Judul: Efektivitas belajar online dalam situasi bencana nasional yang berisiko berkepanjangan bagi siswa SMAN 1 Jember Data Pendukung: 1. Berupa Angket kepada siswa (BELUM ADA), 2. Pengamatan dan membandingkan rasio siswa yang memilih mengerjakan dan tidak dari medsos seperti Whatsapp (ADA), 3. Berita-berita yang di dapat dari saluran berita online dan artikel yang dapat di percaya dengan mendasarkan ketersediaan sumber (ADA0, seperti berikut: -> https://tirto.id/belajar-di-rumah-karena-corona-covid-19-efektifkah-eFtZ -> https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200316110707-20-483756/65-kampus-kuliah-dari-rumahsultan-yogya-ragukan-efektivitas Keterjangkauan Sampel dan variabel relatif mudaj dijangkau, bisa melalui: 1. Angket yang disebar secara online, 2. Wawancara secara langsung dengan subjek penelitian, 3. Observasi melalui saluran atau media komunikasi online yang tersedia seperti: Whatsapp Manfaat Bagi Masyarakat Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: Menumbuhkan pola pikir untuk tetap giat beraktifias di seputar bidang pendidikan meski dalam keadaan becana nasional. Meningkatkan kesadaran, masyarakat akan pentingnya jiwa semangat menuntut ilmu meskipun dalam situasi bencana, Mengembangkan gaya belajar praktis memanfaatkan teknologi pendidikan yang kian berkembang, Tujuan akhir, menyiapkan masyarakat yang tetap berpendidikan disamping mampu menghadapi segala situasi nasional maupun internasional. Dapat Diteliti Berdasarkan ketersediaan data pendukung dan keterjangkauan sampel penelitian, dapat dikatakan bahwa penelitian mengenai “Efektivitas belajar online dalam situasi bencana nasional yang berisiko berkepanjangan bagi siswa SMAN 1 Jember” bisa diteliti melalui secara kualitatif, sebagai berikut: -> Menentukan batas-batas variabel ‘efektif’ dari topik yang diambil, antara lain: Tingkat kemauan siswa dalam mengerjakan tugas. Tingkat ketersediaan sarana yang disediakan sekolah dan dimiliki siswa. Tingkat kemampuan teknis siswa dalam menjalankan sarana yang disediakan sekolah. Tingkat stabilitas terhadap aspek-aspek sebelumnya di nomor 1, 2 dan 3. Dari batas-batas diatas kemudian dilakukan analisis menggunakan cara bantuan pertanyaan 5W1H. Batas-batas yang tersedia di atas bisa dikumpulkan sebagaimana cara pengumpulan pada data pendukung. Sesuai Keahlian Dalam hal ini, penulis selaku pihak yang membentuk penelitian sedemikian rupa merupakan seorang siswa yang juga mengalami secara variabel dalam topik penelitian. Dengan demikian, penulis mampu dan siap dalam melaksanakan penelitian tentu saja dengan bantuan pihak-pihak lainnya. Menarik Peneliti Topik yang penulis angkat memang benar-benar terjadi dalam kehidupan penulis sendiri sehingga menarik minat bagi penulis selaku pelaksan penelitian untuk melakukan penelitian. Disamping itu, demi menghadapikemungkinan bencana di tahun-tahun yang akan datang, topik ini sungguh menarik untuk diteliti. Terlebih bencana yang terjadi tahun 2020 ini bukan lagi bencana nasional yang sekadar mewabah di negara Indonesia, dari sebelumnya di negara China, melainkan bencana Internasional yang mengancam seluruh dunia. Kemutakhiran Isu Isu yang diangkat merupakan isu yang benar-benar baru, semenjak diberikannya tugas penelitian ini, tanggal 17 Maret 2020. Isu tersebut tentang ‘Pemberhantian sementara kegiatan belajar di sekolah, digantikan dengan kegiatan belajar di rumah’ sesuai denganKeppres No. 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Latar Belakang Penelitian Menghadapi bencana nasional yang melanda Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah sepakat melakukan penanganan cepat dengan melakukan langkah penanganan yang dikenal “LOCKDOWN” dimana seluruh masyarakat berfokus meminimalkan akftivitas di luar ruangan dengan tujuan mengurangi perkembangan penularan virus Corona (Covid-19). Kebijakan ini kemudian benar-benar direalisasikan melaluiKeppres No. 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Menanggapi kebijakan yang satu ini, di sektor pendidikan, berbagai sekolah dari Taman Kanakkanak, Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi memberhentikan segala proses belajar mengajar secara tatap muka atau yang berlangsung di sekolah. Kegiatan-kegiatan diluar pembelajaran seperti ekstrakulikuler atau Praktek Kerja Lapangan juga ditunda. Dengan demikian, dikarenakan program pembelajaran masih dalam kurun waktu yang efektif, sekolah-sekolah melakukan alternatif pembelajaran dari jarak jauh yang disebut-sebut “belajar online”. Langkah alternatif yang diambil setiap sekolah untuk tetap menciptakan suasana kondusif beragam. Beberapa menerapkan pemberian tugas-tugas secara rinci yang perlu diselesaikan siswa dalam kurun waktu tertentu. Ada juga yang menerapkan alternatif melalui tanya jawab melalui forumforum pembelajaran yang tersedia dari perkembangan teknologi seperti Quipper, Schoology, dan lainnya. Bahkan, ada yang malah tidak memberi tugas apapun yang tidak sepatutnya dibenarkan. Di lain sisi, di tengah gairah tiap sekolah untuk tetap menciptakan keadaan yang kondusif bagi pendidikan, para siswa ternyata tidak sama semangatnya dengan upaya sekolah. Dari berita kemacetan yang terjadi di tempat-tempat liburan seperti, puncak, bisa diketahui bahwa kegiatan “Belajar di Rumah” disepelekan. Beberapa siswa lebih memilih benar-benar memanfaatkan langkah penyelesaian yang dilakukan oleh pemerintah sebagai liburan sehingga tidak sedikit tugas-tugas yang diberikan terbengkalai. Di samping itu, ada juga sekolah-sekolah yang memiliki siswa-siswa tanggap terhadap perkembangan yang ada sehingga berusaha untuk tetap mengikuti kegiatan belajar meski jarak jauh. Namun, masalah lain muncul ketika siswa sudah berupaya untuk tetap semangat, yakni ketidakmampuan guru/pendidik dalam mengoprasikan pembelajaran jarak jauh atau ketidaktersediaan sarana yang mumpuni bagi pendidik dan bagi siswa. Masalah-masalah seperti itu menjadi kontra terhadap langkah “Belajar Online” sehingga kemudian memunculkan isu-isu seperti “Memang perlukah kegiatan belajar-mengajar diberhentikan sementara?” atau isu-isu lain seperti “Apakah efisien bagi siswa untuk belajar dari jarak jauh?”. Dari berita publik dan opini-opini yang berlalu lalang di salutan Informasi dan komunikasi ini kemudian keinginan penulis tergelitik untuk meneliti tentang “Efektivitas belajar online dalam situasi bencana nasional yang berisiko berkepanjangan bagi siswa SMAN 1 Jember”. Pembatasan ruang lingkup disini tidak lain untuk memudahkan penulis mengumpulkan informasi bukan untuk mencondongkan pihak-pihak tertentu.