LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Pengaruh Luas Permukaan Terhadap Pelarutan Gula Dan Pengaruh Suhu Terhadap Difusi Tinta Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Dasar Dosen Pengampu: (Dr. Heli Siti Halimatul Munawaroh, M.Si. dan Dr. Galuh Yuliani, M.Si.,Ph.D.) Tanggal Percobaan: Awal: Kamis, 31 Maret 2020 Akhir: Kamis, 31 Maret 2020 Disusun Oleh: Tiara Annisa (1901474) PROGRAM STUDI KIMIA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2020 A. TUJUAN 1. Mengetahui faktor yang berpengaruh dalam pelarutan gula seperti luas permukaan 2. Mengetahui faktor yang berpengaruh dalam difusi seperti suhu B. ALAT DAN BAHAN a. Alat yang digunakan 1. Gelas Plastik 2. Sendok teh 3. Blender 4. Penggerus/ulekan 5. Stopwatch b. Bahan yang digunakan 1. Air panas 2. Air dingin (Air Es) 2. Gula pasir 3. Tinta Stempel 6 buah 1 buah 1 set 1 buah 1 buah Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya C. DIAGRAM ALIR 1. Diagram Alir Pengaruh Luas Permukaan terhadap Pelarutan Gula 2. Diagram Alir Pengaruh Suhu terhadap Difusi D. TABEL DAN HASIL PENGAMATAN 1. Tabel dan Hasil Pengamatan Pengaruh Luas Permukaan terhadap Pelarutan Gula Sebelum Pengadukan dan pelarutan No Hal yang teramati Gula Pasir Tanpa perlakuan Digerus Diblender 1. Pelarut air 100 ml 100 ml 100 ml 2. Warna pelarut Tidak berwarna Tidak berwarna Tidak berwarna 3. suhu Suhu kamar Suhu kamar Suhu kamar 4. Banyaknya Gula 1 sendok teh 1 sendok teh 1 sendok teh 5. Wujud Gula Padat Padat Padat 6. Warna Gula Putih Putih Putih 7. Bau Tidak berbau Tidak Berbau Tidak Berbau Saat Pengadukan dan pelarutan 8. Waktu Pengadukan 2 menit 2 menit 2 menit 9. Kecepatan 1 putaran/detik 1 putaran/detik 1 putaran/detik Pengadukan Setelah Pengadukan dan pelarutan 10. Larut/Tidak larut Larut Larut Larut 11. Endapan/sisa Cukup banyak sedikit Tidak ada 12. Warna larutan Tidak berwarna Tidak Berwarna Tidak Berwarna 13. Bau Tidak berbau Tidak Berbau Tidak Berbau 14. Jenis Larutan Homogen Homogen Homogen 2. Tabel dan Hasil Pengamatan Pengaruh Suhu terhadap Difusi Tinta Gula Pasir No Hal yang diamati Air dengan suhu Air dengan suhu Air dengan suhu panas kamar dingin Sebelum ditetesi Tinta 1. Pelarut air 100 ml 100 ml 100 ml 2. Warna pelarut Tidak berwarna Tidak berwarna Tidak berwarna 3. Banyaknya tetesan 3 tetes 3 tetes 3 tetes tinta 5. Wujud Tinta cair cair cair 6. Warna Tinta Ungu Ungu Ungu 7. Bau Berbau khas Berbau khas Berbau khas Setelah ditetesi tinta 8. Difusi Terjadi difusi Terjadi difusi Terjadi difusi 9. Kelarutan dalam Larut larut Larut (Larut/tidak larut) 10. Penyebaran tinta Cepat Cukup cepat Lambat 11. Endapan/sisa Tidak ada Tidak Ada Tidak ada (sedikit gumpalan) 12. Warna larutan Ungu Ungu Ungu 13. Bau Tidak berbau Tidak Berbau Tidak Berbau 14. Jenis Larutan Homogen Homogen Homogen Penyebaran Atau Difusi Pada Campuran No Waktu Saat Pengamatan Suhu Panas Suhu Biasa Suhu Dingin 1 Menit ke-1 Cepat, rata cukup cepat, belum rata Lambat, belum rata 2 Menit ke-5 Cepat, rata cukup cepat, belum rata Lambat, belum rata 3 Menit ke-10 Cepat, rata cukup cepat, belum rata Lambat, belum rata 4 Menit ke-15 Cepat, rata cukup cepat, belum rata Lambat, belum rata 5 Menit ke-20 Cepat, rata cukup cepat, rata Lambat, belum rata 6 Menit ke-25 Cepat, rata cukup cepat, rata Lambat, belum rata E. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini yaitu berjudul “Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Difusi Tinta dan Pelarutan Gula” yang bertujuan mengetahui faktor yang berpengaruh dalam pelarutan gula seperti luas permukaandan dan mengetahui faktor yang berpengaruh dalam difusi seperti suhu. . Prinsip dasar pada praktikum luas permukaan terhadap pelarutan gula adalah pelarutan dan laju reaksi. Laju reaksi didefinisikan sebagai pengurangan atau penambahan konsentrasi dari reaktan atau produk dalam tiap satuan waktu Prinsip kerja pada parktikum luas permukaan terhadap pelarutan gula adalah memindahtuangkan, memindahkan padatan,melarutkan, mengamati, mengaduk. Prinsip dasar pada praktikum pengaruh suhu terhadap difusi tinta adalah difusi. yaitu peristiwa perpindahan partikel dari lingkungan dengan konsentrasi tinggi menuju lingkungan dengan konsentrasi rendah. pelarutan dan laju reaksi. Prinsip kerja yang dilakukan yaitu meneteskan, menuangkan, mengamati, mendinginkan dan memanaskan. Laju reaksi didefinisikan sebagai pengurangan atau penambahan konsentrasi dari reaktan atau produk dalam tiap satuan waktu. Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain konsentrasi, luas permukaan, temperature, dan pengadukan. (Harjito, 2014). Laju reaksi dipengaruhi oleh empat faktor yaitu: konsentrasi reaktan, wujud, suhu, dan katalis. Konsentrasi pada reaktan. Semakin banyak molekul yang ada, semakin besar frekuensi untuk bertumbuk maka partikel akan sering bereaksi. Wujud bisa menentukan campuran pada reaktan.ketika reaktan dengan fasa yang sama, seperti cairan, gerakan acak menyebabkan partikel bereaksi. Ketika fase berbeda seperti cair dan padat, luas permukaan semakin besar, kontak antar partikel semakin besar pula.kontak tersebut mengakibatkan reaksi menjadi semakin cepat. Molekul harus bertabrakan dengan energi yang cukup. Suhu memiliki efek besar pada laju reaksi. Suhu mempengaruhi laju reaksi dengan meningkatkan frekuensi dan energi tabrakan. frekuensi tabrakan. Pada suhu yang lebih tinggi, tabrakan terjadi lebih sering, dan makin banyak molekul bereaksi. Energi tabrakan pada saat suhu yang lebih tinggi, terjadi tabrakan yang lebih energik. Katalis bisa menurunkan energy aktivasi (Sibelberg, 2015 hlm 676) Kelarutan suatu zat kimia murni pada suhu dan tekanan tertentu adalah tetap; tetapi, laju larutnya yaitu kecepatan zat itu melarut, tergantung padaukuran partikel dari zat dan tingkat pengadukan. Makin halus bubuk makin luas permukaan kontak dengan pelarut, makin cepat proses melarut. uga akin kuat pengadukan, makin banyak pelarut yang tidak jenuh bersentuhan dengan obat,makin cepat terbentuknya larutan (Ansel, 1989) Reaksi kimia terjadi akibat tabrakan antara molekul yang bereaksi. Dalam hal teori tabrakan kinetika kimia, suatu laju reaksi berbanding lurus dengan jumlah tumbukan molekul per detik atau frekuensi tumbukan molekul. (Chang.2010) Pada praktikum luas permukaan terhadap pelarutan gula analisis yang telah digunakan adalah analisis kualitatif, sehingga tidak ada pengamatan yang bersifat perhitungan. Objek yang diamati dalam praktikum tersebut adalah warna, bau, dan kelarutan (larut atau tidak larut). Begitupun pada praktikum pengaruh suhu terhadap difusi tinta. Objek yang diamati dalam praktikum tersebut adalah warna, bau, dan kelarutan (larut atau tidak larut). Reaktan pada praktikum ini adalah air yang berwujud cair, tidak berbau, tidak berwarna dengan gula pasir yang berwujud padat, berwarna putih dan tidak berbau dengan perlakuan berbeda. Produk pada praktikum ini adalah larutan gula yang berwujud cair, tidak berbau, tdan tidak berwarna. Pada praktikum luas permukaan terhadap pelarutan gula, bahan yang digunakan adalah air dan gula. Sifat fisik pelarut air diantaranya berwujud cair, tidak berwarna dan tidak berbau. Sifat fisik gula pasir berwujud padat, berwarna putih dan tidak berbau. Variabel bebas atau variabel yang menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variable lain adalah luas permukaan. Gula pasir sebagai sampel memiliki tiga perlakuan berbeda. Sampel pertama tidak diberi perlakuan, sampel kedua, gula dihaluskan menggunakan penngerus atau ulekan, sampel ketiga, gula pasir dihaluskan menggunakan blender. Variabel terikat atau variabel yang keberadaannya menjadi suatu akibat adalah kelarutan (larut atau tidak larut). Variabel control atau variabel yang dikendalikan pengaruhnya adalah waktu pengadukan, kecepatan pengadukan, suhu, intensitas cahaya, jenis gula. Pada proses pengadukan, digunakan sendok dan gelas plastik sebagai medianya. Kecepatan pemutaran juga dusamakan yaitu satu pulataran per detik selama 2 menit. Proses pengadukan perlu dilakukan untuk mempercepat durasi pelarutan, namun dengan kecepatan yang sama. Pada sampel pertama yaitu gula pasir tanpa perlakuan didapatkan hasil sisa endapan yang cukup banyak, tidak berbau dan tidak berwarna. Gula pasir pada sampel pertama masih berupa butiran utuh dan kasar, sehingga memiliki luas permukaan sentuh yang sempit untuk bertumbukan antar partikel. Hal tersebut mengakibatkan tumbukan yang terjadi sedikit, sehingga laju reaksi lambat. Pada sampel kedua yaitu gula pasir dengan perlakuan digerus didapatkan hasil sisa endapan yang sedikit, tidak berbau dan tidak berwarna. Gula pasir pada sampel kedua masih berupa serbuk yang cukup halus, sehingga memiliki luas permukaan sentuh yang cukup luas untuk bertumbukan antar partikel. Hal tersebut mengakibatkan tumbukan yang terjadi cukup banyak, sehingga laju reaksi menjadi cukup cepat. Pada sampel ketiga yaitu gula pasir dengan perlakuan diblender didapatkan hasil tidak ada sisa endapan, tidak berbau dan tidak berwarna. Gula pasir pada sampel ketiga berupa serbuk halus, sehingga memiliki luas permukaan sentuh yang luas untuk bertumbukan antar partikel. Hal tersebut mengakibatkan tumbukan yang terjadi cukup banyak, sehingga laju reaksi menjadi cepat. Faktor kesalahan pada praktikum ini adalah kurangnya kualitas bahan. Air yang digunakan adalag air keran, sehingga tidak menuup kemungkinan mengandung zat lain yang bisa mempengaruhi pelarutan tersebut. Pada praktikum kedua yaitu luas permukaan terhadap pelarutan gula dan pengaruh suhu terhadap difusi analisis yang telah digunakan adalah analisis kualitatif, sehingga tidak ada pengamatan yang bersifat perhitungan. Objek yang diamati dalam praktikum ini adalah warna, bau, dan kelarutan (larut atau tidak larut). Bahan yang digunakan dalam praktikum kedua adalah pelarut air dan tinta ungu pekat. Sifat fisik pelarut air diantaranya berwujud cair, tidak berwarna dan tidak berbau. Sifat fisik tinta berwujud cair, berwarna ungu pkat dan Berbau khas. Variabel bebas atau variabel yang menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variable lain pada praktikum kedua adalah suhu. suhu memiliki tiga perlakuan berbeda. Sampel pertama, air memiliki suhu panas, sampel kedua air memiliki suhu biasa, Sampel ketiga air memiliki suhu dingin. Variabel terikat atau variabel yang keberadaannya menjadi suatu akibat adalah difusi atau penyebaran tinta. Variabel control atau variabel yang dikendalikan pengaruhnya adalah waktu pengamatan, jenis pelarut, suhu, intensitas cahaya, jenis tinta. Difusi adalah peristiwa perpindahan partikel dari lingkungan dengan konsentrasi tinggi menuju lingkungan dengan konsentrasi rendah (Rizzo. 2010). Proses difusi menjadi proses yang penting pada sistem tubuh manusia, seperti pada difusi oksigen dan karbondioksida dalam sistem pernafasan, difusi Ca pada sinaps dalam sistem saraf, difusi beberapa molekul yang terjadi pada ginjal untuk mempertahankan homeostatis darah dalam sistem urinari dan difusi zat (obat) dalam berbagai sistem tubuh manusia (Miranti, 2009) Volume atau wadah cairan hingga cairan berdifusi menjadi cairan lain yang dapat larut. Misalnya saja saat tetesan pewarna makanan merah ditambahkan pada segelas air, air menjadi berwarna merah seleuruhnya. Tingkat difusi di alam relatif lambat terhadap gas pada suhu normal. Karena rata-rata pemisahan antar partikel dalam cairan jauh lebih sedikit daripada yang ada di gas, densitas cairan jauh lebih tinggi daripada densitas gas. Pada sampel pertama atau air panas setelah diteteskan 3 tetes tinta, terjadi penyebaran yang cepat. Pigmen dari cairan tinta menyebar merata. Hal tersebut diaktibatkan suhu yang panas dapat meningkatkan energy kinetik suatu partikel. Hal tersebut mengakibatkan suatu partikel sering bertumbukan. yang terjadi penyebaran semakin mudah difusi). Pada sampel kedua atau air biasa setelah diteteskan 3 tetes tinta, terjadi penyebaran yang cukup cepat. Cairan tinta cenderung berada di bagian bawah hingga tengah. Hal tersebut diaktibatkan suhu yang panas dapat meningkatkan energi kinetik suatu partikel. Hal tersebut mengakibatkan suatu partikel sering bertumbukan. yang terjadi penyebaran semakin mudah(difusi). Pada sampel ketiga setelah diteteskan 3 tetes tinta, terjadi penyebaran yang lambat. Cairan tinta hanya ada bagian bawah saja. Hal tersebut diaktibatkan suhu yang dingin dapat memperlambat energi kinetik suatu partikel. Hal tersebut mengakibatkan suatu partikel jarang atau tidak bertumbukan sehingga penyebaran berjalan lambat. Faktor kesalahan pada praktikum ini adalah kurangnya kualitas bahan. Air yang digunakan adalag air keran, sehingga tidak menuup kemungkinan mengandung zat lain yang bisa mempengaruhi pelarutan tersebut. F. KESIMPULAN Pada praktikum kali ini yaitu berjudul “Pengaruh Luas Permukaan Terhadap Pelarutan Gula Dan Pengaruh Suhu Terhadap Difusi Tinta” yang bertujuan mengetahui faktor yang berpengaruh dalam pelarutan gula seperti luas permukaandan dan mengetahui faktor yang berpengaruh dalam difusi seperti suhu. Prinsip dasar pada praktikum luas permukaan terhadap pelarutan gula adalah pelarutan dan laju reaksi. Laju reaksi didefinisikan sebagai pengurangan atau penambahan konsentrasi dari reaktan atau produk dalam tiap satuan waktu Prinsip kerja pada parktikum luas permukaan terhadap pelarutan gula adalah memindahtuangkan, memindahkan padatan,melarutkan, mengamati, mengaduk. Pada praktikum Pengaruh luas permukaan terhadap pelarutan gula, sampel satu berupa larutan gula pasir tanpa perlakuan masih memiliki sisa, sehingga pelarutan tidak terjadi secara sempurna. pada sampel dua berupa larutan gula pasir yang telah digerus masih memiliki sedikit sisa, sehingga pelarutan tidak terjadi secara sempurna. Pada sampel tiga berupa larutan gula pasir yang telah diblender tidak memiliki sisa, sehingga pelarutan terjadi secara sempurna. Prinsip dasar pada praktikum pengaruh suhu terhadap difusi tinta adalah difusi. yaitu peristiwa perpindahan partikel dari lingkungan dengan konsentrasi tinggi menuju lingkungan dengan konsentrasi rendah. pelarutan dan laju reaksi. Prinsip kerja yang dilakukan yaitu meneteskan, menuangkan, mengamati, mendinginkan dan memanaskan. Pada sampel satu yaitu air dengan suhu panas setelah ditambahkan tinta, penyebaran warna tinta menyebar dengan cepat. Pada sampel dua yaitu air dengan suhu kamar, penyebaran warna tinta menyebar cukup cepat. Pada sampel tiga yaitu air dengan suhu kamar, penyebaran warna tinta menyebar lambat. Oleh karena itu, luas permukaan berpengaruh pada pelarutan gula. Semakin luas bidang kontak permukaan, semakin sering terjadi tumbukan, semakin cepat terjadi pelarutan atau reaksi. Selain itu, suhu juga mempengaruhi difusi suatu cairan, semakin tinggi besar suhu, semakin tinggi energy kinetic, semakin besar tumbukan antar partikel, semakin cepat terjadi reaksi. G. DAFTAR PUSTAKA Ansel C. Howard 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: Universitas Indonesia Press Chang, Raymond. 2010. Chemistry 10th Edition. New York: Mc-GrawHill Education D.C. Rizzo. 2010. Fundamentals of Anatomy Physiology L. Miranti. 2009. Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri Kencur (Kaempfiria galangal L.) dengan basis Salep Larut Air terhadap Sifat Fisik Salep dan Daya Hambat Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Sibelberg, Patricia Amateis. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of matter and change 7th edition. New York: Mc-GrawHill Education H. DOKUMENTASI 1. Dokumentasi Pengamatan Pengaruh Luas Permukaan terhadap Pelarutan Gula Gambar pada saat penghalusan sampel Gambar sebelum Pelarutan Gambar jenis sampel Gambar setelah Pelarutan Gambar sisa sampel pada pelarutan sampel gula pasir tanpa perlakuan 2. Dokumentasi Pengamatan Pengaruh Suhu terhadap Difusi Tinta Gambar Alat dan bahan yang digunakan