https://www.nu.or.id/post/read/118863/strategi-penanggulangan-covid19-di-indonesia Usulan strategi disampaikan tanpa uraian panjang, berupa pokok gagasan saja. Sebab itu, saya mengusulkan beberapa strategi penanggulangan Covid-19 sebagai berikut: Strategi 1 Penanganan penanggulangan berbasis kabupaten/kota. Keberhasilan penanggulangan Covid-19 sangat tergantung pada manajemen kendali di tingkat kabupaten/kota. Sumber daya dan rentang kendali manajemen memungkinkan. Saat ini tampak peran Gubernur, terutama di Jawa sangat kentara. Strategi 2 Penyediaan tiga jenis fasilitas dengan kebutuhan berbeda. Pertama, pusat karantina untuk merawat ODP dan PDP. Kedua, rumah sakit khusus Covid-19 untuk merawat kasus konfirmasi dengan gejala ringan dan sedang. Ketiga, penyediaan rumah sakit rujukan untuk kasus konfirmasi dengan gejala klinis serius atau berat. Pusat karantina dapat dibangun dari pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada. Strategi 3 Penemuan atau deteksi kasus sedini mungkin dengan rapid test pada orang dengan suhu lebih atau sama dengan 38 derajat celsius, OTG, ODP, dan PDP serta perluasan pemeriksaan diagnostik. Pembiayaan tidak boleh menjadi hambatan. Strategi 4 Di bawah kendali manajemen kabupaten/kota dibentuk Desa Siaga Covid-19. Untuk wilayah perkotaan dapat di bentuk RT siaga covid-19. Satuan tugas tingkat desa ini membutuhkan tenaga pendukung dapat dengan memanfaatkan para kader atau tenaga relawan. Fungsi terpenting adalah memantau status demam harian warga, memberi arahan istirahat di rumah, memantau pergerakan warga, membantu proses diagnostik dini, membantu proses rujukan dan memantau status suhu OTG yang berasal dari daerah tertular. Proses pemantauan dapat memanfaatkan kemajuan internet atau menggunakan instrumen sederhana berupa simbol status kesehatan. Penerapan strategi di atas menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari langkah pembatasan mobilitas umum dan strategi lainnya yang sudah dijalankan termasuk tata kelola sumber daya, logistik, tata kelola relawan medis dan non-medis. Patut dipertimbangkan apapun langkah strategis yang diambil di harihari mendatang, termasuk opsi karantina wilayah, hendaknya mampu meminimalkan dampak sosial ekonomi masyarakat yang sudah menderita akibat kehilangan mata pencaharian. Bahkan bagi mereka ancaman kematian Covid-19 tidak lebih menakutkan dibanding dengan tidak adanya uang untuk makan bagi anak-anaknya pada hari itu. Penerapan kendali manajemen yang baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten, serta didukung organisasi masyarakat dengan segala potensi kerelawanannya diharapkan Indonesia mampu melewati masa sulit ini. Penulis adalah Pakar Epidemiologi FKM UI, Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 PBNU, Wakil Rektor Unusia Jakarta Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/118863/strategipenanggulangan-covid-19-di-indonesia Strategi RI Hadapi Wabah Covid-19 Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berjanji akan mengerahkan seluruh kekuatan untuk mengatasi wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia. "Saya akan menggerakan seluruh kekuatan pemerintah dan kekuatan negara dan bangsa untuk mengatasi kesulitan ini. Baik permasalahan kesehatan dan masalah sosial ekonomi yang mengikutinya," ujar Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (20/3/2020). Jokowi memilih tes massal corona atau Covid-19 ketimbang lockdown nasional untuk memerangi Covid-19. Sehari setelah Jokowi memutuskan, test massal langsung dilakukan. Pemerintah memulai rapid test pada Jumat (20/3/2020). "Rapid test memang sudah dilakukan sore hari ini di wilayah yang dulu sudah diketahui ada contact tracking dari pasien positif Covid-19," ujar Jokowi. Menurut dia, petugas medis dari rumah sakit dan puskesmas yang ditunjuk mendatangi satu per satu rumah warga di wilayah itu untuk meminta warga melakukan tes Covid-19. Jokowi mengatakan, wilayah itu ada di Jakarta. "Di Jakarta Selatan," kata Jokowi. Juru bicara pemerintah untuk virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, sekitar 600-700 ribu orang beresiko terinfeksi Covid-19. Pemeritah pun sudah mulai melakukan tes massal di daerah yang rawan. Yuri mengatakan, tidak semua orang akan diperiksa Covid-19. Namun, hanya mereka yang beresiko. "Ini akan dilakukan melalui analisa risiko, tidak semua orang diperiksa. Ini penjajakan awal, pemeriksaan massal," ujar Yuri dalam konferensi persnya di Gedung BNPB, Jumat (20/3/2020). Metode yang digunakan, kata Yuri, berbeda dengan test pasien yang positif corona. Masyarakat yang akan melakukan rapid test, akan diperiksa lewat darah. "Akan diperiksa melalui darah dengan alat kit, sehingga kurang 2 menit hasilnya ketahuan," ujar dia. Rapid test ini, kata Yuri merupakan screening awal untuk menemukan kasus yang terpotensi positif Covid-19. Apabila hasil screening dinyatakan positif, kata Yuri, maka pasien akan kembali diperiksa dengan metode VCR. Sebab, kata Yuri, seseorang yang sudah sembuh juga masih bisa terditeksi positif Covid-19. Yuri mengatakan, tak semua orang yang terditeksi positif Covid-19, akan dirujuk ke rumah sakit. pemerintah, kata dia, akan mensosialisasikan cara mengisolasi diri di rumah. "Kalau positif dari hasil screening, kita mensosialisasikan isolasi sendiri di rumah, melakukan kegiatan baik, pakai masker, asupan gizi maksimal, menjauh dari keluarga dan akan dipantau," ujar Yuri. Hal ini, kata Yuri, untuk mengurangi beban rumah sakit yang harus mengurus pasien yang sudah parah. Yuri menjamin semua logistik dibutuhkan tim medis rumah sakit yang menjadi pusat penanganan di seluruh Indonesia. Saat ini sudah datang pasokan alat-alat kesehatan sebanyak puluhan ribu unit. "Jadi pada hari ini kita sudah terima 2000 kit untuk pemeriksaan cepat, dan tinggal dikirim (ke dinkes provinsi). Harapannya, 2000 ini sudah bisa masuk besok," kata Yuri. Tidak berhenti sampai di situ, Yuri menambahkan, pemerintah juga sudah meminta penambahan unit unutk alat pemeriksaan cepat sebanyak 100 ribu kit. Nantinya barang tersebut akan datang menyusul di hari-hari selanjutnya. "Jua ada 100 ribu yang akan masuk di hari beriktunya untuk alat tes pemeriksaan cepat ini," jelas Yuri. Jokowi mengatakan belum ada vaksin penyakit akibat virus corona atau Covid-19 yang ditemukan. Sebagai solusinya, Jokowi memesan jutaan obat yang disebut bisa menyembuhkan pasien terinfeksi Corona. "Yang pertama mengenai antivirus, sampai sekarang belum ditemukan dan ini yang saya sampaikan itu tadi obat. Obat ini sudah dicoba oleh 1, 2, 3 negara dan memberikan kesembuhan yaitu Avigan," kata Jokowi di Istana Bogor Jawa Barat, Jumat (20/3/2020). Dia menyebut pemerintah telah mendatangkan 5.000 avigan. Saat ini, pemerintah tengah memesannya dalam jumlah yang banyak untuk mengobati pasien positif Covid-19. "Kita telah mendatangkan 5.000 dan dalam proses pemesanan 2 juta," ucap Jokowi. Selain Avigan, pemerintah menyiapkan obat Chloroquine yang jumlahnya lebih banyak daripada Avigan, untuk diberikan kepada pasien positif Covid-19. Jokowi menekankan, pemerintah terus berupaya mengatasi wabah Covid-19 di Indonesia. "Kedua, klorifan, ini kita telah siap 3 juta. Kecepatan ini yang kita ingin sampaikan kita tidak diam tapi mencari hal-hal, info-info apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan Covid-19," jelas Jokowi. Jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia bertambah 60 orang hingga Jumat (20/3/2020) siang. Total orang yang terinfeksi virus Corona hingga hari ini menjadi menjadi 369 orang. Data tersebut merupakan akumulasi perhitungan sejak pukul 12.00 WIB, Kamis, 19 Maret 2020 hingga pukul 12.00 WIB, Jumat (20/3/2020). "Ada 60 kasus baru, sehingga jumlah kasus positif jadi 369 orang," ujar juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, di BNPB, Jakarta, Jumat (20/3/2020). Dia merinci, hari ini ada penambahan pasien positif Covid-19 di Provinsi Bali. Dari 1 orang menjadi 4 orang. Sementara, di Banten ada 10 pasien tambahan, sehingga total ada 37 orang positif Covid-19 di sana. Home News Rajut Strategi RI Hadapi Wabah Covid19 Lizsa Egeham 21 Mar 2020, 00:04 WIB 140 Petugas mengukur suhu badan calon penumpang kereta api di Stasiun Malang. Otoritas stasiun juga menerapkan social distancing untuk mencegah penyebaran Covid-19 (Liputan6.com/Zainul Arifin) Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berjanji akan mengerahkan seluruh kekuatan untuk mengatasi wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia. "Saya akan menggerakan seluruh kekuatan pemerintah dan kekuatan negara dan bangsa untuk mengatasi kesulitan ini. Baik permasalahan kesehatan dan masalah sosial ekonomi yang mengikutinya," ujar Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (20/3/2020). BACA JUGA INFOGRAFIS: Siapa yang Perlu Cek Corona ke RS? Jokowi memilih tes massal corona atau Covid-19 ketimbang lockdown nasional untuk memerangi Covid-19. Sehari setelah Jokowi memutuskan, test massal langsung dilakukan. Pemerintah memulai rapid test pada Jumat (20/3/2020). "Rapid test memang sudah dilakukan sore hari ini di wilayah yang dulu sudah diketahui ada contact tracking dari pasien positif Covid-19," ujar Jokowi. Menurut dia, petugas medis dari rumah sakit dan puskesmas yang ditunjuk mendatangi satu per satu rumah warga di wilayah itu untuk meminta warga melakukan tes Covid-19. Jokowi mengatakan, wilayah itu ada di Jakarta. "Di Jakarta Selatan," kata Jokowi. Juru bicara pemerintah untuk virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, sekitar 600-700 ribu orang beresiko terinfeksi Covid-19. Pemeritah pun sudah mulai melakukan tes massal di daerah yang rawan. Yuri mengatakan, tidak semua orang akan diperiksa Covid-19. Namun, hanya mereka yang beresiko. "Ini akan dilakukan melalui analisa risiko, tidak semua orang diperiksa. Ini penjajakan awal, pemeriksaan massal," ujar Yuri dalam konferensi persnya di Gedung BNPB, Jumat (20/3/2020). Metode yang digunakan, kata Yuri, berbeda dengan test pasien yang positif corona. Masyarakat yang akan melakukan rapid test, akan diperiksa lewat darah. "Akan diperiksa melalui darah dengan alat kit, sehingga kurang 2 menit hasilnya ketahuan," ujar dia. Rapid test ini, kata Yuri merupakan screening awal untuk menemukan kasus yang terpotensi positif Covid-19. Apabila hasil screening dinyatakan positif, kata Yuri, maka pasien akan kembali diperiksa dengan metode VCR. Sebab, kata Yuri, seseorang yang sudah sembuh juga masih bisa terditeksi positif Covid-19. Yuri mengatakan, tak semua orang yang terditeksi positif Covid-19, akan dirujuk ke rumah sakit. pemerintah, kata dia, akan mensosialisasikan cara mengisolasi diri di rumah. "Kalau positif dari hasil screening, kita mensosialisasikan isolasi sendiri di rumah, melakukan kegiatan baik, pakai masker, asupan gizi maksimal, menjauh dari keluarga dan akan dipantau," ujar Yuri. Hal ini, kata Yuri, untuk mengurangi beban rumah sakit yang harus mengurus pasien yang sudah parah. Yuri menjamin semua logistik dibutuhkan tim medis rumah sakit yang menjadi pusat penanganan di seluruh Indonesia. Saat ini sudah datang pasokan alat-alat kesehatan sebanyak puluhan ribu unit. "Jadi pada hari ini kita sudah terima 2000 kit untuk pemeriksaan cepat, dan tinggal dikirim (ke dinkes provinsi). Harapannya, 2000 ini sudah bisa masuk besok," kata Yuri. Tidak berhenti sampai di situ, Yuri menambahkan, pemerintah juga sudah meminta penambahan unit unutk alat pemeriksaan cepat sebanyak 100 ribu kit. Nantinya barang tersebut akan datang menyusul di hari-hari selanjutnya. "Jua ada 100 ribu yang akan masuk di hari beriktunya untuk alat tes pemeriksaan cepat ini," jelas Yuri. 2 dari 4 halaman Pesan 2 Juta Avigan Dokter memeriksa kondisi pasien kritis virus corona atau COVID-19 di Rumah Sakit Jinyintan, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (13/2/2020). China melaporkan 254 kematian baru dan lonjakan kasus virus corona sebanyak 15.152. (Chinatopix Via AP) Jokowi mengatakan belum ada vaksin penyakit akibat virus corona atau Covid-19 yang ditemukan. Sebagai solusinya, Jokowi memesan jutaan obat yang disebut bisa menyembuhkan pasien terinfeksi Corona. "Yang pertama mengenai antivirus, sampai sekarang belum ditemukan dan ini yang saya sampaikan itu tadi obat. Obat ini sudah dicoba oleh 1, 2, 3 negara dan memberikan kesembuhan yaitu Avigan," kata Jokowi di Istana Bogor Jawa Barat, Jumat (20/3/2020). Dia menyebut pemerintah telah mendatangkan 5.000 avigan. Saat ini, pemerintah tengah memesannya dalam jumlah yang banyak untuk mengobati pasien positif Covid-19. "Kita telah mendatangkan 5.000 dan dalam proses pemesanan 2 juta," ucap Jokowi. Selain Avigan, pemerintah menyiapkan obat Chloroquine yang jumlahnya lebih banyak daripada Avigan, untuk diberikan kepada pasien positif Covid-19. Jokowi menekankan, pemerintah terus berupaya mengatasi wabah Covid-19 di Indonesia. "Kedua, klorifan, ini kita telah siap 3 juta. Kecepatan ini yang kita ingin sampaikan kita tidak diam tapi mencari hal-hal, info-info apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan Covid-19," jelas Jokowi. 3 dari 4 halaman Jumlah Pasien Positif Covid-19 Terus Bertambah Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu) Jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia bertambah 60 orang hingga Jumat (20/3/2020) siang. Total orang yang terinfeksi virus Corona hingga hari ini menjadi menjadi 369 orang. Data tersebut merupakan akumulasi perhitungan sejak pukul 12.00 WIB, Kamis, 19 Maret 2020 hingga pukul 12.00 WIB, Jumat (20/3/2020). "Ada 60 kasus baru, sehingga jumlah kasus positif jadi 369 orang," ujar juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, di BNPB, Jakarta, Jumat (20/3/2020). Dia merinci, hari ini ada penambahan pasien positif Covid-19 di Provinsi Bali. Dari 1 orang menjadi 4 orang. Sementara, di Banten ada 10 pasien tambahan, sehingga total ada 37 orang positif Covid-19 di sana. DIY akumulasi kasus menjadi 4 orang, turun 1 kasus dari kemarin. DKI Jakarta ada penambahan kasus menjadi 215 orang. Kemudian Jawa Barat ada penambahan kasus, sehingga total kasus ada 41 orang. Selanjutnya, di Jateng masih ada 12 orang, di Jatim ada 15 orang positif Covid-19. Di Kalimantan Barat tidak ada penambahan kasus, jumlah tetap 2 orang positif Covid-19. Kalimantan Timur ada tambahan 7 orang jadi 10 kasus. Kepulauan Riau ada penambahan kasus 1 orang, total 4 orang, Kalimantan Tengah ada dua kasus. Sulawesi Utara tetap 1 orang, Sumatera Utara tetap 2 kasus. Sulawesi Tenggara ada 3 kasus, Sulawesi Selatan ada 2 kasus, di Lampung tetap 1 kasus, Riau ada 1 kasus. Sementara, jumlah pasien yang meninggal dunia pun terus bertambah. Data terkini menyebutkan 32 orang meninggal dunia. "Dan kemudian penambahan meninggal 7 orang, total meninggal 32 orang. Ini adalah catatan yang kita dapatkan secara keseluruhan, dari data hari ini," kata dia dalam jumpa pers di BNPB, Jakarta. Yurianto juga mengatakan, jumlah pasien yang sembuh Covid-19 menjadi 17 orang. "Jaga jarak dalam interaksi sosial, karena ini cara paling efektif, mudah dan semua bisa melaksanakan untuk mengurangi penularan dari yang sakit. Jaga jarak dan tetap tenang," kata Yurianto. Dia menjelaskan, beberapa kasus yang meninggal karena Covid-19 berada pada bentang usia 45-65 tahun. Namun, ada juga yang berusia 37 tahun. "Kita perhatikan maka seluruhnya punya penyakit pendahulu atau kumorbid, dan sebagian besar diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung kronis. Beberapa lainnya adalah penyakit paru obstruksi menahun," tandas Yurianto. https://www.liputan6.com/news/read/4207615/infografis-siapa-yangperlu-cek-corona-ke-rs (Vibizmedia – Nasional) Perkembangan yang sangat cepat dari kasus Covid-19 perlu direspon dengan cepat. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, dr. Achmad Yurianto, dalam konferensi pers hari ini, Jumat (20/3) menjelaskan kembali strategi penanganan Covid-19 secara utuh. Pertama: Jaga Jarak Yang pertama, sekali lagi ia menyebutkan penting adalah jaga jarak (social distancing) satu hal Kedua: Protokol Yang Mudah Dipahami Yang ke dua, ia menyatakan bahwa segera akan disosialiasikan protokol yang paling mudah dipahami tentang apa yang harus dilakukan manakala kita sakit, kapan harus ke RS, dan kemana kita meminta bantuan. Sosialisasi Tentang Karantina Mandiri Yang tidak kalah penting yang disebutnya adalah melakukan sosialiasi bagaimana melakukan karantina mandiri atau mengisolasi diri (self isolation) dan bagaimana kita berkonsultasi selama kita berada di self isolation. Yuri menyebutkan ada beberapa media yang bisa digunakan untuk berkonsultasi, yaitu Call Center 119 ext 9, lalu ia menyebutkan beberapa Unicorn seperti Hallo Dok, Sehatpedia secara virtual dan beberapa lagi yang tentunya setiap hari akan disosialisasikan. Screening Massal dengan Rapid Test Yuri menyatakan bahwa screening massal sudah disiapkan secepatnya. Ia mengaku sudah menerima 2000 kit untuk pemeriksaan cepat (Rapid Test). Harapannya besok sudah bisa masuk lagi dan sekitar 100.000 kit akan masuk di hari berikutnya. Menurut Yuri screening massal dengan pemeriksaan cepat (Rapid Test) adalah yang terbaik, karena tujuannya adalah secara cepat dapat menemukan potensi positif atau yang sudah pasti positif dalam masyarakat. Langkah selanjutnya jika kemudian didapatkan ada kasus positif dari screening ini maka akan melaksanakan sosialisasi tentang bagaimana melakukan isolasi diri dirumah atau self isolation. Perlunya Panduan tentang Self Isolation Ia menyatakan bahwa akan ada panduan tentang self isolation. ” Tentunya kita harapkan orang ini bisa ada di rumah, kemudian melakukan kegiatan yang baik, pakai masker, asupan gizi cukup, kemudian menjaga jarak dengan anggota keluarga yang lain, asupan gizinya maksimal dan dilakukan monitoring oleh petugas kesehatan,” papar dr. Yuri Ini adalah upaya-upaya untuk mengurangi beban kapasitas RS manakala kemudian ditemukan kasus yang membutuhkan perawatan dan positif. Sementara kasus positif yang ditemukan dengan screening akan dilakukan pemeriksaan PCR , juga yang terkonfirmasi positif serta bergejala akan disiapkan ruang perawatan. https://www.vibizmedia.com/2020/03/21/jubir-covid-19-jelaskanstrategi-penanganan-covid-19/ FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Pemprov Sulsel memastikan telah menempuh langkah strategis dalam melakukan pencegahan penyebaran covid-19 di masyarakat. Langkah tersebut, dipastikan senantiasa mempertimbangkan segala aspek. Tujuannya agar tidak ada lagi korban Covid-19 di Sulsel. Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, mengatakan, awal merebaknya pandemic di dunia maupun di Indonesia hingga masuk ke Sulsel, telah dilakukan upaya medis dengan melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap mereka yang diduga terpapar Covid-19, serta melakukan tracking suspect dan jika ditemukan positif maka langsung dilakukan penanganan. Sehingga, kata dia, sangat wajar dari hari ke hari terjadi peningkatan mereka ODP, PDP ataukah positif Covid-19 itu karena hasil kerja dari tracking suspect. “Setelah ditracking jika ditemukan yang bersangkutan suspect, maka langsung dilakukan penanganan cepat agar keberadaannya tidak menulari lainnya,” ujarnya, kemarin. Selain itu, kata Bupati Bantaeng dua periode ini, pihaknya melakukan identifikasi epicentrum penyebaran penyakit. Mulanya, untuk Makassar ditemukan di dua kecamatan Panakkukang dan Rappacini. Lalu kemudian terus menyebar dikarenakan masyarakat tidak disipln sehingga mereka tertular dan melebar. Makanya, diminta ke Pemkot makassar harus segera mengambil langkah isolasi supaya penularan tidak menyebar ke seluruh kota makassar, karena kalau menyebar tentu harus ditegaskan untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) khususnya kota makassar. "Tapi saya ingin sampaikan kepada kita semua, kita harus lebih hati-hati memberlakukan (PSBB) di Sulawesi Selatan, karena tidak semua wilayah itu sama. Dari semua 24 kabupaten-kota, episentrum penyebaran (virus corona) kan itu hanya di Makassar, Gowa dan Maros", katanya. Dia menegaskan, saat ini Gugus Tugas Covid-19 sedang melakukan pemetaan beberapa wilayah-wilayah yang menjadi pusat penularan virus corona. "PSBB ini kita akan kaji betul, tidak akan mungkin kita menyamakan dengan daerah lain. Kalau kita di Sulawesi Selatan memang harus memetakan dan setiap wilayah tidak mungkin sama", tegasnya. Untuk itu, Nurdin Abdullah meminta Wali Kota Makassar lebih agresif dan lebih ketat dalam melakukan isolasi wilayah tertentu, khususnya yang menjadi sumber epicentrum penyebaran. “Kita tidak ingin menyebar kemana-mana penyakit ini, makanya fokus bekali logistic di daerah-daerah yang pusat penularannya tinggi. Langkah lainnya, ungkap Nurdin Abdullah, telah disiapkan kuburkan khusus bagi korban Covid-19, sehingga tidak ada lagi penolakan. Lalu, akan diberikan kebijakan terhadap usaha-usaha yang harus terhenti berupa keringanan pajak hotel. “Terus kebijakan kita sudah menegaskan agar belajar dari rumah dan bekerja dari rumah sehingga efeknya banyak pekerja informal atau non formal menganggur. Kompensasinya, sedang dipikirkan untuk mengatur jarring pengaman sosial bagi mereka terdampak pandemic covid19,”terangnya. Makanya, pihaknya terus mendorong menggerakkan hati masyarakat untuk memberikan donasi, tidak saja diperoleh dari dana APBD. Hasilnya, banyak bantuan yang masuk khususnya memberikan bantuan kebutuhan pangan, kebutuhan fasilitas kesehatan seperti masker dan Alat Pelindung Diri (APD) untuk membantu rumah sakit yang menjadi pusat rujukan Covid-19. Rumah sakit pusat rujukan tersebut ditetapkan empat, dengan menentukan klasifikasi pelayanan kesehatan. Sehingga dipastikan, rumah sakit lain tidak dibolehkan menerima pasien Covid-19. Rumah sakit tersebut, RS Sayang Rakyat dan RS Khusus Dadi melayani pasien yang telah positif dengan gejala ringan. Sementara, Rumah Sakit Wahidin dan Rumah Sakit Unhas khusus untuk menangani pasien covid dengan penyakit bawaan. di Wahidin dan RS Unhas. Begitu pun, untuk screening ditetapkan RS Khusus Dadi melayani pasien dari bagian selatan. Lalu, Rumah Sakit Unhas untuk pasien rujukan dari bagian utara. “Kenapa ditetapkan screening awal di RS Dadi dan Unhas, supaya nanti akan mudah mendistribusikan pasien ketika sudah dinyatakan positif,” jelasnya. Sementara itu, untuk fasilitas kesehatan dipastikan seluruh rumah sakit sudah memiliki peralatan lengkap, termasuk tenaga medis sudah terlatih dan disiapkan fasilitas penginapan khusus di hotel. “Tenaga medis sengaja ditempatkan di hotel, agar mereka tidak pulang ke rumah dan bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 .Jadi inilah, coba dilakukan pola paling sederhana memutus penyebaran,” ungkapnya. (rls) Sumber strategis/ : https://fajar.co.id/2020/04/08/pemprov-tempuh-langkah- Tujuh langkah yang ditempuh Pemprov Sulsel lawan Covid-19: 1. Mengawal dan memfasilitasi pemulangan sekitar 8.000 orang peserta Ijtima Dunia Zona Asia di Kabupaten Gowa. 2. Penunjukan 9 rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan pasien virus corona di Sulawesi Selatan, yaitu RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo, RSUD Sayang Rakyat, RSKD Dadi, Rumah Sakit Pelamonia, RSUD Andi Makkasau, RSUD Sinjai, dan RSUD Lakipadada; 3. Memperketat pintu masuk manusia ke Sulawesi Selatan dan memasifkan sosialisasi pencegahan virus corona; 4. Pembentukan Posko dan Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulawesi Selatan yg diketuai langsung Gubernur Sulawesi Selatan; 5. Pendistribusian satu kontainer alat kesehatan yang terdiri dari 200.000 masker dan 2.500 APD lengkap untuk tenaga medis yang bertugas merawat pasien virus corona; 6. Melakukan rasionalisasi dan refocusing anggaran khususnya pada anggran non prioritas tahun 2020 dan dialokasikan untuk penanganan virus corona dan dampaknya; 7. Terkait dengan kebijakan PSBB, Nurdin Abdullah mengatakan bahwa sebelum hal tersebut muncul, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah melakukan sebagian bentuk pembatasan untuk pencegahan virus corona, antara lain meliburkan sekolah, bekerja dari rumah, physical distancing, dan social distancing. Sumber : http://news.rakyatku.com/read/183340/2020/04/08/tujuhlangkah-strategis-pemprov-sulsel-tangani-covid-19