. Unit tersebut adalah transaksi. 2. Berikan contoh kasus biaya transaksi ! Jawaban : Pemerintah memilih menerapkan kebijakan pengampunan pajak dan melepaskan penerimaan negara yang seharusnya lebih besar dengan tujuan jangka panjang. Penerapan pengampunan pajak ini tentunya akan memberikan informasi yang lebih transparan sehingga ke depannya penerimaan pemerintah akan lebih besar. Adanya pengampunan pajak juga dapat meningkatkan tax base di masa yang mendatang. Akan tetapi, ada hal pokok yang harus digarisbawahi pada kebijakan ini yaitu dari segi informasi. Dengan pengampunan pajak, pemerintah menghemat banyak biaya untuk membawa para penghindar pajak ke pengadilan. Selain itu, informasi sepenuhnya adalah milik pemegang aset itu sendiri. Dengan kebijakan ini pemerintah dapat mengusut secara detail orang yang sengaja mangkir dari pajak. Pemerintah tentunya memiliki badan berwenang yang dapat menggali informasi seperti PPATK atau mungkin memanfaatkan hubungan internasional dari Monetary Authority Securities di Singapura. Kebijakan ini memberikan contoh bagaimana pemerintah menekan biaya transaksi. BAB 5 STRATEGI BERSAING KUALITAS PRODUK 1. Apa yang dimaksud dengan Kualitas Produk ? Jawaban : Setiap produk pasti memiliki kualitas yang diunggulkan sehingga membedakan produk yang satu dengan yang lainnya. Kualitas atau mutu produk ini harus mendapatkan perhatian besar dari manager, dikarenakan kualitas mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan bersaing dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Kualitas produk yang rendah akan menempatkan perusahaan pada posisi yang kurang menguntungkan. Apabila konsumen merasa bahwa kualitas dari suatu produk tidak memuaskan, maka kemungkinan besar konsumen tersebut tidak akan menggunakan produk dari perusahaan itu lagi. Bahkan dia mungkin akan membeli dari pesaing lainnya yang menawarkan produk dengan kualitas yang lebih baik. Pengertian kualiatas sangatlah beragam tergantung pada siapa yang menggunakan dari sudut pandang setiap orang. Menurut Goetsh and Davis yang dikutip oleh Tjiptono (2000;51) : “Kualitas merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.” Aspek kualitas itu sendiri bisa diukur dengan cara mengukur tingkat kepuasan yang dirasakan oleh konsumen saat menggunakan produk tersebut, baik berupa produk barang maupun jasa. Setiap orang pasti berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk. Pengertian produk itu sendiri mempunyai batasan baik itu poduk nyata (Tangible) dan produk yang tidak nyata (Intangible). Pengertian produk sangatlah beragam, Produk adalah segala sesuatu baik berupa benda atau jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen guna memuaskan kebutuhan dan keinginan dari pemakainya. Menurut Kotler (2000;394) , definisi produk yaitu ; “A product is anything that can be offered to a market to satisfy a wand or need.” Sedangkan menurut Stanton (1999;222) ; “Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) yang di dalamnya sudah mencakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik dan pengecer, serta pelayanan dari pabrik dan pengecer yang mungkin akan diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.” Untuk Perusahaan yang bergerak di bidang jasa harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik, dan kemampuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik inilah yang akan menciptakan kepuasan konsumen. Adapun definisi jasa menuru Kotler (2000:83) adalah sebagai berikut : “Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.” Dengan demikian suatu produk baik itu tangible atau intangible harus senantiasa dikembangkan supaya dapat memberikan kepuasan maksimal kepada konsumennya. Produk selalu mempunyai hubungan erat dengan tujuan dan maksud produk tersebut dibuat, bentuk produk bisa saja berubah disesuaikan dengan kondisi yang ada didalam masyarakat. Produk yang telah berbentuk diberikan tambahan seperti merek, pelayanan, packing dan akhirnya bisa sampai ke tangan konsumen dalam bentuk utuh. Berdasarkan produk yang dipasarkan, Kotler (2000;394), membagi produk menjadi : Barang fisik (physical goods), misalnya mobil, sepatu, roti, dll. Jasa (service), misalnya pemangkas rambut, dokter, konser music, dll. Pengalaman (experiences), misalnya jasa pemandu wisata, dll. Acara (events), misalnya seminar, workshop, dll. Orang (person), misalnya membeli DVD Demi Lovato Target (places), misalnya misalnya Hawaii, Bali, dll. Property (properties), misalnya objek wisata candi Borobudur. Organisai (organization), misalnya asosiasi jantung merika, dll. Informasi (information), misalnya fasilitas internet, dll. Ide (ideas), misalnya program KB, drive safe, dll. 2. Apa yang dimaksud dengan Strategi Bersaing ? Jawaban : Umumnya perusahaan menerapkan strategi bersaing ini secara eksplisit melalui kegiatankegiatan dari berbagai departemen fungsional perusahaan yang ada. Pemikiran dasar dari penciptaan strategi bersaing berawal dari pengembangan formula umum mengenai bagaimana bisnis akan dikembangkan, apakah sebenarnya yang menjadi tujuannya dan kebijakan apa yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pengertian keunggulan bersaing sendiri memiliki dua arti yang berbeda tetapi saling berhubungan. Pengertian pertama menekankan pada keunggulan atau superior dalam hal sumber daya dan keahlian yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki kompetensi dalam bidang pemasaran, manufacturing, dan inovasi dapat menjadikannya sebagai sumber-sumber untuk mencapai keunggulan bersaing. Melalui ketiga bidang kompetensi tersebut, perusahaan dapat mengembangkan strategi sehingga dapat menghasilkan produk laku di pasaran. Sedangkan pengertian kedua menekankan pada keunggulan dalam pencapaian kinerja selama ini. Pengertian ini terkait dengan posisi perusahaan dibandingkan dengan apa pesaingnya. Perusahaan yang terus memperhatikan perkembangan kinerjanya dan berupaya untuk meningkatkan kinerja tersebut memiliki peluang yang lebih besar untuk mencapai posisi persaingan yang baik maka sebenarnya perusahaan telah memiliki modal yang kuat untuk terus bersaing dengan perusahan lain (Meike Supranoto,10 September 2010). Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing adalah keunikan, jarang dijumpai, tidak mudah ditiru, tidak mudah diganti, dan harga yang bersaing. Keunikan produk adalah keunikan produk perusahaan yang memadukan nilai seni dengan selera pelanggan. Harga bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga produknya dengan harga umum di pasaran. Tidak mudah dijumpai berarti keberadaannya langka dalam persaingan yang saat ini dilakukan. Tidak mudah ditiru berarti dapat ditiru dengan tidak sempurna. Sulit digantikan berarti tidak memiliki pengganti yang sama. Dalam keunggulan bersaing, Hayes dan Schmenner (1978) mengidentifikasikan prioritas bersaing menjadi 5 dimensi yaitu: Harga (Price) Kualitas (Quality) Ketangguhan (Dependability) Fleksibilitas Produk (Product Flexibility) Fleksibilitas Ruang (Volume Flexibility) Menurut Parasuraman, dkk dalam Kotler (1995) dikatakan bahwa Kualitas Pelayanan Outlet merupakan strategi yang mendasar untuk sukses dan bertahan dalam lingkungan persaingan bisnis yang semakin ketat. Dan strategi pelayanan outlet merupakan salah satu penentu keberhasilan pemasaran, karena kualitas pelayanan outlet mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing. BAB 6 KEPUTUSAN INVESTASI 1. Sebutkan Jenis-jenis Keputusan Investasi Modal ? Jawaban : Keputusan investasi modal (capital investment decisions) berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan, dan prioritas, pengaturan pendanaan, dan penggunaan kriteria tertentu untuk memilih aktiva jangka panjang. Karena keputusan investasi modal menmpatkan sebagian sumber daya perusahaan pada resiko, sehingga keputusan investasi modal adalah keputusan yang amat penting yang diambil oleh para manajer. Ada beberapa jenis keputusan investasi modal, yaitu: Keputusan pengurangan biaya Keputusan pelunasan pabrik dan fasilitas penggudangan Keputusan pemilihan mesin Keputusan untuk membeli atau menyewa Keputusan penggantian peralatan 2. Berikan contoh kasus pengambilan keputusan menggunakan metode Payback Period ! Jawaban : Contoh Kasus : Aloha Company ingin membeli mesin otomatis yang menggunakan teknologi komputerisasi terbaru. Pembelian mesin otomatis tersebut memerlukan biaya sebesar Rp2.400.000,00. Mesin tersebut dianggap memiliki umur ekonomis selama 5 tahun tanpa adanya nilai residual. Setiap tahunnya, Aloha mengharapkan pendapatan kas sebesar Rp3.900.000,00 dan pengeluaran kas sebesar Rp3.000.000,00. Diminta: 1) Hitunglah Payback Period untuk mesin otomatis tersebut! 2) Hitunglah ARR (accounting rate of return) dengan menggunakan: a. Investasi Awal b. Investasi Rata-Rata Jawab: Arus Kas Bersih per Tahun = Arus Kas Masuk - Arus Kas Keluar = Rp3.900.000 - Rp3.000.000 = Rp900.000,00 per Tahun 1) Payback Period = Rp2.400.000/Rp900.000 per Tahun = 2,67 Tahun = 2 Tahun 8 Bulan 2) Penyusutan = Rp2.400.000/5 Tahun = Rp480.000,00 per Tahun Laba Bersih = Arus Kas per Tahun – Penyusutan = Rp900.000 - Rp480.000 = Rp420.000,00 a. ARR (Investasi Awal) = Rp420.000/Rp2.400.000 = 17,5% b. ARR (Investasi Rata-Rata) = Rp420.000/(Rp2.400.000/2) = 35%