Uploaded by User54263

aplikasi edukatif

advertisement
SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPER 2018
Surabaya, 22 Desember 2018
Aplikasi Edukatif Sebagai Media Alternatif Pembelajaran Generasi Alpha
Perkembangan era digital semakin hari semakin tumbuh subur. Menjangkit semua
generasi termasuk generasi Alpha yang masih didominasi oleh usia sekolah. Hal ini lantas
menjadi kegelisahan sendiri bagi para pengajar, yang mana buku tak lagi menjadi makanan
favorit siswa. Sedangkan Gadget dengan akses internet sudah menjadi candu bagi mereka.
Lantas, Media alternatif apa yang bisa digunakan untuk pembelajaran generasi alpha dan
apa kendalanaya? Dengan menggunakan pendekatam etnografi yakni melalui wawan studi
kepustakaan, observasi wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, mengenai beberapa
kasus tentang pengaruh Gadget terhadap perkembangan anak, maka penelitian ini akan
memaparkan tentang Aplikasi Edukasi yang bisa digunakan sebagai media alternatif
pembelajaran pada generasi alpha. Seperti yang kita tahu, Generasi alpha terlahir di saat
dunia digital mulai berkembang pesat, oleh sebab itu, tidak heran jika literasi digital
mampu akrab dengan usia ini dengan cepat. Ada beberapa aplikasi edukasi yang banyak
menarik minat belajar siswa sekolah dasar dianatarnya adalah Aplikasi Cerdas, Marbel
Belajar Budaya Nusantara, Video Lagu Anak,Lagu Daerah Nusantara, Marbel Belajar
Peribahasa. Namun, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh para siswa, yakni tentang
ketidakmampuan beberapa siswa untuk memiliki smart phone untuk mengikuti media
alternatif ini.
Keyword : media alternatif, aplikasi edukasi, generasi alpha
The development of the digital era is increasingly fertile. Infecting all generations
including the Alpha generation which is still dominated by school age. Then became a
concern for the instructors themselves, where books were no longer the students' favorite
food. While the gadget with internet access has become addictive for them. So, what
alternative media can be used for alpha generation learning and what are the problems?
By using ethnographic approaches, namely through literature study interviews, interview
observations, field notes and documentation, regarding several cases about the influence
of Gadgets on children's development, this study will explain about Educational
Applications that can be used as alternative learning media for alpha generation. As we
know, the generation of alpha was born when the digital world began to develop rapidly,
therefore, it is not surprising that digital literacy is able to be familiar with this age quickly.
There are several educational applications that attract a lot of interest in learning
elementary school students, among them are Smart Applications, Marbel Learning
Archipelago Culture, Children's Song Videos, Archipelago Songs, Marbel Learning
Proverbs. However, there are several obstacles faced by students, namely about the
inability of some students to have smart phones to follow this alternative media.
Keyword : media alternatif, aplikasi edukasi, generasi alpha
Pendahuluan
Perubahan kebiasaan cara belajar peserta didik perlu disikapi serius oleh para
pendidik. Ada banyak cara yang bisa diakukan oleh para pendidik, salah satunya dengan
inovasi. Inovasi dalam pengembangan media dan bahan ajar intuk siswa. Dan inovasi
dengan mengembangkan metode mengajar dan bahan ajar berbasis teknologi informasi
menjadi salah satu inovasi dalam pengembangan metode pembelajaran. Salah satu
tujuannya yakni Untuk lebih dekat dengan kesukaan dari peserta didik, oleh sebab itu,
pengembangan bahan ajar terutama yang berbasis tekhnologi smartphone sesegera
mungkin harus dilakukan.
Di berbagai Sekolah Dasar, terlebih di daerah kota hampir semua siswa telah
akrab dengan smart phone. Bahkan mereka sudah mengenal berbagai aplikasi-aplikasi
seperti game, aplikasi untuk mengakses sosial media, dan berbagai aplikasi edukatif. Dan
agar lebih dekat dengan siswa, beberapa guru telah memanfaatkan celah ini agar lebih bisa
menyapa siswanya yang sudah akrab dengan berbagai alikasi di smart phone. Terlebih
dengan tersedianya wifi di berbagai sekolah, guru bisa memanfaatkan jaringan wifi yang
dimiliki olehsekolah ini untuk mengembangkan metode belajar yang inovatif ini.
Metode belajar yang dimaksud yakni dengan memanfaatkan pengetahan siswa
untuk mengakses internet,mengaplikasikan berbagai aplikasi smart phone, dan
mendownload berbagai aplikasi, untuk selanjutnya dikenalkan dengan aplikasi yang
mampu menjadi arena bermain dan belajar siwa. Kita sering mneyebutnya dengan istilah
aplikasi edukatif yang mampu membantu guru untuk mempermudah proses pembelajaran
pada siswa.
Metde belajar dengan memanfaatkan beberapa aplikasi edukatif ini, terlebih dulu akan
dilakuakan observasi tentang aplikasi edukatif yang paling disukai oleh siswa, kemudian
siswa akan diminta untuk mendownload dan mengaplikasikan bersama.
Pemanfaatan metode belajar yang lebih milenial ini, karena memang minat literasi
siswa telebih untuk membaca buku semakin hari semakin menipis. Siswa lebih suka
bermain-main dengan gadget mereka saat di rumah daripada harus membuka buku
sekolahnya atau mempelajari buku penunjang lainnya. Kebebasan yang diberikan orang
tua pada anak untuk menggunakan smartphone saat di rumah, membuat anak akrab dengan
dunia digital lebih dini. Untuk mengontrol siswa saat mengikuti perkembangan era digital,
harus ada pengarahan drai guru agar smart phone yang telah dikenal sejak dini ini, agar
mampu dimanfaatkan untuk hal yang lebih baik. Terlebih untuk perkembangan pendidikan
siswa.
Hal ini, juga untuk menanggulangi candu game yang sudah mengidap banyak
anak-anak. karena, meskipun beberapa game akan membuat anak lebih kreatif dan berpikir
2018 | Seminar Nasional S2 Pendidikan Dasar PASCASARJANA UNESA
cepat, namun game yang telah menjadi candu juga akan berakibat buruk pada
perkembangan pendidikan siswa. Anak yang telah kecanduan game akan cenderung autis,
malas dan acuh terhadap lingkungannya. Jika ini dibiarkan dalam waktu yang lama, akibat
buruk seperti nilai sekolah yang menurun, anak susah bergaul dan sebaganya akan terjadi
pada anak-anak.
Pendampingan guru dan orang tua sangat diperlukan di sini, berbagai upaya untuk
mengarahkan anak agar lebih bijak mengikuti perkembangan dunia digital menjadi sangat
penting. Dan guru bisa menerapkan berbagai invasi belajar untuk mengarahkan siswa yang
kadung akrab dengan dunia digital. Seperti mengenalkan berbagai aplikasi edukatif agar
bisa diakses oleh siswa dan diaplikasikan untuk mempelajari banyak hal.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
etnografi yakni melalui wawancara, studi kepustakaan, observasi catatan lapangan dan
dokumentasi.
Penelitian ini lebih dulu melakukan observasi tentang kecenderungan generasi
apha di tengah perkembangan dunia digital. Selanjutnya peneliti mencoba menguraikan,
cara apa yang digunakan untuk media belajar alternatif yang strategis untuk siswa. Dan
didapati bahwa, aplikasi edukatif ini sangat menunjang semangat belajar siswa.
Studi kepustakaan juga digunakan untuk melengkapi data peneliti. Untuk literatur
yang digunakan yakni, buku-buku yang berkaitan dengan inovasi media belajar di tengah
perkembangan arus modernisme serta beragai penelitian yang berkaitan dengan tema
tersebut. Wawancara mendalam juga dilakukan, pada murid dan guru untuk melengkapi
data dan analisa dari peneliti.
Lima Aplikasi yang menjadi favorit Siswa
1. Anak Cerdas
Aplikasi ini khusus untuk anak usia 6-12 tahun. Ada beragam permainan
dan soal-soal latihan. Selain guru, oorang tua juga bis amembantu anak untuk
belajar sendiri di rumah. Orang tua bis amengulang apa yang telah dipelajari di
rumah, atau membantu anak untuk belajar tanpa guru di sekolah karena sakit atau
sedang berada di luar kota. Selain itu, dengan membantu aak untuk belajar, orang
tua juga bisa sambil mengontrol atau mendampingi anak saat belajar. Orang tua
harus tau apa yang diakses oleh anak, dan berapa lama durasi penggunaanya.
Orang tua bisa membuat jadwal ketat peggunaan gadget anak
2. Riri Dongeng
2018 | Seminar Nasional S2 Pendidikan Dasar PASCASARJANA UNESA
RIRI manawarkan berbagai macam cerita rakyat, fabel bahkan hingga
cerita moral yang penting bagi pendidikan anak. selain itu, di dalam aplikasi ini
juga terdapat animasi dari karakter-karakter yang muncul terkait rokoh dalam
cerita dongeng. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan audio dan musik yang bisa
membuat anak tidak bosan saat membaca dongeng. Aplikasi ini akan membantu
anak untuk mengathui berbagai dongeng nusantara.
Karena, seperti yang kita tahu, minat baca dan juga minat mendongeng
di sekitar kita sudah sangat minim. Oleh sebab itu, aplikasi ini menjadi aplikasi
yang sangat rekomended untuk digunakan di sekolah sebagai pengganti buku
dongeng yang juga semakin lama. Di aplikasi ini, guru bisa mmebuat sekema
belajar membaca lalu menceritakan kembalai dari apa yang sudah baca di aplikasi.
Menceritakan kembali di depan kelas, akan membuat anak semakin aktif dna
berani untuk tampil di depan umum.
3.
4.
5.
Marbel Belajar Budaya Nusantara
Aplikasi ini membantu anak untuk lebih mengenal berbagai
kebuadayaan dan adat-adat yang ada di Indonesia. Anak-anak akan diperkenalkan
dengan rumah adat, pakaian, tarian,alat musik hingga senjata tradisional dari
berbagai daerah di nusantara. Ini juga merupakan langkah awal untuk
menanamkan rasa cinta tanah air pada peserta didik.
Aplikasi ini, akan menadi media digital paling ampuh untuk
memperkenalkan budaya lokal pada generasi milenila dengan cara yang milenial
juga. Seperti yang kita tahu, di era digital yang semakin maju ini, arus informasi
sangat mudah untuk diterima oleh siswa. Tanpa ada filter dan juga dampingan
dari guru dan orang tua, anak akan semakin lupa dengan jati diri bangsanya
sendiri. Tak heran jika banyak pernyataan bahwa, anak-anak sudah lupa dengan
dirinya sendiri. sehingga, melalui cara milenial ini, pendidik akan mengenalkan
budya lokal sejak dini.
Marbel Belajar Peribahasa
Belajar pribahasa juga bisa menjadi permainan seru untuk anak. aplikasi
ini lebi pada aplikasi santai yang berisi berbagi peribahasa indonesia. Anak-anak
yang sudak mulai melupakan peribahasa, akan bermain dan mempelajari
peribahasa dengan sangat menyenangkan. terlebih, untuk anak-anak yang tidak
suka untuk membaca buku. Cara-cara seperti ini akan membuat belajar lebih
menyenangkan.
Aplikasi Lagu daerah dan Lagu Wajib
2018 | Seminar Nasional S2 Pendidikan Dasar PASCASARJANA UNESA
Selin belajar peribahasa, menegenal lagu daerah dan juga lagu wajib juga
sangan penting untuk dilakukan. perbendaharaan lagu daerah dan juga lagu wajib
dalam aplikasi ini sangat banyak. Sehingga pengetahuan anak pada lagu-lagu
daerah dan lagu nasional akan semakin banyak pula.
Hal ini sangat penting, karena minimnya pengetahuan anak pad alagu
daerah apalagi lagu-lagu nasional. Dengan mendengarkan dan menyanyikan
bersama secara rutin, maka anak juga akan lebih mengingat lagu-lagu yang
mendidik daripada lagu-lagu yang tidak mendidik, yang seringkali kita temukan
di berbagai sosial media.
Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Media Alternatif Aplikasi Edukatif
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa
dampak yang sangat signifikan dalam dunia pendidikan. Terlebih, anak-anak semakin
malas untuk membaca berbagai literatur yang ada di perpustakaan atau buku-buku paket
yang telah disediakan. Akibatnya, pendidikan semakin hambar dan anak semakin tidak
terkontrol lagi. Nah, kegandrungan anak pada gadget sangat bisa dimanfaatkan oleh para
pendidik untuk kembali aktif mengontrol peserta didiknya. Inovasi dilakukan untuk
mengimbangi perkembangn dunia digital. Penggunaan berbagai aplikasi edukasi seperti di
atas, dapat dijadika sebagai media alternatif untuk membantu siswa belajar. Namun, tanpa
efek samping. Dampak baik dan buruk pasti akan menjad satu paket lenglap dari sebuah
inovasi. Dan berikut ini, beberapa dampak positif dan negatif penggunaan media alternatif
aplikasi edukatif.
Dampak positif :
1. Peserta didik dapat mengakses informasi-informasi yang dibutuhkan meskipun
dalam usia sekolah dasar informasi yang diakses masih terbatas. Namun, media
ini bis amenolong untuk mengakses beberapa info-info edukatif yang dibutuhkan.
2. Pemakaian gadget oleh anak menjadi semakin terarah. Sehingga, anak tidak hanya
tau bahwa smart phone hanya bisa digunakan untuk game, nonton video dan juga
menghubungi orang lain. Anak akan tau berbagai fungsi lain dari smart phone
salahsatunya yakni sebagai media belajar kreatif. Anak akan disibukkan dengan
berbagai aplikasi yang menarik ini, sehingga meminimalisisr kesempatan untuk
bermain yang lain.
3. Materi-materi pelajaran akan tampil secara interaktif dan menarik, selain itu saat
penyampaian juga akan lebih konseptual. Hal ini tentu tidak lepas dari kekreatifan
guru untuk menyampaikan materi pada sang murid. Dan dengan bantuan aplikasi
ini, penyampaian dan pola belajar akan lebih interaktif dengan siswa dan
terkonsep.
2018 | Seminar Nasional S2 Pendidikan Dasar PASCASARJANA UNESA
4.
Materi-materi pendidikan dapat diakses melalui belajar jarak jauh jika terkendala
oleh biaya dan waktu. Sehingga, siswa yang tidak masuk karena sakit atau berada
di luar kota, tetap bisa belajar sendiri dengan bantuan oarang tua. Guru cukup
mengintruksikan pada orang tua untuk mendoenload aplikasi yang akan
dipelajari. Setelah orang tua mendownload, anak bisa langsung mempelajarinya
sendiri tanpa mengikuti kelas yang ada di sekolah.
Sedangkan dampak negatif yag diberikan dengan penggunaan aplikasi edukatif
ini adalah sebagimana berikut :
1. Seorang anak harus memiliki smart phone yang memadahi
Agar mampu mengikuti sistem belajar dengan medi aalternatif di era digital ini,
seorang siswa harus memiliki smart phone. Smarphone harus memiliki memori
yang cukup banyak untuk menginstal berbagai aplikasi ini. Seorang siswa yang
tidak memiliki smart phone harus memiliki smart phone. Tentu ini akan
memberatkan orang tua yang memiliki skala ekonomi yang rendah sehingga
kesusahan untuk megikuti siste belajar ini.
2. Anggaran tambahan untuk membeli quota internet
Selain dorongan untuk membeli smart phone, siswa juga membutuhkan anggaran
tambaha untuk membeli quota internet. Namun, jika sistem belajar ini dilakukan
di sekolah siswa bis amemanfaatkan jaringan wifi yang tersedia. selain itu, jika
tidak ingin boros quota, penggunaan aplikasi off line sangat dianjurkan.
3. Menambah kesenjangan sosial jika tidak dibarengi dengan sistem yang
mendukung
Karena sekala perekonomian setiap orang tidak sama, dengan sistem
belajar ini, kesenjangan sosial akan semakin ketara. Oarang tua akan bersaing
untuk memberikan smart phone untuk anak-anaknya. Sedangkan beberapa siswa
yang memiliki skala ekonomi keluarga rendah, tidak memiliki kuasa untuk
membeli smart phone seprti yang diberikan oleh keluarga yang memiliki skala
ekonomi yang tinggi. oleh sebab itu, dibutuhkan sistem yang mendukung agar
media alternatif belajar ini bisa berjalan dengan lancar. Salah satunya yakni
bantuan pemerintah untuk pembelian smart phone yang ditujukan kepada
berbagai sekolah, terutama sekolah dasar. Kebijakan ini, sebagai respon atas
perkembangan dunia digital, sehingga SDM Indonesia harus merespo cepat atas
hal tersebut.
4. Anak semakin leluasa mengakses internet
Dengan penggunaan media alternatif ini, orang tua semakin percaya
bahwa sanga anak menggunakan smart phone untuk belajar. Namun sayangnya,
beberapa anak memanfaat smart phone untuk bermain game, mengakses video-
2018 | Seminar Nasional S2 Pendidikan Dasar PASCASARJANA UNESA
video di youtube dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu, meskipun anak sudah
dipercaya untuk memegang smart phone, harus diberikan jadwal yang ketat dan
mengawalan yang intens.
Kesimpulan dan Saran
Aplikasi Edukasi yang bisa digunakan sebagai media alternatif
pembelajaran pada generasi alpha. Seperti yang kita tahu, Generasi alpha terlahir
di saat dunia digital mulai berkembang pesat, oleh sebab itu, tidak heran jika
literasi digital mampu akrab dengan usia ini dengan cepat. Ada beberapa aplikasi
edukasi yang banyak menarik minat belajar siswa sekolah dasar dianatarnya
adalah Aplikasi Cerdas, Marbel Belajar Budaya Nusantara, Video Lagu
Anak,Lagu Daerah Nusantara, Marbel Belajar Peribahasa. Namun, ada beberapa
kendala yang dihadapi oleh para siswa, yakni tentang ketidakmampuan beberapa
siswa untuk memiliki smart phone untuk mengikuti media alternatif ini.
Saran dari Peneliti yakni, agar peneliti selanjtnya dapat melengkapi data
dan juga prespektif dari penelitian ini. Karena penelitian ini dibuat masih peuh
dengan keterbatasan dari peneliti baik darai segi refrensi maupun penggalian data
lapangan.
Daftar Pustaka
https://www.idntimes.com/life/family/hendria-1/10-aplikasiedukatif-terbaik-buat-anak-c1c2/full
Buchori, Budiman, Happy dan Aini. (2015). Pembuatan Bahan Ajar dan
Media Online berbasis Kurikulum 2013 oleh Guru SD Se-Kecamatan
Pedurungan. Info. Edisi XVII, No. 1.
Reigeluth, C.M. (2010). Technology and the new paradigm of education.
Contemporary Educational Technology. Bloomingtoon: Indianauniversity.
Slavin, Robert. (2009) Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik
(Edisi Terjemah). Bandung : Nusa Media
2018 | Seminar Nasional S2 Pendidikan Dasar PASCASARJANA UNESA
Download