Metode Penemuan Dalam pengajaran yang umumnya dilaksanakan, siswa menerima bahan pelajaran melalui informasi yang disampikan oleh guru. Kata penemuan sebagai metode mengajar merupakan penemuan yang dilakukan oleh siswa Metode penemuan merupakan strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk pembelajarankan ketrampilan menyelidiki, memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode penemuan adalah suatu metode dimana proses pembelajaran menekankan murid untuk menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasanya diceramahkan guru. Menurut Suchman, penggunaan penemuan bertujuan untuk membantu kemandirian siswa dalam mengadakan penyelidikan melalui disiplin berfikir yang benar. penemuan mendorong siswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tentang mengapa sesuatu terjadi melalui pengumpulan data yang logis. Di samping itu, penemuan bertujuan untuk mengembangkan strategi berfikir siswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaan mengapa sesuatu terjadi sebagaimana kejadiannya. penemuan dapat menyediakan kesempatan untuk membelajarkan siswa tentang prosedur penelitian. Seperti halnya pendapat Bruner dan Hilda Taba, menurut Suchman, melalui penemuan meningkatkan kesadaran siswa tentang bagaimana proses penyelidikan. Peranan Guru – Murid Dalam Metode penemuan a. Ditinjau dari segi siswa yang belajar: 1. Terjadinya proses mental yang tinggi dari siswa, sebab dengan kreativitas ini siswa mengasimilasi konsep dan meng-asimilasi prinsip 2. Problem solving; 3. Self learning activitas; 4. Tanggung jawab sendiri. b. Ditinjau dari segi guru yang mengajar: 1. Guru sebagai diagnoser, yang berusaha mengetahui kebutuhan siswa dan kesiapan siswa. 2. Ditinjau dari segi guru mengajar: Menyiapkan tugas atau problem yang akan dipecahkan oleh para siswa; memberikan klarifikasi-klarifikasi; menyiapkan setting kelas; menyiapkan alat-alat dan fasilias bela-jar yang diperlukan; memberikan kesempatan pelaksanaan; sumber informasi, jika diperlukan oleh siswa; dan membantu siswa agar dapat sendiri merumuskan kesimpulan dan implikasiimplikasinya. 3. Guru sebagai dinamisator: merangsang terjadinya self analisis, merangsang terjadinya interaksi, memuji, membesarkan hati siswa untuk lebih bergairah dalam kegiatan-kegiatannya. c. Ditinjau dari derajat keterlibatan proses mental dan jenis tujuan. Pengajaran yang ingin dicapai tidak terpimpin sama sekali metode inquiry sebagaimana yang dikemukakan oleh Sund dan metode penemuan terpimpin. METODE PENEMUANLatihan penemuan (inkuiri) didesain untuk membimbing siswa secara langsung kedalam proses ilmiah melalui latihan yang menekankan proses ilmiah dalam suatu periode waktuyang pendek. Schlenker (1976) melaporkan bahwa latihan penemuan dapat meningkatkanproduktivitas berfikir kreatif anak dan meningkatkan keterampilan dalam pemerolehan dankemampuan analisis informasi. Namun begitu itu penemuan tidak lebih efektif untuk pemerolehan informasi dari pada metode pengajaran konvensional, tetapi sangat efisien dari padametode tugas, ceramah yang digunakan dalam kegiatan laboratories. Latihan penemuandikembangkan oleh Richard Suchman untuk membelajarkan siswa melalui proses investigasi danpenjelasan penomena yang khusus. Latihan penemuan oleh Richard Suchman dikembangkansebagai metode analisis utamanya pada mata pelajaran fisika. Meskipun begitu prinsipprinsipkerja dalam penemuan ini dapat diadopsi untuk pembelajaran mata pelajaran yang lain.Berdasarkan konsepsi metode ilmiah, penemuan dapat dicoba untuk membelajarkananak tentang beberapa keterampilan dan bahasa (Suchman, 1962). Latihan penemuan dipercayaimampu mengembangkan independensi belajar siswa. penemuan merupakan metode yangmemerlukan partisipasi aktif siswa dalam penemuan (penyelidikan) ilmiah. Tujuan umum latihanpenemuan adalah untuk membantu siswa dalam mengembangkan disiplin berfikir danketerampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, dan mendapatkan jawaban darikeingintahuan siswa.Menurut Suchman, penggunaan penemuan bertujuan untuk membantu kemandiriansiswa dalam mengadakan penyelidikan melalui disiplin berfikir yang benar. penemuanmendorong siswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tentang mengapa sesuatu terjadimelalui pengumpulan data yang logis. Di samping itu, penemuan bertujuan untuk mengembangkan strategi berfikir siswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaan mengapasesuatu terjadi sebagaimana kejadiannya. penemuan dapat menyediakan kesempatan untuk membelajarkan siswa tentang prosedur penelitian. Seperti halnya pendapat Bruner dan HildaTaba, menurut Suchman, melalui penemuan meningkatkan kesadaran siswa tentang bagaimanaproses penyelidikandilakukan dan siswa dapat mmemahami prosedur berfikir ilmiah. Latihan penemuan inibanyak digunakan di sekolah-sekolah maju. Hal ini disebabkan karena alasan berikut.a. Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa yangaktif.b. Dengan menemukan sendiri dan menyelidiki sendiri, maka hasil belajaryang diperoleh anak akan setia dan tahan lama dalam ingatan, dan tak mudah dilupakan.c. Pengertian yang ditemukan sendiri oleh anak, merupakan pengertian yangbetul-betul dikuasai dan mudah dipergunakan/di transfer dalam situasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era industrialisasi, bangsa Indonesia membulatkan tekadnya untuk mengembangkan budaya belajar yang menjadi prasyarat berkembangnya budayailmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Namun dalam mengembangkan budayatersebut perlu belajar yang mana dan bagaimana itu diupayakan untuk diwujudkan. Dengan kata lain, persoalan sebagai budaya yang akandikembangkan, tidak bisa dipisahkan dengan pemakaian hakikat manusia baik yang belajar maupun yang membelajarkan. Secara tersirat persoalan-persoalan itu semestinya menjadi rujukan dalam membahas masalah-masalah belajar. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknyapencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana prosesbelajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar sendiri ialahmerupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dariinteraksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.Tidak bisa disangkal bahwa dalam belajar seseorang dipenuhi oleh banyak faktor. Sehingga bagi pelajar sendiri adalah penting untuk mengetahui faktor-faktor yang dimaksud. Hal ini menjadi lebih penting lagi, tidak hanya bagi pelajar,tetapi juga bagi (calon-calon) pendidik, pembimbing dan pengajar di dalam mengatur dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarsedemikian hingga dapat terjadi proses belajar yang optimal. 1.2. Tujuan 1. Mengetahui strategi mengajar dengan baik 2. Mengetahui macam macam metode dalam mengajar 3. BAB II PEMBAHASAN Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya. Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Disini saya akan memaparkan beberapa metode pembelajaran menurut Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep yang dapat kita digunakan. Macam-Macam Metode pembelajaran : 1. Metode Ceramah Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan. 2. Metode Diskusi Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi. 3. Metode Demonstrasi Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya. Kelebihan Metode Demonstrasi : a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan. b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. Kelemahan metode Demonstrasi : a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan. b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan. c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan. Macam-Macam Metode pembelajaran 4. Metode Ceramah Plus Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu: a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) 5. Metode Resitasi Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri. Kelebihan Metode Resitasi adalah : a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama. b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri. Kelemahan Metode Resitasi adalah : a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual. 6. Metode Eksperimental Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. 7. Metode Study Tour (Karya wisata) Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik. 8. Metode Latihan Keterampilan Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik. 9. Metode Pengajaran Beregu Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut 10. Peer Theaching Method Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri. 11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method) Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya. 12. Project Method Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian. 13. Taileren Method Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagiansebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya 14. Metode Global (ganze method) Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.