Uploaded by susansalsa23

referensi berita terkait covid 19

advertisement
https://www.nu.or.id/post/read/118863/strategi-penanggulangan-covid19-di-indonesia
Usulan strategi disampaikan tanpa uraian panjang, berupa pokok
gagasan saja. Sebab itu, saya mengusulkan beberapa strategi
penanggulangan Covid-19 sebagai berikut:
Strategi 1 Penanganan penanggulangan berbasis kabupaten/kota.
Keberhasilan penanggulangan Covid-19 sangat tergantung pada
manajemen kendali di tingkat kabupaten/kota. Sumber daya dan
rentang kendali manajemen memungkinkan. Saat ini tampak peran
Gubernur, terutama di Jawa sangat kentara.
Strategi 2 Penyediaan tiga jenis fasilitas dengan kebutuhan berbeda.
Pertama, pusat karantina untuk merawat ODP dan PDP. Kedua,
rumah sakit khusus Covid-19 untuk merawat kasus konfirmasi dengan
gejala ringan dan sedang. Ketiga, penyediaan rumah sakit rujukan
untuk kasus konfirmasi dengan gejala klinis serius atau berat. Pusat
karantina dapat dibangun dari pemanfaatan berbagai fasilitas yang
ada.
Strategi 3 Penemuan atau deteksi kasus sedini mungkin dengan rapid
test pada orang dengan suhu lebih atau sama dengan 38 derajat
celsius, OTG, ODP, dan PDP serta perluasan pemeriksaan
diagnostik. Pembiayaan tidak boleh menjadi hambatan.
Strategi 4 Di bawah kendali manajemen kabupaten/kota dibentuk
Desa Siaga Covid-19. Untuk wilayah perkotaan dapat di bentuk RT
siaga covid-19. Satuan tugas tingkat desa ini membutuhkan tenaga
pendukung dapat dengan memanfaatkan para kader atau tenaga
relawan. Fungsi terpenting adalah memantau status demam harian
warga, memberi arahan istirahat di rumah, memantau pergerakan
warga, membantu proses diagnostik dini, membantu proses rujukan
dan memantau status suhu OTG yang berasal dari daerah tertular.
Proses pemantauan dapat memanfaatkan kemajuan internet atau
menggunakan instrumen sederhana berupa simbol status kesehatan.
Penerapan strategi di atas menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
langkah pembatasan mobilitas umum dan strategi lainnya yang sudah
dijalankan termasuk tata kelola sumber daya, logistik, tata kelola
relawan medis dan non-medis.
Patut dipertimbangkan apapun langkah strategis yang diambil di harihari mendatang, termasuk opsi karantina wilayah, hendaknya mampu
meminimalkan dampak sosial ekonomi masyarakat yang sudah
menderita akibat kehilangan mata pencaharian. Bahkan bagi mereka
ancaman kematian Covid-19 tidak lebih menakutkan dibanding
dengan tidak adanya uang untuk makan bagi anak-anaknya pada hari
itu. Penerapan kendali manajemen yang baik di tingkat pusat, provinsi
dan kabupaten, serta didukung organisasi masyarakat dengan segala
potensi kerelawanannya diharapkan Indonesia mampu melewati
masa sulit ini. Penulis adalah Pakar Epidemiologi FKM UI, Tim
Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 PBNU, Wakil Rektor Unusia
Jakarta
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/118863/strategipenanggulangan-covid-19-di-indonesia
Strategi RI Hadapi Wabah Covid-19
Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berjanji akan
mengerahkan seluruh kekuatan untuk mengatasi wabah virus corona
(Covid-19) di Indonesia.
"Saya akan menggerakan seluruh kekuatan pemerintah dan kekuatan
negara dan bangsa untuk mengatasi kesulitan ini. Baik permasalahan
kesehatan dan masalah sosial ekonomi yang mengikutinya," ujar Jokowi
di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Jokowi memilih tes massal corona atau Covid-19 ketimbang lockdown
nasional
untuk
memerangi
Covid-19. Sehari setelah
Jokowi
memutuskan, test massal langsung dilakukan. Pemerintah memulai
rapid test pada Jumat (20/3/2020).
"Rapid test memang sudah dilakukan sore hari ini di wilayah yang dulu
sudah diketahui ada contact tracking dari pasien positif Covid-19," ujar
Jokowi.
Menurut dia, petugas medis dari rumah sakit dan puskesmas yang
ditunjuk mendatangi satu per satu rumah warga di wilayah itu untuk
meminta warga melakukan tes Covid-19.
Jokowi mengatakan, wilayah itu ada di Jakarta. "Di Jakarta Selatan," kata
Jokowi.
Juru bicara pemerintah untuk virus Corona Achmad Yurianto
mengatakan, sekitar 600-700 ribu orang beresiko terinfeksi Covid-19.
Pemeritah pun sudah mulai melakukan tes massal di daerah yang rawan.
Yuri mengatakan, tidak semua orang akan diperiksa Covid-19. Namun,
hanya mereka yang beresiko.
"Ini akan dilakukan melalui analisa risiko, tidak semua orang diperiksa.
Ini penjajakan awal, pemeriksaan massal," ujar Yuri dalam konferensi
persnya di Gedung BNPB, Jumat (20/3/2020).
Metode yang digunakan, kata Yuri, berbeda dengan test pasien yang
positif corona. Masyarakat yang akan melakukan rapid test, akan
diperiksa lewat darah.
"Akan diperiksa melalui darah dengan alat kit, sehingga kurang 2 menit
hasilnya ketahuan," ujar dia.
Rapid test ini, kata Yuri merupakan screening awal untuk menemukan
kasus yang terpotensi positif Covid-19. Apabila hasil screening
dinyatakan positif, kata Yuri, maka pasien akan kembali diperiksa
dengan metode VCR. Sebab, kata Yuri, seseorang yang sudah sembuh
juga masih bisa terditeksi positif Covid-19.
Yuri mengatakan, tak semua orang yang terditeksi positif Covid-19, akan
dirujuk ke rumah sakit. pemerintah, kata dia, akan mensosialisasikan
cara mengisolasi diri di rumah.
"Kalau positif dari hasil screening, kita mensosialisasikan isolasi sendiri
di rumah, melakukan kegiatan baik, pakai masker, asupan gizi maksimal,
menjauh dari keluarga dan akan dipantau," ujar Yuri.
Hal ini, kata Yuri, untuk mengurangi beban rumah sakit yang harus
mengurus pasien yang sudah parah.
Yuri menjamin semua logistik dibutuhkan tim medis rumah sakit yang
menjadi pusat penanganan di seluruh Indonesia. Saat ini sudah datang
pasokan alat-alat kesehatan sebanyak puluhan ribu unit.
"Jadi pada hari ini kita sudah terima 2000 kit untuk pemeriksaan cepat,
dan tinggal dikirim (ke dinkes provinsi). Harapannya, 2000 ini sudah
bisa masuk besok," kata Yuri.
Tidak berhenti sampai di situ, Yuri menambahkan, pemerintah juga
sudah meminta penambahan unit unutk alat pemeriksaan cepat
sebanyak 100 ribu kit. Nantinya barang tersebut akan datang menyusul
di hari-hari selanjutnya.
"Jua ada 100 ribu yang akan masuk di hari beriktunya untuk alat tes
pemeriksaan cepat ini," jelas Yuri.
Jokowi mengatakan belum ada vaksin penyakit akibat virus corona atau
Covid-19 yang ditemukan. Sebagai solusinya, Jokowi memesan jutaan
obat yang disebut bisa menyembuhkan pasien terinfeksi Corona.
"Yang pertama mengenai antivirus, sampai sekarang belum ditemukan
dan ini yang saya sampaikan itu tadi obat. Obat ini sudah dicoba oleh 1,
2, 3 negara dan memberikan kesembuhan yaitu Avigan," kata Jokowi di
Istana Bogor Jawa Barat, Jumat (20/3/2020).
Dia menyebut pemerintah telah mendatangkan 5.000 avigan. Saat ini,
pemerintah tengah memesannya dalam jumlah yang banyak untuk
mengobati pasien positif Covid-19.
"Kita telah mendatangkan 5.000 dan dalam proses pemesanan 2 juta,"
ucap Jokowi.
Selain Avigan, pemerintah menyiapkan obat Chloroquine yang
jumlahnya lebih banyak daripada Avigan, untuk diberikan kepada
pasien positif Covid-19.
Jokowi menekankan, pemerintah terus berupaya mengatasi wabah
Covid-19 di Indonesia.
"Kedua, klorifan, ini kita telah siap 3 juta. Kecepatan ini yang kita ingin
sampaikan kita tidak diam tapi mencari hal-hal, info-info apa yang bisa
kita lakukan untuk menyelesaikan Covid-19," jelas Jokowi.
Jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia bertambah 60 orang hingga
Jumat (20/3/2020) siang. Total orang yang terinfeksi virus Corona
hingga hari ini menjadi menjadi 369 orang.
Data tersebut merupakan akumulasi perhitungan sejak pukul 12.00
WIB, Kamis, 19 Maret 2020 hingga pukul 12.00 WIB, Jumat (20/3/2020).
"Ada 60 kasus baru, sehingga jumlah kasus positif jadi 369 orang," ujar
juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan Covid-19, Achmad
Yurianto, di BNPB, Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Dia merinci, hari ini ada penambahan pasien positif Covid-19 di Provinsi
Bali. Dari 1 orang menjadi 4 orang. Sementara, di Banten ada 10 pasien
tambahan, sehingga total ada 37 orang positif Covid-19 di sana.



Home
News
Rajut
Strategi RI Hadapi Wabah Covid19
Lizsa Egeham
21 Mar 2020, 00:04 WIB




140
Petugas mengukur suhu badan calon penumpang kereta api di Stasiun Malang. Otoritas
stasiun juga menerapkan social distancing untuk mencegah penyebaran Covid-19
(Liputan6.com/Zainul Arifin)
Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berjanji akan
mengerahkan seluruh kekuatan untuk mengatasi wabah virus corona
(Covid-19) di Indonesia.
"Saya akan menggerakan seluruh kekuatan pemerintah dan kekuatan
negara dan bangsa untuk mengatasi kesulitan ini. Baik permasalahan
kesehatan dan masalah sosial ekonomi yang mengikutinya," ujar Jokowi
di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (20/3/2020).
BACA JUGA

INFOGRAFIS: Siapa yang Perlu Cek Corona ke RS?
Jokowi memilih tes massal corona atau Covid-19 ketimbang lockdown
nasional
untuk
memerangi
Covid-19. Sehari setelah
Jokowi
memutuskan, test massal langsung dilakukan. Pemerintah memulai
rapid test pada Jumat (20/3/2020).
"Rapid test memang sudah dilakukan sore hari ini di wilayah yang dulu
sudah diketahui ada contact tracking dari pasien positif Covid-19," ujar
Jokowi.
Menurut dia, petugas medis dari rumah sakit dan puskesmas yang
ditunjuk mendatangi satu per satu rumah warga di wilayah itu untuk
meminta warga melakukan tes Covid-19.
Jokowi mengatakan, wilayah itu ada di Jakarta. "Di Jakarta Selatan," kata
Jokowi.
Juru bicara pemerintah untuk virus Corona Achmad Yurianto
mengatakan, sekitar 600-700 ribu orang beresiko terinfeksi Covid-19.
Pemeritah pun sudah mulai melakukan tes massal di daerah yang rawan.
Yuri mengatakan, tidak semua orang akan diperiksa Covid-19. Namun,
hanya mereka yang beresiko.
"Ini akan dilakukan melalui analisa risiko, tidak semua orang diperiksa.
Ini penjajakan awal, pemeriksaan massal," ujar Yuri dalam konferensi
persnya di Gedung BNPB, Jumat (20/3/2020).
Metode yang digunakan, kata Yuri, berbeda dengan test pasien yang
positif corona. Masyarakat yang akan melakukan rapid test, akan
diperiksa lewat darah.
"Akan diperiksa melalui darah dengan alat kit, sehingga kurang 2 menit
hasilnya ketahuan," ujar dia.
Rapid test ini, kata Yuri merupakan screening awal untuk menemukan
kasus yang terpotensi positif Covid-19. Apabila hasil screening
dinyatakan positif, kata Yuri, maka pasien akan kembali diperiksa
dengan metode VCR. Sebab, kata Yuri, seseorang yang sudah sembuh
juga masih bisa terditeksi positif Covid-19.
Yuri mengatakan, tak semua orang yang terditeksi positif Covid-19, akan
dirujuk ke rumah sakit. pemerintah, kata dia, akan mensosialisasikan
cara mengisolasi diri di rumah.
"Kalau positif dari hasil screening, kita mensosialisasikan isolasi sendiri
di rumah, melakukan kegiatan baik, pakai masker, asupan gizi maksimal,
menjauh dari keluarga dan akan dipantau," ujar Yuri.
Hal ini, kata Yuri, untuk mengurangi beban rumah sakit yang harus
mengurus pasien yang sudah parah.
Yuri menjamin semua logistik dibutuhkan tim medis rumah sakit yang
menjadi pusat penanganan di seluruh Indonesia. Saat ini sudah datang
pasokan alat-alat kesehatan sebanyak puluhan ribu unit.
"Jadi pada hari ini kita sudah terima 2000 kit untuk pemeriksaan cepat,
dan tinggal dikirim (ke dinkes provinsi). Harapannya, 2000 ini sudah
bisa masuk besok," kata Yuri.
Tidak berhenti sampai di situ, Yuri menambahkan, pemerintah juga
sudah meminta penambahan unit unutk alat pemeriksaan cepat
sebanyak 100 ribu kit. Nantinya barang tersebut akan datang menyusul
di hari-hari selanjutnya.
"Jua ada 100 ribu yang akan masuk di hari beriktunya untuk alat tes
pemeriksaan cepat ini," jelas Yuri.
2 dari 4 halaman
Pesan 2 Juta Avigan
Dokter memeriksa kondisi pasien kritis virus corona atau COVID-19 di Rumah Sakit
Jinyintan, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (13/2/2020). China melaporkan 254
kematian baru dan lonjakan kasus virus corona sebanyak 15.152. (Chinatopix Via AP)
Jokowi mengatakan belum ada vaksin penyakit akibat virus corona atau
Covid-19 yang ditemukan. Sebagai solusinya, Jokowi memesan jutaan
obat yang disebut bisa menyembuhkan pasien terinfeksi Corona.
"Yang pertama mengenai antivirus, sampai sekarang belum ditemukan
dan ini yang saya sampaikan itu tadi obat. Obat ini sudah dicoba oleh 1,
2, 3 negara dan memberikan kesembuhan yaitu Avigan," kata Jokowi di
Istana Bogor Jawa Barat, Jumat (20/3/2020).
Dia menyebut pemerintah telah mendatangkan 5.000 avigan. Saat ini,
pemerintah tengah memesannya dalam jumlah yang banyak untuk
mengobati pasien positif Covid-19.
"Kita telah mendatangkan 5.000 dan dalam proses pemesanan 2 juta,"
ucap Jokowi.
Selain Avigan, pemerintah menyiapkan obat Chloroquine yang
jumlahnya lebih banyak daripada Avigan, untuk diberikan kepada
pasien positif Covid-19.
Jokowi menekankan, pemerintah terus berupaya mengatasi wabah
Covid-19 di Indonesia.
"Kedua, klorifan, ini kita telah siap 3 juta. Kecepatan ini yang kita ingin
sampaikan kita tidak diam tapi mencari hal-hal, info-info apa yang bisa
kita lakukan untuk menyelesaikan Covid-19," jelas Jokowi.
3 dari 4 halaman
Jumlah Pasien Positif Covid-19 Terus
Bertambah
Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama
Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh
China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di
rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)
Jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia bertambah 60 orang hingga
Jumat (20/3/2020) siang. Total orang yang terinfeksi virus Corona
hingga hari ini menjadi menjadi 369 orang.
Data tersebut merupakan akumulasi perhitungan sejak pukul 12.00
WIB, Kamis, 19 Maret 2020 hingga pukul 12.00 WIB, Jumat (20/3/2020).
"Ada 60 kasus baru, sehingga jumlah kasus positif jadi 369 orang," ujar
juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan Covid-19, Achmad
Yurianto, di BNPB, Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Dia merinci, hari ini ada penambahan pasien positif Covid-19 di Provinsi
Bali. Dari 1 orang menjadi 4 orang. Sementara, di Banten ada 10 pasien
tambahan, sehingga total ada 37 orang positif Covid-19 di sana.
DIY akumulasi kasus menjadi 4 orang, turun 1 kasus dari kemarin. DKI
Jakarta ada penambahan kasus menjadi 215 orang. Kemudian Jawa
Barat ada penambahan kasus, sehingga total kasus ada 41 orang.
Selanjutnya, di Jateng masih ada 12 orang, di Jatim ada 15 orang positif
Covid-19.
Di Kalimantan Barat tidak ada penambahan kasus, jumlah tetap 2 orang
positif Covid-19. Kalimantan Timur ada tambahan 7 orang jadi 10 kasus.
Kepulauan Riau ada penambahan kasus 1 orang, total 4 orang,
Kalimantan Tengah ada dua kasus.
Sulawesi Utara tetap 1 orang, Sumatera Utara tetap 2 kasus. Sulawesi
Tenggara ada 3 kasus, Sulawesi Selatan ada 2 kasus, di Lampung tetap 1
kasus, Riau ada 1 kasus.
Sementara, jumlah pasien yang meninggal dunia pun terus bertambah.
Data terkini menyebutkan 32 orang meninggal dunia.
"Dan kemudian penambahan meninggal 7 orang, total meninggal 32
orang. Ini adalah catatan yang kita dapatkan secara keseluruhan, dari
data hari ini," kata dia dalam jumpa pers di BNPB, Jakarta.
Yurianto juga mengatakan, jumlah pasien yang sembuh Covid-19
menjadi 17 orang.
"Jaga jarak dalam interaksi sosial, karena ini cara paling efektif, mudah
dan semua bisa melaksanakan untuk mengurangi penularan dari yang
sakit. Jaga jarak dan tetap tenang," kata Yurianto.
Dia menjelaskan, beberapa kasus yang meninggal karena Covid-19
berada pada bentang usia 45-65 tahun. Namun, ada juga yang berusia 37
tahun.
"Kita perhatikan maka seluruhnya punya penyakit pendahulu atau
kumorbid, dan sebagian besar diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung
kronis. Beberapa lainnya adalah penyakit paru obstruksi menahun,"
tandas Yurianto.
https://www.liputan6.com/news/read/4207615/infografis-siapa-yangperlu-cek-corona-ke-rs
(Vibizmedia – Nasional) Perkembangan yang sangat cepat
dari kasus Covid-19 perlu direspon dengan cepat. Juru Bicara
Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, dr. Achmad
Yurianto, dalam konferensi pers hari ini, Jumat (20/3)
menjelaskan kembali strategi penanganan Covid-19 secara
utuh.
Pertama: Jaga Jarak
Yang pertama, sekali lagi ia menyebutkan
penting adalah jaga jarak (social distancing)
satu
hal
Kedua: Protokol Yang Mudah Dipahami
Yang ke dua, ia menyatakan bahwa segera akan
disosialiasikan protokol yang paling mudah dipahami
tentang apa yang harus dilakukan manakala kita sakit, kapan
harus ke RS, dan kemana kita meminta bantuan.
Sosialisasi Tentang Karantina Mandiri
Yang tidak kalah penting yang disebutnya adalah melakukan
sosialiasi bagaimana melakukan karantina mandiri atau
mengisolasi diri (self isolation) dan bagaimana kita
berkonsultasi selama kita berada di self isolation.
Yuri menyebutkan ada beberapa media yang bisa digunakan
untuk berkonsultasi, yaitu Call Center 119 ext 9, lalu ia
menyebutkan
beberapa Unicorn seperti Hallo Dok,
Sehatpedia secara virtual dan beberapa lagi yang tentunya
setiap hari akan disosialisasikan.
Screening Massal dengan Rapid Test
Yuri menyatakan bahwa screening massal sudah disiapkan
secepatnya. Ia mengaku sudah menerima 2000 kit untuk
pemeriksaan cepat (Rapid Test). Harapannya besok sudah
bisa masuk lagi dan sekitar 100.000 kit akan masuk di hari
berikutnya.
Menurut Yuri screening massal dengan pemeriksaan cepat
(Rapid Test) adalah yang terbaik, karena tujuannya adalah
secara cepat dapat menemukan potensi positif atau yang
sudah pasti positif dalam masyarakat.
Langkah selanjutnya jika kemudian didapatkan ada kasus
positif dari screening ini maka akan melaksanakan sosialisasi
tentang bagaimana melakukan isolasi diri dirumah atau self
isolation.
Perlunya Panduan tentang Self Isolation
Ia menyatakan bahwa akan ada panduan tentang self
isolation.
” Tentunya kita harapkan orang ini bisa ada di rumah,
kemudian melakukan kegiatan yang baik, pakai masker,
asupan gizi cukup, kemudian menjaga jarak dengan anggota
keluarga yang lain, asupan gizinya maksimal dan dilakukan
monitoring oleh petugas kesehatan,” papar dr. Yuri
Ini adalah upaya-upaya untuk mengurangi beban kapasitas
RS
manakala
kemudian
ditemukan
kasus
yang
membutuhkan perawatan dan positif.
Sementara kasus positif yang ditemukan dengan screening
akan dilakukan pemeriksaan PCR , juga yang terkonfirmasi
positif serta bergejala akan disiapkan ruang perawatan.
https://www.vibizmedia.com/2020/03/21/jubir-covid-19-jelaskanstrategi-penanganan-covid-19/
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Pemprov Sulsel memastikan telah
menempuh langkah strategis dalam melakukan pencegahan penyebaran
covid-19 di masyarakat.
Langkah tersebut, dipastikan senantiasa mempertimbangkan segala
aspek. Tujuannya agar tidak ada lagi korban Covid-19 di Sulsel.
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, mengatakan, awal merebaknya
pandemic di dunia maupun di Indonesia hingga masuk ke Sulsel, telah
dilakukan upaya medis dengan melakukan pemeriksaan laboratorium
terhadap mereka yang diduga terpapar Covid-19, serta melakukan
tracking suspect dan jika ditemukan positif maka langsung dilakukan
penanganan.
Sehingga, kata dia, sangat wajar dari hari ke hari terjadi peningkatan
mereka ODP, PDP ataukah positif Covid-19 itu karena hasil kerja dari
tracking suspect.
“Setelah ditracking jika ditemukan yang bersangkutan suspect, maka
langsung dilakukan penanganan cepat agar keberadaannya tidak
menulari lainnya,” ujarnya, kemarin.
Selain itu, kata Bupati Bantaeng dua periode ini, pihaknya melakukan
identifikasi epicentrum penyebaran penyakit. Mulanya, untuk Makassar
ditemukan di dua kecamatan Panakkukang dan Rappacini. Lalu
kemudian terus menyebar dikarenakan masyarakat tidak disipln
sehingga mereka tertular dan melebar.
Makanya, diminta ke Pemkot makassar harus segera mengambil langkah
isolasi supaya penularan tidak menyebar ke seluruh kota makassar,
karena kalau menyebar tentu harus ditegaskan untuk memberlakukan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) khususnya kota makassar.
"Tapi saya ingin sampaikan kepada kita semua, kita harus lebih hati-hati
memberlakukan (PSBB) di Sulawesi Selatan, karena tidak semua
wilayah itu sama. Dari semua 24 kabupaten-kota, episentrum
penyebaran (virus corona) kan itu hanya di Makassar, Gowa dan Maros",
katanya.
Dia menegaskan, saat ini Gugus Tugas Covid-19 sedang melakukan
pemetaan beberapa wilayah-wilayah yang menjadi pusat penularan
virus corona.
"PSBB ini kita akan kaji betul, tidak akan mungkin kita menyamakan
dengan daerah lain. Kalau kita di Sulawesi Selatan memang harus
memetakan dan setiap wilayah tidak mungkin sama", tegasnya.
Untuk itu, Nurdin Abdullah meminta Wali Kota Makassar lebih agresif
dan lebih ketat dalam melakukan isolasi wilayah tertentu, khususnya
yang menjadi sumber epicentrum penyebaran.
“Kita tidak ingin menyebar kemana-mana penyakit ini, makanya fokus
bekali logistic di daerah-daerah yang pusat penularannya tinggi.
Langkah lainnya, ungkap Nurdin Abdullah, telah disiapkan kuburkan
khusus bagi korban Covid-19, sehingga tidak ada lagi penolakan. Lalu,
akan diberikan kebijakan terhadap usaha-usaha yang harus terhenti
berupa keringanan pajak hotel.
“Terus kebijakan kita sudah menegaskan agar belajar dari rumah dan
bekerja dari rumah sehingga efeknya banyak pekerja informal atau non
formal menganggur. Kompensasinya, sedang dipikirkan untuk mengatur
jarring pengaman sosial bagi mereka terdampak pandemic covid19,”terangnya.
Makanya, pihaknya terus mendorong menggerakkan hati masyarakat
untuk memberikan donasi, tidak saja diperoleh dari dana APBD.
Hasilnya, banyak bantuan yang masuk khususnya memberikan bantuan
kebutuhan pangan, kebutuhan fasilitas kesehatan seperti masker dan
Alat Pelindung Diri (APD) untuk membantu rumah sakit yang menjadi
pusat rujukan Covid-19.
Rumah sakit pusat rujukan tersebut ditetapkan empat, dengan
menentukan klasifikasi pelayanan kesehatan. Sehingga dipastikan,
rumah sakit lain tidak dibolehkan menerima pasien Covid-19.
Rumah sakit tersebut, RS Sayang Rakyat dan RS Khusus Dadi melayani
pasien yang telah positif dengan gejala ringan. Sementara, Rumah Sakit
Wahidin dan Rumah Sakit Unhas khusus untuk menangani pasien covid
dengan penyakit bawaan. di Wahidin dan RS Unhas.
Begitu pun, untuk screening ditetapkan RS Khusus Dadi melayani pasien
dari bagian selatan. Lalu, Rumah Sakit Unhas untuk pasien rujukan dari
bagian utara.
“Kenapa ditetapkan screening awal di RS Dadi dan Unhas, supaya nanti
akan mudah mendistribusikan pasien ketika sudah dinyatakan positif,”
jelasnya.
Sementara itu, untuk fasilitas kesehatan dipastikan seluruh rumah sakit
sudah memiliki peralatan lengkap, termasuk tenaga medis sudah terlatih
dan disiapkan fasilitas penginapan khusus di hotel.
“Tenaga medis sengaja ditempatkan di hotel, agar mereka tidak pulang
ke rumah dan bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 .Jadi
inilah, coba dilakukan pola paling sederhana memutus penyebaran,”
ungkapnya. (rls)
Sumber
strategis/
:
https://fajar.co.id/2020/04/08/pemprov-tempuh-langkah-
Tujuh langkah yang ditempuh Pemprov Sulsel lawan Covid-19:
1. Mengawal dan memfasilitasi pemulangan sekitar 8.000 orang peserta
Ijtima Dunia Zona Asia di Kabupaten Gowa.
2. Penunjukan 9 rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan pasien virus
corona di Sulawesi Selatan, yaitu RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo,
RSUD Sayang Rakyat, RSKD Dadi, Rumah Sakit Pelamonia, RSUD Andi
Makkasau, RSUD Sinjai, dan RSUD Lakipadada;
3. Memperketat pintu masuk manusia ke Sulawesi Selatan dan
memasifkan sosialisasi pencegahan virus corona;
4. Pembentukan Posko dan Media Center Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 Sulawesi Selatan yg diketuai langsung Gubernur
Sulawesi Selatan;
5. Pendistribusian satu kontainer alat kesehatan yang terdiri dari 200.000
masker dan 2.500 APD lengkap untuk tenaga medis yang bertugas
merawat pasien virus corona;
6. Melakukan rasionalisasi dan refocusing anggaran khususnya pada
anggran non prioritas tahun 2020 dan dialokasikan untuk penanganan
virus corona dan dampaknya;
7. Terkait dengan kebijakan PSBB, Nurdin Abdullah mengatakan bahwa
sebelum hal tersebut muncul, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah
melakukan sebagian bentuk pembatasan untuk pencegahan virus corona,
antara lain meliburkan sekolah, bekerja dari rumah, physical distancing,
dan social distancing.
Sumber :
http://news.rakyatku.com/read/183340/2020/04/08/tujuhlangkah-strategis-pemprov-sulsel-tangani-covid-19
Download