Uploaded by heru.nurcahyo25

MAKALAH TENTANG PEMUDA DAN BELA NEAGARA.docx

advertisement
MAKALAH TENTANG PEMUDA DAN BELA NEAGARA
BERTEMA TENTANG BELA NEGARA SEJAK DINI
Disusun oleh :
DWIKY DERMAWAN S (18320010)
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia- Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul, “ Bela
Negara”.
Makalah ini disampaikan untuk memenuhi kelengkapan syarat penilaian mata kuliah
Pendidikan BELA NEGARA. Saya mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah
lebih banyak wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah ini . Kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Bandar Lampung, 3 juli 2019
Penyusun :
Dwiky Dermawan S
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bentuk dan Wujud Bela Negara
2.2 Peran Generasi Muda Dalam Bela Negara
2.3 Cara Meningkatkatkan Kesadaran Bela Negara untuk Generasi Muda
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
3.2 Saran
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bagi warga negara Indonesia, usaha pembelaan negara dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air (wilayah Nusantara) dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia dengan
keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai
konstitusi negara.Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap
warganegara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan kedaulatan negara,
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional
serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Sebelum kemerdekaan ditegakkan di negara kita, peranan para mahasiswa dan para
pemuda Indonesia sangat penting untuk kemajuan bangsa. Khusunya untuk terselenggaranya
kemerdekaan bangsa ini. Bahkan sampai setelah kemerdekaan negara kita dikumandangkan,
para pemuda dan para mahasiswa tetap ikut serta dalam memajukan negara. Kepedulian
mereka terhadap kondisi negara yang saat itu dalam masa penjajahan sangatlah tinggi demi
kemajuan Negara. Namun karena zaman sudah berbeda peranan seorang pemuda dan
mahasiswa saat ini adalah dengan memperteguh penanaman nilai-nilai pancasila di dalam
kehidupan sehari-hari. Karena saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai meninggalkan dan
bahkan melupakan nilai-nilai pancasila, yang notabene menjadi ideologi dan jati diri bangsa
Indonesia, seolah–olah sudah tidak lagi mewarisi semangat nasionalisme yang dimiliki
pemuda pada zaman dulu.
Hal ini disebabkan arus teknologi yang semakin canggih, sehingga membuat para pemuda
saat ini terlena lupa akan tugas sebagai pemegang estafet pembangunan masa depan. Dan ada
banyak yang menjadi pemicu lunturnya semangat kebangsaan yang merupakan warisan para
pendahulu salah satunya adalah kejenuhan para pemuda dalam memandang wacana
kebangsaan yang di kumandangkan elite politik di Indonesia. Sebab lainnya adalah tidak
adanya kepercayaan dari golongan tua kepada golongan muda untuk mengadakan transfer
ilmu, pengalaman dan kewenangan.
1.2 Perumusan Masalah
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bela Negara ?
2. Seberapa pentingkah generasi muda bagi sebuah Negara ?
3. Bagaimanakah keterkaitan generasi muda dalam upaya bela negara?
4. Bagaimana terbentuknya Resimen Mahasiswa?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen kami
Aditia Arief Firmanto, S.H., M.H. Menjelaskan makalah ini sesuai dengan rumusan
masalah diatas, maksud dari tujuan :
1. Mahasiswa mengetahui bentuk dan wujud bela negara
2. Mahasiswa dapat mengetahui seberapa besar peran generasi muda bagi sebuah negara
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara meningkatkan kesadaran bela negara
bagi generasi muda
1.4 Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengajarkan wawasan tentang pengertian bela negara
2. Memberi informasi tentang peran mahasiswa dalam bela negara
3. Untuk lebih Meningkatkan pengetahuan tentang arti penting bela negara
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bela Negara
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan uud
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. pembelaan negara bukan
semata-mata tugas tni, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.Konsep bela negara dapat diartikan secara
fisik dan non-fisik, secara fisik dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi
musuh, secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertanankan
Negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan
bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan
bangsa dan negara.
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah pelayanan oleh
seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik sebagai pekerjaan
yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara
(misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer dari masing-masing dan setiap
salah satu warga negara (kecuali untuk kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau
keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak
memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis
perekratan selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara
dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat
melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial
Britania Raya Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan
militer, seperti Amerika Serikat National Guard. Di negara lain, seperti Republik China
(Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang
menyelesaikan dinas nasional.
Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang
disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personil militer tidak
berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk
menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan negara.
Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi juga segenap warga negara yang
sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945, bahwa usaha bela
negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara. Hal ini menunjukkan adanya
asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mencakup dua arti. Pertama, bahwa setiap
warga negara turut serta dalam menentukkan kebijakan tentang pembelaan negara
melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundangundangan yang berlaku. Kedua, bahwa setiap warga negara harus turut serta dalam setiap
usaha pembelaan negara, sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.
Keikutsertaan warga negara dalam wujud upaya bela negara diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan Kewarganegaraan
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela dan
secara wajib
d. Pengabdian sesuai profesi (UU No.3 tahun 2002)
Usaha pembelaan negara bertumpu pada kesadaran setiap warganegara akan hak dan
kewajibannya. Kesadaran bela negara perlu ditumbuhkan secara terus menerus antara
lain melalui proses pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah dengan memberikan
motivasi untuk mencintai tanah air dan bangga sebagai bangsa Indonesia. Motivasi untuk
membela negara dan bangsa akan berhasil jika setiap warga negara memahami kelebihan
atau keunggulan dan kelemahan atau kekurangan bangsa dan negaranya. Motivasi setiap
warga negara untuk ikut serta membela negara Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain pengalaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia, letak geografis
Indonesia yang strategis, kekayaan sumber daya alam, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, keadaan penduduk yang besar, dan kemungkinan timbulnya bencana perang.
Disamping itu setiap warga negara hendaknya juga memahami kemungkinan adanya
ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia, baik yang datang dari dalam
negeri maupun dari luar negeri yang masing-masing dapat berdiri sendiri atau saling
pengaruh mempengaruhi.Dewasa ini ancaman dapat diartikan sebagai kekhawatiran akan
jaminan hidup sehari-hari, artinya ancaman telah bergeser bentuknya dari ancaman
senjata menjadi ancaman : kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, kelaparan, penyakit
yang belum ditemukan obatnya, kelangkaan lapangan kerja, tindakan kesewenangan
Penguasa, kriminalitas, SARA, disintegrasi nasional, terorisme, perdagangan narkotika /
obat terlarang, masa depan generasi muda. Untuk itu, diperlukannya upaya pembelaan
negara berupa sistem pertahanan negara yang melibatkan berbagai komponen pertahanan
negara. Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman keamanan (militer)
menempatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai komponen utama dengan
didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung, sedangkan menghadapi
ancaman non militer menempatkan lembaga pemerintah diluar bidang pertahanan
sebagai kekuatan terdepan sedang tentara dan polisi sebagai pendukung.
Sesuai tuntutan reformasi untuk menuju masyarakat madani, justru kesadaran bela
negara
ini
perlu
ditanamkan
guna
menangkal
berbagai
potensi
ancaman,
gangguan,hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam seperti yang telah
diuraikan di atas.. Tetapi keterlibatan warga negara sipil dalam bentuk bela negara secara
non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala
situasi, misalnya dengan cara:
1. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti
demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan
kehendak
2. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus
kepada masyarakat
3. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata
(bukan retorika)
2.2 Peran Generasi Muda Dalam Bela Negara
Kekuatan sebuah bangsa terletak di tangan para pemudanya. Karena merekalah akan
menunjukkan wajah kehormatan suatu bangsa dalam kontes kehidupan. Jika para pemuda
dalam suatu negara mengalami kerusakan moral dan agama, maka nasib bangsa perlu
dikhawatirkan. Bagaimanapun, pemuda adalah kader bangsa yang harus dibina dengan
segala bentuk pendidikan, baik pendidikan kejiwaan (Psikologi) sampai pendidikan
politik. Jangan sampai pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan oleh negara tidak
memerhatikan masa depan para pemudanya. Apalagi hanya mengedepankan kepentingan
pribadi atau golongan saja.
Pemuda harus sadar bahwa masa depan bangsa dan kepemimpinan negara berada di
tangannya. Karena itu pemuda harus mengetahui asas kepemimpinan. Asas
Kepemimpinan adalah kesadaran dan kemauan. Sikap dan ciri pemimpin yang baik
adalah:
1.
Berilmu, berakhlak, berintegritas, professional, dan pandai
2.
Dapat membuat keputusan dan bertangguing jawab atas keputusannya.
3.
Dapat mempengaruhi bukan dipengaruhi dan mampu menjadi contoh.
4.
Bersedia mendengar masukan dan kritik.
5.
Bisa memberi semangat dan motivasi.
Pemuda perlu memiliki pengetahun tentang kepemimpinan. Dari apa itu pemimpin, ciriciri, dan tugasnya. Pemimpin adalah seseorang yang pandai dan menggunakan kepandaian
tersebut untuk menggerakkan diri, organisasi dan masyarakat. Diantara kepandaian yang
harus dikuasai adalah:
-
Pandai mengurus diri dan organisasi, termasuk mengatur waktu, keperluan
diri sendiri, dan kerja
-
Pandai mendengar dan menghormati apapun pendapat dan kritikan
-
Pandai menganalisa dalam membuat keputusan
-
Pandai berkomunikasi dengan bahasa yang santun
-
Pandai menulis dan mendokumentasi dan mengerti Iptek
Seorang pemuda dituntut untuk tidak apatis (masa bodoh) atas segala masalah yang
menimpa bangsa dan negara. Baik itu masalah bencana alam sampai bencana sosial
ekonomi dan politik yang dimana alam bernegara dirusak oleh kebanyakan generasi tua
yang haus akan kekuasaan.
2.3 Cara Meningkatkatkan Kesadaran Bela Negara untuk Generasi Muda
Di zaman sekarang, semakin sedikit generasi muda yang sadar akan pentingnya bela
negara. Bela negara disini bukanlah berperang dalam arti yang sebenarnya tapi para
mahasiswa bisa berperang melawan lain, seperti berperang dalam bidang IPTEK. Para
pemuda mulai kehilangan rasa bangga atau bahkan rasa memiliki terhadap tanah air
atau negara Indonesia. Jika ini terus berlanjut, maka sudah dapat dipastikan kalau kita
akan terus terjajah di negeri sendiri. Untuk itu, kita perlu meningkatkan kesadaran
generasi muda tentang bela negara. Berikut cara yang bisa dilakukan:
1)
Menumbuhkan semangat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju. Sikap
tersebut dapat diwujudkan dengan cara giat belajar dan giat bekerja, optimis
terhadap masa depan, tidak boros dan tidak bergaya hidup mewah, serta
menumbuhkan semangat gemar menabung.
2)
Memiliki semangat dan sikap ingin berperan serta dalam usaha-usaha
pembangunan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara taat membayar
pajak, taat hukum, ikut serta dalam menjaga keamanan, serta menjaga
kehormatan dan martabat bangsa di hadapan dunia internasional.
3)
Menumbuhkembangkan semangat dan sikap rela berkorban dalam masa
pembangunan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara sehat jasmani dan
rohani, tahan derita dan tahan uji, selalu tegar menghadapi masalah, cekatan
dalam bertindak, berpendirian teguh, siap menanggung risiko, bertanggung
jawab, serta berani membela kebenaran dan keadilan.
4)
Melestarikan kebudayaan Indonesia baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Memiliki semangat dan sikap untuk mengembangkan inovasi (pembaruan) dalam
berbagai hal. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara terbuka terhadap
perubahan, menerima dengan selektif budaya asing, menolak tegas kebudayaan
asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, mengubah pola
hidup dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan sendi-sendi kehidupan yang
baik, serta selalu bangga sebagai bangsa dan warga negara Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Begitu besarnya kiprah pemuda dalam melakukan perubahan-perubahan di negara
indonesia sebagai wujud sikap bela negara. Dahulu para pemuda indonesia
bersatu padu untuk memperoleh kemerdekaan, dan saat ini peran dan fungsi
pemuda sebagai generasi penerus bangsa dan pengisi kemerdekaan sebagaimana
dilakukan pemuda tempo dulu masih sangat diidamkan oleh seluruh elemen
bangsa.
Semangat juang dan patah semangat yang dimiliki kaum muda hendaknya
dimanfaatkan sebagai dasar pergerakan pemuda. Pemuda kala ini hendaknya ikut
serta dalam usaha pembelaan negara yang dilakukan dengan cara mengisi
kemerdekaan dengan manampilkan sikap-sikap positif yang sesuai dengan
ideologi bangsa dan konstitusi yang berlaku di indonesia.
Salah satu upaya bela Negara yang dapat dilakukan generasi muda adalah dengan
mengikuti Resimen Mahasiswa. Resimen Mahasiswa (disingkat menwa) adalah
salah satu kekuatan sipil yang dilatih dan dipersiapkan untuk mempertahankan
NKRI sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta
(Sishankamrata). Markas komando Menwa bertempat diperguruan tinggi di
kesatuan masing-masing yang anggotanya adalah mahasiswa atau mahasiswi
yang berkedudukan di kampus tersebut. Menwa merupakan komponen cadangan
pertahanan negara yang diberikan pelatihan dasar militer seperti penggunaan
senjata, taktik pertempuran, survival, terjun payung, bela diri militer, senam
militer, penyamaran, navigasi dan sebagainya.
B.
Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca makalah ini agar lebih bisa
memahami kenapa kita harus membela Negara kita ini dan janganlah sekali-kali
menodai tanah kelahiran kita dengan perbuatan yang tidak baik, karena tercela
satu bernoda semua.
DAFTAR PUSTAKA
A.Faruq, Umar. Pemuda dan Kesadaran Bela Negara. tersedia dalam
http://umar.blogspot.com/2012.
Hadi Wiyono, Isworo. 2007. Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, untuk SMP/ MTs Kelas
IX. Jakarta : Penerbit Ganeca.
Harist Muzani, Teuku. Revolusi Peran Pemuda Pasca Konflik. tersedia dalam
Kaelan & Zubaidi, Achmad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Paradigma:
Yogyakarta.Undang-Undang Dasar 1945. Citra Umbara: Jakarta.
B. Faruq, Umar. Pemuda dan kesadaran Bela Negara. Tersedia dalam
http://umar.blogspot.com/2012.
Undang – Undang Dasar 1945. Citra Umbara: Jakarta.
Taufiq Andarianto, tuhana.2015.paradigma baru bela negara.yogyakarta: global pustaka
utama
Karsadi.2016.PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUANTINGGI (Upaya
Membangkitkan Semangat Nasionalisme,Cinta Tanah Air, dan Bela Negara Di Kalangan
Mahasiswa).Kendari: pustaka pelajar
Download