pekerjaan secara tidak langsung melalui pendapatan dapat mempengaruhi kebiasaan makan individu. Pendapatan Keluarga Pendapatan keluarga adalah besarnya rata-rata penghasilan yang diperoleh dari seluruh anggota keluarga. Pendapatan keluarga tergantung pada jenis pekerjaan kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya. Jika pendapatan masih rendah maka kebutuhan pangan lebih dominan daripada kebutuhan non pangan. Sebaliknya, jika pendapatan meningkat maka pengeluaran untuk non pangan akan semakin besar, mengingat kebutuhan akan pangan sudah terpenuhi (Husaini et al. 2000). Menurut Martianto dan Ariani (2004) tingkat pendapatan seseorang akan berpengaruh terhadap jenis dan jumlah bahan pangan yang dikonsumsinya. Sesuai dengan Hukum Bennet, semakin tinggi pendapatan maka kualitas bahan pangan yang dikonsumsi pun semakin baik yang tercermin dari perubahan pembelian bahan yang harganya murah menjadi bahan pangan yang harganya lebih mahal dengan kualitas yang baik. Sebaliknya, rendahnya pendapatan yang dimiliki oleh seseorang akan mengakibatkan terjadinya perubahan kebiasaan makan yang tercermin dari pengurangan frekuensi makan dari tiga kali menjadi dua kali dalam sehari. Selain itu, masyarakat berpendapatan rendah juga akan mengkonsumsi pangan dalam jumlah dan jenis yang beragam untuk memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang seperti mengkonsumsi tahu dan tempe sebagai pengganti daging. Tingkat pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan terhadap kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara pedidikan dengan status gizi. Rendahnya pendapatan menyebabkan daya beli terhadap makanan menjadi rendah dan konsumsi pangan keluarga akan berkurang. Kondisi ini akhirnya mempengaruhi kesehatan dan status gizi (Riyadi et al. 1990). KERANGKA PEMIKIRAN Anak merupakan aset penting bagi keberlangsungan masa depan suatu Negara. Untuk itu diperlukan asupan energi dan zat gizi yang cukup setiap hari. Konsumsi merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan tubuh setiap hari. Kebutuhan akan energi dan zat gizi bergantung pada berbagai faktor seperti umur, jenis kelamin, dan berat badan. Selain faktor tersebut juga dipengaruhi 75 oleh kondisi sosial ekonomi keluarga meliputi pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan perkapita dan besar keluarga . Status gizi merupakan keadaan tubuh seseorang atau sekelompok orang sebagai akibat dari konsumsi, peyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan. Pengukuran status gizi berdasarkan Z-skor menggunakan indikator berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Konsumsi energi dan zat gizi yang cukup sesuai dengan angka kebutuhan gizi yang dianjurkan untuk setiap individu akan mengakibatkan status gizi yang baik pada seseorang. Vitamin A dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang relatif kecil tetapi sangat penting untuk pertumbuhan dan menjaga kesehatan. Vitamin A dalam bahan pangan nabati berbentuk beta karoten yang memiliki keuntungan lain yaitu sebagai antioksidan. Tubuh memerlukan vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup agar sistem imun dapat berfungsi secara optimal. Vitamin A juga terbukti dapat meningkatkan respon antibodi. Imunitas adalah perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi adalah perlindungan terhadap penyakit infeksi Sistem kekebalan tubuh (imunitas) memerlukan zat gizi antioksidan antara lain untuk memproduksi dan menjaga keseimbangan sel imun. Vitamin A juga terbukti dapat meningkatkan respon antibodi terhadap antigen spesifik, apositosis dan menjaga intregitas lapisan mukosa. Morbiditas dan status gizi merupakan variabel yang mencerminkan status kesehatan. Morbiditas ini meliputi prevalensi penyakit menular dan penyakit tidak menular. Antara status gizi kurang dan infeksi terdapat interaksi bolak-balik. Infeksi dapat menimbulkan gizi kurang melalui berbagai mekanisme. Orang yang mengalami gizi kurang, daya tahan tubuh terhadap penyakit menjadi rendah, sehingga mudah terkena serangan penyakit infeksi. Untuk lebih bisa memahami berikut adalah kerangka konseptual penelitian ini yang disajikan pada Gambar 2. Karakteristik Keluarga : besar keluarga pendapatan Pekerjaan orang tua (kepala keluarga) Ketersediaan Energi, Protein, Lemak dan Vitamin A Pendidikan orang tua (kepala keluarga) 76 Konsumsi Energi, Protein, Lemak dan Vitamin A Gambar 2 Hubungan antara status antropometri, status vitamin A dengan status imun. 77