Uploaded by arnesiaa3

PEMIMPIN DAN ORGANISASI

advertisement
PEMIMPIN
A.
Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah seorang yang memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain untuk
mengarahkan ataupun mengkoordinasi untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi.
Sebagaimana diungkapkan Kartini Kartono (2003:27) bahwa :
“Pemimpin adalah seorang anggota kelompok yang paling berpengaruh terhadap
aktivitas kelompoknya dan yang memainkan peranan penting dalam merumuskan ataupun
mencapai tujuan-tujuan kelompok. Seorang pemimpin merupakan penyalur bagi pikiran,
tindakan dan kegiatan yang bersifat mempengaruhi dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan.
Hal ini berarti bahwa pemimpin selalu meliputi sejumlah besar masalah kekuasaan”.
Fiedler seperti dikutip oleh Setiawati (2000:7) mengemukakan bahwa :
“Pemimpin adalah sebagai seorang yang bertugas mengarahkan dan mengkoordinasi
aktivitas-aktivitas yang ada dalam tugas-tugas kelompok. Seorang pemimpin ialah seseorang
yang karena kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengarahkan usaha seorang pemimpin
ialah seseorang yang karena kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi
dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengarahkan usaha kerjasama
kearah pencapaian sasaran tertentu”.
Kekuasaan seorang pemimpin bersumber dari kemampuannya untuk mempengaruhi
orang lain karena sifat-sifat dan sikapnya, luas pengetahuan dan pengalamannya, pandai
berkomunikasi dalam hubungan-hubungan interpersonal. Pemimpin adalah seorang yang
memiliki kecakapan khusus sehingga mempunyai kekuasaan, kewibawaan dalam
mengarahkan dan membimbing bawahannya untuk mendapat pengakuan serta dukungan dari
bawahan kearah pencapaian tujuan tertentu. Jadi pemimpin adalah seorang pribadi yang
memiliki kelebihan dalam hal kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan
bawahannya.
Ada 2 (dua) hal yang dapat dilakukan seorang pemimpin dalam mempengaruhi
perilaku bawahan atau pengikutnya yaitu :
1) Perilaku mengarahkan adalah sejauhmana seorang pemimpin melibatkan dalam
komunikasi
satu
arah, antara lain
menetapkan peranan
yang
seharusnya
dilakukanbawahan, memberitahukan pengikut apa yang seharusnya bisa dikerjakan,
kapan, dimana, bagaimana cara menyelesaikannya dan melakukan pengawasan secara
ketat.
2) Perilaku mendukung adalah sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam
komunikasi dua arah, misalnya mendengar, menyediakan dukungan dan dorongan,
memudahkan interaksi serta melibatkan pengikut dalam mengambil keputusan.
Sebagaimana diungkapkan Sedarmayanti (2009-119) bahwa pemimpin (leader) adalah :
a. Seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu sesuai yang diinginkan.
b. Seseorang yang menjalankan kepemimpinan sedangkan pimpinan (manager) adalah
seseorang yang menjalankan manajemen. Orang yang sama harus menjalankan dua
hal secara efektif: manajemen dan kepemimpinan.
c. Orang yang melakukan atau menjalankan kepemimpinan.
d. Kata “pemimpin” mencerminkan kedudukan seseorang atau kelompok orang pada
hierarki tertentu dalam organisasi, yang mempunyai bawahan, karena kedudukan
yang bersangkutan memdapatkan atau mempunyai kekuasaan formal, dan tanggung
jawab.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan bawahannya
untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Syuroh dalam Rahmadi (2009:2) menyatakan pimpinan adalah “pemimpin yang
mampu berjalan memberikan contoh bagaimana harusnya bekerja, bagaimana harusnya
disiplin dan bagaimana harusnya mengabdi kepada kepentingan umum dan kepentingan
segenap anggota organisasi”.
B.
Sifat Pemimpin
Ordway Tead dalam Kartono (2004:44-47) mengemukakan 10 (sepuluh) sifat
pemimpin, yaitu sebagai berikut:
a. Energi jasmaniah dan mental (physical and nervous energy) Setiap pribadi seorang
pemimpin memiliki tenaga jasmani dan rohani yang luar biasa, yaitu mempunyai daya
tahan, keuletan, kekuatan atau tenaga yang istimewa. Hal ini ditambah dengan
kekuatan mental berupa semangat juang, motivasi kerja, disiplin, kesabaran, ausdauer
(keuletan), ketahanan batin, dan kemauan yang luar biasa untuk mengatasi semua
permasalahan yang dihadapi.
b. Kesadaran akan tujuan dan arah (a sense of purpose and direction) Pemimpin pasti
memiliki keyakinan yang teguh akan kebenaran dan kegunaan dari semua perilaku
yang dikerjakan. Ia tahu benar kemana arah yang akan ditujunya, serta memberikan
manfaat bagi diri sendiri dan juga yang dipimpinnya.
c. Antusiasme (enthusiasm; semangat, kegairahan) Pekerjaan yang dilakukan dan tujuan
yang akan dicapai harus berarti, bernilai, dan memberikan harapan yang
menyenangkan sehingga menimbulkan semangat. Semua hal tersebut membangkitkan
antusiasme dan optimisme pada pribadi pemimpin dan yang dipimpinnya.
d. Keramahan dan kecintaan (friendlyness and affection) Keramah-tamahan dari seorang
pemimpin mampu memberikan pengaruh mengajak dan kesediaan untuk menerima
pengaruh pemimpin yang melakukan sesuatu secara bersama-sama untuk mencapai
suatu sasaran tertentu.
e. Integritas (integrity, keutuhan, kejujuran, ketulusan hati) Sudah seharusnya pemimpin
bersifat terbuka. Kejujuran pemimpin memberikan ketauladanan agar ia dipatuhi dan
diikuti oleh anggota kelompoknya.
f. Penguasaan teknis (technical mastery) Setiap pemimpin harus memiliki satu atau
beberapa kemahiran teknis tertentu dalam memimpin kelompoknya.
g. Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness) Pemimpin yang berhasil pasti
dapat mengambil keputusan secara tepat, tegas, dan cepat, sebagai hasil dari kearifan
dan pengalamannya. Selanjutnya Ia harus mampu meyakinkan para anggotanya akan
kebenaran keputusan yang telah diambil.
h. Kecerdasan (intelligency) Kecerdasan yang dibutuhkan merupakan kemampuan untuk
melihat dan memahami dengan baik, mengerti sebab-akibat kejadian, serta
menemukan hal-hal yang krusial.
i. Keterampilan mengajar (teaching skill) Pemimpin yang baik adalah seorang guru
yang mampu menuntun, mendidik, mengarahkan, dan mendorong/memotivasi
bawahannya untuk melakukan sesuatu.
j. Kepercayaan (faith) Keberhasilan pemimpin pada umumnya selalu didukung oleh
kepercayaan bawahannya. Yaitu kepercayaan bahwa anggota pasti dipimpin dengan
baik, dipengaruhi secara positif, dan diarahkan pada sasaran-sasaran yang benar.
C.
Macam macam Kepemimpinan
Kepemimpinan Visioner, yaitu pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi
arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi
dengan cara memberikan arahan dan makna pada kerja, dan usaha yang dilakukan
berdasarkan visi yang jelas. Kepemimpinan visioner memerlukan kompetensi tertentu.
Pemimpin visioner setidaknya harus memiliki 4 (empat) kompetensi sebagaimana
yang dikemukakan oleh Burt Nanus dalam Sanusi (2009:21), yaitu:
1) Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara
efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi.
2) Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki
kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang.
3) Seorang pemimpin visioner harus memegang peran penting dalam membentuk dan
mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Seorang pemimpin
dalam
hal
ini
harus
terlibat
dalam
organisasi
untuk
menghasilkan
dan
mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan dengan mempersiapkan dan
memandu jalan organisasi ke masa depan.
4) Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan ceruk untuk
mengantisipasi masa depan. Ceruk ini merupakan sebuah bentuk imajinatif, yang
berdasarkan atas kemampuan data untuk mengakses kebutuhan masa depan
konsumen, tekhnologi dan lain sebagainya. Hal ini termasuk kemampuan untuk
mengatur sumber daya organisasi guna mempersiapkan diri menghadapi kemunculan
kebutuhan dan perubahan.
Barbara Brown dalam Sanusi (2009:23) mengajukan 10 (sepuluh) kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin visioner, yaitu:
1) Visualizing, pemimpin visioner mempunyai gambaran jelas tentang apa yang hendak
dicapai dan mempunyai gambaran jelas kapan hal itu akan dapat dicapai.
2) Futuristic Thinking, pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis
pada saat ini, tetapi lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang
akan datang.
3) Showing Foresight, pemimpin visioner adalah perencana yang tidak hanya
mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tetapi mempertimbangkan tekhnologi,
prosedur, organisasi dan faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi rencana.
4) Proactive Planning, pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik
untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau
mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk
menanggulangi rintangan tersebut.
5) Creative Thinking, dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha mencari
alternatif jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang, dan masalah.
6) Taking Risks, pemimpin visioner berani mengambil resiko dan menganggap
kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran.
7) Process Aligment, pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan
dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat segera menselaraskan tugas dan pekerjaan
setiap departemen pada seluruh organisasi.
8) Coalition Building, pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai
sasaran, dirinya harus menciptakan hubungan yang harmoni, baik ke dalam maupun
ke luar organisasi. Ia aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai
macam individu, departemen, dan golongan tertentu.
9) Continuous Learning, pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil
bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis pengemban lainnya, baik di dalam maupun
di luar organisasi. Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi negatif atau
positif, sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar
peluang untuk bekerjasama dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat
memperluas pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan
imajinasi.
10) Embracing Change, pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu
bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan
perubahan yang tidak diinginkan atau tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan
aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut.
Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang mampu memahami situasi sehingga dapat
menyesuaikan gaya
kepemimpinannya dengan situasi yang ada. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat
mempengaruhi keberhasilannya dalam memimpin kelompoknya, karena dengan cara tersebut
Ia akan menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang pemimpin.
D.
Gaya Kepemimpinan
Menurut pandangan filsafat para pemimpin, ada 3 (tiga) gaya memimpin lainnya
(Sudriamunawar, 2006:24), yaitu:
a. Gaya Otokratis, yaitu gaya kepemimpinan otoriter/otoritarian, mendasarkan diri pada
kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpin otokratis merasa
bahwa mereka mengetahui apa yang mereka butuh dan inginkan, cenderung
mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam bentuk perintah langsung
kepada bawahan.
b. Gaya Demokratis/partisipatif, yaitu gaya kepemimpinan dengan melibatkan bawahan
dalam proses pengambilan keputusan. Bukan berarti pemimpin tidak membuat
keputusan, tetapi pemimpin dituntut untuk memahami terlebih dahulu apakah yang
menjadi sasaran organisasi sehingga kelak akan dapat mempergunakan pengetahuan
para anggotanya.
c. Gaya Bebas/kendali bebas, disebut juga dengan laissez fiare. Pemimpin tidak
berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan
tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan. Pemimpin hanya merupakan simbol
dari sebuah kepemimpinan organisasi.
E.
Beberapa hal yang harus dimiliki seorang pemimpin :
Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat
pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas. Kemampuan untuk fleksibel
(flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan
yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi. Kemampuan berkomunikasi
(communication skills) yakni kemampuan untuk menjelaskan kepada bawahan tentang
perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar
biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut
mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut
tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita.
Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi
pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa
mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus,
kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat,
membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali
dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi
mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.
F.
Peranan Kepemimpinan Dalam Konflik Organisasi
Dalam pelaksanaan penyelesaian konflik ada beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh para manajer, yaitu :
1) Bahwa penyelesaian konflik bukanlah menilai mana yang benar atau yang salah,
tetapi untuk membawa pihak-pihak yang terlibat agar melihat apa yang menjadi inti
permasalahan secara lebih obyektif. Disini seorang manajer dituntut untuk melihat
permasalahan secara dingin, tetapi dalam menghadapi pihak-pihak yang terlibat
konflik harus secara hangat.
2) Dalam penyelesaian konflik organisasi manajer dituntut untuk mempunyai sikap
empati dan adil, bukannya netral. Karena kalau netral berarti tidak tahu apa-apa.
Empati artinya bahwa seolah-olah kita menghayati atau mengetahui apa yang
dirasakan oleh pihak-pihak yang terolibat, tetapi bukan berarti setuju. Sedangkan adil
artinya bahwa tak aa pihak yang merasa direndahkan atau diabaikan.
3) Mencari temuan-temuan fakta, penelusuran bersama sejauh mungkin dan pemecahan
masalah yang masuk di akal sehingga membuka pintu menuju hal-hal yang
konstruktif.
G.
Syarat-syarat Pemimpin yang Baik dan Benar
Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus
dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki ciri-ciri kepemimpinan. Walaupun
belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang terpenting adalah
sebagai berikut :

Pendidikan umum yang luas.
 Kemampuan analistis

Mempunyai kapasitas integratif
 Pragmatismo

Mempunyai naluri untuk prioritas
 Personalitas dan objektivitas

Keterampilan mendidik
 Keterampilan berkomunikasi

Memiliki daya ingat yang kuat
 Kemampuan berkembang secara mental

Ingin tahu
 Berani

Pemimpin
yang
baik
adalah  Tegas dan sebagainya.
pemimpin yang genoralist yang
baik juga.
Tugas pokok seorang pemimpin pada dasarnya adalah melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen yang terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan
mengawasi. Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan
seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya. Agar orang-orang
yang dipimpin mau bekerja secara erektif seorang pemimpin di samping harus memiliki
inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci
tugas-tugas seorang pemimpin dalam sebuah organisasi meliputi: pengambilan keputusan,
menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan
pekerja, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan
atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.
H.
Fungsi Pemimpin dalam Pengambilan Keputusan
Salah satu fungsi pemimpin dalam manajemen adalah mengambil keputusan secara
efektif. Keberadaan sumber-sumber, biaya, bahan, keahlian, tenaga, pengetahuan, waktu dan
ruang sangat terbatas, oleh karena itu timbulah pengambilan keputusan.
Fungsi kepemimpinan pada dasarnya menyangkut dua hal pokok, yakni:
1) fungsi yang berkaitan dengan tugas yang disebut fungsi pemecahan masalah
2) fungsi pemeliharaan kelompok yang disebut fungsi sosial
Langkah pengambilan keputusan bervariasi, meskipun demikian secara umum meliputi :
1) Merumuskan masalah
2) Merumuskan hasil yang diharapkan
3) Mengembangkan pilihan penyelesaian
4) Mengetahui apa yang harus dilaksnakan setelah keputusan diambil.
Dibawah ini merupakan beberapa contoh pemimpin dalam berorganisasi :
Contoh Pada Prilaku Individu
Ketika sedang mengikuti perkuliahan softskill, dosen ingin menjelaskan materinya
dengan menggunakan OHP, ada seorang mahasiswa yang sadar kemudian dia berjalan ke
depan dan meminta ijin kepada dosen untuk membantu mempersiapkan OHP dan mematikan
sebagian lampu yang menyala agar materi yang berada di OHP dapat terlihat jelas dan
mahasiswa lebih nyaman dalam mengikuti perkuliahan.
Contoh Pada Kelompok atau Interpersonal
Kelompok didalam universitas yang terdiri dari dosen, mahasiswa, karyawan dan
pemimpin kampus harus dapat saling bekerja sama untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Organisasi akan cepat mencapai tujuanya apa bila ada keterpaduan antara tujuan kelompok
tersebut dengan tujuan organisasi.
Keterpaduan dalam kerjasama antara kelompok dalam organisasi tidak mungkin
didapatkan apabila tidak ada keterpaduan individu-individu dalam sebuah kelompok. Tidak
hanya ketepaduan antara individu dalam kelompok tersebut, tetapi harus ada komitmen yang
sama antar anggota kelompok. Contoh Kasus : Masalah pemukulan yang dilakukan oleh
dosen (seorang individu bagian dari kelompok dosen) terhadap seorang mahasiswa (Seorang
individu yang merupakan bagian dari kelompok mahasiswa). Ini disebut juga konflik antar
individu yang ada dalam sebuah organisasi.
Menurut Kast (2000), konflik antar individu dalam organisasi disebabkan oleh
perbedaan peranan dan kepribadian. Jelas bahwa antara dosen dan mahasiswa mempunyai
peran yang berbeda. Dosen mempunyai peranan untuk mengajar dan mendidik mahasiswa,
sedangkan mahasiswa mempunyai peranan untuk menghargai dosen dan partisipatif aktif
dalam perkulihan. Perbedaan peranan tersebut memang sudah diatur oleh organisasi agar
spesialisasi dalam sebuah kelompok dapat membantu untuk melakukan tugasnya dengan
efektif dan efisien. Maka dari itu setiap individu harus mengetahui dan belajar apa itu Arti
Penting Kepemimpinan Dalam Berorganisasi, agar suatu saat nanti setelah kita terjun di
dunia organisasi kita dapat menyatukan perbedaan dari setiap individu yang ada menjadi
kesatuan yang utuh dalam berorganisasi.
ORGANISASI
A.
Pengertian Organisasi menurut para Ahli
James D Mooney
“Berpendapat bahwa Organization is the form of every human, association for the assignment
of common purpose atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu
tujuan bersama.”
Chester L Bernard (1938)
“Mengatakan bahwa Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih (Define
organization as a system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki
visi dan misi yang sama.”
Paul Preston dan Thomas Zimmerer
“Mengatakan bahwa Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam
kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. (Organization is a
collection people, arranged into groups, working together to achieve some common
objectives).”
Prof. Dr. Sondang P. Siagian
“Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang saling
bekerjasama dan terikat secara formal dalam rangka menjalankan untuk memperoleh tujuan
yang telah ditetapkan dalam hubungan yang terdapat pada seseorang ataupun beberapa orang
yang dikenal sebagai atasan dan seorang atau kelompok orang yang dikenal sebagai
bawahan.”
B.
Tujuan organisasi
Tujuan Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk mencapai
tujuan bersama. Organisasi dibentuk guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya. Fungsi dan manfaat organisasi bisa didapatkan oleh tiap anggotanya.
Organisasi dibentuk guna mencapai sebuah tujuan tertentu. Tujuan dibentuknya
organisasi telah disepakati sebagai landasan pembentukan organisasi tersebut. Selain itu juga
terdapat fungsi dan manfaat organisasi yang bisa didapat secara pribadi untuk tiap-tiap
anggotanya.
Ada beberapa tujuan organisasi menurut para ahli, baik fungsi organisasi secara
keseluruhan atau manfaat organisasi bagi anggota, sebagai berikut ini.
1. Mencapai Cita-Cita Bersama Kelompok
Salah satu tujuan utama organisasi adalah untuk mencapai cita-cita bersama kelompok
dalam sebuah organisasi. Tiap anggota bergabung guna merealisasikan keinginan atau
harapan bersama para anggota organisasi atau kelompok tersebut.
2. Mendapat Keuntungan Pribadi
Manfaat organisasi juga dirasakan oleh masing-masing individu atau anggota organisasi.
Tiap anggota mendapat keuntungan pribadi dari organisasi, baik berupa pengalaman,
koneksi, keahlian hingga mendapat keuntungan secara finansial sesuai aturan organisasi.
3. Memperoleh Target pada Waktu yang Ditentukan
Tujuan organisasi juga penting untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan di masa yang
akan datang. Dalam hal ini ditentukan sebuah target yang akan dicapai oleh organisasi dalam
jangka waktu tertentu, bisa berupa target keuntungan atau lainnya.
4. Mendapat Pengakuan Bagi Anggotanya
Organisasi juga bertujuan untuk mendapatkan pengakuan bagi anggotanya. Dengan
bergabung pada sebuah organisasi, tiap anggota akan saling berinteraksi satu sama lain,
saling mengenal dan mendapat pengakuan satu sama lain dalam ruang lingkup organisasi.
C.
Fungsi Organisasi
Di bawah ini adalah beberapa fungsi organisasi yang berkaitan dengan tujuan
dibentuknya organisasi meliputi fungsi pedoman, fungsi legitimasi, fungsi standarisasi, fungsi
motivasi dan fungsi rasionalisasi.
1) Fungsi Pedoman
Tujuan organisasi bisa berfungsi sebagai pedoman. Artinya yakni tujuan tersebut menjadi
panduan bagi anggota dalam mengadakan kegiatan-kegiatan yang menyalurkan usaha mereka
dalam mewujudkan tujuan sehingga memberikan arah mengenai apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan.
2) Fungsi Legitimasi
Fungsi legitimasi menjadi penting guna mencapai tujuan organisasi. Maksudnya tiap
kegiatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi, harus memiliki sumber legitimasi yang
melindunginya sehingga organisasi mampu mengumpulkan dukungan dan pengakuan dari
lingkungan di sekitarnya.
3) Fungsi Standarisasi
Selain itu juga ada fungsi standarisasi terkait tujuan organisasi. Standar ini yang mengatur
mengenai standar tujuan yang diraih dalam organisasi setelah tujuan telah disepakati oleh
semua anggotanya. Pada akhirnya akan diukur persentase keberhasilan berdasar standar yang
ditetapkan terhadap realita yang dihasilkan.
4) Fungsi Motivasi
Tujuan organisasi juga berfungsi sebagai motivasi bagi anggotanya. Maksudnya anggota
organisasi mendapatkan motivasi guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Ada banyak cara untuk memenuhi tujuan ini, salah satunya memberi bonus atau hadiah untuk
memberi motivasi anggota guna mencapai tujuan organisasi.
5) Fungsi Rasionalisasi
Fungsi organisasi yang terakhir adalah sebagai fungsi rasionalisasi. Tujuan organisasi
diperlukan guna membuat suatu organisasi menjadi tetap rasional dan bergerak menuju satu
tujuan. Tujuan organisasi bergerak bersamaan dengan struktur organisasi yang telah dibuat
dan ditetapkan.
D.
Tahapan Organisasi
Berikut ini terdapat beberapa tahapan organisasi, terdiri atas:
1. Planning (perencanaan)
Hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam organisasi diantaranya dalah rencanarencana yang coba disusun oleh pengelola organisasi, seperti rencana kerja atau kegiatan
serta anggaran yang diperlukan, teknis pelaksanaannya bias melalui rapat-rapat, seperti:
1. Rapat Kerja (pengurus organisasi) yang membicarakan rencana-rencana kerja
pengurus serta kegiatan anggota yang akan dilakukan dengan satu atau lebih target
yang akan dicapai.
2. Rapat Anggaran, untuk menentukan berapa jumlah anggaran yang diperlukan untuk
mendukung kerja organisasi atau untuk suatu event / kegiatan (wujudnya daftar RKA)
atau proposal kegiatan.
2. Organizing (pengaturan)
Dalam hal pengaturan, unsur yang perlu diperhatikan & diwujudkan adalah : Struktur
Organisasi yang mampu menunjukkan bagaimana hubungan (relationship) antara
organisasi/bagian/seksi yang satu dengan yang lain.
1. Job Description yang jelas yang mampu menjelaskan tugas masing-masing bagian.
2. Bentuk Koordinasi antar bagian dalam organisasi (misal. Rapat Koordinasi antar
bagian, Rapat Pimpinan antar Organisasi, dll)
3. Penataan dan Pendataan Arsip & Inventaris Organisasi
4. Harus diatur dan ditata dengan baik administrasi organisasi, seperti surat masuk, surat
keluar, laporanlaporan, proposal keluar, data anggota, AD/ART, GBHK, presensi,
hasil rapat, inventarisasi yang dimiliki, perangkat yang dipinjam dll.
3. Accounting (pelaporan)
Pelaporan merupakan unsur wajib yang harus dilakukan untuk menunjukkan sikap & rasa
tanggung jawab dari pengurus kepada anggotanya ataupun kepada struktur yang berada
diatasnya. Wujud kongkritnya adalah :
1) Progress Report (Laporan Pengembangan Kegiatan) atau
2) Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Kegiatan
4. Controling (pengawasan)
Tugas organisasi ataupun pimpinan organisasi yang tidak boleh terlewatkan adalah
melakukan pengawasan terhadap aktifitas organisasi ataupun realisasi kegiatan dan
penggunaan anggaran.
E.
Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M.
Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya “Organization of
Canadian Government Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :
1) Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian
tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan
yang ingin dicapai antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
lain lain.
2) Prinsip Skala Hirarkhi
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan,
pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian
wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi
secara keseluruhan.
3) Prinsip Kesatuan Perintah
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada
seorang atasan saja.
4) Prinsip Pendelegasian Wewenang
Seorang
pemimpin
mempunyai
kemampuan
terbatas
dalam
menjalankan
pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya.
Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan.
Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam
pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan
tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5) Prinsip Pertanggungjawaban
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya
kepada atasan.
6) Prinsip Pembagian Pekerjaan
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau
kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian
tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing
pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam
pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya
organisasi.
7) Prinsip Rentang Pengendalian
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan
perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe
organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak,
semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8) Prinsip Fungsional
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas
dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9) Prinsip Pemisahan
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya
kepada orang lain.
10) Prinsip Keseimbangan
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi.
Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi
tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang
akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh
‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi
koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11) Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai
dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di
luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam
mencapai tujuannya.
12) Prinsip Kepemimpinan
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan
kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses
kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
F.
Ciri-Ciri Organisasi
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri organisasi, terdiri atas:
1. Adanya tujuan yang jelas
Tanpa adanya tujuan yangjelas seakan-akan organisasi itu mengambang serta akan
tenggelam ditelan keadaan yang selalu berusaha untuk menghancurkan organisasi itu. Dapat
diumpamakan sebagai sebuah kendaraan yang sedang berjalan tanpa tujuan, pada akhirnya
bahan bakar akan habis dan kendaraanpun akan mogok ditengah jalan.
Tujuan organisasi harus dapat dipahami oleh setiap orang yang ada di dalam organisasi
itu. Dengan mengetahui tujuan yang hendak dicapai oelh organisasi, diharapkan para anggota
organisasi dapat:
 Mengetahui apa yang diharapkan oelh organisasi dari masing-masing anggota
 Memahami apa yang dapat mereka harapkan dari organisasi
 Menyerasikan tujuan organisasi dengan tujuan mereka
Tujuan organisasi harus diterima oleh setiap individu dalam organisasi.Bila tujuan
organisasi dinilai para anggotanya cukup layak dan sesuai dengan tujuan pribadi mereka
masing-masing maka para anggota organisasi akan lebih mudah digerakkan untuk
memberikan pengorbanan-pengorbanan tertentu dalam mencapai tujuan organisasi tersebut.
2. Adanya kesatuan arah dalam organisasi
Semua kegiatan, semua sumber, pemikiran, keahlian dan kemampuan ditunjukan hanya
ke satu arah, yaitu pencapaian tujuan dengan cara yang seefesien dan seefektifkan mungkin.
3. Adanya kesatuan perintah
Setiap bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung yang memberikan perintah,
instruksi bimbingan dan pedoman kerja serta kepadanya bawahan tersebut memberikan
laporan dan bertanggung jawab.
4. Adanya keseimbangan antara wewenang dan bertanggung jawab
Hal ini sangat penting mengingat wewenang yang lebih besar dari wewenang, di dalam
pelaksanaan tugas kemungkinan besar akan terjadi kemacetan-kemacetan, meningat
seseorang tidak merasa aman untuk melakukan tindakan tertentu karena merasa ragu-ragu
apakah tindakan tersebut masih dalam wewenang atau tidak.
5. Adanya pembagian tugas yang merata
Secara fisiologi, organisasi merupakan manifestasi dari kemempuan manusia untuk
bekerjasama. Karena itu tugas-tugas dalam organisasi harus dibagi-bagi sesuai dengan
kemampuan, keahlian, dan bakat orang-orang di dalam organisai.
6. Struktur organisasi sesederhana mungkin
Pola dasar organisasi yang disusun sesuai dengan kebutuhan dan didasarkan pada
hubungan-hubungan yang sederhana dan jelas.
7. Pola dasar organisasi harus mantap
Pola dasar organisasi yang disusun haruslah merupakan pola yang mampu untuk
mengahadapi berbagai macam situasi. Jadi pola dasar organisasi haruslah flexible dalam arti
kata mampu mengadakan penyesuaian tanpa mengadakan perubahan mendasar.
8. Setiap orang telah berjasa harus mendapat imbalan yang setimpal dengan jasa yang
diberikannya pada organisasi.
9. Penempatan orang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
10. Adanya jaminan jabatan
Kelompok pimpinan tidak boleh memperlakukan bawahanya dengan cara yang tidak
wajar dan semaunya (tidak semena-mena), misalnya pemecatan tanpa alas an yang kuat.
11. Koordinasi
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang koordinasi sebagai berikut :

Menurut Fayol koordinasi berarti mengikat bersama dan menyelarakan semua
kegiatan dan usaha.

Menurut Terry koordinasi adalah sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha untuk
menciptakan kelayakan kuantitias, waktu, pengarahan, persamaan yang menghasilkan
keselarasan dan kesatuan tindakan untuk tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Koontz dan Donell koordinasi merupakan pencapaian keselarasan usaha
individu dalam rangkan mencapai tujuan serta sasaran kelompok.
G.
Bentuk-Bentuk Organisasi
Berdasarkan strukturnya, bentuk organisasi dapat dibedakan atas:
1. Organisasi garis
Organisasi garis diciptakan oleh Henry Fayol. Ciri-ciri organisasi garis adalah sebagai
berikut :

Jumlah karyawan sedikit, maka struktur oranisasi masih sederhana

Pimpinan dengan karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan setiap hari kerja

Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas
segala bidang pekerjaan yang ada di dalam unitnya

Puncuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan

Pucuk
pimpinan
dipandang
sebagai
sumber
kekuasaan
tunggal,
segala
keputusan/kebijakan dan tanggung jawab ada pada satu tangan

Tingkat spesialisasi belum terlalu tinggi juga alat-alat yang diperluka tidak beraneka
ragam

Organisasinya kecil
Kebaikan-kebaikan organisasi garis adalah:
1. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.
2. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan
bawahan.
3. Proses pengambilan keputusan cepat.
4. Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera
diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas.
5. Rasa solidaritas tinggi
Sedangkan kekurangan-kekurangannya adalah:
1. Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu
melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
2. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
3. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
4. Bentuk organisasi tidak fleksibel
( Gambar Organisasi garis )
2. Organisasi garis dan staf
organisasi garis dan staff diciptakan oleh Harrington Emerson. Organisasi ini mencakup
kelompok-kelompok orang yang berpengaruh dalam menjalankan organisasi yaitu :
1.
Orang yang melaksanakan tugas pokok organisasi dalam rangka pencapaian tujuan
yang digambarkandengan garis atau lini.
2.
Orang yang melaksanakan tugas berdasarkan keahlian yang dimilikinya, orang ini
berfungsi hanya untuk memberikan saran-saran kepada unit operasional. Orang-orang
tersebut disebut staf.
Ciri-ciri organisasi garis dan staf adalah:
1. Organisasinya besar dan bersifat kompleks
2. Jumlah karyawan banyak
3. Hubungan antara atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
4. Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal
5. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan dipergunakan secara maksimal
6. Kesatuan perintah tetap dipertahankan , setiap atasan mempunyai bawahan bawahan tertentu dan setiap bawahanhanya mempunyai seorang atasan langsung
Terdapat 2 kelompok wewenang yakni wewenang lini dan wewenang staf :
1.
Wewenang Lini adalah yang dapat/harus merealisasi tujuan organisasi secara
langsung
2.
Wewenang staf adalah karyawan yang tidak dapat merealisasi tujuan perusahaan
secara langsung tetapi hanya memberika bantuan pelayanan,
Kebaikan-kebaikan organisasi garis dan staf adalah:
1. Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun tujuan
perusahaan.
2. Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adaya
staf ahli.
3. Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat ditentukan menjadi
suatu spesialisasi.
4. Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat juga.
5. Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang diajak berkonsultasi
karena pimpinan masih dalam satu tangan.
6. Keputusan yang diambil biasanya telah dipertimbangkan secara matang oleh segenap
orang yang terdapat dalam organisasi, termasuk staf.
7. Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
8. Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan bakat dan
kemampuan yang dimiliki.
Sedangkan kekurangan-kekurangannya adalah:
1. Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling mengenal.
2. Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan dengan staf
dapat terjadi adanya perintah sendiri-sendiri padahal kewenangannya berbeda.
3. Kesatuan komando berkurang.
4. Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya hambatan
pelaksanaan tugas.
5. Pejabat garis cenderung untuk mengabaikan gagasan dari staf sehingga gagasan
tersebut tidak berguna.
(Gambar Organisasi garis dan staf)
3. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional adalah suatu organisasi yang mendasarkan pembagian tugasnya
serta kegiatannya pada spesialisasi yang dimiliki oleh pejabat-pejabatnya. Jadi organisasi
ini tidak terlalu menekankan pada hirakhi struktural tetapi lebih pada sifat dan macam
fungsi yang perlu dijalankan. Organisasi fungsional diciptakan oleh e.w taylor.
Ciri-ciri organnisasi fungsional adalah sebagai berikut:
1. setiap pimpinan dapat memberikan perintah kepada setiap bawahan sepanjang ada
hubungan dengan fungsi atasan tersebut.
2. Tanggung jawab pelaksanaan kepada lebih dari satu pimpinan.
3. Pembagian tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
4. Spesialisasi para karyawan dapat dikembangkan dan digunakan secara optimal
5. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan
6. Koordinasi antara karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya mudah,
karena masing-masing sudah mempunyai pengertian yang mendalam mengenai
bidangnya.
Kebaikan-kebaikan organisasi fungsional adalah:

Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.

Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.

Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.

Koordinasi berjalan lancar dan tertib.
Sedangkan kekurangan-kekurangannya adalah:
1. Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja.
2. Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
3. Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama sehingga
sering timbul konflik.
(Gambar Organisasi Fungsional)
4. Organisasi komite/panitia
Organisasi komite adalah bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan dan tugas
tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau
dewan atau board dengan pluralistic manajemen. Organisasi ini dibentuk hanya untuk
sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah organisasi tersebut.
Organisasi komite terdiri dari :
1. Executive Committe ( Pimpinan komite ).
yaitu para anggotanya mempunayi wewenang lini.
2. Staff Committe
Yaitu orang-orang yang hanya mempunyai wewenang staf.
Komite dapat dibagi atas empat macam, yaitu:
1. Komite yang mempunyai kekuasaan penuh untuk bertindak (biasanya terdapat pada
tingkatan institusional)
2. Komite yang tidak mempunyai kekuasaan, tetapi mempunyai hak untuk menolak (hak
veto)
3. Komite penasehat
4. Komite pendidikan yang merupakan kelompok diskusi
Kebaikan-kebaikan organisasi komite/panitia adalah:

Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang dalam dan
terperinci.

Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.

Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.
Sedangkan kekurangan-kekurangannya adalah:
1. Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang
menghambat pelaksanaan tugas.
2. Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.
3. Kreatifitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karena faktor
kreatifitas lebih dipentingkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber https://www.zonareferensi.com/tujuan-organisasi/i
Sumber https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-organisasi-menurut-para-ahli/
Anoraga Pandji. 2007. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.
Griffin W. Ricky. 2007. Bisnis. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Manullang M. 2013. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT. Indeks Permata Puri Media.
Tantri Prancis. 2009. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA.
Download