KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2005-2010 ARTIKEL ILMIAH Oleh : SHANTY WARTHY NIM : 2008210046 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012 KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2010 Shanty Warthy STIE Perbanas Surabaya Email : [email protected] Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya ABSTRACT The objective of this research is to test the relationship between financial performance to predict the earning changes for one year. The financial performance are independent ratio and earning changes is dependent ratio. Data were taken from Indonesia Stock Exchange which has published in 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 by manufacture firm. Nine ratios are use in this research. The sample consist of 37 manufacturing firm listed in Indonesia Stock Exchange. The test using Multiple Regression Analysis. This research shows that simultaneously variable independent are able to predict the earning changes of manufacture firm, although individually only Time Interest Earned, Gross Profit Margin, and Return on Total Asset are significantly usefull to predict earning changes of manufacture firm listed in Indonesia Stock Exchange during 2005 until 2010. Keyword : Financial Performance , Predict Earning Change, Financial Ratio mengestimasi arus kas yang akhirnya dapat digunakan untuk mengestimasi nilai saham perusahaan, yang dapat diartikan bahwa besarnya dividen yang akan diperoleh perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat disimpulkan bahwa memprediksi laba pada perusahaan akan sangat diperlukan. Untuk menguji kemampuan memprediksi pertumbuhan laba di masa mendatang dapat menggunakan rasio keuangan yang dapat dilihat dari informasi yang ada dalam laporan keuangan. Rasio keuangan merupakan alat yang menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lainnya dalam laporan keuangan (Syafaruddin Alwi, 1994:107). Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya adalah memberi suatu indikasi PENDAHULUAN Menurut Brigham dan Houston (2001:78) ,pada dasarnya masyarakat luas mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang dilihat dari kinerja manajemen. Dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan yang lebih penting sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa di masa depan. Kesehatan kinerja keuangan didasarkan pada informasi keuangan yang disampaikan oleh manajemen dalam bentuk neraca, laporan rugi-laba, dan laporan arus kas (Suparno,2003:39). Informasi laba merupakan alat untuk 1 kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Salah satu alat yang dipakai untuk mengetahui kondisi keuangan adalah laporan keuangan yang disusun pada setiap akhir periode yang berisi pertanggung jawaban dalam bidang keuangan atas berjalannya suatu usaha. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data finansial atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut (Munawir, 2002:2). Laporan keuangan dimanfaatkan oleh investor dalam pengambilan keputusan ekonominya. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Mas’ud Mahfoedz (1994), Nurjanti dan Erni Ekawati (2003), Roma Uly Juliana dan Sulardi (2003) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Penelitian ini mencoba untuk lebih melihat kinerja keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas secara bersama-sama maupun secara parsial dapat memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2010. Penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada peneliti berikutnya dan bagi para investor yang ingin berinvestasi dengan terlebih dahulu melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. RERANGKA HIPOTESIS TEORITIS alat analisa keuangan yang nantinya akan diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan pada suatu perusahaan. Dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan yaitu dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan tersebut yang terdiri dari neraca, laporan perhitungan laba rugi, laporan arus kas, serta laporan perubahan modal. Untuk memahami informasi tentang laporan keuangan sangat dibutuhkan analisis laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, ringkasan dari transaksi- transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Mamduh dan Abdul Halim, 2009:75). Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan analisis laporan keuangan komparatif, analisi laporan keuangan common- size, analisis rasio, analisis arus kas. Dalam penelitian ini, kinerja keuangan perusahaan akan diukur dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Pengertian Rasio Keuangan dan Macam – Macam Rasio Keuangan Rasio adalah sebuah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya, sehingga dapat mengetahui gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka standard (Van Horne, 2005:192). Rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2004:297). DAN Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja keuangan adalah suatu gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan yang dapat dianalisis menggunakan alat2 Macam-macam rasio keuangan antara lain : WCTA = 1. Rasio Likuiditas Rasio ini mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancar, dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan (Mamduh dan Abdul Halim ,2009:77). Rasio likuiditas dapat dihitung melalui sumber informasi modal kerja yaitu pospos aktiva lancar dan hutang lancar. Yang termasuk dalam rasio likuiditas yaitu ; a. Current Ratio Current Ratio yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang akan mempunyai pengaruh kurang baik untuk profitabilitas perusahaan itu sendiri (Mamduh dan Abdul Halim ,2009:77) . 2. Rasio Sovabilitas Rasio solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang) apabila sekiranya pada saat tersebut perusahaan dilikuidasi (Mamduh dan Abdul Halim, 2009:81). Yang termasuk didalam rasio solvabilitas , yaitu : a. Current Liabilities to Equity Current Liabilities to Equity (CLE) digunakan atau dihitung dengan menggunakan hutang atau kewajiban lancar dan membaginya dengan modal. (Nurjanti dan Erni Ekawati , 2003:265). Rumus Current Liabilities to Equity, yaitu: Rumus Rasio Lancar yaitu : CLE = Current Ratio = b. Debt to Total Asset Debt to Total Asset menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan (finansial leverage) yang tinggi (Mamduh dan Abdul Halim,2009:81). Rumus Debt to total asset , yaitu : b. Quick Ratio Quick Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek melalui aktiva lancar yang benar-benar likuid (Mamduh dan Abdul Halim ,2009:77) . Rumus Quick Ratio yaitu : Debt to Total Asset = Quick Ratio = c. Working Capital to Total Assets Working Capital to Total Assets (WCTA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar perusahaan, sehingga mampu membayar utang jangka pendeknya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan (Riyanto, 1995:194). Rasio ini digunakan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dengan posisi modal kerja.Rumus WCTA , yaitu : c. Times Interest Earned Times Interest Earned (TIE) menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang “aman”, meskipun barangkali juga menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan hutang perusahaan. Sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan perhatian dari pihak 3 manajemen (Mamduh dan Abdul Halim,2009:82). Rumus TIE , yaitu : c. Perputaran Total Aktiva Rasio ini untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva (Mamduh dan Abdul Halim,2009:81).Rumus Perputaran Total Aktiva yaitu : TIE = d. Fixed Charge Coverage Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan membayar total beban tetap, termasuk biaya sewa. Meskipun sewa bukan hutang, tetapi sewa merupakan beban tetap dan mengurangi kemampuan hutang perusahaan (Mamduh danAbdul Halim,2009:82). Rumus Fixed Charge Coverage yaitu : Perputaran Total Aktiva = d. Perputaran Persediaan Rasio ini untuk mengetahui berapa kali persediaan perusahaan mengalami perputaran (Mamduh dan Abdul Halim,2009:79). Rumus Perputaran Persediaan yaitu : FCC = 3. Rasio Aktivitas Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Dengan kata lain, rasio ini mengukur sejauh mana efektivitas dari aset suatu perusahaan dengan melihat aktivitas asset (Mamduh dan Abdul Halim,2009:78). Yang termasuk di dalam rasio aktivitas, yaitu : a. Perputaran Aktiva Tetap Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan(Mamduh & Abdul Halim,2009:80). Rumus Perputaran Aktiva Tetap yaitu : Perputaran Persediaan = e. Peputaran Piutang Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki (Mamduh dan Abdul Halim,2009:78). Rumus Perputaran Piutang yaitu : Peputaran Piutang = 4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan salah satu indikator yang penting untuk menilai suatu perusahaan (Mamduh dan Abdul Halim,2009:83). Profitabilitas selain digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Yang termasuk didalam rasio profitabilitas, yaitu : a. Gross Profit Margin Gross Profit Margin merupakan kemampuan efisiensi produksi dan kemampuan penjualan (Mamduh dan Perputaran Aktiva Tetap = b. Rata – rata Umur Piutang Rasio ini digunakan untuk melihat berapa lama yang diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas) (Mamduh dan Abdul Halim,2009:78). Rumus Rata – rata Umur Piutang yaitu : Rata – rata Umur Piutang = / 4 Abdul Halim,2009:83). Rumus Gross Profit Margin , yaitu: oleh Mas’ud Mahfoedz (1994), Nurjanti dan Erni Ekawati (2003), Roma Uly Juliana dan Sulardi (2003). GPM = Pengertian Laba dan Pertumbuhan Laba Laba merupakan salah satu indikator kinerja suatu perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pertumbuhan laba perusahaan merupakan hasil pengurangan dari laba tahun ke-t dengan laba tahun t-1 dibagi dengan laba tahun t-1. Pertumbuhan laba yang terus menerus meningkat dari tahun ke tahun dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Prediksi pertumbuhan laba sering digunakan oleh investor, kreditur, perusahaan, dan pemerintah untuk memajukan usahanya. Laba bersih yang digunakan dalam perhitungan adalah laba sebelum pajak dan bunga (EBIT), sebab perusahaan masih tidak memperhitungkan kebijakan pendanaan. Rumus Pertumbuhan Laba (Machfoedz 1994:119) yaitu : b. Operating Profit Margin Operating Profit Margin dapat diketahui atau dihitung dengan menggunakan laba usaha dan membaginya dengan penjualan bersih perusahaan (Mamduh dan Abdul Halim,2009:83). Rumus Operating Profit Margin , yaitu : OPM = c. Return on Total Asset Return on Total Asset (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang berarti efisiensi manajemen (Mamduh dan Abdul Halim,2009:84). Rumus ROA , yaitu : ROA = X 100 % d. Return on Equity Return on Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Mamduh dan Abdul Halim,2009:84). Rumus ROE, yaitu : ROE = ( Yit - Y it-1 ) Yit = Y it-1 Dimana: X 100 % ΔYit = pertumbuhan laba pada periode t Yit = laba bersih (EBIT) perusahaan i pada periode t Yit-1 = laba bersih (EBIT) perusahaan i pada periode t-1 Dalam penelitian ini hanya menggunakan rasio current ratio , working capital to total asset, current liabilities to equity, debt to total asset, time interest earned , gross profit margin, operating Profit margin,return on total asset, return on equity karena kesembilan rasio tersebut merupakan rasio-rasio yang signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada penelitian terdahulu yang dilakukan 5 Kedua, rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang. Perusahaan yang memiliki solvabilitas tinggi akan mempunyai resiko menderita kerugian yang besar, namun mempunyai kesempatan memperoleh laba yang besar, sehingga rasio solvabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Ketiga, rasio profitabilitas yang tinggi akan menghasilkan laba yang tinggi pula pada tingkat penjualan dan beban tertentu. Rasio profitabilitas memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba. Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Pertumbuhan Laba Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan menguji tiga rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabiitas, rasio profitabilitas dalam memprediksi pertumbuhan laba. Rasio aktivitas tidak digunakan dalam penelitian ini sebab pada penelitian terdahulu menunjukkan bahwa rasio aktivitas tidak dapat memprediksi pertumbuhan laba. Keterkaitan ketiga rasio tersebut dalam memprediksi pertumbuhan laba yaitu : Pertama, rasio likuiditas yang jelek (rendah) dalam jangka waktu yang panjang akan berpengaruh pada solvabilitas perusahaan. Sebaliknya, rasio likuiditas yang baik (tinggi) menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang akan berpengaruh positif pada pertumbuhan laba. Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini terdapat pada gambar 1. Gambar 1 Kerangka Pemikiran KINERJA KEUANGAN Rasio Likuiditas : Current Ratio Working Capital to Total Asset Rasio Solvabiliitas : Current Liabilities to Equity Debt to Total Asset Time Interest Earned Pertumbuhan Laba 6 Rasio Profitabiliitas : Gross Profit Margin Operating Profit Margin Return on Total Asset Return on Equity Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut : H1 : Kinerja keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas secara bersama-sama dapat memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2010. H2 : Kinerja keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas secara parsial dapat memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 20052010. 1. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksplanatif yang menjelaskan suatu permasalahan yang berkaitan dengan teori-teori yang ada (Mudrajad Kuncoro, 2003:69). Penelitian ini merupakan studi untuk mengetahui apakah rasio likuiditas , rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas sebagai variabel bebas dapat digunakan sebagai prediksi untuk mengetahui pertumbuhan laba (variabel tergantung) pada perusahaan. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian historis yang merupakan penelitian terhadap masalah yang berkaitan dengan kejadian atau laporan keuangan masa lalu suatu perusahaan (untuk mengetahui laporan keuangan masa sekarang). Dimana melalui laporan keuangan tersebut dapat diprediksi apakah terjadi pertumbuhan laba pada perusahaan tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 2. Variabel tergantung atau variable dependent , yaitu : Pertumbuhan Laba (Y) Variabel bebas atau variable independent. a. Rasio Likuiditas meliputi : X1 : Current Ratio X2 : Working Capital to Total Asset b. Rasio Solvabilitas meliputi : X3 : Current Liabilities to Equity X4 : Debt to Total Asset X5 : Time Interest Earned c. Rasio Profitabilitas meliputi : X6 : Gross Profit Margin X7 : Operating Profit Margin X8 : Return on Total Asset X9 : Return on Equity Variabel Bebas Current ratio mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancarnya. Working capital to total asset menunjukkan bahwa adanya hubungan antara modal kerja dan total aktiva. WCTA yang semakin tinggi menunjukkan modal operasional perusahaan lebih besar dibandingkan dengan total aktivanya . Current liabilities to equity digunakan untuk melihat hubungan antara hutang lancar dan modal kerja. Apabila apabila hutang lancarnya lebih besar dari modal sendirinya, maka akan menambah modal kerja perusahaan. Debt to total asset digunakan untuk menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur. Time interest earned mengukur kemampuan perusahaan membayar bunga dari kegiatan operasional. Rasio ini juga mengukur kemampuan perusahaan Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel tergantung dan variabel bebas : 7 membayar hutang dengan laba sebelum pajak dan bunga (EBIT). Gross profit margin mengukur kemampuan perusahaan dalam mengontrol persediaan atau proses produksi dan menetapkan mark-up harga ke konsumen. Operating profit margin mengukur efisiensi seluruh kegiatan operasi atau kegiatan normal perusahaan , memasukkan semua biaya yang terkait dengan aktivitas normal perusahaan. Return on total asset mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola semua investasinya. Membagi laba bersih (laba sebelum bunga dan pajak) dengan total aktiva perusahaan. Return on equity mengukur tingkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Membagi laba bersih (laba setelah pajak) dengan total modal ekuitas sampel berdasarkan pertimbangan atau judgement sampling yaitu salah satu jenis sampel yang dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap karakteristik sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Mudrajat Kuncoro, 2003:119). Maka dari itu kriteria penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur. 2. Perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah nonlembaga keuangan. 3. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2010. 4. Laba bersih (EBIT) perusahaan harus positif selama periode penelitian. 5. Modal sendiri dari perusahaan yang diteliti harus positif selama periode penelitian. 6. Perusahaan yang menerbitkan data lengkap selama periode penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat diketahui bahwa terdapat 37 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, dimana jumlah sampel awal yaitu 144 perusahaan manufaktur yang kemudian dikurangi 24 perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2010, 15 perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya tidak lengkap, serta 68 perusahaan manufaktur yang memiliki laba bersih dan modal sendirinya negatif. Variabel Terikat Pengertian laba secara operasional merupakan selisih antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Laba yang digunakan dalam perhitungan ini adalah laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sample pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling khususnya pemilihan Data dan Metode Pengumpulan Data Ditinjau dari sifatnya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, sedangkan dilihat dari cara memperolehnya, sumber data yang digunakan merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang dibuat 8 atau dikumpulkan oleh pihak luar (Sekaran,2003:77). Data tersebut telah dipublikasikan kepada masyarakat dan biasanya data yang dipublikasikan dalam bentuk laporan keuangan. Data tersebut dapat diperoleh atau bersumber dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumenter, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan atau dokumen yang ada pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang meliputi laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel selama periode penelitian. Dalam penelitian ini, periodisasi data mencakup data tahun 2005 sampai tahun 2010. Laporan keuangan tahun buku 2005, 2006, 2007, 2008, 2009 digunakan untuk menghitung rasio keuangan, sedangkan laporan keuangan tahun buku 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 digunakan untuk menghitung laba bersih perusahaan. ANALISIS PEMBAHASAN DATA adalah Food & Beverages, Tobacco Manufacturers, Apparel And Other Textile Products, Chemical and Allied Products, Plastics and Glass Products, Cement, Metal and Allied Products, Stone, Clay, And Concrete Products, Cable, Electronic and Office Equipment, Automotive and Allied Products, Pharmaceutical dan Consumer Goods. Uji Asumsi Klasik Dalam pengujian hipotesis, haruslah terhindar dari penyimpangan asumsi klasik. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Uji Normalitas Hasil analisis statistik Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,351. Hasil ini lebih besar dari 0,05 sehingga data dinyatakan terdistribusi normal. Uji Multikolinearitas Hasil pengujian menyatakan bahwa semua variabel memiliki nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,1, artinya bahwa keseluruhan variabel tidak mengandung multikolinearitas. DAN Gambaran Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2010 yang memenuhi kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data laporan keuangan tahunan dari setiap perusahaan sampel yang diperoleh dari ICMD dan IDX. Jumlah perusahaan manufaktur yang terpilih menurut kriteria sampel yang telah ditentukan yaitu tiga puluh tujuh perusahaan yang terbagi dalam tiga belas sektor industri. Sektor-sektor industri yang mewakili perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam ICMD Uji Autokorelasi Hasil uji Durbin Watson yaitu nilai DW sebesar 2,189 lebih besar dari batas atas (du) sebesar 1,862 dan lebih kecil dari 2,138 (4-du), yang berarti bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif. Uji Heteroskedastisitas Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel current liabilities to equity mengalami heteroskedastisitas, sedangkan delapan variabel lainnya bebas dari asumsi heteroskedastisitas karena memiliki nilai signifikansi > 0,05. 9 Tabel 1 Hasil Regresi Berganda Variabel Regression Coef. 4,281 -0,446 0,166 -0,508 0,681 0,106 -0,460 -0,128 -0,728 0,210 Constant CR WCTA CLE DTTA TIE GPM OPM ROA ROE R Square Adjusted R Square F hitung F tabel Sig. F Std. Error 1,610 0,512 0,219 0,340 0,565 0,119 0,231 0,306 0,348 0,174 Signifikan t hitung t tabel Keterangan 0,009 0,385 0,450 0,139 0,230 0,375 0,049 0,676 0,039 0,230 0,294 0.238 5,228 2,01 0,00 2,659 -0,872 0,758 -1,491 1,206 0,890 -1,990 -0,420 -2,092 1,207 ± 1,981 ± 1,981 ± 1,981 ± 1,981 ± 1,981 ± 1,981 ± 1,981 ± 1,981 ± 1,981 H0 diterima H0 diterima H0 diterima H0 diterima H0 diterima H0 ditolak H0 diterima H0 ditolak H0 diterima sedangkan sisanya 70,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang ada dalam penelitian ini. Pengujian Hipotesis Berdasarkan pada perumusan hipotesis penelitian dan perumusan masalah, maka pembuktian pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut : Uji Simultan (Uji F) Hasil uji simultan (uji F) dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2010. Nilai signifikan uji F sebesar 0,000 lebih kecil dari signifikan 0,05. Nilai F hitungnya sebesar 5,228 lebih besar dibandingkan dengan F tabelnya yaitu sebesar 2,01. Analisis Regresi Linear Berganda PL = 4,281 - 0,446 CR + 0,116 WCTA 0,508 CLE + 0,681 DTA + 0,106 TIE – 0,460 GPM – 0,128 OPM – 0,728 ROA + 0,210 ROE + e Koefisien Determinasi Nilai R 2 adalah 0,294 yang berarti 29,4 % dari variabel pertumbuhan laba dapat dijelaskan oleh variable kinerja keuangan (current ratio, working capital to total asset, current liabilities to equity, debt to total asset, time interest earned, gross profit margin, operating profit margin, return on total asset, return on equity ), Uji Parsial (Uji t) Hasil analisa uji t current ratio diperoleh hasil signifikan 0,385 > sig 0,05, 10 sementara koefesien regresi current ratio sebesar -0,446, hal ini menunjukkan bahwa current ratio memiliki pengaruh negatif tidak signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hal tersebut dikarenakan aktiva lancar yang dihasilkan oleh perusahaan tinggi dan dapat menutupi hutang jangka pendeknya, sehingga terjadi kelebihan aktiva lancar dan hal tersebut tidak baik terhadap pertumbuhan laba perusahaan. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Nurjanti dan Ekawati (2003) yang menyatakan bahwa current ratio memiliki pengaruh negatif tidak signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hasil analisa uji t working capital to total assets diperoleh hasil signifikan 0,450 lebih besar dari signifikan 0,05, sementara koefesien regresi working capital to total assets sebesar 0,166, hal ini menunjukkan bahwa working capital to total assets memiliki pengaruh positif tidak signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian Nurjanti dan Ekawati (2003), dimana pada penelitian Nurjanti dan Ekawati (2003) menyatakan bahwa working capital to total assets memiliki pengaruh positif signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hal tersebut dikarenakan oleh modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan tidak mampu menutupi hutang jangka pendeknya yang dapat menyebabkan kerugian yang ditanggung oleh perusahaan. Apabila hal tersebut terjadi secara terus-menerus maka akan mengurangi aktiva lancar perusahaan yang menyebabkan rendahnya nilai rasio ini yang berakibat pada pertumbuhan laba perusahaan. Hasil analisa uji t current liabilities to equity diperoleh hasil signifikan 0,139 lebih besar dari signifikan 0,05, sementara koefesien regresi current liabilities to equity sebesar -0,508, hal ini menunjukkan bahwa current liabilities to equity memiliki pengaruh negatif tidak signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurjanti dan Ekawati (2003), dimana pada penelitian Nurjanti dan Ekawati (2003) menyatakan bahwa current liabilities to equity memiliki pengaruh positif signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hal tersebut dikarenakan oleh modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan hanya dapat menutupi hutang lancarnya saja, sementara kelebihan modal sendiri atas hutang lancar yang dimiliki oleh perusahaan tidak dapat menutupi hutang jangka panjangnya, sehingga perusahaan membutuhkan suntikan dana tambahan untuk menutupi hutang jangka panjangnya tersebut dan untuk digunakan dalam membiayai kegiatan operasi perusahaan. Hasil analisa uji t debt to total asset diperoleh hasil signifikan 0,230 lebih besar dari signifikan 0,05, sementara koefesien regresi debt to total asset sebesar 0,681, hal ini menunjukkan bahwa debt to total asset memiliki pengaruh positif tidak signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Machfoedz (1994) menyatakan bahwa rasio debt to total asset memiliki pengaruh positif tidak signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hal tersebut dikarenakan oleh kelebihan akiva atas utang yang dimiliki perusahaan rendah sehingga perusahaan memerlukan dana tambahan untuk menjalankan proses produksinya. Tambahan dana tersebut dapat berasal dari pinjaman yang nantinya akan menambah aktiva perusahaan yang disertai dengan bertambahnya hutang perusahaan (Riyanto, 1995: 34). 11 Hasil analisa uji t time interest earned diperoleh hasil signifikan 0,375 lebih besar dari signifikan 0,05, sementara koefesien regresi time interest earned sebesar 0,106, hal ini menunjukkan bahwa time interest earned memiliki pengaruh positif tidak signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hal tersebut dikarenakan oleh semakin tinggi rasio time interest earned maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan dapat menutupi beban atas beban bunga dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh dana pinjaman dari kreditor dikemudian hari, hal tersebut berarti bahwa akan semakin banyak hutang yang akan ditanggung oleh perusahaan dikemudian hari, yang berdampak tidak baik bagi pertumbuhan laba perusahaan. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Nurjanti dan Ekawati (2003), dimana pada penelitian Nurjanti dan Ekawati (2003) menyatakan bahwa rasio time interest earned memiliki pengaruh positif tidak signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hasil analisa uji t gross profit margin diperoleh hasil signifikan 0,049 lebih kecil dari signifikan 0,05, sementara koefesien regresi gross profit margin sebesar -0,460, hal ini menunjukkan gross profit margin memiliki pengaruh negatif signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Tanda negatif signifikan berarti bahwa semakin tinggi gross profit margin perusahaan maka pertumbuhan laba perusahaan semakin rendah, hal ini dapat disebabkan karena ada beberapa perusahaan yang memiliki nilai gross profit margin yang tinggi sedangkan pertumbuhan labanya rendah, salah satu contoh perusahaan yang memiliki nilai gross profit margin yang tinggi dan pertumbuhan labanya rendah adalah PT. Pyridam Farma dimana nilai rata-rata gross profit margin sebesar 64% dan nilai rata-rata pertumbuhan labanya sebesar 18%. Rendahnya nilai pertumbuhan laba perusahaan dapat disebabkan karena biaya operasi untuk tingkat penjualan tertentu tinggi, sehingga menghasilkan laba usaha (EBIT) yang diperoleh perusahaan rendah, sementara itu tingginya nilai gross profit margin perusahaan dapat disebabkan karena perusahaan mampu menghasilkan laba kotor yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu dengan harga pokok penjualan (HPP) yang dapat ditekan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Mahfoedz (1994) , Roma Uly Juliana dan Sulardi (2003) yang menyatakan bahwa gross profit margin memiliki pengaruh positif signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hasil analisa uji t operating profit margin diperoleh hasil signifikan 0,676 lebih besar dari signifikan 0,05, sementara koefesien regresi operating profit margin sebesar -0,128, hal ini menunjukkan bahwa operating profit margin memiliki pengaruh negatif tidak signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian Roma Uly Juliana dan Sulardi (2003), dimana pada penelitian Roma Uly Juliana dan Sulardi (2003) diketahui bahwa operating profit margin memiliki pengaruh negatif signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hal tersebut dikarenakan oleh perusahaan tidak mampu meningkatkan angka penjualannya, dan tingginya biaya operasi yang harus ditanggung oleh perusahaan, sehingga perusahaan tidak mampu menghasilkan laba usaha yang tinggi. Hasil analisa uji t return on total asset diperoleh hasil signifikan 0,039 lebih kecil dari signifikan 0,05, sementara koefesien regresi return on total asset sebesar -0,728, hal ini menunjukkan bahwa return on total asset memiliki pengaruh negatif signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Tanda 12 negatif signifikan berarti bahwa semakin tinggi nilai return on total asset perusahaan maka pertumbuhan laba perusahaan semakin rendah, hal ini dikarenakan selama periode penelitian tahun 2006-2010, nilai return on total asset perusahaan bernilai positif sedangkan nilai pertumbuhan laba perusahaan tidak hanya bernilai positif namun juga bernilai negatif. Pertumbuhan laba yang negatif disebabkan karena laba bersih (EBIT) tahun sebelumnya lebih tinggi dibandingkan dengan laba bersih (EBIT) tahun sekarang. Return on total asset yang positif berarti perusahaan mampu mengelola total aktivanya berdasarkan tingkat penjualan tertentu. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Nurjanti dan Ekawati (2003) yang menyatakan bahwa return on total asset tidak memiliki pengaruh positif signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hasil analisa uji t return on equity diperoleh hasil signifikan 0,230 lebih besar dari signifikan 0,05, sementara koefesien regresi return on equity sebesar 0,210, hal ini menunjukkan bahwa return on equity memiliki pengaruh positif tidak signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Tidak signifikannya return on equity dalam memprediksi pertumbuhan laba dapat dikarenakan oleh perusahaan tidak mampu menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan, aset dan modal saham yang maksimal sehingga mengakibatkan tingkat pengembalian yang rendah. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Nurjanti dan Ekawati (2003), dimana pada penelitian Nurjanti dan Ekawati (2003) menyatakan bahwa return on equity memiliki pengaruh positif signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN Berdasarkan pada analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian uji simultan (uji F), diperoleh hasil bahwa nilai F hitung sebesar 5,228 > F tabel sebesar 2,01 yang berarti bahwa Ho ditolak, sementara hasil pengolahan datanya yaitu sebesarnya signifikan 0,000. Tingkat signifikansi dari uji F tersebut lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, yang berarti hipotesis penelitian yang pertama terbukti bahwa kinerja keuangan yang terdiri dari current ratio , working capital to total asset, current liabilities to equity, debt to total asset, time interest earned , gross profit margin, operating profit margin,return on total asset, return on equity secara bersama-sama berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2010. Berdasarkan pengujian melalui uji parsial (uji t) maka diperoleh hasil untuk menjawab hipotesis penelitian yang kedua yaitu bahwa hanya rasio gross profit margin dan return on total asset secara parsial dapat memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2010. Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yaitu : 1. Sampel pada penelitian ini hanya meneliti perusahaan manufaktur saja dan jumlah sampelnya pun hanya 37 perusahaan karena adanya pengurangan jumlah perusahaan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. 2. Variabel bebas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini hanya tiga 13 rasio yaitu rasio likiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. 3. Jangka waktu penelitian hanya 6 tahun saja yaitu tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010. 4. Dalam penelitian ini variabel current liabilities to equity tidak lolos uji heteroskedastisitas karena tingkat signifikansinya < 0,05. SPSS. Edisi 4. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Mahfoedz, Mas’ud.1994 “ Financial Ratio Analysis and The Prediction of Earning Change in Indonesia” . Kelola No 7/III/1994. Hal 114137. Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2009 . Analisis Laporan Keuangan . Edisi 4 . Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Mudrajat Kuncoro. 2003.Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 3. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Nurjanti dan Erni Ekawati. Desember 2003 “Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Pasar Modal Indonesia” . Ventura. Volume 6 No 3. Hal 253270. Riyanto, Bambang, 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4, BPFE,Yogyakarta. Roma Uly Juliana dan Sulardi. 2003 “ Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur “ Jurnal Bisnis & Manajemen. Volume 3 No 2. Hal 108-126. S. Munawir . 2002. Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta : Liberty. Sekaran, Uma, 2003. Research Method for Business (Metode Penelitian untuk Bisnis, Buku 1). Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Sofyan Syafri Harahap. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa. Suparno. 2003. Akuntansi Manajemen, Yogyakarta: Libertpy. Syafaruddin Alwi. 1994. Alat-Alat Analisis dalam Pembelanjaan, Edisi Keempat.Yogyakarta: Andi Offset. Adapun saran yang diberikan oleh peneliti yaitu : 1. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan agar menambah jumlah sampel, tahun penelitian, dan variabelvariabel lain seperti ukuran perusahaan dan tingkat inflasi dapat digunakan sebagai variabel bebas dalam memprediksi pertumbuhan laba. 2. Bagi perusahaan diharapkan agar lebih memperhatikan laba bersihnya (EBIT), sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan laba yang positif, dan perusahaan juga diharapkan agar memperhatikan kinerja keuangan yaitu gross profit margin dan return on total asset yang signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. 3. Bagi investor sebelum menanamkan modalnya diharapkan agar lebih memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. DAFTAR RUJUKAN Brigham, F Eugene dan Houston, F Joel. 2001. Dasar- Dasar Manajemen Keuangan . Edisi 8. Jakarta : Erlangga Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Andi, Yogyakarta. Helfert, Erich A. 1993. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 7. Jakarta : Erlangga. Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program 14 Van Horne, J.C., &Wachowicz, J.M. (2005). Fundamentals of Financial Management. Edinburgh: Prentice Hall. www.idx.co.id 15 CURRICULUM VITAE Nama : Shanty Warthy Nim : 2008210046 Alamat : Jln.Nginden Baru 1 No 7 Surabaya Nomor Telepon : 081242318280 Email : [email protected] Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 28 Januari 1990 Pendidikan Formal 2008 – 2012 : STIE Perbanas Surabaya Jurusan Manajemen Keuangan 2005 – 2008 : SMA Negeri 5 Makassar 2002 – 2005 : SMP Katolik Garuda Makassar 1996 – 2002 : SD Frater Bhakti Luhur Makassar Pengalaman Organisasi 2010 : Bendahara Panitia English Club Extraordinary STIE Perbanas Surabaya 2009-2010 : Pengurus (Sie. Notice Board) UKM English Club STIE Perbanas Surabaya 2006-2007 : Pengurus (Sie. Dana) Persekutuan Siswa Kristen SMA Negeri 5 Makassar Surabaya, 20 Maret 2012 Shanty Warthy