Uploaded by nana_bale

IMUNOLOGI-sistem imun nonspesifik

advertisement
IMUNOLOGI
SISTEM IMUN
NONSPESIFIK
Oleh:
drh. Diana Agustiani Wuri, M.Si
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2019
PENDAHULUAN
• Imunologi: ilmu yang mempelajari tentang
proses pertahanan atau imunitas tubuh terhadap
senyawa makromolekuler atau organisme asing yang
masuk ke dalam tubuh.
• Zat asing yang masuk tersebut dapat berupa
virus, bakteri, protozoa atau parasit lainnya,
bahan kimia.
• Tubuh juga dapat mengembangkan respon
imun terhadap protein tertentu yang terdapat
di dalam tubuh sendiri yang disebut
autoimunitas dan terhadap keberadaan
sel yang tidak dikehendaki, yaitu respon
imunitas tubuh terhadap sel tumor.
• Imunitas :
Mekanisme /kemampuan tubuh menahan
atau mengeliminasi benda asing /sel abnormal
yang potensial berbahaya bagi tubuh
• Fungsi sistem Imun :
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit;
menghancurkan & menghilangkan
mikroorganisme atau substansi asing (bakteri,
parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk
ke dalam tubuh.
2. Menghilangkan jaringan atau sel yang mati atau
rusak (debris sel) untuk perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Sistem imunitas
SISTEM IMUN
Sistem imun
spesifik
(adaptive)
Komponen
humoral
Komponen
seluler
Sistem imun
nonspesifik
(innate)
Komponen
humoral
Komponen
seluler
Secara garis besar, sistem imun tubuh terdiri atas:
– Sistem imun nonspesifik (alamiah/bawaan/innate):
lini pertama pertahanan tubuh
– Sistem imun spesifik (adaptive):
lini kedua sistem pertahanan tubuh
Pembagian ini dimaksudkan hanya untuk
memudahkan pengertian dan pemahaman saja sebab
antar kedua sistem imun tersebut ada kerjasama atau
interaksi yang sangat erat
Perbedaan sistem imun spesifik dan
sistem imun non spesifik
Sistem imun
spesifik
Sistem imun
non spesifik
•Memerlukan waktu untuk
melawan serangan antigen
•Tidak memerlukan waktu
•Bersifat antigen spesifik
•Resistensi membaik
•Tidak bersifat antigen spesifik
•Resistensi tidak berubah
•Dapat mengenali antigen
(immunological memory)
•Tidak memiliki memori terhadap
antigen
Perbedaan sistem imun nonspesifik dan
sistem imun spesifik:
1. Sistem imun spesifik: memerlukan waktu
untuk dapat bereaksi terhadap serangan
mikroorganisme.
Sistem imun nonspesifik: umumnya dapat
langsung dan segera mengatasi adanya
proses infeksi di dalam tubuh
2. Sistem imun spesifik: bersifat antigen spesifik.
Sistem imun nonspesifik: tidak bersifat antigen
spesifik.
3. Sistem imun nonspesifik: resistensi tidak
berubah oleh infeksi
Sistem imun spesifik: resistensi membaik oleh
infeksi berulang.
4. Sistem imun spesifik: mampu mengenal jenis
organisme asing yang masuk ke dalam tubuh
dan dapat bereaksi lebih cepat terhadap
adanya invasi organisme yang sama yang telah
dikenalinya.
Sistem imun nonspesifik: tidak menunjukkan
adanya immunological memory terhadap
suatu organisme asing yang masuk ke dalam
tubuh.
Sistem imun non-spesifik meliputi:
1. Pertahanan fisik/mekanik
Pertahanan fisik/mekanik meliputi kulit,
selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan
bersin. Komponen-komponen tersebut
merupakan garis pertahanan terdepan
terhadap infeksi.
• Pada paru-paru, batuk dan bersin secara mekanis
mengeluarkan patogen dan iritan lainnya dari saluran
pernapasan.
• Aksi pembilasan air mata dan urin juga secara
mekanis mengusir patogen
• Lendir disekresi oleh saluran pernapasan dan
pencernaan berfungsi untuk menjebak
mikroorganisme yang mencoba masuk.
2. Pertahanan Kimia
•
•
•
Kulit dan saluran pernapasan mengeluarkan
peptida antimikroba seperti ß-defensin.
pH asam dari keringat, berbagai asam lemak
yang dilepas kulit mempunyai efek denaturasi
protein membran sel kuman sehingga dapat
mencegah infeksi melalui kulit.
Terdapat enzim seperti lisozim dan A2
fosfolipase (antibakteri) dalam air liur, air mata,
dan ASI.
– Air susu ibu juga mengandung laktooksidase dan
asam neuraminik mempunyai sifat antibakterial
terhadap E.Coli dan Staphylicoccus.
– Cairan vagina yang asam berfungsi sebagai
penghalang kimia untuk benda asing.
– Semen berisi defensin dan seng untuk membunuh
patogen.
– Asam khlorida dalam lambung
– Enzim proteolitik dan empedu dalam usus halus
membantu menciptakan lingkungan yang dapat
mencegah infeksi mikroba.
– Laktoferin dan transferin dalam serum akan
mengikat besi yang merupakan metabolit
essential untuk beberapa jenis mikroba seperti
pseudomonas.
3. Pertahanan Biologi
• Dalam saluran genitourinari dan gastrointestinal,
flora tertentu yang jinak menjadi hambatan biologi
dengan menimbulkan persaingan dengan bakteri
patogen untuk memperebutkan makanan dan ruang
hidup.
• Dalam beberapa kasus, flora-fora tersebut mengubah
kondisi lingkungan mereka, seperti mengubah pH
atau besi yang tersedia, sehingga mengurangi
kemungkinan patogen untuk dapat mencapai angka
yang cukup sehingga menyebabkan penyakit.
• Namun, karena kebanyakan antibiotik terhadap
bakteri bersifat non-target khusus dan tidak
mempengaruhi jamur, sehingga antibiotik oral
dapat mengarah pada pertumbuhan jamur yang
terlalu cepat dan menyebabkan kondisi seperti
kandidiasis vagina (infeksi ragi).
• Ini merupakan akibat jamur-jamur tersebut tidak
memiliki saingan yang signifikan untuk
memperebutkan ruang hidup.
4. Peradangan/Inflamasi
adalah:
– Respon nonspesifik terhadap adanya invasi benda
asing atau adanya kerusakan jaringan.
– Respon kompleks dari tubuh terhadap suatu yang
tidak mengenakkan.
– Respon protektif terhadap luka jaringan yang
disebabkan oleh trauma fisik, termal,
zat kimia yang merusak, atau zat-zat
mikrobiologik (penyebab infeksi).
5. Pertahanan Humoral
Terdiri atas:
• komplemen
• interferon
• C-reactive Protein.
• Komplemen terdiri dari sejumlah protein yang
bila diaktifkan akan memberikan proteksi
terhadap infeksi dan berperan dalam respon
inflamasi.
• Interferon diproduksi sebagai respon terhadap
infeksi virus.
• C-Reactive Protein merupakan protein fase akut
(APP=acute protein phase).
6. Pertahanan Seluler
Melibatkan sel-sel dalam sistem imun
nonspesifik
Sistem Imun
• Pertahanan lapis pertama:
Pertahanan fisik (physical barrier)
• Ada 2 sistem kekebalan tubuh:
1. Sistem kekebalan
nonspesifik (didapat)
(innate immune system)
2. Sistem kekebalan spesifik
(dipelajari/adaptif)
(learned/adaptive
immune system)
faal_imun/ikun/2006
24
SEL –SEL SISTEM IMUN
• Semua sel yang membentuk komponen darah
berasal dari sumsum tulang, termasuk di
dalamnya adalah:
– sel darah merah yang mengangkut oksigen
– platelet yang membantu pembekuan darah pada
jaringan yang luka
– sel darah putih yang terlibat dalam sistem imun.
• Semua komponen sel tersebut berasal dari
prekursor yang sama, yakni hematopoietic stem
cells (HSC) dalam sumsum tulang.
• Semua sel yang membentuk komponen darah
berasal dari sumsum tulang, sehingga seluruh
sel yang terlibat dalam sistem imunitas tubuh
berasal dari sumsum tulang.
Sel-sel yang berperan dalam pertahanan seluler sistem
imun nonspesifik
SEL FAGOSIT
Agranulosit
Granulosit
Monosit
Makrofag
Sel Dendrit/APC
Netrofil
Eosinofil
SEL NOL
SEL
MEDIATOR
Sel NK
Sel K
Basofil
Mastosit
Trombosit
Sel dlm Sistem Imun
Sel Monosit
Sel yang berasal dan matang di sum-sum
tulang dimana setelah matang akan
bermigrasi ke sirkulasi darah dan berfungsi
sebagai fagosit
Makrofag
• Merupakan diferensiasi dari sel monosit yang
berada dalam sirkulasi.
– monosit dan makrofag yang menempel pada
permukaan akan memakan mikroorganisme asing
yang masuk.
– Monosit dan makrofag juga mempunyai reseptor
interferon dan Migration Inhibition Factor (MIF).
– Selanjutanya monosit dan makrofag diaktifkan
oleh Macrophage Activating Factor (MAF) yang
dilepas oleh sel T yang disensitisasi.
• Makrofag merupakan salah satu dari tipe sel
fagosit dalam sistem imun yang terdistribusi
secara luas di dalam berbagai jaringan.
• Makrofag memiliki kemampuan untuk
bergerak keluar masuk suatu jaringan.
• Makrofag merupakan bentuk perkembangan
dari monosit.
• Selama berada pada tahap monosit, sel ini
berada dalam sirkulasi darah namun begitu
tumbuh menjadi makrofag segera melakukan
migrasi ke dalam jaringan.
Sel Dendrit/
Antigen Presenting Cell (APC)
• Sel dendrit (DC) mempunyai tugas untuk
menelan antigen dan mempresentasikan
kembali antigen yang telah disederhanakan ke
permukaan sel.
• Presentasi antigen yang telah sederhana pada
permukaan sel dendritik sangat penting
maknanya, karena dengan itu sel-sel limfosit
bisa mengenal dan selanjutnya reaksi sistem
imun secara bertahap akan dilaksanakan.
• Pada perkembangan awal, sel dendritik
sebagaimana sel monosit berada dalam
peredaran darah.
• Sel dendritik yang belum masak segera
memasuki jaringan.
• Sel dendritik yang berhadapan dengan
patogen akan segera masak dan mengadakan
migrasi ke jaringan lymph node.
• Keterangan gambar:
Eosinofil
• Eosinofil sangat penting terutama
berhubungan dengan pertahanan terhadap
infeksi parasit.
• Eosinofil akan meningkat jumlahnya dengan
drastis jika terdapat infeksi parasit.
– Eosinofil dapat dirangsang untuk degranulasi sel
dimana mediator yang dilepas dapat
menginaktifkan mediator- mediator yang dilepas
oleh mastosit/basofil pada reaksi alergi.
– Eosinofil mengandung berbagai granul seperti
Major Basic Protein (MBP), Eosinophil Cationic
Protein (ECP), Eosinophil Derived Neurotoxin (EDN)
& Eosinophil Peroxidase (EPO) yang besifat toksik
dan dapat menghancurkan sel sasaran bila dilepas.
Neutrofil
• Neutrofil merupakan fagosit yang paling banyak
jumlahnya dalam tubuh kita, sehingga bisa
dikatakan sebagai komponen selluler terpenting
dalam imunitas innate.
• Penyakit genetik yang mana neutrofil tidak
berfungsi sebagaimana mestinya, menyebabkan
ledakan jumlah bakteri penginfeksi pada tubuh
penderita dan menyebabkan kematian jika tidak
mendapatkan penanganan yang baik dengan
cepat.
SEL NK dan SEL K
• Sel NK dapat membunuh sel tumor dengan cara
nonspesifik tanpa bantuan antibody sedang sel
K merupakan efektor Antibody Dependent Cell
(ADCC) yang dapat membunuh sel secara
nonspesifik namun bila sel sasaran dilapisi
antibody
Basofil dan Mastosit/sel mast
• Basofil dan Mastosit (sel mast) melepaskan bahanbahan yang mempunyai aktivitas biologic antara lain:
meningkatkan permeabilitas vaskuler dan respons
inflamasi.
• Basofil mempunyai fungsi yang sama dengan
eosinofil dan sel mast.
• Basofil juga memiliki fungsi terkait dengan alergi dan
inflamasi
Sel Mast
• Perkembangan sel mast ini sampai sekarang
belum bisa dijelaskan.
• Sel mast sebagian besar menempati jaringan
di sekitar pembuluh darah kapiler.
• Peranan utama sel mast sejauh ini diketahui
berhubungan dengan respon alergi dan
dipercaya mampu memberi perlindungan
terhadap patogen pada permukaan jaringan
mukosa.
Trombosit
• Fungsi utama trombosit berperan dalam
proses pembekuan darah.
• Bila terdapat luka, trombosit akan berkumpul
ke tempat luka kemudian memicu pembuluh
darah untuk mengkerut dan memicu
pembentukan benang-benang fibrin.
• Benang-benang fibrin tersebut akan membentuk
formasi seperti jaring-jaring yang akan menutupi
daerah luka sehingga menghentikan perdarahan
aktif yang terjadi pada luka.
• Selain itu, ternyata trombosit juga mempunyai
peran dalam melawan infeksi virus dan bakteri
dengan memakan virus dan bakteri yang masuk
dalam tubuh kemudian dengan bantuan sel-sel
kekebalan tubuh lainnya menghancurkan virus
dan bakteri di dalam trombosit tersebut.
• Selain itu, ternyata trombosit juga mempunyai
peran dalam melawan infeksi virus dan bakteri
dengan memakan virus dan bakteri yang
masuk dalam tubuh kemudian dengan
bantuan sel-sel kekebalan tubuh lainnya
menghancurkan virus dan bakteri di dalam
trombosit tersebut.
THANK YOU
Selamat Belajar
Download