PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PEKERJAAN PENGAWASAN Pekerjaan Bekisting a. Pengecekan Material Monitoring pendatangan material bekisting berdasarkan data kebuuhan saat perencanaan. Hal-hal yang dicek antara lain bentuk dan dimensi. Apakah material bengkok atau tidak apakah ketebalan plywood sesuai ketentuan b. Pengawasan Pabrikasi Bekisting - Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja. PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Gambar Pekerjaan Pabrikasi Bekisting - Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan balok/kaso. - Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran. - Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal. c. Pengawasan Pemasangan Bekisting - Pemasangan menyesuaikan garis marka uuryang telah dibuat. - Cek ukuran (posisi,ketegakan,kedataran - Cek perkuatan bekisting apakah sudah benarbenar kuat PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Pekerjaan Penulangan Pengecekan Pengajuan Pengecekan Mateial NO Pengawasan Pabrikasi Tulangan YES SELESAI PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER a. Pengecekan Pengajuan Pengecekan pengajuan bertujuan untuk menyesuaikan apakah jenis tulangan yang diajukan oleh kontraktor sama dengan dengan yang ada pada shop drawing. Disini memakai besi Ø12 , D13 , D19 , dan D22. Maka data besi yang diajukan harus sesuai dengan spek yang elah ditentuakan. b. Pengecekan Material Setelah material yang diajukan disetujui oleh pengawas, maka material yang diajukan didatangkan. Setela material datang makan dilakukan cek mutu material. Apakah material yang datang tersebut sesuai dengan mutu rencana. Syarat dan ketentuan pengecekan serta pemeriksaan mutu tulanagan berdasarkan RKS adalah sebagai berikut: a. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat: - Peraturan Beton Indonesia (NI.2- 1971). - Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya). - Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971. - Mempunyai penampang yang sama rata. - Ukuran disesuaikan dengan gambar gambar. PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Tabel Toleransi Tulangan Polos Penyimpang No Diameter (d) Toleransi an kebundaran (mm) (mm) 1 6 + 0,3 2 8 < d < 14 + 0,4 (%) Maksimum 70 dari batas 3 16 < d < 25 + 0,5 4 28 < d < 34 + 0,6 5 d > 346 + 0,8 toleransi Sumber : SNI 07-2052-2014 Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan perencana/pengawas.. Besi beton yang tidak memenuhi syarat- syarat karena kwalitasnya tidak sesuai dengan PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER spesifikasi (R.K.S.) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis dari pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam. c. Pengawasan Pabrikasi Tulangan Proses fabrikasi adalah merupakan tahap pekerjaan pembesian yang pertama kali, dan merupakan proses perakitan tulangan disuatu tempat yang telah ditentukan yang meliputi proses pemotongan, dan penyambungan. pembengkokan Terdapat satu tempat fabrikasi yang terletak di depan kantor. Peralatan yang digunakan pada saat fabrikasi : 1. Cutter Wheel PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2. Pan pembengkok Pelaksanaan Pabrikasi Tulangan : 1. Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja. 2. Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton. 3. Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang. PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan 4. lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan bekesting. Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga 5. bekesting dikerjakan dahulu baru setelah itu dilanjutan dengan pembesian tulangan. d. Pengawasan Pemasangan Toleransi pada pemasangan tulangan. 1 Terhadap selimut beton : + 50 mm 2 Jarak terkecil pemisah antara batangan :+ 25 mm 3 Tulangan atas pada pelat dan balok : - balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : + 25 mm - balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : + 50 mm. - Balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : +100 mm - Panjang batang: + 50 mm Pembengkokan tulangan sesuai PBI’71 PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan itu seperti misalnya dipanaskan. 2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya. 3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkok lapangan, kecuali atau diluruskan di apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana. 4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana. 5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850 C. 6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan diatas 100 C yang bukan pada waktu dilas, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin. 7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali apabila diijinkan oleh perencana. 8. Batang tulangan pemanasan tidak yang dibengkok dengan boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air. 9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian bengkokan. Toleransi pada potongan dan pembengkokan tulangan 1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambargambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh Perencana. Apabila tidak PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER ditetapkan oleh Perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransitoleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut. 2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar + 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan – 25 mm. 3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar + 10 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar + 25 mm untuk jarak lebih dari 60 cm. PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Pemancangan Sheet Pile dan Mini Pile Mulai Pengajuan Pengecekan NO Pengecekan Material YES S Pengawasan SELESAI PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1. Pengajuan Pengecekan Pengawas menyesuaikan jenis sheet pile dan mini pile yang diajukan kontraktor dengan perencana. Cek material yang diajukan dengan data pada gambar dan RKS. Pengecekan meliputi dimensi sheet pile, yaitu 22x50x800 cm3 dan mini pile berdimensi 30x30x600 cm3 dengan mutu beton keduanya K-500. Jika sesuai maka datangkan material, jika tidak sesuai maka lakukan pengajuan kembali. 2. Pengecekan Material Setelah pengajuan, dilakukan mobilisasi tenaga pekerja, mobililsasi alat berat, dan mobilisasi bahan. Pada waktu kedatangan material, harus dipastikan dilampiri mill sheet untuk pemantauan kesesuaian material yang diterima dengan spesifikasi teknis pekerjaan.. Harus dipastikan kode dan tanggal produksi sesuai dengan mill sheet yang dilampirkan pada surat pengiriman barang. PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Sebelum digunakan, material tiang pancang harus diperiksa kembali : Tidak ada yang retak, cacat dan pecah – jika ada yang retak, cacat atau pecah maka harus dipisahkan untuk direpair oleh produsen pile sebelum digunakan Ukuran penampang dan panjang harus sesuai dengan spesifikasi dan penempatannya pada gambar konstruksi Umur beton harus sudah memadai untuk dipancang – jika masih belum cukup umur maka dipisahkan dulu dan ditunggu sebelum dipakai Gambar. Sheet Pile PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 3. Pengawasan pemancangan Pemancangan menggunakan alat Hidraulic Jack In Pile T-Works 240. Dalam sehari dapat memancang sekitar 24 sheet pile. Dengan 4 orang pekerja (2 operator dan 2 kru bawah). Produktifitas alat tersebut dengan dimensi sheet pile 22x50x800 yaitu Pada saat pekerjaan pemancangan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Pile telah ditempatkan pada titik rencana dan diperiksa vertikalitasnya dari 2 arah (X-Y penampang tiang pancang), toleransi kemiringan mengikuti ketentuan spesifikasi alat dan spesifikasi teknis – pemeriksaan boleh dilakukan dengan pendulum/bandul, selama kondisi angin tidak terlalu besar dan tidak mengganggu posisi bandul (harus bisa diam/stabil) Kelurusan atau vertikalitas tiang pancang selama pemancangan harus selalu dipantau oleh PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER operator dan pengawas, jika terjadi pergeseran vertikalitas atau tiang menjadi miring, maka harus dihentikan dulu pemancangannya : - jika masih memungkinkan, tiang pancang diatur supaya vertikal kembali. - jika sudah tidak memungkinkan penyesuaian tiang pancang, dilakukan penyesuaian sumbu tekan besi supaya sejajar dengan kemiringan sumbu tiang dan jika kemiringan bertambah semakin parah di luar toleransi, lakukan pemancangan selanjutnya dengan benar. Jika diperlukan penyambungan diusahakan tidak melebihi 3 sambungan tiang Jika terdapat lapisan lensa/lapis tipis tanah keras, diusahakan untuk mengakibatkan ditembus tegangan spesifikasi material dengan internal tidak melebihi PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Gambar. Hidraulic Jack In Pile T-Works 240 PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Pengecoran Chamber Mulai Pengajuan Pengecekan NO Pengecekan Material YES S Slump Test dan Pengawasan SELESAI PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1. Pengajuan Pengawas bersama kontraktor mengajukan campuran mix design dan volume yang dibutuhkan. Mutu beton yang diajukan adalah K- sebanyak 58m3. 2. Pengujian Setelah campuran mix design datang, pengawas mengawasi slump test 3. Pengawasan Pengecoran menggunakan alat berat concrete pump. Mendatangkan 8 molen dengan volume total 58m3. Gambar. PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERHITUNGAN VOLUME Menghitung Volume Menghitung volume digunakan untuk mengetahui hasil Rencana Anggaran Biaya (RAB). Volumevolume tersebut terdiri dari volume pekerjaan struktur, arsitektur, dan ME. Volume pekerjaan yang dihitung adalah proyek pembangunan rumah tinggal dua lantai kavling 1, Medokan Surabaya. Berikut perhitungan volume arsitektur terhitung : a. Volume pekerjaan dinding Langkah-langkah menghitung volume pekerjaan dinding : 1. Mempelajari gambar rencana. Gambar tersebut meliputi gambar denah, tampak, dan potongan. Dari gambar denah terdapat pembagian grid vertikal dan horizontal Gambar Denah Kav. 1 PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2. Bagi pehitungan menjadi dua, yaitu 1:3 untuk dinding yang menggunakan trasram dan 1:6 untuk dinding biasa. Dan bagi grid untuk vertikal dan horizontal 3. Hitung panjang dan tinggi dinding di setiap gridnya. 4. Hitung luas benangan di setiap dinding yang memilik opening (pintu, jendela, boven, dll.) 5. Hitung panjang plint lantai untuk dinding 1:3 yang memakainya dengan tinggi 10 cm 6. Hitung jumlah titik penerangan, ac, stop kontak, dan saklar di setiap ruangan. 7. Output hasil perhitungan volume dinding terlampir. b. Volume pekerjaan plafond dan keramik 1. Pelajari gambar denah plafond dan denah keramik PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Gambar Denah Plafond lantai 1 Gambar Denah Keramik lantai 1 2. Hitung luasan ruangan-ruangan. Untuk keramik, hitung dari tembok dalam. Untuk plafond, hitung mulai as bangunan. 3. Perhitungan keramik dibagi menjadi banyaknya jenis ukuran yang dipakai, yaitu granit 60x60, keramik kamar mandi 20x20, keramik dinding kamar mandi 20x25, dan keramik 30x30 4. Hitung keramik tangga dengan menghitung luasan anak tangga dan bordes kemudian dikalikan dengan banyaknya jumlah anak tangga. Dilanjutkan menghitung total panjang step nosing selebar 3 cm c. Volume pekerjaan balok latai PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Balok latai adalah balok beton yang terletak diatas kusen pintu dan jendela dimana fungsi dari balok ini adalah agar kusen tidak menerima beban langsung dari atas melainkan dipikul oleh balok ini sehingga kusen akan tetap kuat dan tidak melengkung karena berat beban dari atas dan ketika terjadi gempa beban tidak menimpa langsung kusen sehingga daun pintu tidak terjepi kusan serta bebas dibuka dan menjadi tempat untuk evekuasi. 1. Pelajari gambar denah kusen. Terdapat 5 detail pintu berbedan dan 5 detail jendela berbeda. Gambar Denah Kusen lantai 1 PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2. Hitung dimensi balok yang dibawahnya terdapat opening Contoh perhitungan balok latai d. Volume pekerjaan atap 1. Pelajari gambar denah atap dan tampak samping bangunan. Gambar Denah Atap PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Gambar Tampak Samping Kiri 2. Hitung dimensi atap 3. Hitung luas atap berdasarkan bentuk-bentuk bangunan 4. Input pada perhitungan volume atap 5. Data perhitungan volume atap Deskripsi : Perhitungan Rangka dan Penutup Atap Dimensi No type Grid Luasan Alas lebar Tinggi n / jumlah m m m bh m2 9.95 5.95 5.95 2.95 2.95 3.61 4.57 2.95 1.24 3.61 1.00 2.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 6.56 7.52 5.23 13.48 35.92 8.25 24.56 101.53 3.00 3.00 1.00 1.00 1.00 9.39 12.51 5.95 2.55 1.03 atap B - E / 7 - 9 A A C - C F F / / / 6 1 1 - 8 4 9 A - C / 2 - 8 A A C - F F D / 7 1 4 - 9 8 7 atap utama 4.45 2.55 1.45 5.90 14.40 7.35 10.85 Total wuwung atap utama 3.13 4.17 5.95 2.55 1.03 Total 31.43 lisplank A A 8 - F F 9 / / / 7 1 B atap utama 6.15 6.15 2.55 Total 0.23 0.23 0.23 1.00 1.00 1.00 1.41 1.41 0.59 3.42 PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER