Uploaded by User51005

348389746-Prosedur-Dan-Metode-Pelaksanaan-Pekerjaan-Tanah

advertisement
PROSEDUR DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH
2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan tanah meliputi segala pekerjaan penggalian, pemuatan, pengangkutan dan
penempatan atau pembuangan tanah atau batu atau material lainnya dari atau ke badan
jalan atau sekitarnya, untuk pembuatan badan jalan, saluran air, parit, untuk
pemindahan material tak terpakai, pemindahan tanah longsoran, yang semua sesuai
dengan garis, ketinggian, penampang melintang yang tampak dalam Gambar atau
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Pekerjaan Timbunan
2.2. Bagian-bagian Pekerjaan
Pekerjaan ini dibagi ke dalam beberapa jenis :
(a) Galian Biasa (Common Excavation);
(b) Borrow Material;
(c) Pembentukan Timbunan Badan Jalan dan Daerah Urugan;
(d) Material Buangan (Waste);
(e) Daerah Urugan Khusus;
(f) Urugan Material Berbutir (Granular Backfill);
(g) Urugan Rembesan (Permeable Backfill);
(h) Vertical Sand Drain dan Horizontal Sand Drain;
Semua pekerjaan tanah harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi untuk bagianbagiannya tersebut, dan spesifikasi untuk macam-macam pekerjaan terkait, dan harus
sesuai dengan garis, ketinggian, penampang dan ukuran yang ada dalam Gambar atau
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2.3. Alinemen Horisontal dan Vertikal
Konsultan Pengawas harus memberitahu Kontraktor mengenai lokasi titik-titik potong
garis-garis tangen dan kelandaian jalan (Points of Intersection of Tangents and Grade
Lines).Gambar harus menunjukkan data-data kurva horisontal dan vertikal, dan angka
superelevasi.Kontraktor harus membuat Gambar Penampang Melintang berdasarkan
pada data-data tersebut dan melaksanakan pematokan (stake out) sebelum memulai
pekerjaan.
Bila menurut Konsultan Pengawas, perlu ada modifikasi garis atau pun ketinggian, baik
sebelum maupun setelah stake-out, Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi
terperinci kepada Kontraktor, dan Kontraktor harus merevisi stake-out untuk dimintakan
lagi persetujuan Konsultan Pengawas.
2.4. Galian dan Urugan di Daerah Longsoran
Galian di daerah longsor, selain mengikuti prosedur yang sudah ditentukan dalam
Spesifikasi Umum, hasilnya harus dibuang atau ditimbun di luar daerah longsor.Hasil
galian harus langsung dimasukkan ke alat angkut dan ditempatkan di lokasi yang sudah
disetujui Konsultan Pengawas.
DOWNLOAD FILE ini disini
Material timbunan harus langsung ditempatkan di lokasi badan jalan, dan tidak
dibolehkan melakukan penumpukan (stock piling).Material harus langsung diratakan
sesuai dengan ketebalan gembur untuk dipadatkan.
Daerah transisi antara urugan dan galian pada arah memanjang jalan harus diberi
benching dan subdrain.Benching harus masuk ke dalam daerah galian untuk menjamin
seluruh tanah yang tidak stabil dapat dibuang dari daerah subgrade.Benching yang
paling atas harus dimiringkan sejajar permukaan lereng tanah asli untuk memberikan
peralihan secara gradual antara urugan dan tanah asli.
2.5. Galian Biasa (Common Excavation)
(1) Uraian
Galian Biasa mencakup semua pekerjaan penggalian dalam batas ruang milik jalan
kecuali galian struktur dan galian batu, pemindahan, pemuatan, pengangkutan,
penimbunan dan penyempurnaannya atau pembuangan, pembentukan bidang galian,
dan penyempurnaan bidang galian yang terbuka(exposed), sesuai dengan Spesifikasi
dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang tercantum
dalam Gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.(exposed), sesuai dengan Spesifikasi
dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang tercantum
dalam Gambar.
(2) Pembuangan Material yang Tidak Memenuhi Persyaratan
Bila diperintahkan secara tertulis oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus
membongkar material yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan dan
harus membuangnya .
Bila dari penggalian diperoleh material baik yang memenuhi syarat maupun yang tidak,
Kontraktor harus melaksanakan penggalian sedemikian rupa sehingga material yang
memenuhi syarat digali secara terpisah tanpa tercampur dengan material lain yang tidak
memenuhi syarat, untuk digunakan dalam pekerjaan.
Bila material yang tidak memenuhi syarat berada di bawah subgrade pada daerah galian
atau di bawah dasar timbunan diperintahkan oleh Konsultan Pengawas untuk dibuang,
maka tanah bekas galian tersebut harus dipadatkan, sampai kedalaman 20 cm,
terhadap 100 persen dari kepadatan kering maksimum menurut AASHTO T99.
2.6. Galian Batu (Rock Excavation)
Galian Batu terdiri dari galian dalam Ruang Milik Jalan untuk batuan yang berukuran l
meter kubik atau lebih dan semua batu atau bahan keras lainnya yang, menurut
pendapat Konsultan Pengawas, tidak praktis untuk menggali tanpa pengeboran dan
peledakan. Hal ini tidak termasuk bahan yang, menurut pendapat Konsultan Pengawas,
dapat dilepas oleh kuku tunggal dari ripper hidrolik yang ditarik oleh unit traktor dengan
berat minimal 15 ton dan daya kuda neto 180 PK.
2.7. Borrow Material
(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi pembersihan dan pembongkaran areal lokasi borrow pit,
penggalian, pemuatan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan material yang
diperoleh dari borrow pit yang telah disetujui untuk melaksanakan timbunan, subgrade
dan bagian lain dari pekerjaan tersebut sebagaimana tercantum dalam Kontrak atau
petunjuk Konsultan Pengawas.
(2) Material
a) Borrow material harus dipilih sesuai dengan ketentuan dan persyaratan pada
pekerjaan urugan atau timbunan tertentu yang akandigunakan. Material ini harusbebas
dari bahan-bahan organik dalam jumlah yang merusak, seperti daun, rumput, akar dan
kotoran.
b) Borrow material Biasa yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang
berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau
sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila
penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut
harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan
kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi, tetapi
tidak untuk dipergunakan pada subgrade kecuali dapat mencapai nilai minimum CBR
yang disyaratkan sebagaimana ketentuan Pasal S7.01(2)(c).Tanah sangat expansive
yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat pengembangan yang
diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra high", harus tidak
digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks
Plastisitas / PI - (AASHTO T 90) dan persentase kadar lempung (AASHTO T 89).
c) Borrow material pilihan yang digunakan di lokasi atau dimana material ini
disebutkan atau seperti yang disetujui tertulis oleh Konsultan Pengawas, material ini
harus terdiri dari bahan tanah atau batu, jika diuji sesuai denagn AASHTO T193,
memiliki CBR paling sedikit 15.% (lima belas persen) setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100.% kepadatan kering maksimum sesuai dengan AASHTO T99
DOWNLOAD FILE ini disini
d) Borrow material harus berasal dari sumber di luar Proyek yang telah disetujui.Ijin
membukaborrow pits termasuk keterangan mengenai kesesuaiannya terhadap
spesifikasi harus diperoleh secara tertulis dari Konsultan Pengawas. Meskipun
demikian, material dari hasil galian menurut Spesifikasi , setelah dikurangi dengan
material yang oleh Konsultan Pengawas dinyatakan tidak memenuhi syarat, harus
sepenuhnya dipergunakan untuk timbunan.Kelebihan borrow material yang berasal dari
borrow pits tidak akan diukur untuk pembayaran berdasarkan Spesifikasi.
e) Perubahan jarak borrow pits dari tempat kerja tidak menjadi dasar untuk
mendapatkan pembayaran tambahan ataupun perubahan Harga Kontrak
f) Bila material yang memenuhi syarat untuk timbunan terdapat di dekat daerah
timbunan tersebut, Konsultan Pengawas dapat memerintahkan penggalian saluran
drainase lebih lebar dan lebih dalam dari yang normal, dan galian tersebut diukur dan
dicantumkan pada penampang melintang sebagai Galian Biasa.
g) Borrow material yang memenuhi syarat harus dipergunakan untuk pekerjaan
permanen.
h) Jumlah borrow material yang harus diukur dan dibayar adalah sisa volumedari
seluruh timbunan dikurangi volume material galian biasa untuk timbunan dalam daerah
milik jalan yang memenuhi syarat. Volume timbunan yang akan diukur merupakan
volume netto, setelah pengupasan tanah permukaan, dari timbunan yang ditentukan dan
diterima sesuai garis ketinggian serta penampang melintang yang tercantum pada
Gambar. Untuk menghitung volume pekerjaan tanah harus dianggap bahwa faktor susut
seluruh material galian yang dapat dimanfaatkan adalah 0,90. Faktor ini berlaku untuk
semua material tersebut, dan tidak ada variasi. Penyusutan tidak boleh terjadi pada
borrow material antara waktu digali pada borrow pit dan penggunaannya dalam
pekerjaan permanen.
i) Jika borrow material dilaksanakan di tempat di mana pemampatan yang besar dari
permukaan tanah telah diantisipasi, maka dalam kondisi seperti ini borrow material akan
diukur dengan memasang pelat dan batang penurunan harus dipasang dan diperiksa
bersama-sama antar Konsultan Pengawas dan Konraktor. Kuantitas borrow material
selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan permukaan tanah setelah selesai penurunan.
2.8. Pembentukan Timbunan Badan Jalan dan Daerah Urugan
(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi timbunan badan jalan dan pengurugan kembali, dengan
penyediaan, penempatan, pemadatan dan pengolahan material dengan mutu yang
dapat diterima, yang diperoleh dari sumber yang disetujui sesuai dengan Spesifikasi dan
sesuai dengan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang seperti
tampak dalam Gambar dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
(2) Sumber dan Penggunaan Material
Material untuk timbunan badan jalan harus material yang memenuhi syarat dan disetujui
Konsultan Pengawas, digali menurut ketentuan dalam Spesifikasi.
(3) Pelaksanaan Pekerjaan
(a) Pemadatan Fondasi Badan Jalan
Kontraktor harus menggali tanah berumput, sampah, atau bahan tak terpakai lainnya
sampai kedalaman yang diminta oleh Konsultan Pengawas.Pekerjaan ini harus
dianggap termasuk dalam pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja atau Galian Biasa.
Sebelum memulai pekerjaan timbunan badan jalan, Kontraktor harus terlebih dulu
mengurug kembali segala lubang di seluruh daerah yang sudah dibersihkan dan
dikupas, dan daerah itu harus diratakan secara horisontal setelah pengupasan lapisan
humus. Material urugan harus disetujui dulu oleh Konsultan Pengawas.
(b) Penghamparan dan pemadatan
(i) Material untuk timbunan badan jalan sebagaimana diatur di atas, harus dihampar
selapis demi selapis horisontal dengan tebal yang sama dan dengan lebar sesuai
ketentuan dari Konsultan Pengawas dan sesuai dengan garis, kelandaian, penampang
melintang dan ukuran yang tercantum pada Gambar. Lapisan material gembur (sebelum
dipadatkan) selain timbunan batuan, tidak boleh lebih dari 20 cm, kecuali bila alat
pemadatnya mampu melakukan pemadatan sampai kedalaman lebih dari 20 cm dengan
kepadatan yang seragam dan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Setelah kadar
airnya disesuaikan untuk tercapainya kepadatan maksimum, materialitu harus
dipadatkan sampai tingkat kepadatan yang telah ditentukan.
(ii) Bila tumpukan material untuk timbunan dalam keadaan sedemikian rupa sehingga
tidak bisa dipadatkan menurut ketentuan dari Kontrak, maka Kontraktor dengan biaya
sendiri harus bertanggungjawab untuk :

Memperbaiki dengan memindahkan material tersebut untuk diproses sampai
berada dalam kondisi bisa digunakan, dan atau menggantinya dengan material lain
yang sesuai; atau

Memperbaiki kondisi material secara mekanis atau pun kimiawi; atau

Menangguhkan pekerjaan sampai material tersebut kondisinya dapat
dipadatkan sesuai ketentuan Kontrak.
(iii) Bila badan jalan terletak pada lereng bukit, atau timbunan baru harus dihampar dan
dipadatkan pada badan jalan lama, atau timbunan harus dilakukan setengah lebar
badan jalan, maka lereng bukit atau badan jalan lama atau timbunan setengah lebar
yang pertama itu harus dipotong sedemikian rupa sehingga memudahkan penggunaan
peralatan pemadatan pada waktu urugan timbunan baru diletakkan berupa lapisan
horisontal, dan material hasil pemotongan tersebut tidak dapat dicampurkan dan
dipadatkan dengan urugan baru.
Dalam pengukuran pekerjaan ini, tidak ada pembayaran untuk volume material
pemotongan dari lereng bukit atau dari badan jalan lama atau dari timbunan setengah
lebar yag pertama untuk mengakomodasi peralatan pemadat, tetapi akan dihitung
volume netto galian pada lereng bukit, badan jalan lama atau timbunan setengah lebar
pertama.
(iv) Untuk mencegah terganggunya pelaksanaan konstruksi badan jembatan (abutment),
dinding samping (wing walls) dan gorong-gorong, Kontraktor harus menghentikan
pembuatan badan jalan di muka struktur-struktur tersebut, sampai pekerjaan-pekerjaan
struktur itu mendekati penyelesaian sehingga daerah-daerah di dekatnya bisa dikerjakan
tanpa mengganggu pekerjaan jembatan. Biaya penangguhan pekerjaan ini sudah harus
termasuk ke dalam Harga Satuan untuk "Galian Biasa" dan "Borrow Material".
(v) Material untuk badan jalan pada keadaan yang tidak memungkinkan pemadatan
dilakukan secara normal harus dihamparkan secara horisontal dengan ketebalan
gembur lapisan tidak melebihi 10 cm dan dipadatkan dengan "mechanical hammers".
(vi) Dalam melaksanakan pekerjaan timbunan di sekitar gorong-gorong atau abutment
jembatan, Kontraktor harus mengerjakan timbunan sama tingginya pada kedua sisi. Bila
diperlukan pengurugan atau penimbunan dengan sisi yang satu lebih tinggi dari pada
sisi yang lain, maka penimbunan pada sisi yang lebih tinggi tidak boleh dilakukan
sebelum ada ijin dari Konsultan Pengawas, dan sebelum struktur berusia 14 hari; dan
hasil test laboratorium yang diawasi Konsultan Pengawas menunjukkan bahwa struktur
sudah cukup kuat menahan tekanan yang diakibatkan tanpa mengalami kerusakan atau
tegangan di atas faktor aman. Pengurugan tidak harus dilakukan selebar total timbunan
badan jalan itu tetapi dapat dilakukan secara bertahap, sehingga perbedaan tinggi areal
yang berbatasan tidak lebih dari satu lapisan. Pada timbunan batu, material harus
ditempatkan secara hati-hati pada jarak tertentu dari struktur sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi .Pekerjaan harus dilakukan secara hati-hati sehingga tidak terjadi
desakan terhadap struktur, dan di semua lereng didaerah urugan harus dibentuk bench
atau sengkedan untuk mencegah timbulnya desakan. Penimbunan dan pembentukan
bench pada lereng harus bertahap lapis demi lapis membentuk lapisan horisontal dari
material padat sehingga mencapai tinggi penopang (abutment) atau dinding yang
diurugi, kecuali bila ada material yang dapat merusak daerah struktur itu.
(vii) Pada panjang timbunan tertentu bahan-bahan tambahan akan diperlukan untuk
menginduksi penurunan/pemampatan permukaan tanah asli yang ditimpa dengan
timbunan. Timbunan ini dapat berupa timbunan biasa/atau blok beton dan/atau setiap
usulan alternatif yang dapat diterima yang dibuat oleh Kontraktor dan akan tergantung
pada kondisi lapangan pada saat pelaksanaan penimbunan dan sebagaimana disetujui
dan/atau diperintahkan Konsultan Pengawas.
(c) Percobaan Pemadatan
Sebelum memulai pekerjaan timbunan, Kontraktor harus mengadakan percobaan
pemadatan sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas. Percobaan dilakukan pada
daerah milik jalan, dengan alat pemadat yangharus sama dengan yang akan dipakai
dalam pekerjaan utama dan telah disetujui Konsultan Pengawas.
Tujuan percobaan adalah untuk memastikan besarnya kadar air optimum dan
mengetahui hubungan antara jumlah lintasan alat pemadatan dan kepadatan yang
diperoleh dengan tanah sejenis itu. Untuk pekerjaan ini, tak ada pembayaran khusus,
dan dianggap sebagai kewajiban tambahan Kontraktor sesuai dengan ketentuan Pasal
lain dalam Spesifikasi ini.
DOWNLOAD FILE ini disini
(d) Kepadatan yang disyaratkan
Kepadatan yang disyaratkan untuk setiap lapisan timbunan adalah sebagai berikut :

Lapisan yang berada lebih dari 30 cm di bawah subgrade harus dipadatkan
hingga mencapai 95% dari kepadatan kering maksimum sesuai ketentuan AASHTO T
99. Untuk semua jenis tanah, kecuali material urugan batu, yang mengandung lebih
dari 10% material oversize yang tertahan pada ayakan 19,0 mm (3/4 inci), kepadatan
kering maksimum yang diperoleh harus dikoreksi sesuai jumlah kandungan material
oversize tersebut sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas. Penghamparan dan
pemadatan lapisan berikutnya tidak boleh dilakukan sebelum lapisan sebelumnya
selesai dipadatkan secara sempurna dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Lapisan 30 cm atau kurang di bawah elevasi subgrade harus dipadatkan
hingga mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang ditentukan dengan
AASHTO T 99.
(e) Kadar Air
Material timbunan yang tidak mengandung kadar air yang memadai harus ditambah
kadar airnya dengan cara disiram atau diaduk hingga merata dan mendekati kadar air
pemadatan. Material yang mengandung kadar air lebih besar dari yang diperlukan untuk
pemadatan, tanpa persetujuan Konsultan Pengawas, tidak boleh disertakan untuk
timbunan sampai material tersebut telah secukupnya dikeringkan. Pengeringan material
yang basah dapat dilaksanakan hanya jika metodanya disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Pemadatan timbunan harus dikerjakan pada kadar air optimum pemadatan. Dalam
membentuk timbunan itu, Kontraktor harusmenjamin air hujan dapat dikeluarkan, dan
Kontraktor harus memberi kelonggaran tinggi dan lebar terhadap kembang susutunya
pekerjaan..
(f)Timbunan dengan Batu
Timbunan dengan batu tidak dapat dilaksanakan sebelum permintaan penggalian dan
penimbunan telah disetujui Konsultan Pengawas.Untuk memperoleh permukaan
ketinggian yang seragam, harus dgunakan material batuan penutup dari hasil
penggalian setempat.
Bila material tersebut tidak dapat disediakan, sehingga diperlukan pemakaian borrow
material, maka borrow material itu harus disediakan dan dihamparkan oleh Kontraktor
tanpa tambahan pembayaran. Timbunan batu dapat dihamparkan dengan tebal lapisan
dalam keadaan tidak padat tidak lebih dari 60 cm dan dipadatkan sesuai dengan
ketentuan. Bagian teratas timbunan ini tidak boleh kurang dari 20 cm di bawah
subgrade, dan celah-celah harus diisi dengan kerikil, butiran, atau material sejenis yang
telah disetujui, dan dipadatkan secara merata sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas. Suatu timbunan harus dianggap sebagai timbunan batuan bila butir material
bersentuhan satu sama lain dan tidak dipisahkan oleh tanah atau material sejenis
lainnya. Selain dari pada hal tersebut di atas, material urugan akan diperlakukan dan
dianggap sebagai Material Galian yang dihamparkan dan dipadatkan.
Bila batuan akan dicampurkan pada timbunan atau menjadi bagian dari timbunan yang
sebagian besar terdiri dari material tanah yang mudah remuk, maka batu-batu itu harus
dibatasi sampai ukuran maksimum tidak lebih dari 75% ketebalan lapisan. Agar
permukaan urugan seragam dan rata, timbunan batu harus ditutup dengan tanah
secukupnya.
(g) Timbunan Berlapis (Mixed Material in Fill)
Bila timbunan akan terdiri dari lapis-lapis dari bermacam-macam jenis batuan seperti
pasir, kapur atau lempung atau material lain yang berlainan sifat, maka material tersebut
harus diletakkan pada lapisan berselang-seling secara vertikal pada seluruh lebar
timbunan dengan ketebalan yang ditentukan Konsultan Pengawas.
Bila kualitas material urugan bermacam-macam, Kontraktor harus meletakkan
sedemikian rupa sehingga material yang menurut Konsultan Pengawas lebih baik harus
diletakkan pada lapisan yang lebih atas.Batu cadas atau batu lempung dan batuan lunak
lainnya harus dihancurkan dan gumpalan atau bongkahan-bongkahan tidak boleh
terkumpul pada kaki timbunan.
2.9. Material Buangan (Waste)
(1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup penggalian, pembongkaran, pemuatan, pengangkutan dan
penghamparan tanah yang ditentukan sebagai material buangan di tempat
pembuangannya.
(2) Material Buangan (waste)
Material yang tergolong material buangan (waste) adalah sebagai :
(a) Material hasil galian dari pelaksanaan jalan yang dinyatakan secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas, tidak memenuhi syarat digunakan sebagai timbunan atau
pekerjaan lainnya.
Umumnya, lempung dan lanau dengan organik berkadar tinggi, gambut, tanah yang
banayk mengandung akar, rumput dan bahan tumbuan lainnya, limbah rumah tangga
atau industri, adalah tidak sesuai. Bahan yang lunak atau tidak sesuai karena terlalu
basah atau kering tidak harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak sesuai kecuali
diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas.
(b) Material hasil galian dalam daerah milik jalan yang berlebih setelah dipakai untuk
timbunan, tetapi kelebihan material ini bukan diakibatkan karena penggunaan material
dari borrow pit yang dibuat oleh Kontraktor untuk kemudahannya, sesuai dengan
ketentuan Spesifikasi .
Material yang tergolong material buangan ini tidak boleh dibuang sebelum ada
persetujuan atau perintah tertulis dari Konsultan Pengawas setelah memperoleh
petunjuk dari Pengguna Jasa.Apabila tidak untuk dibuang, maka Pengguna Jasa harus
menyediakan lokasi penyimpanan.
(3) Syarat Pelaksanaan.
Material yang tidak memenuhi syarat (unsuitable), harus digali sampai kedalaman di
bawah lapisan subgrade pada daerah galian dan di bawah dasartimbunan sampai
kedalaman yang ditunjukkan pada Gambar atau menurut petunjuk Konsultan
Pengawas.Bila material itu digali di bawah subgrade atau di bawah dasar timbunan atau
untuk benching pada timbunan, penggalian harus ditimbun lagi dengan material yang
memenuhi syarat.
Material buangan (waste) harus dibuang ke daerah pembuangan yang disediakan oleh
Kontraktor sedemikian rupa sehingga tampak rapi dan tidak mengganggu drainase yang
ada, dipadatkan secukupnya agar tidak longsor maupun erosi, dan tidak akan
menimbulkan kerusakan pada jalan. Bila Kontraktor merasa perlu memindahkan tempat
pembuangan, sebelumnya harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Daerah pembuangan harus selalu rapi, dan dalam keadaannya memungkinkan
berfungsinya drainase, sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Material buangan (waste)
harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan atau merusak harta
milik sekitarnya.
Lereng penimbunan material buangan (waste) tidak melebihi kemiringan 2 : 1, kecuali
bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
2.10. Daerah Urugan Khusus
(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan penempatan "free-draining granular material"
(material berbutir yang memungkinkan pematusan bebas) di bawah air pada daerah
rawa, atau pada daerah bertanah lunak yang cukup dalam, dimana penggantian dengan
tanah yang lebih baik tidak memungkinkan.
Penimbunan kembali untuk pelaksanaan dinding dengan penulangan tanah harus
memenuhi ketentuan Bab ini, tetapi di samping itu, material penimbunan kembali akan
memuaskan kebutuhan kontraktor spesialis dan harus disetujui Konsultan Pengawas.
Bahan penimbunan kembali tidak boleh terdiri kerikil sungai langsung, kecuali disaring
dan dipecah untuk memberikan ukuran maksimum 20mm. Bahan yang disarankan
adalah granular, material lapis pondasi batu pecah, atau juga pasir alam berkerikil
bergradasi menerus, atau bahan sejenis.
Yang dimaksud daerah rawa adalah daerah-daerah di mana timbunan harus dibuat
melintasi tanah yang rendah yang secara musiman atau selamanya berada di genangan
air, sehingga menurut pendapat Konsultan Pengawas, berdasarkan topografi daerah itu,
tidak dapat dikeringkan dengan metoda menurut Spesifikasi.
(2) Pelaksanaan
Pengurugan harus sampai ketinggian tidak kurang dari 50 cm di atas muka tanah asli
atau tidak kurang dari 50 cm di atas muka air pada waktu itu, dengan menggunakan
material dari galian biasa, borrow material atau free-draining material sebagaimana yang
ditentukan di bawah ini.
Free-draining material :
Ukuran maksimum adalah 40 mm dengan gradasi sesuai dengan tabel berikut :
Material pilihan harus ditempatkan sesuai dengan elevasi dan penampang melintang
pada Gambar atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, sedemikian rupa
sehingga :
(i) Setelah pemadatan dan proofrolling, permukaannya tidak kurang dari 50 cm di atas
permukaan air pada waktu itu; dan/atau
(ii) Tingkat daya dukung telah tercapai untuk keperluan pelaksanaan timbunan sampai
elevasi Subgrade.
Untuk itu, material tersebut harus dihamparkan secara merata sesuai dengan profil
(penampang memanjang) yang tercantum dalam Gambar atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas, dengan alat yang cocok dan merupakan lapisan dengan
ketebalan tidak lebih besar dari yang diperlukan untuk mendukung alat angkut selama
pelaksanaan lapisan berikutnya. Material yang dihamparkan di luar profil yang
ditentukan tidak akan diukur untuk pembayaran.
Pemadatan harus dilaksanakan sesuai instruksi Konsultan Pengawas dan dilakukan
dengan menggunakan alat yang sesuai/cocok.Penurunan elevasiakibat penurunan
timbunan harus diperbaiki dengan menghamparkan material tambahan sampai
elevasinya lebih tinggi dari elevasi yang ditentukan, atau dengan menambahkan
material lain selama pemadatan berlangsung.
Pemadatan harus diteruskan sampai Konsultan Pengawas merasa pasti bahwa
penurunan permukaan telah berhenti dan tidak ada deformasi pada lintasan alat
pemadat (roller).
2.11. Urugan Material Berbutir (Granular Backfill)
(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan, penempatan dan pemadatan urugan material berbutir
di dekat struktur.Daerah tempat urugan adalah daerah pengaruh dari struktur
sebagaimana tertera dalam Gambar.
(2) Material
Material harus kerikil pecah, batu, timbunan batuatau pasir alam atau campuran yang
baik dari kombinasi material-material ini. Gradasi atau bukan bergradasi menerus,
Ketentuan gradasi dari material ini adalah sebagai berikut :

Ukuran maksimum 10 cm

Lolos ayakan 4,75 mm 25% to 90%

Lolos ayakan 0,075 mm 0% to 10%

Indeks Plastisitas maks. 10.
(3) Pelaksanaan
a) Urugan material berbutir harus ditempatkan sebagai lapisan tidak lebih dari 15 cm,
dan dipadatkan sampai kepadatan 95 % dari kepadatan kering maksimum menurut
ketentuan AASHTO T 180.
b) Jumlah urugan material berbutir diukur dan dibayar berdasarkan jumlah meter kubik
material yang disediakan dan dipadatkan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas,
dan sesuaiSpesifikas.
c) Material urugan harus ditempatkan dalam batas zona pengaruh, dan material yang
ditempatkan di luar zona pengaruh tidak akan diukur untuk pembayaran.
d) Bila ada material dari zona pengaruh yang harus dipindahkan akibat dari metoda
kerja Kontraktor, maka Kontraktor harus menggantinya dengan urugan material berbutir
atas biaya sendiri. Bila ada Pasal dari Spesifikasi ini yang memerintahkan penggalian
pada zona pengaruh, maka pengurugan galian harus dengan material berbutir.
2.12. Urugan Rembesan (Permeable Backfill)
(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan material urugan tertentu di dekat
struktur sesuai dengan Spesifikasi dan pada tempat sebagaimana tertera dalam
Gambar atau sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas.
(2) Material
Material urugan ini harus keras, bersih, batu pecah atau batu kerikil, dengan persyaratan
gradasi sebagai berikut :
(3) Pelaksanaan
Metoda pelaksanaan kerja merupakan wewenang Kontraktor, namun rincian metoda
harus sudah diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui, sebelum
pekerjaan dimulai. Seluruh detail urugan rembesan harus sesuai dengan Gambar dan
derajat kepadatannya harus sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas.
Kecuali bila material urugan ini diatur dengan mata pembayaran lain, jumlah urugan
rembesan diukur dan dibayar berdasarkan jumlah meter kubik dari material yang
disediakan, ditempatkan dan dipadatkan sesuai dengan detail yang tertera dalam
Gambar. Material yang ditempatkan di luar ukuran-ukuran dalam Gambar tidak akan
diukur untuk pembayaran.
2.13. Drainase Pasir Vertikal (Vertical Sand drain) dan Drainase Pasir Horisontal
(Horizontal sand drain)
(1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup pemasangan sistem horizontal sand drain dan vertical sand
drain pada daerah tanah lembek seperti tertera pada Gambar atau seperti perintah
Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi dan
ketentuan dari Konsultan Pengawas yang akan dinyatakan setelah Kontraktor
melaksanakan penelitian tanah yang diperlukan.
Pekerjaan ini mencakup pemasangan tiang-tiang pasir (sand piles) dengan jarak dan
kedalaman tertentu, dan penempatan lapisan pasir di atas daerah yang akan
dikeringkan.
(2) Material
Pasir untuk sand drain adalah pasir kasar yang berpermeabilitas tinggi dan memenuhi
persyaratan gradasi berikut :
Material harus bersih dari gumpalan/endapan kotoran, bahan organik atau pun bahan
lain yang dapat mengganggu.
(3) Pelaksanaan
Kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, metoda pekerjaan ditentukan
sebagai berikut :
a) Sand drainakan dipasang dengan memasukkan sebuah pipa yang mempunyai
katup tertutup pada ujung bawahnya, menggunakan peralatan pemancang pipa. Bila
pipa telah sampai ke kedalaman tertentu, maka pipa diisi dengan pasir kasar kering
sesuai ketentuan di atas dan katup di bagian ujung bawah pipadibuka. Kemudian ujung
atas pipa ditutup dan ke dalam pipa dipompakan udara sehingga pipa muncul dari
tanah, dan serentak mengeluarkan muatan pasir melalui ujung/lubang bawah yang
terbuka. Bila sand drain vertikal telah selesai sesuai dengan jarak yang tercantum dalam
Gambar atau sesuai instruksi Konsultan Pengawas, maka ditimbunkan satu lapis pasir
kasar (sand blanket) di atas daerah tersebut sampai ketebalan sesuai Gambar atau
sesuai perintah Konsultan Pengawas.
b) Permukan pelat penurunan harus dipasang di atas landasan pasir setebal 10 cm
sedemkian hingga permukaan pelat bagian atas mendatar. Sebelum menempatkan
setiap material timbunan Konsultan Pengawas akan memeriksa pemasangan yang telah
lengkap dan mengambil ketinggian awal di atas pelat dasar dan bagian atas pipa. Suatu
lapisan pasit setebal 30 cm harus ditempatkan pada dasar pelat penurunan untuk
menghilangkan kesalahan landasan. Pelaksanaan timbunan di depan pipa harus
diperpanjang seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Pekerjaan juga harus mencakup
pemasangan dan pemeliharaan pemantauan penurunan lain dan alat ukur seperti yang
disyaratkan oleh Kosultan Pengawas. Selama penurunan drainase pasir, lebar
tambahan pasir 1 m dan kedalaman 1 m mungkin diminta oleh Konsultan Pengawas
untuk ditempatkan pada kaki timbunan pasir untuk selanjutnya disingkirkan setelah
penurunan selesai
- See more at: http://materialproyeku.blogspot.co.id/2016/06/prosedur-dan-metodepelaksanaan-divisi.html#sthash.8OTCj6As.dpuf
Download