1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Integrasi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Integrasi pertumbuhan dan perkembangan sebagian besar dipertahankan oleh
interaksi konstan dari gen, hormon, nutrisi, dan beberapa faktor lain seperti
sosioekonomi. Pertumbuhan sangat berkaitan erat dengan nutrisi. Oleh karena itu
vitamin memiliki peran penting bagi pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin A
adalah bahan utama bagi fungsi tubuh dan kesehatan yang dibutuhkan dalam jumlah
sedikit namun sangat bermanfaat bagi tubuh. Beberapa kelompok vitamin seperti
vitamin A, D, E, K, C, B1, B2, niacin, B6, B12, folat, biotin, dan asam pantothenat
memiliki fungsi fisiologisnya masing-masing.1,2
Vitamin A memiliki peran penting bagi fungsi sistemik, termasuk diferensiasi sel
normal dan fungsi permukaan sel, regulasi gen, pigmentasi penglihatan, pertumbuhan
dan perkembangan, fungsi imun, dan reproduksi. Namun vitamin A pada dosis tinggi
bersifat toksik sehingga dapat menyebabkan nyeri dan kerapuhan pada tulang,
hidrocephalus (pada bayi dan anak-anak), kulit kering dan pecah-pecah, gingivitis,
anoreksia, dan hepatomegali.2
Derivat vitamin A yang digunakan dalam dunia dermatologist adalah vitamin A
alkohol (retinol), vitamin A ester (retinil palmitat dan retinil asetat), vitamin A aldehid
(retinal), dan tretinoin (all-trans retinoic acid). Isotretinoin adalah tretinoin (all- transretinoic acid) dan struktural isomer isotretinoin (13-cis-retinoic acid)
digunakan terutama untuk perawatan jerawat yang parah.3
1
yang dapat
2
Vitamin A dan metabolitnya sangat penting untuk perkembangan normal embrio
namun isotretinoin yang digunakan dalam dosis tinggi telah terbukti bersifat
teratogenik bagi manusia karena akan menyebabkan fenotipe spesifik yang
dikarakterisasikan dengan malformasi kongenital otak, jantung dan arteri utama,
kraniofasial dan timus (termasuk anoitia/mirotia, micrognathia, cleft palate, defek
truncus arteriosus, abnormalitas arcus aorta, defek timus, retina dan abnormalitas
nervus optikus dan defek (CNS). Banyak defek yang timbul dari migrasi abnormal sel
neural crest
kranium
atau defek pada pola aksial awal. Berdasarkan penelitian,
individu yang mengkonsumsi obat yang mengandung isotretinoin (13-CIS-RA) dengan
rentang dosis 0,5 – 1,5 mg/hari, pada trimester pertama khususnya minggu ke-20
kehamilan dapat menimbulkan defek pada janin. 3
Vitamin A yang berasal dari tumbuhan berbentuk provitamin A, dikenal dengan
karotenoid atau beta karoten yang akan diubah menjadi retinol dalam tubuh dan
beberapa bentuk aktif vitamin A termasuk tretinoin. Salah satu sumber provitamin A
yang berasal dari tumbuhan adalah provitamin A yang berasal dari buah merah yang
merupakan buah asli papua dan memiliki potensi sebagai makanan fungsional karena
memiliki aktivitas anitioksidan. Tingginya kandungan karotenoid (beta karoten) dalam
buah merah membuat buah ini digunakan secara empiris untuk mencegah dan
mengobati berbagai penyakit, diantaranya untuk penyakit degenerasi seperti
arteriosklerosis, rheumatoid arthritis, stroke, dan kanker.2,4,5
3
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dapat diidentifikasikan masalah,
apakah pemberian minyak buah merah dapat mempengaruhi perkembangan palatum
pada mencit galur swiss webster.
1.3 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian
minyak buah merah terhadap perkembangan palatum pada mencit galur swiss webster.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya
adalah:
1.4.1 Manfaat Akademik
Menambah ilmu pengetahuan mengenai pengaruh pemberian minyak buah merah
terhadap perkembangan palatum mencit dan sebagai landasan untuk penelitianpenelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai keamanan mengkonsumsi buah merah
selama masa kehamilan.
4
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Vitamin adalah molekul organik yang di dalam tubuh mempunyai fungsi yang sangat
bervariasi. Tubuh manusia memerlukan beberapa vitamin untuk fungsi tubuh seperti
metabolisme yang berperan sebagai kofaktor dimana menghasilkan energi untuk
mendukung kerja sel diantaranya dalam proses glikolisis, siklus krebs, transport
elektron dan beta oksidasi selain itu vitamin juga berperan dalam kesehatan tulang dan
gigi, penglihatan yang baik, dan untuk memelihara kesehatan.6,7
Vitamin A terdiri dari 3 senyawa yang mempengaruhi aktivitas metabolisme: alkohol
(retinol), aldehid (retinal atau retinaldehid), dan asam (asam retinoat). Vitamin A
(retinoid) telah terbukti bersifat toksik pada embrio. Hal ini terutama disebabkan oleh
13-cis-retinoic acid yang dapat menyebabkan malformasi kraniofasial, sistem saraf
pusat, kardiovaskuler, dan thymus pada janin.2
Senyawa 13-cis–retinoic acid merupakan bentuk paling efektif bagi perawatan
jerawat. Pada wanita hamil yang mengkonsumsi obat jerawat dengan vitamin A dosis
tinggi dapat menyebabkan malformasi pada janin karena migrasi abnormal sel neural
crest kranium atau defek pada pola aksial awal. Hal ini terjadi bila wanita hamil
menkonsumsi vitamin A lebih dari 3000 RAEs /hari (retinol activity equivalent).2,3
Vitamin A terdiri dari dua kategori, bergantung dari sumber makanan yang berasal
dari hewan atau tumbuhan. Vitamin A yang berasal dari hewan disebut preformed
vitamin A dan diabsorbsi sebagai retinol, sedangkan yang berasal dari tumbuhan
mengandung provitamin A yang disebut sebagai karotenoid dimana dalam tubuh akan
diubah menjadi retinol dan bentuk aktif lain dari vitamin A termasuk tretinoin.2
5
Vitamin A banyak terkandung dalam buah merah yang merupakan buah asli papua
dan memiliki potensi sebagai makanan fungsional karena mengandung senyawa
karotenoid atau beta karoten yang tinggi sehingga memiliki aktivitas antioksidan,
aktivitas provitamin A, dan aktivitas antiproliferasi yang mendekati bahkan melebihi
aktivitas doxorubicin yang merupakan obat kemoterapi.4,5,8 Beta karoten mempunyai
aktivitas provitamin A karena adanya cincin beta-ionon yang tidak terhidrolisis.
Kesimetrisan cincin terminal karoten berhubungan dengan aktivitas biologinya untuk
menjadi vitamin A.9
Beta karoten memiliki manfaat bagi tubuh untuk menanggulangi kebutaaan karena
xeropthalmia,
meningkatkan sistem
imun,
membantu diferensiasi sel epitel,
pertumbuhan, reproduksi, dan yang paling penting memiliki aktivitas antioksidan
sebagai antikanker, mencegah proses penuaan dini dan penyakit degeneratif.
Konsentrasi beta karoten plasma yang tinggi dapat menurunkan risiko terjadinya
penyakit kanker paru-paru dan penyakit jantung.9
Beta karoten dapat dikonversikan menjadi senyawa vitamin A yang aktif salah
satunya isotretinoin melalui oksidasi bertahap dari β-karoten. Namun jika dikonsumsi
dengan dosis tinggi akan menyebabkan defek pada embrio seperti malformasi
kongenital pada otak, jantung, skeletal, mata, sistem saraf pusat, kranium dan struktur
kraniofasial terutama palatoschisis.3,10
Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengaruh
pemberian minyak buah merah yang kaya akan beta karoten terhadap perkembangan
palatum pada mencit.
6
1.5.2
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini yaitu pemberian minyak buah merah dapat
menyebabkan palatoschisis pada mencit.
1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium sungguhan. Bila
didapatkan celah palatum pada dua kelompok atau lebih maka dilanjutkan dengan uji
statistik one way anova.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Patologi
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Rumah Sakit Hasan Sadikin,
Laboratorium Farmakognostik Sekolah Farmasi ITB Bandung dan Laboratorium
Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
dimulai pada Juli 2012 sampai Desember 2012.
Penelitian
Download