MAKALAH KONSEP TINJAUAN UMUM MODAL PASAR DAN KEGAGALAN PASAR MATA KULIAH :EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN D I S U S U N OLEH KELOMPOK 4: TOHOMA MART PANJAITAN 7183141043 JOHAN DARMA SURYA SIHITE 7183141024 RIO RICARDO DAMANIK 7183341007 M. RIZQULLAH SYAM TANUNG 7183141051 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penulis bisa menyelesaikan makalah tentang Konsep Tinjauan Umum Modal Pasar dan Kegagalan Pasar. Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha menyajikan yang terbaik dan kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi serta mempunyai nilai manfaat bagi semua pihak. Akhir kata kami mengucapkan semoga rahmat Tuhan yang maha esa selalu terlimpah untuk kita semua. Medan, Februari 2020 Penulis 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2 DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4 A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4 C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 4 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 6 A. Pengertian Pasar.............................................................................................................. 6 Penyebab Kegagalan Pasar ............................................................................................. 7 B. 1. Adanya unsur ketidaksempurnaan pasar..................................................................... 7 2. Adanya barang publik ................................................................................................. 8 3. Adanya eksternalitas .................................................................................................... 9 C. Tujuan dan Bentuk-Bentuk Campur Tangan Pemerintah ............................................. 12 1. Tujuan Campur Tangan Pemerintah ........................................................................ 12 2. Bentuk-Bentuk Campur Tangan Pemerintah............................................................ 12 BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 14 1. Kesimpulan.................................................................................................................... 14 2. Saran ............................................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 15 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ilmu ekonomi arus utama, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang disebut dengan transaksi. Pasar terdiri dari semua pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harganya. Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Ada dua peran di pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan barang. Pasar dapat terbentuk dengan adanya syarat-syarat yaitu adanya penjual, adanya pembeli, tersedianya barang yang tempat transaksi jual beli antara penjual (pedagang) dan pembeli (konsumen) memiliki peran dan fungsi penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Kegagalan pasar terjadi apabila mekanisme pasar tidak dapat berfungsi secara efisien dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada dalam masyarakat . Dalam hal ini, mekanisme pasar akan menyebabkan barang yang dihasilkan menjadi terlalu banyak atau terlalu sedikit dan dalam hal yang sangat ekstrim kegagalan pasar akan menyebabkan pasar tidak terjadi sehingga barang dan jasa tertentu tidak dihasilkan oleh pasar tersebut. Dalam banyak hal, terjadinya kegagalan pasar disebabkan biaya transaksi pertukaran bukanlah tanpa biaya, misalnya saja, biaya untuk memperoleh informasi, biaya tawarmenawar, biaya untuk melakukan kontrak, biaya dalam perencanaan, dan sebagainya. Bagi konsumen, untuk memperoleh informasi mengenai kualitas suatu jenis barang yang akan dibeli memerlukan biaya yang tidak sedikit , begitu juga mengenai kualitas input yang akan dibeli oleh produsen. Maka dari itu, pemerintah dapat melihat masalah-masalah yang dapat menyebabkan pasar tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Dalam hal terjadinya kegagalan pasar , maka pemerintah diharapkan untuk ikut campur tangan agar alokasi sumber ekonomi dapat tercapai secara efisien. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Pasar ? 2. Apa yang dimaksud dengan Kegagalan Pasar ? 3. Apa saja faktor penyebab kegagalan pasar ? 4. Apa yang dimaksud dengan barang publik dan eksternalitas? 5. Apa tujuan dan bagaimana bentuk-bentuk campur tangan pemerintah? 6. Apa saja penyebab ketidaksempurnaan bekerjanya pasar dan bagaimana solusinya? C. Tujuan Penulisan 1.Untuk mengetahui maksud dari pasar dan kegagalan pasar 2.Untuk mengentahui faktor-faktor kegagalan pasar 3.Untuk mengentahui barang publik dan eksternalitas 4 4.Untuk mengetahui bagaimana campur tangan pemeritah dan solusinya dalam kegagalan pasar 5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pasar Menurut Mankiw (2007) pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual dari sebuah barang atau jasa tertentu. Para pembeli sebagai sebuah kelompok yang menentukan permintaan terhadap produk dan para penjual sebagai kelompok yang menentukan penawaran terhadap produk (Zayinul Fata, 2010). Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli (konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumlah (kuantitas) barang dengan kuantitas tertentu yang mejadi objek transaksi. Kedua pihak, pembeli dan penjual, mendapatkan manfaat dari adanya transaksi atau pasar. Pihak pembeli hestanto.web.id mendapatkan barang yang diinginkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya sedangkan penjual mendapatkan imbalan pendapatan untuk selanjutnya digunakan untuk membiayai aktivitasnya sebagai pelaku ekonomi produksi atau pedagang. Pasar dapat terbentuk dengan adanya syarat-syarat yaitu adanya penjual, adanya pembeli, tersedianya barang yang tempat transaksi jual beli antara penjual (pedagang) dan pembeli (konsumen) memiliki peran dan fungsi penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Arifin (2007: 79) mengatakan bahwa kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah yang menyebut ketidak mampuan pasar dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya yang optimum. Hal ini khususnya dapat terjadi apabila pasar didominasi oleh para pemasok monopoli atau apabila produksi atau konsumsi dari sebuah produk mengakibatkan dampak sampingan (eksternalitas) seperti pencemaran lingkungan. Adapun fungsi pasar ada tiga macam, yaitu (Sukirni, 2000 dalam Zayinul Fata, 2010): 1) Fungsi Distribusi Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan transaksi. Pasar memiliki fungsi distribusi menyalurkan barang-barang hasil produksi kepada konsumen. Melalui transaksi jual beli, produsen dapat memasarkan barang hasil produksinya baik secara langsung maupun tidak langsung kepada konsumen atau kepada pedagang perantara lainnya. Melalui transaksi jual beli itu pula, konsumen dapat memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya secara mudah dan cepat. 2) Fungsi Pembentukan Harga Sebelum terjadi transaksi jual beli terlebih dahulu dilakukan tawar menawar, sehingga diperoleh kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Dalam proses tawar menawar itulah keinginan kedua belah pihak (antara pembelidan penjual) digabungkan untuk menentukan kesepakatan harga, atau disebut harga pasar. 3) Fungsi Promosi Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi, karena di pasar banyak dikunjungi para pembeli. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya memasang spanduk, membagikan brosur penawaran, membagikan sampel atau contoh produk kepada calon pembeli, dan sebaginya. 6 Kegagalan pasar dapat juga diartikan sebagai ketidakmampuan dari suatu perekonomian pasar untuk berfungsi secara efisien dan menimbulkan keteguhan dan pertumbuhan ekonomi. Kegagalan ini mendorong pemerintah untuk menjalankan beberapa kegiatan ekonomi. Atau dapat dikatakan kegagalan pasar adalah dimana suatu pasar tidak dapat menjalankan secara sempurna sesuai dengan fungsi awal sebagai pasar dan situasi dimana semua kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan dan penawaran, berada dalam keadaan ketidakseimbangan Kanisius (2003 : 305). Menurut Kurniawan dan Budhi (2015: 96), Suatu sistem pasar bekerja baik apabila terjadi dua hal: 1. Produsen bertanggung jawab untuk semua biaya dan biaya ini dibayar untuk memproduksi barang dan jasa. 2. Konsumen membayar untuk barang dan jasa tersebut. Apabila kedua kondisi tersebut tidak terjadi, hasilnya disebut sebagai kegagalan pasar. B. Penyebab Kegagalan Pasar Kegagalan pasar dapat terjadi karena adanya faktor-faktor dibawah ini, yaitu: 1. Adanya unsur ketidaksempurnaan pasar Kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Ada 6 (Enam) faktor penyebab kegagalan pasar 1. Kegagalan dari persaigan 2. inflasi 3. Eksternalitas 4. Pasar tidak lengkap 5. Kegagalan informasi 6. Adanya pengangguran,dan ketidakseimbangan Kegagalan pasar dapat terjadi karena adanya faktor-faktor di bawah ini, yaitu: a.Adanya Common goods Common goods adalah barang yang tersedia bagi masyarakat dalam jumlah tidak terbatas, namun memiliki nilai bersaing. b. Adanya unsur ketidaksempurnaan pasar ketidaksempurnaan pasar disebabkan oleh perkembangan ekspor tidak menciptakan perkembangan yang cukup laju pada sektorsektor ekonomi lainnya, seperti faktor: - Mobilitas - Tingkat penidikan masyarakat sangat rendah - Produksi yang terbatas - kurangnya pengembangan tehnologi - kurangnya tenaga dan wirausaha 7 Alokasi sumber-sumber ekonomi yang efisien tidak dapat diserahkan pada mekanisme pasar oleh karena adanya monopoli, atau adanya usaha yang mempunyai biaya marjinal yang selalu menurun , dan adanya usaha yang mempunyai biaya marginal nol. Mekanisme pasar dapat melakukan alokasi factor-faktor ekonomi secara efisien hanya pada pasar persaingan sempurna oleh karena hanya pada pasar persaingan sempurna terdapat kesamaan antar motivasi pengusaha dan tingkat produksi yang oleh masyarakat dianggap efisien . 2. Adanya barang publik Istilah barang publik sering digunakan untuk merujuk pada barang yang non-eksklusif dan barang non-rival. Ini berarti bahwa tidak mungkin mencegah seseorang untuk tidak mengonsumsi barang publik. Udara dapat dimasukkan sebagai barang publik karena secara umum tidak mungkin mencegah seseorang untuk menghirupnya. Beberapa jenis barang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, akan tetapi tidak seorangpun yang bersedia menghasilkannya atau mungkin dihasilkan oleh pihak swasta akan tetapi dalam jumlah, barang publik murni yang mempunyai dua karakteristik utama : yaitu penggunaanya tidak bersaingan dan tidak diterapkan prinsip pengecualian. Oleh karena itu, pihak swasta tidak mau menghasilkan barang public murni, maka pemerintahlah yang harus menghasilkannya agar kesejahteraan masyarajkat dapat ditingkatkan . Ada dua sifat yang membedakan antara barang privat dan barang publik yakni sifat rivalry dan exlusive. a. rivalry ; sifat barang tersebut apakah ada persaingan penggunaan (konsumsi) atau tidak. Dikatakan rivalry jika barang atau jasa dikonsumsi oleh seseorang maka tertutup kemungkinan orang lain untuk mengkonsumsinya. Barang yang non rivalry adalah barang atau jasa yang ketika telah dikonsumsi oleh seseorang, orang lain masih dapat mengkonsumsinya tanpa persaingan dalam pengertian tidak akan mengurangi kenikmatan atau manfaat dari barang tersebut. b. exclusive ; sifat ini terkait dengan bisa tidaknya konsumsi atas barang atau jasa itu dipisahkan penggunaannya, dalam pengertian tidak memerlukan biaya untuk membuat barang tersebut dapat dikonsumsi secara pribadi sementara barang yang non exclusive memerlukan biaya agar barang tersebut tidak dikonsumsi oleh pihak lain yang tidak berhak. Namun dapat yang ditimbulkan oleh kedua sifat tersebut terhadap konsumen adalah ada tidaknya kemauan konsumen untuk mengungkapkan kebutuhannya (reveal prefence) bagi barang bersangkutan, terutama yang bersifat rivalry.Orang akan bersedia membeli sepatu (privat) berapapun harganya ketika sepatu tersebut membuat dia senang atau puas. Sementara eksistensi polisi mengatur lalu lintas dijalan begitu penting bagi masyarakat, namun ketika ditanya adakah yang mau membayar jasanya?, maka hampir tidak ada orang yang bersedia menjawabnya. Sifat barang privat jelas bahwa permintaan akan memudahkan produksi sebab pihak swasta atau pemerintah akan mau memproduksi barang tersebut, demikian juga dengan distribusinya. Sebaliknya dengan barang publik, walaupun semua konsumen membutuhkan tetapi tidak ada satu (atau hanya sedikit orang) yang mau mengungkapkan keinginannya atas barang tersebut (tidak mau membayar produksinya), sebagian besar orang berharap menjadi 8 free rider.Sifat yang demikian mengharuskan barang publik murni diproduksi oleh negara atau swasta yang terikat kontrak dengan pemerintah yang memiliki tujuan untuk charity. Perbedaan barang publik dengan barang yang lain adalah: 1. Noneksklusivitas. Salah satu sifat yang membedakan barang publik dengan barang lain adalah apakah orang dapat dikecualikan dari manfaat barang tersebut atau tidak. Bagi kebanyakan barang pribadi, pengecualian tentu saja sangat dimungkinkan. Pertahanan nasional merupakan contoh standar. Sekali suatu angkatan bersenjata dibentuk, setiap orang di suatu negara tersebut diuntungkan, apakah dia membayar atau tidak. Barang noneksklusif ini dapat dilawan dengan barang konsumsi pribadi yang eksklusif, seperti mobil atau film dimana pengecualianpengecualian merupakan suatu masalah sederhana. Mereka yang tidak membayar barang pribadi tersebut tidak menerima jasa yang dijanjikan oleh barang tersebut. 2. Nonrivalitas. Sifat kedua yang menjadi karakter dari barang-barang publik adalah nonrivalitas. Barangbarang nonrivalitas adalah barang dimana manfaatnya dapat diberikan bagi pengguna tambahan dengan biaya marjinal nol. Pada sebagian besar barang, tambahan jumlah konsumsi membutuhkan sejumlah biaya produksi marjinal. Misalkan tambahan pemirsa pada satu saluran televisi tidak akan menambah biaya meskipun tindakan ini menyebabkan terjadinya tambahan konsumsi. Konsumsi oleh tambahan pengguna dari barang semacam itu adalah nonrivalitas/nonpersaingan sehingga tambahan konsumsi tersebut membutuhkan biaya marjinal sosial dari produksi sebesar nol, konsumsi tersebut tidak mengurangi kemampuan orang lain untuk mengkonsumsi. 3. Adanya eksternalitas Eksternalitas adalah dampak tidak langsung baik dampak menguntungkan maupun merugikan yang ditimbulkan oleh aktivitas ekonomi. Menurut Case dan fair (2006: 313) Eksternalitas adalah biaya atau manfaat yang ditimpakan atau diberikan pada suatu individual atau kelompok yang berada diluar atau bersifat eksternal pada suatu transaksi. Jika biaya atau manfaat sosial seperti itu diabaikan, keputusan rumah tangga atau perusahaan cendrung keliru atau inefisien. Pendapat oleh Rosenb (1988) menyatakan bahwa eksternalitas terjadi ketika aktivitas suatu satu kesatuan mempengaruhi kesejahteraan kesatuan yang lain yang terjadi di luar mekanisme pasar (non market mechanism). Tidak seperti pengaruh yang ditransmisikan melalui mekanisme harga pasar, eksternalitas dapat mempengaruhi inefisiensi ekonomi. Dalam hal ini eksternalitas merupakan konsekuensi dari ketidakmampuan seseorang untuk membuat suatu property right. Hyman (1999) menyatakan bahwa eksternalitas merupakan biaya atau manfaat dari transaksi pasar yang tidak direfleksikan dalam harga. Ketika terjadi eksternalitas, maka pihak ketiga selain pembeli dan penjual suatu barang dipengaruhi oleh produksi dan konsumsinya. Biaya atau manfaat dari pihak ketiga tersebut tidak dipertimbangkan baik oleh pembeli maupun penjual suatu barang yang berproduksi atau yang menggunakan produk sehingga menghasilkan eksternalitas. Lebih jauh Hyman menyatakan bahwa harga pasar yang terjadi tidak secara akurat menggambarkan baik marginal social cost (MSC) maupun marginal socila benefit (MSB). 9 Jadi secara umum bisa dikatakan bahwa eksternalitas merupakan semua dampak atau pengaruh yang muncul dari sebuah kegiatan, dimana pengaruh tersebut akan berdampak pada pihak lain. Dampak atau pengaruh yang dimaksud adalah bisa pengaruh positif, negatif, kecil, maupun besar. Menariknya bahwa dampak-dampak tersebut bisa terjadi secara bersamaan meskipun dampak tersebut bersifat antitesis atau kontradiktif. Misalnya bagaimana dampak positif dan negatif terjadi dalam satu memontum. kita bisa melihat pembangunan suatu kompleks pendidikan di suatu daerah terpencil, yang secara akal sehat hal tersebut tentu akan berimplikasi positif terhadap pengembangan wilayah, ekonomi, dan lain lain. namun pada saat yang bersamaan akan muncul marjinalisasi yang disebabkan properti yang mahal, sehingga berujung pada munculnya wilayah kumuh, dan implikasi lainnya yang terjadi secara otomatis. Berbagai dampak yang ditimbulkan tersebut menjadikan eksternalitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan pasar. Deskripsinya adalah bahwa dengan adanya eksternalitas, menyebabkan pasar gagal menginternalisasikan fungsi produksi dan distribusinya secara efisien. Eksternalitas timbul karena tindakan konsumsi atau produksi dari satu pihak mempunyai pengaruh terhadap pihak yang lain dan tidak adanyan kompensasi yang dibayar oleh pihak yang menyebabkan atau kompensasi yang diterima oleh pihak yang terkena dampak tersebut. Jadi ada dua syarat terjadinya eksternalitas, yaitu : a. Adanya pengaruh dari suatu tindakan. b. Tidak adanya kompensasi yang dibayarkan atau diterima. Jenis-Jenis Eksternalitas a. Produsen -- Produsen Merupakan eksternalitas yang muncul dari produsen dan mempengaruhi produsen lainnya.misalnya pabrik jagung yang dibangun bersebelahan dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Suara bising pabrik tersebut serta abu ampas dari jagung tersebut sangat mengganggu warga binaan di Lapas tersebut. Maka dalm hal ini produsen satu telah mempengaruhi produsen lainnya (eksternalitas negatif). Contoh lain seperti penjual soto berdampingan dengan penjual es campur. Pada prinsipnya konsumen akan membeli soto juga pasti akan membeli es campur. Kondisi tersebut saling memberikan pengaruh positif terhadap usaha mereka (eksternalitas positif). b. Produsen -- Konsumen Merupakan eksternalitas yang muncul dari produsen dan mempengaruhi konsumen. Misalnya ketika pabrik tempe berada dekat dengan pemukiman, maka masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk membeli tempe, artinya akses masyarakat sangat mudah. Hal tersebut telah memberikan efek/eksternalitas positif bagi masyarakat. Sementara ketika pengusaha air mineral di suatu daerah menyedot air dalam volume yang banyak, akibatnya para petani sekitar kesulitan mendapatkan air untuk rutinitas pertaniannya dan hal tersebut sangat berpengaruh kepada hasil pertaniannya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa produsen memberikan eksternalitas negatifnya kepada konsumen. 10 c. Konsumen -- Konsumen Merupakan eksternalitas yang muncul dari konsumen dan mempengaruhi konsumen lainnya. mislanya ; seseorang baru saja membeli DVD baru dan senang dengan lagu India. Kebetulan tetangganya juga sangat senang dengan lagu India, jadi setiap seseorang tersebut menyetel lagu India, tetangganya juga ikut menikmati eksternalitas dari kegiatan yang dilakukan tersebut. Namun ternyata ketika tetangganya menyukai lagu dangdut Dewi Persik, maka tetangga merasa kurang nyaman dengan aktivitas yang dilakukan, dengan begitu tetangga tersebut merasakan eksternalitas negatif dari aktivitas yang dilakukan seseorang tersebut. d. Konsumen -- Produsen Merupakan eksternalitas yang muncul dari konsumen dan mempengaruhi produsen. Misalnya ; ketika limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai dan bermanfaat bagi pemelihara ikan di sungai. Kondisi tersebut telah memberikan pengaruh positif (eksternalitas) khususnya bagi pemelihara ikan tersebut. Pada contoh lain ketika di kebun bunga banyak orang yang sedang melakukan selfie yang kemudian membuat kebun bunga rusak, maka kondisi tersebut telah memberikan pengaruh negatif (eksternalitas) bagi produsen. 4. Solusi dan Peran Pemerintah Bagaimanakah seharusnya pemerintah bertindak dalam hal ini? Pemerintah bisa mengintervensi kondisi tersebut melalui kebijakannya (regulasi) dengan menekan pada esensi dari alokasi, distribusi, dan stabilisasi (Retnandari, 2013). Selain dari hal tersebut, pemerintah juga bisa membuat suatu insentif sehingga pilihan privatebagi produsen maupun konsumen akan mencapai efisien. Bila terjadi biaya eksternal (external cost), maka pemerintah dapat mengenakan pajak sebesar biaya eksternal tambahan (marginal external cost=MEC) terhadap pihak yang menimbulkan eksternalitas (negative externality). Pajak ini akan mendorong baik bagi konsumen maupun produsen (pihak yang menimbulkan eksternalitas) untuk memasukkan biaya-biaya eksternal yang ada ke dalam suatu keputusan ekonomi. Dengan kata lain pelaku eksternalitas membayar sejumlah biaya sebesar biaya eksternal tambahan (MEC) per unit output yang terjual, sehingga Tx=MEC. Upaya internalisasi eksternalitas dapat juga dilakukan dengan mengenakan subsidi. Pengenaan subsidi ini dapat dilakukan pemerintah ketika eksternalitas yang terjadi menimbulkan manfaat eksternal (external benefit=positive externality). Bila konsumen maupun produsen terlalu underestimate benefitdengan tidak mempertimbangkan manfaat tersebut pada orang lain, maka dengan subsidi akan dapat mengurangi private costdan mendorong peningkatan dalam konsumsi pada tingkat yang efisien. Bila sebab utama terjadinya eksternalitas adalah tidak adanya property right, maka cara mengatasi eksternalitas adalah dengan membuat suatu property rightbagi pihak-pihak 11 yang berkepentingan terhadap suatu sumber daya. Bila solusinya seperti ini maka tidak perlu lagi ada intervensi pemerintah (internalization of externality). C. Tujuan dan Bentuk-Bentuk Campur Tangan Pemerintah 1. Tujuan Campur Tangan Pemerintah Kepincangan-kepincangan mekanisme pasar seperti yang baru dijelaskan di atas menimbulkan kebutuhan akan campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Berdasarkan kelemahan-kelemahan dari mekanisme pasar seperti yang telah diterangkan, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari campur tangan pemerintah adalah untuk : a. b. c. d. e. Menjamin agar kesamaan hak untuk setiap individu tetap wujud dan penindasan dapat dihindarkan. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan stabil. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang dapat mempengaruhi pasar agar mereka tidak menjalankan praktek-praktek monopoli yang merugikan. Menyediakan “barang bersama” yaitu barang-barang seperti jalan raya, polisi dan tentara, yang penggunaannya dilakukan secara kolektif oleh masyarakat untuk mempertinggi kesejahteraan sosial masyarakat. Mengawasi agar “eksternalitas” kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dihindari atau dikurangi masalahnya. 2. Bentuk-Bentuk Campur Tangan Pemerintah Sukirno (2013: 44) Keterlibatan pemerintah dalam kegiatan ekonomi dapat dibedakan dalam tiga bentuk: membuat peraturan, menjalankan kebijakan fiskal dan moneter, dan secara langsung melakukan kegiatan ekonomi. a. Membuat Peraturan-peraturan Tujuan pokok dari peraturan-peraturan pemerintah adalah agar kegiatan ekonomi dijalankan secara wajar dan tidakmerugikan khalayak ramai. Sebagai contoh, peraturan mengenai syarat-syarat kerja kepada para pekerja di sektor industri adalah dibuat menjamin agar para pekerja diberi gaji, upah dan tunjangan lain yang wajar serta tidak ditindas majikan. Contoh lain adalah peraturan mengenai lokasi pengembangan perusahaan yang bertujuan agar kegiatan industri tidak menganggu masyarakat di sekitarnya dan menghindari pencemaran udara di kawasan perumahan. Peraturan yang dibuat oleh pemerintah meliputi pengaturan terhadap berbagai aspek kegiatan ekonomi. Bukan hanya terbatas pada mengatur kegiatan dan pendirian industri tetapi juga kegiatan ekspor dan impor, perbaikan lalunlintas, pengebangan perusahaan dan berbagai aspek kegiatan ekonomi lainnya. b. Menjalankan Kebijakan Fiskal dan Moneter Kebijakan fiskal adalah strategi dan langkah-langkah pemerintah dalam pengeluarannya dan dalam sistem dan cara-cara mengumpulkan pajak. Sedangkan kebijakan 12 moneter adalah langkah-langkah pemerintah untuk mempengaruhi situasi keuangan dalam perekonomian, yaitu mempengaruhi suku bunga, operasi bank, dan mengatur jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Berbagai perekonomian selalu menghadapi masalah inflansi dan pengangguran. Kebijakan fiskal dan moneter merupakan tindakan untuk mengatasi kenaikan harga dan kekurangan pekerjaan. c. Melakukan Kegiatan Ekonomi Secara Langsung Kegiatan-kegiatan yang biasa dilaksanakan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mengurangi keuntungan perorangan dan memaksimumkan keuntungan sosial adalah (i) kegiatan pengangkutan kereta api, (ii) listrik dan telpon, dan (iii) perusahaan jasa pos. Apabila kegiatan ini tidak dijalankan oleh pemerintah maka tarif yang akan ditentukan oleh pihak swasta yang menjalankannya biasanya akan lebih tinggi dan ini merugikan masyarakat. Di banyak negara, termasukkita, kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah bukan saja meliputi bidang-bidang tersebut melainkan banyak bidang lainnya seperti di sektor perkebunan, industri, pertambangan, perbankan, dan sebagainya. Campur tangan seperti itu juga bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan yang akan diperoleh masyarakat dari berbagai kegiatan tersebut. 13 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur tempat usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Barang publik merupakan barang yang sifat konsumsinya secara bersama, yang berarti eksistensi barang tersebut dapat dikonsumsi oleh siapapun (publik), sementara barang privat merupakan barang yang istimewa, sebab barang tersebut hanya bisa dikonsumsi oleh pemiliknya (pribadi). eksternalitas merupakan semua dampak atau pengaruh yang muncul dari sebuah kegiatan, dimana pengaruh tersebut akan berdampak pada pihak lain. Dampak atau pengaruh yang dimaksud adalah bisa pengaruh positif, negatif, kecil, maupun besar. Menariknya bahwa dampak-dampak tersebut bisa terjadi secara bersamaan meskipun dampak tersebut bersifat antitesis atau kontradiktif. Kegagalan pasar adalah dimana suatu pasar tidak dapat menjalankan secara sempurna sesuai dengan fungsi awal sebagai pasar dan situasi dimana semua kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan dan penawaran, berada dalam keadaan ketidakseimbangan. Kegagalan pasar disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya Common goods (Barang Bersama), adanya unsur ketidaksempurnaan pasar, adanya barang publik, adanya eksternalitas, adanya pasar tidak lengkap, dan adanya kegagalan informasi. 2. Saran Dalam kegagalan pasar sangat dibutuhkan adanya campur tangan pemerintah yang bertujuan untuk Menjamin agar kesamaan hak untuk setiap individu tetap wujud dan penindasan dapat dihindarkan, menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan stabil, mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang dapat mempengaruhi pasar agar mereka tidak menjalankan praktek-praktek monopoli yang merugikan, menyediakan “barang bersama” yaitu barang-barang seperti jalan raya, polisi dan tentara, yang penggunaannya dilakukan secara kolektif oleh masyarakat untuk mempertinggi kesejahteraan sosial masyarakat serta mengawasi agar “eksternalitas” kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dihindari atau dikurangi masalahnya. Bentuk-bentuk dari campur tangan pemerintah pemerintah adalah membuat peraturan-peraturan , menjalankan Kebijakan Fiskal dan Moneter, dan Melakukan Kegiatan Ekonomi Secara Langsung 14 DAFTAR PUSTAKA Arifin, Imamul. 2007.Membuka Cakrawala Ekonomi. Bandung: PT Purnama Inves. Case, Karl E. dan Ray C. Fair. 2006. Prinsip-Prinsip Ekonomi, Edisi kedelapan, Jilid satu Jakarta: Penerbit Erlangga. Hegemoni Pasar Modern Terhadap PasarTradisional. Download April 2008. Kanisius, Gilarso.2003.Pengantar ilmu ekonomi mikro. Graha ilmu.Yogyakarta. Kurniawan, Paulus dan Made Kembar Sri Budhi. 2015. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Yogyakarta: PT Andi Offset. Sinambela, Lijan P. 2006. Reformasi Pelayanan Publik; Teori, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara Mangkoesoebroto, Guritno.2001.Ekonomi publik. Yogyakarta: BPFE. P3EI. 2009. Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers. Sukirno, Sadono. 2013. Mikroekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo 15