Uploaded by fahruadam

Pertumbuhan laba

advertisement
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DALAM MEMPREDIKSI
PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
TAHUN 2005-2010
ARTIKEL ILMIAH
Oleh :
SHANTY WARTHY
NIM : 2008210046
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2012
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DALAM MEMPREDIKSI
PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2005-2010
Shanty Warthy
STIE Perbanas Surabaya
Email : [email protected]
Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya
ABSTRACT
The objective of this research is to test the relationship between financial performance to
predict the earning changes for one year. The financial performance are independent ratio
and earning changes is dependent ratio. Data were taken from Indonesia Stock Exchange
which has published in 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 by manufacture firm. Nine
ratios are use in this research. The sample consist of 37 manufacturing firm listed in
Indonesia Stock Exchange. The test using Multiple Regression Analysis. This research
shows that simultaneously variable independent are able to predict the earning changes of
manufacture firm, although individually only Time Interest Earned, Gross Profit Margin,
and Return on Total Asset are significantly usefull to predict earning changes of
manufacture firm listed in Indonesia Stock Exchange during 2005 until 2010.
Keyword : Financial Performance , Predict Earning Change, Financial Ratio
mengestimasi arus kas yang akhirnya
dapat digunakan untuk mengestimasi nilai
saham perusahaan, yang dapat diartikan
bahwa besarnya dividen yang akan
diperoleh perusahaan di masa yang akan
datang, sehingga dapat disimpulkan
bahwa
memprediksi
laba
pada
perusahaan akan sangat diperlukan.
Untuk menguji kemampuan memprediksi
pertumbuhan laba di masa mendatang
dapat menggunakan rasio keuangan yang
dapat dilihat dari informasi yang ada
dalam laporan keuangan. Rasio keuangan
merupakan alat yang menjelaskan
hubungan tertentu antara angka yang satu
dengan angka yang lainnya dalam laporan
keuangan (Syafaruddin Alwi, 1994:107).
Analisis rasio keuangan didasarkan pada
data keuangan historis yang tujuan
utamanya adalah memberi suatu indikasi
PENDAHULUAN
Menurut Brigham dan Houston (2001:78)
,pada dasarnya masyarakat luas mengukur
keberhasilan perusahaan berdasarkan
kemampuan perusahaan yang dilihat dari
kinerja manajemen. Dari sudut pandang
investor, analisis laporan keuangan
digunakan untuk memprediksi masa
depan, sedangkan dari sudut pandang
manajemen, analisis laporan keuangan
digunakan
untuk
membantu
mengantisipasi kondisi di masa depan dan
yang lebih penting sebagai titik awal
untuk perencanaan tindakan yang akan
mempengaruhi peristiwa di masa depan.
Kesehatan kinerja keuangan didasarkan
pada
informasi
keuangan
yang
disampaikan oleh manajemen dalam
bentuk neraca, laporan rugi-laba, dan
laporan arus kas (Suparno,2003:39).
Informasi laba merupakan alat untuk
1
kinerja perusahaan pada masa yang akan
datang.
Salah satu alat yang dipakai untuk
mengetahui kondisi keuangan adalah
laporan keuangan yang disusun pada
setiap akhir periode yang berisi
pertanggung jawaban dalam bidang
keuangan atas berjalannya suatu usaha.
Laporan keuangan merupakan hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat berkomunikasi antara data
finansial atau aktivitas suatu perusahaan
dengan
pihak-pihak
lain
yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas
tersebut (Munawir, 2002:2). Laporan
keuangan dimanfaatkan oleh investor
dalam
pengambilan
keputusan
ekonominya.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh
Mas’ud Mahfoedz (1994), Nurjanti dan
Erni Ekawati (2003), Roma Uly Juliana
dan Sulardi (2003) menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan hasil penelitian
mengenai
rasio
keuangan
dalam
memprediksi pertumbuhan laba.
Penelitian ini mencoba untuk lebih
melihat kinerja keuangan yang terdiri dari
rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan
rasio profitabilitas secara bersama-sama
maupun secara parsial dapat memprediksi
pertumbuhan laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2005-2010.
Penelitian ini diharapkan memberikan
masukan kepada peneliti berikutnya dan
bagi para investor yang ingin berinvestasi
dengan
terlebih
dahulu
melihat
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba.
RERANGKA
HIPOTESIS
TEORITIS
alat analisa keuangan yang nantinya akan
diketahui mengenai baik buruknya
keadaan keuangan pada suatu perusahaan.
Dalam menilai kinerja keuangan suatu
perusahaan,
pihak-pihak
yang
berkepentingan perlu mengetahui kondisi
keuangan perusahaan yaitu dapat
diketahui
dari
laporan
keuangan
perusahaan tersebut yang terdiri dari
neraca, laporan perhitungan laba rugi,
laporan arus kas, serta laporan perubahan
modal. Untuk memahami informasi
tentang
laporan
keuangan
sangat
dibutuhkan analisis laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan ringkasan
dari suatu proses pencatatan, ringkasan
dari transaksi- transaksi keuangan yang
terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan (Mamduh dan Abdul
Halim, 2009:75). Ada beberapa cara yang
dapat digunakan dalam mengukur kinerja
keuangan suatu perusahaan. Kinerja
keuangan perusahaan dapat diukur
dengan analisis laporan keuangan
komparatif, analisi laporan keuangan
common- size, analisis rasio, analisis arus
kas. Dalam penelitian ini, kinerja
keuangan perusahaan akan diukur dengan
menggunakan analisis rasio keuangan.
Pengertian Rasio Keuangan dan
Macam – Macam Rasio Keuangan
Rasio adalah sebuah indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan
didapat dengan membagi satu angka
dengan angka lainnya, sehingga dapat
mengetahui gambaran kepada penganalisa
tentang baik atau buruknya angka rasio
tersebut dibandingkan dengan angka
standard (Van Horne, 2005:192). Rasio
keuangan merupakan angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari
suatu pos laporan keuangan dengan pos
lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan
dan
signifikan
(Harahap,
2004:297).
DAN
Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan adalah suatu gambaran
tentang kondisi keuangan perusahaan
yang dapat dianalisis menggunakan alat2
Macam-macam rasio keuangan antara
lain :
WCTA =
1. Rasio Likuiditas
Rasio
ini
mengukur
kemampuan
likuiditas jangka pendek perusahaan
dengan melihat aktiva lancar perusahaan
relatif terhadap hutang lancar, dalam hal
ini merupakan kewajiban perusahaan
(Mamduh dan Abdul Halim ,2009:77).
Rasio likuiditas dapat dihitung melalui
sumber informasi modal kerja yaitu pospos aktiva lancar dan hutang lancar. Yang
termasuk dalam rasio likuiditas yaitu ;
a. Current Ratio
Current Ratio yang tinggi menunjukkan
adanya kelebihan aktiva lancar yang akan
mempunyai pengaruh kurang baik untuk
profitabilitas perusahaan itu sendiri
(Mamduh dan Abdul Halim ,2009:77) .
2. Rasio Sovabilitas
Rasio solvabilitas dimaksudkan sebagai
kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar semua hutang-hutangnya (baik
jangka pendek maupun jangka panjang)
apabila sekiranya pada saat tersebut
perusahaan dilikuidasi (Mamduh dan
Abdul Halim, 2009:81). Yang termasuk
didalam rasio solvabilitas , yaitu :
a. Current Liabilities to Equity
Current Liabilities to Equity (CLE)
digunakan
atau
dihitung
dengan
menggunakan hutang atau kewajiban
lancar dan membaginya dengan modal.
(Nurjanti dan Erni Ekawati , 2003:265).
Rumus Current Liabilities to Equity,
yaitu:
Rumus Rasio Lancar yaitu :
CLE =
Current Ratio =
b. Debt to Total Asset
Debt to Total Asset menghitung seberapa
jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio
yang
tinggi
berarti
perusahaan
menggunakan
leverage
keuangan
(finansial leverage) yang tinggi (Mamduh
dan Abdul Halim,2009:81). Rumus Debt
to total asset , yaitu :
b. Quick Ratio
Quick Ratio mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek melalui aktiva lancar yang
benar-benar likuid (Mamduh dan Abdul
Halim ,2009:77) . Rumus Quick Ratio
yaitu :
Debt to Total Asset =
Quick Ratio =
c. Working Capital to Total Assets
Working Capital to Total Assets (WCTA)
menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menggunakan aktiva lancar
perusahaan, sehingga mampu membayar
utang jangka pendeknya sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan (Riyanto,
1995:194). Rasio ini digunakan untuk
mengukur likuiditas dari total aktiva
dengan posisi modal kerja.Rumus WCTA
, yaitu :
c. Times Interest Earned
Times Interest Earned (TIE) menghitung
seberapa besar laba sebelum bunga dan
pajak yang tersedia untuk menutup beban
bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan
situasi yang “aman”, meskipun barangkali
juga menunjukkan terlalu rendahnya
penggunaan
hutang
perusahaan.
Sebaliknya,
rasio
yang
rendah
memerlukan perhatian dari pihak
3
manajemen (Mamduh dan Abdul
Halim,2009:82). Rumus TIE , yaitu :
c. Perputaran Total Aktiva
Rasio ini untuk menghitung efektivitas
penggunaan total aktiva (Mamduh dan
Abdul Halim,2009:81).Rumus Perputaran
Total Aktiva yaitu :
TIE =
d. Fixed Charge Coverage
Rasio ini menghitung kemampuan
perusahaan membayar total beban tetap,
termasuk biaya sewa. Meskipun sewa
bukan hutang, tetapi sewa merupakan
beban tetap dan mengurangi kemampuan
hutang perusahaan (Mamduh danAbdul
Halim,2009:82). Rumus Fixed Charge
Coverage yaitu :
Perputaran Total Aktiva =
d. Perputaran Persediaan
Rasio ini untuk mengetahui berapa kali
persediaan
perusahaan
mengalami
perputaran
(Mamduh
dan
Abdul
Halim,2009:79).
Rumus
Perputaran
Persediaan yaitu :
FCC =
3. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa aset
kemudian menentukan berapa tingkat
aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada
tingkat kegiatan tertentu. Dengan kata
lain, rasio ini mengukur sejauh mana
efektivitas dari aset suatu perusahaan
dengan melihat aktivitas asset (Mamduh
dan Abdul Halim,2009:78). Yang
termasuk di dalam rasio aktivitas, yaitu :
a. Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini mengukur sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan
penjualan berdasarkan aktiva tetap yang
dimiliki perusahaan(Mamduh & Abdul
Halim,2009:80).
Rumus
Perputaran
Aktiva Tetap yaitu :
Perputaran Persediaan =
e. Peputaran Piutang
Rasio ini menggambarkan kualitas
piutang perusahaan dan kesuksesan
perusahaan dalam penagihan piutang
yang dimiliki (Mamduh dan Abdul
Halim,2009:78).
Rumus
Perputaran
Piutang yaitu :
Peputaran Piutang =
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan salah satu
indikator yang penting untuk menilai
suatu perusahaan (Mamduh dan Abdul
Halim,2009:83). Profitabilitas selain
digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba juga
untuk mengetahui efektifitas perusahaan
dalam mengelola sumber-sumber yang
dimilikinya. Yang termasuk didalam rasio
profitabilitas, yaitu :
a. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin
merupakan
kemampuan efisiensi produksi dan
kemampuan penjualan (Mamduh dan
Perputaran Aktiva Tetap =
b. Rata – rata Umur Piutang
Rasio ini digunakan untuk melihat berapa
lama yang diperlukan untuk melunasi
piutang (merubah piutang menjadi kas)
(Mamduh dan Abdul Halim,2009:78).
Rumus Rata – rata Umur Piutang yaitu :
Rata – rata Umur Piutang =
/
4
Abdul Halim,2009:83). Rumus Gross
Profit Margin , yaitu:
oleh Mas’ud Mahfoedz (1994), Nurjanti
dan Erni Ekawati (2003), Roma Uly
Juliana dan Sulardi (2003).
GPM =
Pengertian Laba dan Pertumbuhan
Laba
Laba merupakan salah satu indikator
kinerja suatu perusahaan. Tujuan utama
perusahaan adalah memaksimalkan laba.
Pertumbuhan laba perusahaan merupakan
hasil pengurangan dari laba tahun ke-t
dengan laba tahun t-1 dibagi dengan laba
tahun t-1. Pertumbuhan laba yang terus
menerus meningkat dari tahun ke tahun
dapat memberikan sinyal yang positif
mengenai prospek perusahaan di masa
depan tentang kinerja perusahaan.
Prediksi pertumbuhan laba sering
digunakan oleh investor, kreditur,
perusahaan, dan pemerintah untuk
memajukan usahanya. Laba bersih yang
digunakan dalam perhitungan adalah laba
sebelum pajak dan bunga (EBIT), sebab
perusahaan masih tidak memperhitungkan
kebijakan
pendanaan.
Rumus
Pertumbuhan
Laba
(Machfoedz
1994:119) yaitu :
b. Operating Profit Margin
Operating Profit Margin dapat diketahui
atau dihitung dengan menggunakan laba
usaha dan membaginya dengan penjualan
bersih perusahaan (Mamduh dan Abdul
Halim,2009:83). Rumus Operating Profit
Margin , yaitu :
OPM =
c. Return on Total Asset
Return on Total Asset (ROA) mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih berdasarkan tingkat asset yang
tertentu. Rasio yang tinggi menunjukkan
efisiensi manajemen aset, yang berarti
efisiensi manajemen (Mamduh dan Abdul
Halim,2009:84). Rumus ROA , yaitu :
ROA =
X 100 %
d. Return on Equity
Return on Equity (ROE) mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan
laba berdasarkan modal saham tertentu.
Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas
dari sudut pandang pemegang saham
(Mamduh dan Abdul Halim,2009:84).
Rumus ROE, yaitu :
ROE =
( Yit - Y it-1 )
Yit =
Y it-1
Dimana:
X 100 %
ΔYit
= pertumbuhan laba pada periode
t
Yit
= laba bersih (EBIT) perusahaan i
pada periode t
Yit-1 = laba bersih (EBIT) perusahaan i
pada periode t-1
Dalam penelitian ini hanya menggunakan
rasio current ratio , working capital to
total asset, current liabilities to equity,
debt to total asset, time interest earned ,
gross profit margin, operating Profit
margin,return on total asset, return on
equity karena kesembilan rasio tersebut
merupakan rasio-rasio yang signifikan
dalam memprediksi pertumbuhan laba
pada penelitian terdahulu yang dilakukan
5
Kedua, rasio solvabilitas mengukur
kemampuan
perusahaan
memenuhi
kewajiban jangka panjang. Perusahaan
yang memiliki solvabilitas tinggi akan
mempunyai resiko menderita kerugian
yang
besar,
namun
mempunyai
kesempatan memperoleh laba yang besar,
sehingga rasio solvabilitas mempunyai
pengaruh negatif terhadap pertumbuhan
laba.
Ketiga, rasio profitabilitas yang tinggi
akan menghasilkan laba yang tinggi pula
pada tingkat penjualan dan beban
tertentu. Rasio profitabilitas memiliki
pengaruh
yang
positif
terhadap
pertumbuhan laba.
Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan
Pertumbuhan Laba
Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan
menguji tiga rasio keuangan yaitu rasio
likuiditas,
rasio
solvabiitas, rasio
profitabilitas
dalam
memprediksi
pertumbuhan laba. Rasio aktivitas tidak
digunakan dalam penelitian ini sebab
pada penelitian terdahulu menunjukkan
bahwa rasio aktivitas tidak dapat
memprediksi
pertumbuhan
laba.
Keterkaitan ketiga rasio tersebut dalam
memprediksi pertumbuhan laba yaitu :
Pertama, rasio likuiditas yang jelek
(rendah) dalam jangka waktu yang
panjang
akan
berpengaruh
pada
solvabilitas perusahaan. Sebaliknya, rasio
likuiditas yang baik (tinggi) menunjukkan
adanya kelebihan aktiva lancar yang akan
berpengaruh positif pada pertumbuhan
laba.
Kerangka pemikiran yang mendasari
penelitian ini terdapat pada gambar 1.
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
KINERJA KEUANGAN
Rasio Likuiditas :


Current Ratio
Working Capital to
Total Asset
Rasio Solvabiliitas :
 Current Liabilities to
Equity
 Debt to Total Asset
 Time Interest Earned
Pertumbuhan Laba
6
Rasio Profitabiliitas :




Gross Profit Margin
Operating Profit Margin
Return on Total Asset
Return on Equity
Berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian
ini, maka dapat disusun
hipotesis
penelitian sebagai berikut :
H1 : Kinerja keuangan yang terdiri dari
rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan
rasio profitabilitas secara bersama-sama
dapat memprediksi pertumbuhan laba
pada perusahaan manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2005-2010.
H2 : Kinerja keuangan yang terdiri dari
rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan
rasio profitabilitas secara parsial dapat
memprediksi pertumbuhan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 20052010.
1.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat eksplanatif yang
menjelaskan suatu permasalahan yang
berkaitan dengan teori-teori yang ada
(Mudrajad Kuncoro, 2003:69). Penelitian
ini merupakan studi untuk mengetahui
apakah
rasio
likuiditas
,
rasio
profitabilitas dan rasio solvabilitas
sebagai variabel bebas dapat digunakan
sebagai prediksi untuk mengetahui
pertumbuhan laba (variabel tergantung)
pada perusahaan. Penelitian ini termasuk
dalam kategori penelitian historis yang
merupakan penelitian terhadap masalah
yang berkaitan dengan kejadian atau
laporan keuangan masa lalu suatu
perusahaan (untuk mengetahui laporan
keuangan masa sekarang). Dimana
melalui laporan keuangan tersebut dapat
diprediksi apakah terjadi pertumbuhan
laba pada perusahaan tersebut.
Adapun
definisi
operasional
dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.
Variabel tergantung atau variable
dependent , yaitu : Pertumbuhan
Laba (Y)
Variabel
bebas
atau
variable
independent.
a. Rasio Likuiditas meliputi :
X1 : Current Ratio
X2 : Working Capital to Total
Asset
b. Rasio Solvabilitas meliputi :
X3 : Current Liabilities to Equity
X4 : Debt to Total Asset
X5 : Time Interest Earned
c. Rasio Profitabilitas meliputi :
X6 : Gross Profit Margin
X7 : Operating Profit Margin
X8 : Return on Total Asset
X9 : Return on Equity
Variabel Bebas
Current ratio mengukur sejauh mana
kemampuan perusahaan untuk memenuhi
hutang jangka pendeknya dengan aktiva
lancarnya.
Working
capital
to
total
asset
menunjukkan bahwa adanya hubungan
antara modal kerja dan total aktiva.
WCTA
yang
semakin
tinggi
menunjukkan
modal
operasional
perusahaan lebih besar dibandingkan
dengan total aktivanya .
Current liabilities to equity digunakan
untuk melihat hubungan antara hutang
lancar dan modal kerja. Apabila apabila
hutang lancarnya lebih besar dari modal
sendirinya, maka akan menambah modal
kerja perusahaan.
Debt to total asset digunakan untuk
menghitung seberapa jauh dana yang
disediakan oleh kreditur.
Time
interest
earned
mengukur
kemampuan perusahaan membayar bunga
dari kegiatan operasional. Rasio ini juga
mengukur
kemampuan
perusahaan
Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi variabel tergantung
dan variabel bebas :
7
membayar hutang dengan laba sebelum
pajak dan bunga (EBIT).
Gross
profit
margin
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
mengontrol persediaan atau proses
produksi dan menetapkan mark-up harga
ke konsumen.
Operating profit margin mengukur
efisiensi seluruh kegiatan operasi atau
kegiatan
normal
perusahaan
,
memasukkan semua biaya yang terkait
dengan aktivitas normal perusahaan.
Return on total asset mengukur efisiensi
perusahaan dalam mengelola semua
investasinya. Membagi laba bersih (laba
sebelum bunga dan pajak) dengan total
aktiva perusahaan.
Return on equity mengukur tingkat
keuntungan yang tersedia bagi pemegang
saham. Membagi laba bersih (laba setelah
pajak) dengan total modal ekuitas
sampel berdasarkan pertimbangan atau
judgement sampling yaitu salah satu jenis
sampel yang dimana peneliti memilih
sampel berdasarkan penilaian terhadap
karakteristik sampel yang disesuaikan
dengan maksud penelitian (Mudrajat
Kuncoro, 2003:119).
Maka dari itu kriteria penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Perusahaan yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur.
2. Perusahaan yang dijadikan sampel
pada penelitian ini adalah nonlembaga keuangan.
3. Perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2005-2010.
4. Laba bersih (EBIT) perusahaan
harus positif selama periode
penelitian.
5. Modal sendiri dari perusahaan
yang diteliti harus positif selama
periode penelitian.
6. Perusahaan yang menerbitkan data
lengkap selama periode penelitian.
Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat
diketahui bahwa terdapat 37 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini, dimana jumlah sampel
awal yaitu 144 perusahaan manufaktur
yang kemudian dikurangi 24 perusahaan
manufaktur yang tidak terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2005-2010, 15
perusahaan manufaktur yang laporan
keuangannya tidak lengkap, serta 68
perusahaan manufaktur yang memiliki
laba bersih dan modal sendirinya negatif.
Variabel Terikat
Pengertian laba secara operasional
merupakan selisih antara pendapatan
yang direalisasi yang timbul dari transaksi
selama satu periode dengan biaya yang
berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Pengertian laba yang dianut oleh struktur
akuntansi sekarang ini adalah selisih
pengukuran pendapatan dan biaya. Besar
kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan
sangat bergantung pada ketepatan
pengukuran pendapatan dan biaya. Laba
yang digunakan dalam perhitungan ini
adalah laba sebelum bunga dan pajak
(EBIT).
Populasi,
Sampel,
dan
Teknik
Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Teknik
yang
digunakan
untuk
pengambilan sample pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode
purposive sampling khususnya pemilihan
Data dan Metode Pengumpulan Data
Ditinjau dari sifatnya, jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif, sedangkan dilihat dari
cara memperolehnya, sumber data yang
digunakan merupakan data sekunder.
Data sekunder adalah data yang dibuat
8
atau dikumpulkan oleh pihak luar
(Sekaran,2003:77). Data tersebut telah
dipublikasikan kepada masyarakat dan
biasanya data yang dipublikasikan dalam
bentuk laporan keuangan. Data tersebut
dapat diperoleh atau bersumber dari
Indonesia Capital Market Directory
(ICMD).
Metode pengumpulan data menggunakan
metode
dokumenter, yaitu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mempelajari catatan-catatan atau
dokumen yang ada pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang
meliputi laporan keuangan perusahaan
yang menjadi sampel selama periode
penelitian.
Dalam penelitian ini, periodisasi data
mencakup data tahun 2005 sampai tahun
2010. Laporan keuangan tahun buku
2005, 2006, 2007, 2008, 2009 digunakan
untuk menghitung rasio keuangan,
sedangkan laporan keuangan tahun buku
2006, 2007, 2008, 2009, 2010 digunakan
untuk menghitung laba bersih perusahaan.
ANALISIS
PEMBAHASAN
DATA
adalah Food & Beverages, Tobacco
Manufacturers, Apparel And Other
Textile Products, Chemical and Allied
Products, Plastics and Glass Products,
Cement, Metal and Allied Products,
Stone, Clay, And Concrete Products,
Cable, Electronic and Office Equipment,
Automotive
and
Allied
Products,
Pharmaceutical dan Consumer Goods.
Uji Asumsi Klasik
Dalam pengujian hipotesis, haruslah
terhindar dari penyimpangan asumsi
klasik. Adapun uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
Uji Normalitas
Hasil analisis statistik Kolmogorov
Smirnov menunjukkan bahwa nilai
signifikansi 0,351. Hasil ini lebih besar
dari 0,05 sehingga data dinyatakan
terdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Hasil pengujian menyatakan bahwa
semua variabel memiliki nilai VIF < 10
dan tolerance > 0,1, artinya bahwa
keseluruhan variabel tidak mengandung
multikolinearitas.
DAN
Gambaran Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2005-2010 yang
memenuhi kriteria pemilihan sampel yang
telah ditentukan. Pada penelitian ini data
yang digunakan adalah data laporan
keuangan tahunan dari setiap perusahaan
sampel yang diperoleh dari ICMD dan
IDX.
Jumlah perusahaan manufaktur yang
terpilih menurut kriteria sampel yang
telah ditentukan yaitu tiga puluh tujuh
perusahaan yang terbagi dalam tiga belas
sektor industri.
Sektor-sektor industri yang mewakili
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dalam ICMD
Uji Autokorelasi
Hasil uji Durbin Watson yaitu nilai DW
sebesar 2,189 lebih besar dari batas atas
(du) sebesar 1,862 dan lebih kecil dari
2,138 (4-du), yang berarti bahwa tidak
ada autokorelasi positif maupun negatif.
Uji Heteroskedastisitas
Hasil pengujian menunjukkan bahwa
variabel current liabilities to equity
mengalami heteroskedastisitas, sedangkan
delapan variabel lainnya bebas dari
asumsi
heteroskedastisitas
karena
memiliki nilai signifikansi > 0,05.
9
Tabel 1
Hasil Regresi Berganda
Variabel
Regression
Coef.
4,281
-0,446
0,166
-0,508
0,681
0,106
-0,460
-0,128
-0,728
0,210
Constant
CR
WCTA
CLE
DTTA
TIE
GPM
OPM
ROA
ROE
R Square
Adjusted R Square
F hitung
F tabel
Sig. F
Std.
Error
1,610
0,512
0,219
0,340
0,565
0,119
0,231
0,306
0,348
0,174
Signifikan
t hitung
t tabel
Keterangan
0,009
0,385
0,450
0,139
0,230
0,375
0,049
0,676
0,039
0,230
0,294
0.238
5,228
2,01
0,00
2,659
-0,872
0,758
-1,491
1,206
0,890
-1,990
-0,420
-2,092
1,207
± 1,981
± 1,981
± 1,981
± 1,981
± 1,981
± 1,981
± 1,981
± 1,981
± 1,981
H0 diterima
H0 diterima
H0 diterima
H0 diterima
H0 diterima
H0 ditolak
H0 diterima
H0 ditolak
H0 diterima
sedangkan sisanya 70,6% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model yang ada
dalam penelitian ini.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pada perumusan hipotesis
penelitian dan perumusan masalah, maka
pembuktian pengujian hipotesis dapat
dilakukan dengan tahap-tahap sebagai
berikut :
Uji Simultan (Uji F)
Hasil uji simultan (uji F) dapat
disimpulkan bahwa variabel-variabel
bebas yang terdiri dari rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas
secara
bersama-sama
mempunyai
pengaruh signifikan dalam memprediksi
pertumbuhan laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2005-2010. Nilai
signifikan uji F sebesar 0,000 lebih kecil
dari signifikan 0,05. Nilai F hitungnya
sebesar 5,228 lebih besar dibandingkan
dengan F tabelnya yaitu sebesar 2,01.
Analisis Regresi Linear Berganda
PL = 4,281 - 0,446 CR + 0,116 WCTA 0,508 CLE + 0,681 DTA + 0,106 TIE –
0,460 GPM – 0,128 OPM – 0,728 ROA +
0,210 ROE + e
Koefisien Determinasi
Nilai R 2 adalah 0,294 yang berarti 29,4 %
dari variabel pertumbuhan laba dapat
dijelaskan oleh variable kinerja keuangan
(current ratio, working capital to total
asset, current liabilities to equity, debt to
total asset, time interest earned, gross
profit margin, operating profit margin,
return on total asset, return on equity ),
Uji Parsial (Uji t)
Hasil analisa uji t current ratio diperoleh
hasil signifikan 0,385 > sig 0,05,
10
sementara koefesien regresi current ratio
sebesar -0,446, hal ini menunjukkan
bahwa current ratio memiliki pengaruh
negatif
tidak
signifikan
dalam
memprediksi pertumbuhan laba dalam
memprediksi pertumbuhan laba. Hal
tersebut dikarenakan aktiva lancar yang
dihasilkan oleh perusahaan tinggi dan
dapat menutupi hutang jangka pendeknya,
sehingga terjadi kelebihan aktiva lancar
dan hal tersebut tidak baik terhadap
pertumbuhan laba perusahaan. Hasil
penelitian
tersebut
sesuai dengan
penelitian Nurjanti dan Ekawati (2003)
yang menyatakan bahwa current ratio
memiliki
pengaruh
negatif
tidak
signifikan
dalam
memprediksi
pertumbuhan laba.
Hasil analisa uji t working capital to total
assets diperoleh hasil signifikan 0,450
lebih besar dari signifikan 0,05,
sementara koefesien regresi working
capital to total assets sebesar 0,166, hal
ini menunjukkan bahwa working capital
to total assets memiliki pengaruh positif
tidak signifikan dalam memprediksi
pertumbuhan laba. Hasil penelitian
tersebut tidak sesuai dengan penelitian
Nurjanti dan Ekawati (2003), dimana
pada penelitian Nurjanti dan Ekawati
(2003) menyatakan bahwa working
capital to total assets memiliki pengaruh
positif signifikan dalam memprediksi
pertumbuhan
laba.
Hal
tersebut
dikarenakan oleh modal kerja yang
dimiliki oleh perusahaan tidak mampu
menutupi hutang jangka pendeknya yang
dapat menyebabkan kerugian yang
ditanggung oleh perusahaan. Apabila hal
tersebut terjadi secara terus-menerus
maka akan mengurangi aktiva lancar
perusahaan yang menyebabkan rendahnya
nilai rasio ini yang berakibat pada
pertumbuhan laba perusahaan.
Hasil analisa uji t current liabilities to
equity diperoleh hasil signifikan 0,139
lebih besar dari signifikan 0,05,
sementara koefesien regresi current
liabilities to equity sebesar -0,508, hal ini
menunjukkan bahwa current liabilities to
equity memiliki pengaruh negatif tidak
signifikan
dalam
memprediksi
pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nurjanti dan Ekawati
(2003), dimana pada penelitian Nurjanti
dan Ekawati (2003) menyatakan bahwa
current liabilities to equity memiliki
pengaruh positif signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba. Hal
tersebut dikarenakan oleh modal sendiri
yang dimiliki oleh perusahaan hanya
dapat menutupi hutang lancarnya saja,
sementara kelebihan modal sendiri atas
hutang lancar yang dimiliki oleh
perusahaan tidak dapat menutupi hutang
jangka panjangnya, sehingga perusahaan
membutuhkan suntikan dana tambahan
untuk
menutupi
hutang
jangka
panjangnya tersebut dan untuk digunakan
dalam membiayai kegiatan operasi
perusahaan.
Hasil analisa uji t debt to total asset
diperoleh hasil signifikan 0,230 lebih
besar dari signifikan 0,05, sementara
koefesien regresi debt to total asset
sebesar 0,681, hal ini menunjukkan
bahwa debt to total asset memiliki
pengaruh positif tidak signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian
Machfoedz (1994) menyatakan bahwa
rasio debt to total asset memiliki
pengaruh positif tidak signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba. Hal
tersebut dikarenakan oleh kelebihan akiva
atas utang yang dimiliki perusahaan
rendah sehingga perusahaan memerlukan
dana tambahan untuk menjalankan proses
produksinya. Tambahan dana tersebut
dapat berasal dari pinjaman yang nantinya
akan menambah aktiva perusahaan yang
disertai dengan bertambahnya hutang
perusahaan (Riyanto, 1995: 34).
11
Hasil analisa uji t time interest earned
diperoleh hasil signifikan 0,375 lebih
besar dari signifikan 0,05, sementara
koefesien regresi time interest earned
sebesar 0,106, hal ini menunjukkan
bahwa time interest earned memiliki
pengaruh positif tidak signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba. Hal
tersebut dikarenakan oleh semakin tinggi
rasio time interest earned maka semakin
besar pula kemungkinan perusahaan
dapat menutupi beban atas beban bunga
dan dapat menjadi ukuran untuk
memperoleh dana pinjaman dari kreditor
dikemudian hari, hal tersebut berarti
bahwa akan semakin banyak hutang yang
akan ditanggung oleh perusahaan
dikemudian hari, yang berdampak tidak
baik bagi pertumbuhan laba perusahaan.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan
penelitian Nurjanti dan Ekawati (2003),
dimana pada penelitian Nurjanti dan
Ekawati (2003) menyatakan bahwa rasio
time interest earned memiliki pengaruh
positif
tidak
signifikan
dalam
memprediksi pertumbuhan laba.
Hasil analisa uji t gross profit margin
diperoleh hasil signifikan 0,049 lebih
kecil dari signifikan 0,05, sementara
koefesien regresi gross profit margin
sebesar -0,460, hal ini menunjukkan gross
profit margin memiliki pengaruh negatif
signifikan
dalam
memprediksi
pertumbuhan laba. Tanda negatif
signifikan berarti bahwa semakin tinggi
gross profit margin perusahaan maka
pertumbuhan laba perusahaan semakin
rendah, hal ini dapat disebabkan karena
ada beberapa perusahaan yang memiliki
nilai gross profit margin yang tinggi
sedangkan pertumbuhan labanya rendah,
salah satu contoh perusahaan yang
memiliki nilai gross profit margin yang
tinggi dan pertumbuhan labanya rendah
adalah PT. Pyridam Farma dimana nilai
rata-rata gross profit margin sebesar 64%
dan nilai rata-rata pertumbuhan labanya
sebesar
18%.
Rendahnya
nilai
pertumbuhan laba perusahaan dapat
disebabkan karena biaya operasi untuk
tingkat penjualan tertentu tinggi, sehingga
menghasilkan laba usaha (EBIT) yang
diperoleh perusahaan rendah, sementara
itu tingginya nilai gross profit margin
perusahaan dapat disebabkan karena
perusahaan mampu menghasilkan laba
kotor yang tinggi pada tingkat penjualan
tertentu dengan harga pokok penjualan
(HPP) yang dapat ditekan. Penelitian ini
sesuai dengan penelitian Mahfoedz
(1994) , Roma Uly Juliana dan Sulardi
(2003) yang menyatakan bahwa gross
profit margin memiliki pengaruh positif
signifikan
dalam
memprediksi
pertumbuhan laba.
Hasil analisa uji t operating profit margin
diperoleh hasil signifikan 0,676 lebih
besar dari signifikan 0,05, sementara
koefesien regresi operating profit margin
sebesar -0,128, hal ini menunjukkan
bahwa operating profit margin memiliki
pengaruh negatif tidak signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba. Hasil
penelitian tersebut tidak sesuai dengan
penelitian Roma Uly Juliana dan Sulardi
(2003), dimana pada penelitian Roma
Uly Juliana dan Sulardi (2003) diketahui
bahwa operating profit margin memiliki
pengaruh negatif signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba. Hal
tersebut dikarenakan oleh perusahaan
tidak mampu meningkatkan angka
penjualannya, dan tingginya biaya operasi
yang harus ditanggung oleh perusahaan,
sehingga perusahaan tidak mampu
menghasilkan laba usaha yang tinggi.
Hasil analisa uji t return on total asset
diperoleh hasil signifikan 0,039 lebih
kecil dari signifikan 0,05, sementara
koefesien regresi return on total asset
sebesar -0,728, hal ini menunjukkan
bahwa return on total asset memiliki
pengaruh negatif signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba. Tanda
12
negatif signifikan berarti bahwa semakin
tinggi nilai return on total asset
perusahaan maka pertumbuhan laba
perusahaan semakin rendah, hal ini
dikarenakan selama periode penelitian
tahun 2006-2010, nilai return on total
asset
perusahaan
bernilai
positif
sedangkan nilai pertumbuhan laba
perusahaan tidak hanya bernilai positif
namun juga bernilai negatif. Pertumbuhan
laba yang negatif disebabkan karena laba
bersih (EBIT) tahun sebelumnya lebih
tinggi dibandingkan dengan laba bersih
(EBIT) tahun sekarang. Return on total
asset yang positif berarti perusahaan
mampu mengelola total aktivanya
berdasarkan tingkat penjualan tertentu.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian Nurjanti dan Ekawati (2003)
yang menyatakan bahwa return on total
asset tidak memiliki pengaruh positif
signifikan
dalam
memprediksi
pertumbuhan laba.
Hasil analisa uji t return on equity
diperoleh hasil signifikan 0,230 lebih
besar dari signifikan 0,05, sementara
koefesien regresi return on equity sebesar
0,210, hal ini menunjukkan bahwa return
on equity memiliki pengaruh positif tidak
signifikan
dalam
memprediksi
pertumbuhan laba. Tidak signifikannya
return on equity dalam memprediksi
pertumbuhan laba dapat dikarenakan oleh
perusahaan tidak mampu menghasilkan
laba yang tinggi pada tingkat penjualan,
aset dan modal saham yang maksimal
sehingga
mengakibatkan
tingkat
pengembalian yang rendah. Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Nurjanti dan
Ekawati (2003), dimana pada penelitian
Nurjanti dan Ekawati (2003) menyatakan
bahwa return on equity memiliki
pengaruh positif signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba.
KESIMPULAN,
SARAN,
DAN
KETERBATASAN
Berdasarkan
pada
analisis
dan
pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa hasil pengujian uji simultan (uji
F), diperoleh hasil bahwa nilai F hitung
sebesar 5,228 > F tabel sebesar 2,01 yang
berarti bahwa Ho ditolak, sementara hasil
pengolahan datanya yaitu sebesarnya
signifikan 0,000. Tingkat signifikansi
dari uji F tersebut lebih kecil dari taraf
signifikan 0,05, yang berarti hipotesis
penelitian yang pertama terbukti bahwa
kinerja keuangan yang terdiri dari current
ratio , working capital to total asset,
current liabilities to equity, debt to total
asset, time interest earned , gross profit
margin, operating profit margin,return on
total asset, return on equity secara
bersama-sama berpengaruh signifikan
dalam memprediksi pertumbuhan laba
pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2005-2010.
Berdasarkan pengujian melalui uji parsial
(uji t) maka diperoleh hasil untuk
menjawab hipotesis penelitian yang
kedua yaitu bahwa hanya rasio gross
profit margin dan return on total asset
secara parsial dapat memprediksi
pertumbuhan laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2005-2010.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa
keterbatasan yaitu :
1. Sampel pada penelitian ini hanya
meneliti perusahaan manufaktur saja
dan jumlah sampelnya pun hanya 37
perusahaan
karena
adanya
pengurangan
jumlah
perusahaan
sampel berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan.
2. Variabel bebas yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini hanya tiga
13
rasio yaitu rasio likiditas, rasio
solvabilitas, dan rasio profitabilitas.
3. Jangka waktu penelitian hanya 6 tahun
saja yaitu tahun 2005, 2006, 2007,
2008, 2009, 2010.
4. Dalam penelitian ini variabel current
liabilities to equity tidak lolos uji
heteroskedastisitas karena tingkat
signifikansinya < 0,05.
SPSS. Edisi 4. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Mahfoedz, Mas’ud.1994 “ Financial
Ratio Analysis and The Prediction
of Earning Change in Indonesia” .
Kelola No 7/III/1994. Hal 114137.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim.
2009
.
Analisis
Laporan
Keuangan . Edisi 4 . Yogyakarta :
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN.
Mudrajat Kuncoro. 2003.Metode Riset
Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi
3. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Nurjanti dan Erni Ekawati. Desember
2003 “Analisis Rasio Keuangan
Dalam Memprediksi Perubahan
Laba Pada Perusahaan Manufaktur
di Pasar Modal Indonesia” .
Ventura. Volume 6 No 3. Hal 253270.
Riyanto, Bambang, 1995, Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4,
BPFE,Yogyakarta.
Roma Uly Juliana dan Sulardi. 2003 “
Manfaat Rasio Keuangan Dalam
Memprediksi Perubahan Laba
Perusahaan Manufaktur “ Jurnal
Bisnis & Manajemen. Volume 3
No 2. Hal 108-126.
S. Munawir . 2002. Analisis Informasi
Keuangan. Yogyakarta : Liberty.
Sekaran, Uma, 2003. Research Method
for Business (Metode Penelitian
untuk Bisnis, Buku 1). Edisi 4.
Jakarta: Salemba Empat.
Sofyan Syafri Harahap. 2004. Analisis
Kritis Atas Laporan Keuangan.
Jakarta : Raja Grafindo Perkasa.
Suparno. 2003. Akuntansi Manajemen,
Yogyakarta: Libertpy.
Syafaruddin Alwi. 1994. Alat-Alat
Analisis dalam Pembelanjaan,
Edisi Keempat.Yogyakarta: Andi
Offset.
Adapun saran yang diberikan oleh
peneliti yaitu :
1. Dalam
penelitian
selanjutnya
diharapkan agar menambah jumlah
sampel, tahun penelitian, dan variabelvariabel lain seperti ukuran perusahaan
dan tingkat inflasi dapat digunakan
sebagai
variabel
bebas
dalam
memprediksi pertumbuhan laba.
2. Bagi perusahaan diharapkan agar lebih
memperhatikan laba bersihnya (EBIT),
sehingga
dapat
menghasilkan
pertumbuhan laba yang positif, dan
perusahaan juga diharapkan agar
memperhatikan kinerja keuangan yaitu
gross profit margin dan return on total
asset
yang signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba.
3. Bagi investor sebelum menanamkan
modalnya diharapkan agar lebih
memperhatikan
kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba.
DAFTAR RUJUKAN
Brigham, F Eugene dan Houston, F Joel.
2001. Dasar- Dasar Manajemen
Keuangan . Edisi 8. Jakarta :
Erlangga
Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman
Praktis
Memahami
Laporan
Keuangan, Andi, Yogyakarta.
Helfert, Erich A. 1993. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi 7. Jakarta :
Erlangga.
Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariat dengan Program
14
Van Horne, J.C., &Wachowicz, J.M.
(2005).
Fundamentals
of
Financial
Management.
Edinburgh: Prentice Hall.
www.idx.co.id
15
CURRICULUM VITAE
Nama
: Shanty Warthy
Nim
: 2008210046
Alamat
: Jln.Nginden Baru 1 No 7 Surabaya
Nomor Telepon
: 081242318280
Email
: [email protected]
Tempat, Tanggal Lahir
: Makassar, 28 Januari 1990
Pendidikan Formal
2008 – 2012
: STIE Perbanas Surabaya Jurusan Manajemen Keuangan
2005 – 2008
: SMA Negeri 5 Makassar
2002 – 2005
: SMP Katolik Garuda Makassar
1996 – 2002
: SD Frater Bhakti Luhur Makassar
Pengalaman Organisasi
2010
: Bendahara Panitia English Club Extraordinary STIE Perbanas
Surabaya
2009-2010
: Pengurus (Sie. Notice Board) UKM English Club STIE
Perbanas Surabaya
2006-2007
: Pengurus (Sie. Dana) Persekutuan Siswa Kristen SMA Negeri 5
Makassar
Surabaya, 20 Maret 2012
Shanty Warthy
Download