Pph pasal 23 : Soal : PT Insan Media Print adalah perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan buku dan percetakan. Perusahaan ini melakukan sejumlah pembayaran yang terkait dengan PPh Pasal 23 kepada beberapa pihak dengan rincian: 1. Pembayaran terhadap royalti tiga orang penulis: Damayanti dengan NPWP 01.444.888.2.987.000, Nurmadina NPWP 01.888.555.2.456.000, dan Azzahra yang belum memiliki NPWP. Royalti yang diberikan kepada Damayanti sebesar Rp25.000.000. Royalti untuk Nurmadina sebesar Rp10.000.000, dan royalti untuk Azzahra sebesar Rp5.000.000. 2. Pembayaran bunga pinjaman kepada BRI dengan NPWP 03.111.222.2.541.000 untuk bulan September sebesar Rp1.500.000. Jawaban : 1. 2. Untuk pembayaran royalti kepada penulis: Damayanti 15% x Rp25.000.000 = Rp3.750.000 Nurmadina 15% x Rp10.000.000 = Rp1.500.000 Azzahra 15% x Rp5.000.000 = Rp750.000 Karena Azzahra masih belum memiliki NPWP, maka dikenakan tambahan PPh sebesar 100% dengan nominal = 100% xRp750.000 = Rp750.000 Dengan demikian, Azzahra akan terkena pemotongan sebesar Rp750.000 + Rp750.000 = Rp1.500.000. Setelah melakukan pemotongan PPh Pasal 23, penulis akan mendapatkan hasil bukti pemotongan. Untuk pembayaran atas bunga pinjaman pada BRI, tidak dikenakan PPh Pasal 23. Sebab termasuk penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada bank dan merupakan pengecualian terhadap PPh Pasal 23. Soal : Pada 10 Mei 2015, PT Dahlia mengumumkan akan membagikan dividen melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan melakukan pembayaran dividen tunai kepada PT Melati sebesar Rp30.000.000 yang melakukan penyertaan modal sebesal 15%. Jawab : PPh Pasal 23 = 15% x Rp30.000.000 = Rp4.500.000 Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Mei 2015 Saat penyetoran: paling lambat 10 Juni 2015 Soal : Pada 20 Maret 2012, PT Abadi memberikan hadiah perlombaan kepada PT Makmur sebagai juara umum lomba senam sehat sebesar Rp150.000.000. Jawab : PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Abadi adalah: 15% x Rp150.000.000 = Rp22.500.000. Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Maret 2012. Soal : PT Karya Makmur membayar sewa kendaraaan bus pariwisata dengan nilai sewa sebesar Rp35.000.000 kepada Sugianto Haris. Jawab : PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Karya Makmur adalah: 2% x Rp35.000.000 = Rp700.000 Soal : PT Indoraya membayarkan jasa konsultan dari PT Nuansaraya sebesar Rp120.000.000 (sudah termasuk PPN). PT Nuansaraya tidak mempunyai NPWP. Jawab : PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Indoraya adalah: 200% x 2% x Rp120.000.000 = Rp4.800.000 Pph 24 : Soal : PT Sinar Gemilang di Semarang memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2014 sebagai berikut: Penghasilan dalam negeri Rp400.000.000 Penghasilan dari Vietnam (tarif pajak 20%) Rp200.000.000 Hitunglah PPh Pasal 24 atau kredit pajak luar negeri dari PT Sinar Gemilang tahun 2014? Jawab : Soal : PT Selera Rakyat berkedudukan di Indonesia memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2015 sebagai berikut: Di Belanda memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp600.000.000 (tarif pajak yang berlaku 30%). Di dalam negeri menderita kerugian sebesar Rp200.000.000 Hitunglah PPh Pasal 24 atau kredit pajak luar negeri dari PT Sinar Gemilang tahun 2014? Jawab : Soal : PT Selaras Abadi pada tahun 2013 memperoleh penghasilan neto sebagai berikut: Di Thailand memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp300.000.000 (tarif pajak yang berlaku 40%). Di Jerman menderita kerugian sebesar Rp500.000.000 (tarif pajak yang berlaku 25%). Di dalam negeri memperoleh laba usah sebesar Rp500.000.000 Hitunglah PPh Pasal 24 atau kredit pajak luar negeri dari PT Sinar Gemilang tahun 2014? Jawab : Soal : PT Asma Barata memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2009 sebagai berikut: – Di negara A, memperoleh penghasilan (laba) Rp 4.000.000.000,00 dengan tarif pajak 35% – Di negara B, memperoleh penghasilan (laba) Rp 2.000.000.000,00 dengan tarif pajak 20% – Penghasilan di Indonesia Rp 5.000.000.000 Hitunglah kredit pajak luar negeri dari perusahaan Asma Barata ! Jawab : 1. Penghasilan luar negeri sebesar Rp 6.000.000.000,00 (dihitung dari negara A dan B) 2. Penghasilan dalam negeri sebesar Rp 5.000.000.000,00 3. Jumlah penghasilan neto adalah: Rp 6.000.000.000 + Rp 5.000.000.000 = Rp 11.000.000.000 4. PPh terutang (pasal 17) = Rp 11.000.000.000 x 28% = Rp 3.080.000.000 5. Batas maksimum kredit pajak untuk masing-masing negara adalah : a. Untuk negara A (Rp 4.000.000.000 : Rp 11.000.000.000) x Rp 3.080.000.000 = Rp 1.120.000.000 Pajak terutang di negara A adalah Rp 1.400.000.000 maka maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkan adalah Rp 1.120.000.000 b. Untuk negara B (Rp 2.000.000.000 : Rp 11.000.000.000) x Rp 3.080.000.000 = Rp 560.000.000 Pajak terutang di negara B adalah Rp 400.000.000 maka maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkan adalah Rp 560.000.000 c. Jumlah kredit pajak luar negeri yan diperkenankan adalah: Rp 1.120.000.000 + Rp 560.000.000 = Rp 1.680.000.000 Soal : PT Sido Muncul memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2007 sebagai berikut : Penghasilan dari luar negeri Rp 5.000.000.000,00 , dengan tarif pajak sebesar 40%. Penghasilan usaha di Indonesia Rp 1.000.000.000,00. Berapakah batas maksimum kredit pajak? Jawaban: jumlah neto adalah : Rp 5.000.000.000,00 + Rp 1.000.000.000,00= Rp 6.000.000.000,00 Batas maksimum kredit pajak diambil yang terendah dari 3 perhitungan yaitu: 1. PPh terutang atau dibayar di luar negeri adalah : 40 % x Rp 5.000.000.000,00= Rp 2.000.000.000,00 2. (Rp 5.000.000.000,00 : Rp 6.000.000.000,00) x Rp 1.680.000.000,00 =Rp 1.400.000.000,00 3. PPh terutang (menurut tarif pasal 17) = Rp 6.000.000.000 x 28%= Rp 1.680.000.000 Dengan demikian kredit pajak yang diperkenankan adalah pada poin 2 sebesar Rp 1.400.000.000,00