TUGAS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RESUME JURNAL “APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PENENTUAN KESEUAIAN KAWASAN KERAMBA JARING TANCAP DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN BUNGURAN KABUPATEN NATUNA” Disusun Oleh : Muhammad Fery Erfiko 26050117130065 Oseanografi C Dosen : Ir. Petrus Subardjo, M.Si 195610201987031001 DEPARTEMEN OSEANOGRAFI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2019 “APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PENENTUAN KESEUAIAN KAWASAN KERAMBA JARING TANCAP DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN BUNGURAN KABUPATEN NATUNA” Sebagaimana kita ketahui, bahwa dalam era globalisasi ini kemajuan teknologi sangat pesat sekali. Banyak sekali riset – riset yang dilakukan untuk mendorong timbulnya penemuan baru dalam dunia teknologi, terutama teknologi informasi. Adapun salah satu penemuan tersebut adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). Dengan adanya teknologi ini maka akan memudahkan kita dalam hal pemetaan lahan dan penentuan lahan yang cocok untuk suatu kegiatan tertentu sehingga dapat menghasilkan suatu hal yang produktif. Perkembangan sistem informasi tidak ada artinya tanpa didukung oleh kemajuan teknologi jaringan komputer. Melalui jringan komputer maka akan memungkinkan dilakukannya komunikasi dan interaksi antar data yang secara spesifik terpisah. Teknologi ini mengatasi semua hambatan baik dimensi wakt maupun imensi geografis. Aplikasi Sistem Informasi Geografis perlu iupayakan semaksimal mungkin, sehingga dapat mendukung maksimalnya hasil produksi. Sistem Informasi merupakan kesatuan elemen yang tersebar dan saling berinteraksi yang mencitakan aliran informasi. Proses interaksi tersebut berupa proses data dengan cara pemasukan, pengolahan, integrasi, komputasi atau perhitugan, penyimpanan, serta distribusi data atau informasi. Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer, pada SIG disajikan data-data permukaan bumi secara lengkap. Data-data SIG dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain: citra foto, biro pusat, statistik dan data-data yang berasal dari hasil penelitian. Pada SIG, seluruh data yang ada pada suatu wilayah dapat disimpan, dapat dimanipulasi dan dianalisis secara serentak dengan komputer. Dengan kecanggihan ilmu dan teknologi, maka komputer adalah alat yang mampu menangani basis data dan mampu menampilkan data yang berupa gambar maupun grafik, ini merupakan suatu pilihan untuk menyajikan peta. Pada jurnal ini membahas tentang aplikasi sistem informasi geografis di Perairan Bunguran, Kabupaten Natuna untuk menentukan kesesuaian kawasan keramba jaring apung dan rumput laut di wilayah tersebut. Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten yang terdapat pada Provinsi Kepulauan Riau dengan wilayah pesisir yang cukup luas. Kabupaten ini memiliki beberapa gugusan pulau, yaitu; gugusan Jemaja, gugusan Anambas dan gugusan Bunguran. Gugusan kepulauan Bunguran terdiri dari Pulau Bunguran Besar, Pulau Midai, Pulau Subi dan Pulau Serasan. Sebagaimana daerah kepulauan lainnya di Indonesia, beberapa komponen masyarakat yang tinggal dan berdomisili di wilayah Kabupaten Natuna menggantungkan hidupnya dengan melakukan aktifitas di bidang perikanan, baik itu penangkapan maupun budidaya. Aktifitas ini umumnya memliki sentra didesa – desa yang terdapat diwilayah pesisir. Diketahui perkembangan usaha Keramba Jaring Tancap cukup signifikan ditengah masyarakat, namun diketahui bahwa penempatan keramba tersebut masih belum tertata dengan baik, sehingga sering terjadi benturan kepentingan. Di lain pihak dapat dikatakan bahwa aktifitas usaha yang dilakukan di wilayah pesisir haruslah sesuai dengan daya dukung lingkungan wilayah pesisir tersebut. Jika hal ini tidak sesuai akan dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan baru, baik itu dari usaha itu sendiri maupun dari faktor lingkungan. Pembangunan wilayah pesisir sudah selayaknya berpegang kepada kondisi ekosistem tempatan dan sumberdaya yang mendukung. Dalam melakukan kedua usaha ini masyarakat tidak memilih lokasi yang sesuai dengan prasyarat, baik itu daya dukung lingkungan maupun peruntukkan wilayah. Faktor yang menjadi penentu untuk saat sekarang ini lebih kepada kedekatan dengan pemukiman. Padahal dalam usaha KJT dan budidaya rumput laut terdapat beberapa parameter yang menjadi kunci keberhasilan. Selain itu seperti telah dipaparkan diatas, bahwa wilayah pesisir itu memiliki beberapa peruntukan. Oleh karenanya sangat perlu dilakukan pengidentifikasian lokasi-lokasi yang cocok dan layak secara parameter guna pengembangan usaha KJT dan budidaya rumput laut ini. Kajian ini perlu dilakukan agar pemanfaatan lahan yang berada di perairan tersebut menjadi lebih produktif dan lbih terstruktur dalam pengelolaan tata ruang wilayah perairan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode survei. Data yang dipakai berupa data sekunder dan data primer. Data sekunder terdiri dari; kondisi umum wilayah dan kondisi aktifitas yang sedang berlangsung. Data primer terdiri dari data spasial dan hasil pengukuran dilapangan (raster dan vektor), selain itu digunakan Citra satelit Landsat 5 TM Path/Row 123/57 direkam pada tahun 2002 dan Peta digital kedalaman perairan Pulau Bunguran serta Peta Laut Natuna, Dishidros TNI AL. Proses penentuan kesesuaian kawasan tersebut dilakukan dengan menggunakan operasi spasial dengan memanfaatkan aplikasi SIG. Operasi spasial tersebut merupakan operasi tumpang susun (overlay), dalam prosesnya operasi tumpang susun adalah adalah suatu proses penyatuan data spasial dan merupakan salah satu fungsi efektif dalam SIG yang digunakan dalam analisa keruangan. Sedangkan metode yang digunakan adalah weighted overlay. Weighted overlay merupakan sebuah teknik untuk menerapkan sebuah skala penilaian untuk membedakan dan menidaksamakan input menjadi sebuah analisa yang terintegrasi. Weighted overlay memberikan pertimbangan terhadap faktor atau kriteria yang ditentukan dalam sebuah proses pemilihan kesesuaian citra pada kondisi di lapangan. Gambar 1. Diagram Alir Pengolahan Data (Syofyan, 2010). Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai dengan Desember 2008. Penelitian ini dilakukan di 9 Desa yang ada di Pulau Bunguran, Kabupaten Natuna. Adapun desa yang menjadi lokasi kegiatan tersebut adalah : Desa Pengadah, Desa Kelanga, Desa Tanjung, Desa Sepempang, Desa Cemaga, Desa Sabang Mawang, Desa Sededap, Desa Pulau Tiga dan Desa Kelarik. Dari hasil analisa spasial dengan menggunakan metode weighted overlay diperoleh tiga kesesuaian kawasan KJT dan Rumput Laut yaitu: sangat sesuai, sesuai dan tidak sesuai. Dari data yang didapat, dapat diketahui dominansi kesesuaian kawasan pada kriteria sesuai adalah 49,9%, kelas sangat sesuai sebesar 31,1%. Dapat dikatakan bahwa kawasan disepanjang garis pantai Pulau Bunguran dapat dilakukan aktifitas Keramba Jaring Tancap maupun budidaya rumput laut. Analisa spasial kawasan Pulau Bunguran dengan menggunakan metode weighted overlay memberikan hasil bahwa dominansi kesesuai kawasan untuk kegiatan KJT dan rumput laut berada pada kelas sesuai yaitu sebesar 49,4%, kemudian kelas sangat sesuai sebesar 31,1% dan tidak sesuai sebesar 19,5%. DAFTAR PUSTAKA Syofyan, Irwandy. Rommie J. Yusni Ikhwan S. 2010. “Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dalam Penentuan Keseuaian Kawasan Keramba Jaring Tancap Dan Rumput Laut Di Perairan Bunguran Kabupaten Natuna”. Jurnal Perikanan Dan Kelutan 15,2 : 111-120.