TUGAS 2 PSIKOMETRI MEMBUAT JURNAL MINGGUAN MENGENAI MATERI -MATERI PSIKOMETRI YANG SUDAH DIJELASKAN Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah yang di ampu oleh dosen : Ratri Pratiwi., S.Psi., MA. Disusun Oleh : NAMA : Azmia Lusianosa Rahajeng NIM : 17081861 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA TAHUN 2020 JURNAL MINGGUAN PSIKOMETRI Berikut beberapa materi yang saya rangkum dan saya jadikan jurnal mingguan mata kuliah psikometri ini : 1.1 Pengukuran Psikologis Mengenai materi tentang pengukuran psikologis pada umumnya didasarkan pada sampel perilaku yang jumlahnya terbatas, karena pengukuran psikologi didasarkan pada sample perilaku, karena sample perilaku tersebut merupakan perilaku yang bisa terlihat dan bisa digeneralisasi atau umumnya terlihat pada kebanyakan orang. Sebagai tambahan, pengukuran psikologis pada umumnya didasarkan pada sampel perilaku yang jumlahnya terbatas. Jadi populasi perilakunya sih tidak terbatas, tetapi jumlah soal terbatas, oleh karena itu disebut dengan sampel prilaku. Contoh harga diri banyak di ukur menggunakan Rosenberg yang terdiri dari 10 item, dengan 10 item apakah mewakili harga diri individu. Mau dibuat 100 item pun apakah itu sudah mewakili. Jadi kita belajarlah untuk bijaksana. 1.2 Sample Perilaku Sistematis Salah satu komponen penting penggunaan tes adalah memastikan bahwa sampel perilaku diperoleh secara sistematis (sama untuk setiap orang) maka ketika pelakasanaan tes dilakukan oleh banyak tester pasti setiap orang memiliki pendapat atau pandangan yang berbeda beda pada tes bakat atau tes intelegensi. Sehingga sistematis ini juga berlaku bagi yang akan menjadi tester, seorang tester harus mematuhi semua standart administrasi ketika memberikan tes. ketika standart administrasi tes tidak dipatuhi atau dilaksanakan dengan baik, besar kemungkinan hasil tes mengalami eror. hal ini menjadi penting bagi teman-teman psikologi harus mengambil matakuliah praktikum, karena yang diijinkan melakukan tes psikologi hanya sarjana psikologi. terkait pendapat yang berbeda pada penggunaan alat tes bakat atau inteligensi, itu disesuaikan dengan kebutuhan, apa yang ingin dicari dan menggunakan cara pandang teori milik ilmuan psikologis. 1.3 Building Raport Dengan Testee Saat kita melakukan praktikum BINET di semester lalu, kita mengetes anak yang tidak begitu kooperatif dan menjawabnya pun sepertinya tidak sesuai apa yang sebenarnya bahkan dipancingpun testee banyak menjawab "tidak tahu" sehingga pengaruhnya kepada hasil dari tes tersebut yang tidak konkrit. Sehingga disini langkah yang kita lakukan sebelum melakukan pengetesan harus sudah melakukan building raport dengan testee. Kalau mengalami yang tidak sesuai prosedur ini maka kita harus evaluasi apakah kita sebagai testee melakukan building raport dengan baik atau tidak. Lalu apakah kita dapat membuat klien atau testee merasa aman dan percaya dengan kita atau tidak. 1.4 Hipotetik Dalam Atribut Dalam atribut disebutkan secara hipotetik yakni secara sementara atau tidak utama. Maka bisa diperluas pembahasan mengenai hipotetik ini yakni hal yang masih berupa dugaan, atau berasal dari kajian teori dari penelitian sebelumnya. Sehingga bisa dikatakan bahwa hipotetik itu masih bersifat teoritis. 1.5 Permasalahan Dalam Penyusunan Tes Permasalahan dalam penyusunan tes satuan dalam skala pengukuran tidak dapat didefinisikan dengan baik sehingga membuat proses dalam melakukan tes terhambat , sehingga ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk meminimalisir permasalahan yang ada. Cara menyelesaikan permasalahan dengan melakukan kajian teori dan penelitian secara komprehansif atau menyeluruh terhadap pendefinisian teori.