Tugas Makalah Manajemen Laboratorium “Keamanan Laboratorium” DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7 1. Muh. Ibnu Hidayat / 17010108037 2. Helfin / 17010108034 3. Rukman / 17010108035 4. Ria Riswana / 17010108039 5. La Ode Muh Alwi / 17010108036 6. Muh. Ibnu Hidayat / 17010108037 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI KENDARI 2019 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat sehat, iman, dan Islam pada kita semua, sehingga segala kendala dalam upaya dalam penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Salawat dan Salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Manusia pilihan Allah yang membawa Risalah kepada kita semua, sehingga kita terlepas dari belenggu kebodohan, kesesatan dan mengajak serta membimbing kita menuju alam Ilmu Pengetahuan tentunya dengan Iman dan Islam. Makalah yang kami tulis ini yaitu mata kuliah Manajemen Laboratorium dengan judul “Keamanan Laboratorium” yang insya Allah akan menambah wawasan pembaca dalam memahami arti dari Manajemen Laboratorium. Selain itu juga untuk menambah ilmu, dan wawasan bagi para pembaca tentang “Keamanan Laboratorium”. Terimakasih saya mengucapkan kepada Bapak Dr. Mansyur M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Laboratorium yang telah memberikan kami tugas penting ini. Dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahankesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja, oleh sebab itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca guna tercipta kesempurnaan dalam penulisan makalah-makalah yang akan datang. Inilah sedikit kata-kata yang telah kami susun dalam lembaran-lembaran yang kami harapkan akan memberikan ilmu pengetahuan kepada kita semua. Semoga kita dapat mengamalkan ilmu-ilmu yang terkandung didalamnya, Aamiin ya Rabbal Alamiin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Kendari, 14 Oktober 2019 Kelompok 7 i DAFTAR ISI Hal. HALAMAN JUDUL KATAPENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang ...................................................................................... 1 b. Rumusan Masalah ................................................................................. 2 c. Tujuan Makalah .................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN a. Dasar Keamanan ...................................................................................... 3 b. Menentukan Tingkat Keamanan .............................................................. 4 c. Mengurangi Bahaya Penggunaan Ganda Bahan Laboratorium ............... . 5 d. Menetapkan Keamanan Informasi ........................................................... . 6 e. Melakukan Penilaian Kerentanan Keamanan .......................................... . 7 f. Membuat Rencana Keamanan ................................................................. 7 g. Mengelola Keamanan .............................................................................. 8 h. Kepatuhan Pada Peraturan ...................................................................... 9 i. Keamanan Fisik dan Operasional ............................................................ 10 BAB III PENUTUP a. Kesimpulan .......................................................................................... .... 11 b. Saran .................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan, dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan . Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap keselamatan dan bahaya kerja dilaboratorium. Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka baik yang bersifat luka permanen, luka ringan, maupun gangguan kesehatan dalam yang dapat menyebabkan penyakit kronis maupun akut, serta kerusakan terhadap fasilitas – fasilitas dan peralatan penunjang Praktikum yang sangat mahal harganya. Semua kejadian ataupun kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya dapat dihindari dan diantisipasi jika para Praktikan mengetahui dan selalu mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium. Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari 1 kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Keamanan laboratorium merupakan hal yang penting, sebagai upaya keselamatan dalam melaksanakan pemeriksaan/praktikum di laboratorium, dengan tujuan melindungi pekerja/praktikan dan orang disekitarnya dari resiko terkena gangguan kesehatan yang ditimbulkan laboratorium. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian pengelolaan keamanan laboratorium ? 2. Bagaimana cara mengelola keamanan laboratorium ? C. Tujuan Makalah 1. Untuk mengetahui pengertian pengelolaan keamanan laboratorium 2. Untuk mengetahui cara mengelola keamanan laboratorium. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Dasar Keamanan Laboratorium Program keamanan laboratorium akan menggunakan gabungan antara komponen manusia, fisik, elektronik, dan operasional dalam suatu sistem terpadu. 1) Sumber daya manusia yang terlatih: penjaga keamanan yang cukup terlatih, mampu, dan sadar. 2) Keamanan fisik atau arsitektur: lokasi gedung, pintu, tembok, pagar, kunci, penghalang, dan akses atap. 3) Keamanan elektronik: sistem kendali akses, sistem alarm, dan sistem jaringan televisi tertutup. 4) Keamanan operasional: lembar atau catatan masuk, pengawalan penjaga keamanan, pengendalian kunci dan kartu akses, dan prosedur perizinan. Bergantung pada tingkat keamanan yang diperlukan, rancangan sistem keamanan untuk menghalangi akses yang tidak sah, sistem pemantauan untuk mendeteksi pelanggaran, dan pembuatan cadangan untuk mencegah kegagalan sistem jika terjadi kehilangan daya listrik atau perubahan lingkungan lainnya. Keamanan dimulai dari batas luar (perimeter) gedung dan menjadi semakin ketat di bagian dalam yang sensitif. Upaya keamanan perlu dilaksanakan di zona intervensi. Fasilitas harus mempunyai rencana keamanan yang mengidentifikasi orang-orang yang bertanggung jawab, prosedur, dan kebijakan dan memberikan pemahaman yang jelas tentang peran bagian tanggap darurat internal dan eksternal. Adapun tujuan sistem keamanan adalah sebagai berikut : 1. Mendeteksi potensi masalah, termasuk pembobolan atau pencurian. 2. Menunda kegiatan kejahatan dengan membuat penghalang dalam bentuk pengendalian pegawai dan akses. 3. Menanggapi masalah. 3 B. Menentukan Tingkat Keamanan Lembaga harus menentukan tingkat keamanan yang diperlukan untuk laboratorium atau untuk bagian laboratorium. Penentuan tingkat keamanan memudahkan pengkajian keamanan yang diperlukan untuk laboratorium dan memastikan konsistensi penerapan prinsip-prinsip keamanan. Berikut 2 ini sebuah contoh sistem manajemen keamanan laboratorium, yang menentukan tiga tingkat keamanan berdasarkan pengoperasian dan bahan. 1. Normal atau Tingkat Keamanan Laboratorium atau daerah yang ditandai sebagai Tingkat Keamanan mempunyai risiko yang rendah untuk bahaya kimia, biologis, atau radioaktif yang luar biasa. Kehilangan akibat pencurian, tindakan membahayakan, atau sabotase akan memberikan dampak minimal terhadap pengoperasian laboratorium. 2. Menengah atau Tingkat Keamanan Laboratorium atau daerah yang ditandai sebagai Tingkat Keamanan mempunyai risiko menengah untuk potensi bahaya bahan kimia, biologis, atau radioaktif. Laboratorium mungkin berisi peralatan atau bahan yang menarik bagi pencuri, dapat mengancam masyarakat, atau dapat disalahgunakan. Kehilangan akibat pencurian, tindakan membahayakan, atau sabotase akan memberikan dampak cukup serius pada program penelitian dan reputasi lembaga. 3. Tinggi atau Tingkat Keamanan Laboratorium atau daerah yang ditandai sebagai Tingkat Keamanan mempunyai risiko serius untuk potensi bahaya biologi, kimia, atau radioaktif yang Laboratorium mematikan mungkin terhadap berisi manusia peralatan dan lingkungan. atau bahan yang dapat disalahgunakan, dapat mengancam masyarakat, atau bernilai tinggi. Kehilangan peralatan atau bahan akibat pencurian, tindakan membahayakan, atau sabotase akan memberikan dampak dan konsekuensi serius terhadap program penelitian, fasilitas dan reputasi lembaga. 4 C. Mengurangi Bahaya Penggunaan Ganda Bahan Laboratorium Berbagai reagen laboratorium yang berbahaya memberikan ancaman keselamatan yang lebih besar dikarenakan risiko terorisme dan produksi obatobatan terlarang. Penting untuk menyadari potensi penyalahgunaan bahan kimia laboratorium untuk penggunaan-berganda atau multipenggunaan secara sengaja. Keamanan laboratorium harus berfokus pada 3 berbagai bahan penggunaan-ganda, termasuk agen biologi, seperti patogen hidup dan racun biologi, reagen sintetis, dan racun kimia. Keamanan juga harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa laboratorium itu sendiri dapat digunakan untuk sintesis zat-zat teror yang terlarang. Menyiapkan laboratorium yang selamat dan aman dimulai dengan evaluasi menyeluruh terhadap praktik manajemen bahan dan fasilitas fisik tempat penyimpanan dan penggunaan bahan. Kegiatan pengamanan meliputi planning, organizing, actuating, dan controlling (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan). Dengan melakukan evaluasi akan diperoleh informasi penting untuk mengelola laboratorium dan untuk memprioritaskan upaya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan. Aspek pengoperasian laboratorium berikut ini harus diperiksa secara teratur meliputi : 1. Kebersihan dan kerapian laboratorium 2. Peralatan dan perencanaan keadaan darurat 3. Tanda, label, rencana, pemasangan dan penyimpanan bahan kimia dan limbah 4. Gas dan kriogenika mampat 5. Sistem tekanan dan vakum 6. Tudung dan ventilasi Kimia 7. Rencana keamanan yang ada 8. Pelatihan dan kesadaran pegawai laboratorium Keamanan menjadi komponen penting pengoperasian laboratorium. Sistem keamanan laboratorium yang baik dapat mengurangi risiko, seperti : 5 1. Pencurian atau penyalahgunaan peralatan yang sangat penting atau bernilai tinggi. 2. Pencurian atau penyalahgunaan bahan kimia atau bahan “penggunaan ganda“ yang mungkin digunakan untuk kegiatan ilegal. 3. Pelepasan atau pemaparan bahan berbahaya secara tidak sengaja atau sengaja. 4. Publikasi informasi sensitif. 5. Pekerjaan ilegal atau eksperimentasi laboratorium yang tidak sah. Faktor yang mempengaruhi jenis dan tingkat sistem keamanan : 1. Jenis ancaman yang diterima dan jumlah bahan dan peralatan 2. Pengetahuan kelompok atau individu yang memberikan ancaman D. Menetapkan Keamanan Informasi Pada bentuknya yang paling dasar, manajemen keamanan informasi terdiri atas empat tahap yakni: a. Mengidentifikasi ancaman yang dapat menyerang sumber daya informasi b. Mendefenisikan risiko yang dapat disebabkan oleh ancaman-ancaman tersebut c. Menentukan kebijakan keamanan informasi d. Mengimplementasikan pengendalian untuk mengatasi risiko-risiko tersebut. Istilah manajemen risiko (risk management) dibuat untuk menggambarkan pendekatan ini dimana tingkat keamanan sumber daya informasi perusahaan dibandingkan dengan risiko yang dihadapinya. Tolak ukur (benchmark) adalah tingkat kinerja yag disarankan. Tolak ukur keamanan informasi (information security benchmark) adalah tingkat kemanan yang disarankan yang dalam keadaan normal harus menawarkan perlindungan yang cukup terhadap gangguan yang tidak terotorisasi.standar atau tolak ukur semacam ini ditentukan oleh pemerintah dan asosiasi industri serta mencerminkan komponen-komponen program keamanan informais yang baik menurut otoritas tersebut. 6 E. Melakukan Penilaian Kerentanan Keamanan Evaluasi khusus terhadap keamanan fasilitas fi sik disebut Penilaian Kerentanan Keamanan (Security Vulnerability Assessment, SVA). Tujuan SVA adalah untuk mengidentifi kasi potensi risiko keamanan bagi laboratorium dan untuk menilai kecukupan sistem keamanan yang sudah ada. Berikut ini sebagian daftar masalah untuk dikaji sebagai bagian dari SVA: ancaman yang ada, berdasarkan sejarah lembaga itu (msl., pencurian bahan di laboratorium, pelanggaran keamanan data, protes); inventaris bahan biologi, bahan kimia, bahan, atau peralatan laboratorium dengan potensi penggunaan ganda (lihat “Mengatur dan Memelihara Inventaris”); kerentanan infrastruktur (msl., saluran listrik yang dapat diakses, pencahayaan buruk); sistem keamanan yang ada (msl., kontrol akses, kamera, deteksi gangguan); tanda pengenal pegawai laboratorium (msl., lencana, akses dikawal); dan budaya lembaga (msl., laboratorium terbuka, tidak menanyai pengunjung). Lakukan SVA dengan komite yang terdiri dari dua atau tiga anggota staf yang memiliki motivasi tinggi dan pengetahuan yang diperlukan serta kesadaran tentang keamanan dan keselamatan kimia. Jika sumber daya ada, pertimbangkan untuk mempekerjakan seorang konsultan keamanan laboratorium untuk melakukan SVA bersama dengan staf keamanan, keselamatan, dan laboratorium. F. Membuat Rencana Keamanan Hasil SVA berupa daftar tindakan atau sarana keamanan yang diperlukanselain gembok dan kunci. Tidak ada pendekatan tunggal untuk rencana keamanan laboratorium. Namun, unsur-unsur dipertimbangkan untuk rencana keamanan laboratorium apa saja. 7 berikut dapat 1. Batasi akses batas luar (perimeter) menuju fasilitas jika ada risiko tinggi pencurian, penyalahgunaan, sabotase, atau pelepasan bahan kimia khusus yang berbahaya secara disengaja. 2. Amankan aset yang diidenti�kasi dalam SVA sehingga mencegah akses oleh individu yang tidak sah. 3. Pantau keamanan aset tersebut sehingga pelanggaran keamanan akandiketahui, dan untuk bahan berisiko tinggi, pegawai laboratorium atau keamanan dapat segera menangani. 4. Saring dan kendalikan akses ke fasilitas menggunakan kendali aksesel ektronik dan penjaga keamanan. Periksa setiap orang dan, dalam beberapa kasus, juga kendaraan untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang membawa bahan berbahaya ke dalam laboratorium. 5. Tunda terjadinya pelanggaran keamanan melalui penggunaantindakan keamanan yang telah dibahas, untuk memberi lebih banyakwaktu pada lembaga tanggap darurat untuk mencegah keberhasilanserangan. 6. Amankan pengiriman, penerimaan, dan penyimpanan bahan target. 7. Halangi pencurian atau penyalahgunaan bahan target melalui kendali inventaris, kendali pengunjung, lencana tanda pengenal, dan kontrol elektronik. 8. Lakukan pemeriksaan latar belakang terhadap setiap orang yang bekerja dengan bahan laboratorium, terutama bahan penggunaan-ganda atau keamanan-tinggi. Veri�kasi informasi pekerjaan dan latar belakang pendidikan seseorang dan catat ketidakcocokan dalam riwayatnya 9. Kembangkan dan terapkan rencana tanggap darurat dan praktikkan rencana tersebut. 10. Jika ada ancaman, naikkan tingkat keamanan G. Mengelola Keamanan Laboratorium Komite pengawasan keselamatan dan keamanan kimia lembaga bertanggung jawab untuk membuat rencana keamanan menyeluruh. Orang yang bertanggung jawab untuk mengelola keamanan di laboratorium harus 8 mempunyaipengetahuan dasar minimal, memahami risiko dan kerentanan, dan mempunyai tingkat tanggung jawab dan kewenangan yang memadai. Keamanan harus menjadi bagian integral dari program pelatihan keselamatan di laboratorium. Latih semua pegawai untuk memahami danmelaksanakan tindakan keamanan laboratorium, selain tindakan keselamatan. Banyak tindakan yang meningkatkan keselamatan juga meningkatkan keamanan, termasuk : o meminimalkan penggunaan bahan kimia berbahaya untuk mengurangi risiko; o meminimalkan persediaan bahan yang dimiliki; o meminimalkan waktu penyimpanan yang diperlukan untuk bahan tersebut; o membatasi akses bagi mereka yang membutuhkan penggunaan bahanyang berbahaya dan memahami risiko keselamatan dan keamanan; dan o mengetahui apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat danmengenali ancaman. H. Kepatuhan Pada Peraturan Bagi kebanyakan laboratorium, tidak ada persyaratan peraturan untuk keamanan. Tindakan atau sarana keamanan didasarkan pada kebutuhan laboratorium. Namun, untuk sebagian bahan atau pengoperasian, ada dokumen panduan seperti : bahan biologi dan agen penular, penelitian hewan, bahan radioktif dan peralatan penghasil radiasi, dan bahan kimia. Solusi yang mendukung pemenuhan standar GMP dan farmakope Konsep manajemen data yang efisien dengan secara khusus berfokus pada integritas data Produk dengan fitur dan manajemen pengguna yang akan membantu pengguna mencapai kepatuhan dan ketaatan terhadap SOP Cara memilih, memasang, serta memverifikasi instrumen analisis dan sistem penimbangan 9 Solusi layanan untuk meningkatkan kualitas produk dan kepatuhan terhadap peraturan Menciptakan manajemen masa pakai yang efisien I. Keamanan Fisik dan Operasional Ada banyak sistem yang tersedia untuk keamanan laboratorium. Pilihan dan penerapan sistem bergantung pada tingkat keamanan yang dibutuhkan dan sumberdaya yang tersedia. Penjaga dan Prosedur Keamanan Penjaga keamanan sering kali merupakan sarana paling umum yang tersedia untuk keamanan laboratorium. Mereka mengontrol akses ke gedung danlaboratorium dengan memeriksa lencana atau bentuk tanda pengenal lainnya daristaf dan pengunjung. Mereka juga dapat mengawasi pintu dan jendela yang terkunci,mengawal di dalam dan di luar gedung, dan mengawasi monitor jaringan televisitertutup (CCTV) Kunci Pintu Ada banyak jenis kunci pintu. Setiap sistem penguncian pintu memerlukanmanajemen dan perawatan. Untuk kunci, pastikan bahwa ada sebuah program untukmengumpulkan kunci sebelum seseorang meninggalkan tempat kerja. Jaringan Televisi Tertutup Selain penjaga dan kunci, jaringan televisi tertutup merupakan alat lain yang sering kali digunakan untuk mengamankan laboratorium. CCTV dapat terus dipantau oleh penjaga keamanan atau dapat dikaji setelah terjadi insiden. CCTV dapat digunakan untuk mengenali kegiatan yang tidak biasa dan mengesahkan identitas dan izin masuk pegawai. Kamera CCTV harus ditempatkan di pintu masuk atau keluar, tidak harus didaerah kerjanya. 10 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Laboratorium adalah sarana penunjang dalam satu atau sebagian cabang ilmu, teknologi atau seni tertentu yang sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan dan unit sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan. Laboratorium juga dapat diartikan sebagai tempat untuk melakukan ujicoba (percobaan) terhadap benda yang diteliti. Fungsi dari laboratorium itu sendiri adalah Sebagai tempat timbulnya masalah, dimana melalui pelaksanaan praktikum di laboratorium maka masalah bisa saja timbul. Sebagai tempat memecahkan masalah dan masih banyak lagi kegunaannya. Laboratorium dilengkapi oleh meja, lemari, papan tulis, rak, listrik, dan perlengkapan lainnya. Struktur organisasinya oleh kepala laboratorium sampai pada asisten (laboran). Kecelakaan dapat terjadi dalam setiap kegiatan manusia. Kecelakaan merupakan, suatu kejadian diluar kemampuan manusia, terjadi dalam sekejap dan dapat menimbulkan kerusakan baik jasmani maupun jiwa. Kegiatan membahayakan siring terjadi dilaboratorium ataupun dibengkel, tetapi hal ini tidak harus membuat kita takut untuk melakukan kegiatan laboratorium. B. Saran Adapun saran pada makalah ini yaitu pengguna laboratorium harus lebih berhati-hati dalam menggunakan laboratorium, sehingga tidak terjadi lagi. 11 DAFTAR PUSTAKA 12