Tugas Ekonomi : 2 Nama : Janu Eka W. Npm : 13210717 Kelas : 1EA21 1. Surplus ekonomi yaitu : Pemintaan lebih besar dari pada penawaran. Suatu keadaan dimana kuantity (jumlah ) barang yang ditawarkan lebih besar dari pada kuantity yang diminta. Jadi keuntungan yang didapat lebih besar. Surflus ekonomi dapat dibagi menjadi 2 1. Surplus Produsen adalah pendapatan tambahan yang diperoleh oleh seorang produsen dari penerimaan harga suatu product barang 2. Surplus Konsumen adalah kepuasan atau kegunaan (utility) tambahan yang diperoleh konsumen 2. Kegagalan pasar ( Market Failure ) yaitu : sebuah kegagalan pasar adalah situasi dimana sebuah pasar efisien dalam mengatur produksi atau alokasi barang dan jasa ke konsumen. Ekonom normalnya memakai istilah ini pada situasi dimana inefisiensi sudah dramatis, atau ketika disugestikan bahwa institusi non pasar akan memberi hasil yang diinginkan. Di sisi lain, pada konteks politik, pemegang modal atau saham menggunakan istilah kegagalan pasar untuk situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani "kepentingan publik", sebuah pernyataan subyektif yang biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial. Empat jenis utama penyebab kegagalan pasar adalah : Monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan dari kekuasaan pasar dimana "sebuah" pembeli atau penjual bisa memberi pengaruh signifikan pada harga atau keluaran. Penyalahgunaan kekuasaan pasar bisa dikurangi dengan menggunakan undang-undang anti-trust. Eksternalitas, dimana terjadi dalam kasus dimana "pasar tidak dibawa kedalam akun dari akibat aktivitas ekonomi didalam orang luar/asing." Ada eksternalitas positif dan eksternalitas negatif.Eksternalitas positif terjadi dalam kasus seperti dimana program kesehatan keluarga di televisi meningkatkan kesehatan publik. Eksternalitas negatif terjadi ketika proses dalam perusahaan menimbulkan polusi udara atau saluran air. Eksternalitas negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari pemerintah, pajak, atau subsidi, atau dengan menggunakan hak properti untuk memaksa perusahaan atau perorangan untuk menerima akibat dari usaha ekonomi mereka pada taraf yang seharusnya. Barang publik seperti pertahanan nasionaldan kegiatan dalam kesehatan publik seperti pembasmian sarang nyamuk. Contohnya, jika membasmi sarang nyamuk diserahkan pada pasar pribadi, maka jauh lebih sedikit sarang yang mungkin akan dibasmi. Untuk menyediakan penawaran yang baik dari barang publik, negara biasanya menggunakan pajak-pajak yang mengharuskan semua penduduk untuk membayar pda barang publik tersebut (berkaitan dengan pengetahuan kurang dari eksternalitas positif pada pihak ketiga/kesejahteraan sosial). Kasus dimana terdapat informasi asimetris atau ketidak pastian (informasi yang inefisien). Informasi asimetris terjadi ketika salah satu pihak dari transaksi memiliki informasi yang lebih banyak dan baik dari pihak yang lain. Biasanya para penjual yang lebih tahu tentang produk tersebut daripada sang pembeli, tapi ini tidak selalu terjadi dalam kasus ini. Contohnya, para pelaku bisnis mobil bekas mungkin mengetahui dimana mbil tersebut telah digunakan sebagai mobil pengantar atau taksi, informasi yang tidak tersedia bagi pembeli. Contoh dimana pembeli memiliki informasi lebih baik dari penjual merupaka penjualan rumah atau vila, yang mensyaratkan kesaksian penghuni sebelumnya. Seorang broker real estate membeli rumah ini mungkin memiliki informasi lebih tentang rumah tersebut dibandingkan anggota keluarga yang ditinggalkan. Situasi ini dijelaskan pertamakali oleh Kenneth J. Arrow di artikel seminartentang kesehatan tahun 1963 berjudul "ketidakpastian dan Kesejahteraan Ekonomi dari Kepedulian Kesehatan," di dalam American Economic Review. George Akerlof kemudian menggunakan istilah informasi asimetris pada karyanya ditahun 1970 The Market for Lemons. Akerlof menyadari bahwa , dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari komoditas cenderung menurun, bahkan untuk kualitas yang sangat sempurna kebaikannya, karena para pembelinya tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah produk yang mereka beli akan menjadi sebuah "lemon" (produk yang menyesatkan). 3. Intervensi pemerintah dalam intervensi harga pasar. Tujuan/sasaran kebijakan pemerintah dalam intervensi harga pasar adalah untuk mestabilkan / menyeimbangkan harga yang ada dipasar,yang berorientasi meringankan kepentingan masyarakat Contoh kasus : Kasus kebijakan penetapan harga dasar gabah . Belum lama ini kita bangsa Indonesia menghadapi krisis moneter yang sampai sekarang masih belum dapat diselesaikan. Sebagai akibat dari krisis tersebut salah satu dampaknya pada sektor pangan yang kita kenal dengan istilah sembako. Salah satu dari sembako itu adalah beras. Dimana beras ini termasuk dalam pengendalian kebijakan pemerintah yang dikendalikan melalui penetapan harga dasar gabah. Didalam pelaksanaan kebijakan tersebut, sehari-harinya pelaku yang ditugasi oleh pemerintah adalah sebuah badan yang disebut BULOG (tingkat pusat) dan dibantu oleh DOLOG (tingkat provinsi) serta sub DOLOG (tingkat kabupaten/kota). Soal – Jawab II. Tentang Permintaan/Penawaran/Keseimbagan : 1) Apakah Hukum permintaan ? - Apabila suatu harga barang naik jumlah permintaan dari pembeli turun dan Apabila suatu harga barang turun jumlah permintaan dari pembeli naik. 2) Apa konsep dasar dari permintaan Konsumen? - Adalah kuantitas dari suatu komoditas yang mampu dan ingin dibeli konsumen pada suatu tempat dan waktu tertentu pada berbagai tingkat harga 3) Coba sebutkan factor apa saja yang mempengaruhi suatu Permintaan ? 1. Harga pasar itu sendiri. 2. Harga barang lain. 3. Pendapatan rumah tangga. 4. Corak distribusi pendapatan. 5. Selera. 6. Jumlah penduduk. 7. Ekspetasi/ramalan. 4) Apakah Hukum pernawaran ? - Apabila suatu harga barang naik jumlah pernawaran dari pembeli naik dan Apabila suatu harga barang turun jumlah penawaran dari pembeli turun. 5) Coba sebutkan factor apa saja yang mempengaruhi suatu Peawaran ? 1. Harga pasar itu sendiri. Harga barang lain. 3. Biaya produksi.. 4. Tujuan proses produksi. 2. 5. Teknologi. 6) Apa yang dimaksud pengertian keseimbangan pasar ? Dimana jumlah harga penawaran dari penjual sama dengan jumlah permitaan dari pembeli. Contoh kasus KURVA PERMINTAAN Dibawah ini adalah tablel/daftar permintaan terhadap sebuah suatu harga gula / kg . Harga Gula /kg A. Rp 12,000 B. Rp 11,500 C. Rp 10,500 Jumlah qty yang dibeli per kg 2 kg 4 kg 6 kg D. Rp 10,300 E. Rp 10,100 8 kg 10 kg Ket : A,B : Harga Toko. C,D,E : Harga Grosir dari beberapa tempat. Harga (P) 12.000 11.500 10.500 10.300 10.100 2 4 6 8 10 Jumlah (Q) (gambar kurva permintaan) Kurva permintaan pasar diatas terhadap menjelaskan harga gula pada permulaannya harga adalah Rp 12,000 dan jumlah gula yang diminta adalah 2kg. Ketika para produsen menurunkan harga penjualan gula menjadi Rp 11,500 permintaan naik menjadi 4 kg. Dan ketika harga gula diturunkan sesuai harga grosir menjadi Rp 10,500 permintaan terhadap gula menaik menjadi 6 kg dan seterusnya.kesimpulannya semakin harga suatu product/barang diturunkan akan menaikan suatu permintaan jumlah yang diminta dari konsumen. KURVA PERNAWARAN. Berikut ini daftar penawaran terhadap sebuah Gula Harga Gula per kg Rp 12,000 Rp 11,500 Rp 10,500 Rp 10,300 Rp 10,100 Jumlah Qty yang Ditwarkan 100 kg 80 kg 60 kg 40 kg 20 kg Harga (P) 12000 11500 10500 10300 10100 20 40 60 80 100 Jumlah (Q) (gambar kurva penawaran) Seperti ketika menganalisis kurva permintaan, dalam menganalisis kurva penawaran perlu dibedakan di antara dua pengertian, yaitu : “penawaran” dan “jumlah barang yang ditawarkan”. Pada harga gula Rp 12,000 maka para penjual akan menawarkan 100 kg gula . Jumlah yang akan ditawarkan menjadi semakin sedikit pada harga yang lebih rendah. Pada harga Rp 3,000 para penjual hanya bersedia menawarkan 10 buah pepaya. Pada umumnya kurva penawaran menaik dari kiri bawah ke kanan atas. Berarti arah pergerakannya berlawanan dengan arah kurva permintaan. Bentuk kurva penawaran berbentuk positif di antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan, yaitu makin tinggi harga, makin banyak jumlah yang ditawarkan. .