Uploaded by Irdarmadimm

UTS TAMA RLL 181 2018 smart city

advertisement
Soal UTS
Rekayasa Lalu lintas lanjut (3 sks)
Sifat ujian: Buka Buku
Waktu: 1 minggu (1 Desember 2018)
Dalam rangka menghadapi Revolusi Industri 4.0, yaitu salah satu tantangan dalam
bidang
transportasi
adalah
pembuatan
kendaraan
tanpa
awak
(
“AUTONOMOUS CAR, DRIVERLESS CAR” ).
Untuk menghadapi tantangan ini, pada 2030-2045 Indonesia harus bisa
merancang bentuk transportasinya.
Saudara diminta untuk membuat paper mengenai “Smart Mobility” sesuai
pandangan Saudara sendiri.
Paper dikumpulkan melalui
email:
[email protected]
nama file:
uts tama rll 181
batas waktu: 1 Desember 2018
Jakarta, 24/11/2018
Dosen RLL Univ.Tama
A.R. Indra Tjahyani
PENGARUH KENDARAAN TANPA AWAK TERHADAP MOBILITAS
(“The Impact of Autonomous Driving on Mobility”)
Darmadi, 1751 006 08
mahasiswa strata 2, Jalan TB Simatupang, Tanjung Barat , Jakarta Selatan
3
Program Studi Magister Teknik Sipil, FT Universitas Tama Jagakarsa
e-mail: [email protected]
.
1. Pendahluan
Tantangan utama transportasi mendatang adalah kendaraan yang hemat
energi, pengurangan kemacetan, penggunaan mobil tanpa awak. Ketiga hal ini akan
menjadi isu yang harus dipersiapkan langkah-langkah penyelesaian yang efektif
dan efisien mulai dari sekarang untuk menunjang mobilitas manusia yang lebih
tinggi.
Sebelum penggunaan teknologi machine , pabrik-pabrik lebih banyak
menggunakan sistim padat karya , jika ditinjau dari sudut pandang sosial, maka hal
ini akan meberi kesempatan jutaan orang lebih bebas untuk melakukan pekerjaan
dengan mempunyai penghasilan untuk hidupnya adalah baik. Sehingga orang bisa
bekerja bebas menjadi seniman dan ilmuwan dan pengusaha atau bahkan petani.
Kemajuan industri menyebabkan jutaan orang tiba-tiba kehilangan
pekerjaan, ini adalah evolusi yang sangat buruk. Sebagai masyarakat awam, pasti
tidak kuasa membantu melatih mereka, sehingga kita membiarkan mereka
terabaikan dan para pekerja yang pekerjaannya menjadi kadaluwarsa tidak dapat
mencari nafkah di bidang lain yang perlu keahlian yang berbeda . Hal ini akan selalu
terjadi dalam sejarah manusia yang menuju
kemajuan teknologi dan revolusi
industri.
Baru-baru ini sebuah program komputer dipakai pada sebuah robot yang
bisa memasak dan bekerja secara efisien. Bahkan di dunia industri otomotif robot
sudah dimanfaatkan dalam merakit komputer atau mobil dengan presisi lebih tinggi
dan gak kenal lelah. Apalagi akhir – akhir ini dengan kemajuan teknologi maka
muncullah kendaraan tanpa awak, sehingga kendaraan ini bisa berjalan sendiri
tanpa harus ada sopirnya. Kondisi ini tentu saja , lagi-lagi, akan menyebabkan
sesorang kehilangan pekerjaannya (“jobless”).
Sehingga kondisi ini memaksa , sekarang, untuk memutuskan apa yang
harus dilakukan Pemerintah terhadap para pengemudi yang menganggur karena
kemajuan yang kita lakukan sekarang dan tentu saja akan menjadi preseden yang
buruk.
Di sisi lain kemajuan kendaraan tanpa awak ini juga menimbulkan masalah
yang harus diselesaikan yaitu bagaimana pengaturan sistim tranpostasinya
sehingga “safety car riding” menjadi lebih tinggi atau aman , pengurangan
kecelakaan akibat tabrakan. Kecelakaan di jalan raya merupakan kecelakaan yang
90% mengakibatkan kematian (“the Eno Center for Transportation”, 2010, US).
Banyak pihak mengusulkan penggunaan kendaraan tanpa awak / sopir dalam sistim
transportasi yang diklaim akan mengurangi dampak kecelakaan. Sementara ini,
anggapan bahwa jika menggunakan kendaraan tanpa sopir menjanjikan
pengurangan kecelakaan secara signifikan turunnya angka kecelakaan
atau
bahkan akan menghilangkan kecelakaan akibat berlalulintas kendaraan di jalan
atau memberikan kondisi keselamatan dalam berkendara atau bahkan bisa
berkantor di mobil atau juga berkendara sambil rapat di dalamnya dan lain-lain..
Manuver kendaraan tanpa awak dalam lalu lintas melalui jaringan jalan tanpa
mengharuskan manusia sebagai pengendali atau pengambil keputusan jalannya
kendaraan.
Kendaraan
tanpa
awak
meningkatkan
kenyamanan
bagi
penumpangnya dengan menghilangkan fungsi untuk melakukan tugas mengemudi
dan juga akan menurunkan tingkat stress dalam perjalanan. Kendaraan tanpa awak
menyediakan peluang mobilitas baru untuk kelompok orang yang sejauh ini
sebagian atau seluruhnya merasa terbatas menggunakan kendaraan misalnya
karena aturan ganjil genap, harus ada SIM , orang tidak bisa menyopir kendaraan
dan lain-lain. Dengan adanya Driverless Vehicles akan menyediakan opsi mobilitas
fleksibel untuk orang yang saat ini tidak dapat mengemudi karena fisik atau batasan
yang berkaitan dengan usia; dan meningkatkan kenyamanan dan penggunaan
waktu bepergian yang lebih efektif , menyenangkan dan bahkan sambil bekerja di
dalam kendaraan.
Tetapi pengadaan Driverless Vehicles juga mempengaruhi faktor karakterisitik
lalulintas. Untuk memahami berbagai faktor yang menentukan pengaruh lalu lintas
pada kendaraan tanpa awak, karakteristik utama adalah dari arus lalu lintas..
Dengan dasar ini, akan diperoleh dampak dari kendaraan tanpak awak pada
kapasitas segmen jalan raya serta pada persimpangan dengan sinyal lalu lintas.
Dampak kendaraan tanpa awak pada kualitas koneksi perjalanan yang mencakup
berbagai elemen infrastruktur tidak dapat dijelaskan secara memadai dalam model,
sehingga perlu justifikasi baru dalam pemodelan lalulintas.
2. Definisi Autonomous CAR
Mobil self-driving (kadang-kadang disebut autonomous car atau driverless car atau
mobil tanpa pengemudi) adalah kendaraan yang menggunakan kombinasi sensor,
kamera, radar dan kecerdasan buatan (Artificial Inteligent) untuk melakukan
perjalanan antar tujuan tanpa operator manusia. Agar memenuhi syarat sebagai
tanpa awak sepenuhnya, kendaraan harus dapat menyetir sendiri tanpa intervensi
manusia ke tujuan yang telah ditentukan sebelumnya di atas jalan yang telah
disesuaikan untuk penggunaannya dengan pemrograman.
The U.S. National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) menjabarkan
enam tingkat otomatisasi, dimulai dengan nol, di mana manusia masih melakukan
untuk mengemudi, melalui teknologi bantuan pengemudi hingga mobil yang
sepenuhnya tanpa awak. Berikut adalah lima level yang mengikuti otomatisasi :
Level 0 : Kendaraan tanpa sistim otomatisasi, dengan kendali sopir penuh.
Level 1: Sistem bantuan pendorong lanjutan (Advanced Driver Assistance
Systems) membantu pengemudi manusia dengan pengemudian, pengereman atau
percepatan, meskipun tidak secara bersamaan. ADAS ini juga termasuk kamera
pandangan belakang dan fitur seperti peringatan kursi bergetar untuk mengingatkan
pengemudi ketika mereka tidak sesuai dengan rencana jalur perjalanan.
Level 2: ADAS yang dapat dikemudikan dan baik rem atau berakselerasi secara
bersamaan sementara pengemudi tetap sadar sepenuhnya di belakang kemudi dan
terus bertindak sebagai pengemudi.
Level 3: Sistem mengemudi otomatis (ADS) dapat melakukan semua tugas
mengemudi dalam keadaan tertentu, seperti memarkir mobil. Dalam keadaan
seperti ini, pengemudi manusia harus siap untuk mengambil kembali kendali dan
masih harus menjadi pendorong utama kendaraan.
Level 4: ADS mampu melakukan semua tugas mengemudi dan memantau
lingkungan mengemudi dalam keadaan tertentu. Dalam keadaan itu, ADS cukup
andal sehingga pengemudi manusia tidak perlu memperhatikan.
Level 5: ADS kendaraan bertindak sebagai sopir virtual dan melakukan semua
penggerak dalam semua keadaan. Penghuni manusia adalah penumpang dan tidak
pernah diharapkan untuk mengendarai kendaraan.
3. Perkembangan Kendaraan tanpa awak
Semua industri produsen kendaraan telah mengumumkan rencana untuk membuat
AUTONOMOUS VEHICLE dan berencana untuk merilis kendaraan dengan
beberapa fitur otomatis pada 2017, dan pada sistem level 3 diharapkan pada 2017
hingga 2020 telah diproduksi. Google telah mengumumkan rencana untuk merilis
level 4 pada tahun 2017, dan Tesla telah mengumumkan niatnya memproduksi
pada tahun 2020 mendatang.
Para peneliti tidak setuju ketika AUTONOMOUS VEHICLE akan menjadi moda
transportasi umum. IHS Automotive akan membuat produksi mobil tanpa awak
untuk level 3 pada tahun 2020, level 4 pada 2025, dan level 5 hingga 2030, dengan
target penjualan AUTONOMOUS VEHICLE mencapai 9% penjualan pada 2035
dan 90% armada kendaraan pada tahun 2055. Lembaga Informasi Asuransi
Amerika mengklaim bahwa semua mobil dapat diotomatisasi pada 2030. KPMG,
sebuah organisasi penelitian di Swiss, melakukan studi kelompok (focus group
discussion) dan menemukan bahwa di berbagai demografi dan pada berbagai
preferensi pengemudi, menyimpulkan bahwa Amerika lebih bersedia daripada
tidak mempunyai mobil self-driving. Pada Negara lain lebih berhati-hati; Gomes
melaporkan bahwa di antara 500 ahli yang menghadiri konferensi AUTONOMOUS
VEHICLE baru-baru ini, setengahnya tidak mengharapkan untuk melihat level 4
AUTONOMOUS VEHICLE sampai 2030, dan 20% mengharapkan penerapannya
pada 2040, dan 10% tidak pernah mengharapkan kendaraan ini beroperasi.
Perkiraan mobil akan diproduksi pada sekitar tahun 2025, dan diprediksikan
memiliki harga premium US $ 7.000 hingga $ 10.000, yang sepuluh kali lipat lebih
mahal biaya prototipe hari ini.
4. Pengaruh terhadap paramater lalulintas
Menurut Milakis (2015), menyatakan bahwa penggunaan kendaraan tanpa awak
akan mengakibatkan
pengaruh terhadap berbagai kegiatan atau komponen
yang terkait, seperti terlihat di gambar berikut.
Efek layer pertama mencakup implikasi dari pengemudian otomatis terhadap lalu
lintas, biaya perjalanan, dan pilihan perjalanan. Menurut Hoogendoorn et al.
(2014) otomasi mengemudi dapat berdampak pada kapasitas aliran bebas,
stabilitas arus kendaraan, distribusi kendaraan di sepanjang jalur, penurunan
kapasitas dan oleh karena itu akan memberikan pemilihan kapasitas efektif bagi
pengemudi atau bahkan mengendalikan headway kendaraan dan kecepatan
kendaraan. Peningkatan kapasitas dapat disertai dengan pengurangan tundaan
kemacetan dan karena itu waktu tempuh yang lebih rendah dan biaya
perjalanan yang lebih rendah. Biaya perjalanan juga dapat dikurangi melalui
VTTS (“Value of Travel Time Savings”) yang lebih rendah dan juga karena
peningkatan pengayaan perjalanan (penggunaan waktu yang lebih berguna saat
bepergian, rapat di mobil, komunikasi bisnis, entertainmen), lebih sedikit tekanan
karena tidak harus konsentrasi mengemudi, kenyamanan lebih baik, dan risiko
kecelakaan yang lebih sedikit. Penurunan biaya perjalanan kendaraan ini
kemudian dapat memicu perubahan dalam pilihan perjalanan baik dalam hal
lebih banyak VKT (Vehicle Kilometers Traveled, karena peningkatan aksesibilitas
di lokasi yang lebih jauh) dan pergeseran moda dari transportasi umum ke mobil.
Riak kedua termasuk implikasi dari mengemudi otomatis sehubungan dengan
kepemilikan kendaraan dan berbagi kendaraan, desain kendaraan, pemilihan
lokasi dan penggunaan lahan, dan infrastruktur transportasi. Peningkatan
kapasitas dapat mengurangi kebutuhan investasi infrastruktur jalan konvensional
(Silberg et al., 2012; Eugensson et al., 2013; Fagnant dan Kockelman, 2015;
Litman, 2014; Wagner et al., 2014) dan membebaskan ruang jalan untuk
kepentingan umum atau keindahan perkotaan.
5. Keselamatan berkendara
Dalam percobaan penggunaan driverless car oleh GOOGLE , sebuah mobil tanpa
awak yang sedang diuji merek Waymo milik Google terlibat dalam tabrakan serius
di California, ketika sebuah mobil yang dikendarai oleh manusia menyerempet
kendaraan percobaan ini, dan menyebabkan operator (manusia) di Waymo
menderita luka ringan. .
Dalam sebuah laporan kecelakaan yang diajukan oleh DMV California pada 23
Februari 2016 , Google menulis bahwa mobil tanpa awaknya, Lexus SUV, sedang
menyetir sendiri di El Camino Real di Mountain View. Kendaraan ini pindah ke jalur
paling kanan untuk berbelok ke kanan menuju Castro Street, tetapi berhenti ketika
mendeteksi kantong pasir yang ada di samping saluran dan menghalangi jalannya.
Setelah beberapa mobil berlalu, Google AUTONOMOUS VEHICLE mulai berjalan
kembali ke tengah-tengah jalur untuk melewati kantong pasir. Bus angkutan umum
mendekat dari belakang. Pengemudi uji Google AUTONOMOUS VEHICLE melihat
bus mendekati di cermin sisi kiri. tetapi percaya bus itu akan berhenti atau lambat
untuk memungkinkan Google AUTONOMOUS VEHICLE melanjutkan. Sekitar tiga
detik kemudian, ketika Google AUTONOMOUS VEHICLE masuk kembali ke pusat
jalur itu, dia menyerempet sisi bus.
Mobil Google berada dalam mode otomatis full dan mengemudi pada kecepatan 40
km/jam pada saat kecelakaan terjadi. Bus itu mengemudi sekitar 65 km/jam. Tidak
ada cedera yang dilaporkan, tetapi roda depan kiri dan fender mobil Google rusak.
Ini adalah kecelakaan kecil dengan implikasi serius: Kendaraan tanpa awak Google
telah mengalami kecelakaan sebelumnya, tetapi raksasa teknologi itu selalu cepat
menyadari bahwa teknologinya tidak pernah salah (mobil cenderung mendapatkan
lampu merah pada bagian belakang). Mungkin tidak bisa mengatakan itu lagi.
Mobil Google telah berjalan lebih dari 1,3 juta mil sejak 2009. Mereka dapat
mengenali sinyal tangan dari petugas lalu lintas dan "berpikir" dengan kecepatan
yang tidak dapat ditandingi oleh manusia. Kendaraan ini sepanjang perjalanannya
telah terlibat dalam 17 kecelakaan, semuanya disebabkan oleh kesalahan manusia.
Google menyatakan bahwa mereka akan siap jalan pada tahun 2020.
6. Perubahan paradigma dalam mobilitas
Semakin banyak bukti empiris menunjukkan bahwa penggunaan driverless car
dapat memberikan manfaat yang banyak dalam bidang transportasi, penggunaan
lahan lebih efisien, lingkungan, dan sosial. Sedangkan studi dampak pada
perjalanan pulang pergi menjadi lebih terbuka luas, dampak berkendara bersama
(ridesharing) dan model layanan mobil pesan (“ridesourcing”) akan bermunculan
dengan sistim yang lebih baru.. Salah satu efek paling mencolok dari sistim
perjalanan adalah mengurangi kepemilikan kendaraan. Berdasar penelitian bahwa
setiap kendaraan public (“carsharing”) akan menghilangkan 9 dari 13 kendaraan
yang akan dibeli dan beroperasi di jalanan.. Kebanyakan pergeseran kepemilikan
kendaraan ini secara otomatis ini dalam satu rumah menjadi carless, kemudian ada
yang tadinya dua mobil rumah tangga menjadi satu mobil untuk satu rumah tangga.
Studi terbaru dan hasil survei anggota dirilis oleh organisasi carharing Amerika
Serikat dan Kanada menunjukkan bahwa 25 hingga 35% dari anggota carsharing
menjual
kendaraan pribadi mereka, dan antara 35 hingga 71% anggota
menghindari pembelian mobil baru beralih ke penggunaan mobil carsharing.
Sebuah penelitian studi oleh Martin dan Shaheen
mencatat bahwa 25% dari
anggota menjual kendaraan dan 25% dari anggota menunda pembelian kendaraan
karena mobil berbagi (“carsharing”, sewaan) dengan mengambil sampel sekitar
9500 peserta. Selain itu, pengurangan kepemilikan mobil umumnya terkait dengan
peningkatan jalan kaki, carpooling, dan penggunaan moda sepeda
serta
berkurangnya kapasitas parkir... Studi pada enam lokasi di seluruh Utara Amerika
menemukan bahwa antara 13,5 dan 54% menggunakan angkutan umum lebih
senang daripada menggunakan mobil pribadi.
7. Pengaruh terhadap sistim transportasi
Telah banyak lembaga membahas kendaraan tanpa awak (CAUTONOMOUS
VEHICLE=Connected Autonomous Vevicle) dan juga merencanakannya, tetapi
di bidang transportasi lebih banyak penekanan untuk memahami apa pengaruhnya
terhadap aspek jaringan transportasi yang mungkin terjadi, dan menentukan
apakah dampaknya akan positif atau negatif, dan apa keputusan kebijakan yang
dapat dilakukan Pemerintah untuk mendorong atau mengurangi dampaknya.. Pada
analisis transportasi dampak pada tingkat paling dasar, ada dua elemen yang
berpengaruh apakah jalan akan mengalami kemacetan, yaitu kapasitas dan
volume lalulintas. Bersama-sama kedua elemen ini memungkinkan dinuat analisis
volume rasio kapasitas yang merupakan parameter utama untuk memahami kinerja
jalan raya.
Dampak CAUTONOMOUS VEHICLE pada Estimasi Kapasitas
Penyebab utama kemacetan adalah rendahnya kapasitas jalan , misalnya adanya
bottle neck (40%) yang terjadi.
Kapasitas jalan raya dapat ditentukan pada umumnya dengan dua cara, yaitu
dengan perkiraan secara konseptual perkembangan wilayah atau analisis rinci
menggunakan pemodelan dan simulasi.
Yang pertama adalah metode yang lebih filosofis dan subyektifitasnya kurang bisa
dikendalikan, sedang cara kedua lebih reliable karena ada anlisis matematisnya.
Kapasitas pada metode ini akan mempertimbangkan perbedaan antara driver
manusia dan driver komputer
dalam kendaraan di jalan raya. Berdasarkan
penelitian bahwa AUTONOMOUS VEHICLE dapat mengurangi kecelakaan hingga
lebih dari 90%, (menurut laporan NHTSA, USA) dan ternyata kecelakaan yang
terjadi penyebab utama adalah faktor manusia dengan 93% kejadian kecelakaan
lalu lintas. Penyebab manusia ini termasuk, antara lain, pengalihan yang terganggu
(misalnya, telepon seluler , melihat kecelakaan di jalur lain dan berkaraoke di
kendaraan) dan insiden terkait alkohol. Pengurangan kapasitas oleh melihat
kecelakaan di jalur lain (“rub-berneckers”), yang memperlambat untuk melihat apa
yang terjadi, bisa 5% hingga 25% dari kapasitas menurun yang disebabkan oleh
kecelakaan dalam arah utama perjalanan searah pengendara.. Dengan insiden lalu
lintas yang menyebabkan sekitar 25% dari penundaan lalu lintas di jalan-jalan ini
akan menjadikan kemacetan yang substansial..
Metode pemodelan dan simulasi memungkinkan untuk analisis dan interaksi yang
lebih mendalam. dari variabel. Hal ini memungkinkan peneliti untuk lebih tepat
memahami efek AUTONOMOUS VEHICLEs dalam skenario tertentu dan
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang efek dari tingkat pertumbuhan
kendaraan yang berbeda.. Menggunakan simulasi segmen jalan raya satu jalur,
Shladover et al. menemukan bahwa kapasitas lajur meningkat secara kuadratis
dengan tingkat pertumbuhan. Ada pertumbuhan kapasitas yang tidak dapat
ditembus pada tingkat pertumbuhan 10%, peningkatan 20% dalam kapasitas lajur
pada 50% penetrasi pasar, dan kapasitas hampir dua kali lipat pada penetrasi pasar
100%. Tren ini menjadi lebih linier ketika diasumsikan bahwa kendaraan yang tidak
dilengkapi dengan CACC masih mampu menyiarkan posisi dan kecepatannya untuk
membantu kendaraan yang dilengkapi CACC, perubahan yang penulis sarankan
bisa menjadi upgrade aftermarket yang sangat murah. Itu kemudian bisa
diterjemahkan ke dalam suatu pro gram yang dapat didukung oleh lembaga
perencanaan. Talebpour dan Mahmassani menemukan hasil serupa sekitar 100%
peningkatan throughput di jalan raya untuk 100% CAUTONOMOUS VEHICLE
ketika secara matematis menganalisis jalan raya satu jalur dengan segmen
penggabungan menggunakan analisis stabilitas string (16). Perlu dicatat,
bagaimanapun, bahwa tak satu pun dari metode ini tampaknya memperhitungkan
perilaku menenun, khususnya interaksi antara CAUTONOMOUS VEHICLE dan
kendaraan yang digerakkan oleh manusia. Dalam kelompok yang homogen, ada
keuntungan untuk interaksi. Dua driver otomatis akan dapat mengkoordinasikan
reaksi perubahan jalur yang tepat bahkan selama lalu lintas padat. Dua pengemudi
manusia dapat memperoleh keuntungan dalam lalu lintas padat dengan
mengayunkan kendaraan masuk dan keluar atau lampu depan mereka untuk
memberi tahu pengemudi bahwa mereka akan menyerah meskipun aturan jalan
tidak akan mengasumsikan perilaku itu. Ketika ada pengemudi otomatis dan
manusia yang terlibat dalam perubahan jalur ini, tidak ada manfaat yang akan hadir,
yang dapat mengurangi kapasitas jalan dengan cara yang tidak langsung jelas
dengan hanya mempertimbangkan kapasitas jalur. Laporan dari UK DOT digunakan
microsimulation untuk melihat tidak hanya pada tingkat yang berbeda dari otomasi
kendaraan dan penetrasi pasar, tetapi juga pada karakteristik kinerja yang berbeda
dari AUTONOMOUS VEHICLEs berdasarkan kenyamanan penghuni. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ketegasan AUTONOMOUS VEHICLEs secara
dramatis akan berdampak pada kapasitas jalan raya bahkan sampai pada tingkat
penurunan ukuran kinerja untuk beberapa skenario (17). Ini mungkin beberapa
temuan terpenting dari semua simulasi yang telah dilakukan. Ini menggambarkan
pentingnya asumsi model. Dengan sangat sedikit masukan yang begitu jauh dari
produsen peralatan asli (OEM) pada spesifikasi desain, tidak ada peraturan yang
ada, dan tidak ada data dunia nyata berskala besar, para perencana menghadapi
tantangan yang sulit. Sebagai contoh, buku panduan terbaik Texas DOT untuk
mempersiapkan Texas untuk AUTONOMOUS VEHICLEs menyatakan bahwa
karena "model lalu lintas AUTONOMOUS VEHICLE adalah perkembangan terakhir
dalam literatur, model car-following kami mungkin bukan model yang sepenuhnya
akurat dari perilaku AUTONOMOUS VEHICLE ketika AUTONOMOUS VEHICLE
tersedia untuk sebagian besar wisatawan di sana . Kemudian dalam buku panduan
best-practices, pemodelan perilaku keselamatan yang ekstensif menunjukkan
pengurangan dramatis dalam tabrakan belakang, tetapi pengurangan minimal
konflik di persimpangan atau perubahan jalur. Dengan teknologi yang ada untuk
deteksi titik buta, kemampuan kendaraan untuk mengkomunikasikan lokasi mereka,
dan
penelitian
tentang
kemampuan
AUTONOMOUS
VEHICLE
untuk
menghilangkan sinyal lalu lintas, akan terlihat bahwa baik konflik dan kecelakaan di
persimpangan atau perubahan jalur harus menurun, terutama pada kondisi penuh.
penetrasi pasar. Tidak ada pengurangan nyata yang menunjukkan bahwa perilaku
mengemudi dalam model masih membutuhkan penyesuaian, atau bahwa apa yang
ditentukan sebagai kemungkinan konflik oleh model penilaian keselamatan FHWA
pengganti perlu disesuaikan untuk memperhitungkan penggerak yang lebih tepat
yang diaktifkan dengan CAUTONOMOUS VEHICLEs.
Dampak dari CAUTONOMOUS VEHICLEs pada Volume Lalulintas
CAUTONOMOUS VEHICLE akan memiliki kemampuan untuk secara signifikan
mengubah cara orang melakukan perjalanan. Perubahan ini, bahkan lebih daripada
perubahan kapasitas, sulit diperkirakan. Misalnya, teknologi CAUTONOMOUS
VEHICLE akan menciptakan pengurangan waktu perjalanan lima hingga lima
belas menit, dan pengurangan lima menit dalam waktu perjalanan akan
meningkatkan perjalanan di jalan itu sebesar 20% hingga 60% sementara
pengurangan lima belas menit dalam waktu perjalanan kemungkinan akan
menginduksi 50% hingga 120% lebih banyak trafik, maka variabilitas sebenarnya
trafik sebenarnya 20% hingga 120%.
Gambar
di
atas
CAUTONOMOUS
menggambarkan
VEHICLE,
yang
ketidakpastian
berpengaruh
ke
kendaraan
berbagai
metode
parameter
lalulintasbaik pada proses perencanaan, dan tentu saja akan berpengaruh pada
perencanaan sistim transportasi. Badan Perencanaan Transportasi Miami-Dade
menyatakan bahwa sangat penting untuk memperbarui model bangkitan
perjalanan-permintaan sebelum mereka melakukan pembaruan perhitungan
parameter lalulintas . Perjalanan jarak jauh akan meningkat karena penurunan nilai
waktu yang dihabiskan selama bepergian, karena waktu di dalam mobil sekarang
dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas lain selain mengemudi.. Dengan
demikian, penting bagi para perencana untuk secara jelas menentukan tujuan dan
sasaran mereka sebelum mencoba mengevaluasi setiap tindakan yang akan
dilakukan.
Mengingat
bahwa
memprediksi
ketidakpastian
dan
kebutuhan
perjalanan sangat sulit, beberapa proyek telah mencoba untuk melihat masalah dari
arah lain. Alih-alih memprediksi ketidakpastian, mereka melakukan analisis
sensitivitas pada beberapa alternatif terbaik untuk melihat apa rentang kebutuhan
perjalanan sebagai solusi desain tetap menjadi pilihan optimal. Perubahan dalam
pemikiran ini berarti perencana atau pengambil keputusan tidak lagi harus
menentukan nilai spesifik untuk perubahan kebutuhan perjalanan tetapi hanya
seberapa besar kemungkinan kebutuhan perjalanan akan bergeser melampaui
ambang batas yang ditentukan.
8. Pengaturan sistim transportasi
Belum banyak penelitian mengenai perilaku lalulintas pada kendaraan tanpa
awak. Penelitian telah dilakukan di banyak negara, dengan simulasi yang
berbeda dan tujuan yang berbeda, parameter, input dan output yang digunakan
juga bervariasi.. Jika ada beberapa konsep mobilitas yang dipelajari dalam satu
makalah penelitian yang sama, maka ditandai dengan (a), (b) dll.. Hasil dan
perspektif khusus yang tidak tercakup dalam gambar berikut.
Gambar 2. Skala percobaan dan Jenis kendaraan
Tabel 1. Hasil percobaan driverless CAR
Menurut penelitian dari Bernhard Friedrick mengenaui “The Effect of
Autonomous Vehicles on Traffic” , menyampaikan perilaku lalulintas sebagai
gambar berikut :
Dalam penelitiannya menyampaikan tiga hal terkait kapasitas jalan, Stabilitas dan
efisiensi penggunaan kendaraan tanpa awak, dengan hasil sebagai berikut :
a. Kapasitas jalan
Kapasitas akan naik jika menggunakan mobil tanpa awak tetapi hanya
bergerak bercampur dengan mobil penumpang, sedangkan jika kendaraan
tanpa awak berjalan bercampur dengan kendaraan truk maka kapasitas akan
menurun sesuai dengan prosentase truk yang berjalan bersama.
Jika berada diantara mobil pribadi
jika bercampur dengan kendaraan truk
b. Stabilitas
Selain kapasitas yang setara dengan volume lalu lintas terbesar yang dapat
digunakan oleh arus lalu lintas di jalan yang diberikan dan kondisi lalu lintas
pada penampang melintang, stabilitas arus lalu lintas merupakan faktor
penting dalam efisiensi perjalan. Ini menjadi jelas ketika kapasitas dianggap
sebagai variabel stokastik yang mewakili kemungkinan kerusakan lalu lintas
sebagai fungsi dari intensitas lalu lintas. Semakin besar standar deviasi dari
distribusi probabilitas, semakin besar kemungkinan kerusakan lalu lintas
pada volume lalu lintas yang lebih rendah dan dengan demikian
ketidakstabilan menjadi tinggi.
Jika kerusakan terjadi, kapasitas berkurang karena efek “penurunan
kapasitas” yang besarnya sekitar 10%. Dengan jumlah lajur yang sama dan
kondisi kerangka lalu lintas yang sama (volume lalu lintas, proporsi lalu lintas
yang padat), faktor spasial dan temporal yang berbeda menghasilkan fungsi
distribusi kapasitas yang berbeda. Faktor-faktor kunci dalam hal ini adalah
kecepatan dan distribusi kesenjangan waktu. Semakin kecil standar deviasi,
akan semakin stabil arus lalu lintas , dan semakin sedikit kerusakan yang
diharapkan pada volume lalu lintas tinggi.
Terutama ketika kendaraan tanpa awak mampu mengantisipasi tindakan
kendaraan sebelumnya melalui komunikasi elektroniknya, mereka dapat
berkontribusi pada stabilisasi arus lalu lintas dan dengan demikian stabilitas
arus lalulintas dapat terjamin dengan penggunaan kendaraan tanpa awak.
c. Efisiensi
9. Skenario transportasi 2030
Pendekatan skenario diperlukan untuk lebih mendemonstrasikan kemungkinan
dampak Driverless Vehicles untuk tahun 2030 dengan mengembangkan tiga
skenario berikut:
a. "Otomatisasi evolusi"
b. "Revolusi Teknologi"
c. "Memikirkan kembali (auto) mobilitas"
Perlu dilakukan perhitungan dampak dari Driverless Vehicles pada perilaku
mobilitas untuk masing-masing skenario menggunakan kendaraan berteknologi
otomatisasi dalam hubungannya
dengan model kebutuhan perjalanan.
Perubahan nilai waktu kapan mengendarai AUTONOMOUS VEHICLE dan
kapan harus yang konvensional, belum ada penelitian yang serius , Karena
kurangnya data, skenario untuk China belum dimodelkan dan karena itu
mengikuti pendekatan yang lebih kualitatif, yang mencerminkan hasil dari fokus
group discussion dan lokakarya ahli-ahli yang dilakukan di Cina.
Skenario "otomatisasi Evolusi" menggambarkan kemungkinan masa depan yang
evolusi lebih lanjut perkembangan penggunaan AVs alat transportasi secara
keseluruhan. Dalam skenario ini diharapkan bahwa kendaraan yang sangat
otomatis pertama (Level 4) masuk ke pasar mulai 2025 dan seterusnya, dan
kendaraan otomatis (Level 5) masuk pada tahun 2030. Teknologi ini akan
diperkenalkan pertama kali di segmen mewah dan kemudian di segmen
kendaraan yang lebih kecil.. Remaja dari usia 14 tahun diperbolehkan
menggunakan AV. Panjang perjalanan kendaraan dalam kilometer kendaraan
cukup moderat, yaitu naik 2,5% dan 3,5% masing-masing di Jerman dan Amerika
Serikat.
Skenario "Penerapan Revolusi Teknologi" mengasumsikan perkembangan
penggunaan mobil otomatisas yang lebih progresif dari armada AV, dengan AV
pertama akan masuk ke ke pasar mulai 2022 dan seterusnya. Menggunakan AV
adalah legal untuk semua orang dari umur sepuluh tahun sampai orang tua. Itu
akan
meningkatkan
penggunaan
armada
AV
sebesar
32-42%,
dan
meningkatkan penjualan mobil baru 75-80% . Implikasinya, ada dampak yang
lebih besar dari otomatisasi in yaitu terjadinya pergeseran moda dan jarak
tempuh kendaraan dalam kilometer kendaraan (VKT) daripada di skenario
sebelumnya, dengan peningkatan jarak tempuh kendaraan sekitar 8,5% di kedua
negara yaitu Jerman dan Amerika.
Dalam skenario "Memikirkan kembali penggunaan (auto) mobilitas", AV adalah,
di samping penggunaan pribadi mereka, juga penggunaan untuk mobilitas on
demand konsep. Peraturan telah berubah sedemikian rupa sehingga kendaraan
dibiarkan bergerak tanpa manusia di dalamnya. Oleh karena itu pemodelan
sistem Automatitaon Car-Sharing (ACS) dan penggunaan kendaraan bersama
dengan berkumpul lebih dahulu (Automatitaion Pooling, AP), akan menggunakan
waktu akses yang rendah. Sistem ACS memungkinkan paling banyak satu
kelompok orang di mobil yang sama setiap saat, sedangkan sistem AP
memungkinkan lebih dari satu kelompok orang dalam satu mobil yang sama,
yaitu berbagi perjalanan dan biaya lebih murah karena berbagi ongkos; Namun,
sistim AP mengharuskan penumpang sabar karena harus berjalan memutar
untuk mengambil dan mengantar orang lain.
10.Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Kendaraan tanpa awak akan meningkatkan kapasitas jalan
b. Kendaraan tanpa awak akan mengurangi kejadian kecelakaan dan
menurunkan tingkat stress penumpang.
c. Kendaraan
tanpa awak meerlukan
pengaturan
yang benar untuk
menghindari kecelakaan dan juga kemacetan yang parah.
d. Kendaraan tanpa awak meningkatkan mobilitas.
2. Saran
a. Penerapan di Indonesia masih perlu banyak uji coba mengingat kondisi jalan
yang tidak seragam dan perilakuk pengendara mobil dengan sopir yang
masih kurang disiplin.
b. Penerapan awal sebaiknya diterapkan pada kendaraan yang berjalur khusus
sebagai lahan uji-coba, misalnya jalur busway.
c. Pembuatan regulasi yang baik dan mengadomodasi segala resiko
termasuk aturan harus mempunyai asuransi kecelakaan, menganalisis
kerangka hukum dan peraturan bagi inovasi ini.
d. Sebaiknya semua pengguna jalur menggunakan kendaraaan tanpa awak
tidak ada kendaraan yang dioperasikan manusia
e. Meningkatkan kedisiplinan orang Indonesia dalam melakukan berkendaraan
tidak main serobot kana-kiri semaunya.
3. Daftar Pustaka
Department for Transport. Research on the Impacts of Connected and
Autonomous Vehicles (CAUTONOMOUS VEHICLEs) on Traffic Flow. Summary
Report. 5145311. 2016.
DuPuis, N., M. Cooper, and B. Rainwater. City of the Future Technology and
Mobility. National League of Cities. 2015. Accessed June 15, 2017.
Miami-Dade Transportation Planning Organization (TPO), Impact of Future
Technology in the 2045 LRTP.. Prepared by The Corradino Group. 2017.
MetroPlan Orlando. 2017., Intelligent Transportation Systems Master Plan.
MN. Nasution, MSr, “Manajemen Transportasi”, PT. Ghalia Indonesia, 2010
New York Metropolitan Transportation Council (NYMTC), Regional Transportation
Plan 2045 Maintaing the Vision for a Sustainable Region.. 2017.
Stanford.edu. SAE Levels of Driving Automation. Stanford Law School. 2016.
http://cyberlaw.stanford.edu/files/blogim-ages/LevelsofDrivingAutomation.pdf.
Accessed July 24, 2017
Federal Highway Administration , Traffic Congestion and Reliability Trends and
Advanced Strategies for Congestion Mitigation. Cambridge Systematics., 2005.
Download