Uploaded by Farikha Aulia

TUGAS HEMATOLOGI II

advertisement
TUGAS HEMATOLOGI II
NAMA : NUR AULIA FARIKHA
NIM : 22018028
DOSEN PENGAMPU : ASBAR TANJUNG, S.Si, M. Biomed.
MAKALAH
“ANEMIA DEFISIENSI ASAM FOLAT”
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PRIMA INDONESIA
Jurusan D3 Teknologi Laboratorium Medis (TLM)
Jl. Raya Babelan KM 9,6, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babalan, Bekasi Utara 17610
Telp.: (021) 89134420 dan website: www.stikesprimandonesia.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah praktikum hematologi II ini tentang “Anemia defisiensi asam
folat” dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun makalah hematologi II ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
keterbatasan dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya yang saya miliki. Untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami perlukan untuk pengembangan makalah ini
kedepan.
Harapan saya semoga makalah hematologi II ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
bagi pembaca, dapat memberikan pemahaman bagi pembaca, serta dapat dijadikan pedoman bagi
pembaca untuk lebih mendalami materi ini.
Bekasi, Maret 2020
Penulis
BAB I
PEMBAHASAN
1.1.Definisi Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb (hemoglobin) darah atau hitung eritrosit
lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb <14g/dl dan Ht <41% pada
pria, Hb <12 g/dl dan Ht <37% pada wanita. (Mansjoer, 2001)
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia
dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).
Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE sebagai
bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, Kapita Selekta, Jakarta 1999).
Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam
darah (Anonim). Anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap
laboratorium.
1.
Nilai Hb normal
a)
Pria
: 13.8 - 17.2 gram/dl
b)
Wanita
: 12.1 – 15.1 gram/dl
2.
Nilai Hb anemia
a)
Pria
: <13.8 – 17.2 gram/dl
b)
Wanita
: <12.1 – 15.1 gram/dl
(WHO.2008)
1.2.Anemia Defisiensi Asam Folat
A. Definisi
Anemia defisiensi Asam Folat adalah anemia yang terjadi karena tubuh kekurangan asam
folat. Asam folat dan vitamin B12 adalah zat yang berhubungan dengan unsur makanan yang
sangat diperlukan bagi tubuh. Peran utama dari asam folat dan vitamin B12 ialah dalam
metabolisme intraselular. Bila kedua zat tersebut mengalami defisiensi, akan menghasilkan tidak
sempurnanya sintesa DNA. Hematopoiesis sangat sensitif pada defisiensi vitamin tersebut, dan
gejala awal ialah anemia megaloblastik.
B. Patofisiologi
Kekurangan asam folat akan mengakibatkan anemia megaloblastik. Asam folat
merupakan bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA, yang penting sekali untuk metabolisms
inti sel. DNA diperlukan untuk mitosis sedangkan RNA digunakan untuk pematangan sel. JadI
bila terdapat kekurangan asam folat, banyak sel yang antri untuk memperoleh DNA agar dapat
membelah. Tampak eritropoesis meningkat sampai 3 kali normal. 6
Jumlah asam folat di dalam tubuh 6-10 mg (4-6 mg terdapat dalam hati), sedangkan
kebutuhan setiap hari hanya kira-kira 50µg. Sumber asam folat dalam makanan ialah hati, ginjal,
sayur-mayur hijau dan ragi. Hampir semua susu mempunyai kadar asam folat yang rendah. Susu
kambing mempunyai kadar asam folat dan vitamin B12 yang rendah.6
Absorbsi dari asam folat terutama terjadi di usus halus bagian proksimal dan tidak
tergantung pada factor instrinsik seperti pada vitamin B12. Defisiensi asam folat lebih umum
terjadi dibandingkan dengan defisiensi B12 (kobalamin). Asam folat lebih cepat disimpan dan
dihancurkan jika dibandingkan dengan kobalamin, tanpa diet yang tepat akan terjadi anemia
megaloblastik.
Sebelum asam folat menjadi aktif, mula-mula harus direduksi dulu menjadi dihidrofolic
acid (DHFA) dan kemudian menjadi tetrahydrofolic acid (THFA). Selanjutnya dari THFA
direduksi menjadi N5 formyl THFA (faktor sitrovorum). Reaksi yang terakhir memerlukan suatu
reaksi disosiasi antara form iminoglutamic acid (FIGLU) dan asam glutamat. Kelebihan FIGLU
didalam darah akan dikeluarkan bersama urin.
Di dalam percobaan seorang laki-laki dewasa sehat yang diberi diet defisiensi asam folat,
akan terjadi :
1. Penurunan kadar asam folat dalam serum pada minggu ke-3
2. Hipersegmentasi neutrofil pada minggu ke-7
3. Ekskresi FIGLU dalam urin meningkat pada minggu ke-13.
4. Aktifitas folat dalam eritrosit menurun pada hari ke-123
5. Makroovalositosis pada hari ke-127
6. Sumsum tulang megaloblastik pada hari ke-134
7. Anemia pada hari ke-137
Aktifitas asam folat menurun dapat disebabkan oleh
1. Kekurangan masukan
Misalnya anemia megaloblastik pada bayi yang umumnya disebabkan karena pemberian
susu tanpa pemberian makanan tambahan secukupnya. Anemia megaloblastik pada kehamilan
umumnya disebabkan karena diet yang kurang, sedangkan kebutuhan asam folat dari janin
bertambah
2. Gangguan absorbsi
Misalnya pada steatore idiopatik, tropical spree, penyakit seliak dan beberapa penyakit
gastrointestinal lainnya.
3. Obat yang bersifat antagonistik terhadap asam folat. Misalnya metotreksat, 6-merkaptopurin,
pirimetamin, derivat barbiturat dan sebagainya.
D. Epidemiologi
Anemia defisiensi besi sampai saat ini masih merupakan masalah nutrisi di seluruh dunia
terutama di negara berkembang dan diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan
lebih dari setengah menderita ADB.1,2,3 WHO (1968) menyatakan ADB pada bayi dan anak di
negara sedang berkembang dihubungkan dengan kemiskinan, malnutrisi, infeksi malaria,
infestasi cacing tambang, HIV, defisiensi vitamin A dan asam folat.
E. Pemeriksaan laboratorium.
Kadar hemoglobin rendah dan gambaran darah tepi makrositik (MCV lebih dari 96 cµ), serta
terdapat hipersegmentasi neutrofil. Aktifitas asam folat dalam serum rendah (normal 2,1-2,8
ng/ml) dan bila aktifitas asam folat lebih rendah dari 3 ng/ml, maka pemeriksaan FIGLU dalam
urin akan positif. Gambaran sumsum tulang memperlihatkan eritripoetik yang megaloblastik,
granulopoetik dan trombopoetik menunjukkan hipersegmentasi dan sel raksasa.
F. Kesimpulan.



Defisiensi asam folat dapat menyebabkan kelainan yang mengenai jaringan nonhemopoietik.
Asam folat memberikan harapan baik sebagai pencegahan terjadinya kelainan cacat
bawaan yang disebabkan kelainan pertumbuhan susunan saraf pusat. Namun di Indonesia
diperlukan penelitian lebih lanjut.
Mengkonsumsi ekstrak asam folat yang ada di dalam makanan relatif tidak efektif dalam
meningkatkan status fotal eritrosit; sedangkan ekstrak asam folat dalam suplemen
mempunyai pengaruh yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
PEMBAHASAN JURNAL
A. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Lokasi
penelitian adalah di empat Puskesmas PONED Kabupaten Karawang tahun 2011. Pengumpulan
data dilakukan oleh peneliti dengan melakukan pemeriksaan kadar Hb dan asam folat dalam
darah ibu hamil trimester ketiga, dilanjutkan dengan melakukan pengukuran lingkar kepala janin
dalam 6 jam setelah lahir, untuk pemeriksaan kadar Hb dan asam folat. Dalam pemeriksaan
tersebut, peneliti bekerjasama dengan laboratorium prodia, sedang lingkar kepala janin diukur
oleh peneliti.
B. HASIL
Penelitian yang dilakukan di Puskesmas PONED Kabupaten Karawang ini menemukan
72,2 persen ibu hamil dengan kadar asam folat rendah dan mengalami anemia sebanyak 38,9
persen. Selain itu, ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara kadar asam folat dengan
ukuran lingkar kepala janin (P=0.022), dan hubungan antra kadar haemoglobin dengan ukuran
lingkar kepala janin (P=0,025). Besarnya pengaruh asam folat terhadap ukuran lingkar kepala
sebesar 26,7 persen dan Hb sebesar 25,8 persen. Sedangkan secara bersama-sama asam folat dan
Hb berpengaruh sebesar 34,4 persen.
Download