Uploaded by User50823

Etik Modul 4 - Berfikir Positif

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Etik UMB
Berpikir Positif
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komputer
Sistem Informasi
Tatap Muka
04
Kode MK
Disusun Oleh
U001700009
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Abstract
Kompetensi
Pada modul ini akan membahas
pengertian pikiran dan perasaan,
pikiran negatif, pikiran positif, dan
mengembangkan pikiran positif.
Setelah membaca modul ini, mahasiswa
diharapkan mampu untuk memahami
dan menjelaskan pengertian pikiran dan
perasaan, pikiran negatif, pikiran positif
dan membangun pikiran postif.
Pendahuluan
Sumber setiap perilaku adalah pikiran. Dengan pikiran, manusia bisa maju atau
mundur. Dengan pikiran, manusia bisa bahagia dan sengsara (Plato). Manusia adalah
makhluk yang berpikir. Kemampuan berpikirlah yang membedakan manusia dengan
makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Dengan akal dan pikirannya, manusia mampu berpikir dan
mengelola pikirannya. Dengan berpikir manusia mampu memilih yang baik dan yang buruk.
Membedakan yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
Segala hal, temuan, dan peristiwa yang terjadi di dunia adalah perbuatan manusia dan
merupakan hasil pemikiran manusia, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Pikiran merupakan aktifitas mental dan intelektual yang melibatkan kesadaran
penggunanya. Dengan pikiran, manusia bisa menimbang, mengingat, memutuskan, hingga
menciptakan sesuatu. Pikiran juga merupakan suatu potensi. Melalui pikiran, manusia
melakukan sesuatu dengan cara mendayagunakan apa yang dimilikinya untuk memperoleh
apa yang diyakini alam pikirannya tersebut. Pikiran manusia juga menjadi kekuatan untuk
mempertahankan keberadaannya dan memperjuangkan cita-cita dan keinginannya. Begitu
besar pengaruh pikiran bagi manusia. Melalui pikiran sesuatu menjadi ada atau tidak pernah
ada. Pikiran yang terus ditanamkan dalam diri seseorang, dipupuk dari hari ke hari akan
menentukan kehidupan orang tersebut. Jika kita ingin memiliki kehidupan yang baik, yang
menyenangkan, tentu diperlukan pikiran-pikiran yang sifatnya positif.
Pikiran dan Perasaan
Perasaan
Beberapa teori psikologi menyebut perasaan sebagai segala sesuatu yang kita
rasakan. Tapi coba perhatikan contoh berikut ini. "Sakit hatiku mendengar kata-katamu!"
dan "sakit telingaku saat kau berteriak keras didekat telingaku". Kata "sakit" dari dua contoh
diatas jelas memiliki pengertian yang berbeda meski sama-sama berdimensi rasa. Rasa
sakit pada pernyataan pertama tidak bersifat fisiologis. Maka kalau ditanya dimana letak
sakit itu, kita tidak bisa menyebut secara pasti, orang-orang menyimbolkan letak sakit itu
2020
2
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berada di hati. Sedangkan pada kata sakit pernyataan yang kedua bersifat fisiologis, karena
itu kalau kita ditanya dimana letak rasa sakit itu, kita bisa menyebut telinga, karena rasa
sakit itu memang berada ditelinga. Kedua kata sakit diatas sama-sama berbicara tentang
rasa tapi dalam dimensi yang berbeda. Yang satu berdimensi psikologis (kejiwaan) dan
yang satu berdimensi fisologis (fisik). Dapat kita tebak, manakah yang disebut perasaan ?
Ya. Jawabannya adalah yang pertama.
Ada perbedaan yang mendasar antara rasa yang dirasakan oleh jiwa (perasaan) dan
yang dirasakan oleh fisik. Jika kita menusuk tangan (indra kulit) 10 orang dengan
menggunakan jarum, maka kesepuluh orang tersebut akan merasakan sakit pada tangan
mereka. Tapi berbeda, jika kita hadapkan satu peristiwa, taruhlah contoh peristiwa
meninggalnya ayah, pada 10 orang yang berbeda. Tiap orang akan merasakan sesuatu
yang berbeda. Yang satu mungkin akan histeris, sedangkan yang lain bisa jadi sedih tapi
tidak sampai histeris, dan yang lainnya mungkin dianggap biasa. Orang hidup cepat atau
lambat akan meninggal dunia. Dari dua peristiwa diatas dapat kita ambil kesimpulan. Rasa
sakit
(indrawi)
bersifat
statis
dan
mekanistis,
tetapi
perasaan
bersifat
dinamis.
Jadi, perasaan adalah salah satu fungsi merasa bagi jiwa, seperti perasaan marah, sedih,
bahagia, gembira, malas, bosan, dsb. Sedangkan rasa sakit seperti sakit pada kulit yang
terluka, bau harum, suara yang memekakkan telinga atau rujak yang pedas bukanlah fungsi
perasaan, tetapi fungsi indrawi.
Ciri Khas Perasaan
1. Subyektif. Kesukaan saya terhadap tempe hangat, termasuk jika dibandingkan
dengan ayam goreng, terkesan tidak obyektif. Dari tinjauan nilai gizi jelas ayam lebih
bergizi. Dari unsur bahan, daging lebih enak daripada kedelai (saya bukan seorang
vegetarian). Dari unsur harga, meski terkesan ayam lebih mahal, tapi saya pernah
beli sepotong ayam seharga seribu sama dengan harga tempe. Secara obyektif
seharusnya ayam lebih dipilih daripada tempe hangat. Tapi bagi saya beda. Bagi
saya tempe lebih punya "teste". Saya ga peduli orang mau bilang apa, suka-suka
gue mau suka apa. Inilah subyektifitas saya tentang tempe hangat. Sangat mungkin
setiap orang memil iki selera perasaan yang berbeda-beda. Terserah dia secara
subyektif.
2. Mudah Berubah. Apa yang kita benci hari ini, bisa jadi menjadi kita sukai keesokan
hari. Apa yang anda rasakan saat ini ketika membaca artikel ini akan berubah ketika
anda membacanya kembali di lain waktu. Nasi goreng yang terasa nikmat saat kita
sarapan sangat mungkin membosankan bagi kita kalau kita memakan menu yang
sama siang harinya. Begitulah, perasaan kita senantiasa berubah-ubah. Namun
2020
3
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kadar perasaan itu sangat dipengaruhi oleh prosesnya. Sebuah proses yang lama
akan melahirkan perasaan yang lebih mendalam dibandingkan dengan proses yang
cepat. Orang yang jatuh cinta karena proses pembiasaan akan lebih bertahan
daripada yang cinta pada pandangan pertama.
3. Tidak Berdiri Sendiri. Perasaan tidak bisa muncul tanpa adanya stimulasi atau
berhubungan dengan proses jiwa yang lain. Perasaan baru muncul ketika kita
melakukan pengamatan, atau berfantasi atau berpikir, atau ketika mengindra.
Perasaan tidak akan merasakan apa-apa jika tidak ada stimulus apapun.
4. Mengandung Penilaian. Dalam merasa sebenarnya kita membandingkan dengan
perasaan-perasaan yang pernah kita rasakan sebelumnya, sebelum kemudian kita
menilai. Ini menyenangkan atau tidak menyenangkan. Apa yang menyenangkan bagi
seseorang belum tentu menyenangkan bagi orang lain. Seseorang mungkin sangat
menyenangi uang karena pernah merasakan nikmatnya punya uang atau karena
menderitanya orang tidak punya uang.
5. Bekerja berdasar prinsip kesenangan. Perasaan tidak memilih apa yang benar-salah
atau baik-buruk. Ia hanya memilih berdasar prinsip kesenangan. Mana yang
menyenangkan bagi jiwa itu yang selalu ia pilih. Perasaan tidak pernah memilih jalan
penderitaan.
Setiap
penundaan
terhadap
kesenangan
akan
menimbulkan
penderitaan, karena itu ia bersifat hedon.
Pikiran
Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk
merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara
efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan
proses yang sama diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran, gagasan, dan imajinasi.
Berpikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat kita membentuk
konsep, terlibat dalam pemecahan masalah, melakukan penalaran, dan membuat
keputusan.
Pikiran adalah hasil dari berpikirnya manusia. Namun apa yang disebut dengan
berpikir itu? banyak orang menyatakan bahwa orang berpikir ketika ia menghadapi masalah.
Manusia tak pernah berhenti berpikir dalam berpikir kita menjalankan salah satu dari 3
fungsi yaitu, membangun pengertian, membangun kesimpulan, dan melakukan pemilihan
keputusan, 3 hali ini pulah yang harus kita pegang dalam membaca manusia. Pada
dasarnya manusia diciptakan oleh tuhan hampir tidak sama persis, watak dan pikiran
manusia di pengaruhi oleh budaya dalam keluarga, lingkungan, dan agama.
2020
4
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam kehidupan kita sering berjumpa dengan manusia-manusia baru yang memiliki
pikiran yang berbeda-beda, suka atau tidak kita dipaksa untuk berasimilasi serta bercampur
aduk dengan merka semua, di antara mereka ada yang baik namun tidak sedikit yang jahat,
sifat manusia sulit ditebak jika hanya dari penampilan luarnya saja, terbukti begitu banyak
manusia yang sangat bertolak belakang antara penampilan dengan sifatnya. Mekanisme
kerja pikiran sebenarnya tidak berbeda dengan perasaan, perbedaannya hanya terletak
pada prinsip kerjanya. kalau perasaan menggunakan prinsip kerja berdasarkan kesenangan
maka pikiran menggunakan prinsip kerja kelogisan /benar atau salah.
Mekanisme kerja pikiran sebenarnya tidak berbeda dengan perasaan. Perbedaannya
hanya terletak pada prinsip kerjanya. Kalau perasaan menggunakan prinsip kerja
berdasarkan kesenangan maka pikiran menggunakan prinsip kerja kelogisan/benar-salah.
Apa yang dipikirkan itu tidak berhubungan dengan enak-tidak enak, nikmat-tidak nikmat,
atau senang-tidak senang, tetapi berbicara tentang benar-salah, baik-buruk. Sehingga
secara alamiah, berpikir akan mengarahkan individu untuk melakukan respon berdasar
kebenaran. Lantas bagaimana dengan orang yang lebih memilih satu hal yang salah meski
ia tahu itu adalah salah. Seperti ketika orang mencuri, melacur, membunuh dan
menganiaya, sebenarnya ia tahu bahwa itu adalah perbuatan yang salah tapi mengapa
tetap dipilih sebagai respon. Setelah membaca mekanisme kerja perasaan anda pasti bisa
menjawab, penyebabnya adalah karena ada interupsi dari perasaan. Orang tersebut tidak
memilih kebenaran tapi kesenangan. Dengan melakukan perbuatan yang salah mereka
merasakan kesenangan atau kepuasan. Jadi, pikiran dan perasaan dapat saling
mengintervensi proses alamiah masing-masing fungsi jiwa tersebut.
Pikiran Negatif
Pengertian Pikiran Negatif
Gunarsa (1996) mengemukakan bahwa pikiran negatif dapat menyalahkan pikiran
dan emosi diri sendiri. Menurut Tallis (1993) berpendapat bahwa pikiran negatif merupakan
pikiran yang memandang segala hal yang bersifat dan membuat orang merasa tidak enak
dan pesimis tentang kemampuannya dalam menangani masalah. Sedangkan Karl Albert
(1994) mengemukakan pikiran negatif adalah pikiran untuk tenggelam dalam perasaan
pengalaman negatif, khawatir dan memikirkannya terjadi. Pikiran negatif adalah pola atau
2020
5
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
cara berpikir yang mengarah pada sisi negatif yang terlihat dalam bentuk keyakinan atau
pandangan yang terucap, cara bersikap, dan perilaku sehari-hari (Adelia,2011). Karena sisi
negatif ini lebih dominan, maka tidak mengherankan jika berpikir ini dipenuhi oleh sikap
apriori, prasangka, ketidakpercayaan, kecurigaan, dan kesangsiaan yang sering kali tanpa
dasar atau nalar sama sekali. Senada dengan yang dikatakan oleh El-Bahdal (dalam Sofian,
2011) pikiran negatif adalah sekumpulan pikiran salah yang menghambat langkah
seseorang untuk menuju kondisi lebih baik dan membuat sikap seseorang menjadi tidak
terarah, pikiran negatif tidak hanya marah, iri, atau berburuk sangka tetapi juga cemas,
takut, sedih, wa-was, gelisah, frustasi, merasa kesepian, merasa tidak berharga, pesimis,
dan mudah menyerah.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pikiran negatif
adalah suatu pola pikir yang membuat orang mempunyai sikap apriori, prasangka,
ketidakpercayaan, kecurigaan/kesangsian yang irasional, iri, marah, dan kecenderungan
memikirkan terus-menerus pengalaman negatifnya maupun saat berinteraksi sosial bahkan
lebih jauh juga membuat cemas, takut, sedih, was-was, gelisah, frustasi, merasa kesepian,
merasa tidak berharga, pesimis, dan mudah menyerah. Pikiran negatif akan mengantarkan
manusia pada perasaan negatif dan juga tindakan negatif. Dikarenakan tindakan negatif
akan menghambat langkah menuju cita-cita dan kehidupan yang bahagia, maka pikiran
negatif perlu dikelola atau dikendalikan.
Penyebab Pikiran Negatif
Secara lebih jelas Adelia (2011) mengungkapkan pikiran negatif dapat disebabkan
antara lain karena konsep diri yang negatif dan presepsi negatif.
1.
Konsep diri yang negatif
Konsep diri didifinisikan sebagai keyakinan, pandangan, atau penilaian seseorang
terhadap dirinya. Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif apabila meyakini dan
memandang dirinya lemah, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, tidak
kompetan, gagal, malang, tidak menarik, dan lain-lain. Berapa factor yang
mempengaruhi konsep diri seseorang antara lain, pola asuh, kegagalan, depresi, dan
kritik internal
2.
Persepsi yang negatif
Berpikir negatif disebabkan oleh kontruksi persepsi berdasarkan atas sistem keyakinan,
cara pandang (paragdima), atau cara seseorang memahami suatu persoalan. Karena
2020
6
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pola pikir ini sifatnya paradigmatic, maka setiap data, fakta, atau informasi akan
seseorang presepsi sesuai dengan paradigm yang seseorang anut. Jika paradigma
tersebut sifatnya konflik maka yang muncul adalah persepsi-persepsi konfliktual, baik
ofensif maupun defensive.
Begitu juga dengan Elfiky (2011) berpendapat bahwa penyebab pikiran negatif
adalah kurang wawasan keagamaan, pola asuh keluarga yang negatif, tidak memiliki tujuan
hidup jelas, rutinitas negatif, pengaruh internal, pengaruh ekternal, pengalaman masa lalu,
kosentrasi hidup yang negatif, semangat hidup lemah, hubungan social yang kurang baik,
pengaruh informasi media. Pendapat Elfiky pun diperjelas oleh pendapat Sofian (2011)
bahwa pikiran negatif tidak datang begitu saja, pikiran negatif merupakan akumulasi dari
setiap hal yang seseorang lakukan atau terjadi di masa maupun pengaruh dari luar, seperti
serbuan tayangan negatif dan pengaruh orang-orang terdekat, berikut adalah pemaparan
penyebab pikiran negatif (Sofian, 2011) adalah:
1.
Program dan riwayat masa lalu
Cara sesorang dibesarkan merupakan hal yang paling berpengaruh dalam cara berpikir
seseorang tersebut. Bila seseorang dibesarkan dengan orangtua yang selalu melarang,
didalam pikiran seseorang tersebut akan tertanam ketakutan dan keraguan, seseorang
tersebut akan menjadi anak yang tidak berani mencoba karena orangtuanya selalu
menanamkan pikiran pada suatu hal adalah berbahaya atau tidak berguna. Bila
orangtua selalu mengatakan hal-hal yang pesimitis, di dalam pikiran anak akan
tertanam rasa pesimis, akibatnya anak akan tumbuh besar menjadi seseorang yang
kurang memiliki rasa percaya diri.
2.
Keinginan yang lemah atau bahkan tidak memiliki tujuan yang jelas
Saat
seseorang
sangat
menginginkan
sesuatu,
maka
akan
berusaha
untuk
mendapatkannya. Sebelum keinginannya berhasil diperoleh, maka seseorang tersebut
akan tetap focus pada keinginan dan usaha yang sedang dilakukannya. Karena
pikirannya hanya terfokus pada tujuan maka seseorang tersebut tidak akan memikirkan
hal-hal lain seperti memikirkan hal-hal yang negatif. Sebaliknya, saat seseorang tidak
memiliki keinginan atau tujuan yang jelas, pikiran akan mudah dirasuki pikiran negatif,
terutama berangan-angan dan frustasi
3.
Rutinitas negatif
Karena berlangsung setiap hari, banyak orang yang tidak menyadari rutinitas negatif
yang
mereka
lakukan.
Rutinitas
negatif
bisa
membawa
seseorang
pada
ketidakbahagiaan dan ketidakpuasan dalam menjalani hidup. Sebut saja seseorang
2020
7
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang melakukan pekerjaan dalam waktu lama akan merasa menjadi pekerjaan yang
tidak bermakna baginya sehingga merasa kehidupannya hambar dan berahkir pada
kesedihan dan mengalihkan pada suatu rutinitas yang dianggapnya lebih aman seperti
rutinitas melihat televisi yang memunculkan pikiran negatif seperti malas, pesimis, ragu,
atau takut mencoba hal-hal baru di luar dan merasa memilih menonton televisi karena
dianggapnya lebih aman.
4.
Pengaruh Internal
Banyak orang yang dengan mudah menghakimi diri sendiri dengan pendapat-pendapat
negatif. Contohnya wanita merasa dirinya tidak cantik atau merasakan kekurangan
pada bagian tubuh tertentu. Hal ini melemahkan kepercayaan diri mereka bahkan
mampu membuat mereka mengasingkan diri. Bisa dikatakan bahwa orang yang paling
menderita ialah orang yang tidak dapat menerima dirinya sendiri. Kesulitan ini
memudahkan seseorang untuk berpikir negatif seperti minder, ragu-ragu, cemas, takut,
pesimis, berprasangka buruk, mudah mengeluh dan lain-lainnya (Elfiky, 2011).
5. Pengaruh Eksternal
Orang terdekat (orangtua, saudara, keluarga, guru, dan teman), tayangan media
merupakan faktor-faktor dari luar individu yang dapat mempengaruhi pikiran seseorang
menjadi positif maupun negatif. Misalnya seseorang yang terbiasa sering ditertawakan
atau dipermalukan dalam melakukan suatu hal dalam lingkungan sekitarnya maka
kecenderungan orang tersebut akan menjadi pesimis.
Pikiran Positif
Pengertian Pikiran Positif
“Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat kepribadian
diri dan karakter” (Sakina : 2008). Berfikir positif adalah cara berfikir yang di proses secara
positif yang menghasilkan “energi yang positif”, yaitu suatu energi yang akan menghasilkan
pemikiran-pemikiran dan sikap-sikap yang baik yang dapat membuat manusia menjadi
bersemangat, melakukan hal-hal yang benar dan menjadi bahagia. Berpikir positif adalah
salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap individu, karena dengan sifat ini, banyak hasil
baik yang akan diperoleh. Pikiran positif tak akan membuat kita menjadi berhenti karena
2020
8
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
keterbatasan, namun pikiran positif justru akan membuat kita mencari kekuatan kita hari
demi hari.
Berpikir positif terdiri dari tiga komponen, yaitu muatan pikiran, penggunaan pikiran,
dan pengawasan pikiran.
1.
Muatan Pikiran
Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai hal yang positif atau
muatan yang positif. Menurut Ubaedy, muatan positif untuk pikiran adalah berbagai
bentuk pemikiran yang memiliki kriteria:
a. Benar (tak melanggar nilai-nilai kebenaran),
b. Baik ( bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan), dan
c. Bermanfaat (menghasilkan sesuatu yang berguna).
2.
Penggunaan Pikiran
Tujuan dari dimensi ini adalah menggunakan pikiran kita yang telah terisi oleh muatan
positif. Untuk dapat memaksimalkan pikiran positif, penggunaan pikiran perlu
direalisasikan dalam bentuk nyata. Karena muatan positif yang berada di pikiran masih
merupakan muatan yang lemah.
3.
Pengawasan Pikiran
Dimensi ke tiga dari berpikir positif adalah pengawasan pikiran. Aktivitas ini mencakup
usaha untuk mengetahui muatan apa saja yang dimasukkan ke ruang pikiran dan
bagaimana pikiran bekerja. Jika diketahui terdapat hal-hal yang negatif ikut masuk ke
ruang pikiran maka perlu dilakukan tindakan berupa mengeluarkan hal-hal yang
negatif tersebut dengan menggantinya dengan hal-hal yang positif. Demikian pula jika
ternyata teridentifikasi bahwa pikiran bekerja tidak semestinya maka dilakukan usaha
untuk memperbaiki kelemahan atau kesalahan tersebut.
Ciri – Ciri Berfikir Positif
Beberapa ciri-ciri berpikir positif antara lain:
1.
Melihat masalah sebagai tantangan.
Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu
berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.
2.
Menikmati hidupnya.
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati,
meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.
2020
9
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3.
Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide.
Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu
lebih baik.
4.
Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak.
Memelihara’ pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur.
Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.
5.
Mensyukuri apa yang dimilikinya.
Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya
6.
Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu.
Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan
omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif.
7.
Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan.
Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas
bukan penganutnya.
8.
Menggunakan bahasa positif.
Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti “Masalah itu pasti
akan terselesaikan,” dan “Dia memang berbakat.”
9.
Menggunakan bahasa tubuh yang positif.
Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang
ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat,
antusias, dan ‘hidup’.
10. Peduli pada citra diri.
Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam.
Prinsip Berfikir Positif
Berikut ini beberapa prinsip berpikir positif antara lain:
1.
Prinsip untuk selalu memikirkan hal-hal yang positif, karena kita akan menjadi seperti
apa yang kita pikirkan dan katakan.
2.
Prinsip untuk selalu menimbang untung dan rugi sebelum melakukan sesuatu, baik
dalam bentuk pikiran, perasaan, perbuatan, dan penampilan.
3.
2020
Prinsip untuk selalu mengambil hikmah dari setiap pristiwa terburuk sekalipun.
10
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4.
Prinsip bahwa segala sesuatu pasti ada akhirnya, demikian halnya dengan kesulitan,
kegagalan, dan kesedihan.
Manfaat Berfikir Positif
Berikut ini beberapa manfaat dari berpikit positif antara lain:
1.
Mengatasi stress (Stress Management)
Berpikir positif membantu Kita mengatasi situasi stres, mengabaikan pikiran negatif,
mengganti pikiran pesimis menjadi optimis, mengurangi kecemasan dan mengurangi
stres. Ketika Kita mengembangkan sikap positif Kita bisa mengontrol hidup Kita dengan
baik.
2.
Menjadi lebih sehat (Health)
Pikiran kita secara langsung mempengaruhi tubuh dan bagaimana cara bekerjanya.
Ketika Ada mengganti pikiran negatif dengan ketenangan, kepercayaan dan kedamaian,
bukannya dengan kebencian, kecemasan, dan kekhawatiran, maka Kita akan
merasakan kesejahteraan. Dan ini berarti Kita tidak mengalami gangguan saat tidur,
tidak merasakan ketegangan otot, kecemasan, dan kelelahan. Orang-orang yang
berpikir negatif lebih muda terkena depresi.
3.
Percaya diri (Confidence)
Dengan berpikir positif, maka Kita lebih percaya diri dan tidak untuk mencoba menjadi
orang lain. Jika Kita tidak percaya diri Kita tidak akan pernah mendaptkan kehidupan
yang lebih baik.
4.
Bisa mengambil keputusan yang benar (Smart-Decision)
Berpikir positif mencegah Kita memilih keputusan yang salah atau melakukan hal yang
bodoh yang kemudian Kita sesali. Berpikir positif membuat Kita memilih keputusan
dengan cepat.
5.
Meningkatkan fokus (Focus)
Menggunakan pikiran positif membantu Kita lebih fokus saat menghadapi masalah. Jika
Kita berpikir negatif akan membuang-buang waktu, dan energi Kita.
6.
Bisa mengatur waktu lebih baik (Time Management)
Dengan meningkatnya fokus serta kemampuan membuat keputusan yang lebih baik,
Kita akan lebih terorganisir. Ini akan membantu Kita mendapatkan lebih banyak waktu
untuk diri sendiri dan orang yang Kita cintai.
2020
11
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7.
Lebih sukses dalam hidup (Success)
Sikap positif tak hanya bisa meningkatkan fokus Kita dan lebih bisa mengatur waktu
dengan baik tetapi mengarahkan Kita pada kebahagian dan keberhasilan saat
mengubah hidup Kita.
8.
Memiliki banyak teman (Acquintances)
Ketika berpikir positif, Kita akan menarik perhatian orang-orang dan ketika orang-orang
tersebut dekat dengan Kita mereka akan merasa nyaman.
9.
Menjadi pemberani (Brave)
Ketakutan berasal dari pikiran negatif. Menjadi pemikir positif menghilangkan rasa takut.
Keberanian berasal dari kenyataan bahwa Kita tetap positif Kita akan tahu bahwa
apapun yang terjadi dalam hidup Kita, Kita dapat menghadapinya.
10. Hidup lebih bahagia (Happiness)
Percaya diri merupakan suatu fakta bahwa Kita bahagia menjadi diri Kita sendiri dan
tidak mencoba untuk menjadi orang lain. Jika Kita memiliki semangat berpikir positif,
Kita selalu mengantisipasi hidup bahagia, damai, tawa, kesehatan yang baik dan
kesuksesan finansial.
Mengembangkan Cara Berpikir Positif
Kita semakin menyadari sekarang jika berpikir positif dan berhenti mengkhawatirkan
segala sesuatu adalah sesuatu yang penting kita lakukan dalam meraih suatu kerberhasilan,
baik untuk menjadi pemimpin atau saat kita memimpin. Oleh karena itu, latihlah diri kita
untuk terus berpikir positif.
12 Tips cara untuk membangun sikap menjadi lebih Positif, antara lain :
1. Kamu bisa memilih bersikap Optimis.
Orang yang pesimis itu fokus kepada yang negatif (seperti memandang segelas air
sebagai setengah kosong/air yang sudah tak ada). Sedangkan yang optimis itu fokus
memandang yang positif (seperti memandang segelas air sebagai setengah penuh).
Siapakah yang lebih baik cara pandangnya? Siapakah yang lebih mungkin bahagia,
lebih yakin dan lebih pasti?
2020
12
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Kamu bisa memilih menerima segalanya apa adanya.
Ini tidaklah berarti bahwa kamu menjadi tak semangat dan menyerah. Artinya kamu
tidak bergumul, merengek, dan membenturkan kepalamu ke tembok ketika
segalanya tidak beres. Sebenarnya perilaku yang menjadikan kamu korban yang
tiada berdaya (yang memakanmu itulah yang menambah beban atas semangatmu).
“Terimalah segalanya apa adanya, bukan seperti yang kamu angankan saat ini.
Masa lalu sudah lewat, masa depan masih misteri dan saat inilah karunia, itulah
sebabnya saat ini disebut “present = hadiah”. Oleh karenanya saat ini pergunakanlah
sebaik–sebaiknya.
3. Kamu bisa memilih cepat pulih.
Mengembangkan sikap-sikap positif tidaklah berarti bahwa kamu tidak akan pernah
mengalami kepedihan, penderitaan, atau kekecewaan. Selain itu, mengembangkan
sikap–sikap positif tidaklah berarti kamu seharusnya mengabaikan masalah.
Masalahpun selalu mempunyai sisi sebaliknya. Kalau kamu gagal dalam ujian,
belajarlah lebih giat lagi atau cari pembimbing. Kalau kamu kehilangan teman,
perbaikilah persahabatan tersebut, atau mencari teman baru. Kalau kamu tidak suka
penampilanmu, kembangkanlah kepribadian kamu yang fantastis.
4. Kamu bisa memilih cerita.
Mulailah dengan menolak hal-hal yang suram, sungginglah senyum. Kalau kamu
melontarkan kata–kata yang positif, pemikiran–pemikiran yang positif, dan
perasaan– perasaan yang positif, maka orang–orang (serta hal–hal) yang positif
akan tertarik kepadamu.
5. Kamu bisa memilih bersikap antusias.
Sambutlah setiap harinya dengan semangat. Laksanakanlah tugas – tugasmu
dengan penuh semangat. Semakin kamu bersemangat, maka semakin orang–orang
disekelilingmu pun merasa dan bersikap demikian, “Semangatlah…..!”
6. Kamu bisa memilih lebih peka.
Kalau kamu lebih peka terhadap masalah-masalah potensial, maka kamu bisa lebih
siap menghadapinya dan bahkan mengelak. Kamu juga bisa peka terhadap
pengalaman– pengalaman positif. Misal, bila kamu dengar pengumuman tentang uji
coba tim atau klub baru, maka catatlah waktu dan tempatnya dan berencanalah
mengikutinya, kamu akan memperoleh sesuatu hal yang baru.
7. kamu bisa memilih humor.
2020
13
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kalau kamu melakukan sesuatu yang konyol (semua orangpun pernah) jangan
melewatkan peluang untuk menertawakan diri sendiri. Itulah salah satu sukacita
besar kehidupan. Kalau kamu banyak tertawa, kamu akan sehat. Tawa itu
mengeluarkan kimiawi tertentu dalam tubuhmu yang merangsangmu dan dapat
membantumu bertumbuh dengan sehat. Humor dan tertawa itu sehat.
8. Kamu bisa memilih sportif
Sportif artinya menerima kekalahan dengan positif sambil tersenyum, menjabat
tangan sang pemenang, tidak menyalajkan orang lain taua keadaan atas kekalahan
itu. Sikap ini bisa memenangkan teman seandainyapun kamu tidak memenangkan
pertandingan atau kompetisinya. “Sportif” berarti pula tidak perlu mengejek yang
kalah ketika kamu menang.
9. Kamu bisa memilih rendah hati
Kalau kamu benar-benar berkepentingan terhadap sesame, mereka akan melihat
kualitas baikmu seandainyapun kamu tidak mengiklankannya. Mereka tidak akan
merasa bahwa kamu berusaha memanipulasi mereka, berbuatlah untuk sesama
karena Tuhanmu.
10. Kamu bisa memilih bersyukur
Renungkanlah: Mungkin banyak sekali yang bisa kamu syukuri. Rasa syukur
membuatmu tersenyum. Itu membuatmu senang dengan kehidupanmu. Dan orang
lain pun senang di dekatmu. Bersyukur bisa memberikan ketenangan bagi dirimu.
11. Kamu bisa memilih beriman
Bagi sementara orang, ini berarti percaya kepada Allah Yang Maha Kuasa atau
kuasa yang lebih tinggi lainnya. Beriman artinya percaya bahwa segalanya akan
beres bagimu dan bahwa kamu bisa membereskan segalanya sendiri. Kalau kamu
perkirakan akan gagal, mungkin mencapai sasaranmu.
12. Kamu bisa memilih berpengharapan.
Pengharapan mungkin merupakan sikap positifmu yang terpenting dasar bagi segala
sikap poritif lainnya. Apakah yang kamu harapkan? Apa sajakah impianmu?Apa
sajakah
ambisimu?
Maksudmu
dalam
kehidupan
ini?
Kalau
kamu
mau
mempertimbangkan pertanyaan–pertanyaan tersebut kamu sudah menjadi individu
yang berpengharapan. “Pengharapan adalah sesuatu yang bersayap – Yang hingga
pada Jiwa – Dan bersenandung tanpa kata – Dan tidak pernah berhenti – sama
sekali.
2020
14
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Selain tips-tips membangun sikap agar menjadi positif tersebut, masih ada pula tips
yang dapat memandu kita untuk mengembangkan cara berpikir kita agar lebih positif.
Berikut ini ada beberapa tips untuk mengembangkan cara berpikir positif:
1. Selalu gunakan kata-kata yang positif saat Kita berpikir dan berbicara.
Gunakan kata-kata seperti "Tuhan pasti memampukanku", "Dengan pertolongan
Tuhan, aku pasti bisa melakukannya", dll.
2. Biarkan pikiran Kita dipenuhi dengan kebahagiaan, kekuatan, dan keberhasilan. Apa
pun situasi yang Kita hadapi, carilah dan isilah pikiran Kita dengan sisi positif dari
situasi tersebut. Dalam segala sesuatu, sisi positif dan negatif selalu ada. Seburuk
apa pun situasi yang Kita alami, pasti ada sisi positif yang terkandung dalam situasi
itu. Mungkin sulit untuk melihat sisi positif dari apa yang Kita alami, tapi cobalah lihat
lebih dalam, sisi positif itu pasti ada.
3. Cobalah untuk menghilangkan dan mengabaikan pikiran yang negatif.
Gantikan pikiran yang negatif dengan pikiran-pikiran yang membangun. Ganti
pikiran: "saya tidak bisa melakukan hal ini" dengan "saya bisa melakukan hal ini
dengan lebih baik setiap saat saya memohon penyertaan Tuhan dan mencoba
melakukannya".
4. Sebelum
melakukan
sesuatu,
jangan
bayangkan
sebuah
kegagalan,
tapi
Bayangkanlah keberhasilan yang Kita akan dapat setelah melakukan sesuatu hal
tersebut. Jika Kita membayangkannya dengan sungguh-sungguh dan penuh iman,
Kita akan terheran-heran dengan apa yang terjadi nantinya.
5. Cobalah untuk tidak memikirkan sesuatu secara berlebihan. Sering kali kita terjebak
untuk terlalu banyak berpikir dan menghabiskan banyak waktu untuk menimbangnimbang atau memikirkan apa yang orang lain mungkin pikirkan tentang diri kita. Hal
itu akan membuat Kita tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik Kita.
6. Penuhi pikiran Kita dengan talenta-talenta anugerah Tuhan yang Kita miliki. Jangan
biarkan pikiran Kita dipenuhi dengan kelemahan-kelemahan yang mungkin Kita
miliki. Dengan memikirkan setiap talenta yang Kita miliki, nantinya Kita akan semakin
mengenali kemampuan Kita yang membedakan Kita dari orang lain. Jadikan cara
berpikir yang demikian itu sebagai topi Kita. Jangan pakai "topi pikiran negatif".
2020
15
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7. Bergaullah dengan orang-orang yang berpikir positif. Pikiran yang positif itu seperti
penyakit menular. Jika Kita berada di dekat orang-orang yang pikirannya dipenuhi
kebahagiaan dan keoptimisan, Kita akan secara otomatis dipengaruhi oleh cara
berpikir mereka yang positif.
8. Bacalah buku-buku yang membangkitkan inspirasi, setidaknya satu halaman setiap
harinya. Buku-buku inspiratif seperti itu akan membantu untuk dapat berpikir positif.
9. Biasakan untuk selalu duduk dan berjalan dengan punggung tegak. Kebiasaan
seperti itu akan membantu meningkatkan rasa percaya diri dan kekuatan yang ada
dalam diri Kita.
Berjalan, berenang, atau berolahragalah. Hal-hal tersebut akan membantu Kita untuk
mengembangkan pikiran dan sikap yang lebih positif. Putuskan untuk berpikir positif mulai
sekarang dan tinggalkan pikiran-pikiran yang negatif. Tidak ada kata terlambat untuk mulai
berpikir positif dan Kita akan segera mengalami hal-hal yang lebih baik daripada
sebelumnya.
2020
16
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Artiningrum, Primi; Kurniasih, Augustina; Nurgroho, Arissetyanto. (2013).
Etika dan Perilaku Profesional Sarjana . Yogyakarta: Graha Ilmu.
Chen, Febe Victoria. (2012). Soft Skill for success, Sikap Tepat Karier Hebat.
Jakarta: BIP Gramedia.
Demang. (2012). Pengertian Pikiran Negatif. Diakses pada 17 Maret 2018.
http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/artikel_detail-27631.html#.WqyLkehubIU
Prastomo, Gatot Nugroho.
dan Manfaat.
(2013). Positive Thinking – Pengertian, Ciri-ciri, Prinsip,
Diakses
pada
17
Maret
2018.
https://personalitygatotnugrohoprastomo.wordpress.com/2013/12/22/positive-thinkingpengertian-ciri-ciri-prinsip-dan-manfaat/
Pris. (2013). 5 Langkah Mencapai Tujuan Hidup Yang Anda Impikan. Diakses pada 16
Maret 2018. https://darisenja.wordpress.com/2013/03/12/5-langkah-mencapai-tujuanhidup-yang-anda-impikan/
Srijanti, Purwanto, Artiningrum. (2007). Etika Membangun Sikap Profesionalisme Sarjana.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
UMB. (2017). Modul-Modul Etik UMB. Jakarta: Universitas Mercu Buana.
2020
17
ETIK UMB
M. Arif Budiyanto, S.Kom, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download