Uploaded by User50082

Lana T2

advertisement
Konsep Dasar Medis (Definisi dan Etiologi Penyakit),
Patofisiologis, dan Intervensi atau Penatalaksanaan Penyakit
Sistem Penglihatan Glaukoma
Disusun oleh :
Nama
: Lana Hikmatul Maula
NIM
: 712501S19020
Semester
:2
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa, karena dengan
pertolonganya saya dapat menyelesaikan makalah saya tentang Konsep Dasar
Medis, Patofisiologis, dan Intervensi atau Penatalaksanaan Penyakit Sistem
Penglihatan Glaukoma Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang saya alami
dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah “ Ilmu
Penyakit Umum “ yaitu bapak
M. Ardiansyah Saputra,M.M.R. yang telah
membimbing saya dalam mengerjakan makalah ini, saya
juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam proses
pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan dari hasil makalah ini, karena
itu saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
bersama, walaupun tentu saja saya sadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Semoga makalah saya ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang
lebih baik lagi.
Mataram, Maret 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . II
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . III
BAB I KONSEP PENYAKIT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
A. Pengertian Glaukoma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Penyebab Glaukoma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
C. Klasifikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
D. Gejala dan Tanda . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAB II PATOFISIOLOGI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
A. Patofisiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
B. Pemeriksaan Fisik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
C. Pemeriksaan Diagnostik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
BAB III INTERVENSI/PENATALAKSANAAN . . . . . . . . . . 8
A. Penatalaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
B. Pencegahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
C. Komplikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
BAB IV PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
BAB I
KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian
 Glaukoma adalah kelainan optik neuropati yang ditandai dengan meningkatnya
tekanan bola mata, atrofi papil saraf optik, dan menciutnya lapang pandang,
dengan karakteristik dan peningkatan intra okular (TIO) menjadi faktor risiko
utamanya.
 Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap ditandai
oleh peninggian tekanan intraokuler, penggaungan dan degenerasi pupil saraf
optic serta defek lapang pandangan yang khas.
(Sidarta Ilyas dkk. 1998 . Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Gaya Baru)
 Glaukoma merupakan kumpulan beberapa penyakit dengan tanda utama
tekanan intraokuler yang tinggi dengan segala akibatnya yaitu, penggaungan
dan atrofi saraf optik serta defek lapang pandangan yang khas. Bagian mata
yang penting pada glukoma adalah sudut filtrasi.
(dr. Nana Wijaya S.D. 1983. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : dr. Nana Wijaya S.D)
 Glaukoma ditandai dengan berkurangnya lapang pandangan akibat kerusakan
saraf optikus. Kerusakan ini berhubungan dengan derajat TIO yang terlalu
tinggi tekanannya, semakin cepat kerusakan saraf optikus tersebut berlangsung.
Peningkatan TIO terjadi akibat perubahan patologis yang menghambat
peredaran normal humor aqueus.
(Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth)
 Glaukoma adalah salah satu penyebab yang paling sering dari kebutaan. Ini
penyakit mata dimana tekanan intraoluler menjadi sangat patologik, kadangkadang meningkatkan cara cepat sampai 60 dan 70 mmHg. Tekanan ini
meningkat diatas 20 sampai 30 mmHg dapat menyebabkan hilangnya
pengelihatan bila dibiarkan selama jangka waktu lama
(Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 1997)
 Glaukoma bulin hijau pada mata karena tekanan di dalam mata bertambah
tinggi akibat cairan bening kornea dan lensa mata tertahan.
(Kamus Lengkap Kedokteran, 2003)
 Glaukoma adalah peningkatan abnormal tekanan intraokulus (lebih besar dari
pada 20 mmHg). Tekanan yang sangat tinggi, kadang-kadang mencapai 60-70
mmHg. Menyebabkan tekanan saraf optikus sewaktu saraf tersebut keluar dari
bola mata sehingga terjadi kematian serat-sarat saraf.
(Buku Saku Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin)
 Glaukoma adalah penyakit mata yang dikarakteristikan dengan peningkatan
tekanan okular (TIO). Peningkatan tekanan menyebabkan kerusakan iskemik
pada diskus optik dan sel-sel saraf dari retina, dengan kehilangan progresif dari
penglihatan perifer.
(Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah)
B. Penyebab
1.
Infeksi
2.
Hypermetrop/ presbiop
3.
Post Operasi
4.
Katarak
5.
Heriditer
6.
Trauma
7.
Gejala Peningkatan TIO
8.
Uveitis
9.
Pembedahan mata
10.
Penggunaan kortikostiroid maupun topikal jangka panjang
C. Klasifikasi
a. Glaukoma Primer
 Glaukoma sudut terbuka ( Glaucoma Simpelex / Cronis )
Paling sering ditemukan, penderita tidak mengeluh adanya rasa nyata sehingga
biasanya sudah dalam stadium lanjut.
 Glaukoma sudat tertutup (Glaukoma sudut sempit)

Prodomal : Serangan ringan yaitu penurunan visus

Acut : tiba-tiba merah, bengkak, muntah dan sakit kepala.

Absolut : Glaukoma yang menetap yaitu apabila glaukoma tidak diobati secara tepat
dan tepat.
b. Glaukoma sekunder :
Yang terjadi :

Perubahan dalam lensa

Trauma

Pasca bedah pemakaian obat-obatan : Kortikosteroid topical
c. Glaukoma Kongenital :
Glaukoma yang dibawa sejak lahir disebabkan karena kelainan
pertumbuhan
sudut kamera akuli anterior / sejak lahir tekanan bola mata sudah meninggi.
D. Gejala dan Tanda
Glaukoma sudut terbuka:
Mata putih baik, fundusco py (TIO) lebih dari 20 mmHg, pembuluh darah
mengarah kenasal.
Glaukoma sudut tertutup:
Mata sehat, sering mendapat serangan misalnya:

Sakit kepala pada waktu membaca, nonton yang lama

Mata merah

Tempat mata pupil melebar

Sakit akan sembuh sendiri setelah makan obat / setelah tidur
Glaukoma sudut Kongenital
Biasanya pada anak, kornea putiih dan elastis, besar dan menonjol seperti mata sapi.
Bab II
Patofisiologi
A. Patofisiologi
Rongga arterior mata berada didepan dan sedikit kesamping dari lensa,
terdapat/ bermuara aqueous humor, merupakan cairan bening yang menuju ke
lympha. Aqueos humor diproduksi secara terus-menerus dalam badan siliaris yang
terdapat dibagian posterior iris dan mengalir melewati pupil kedalam camera okuli
anterior. Aqueous humor disalurkan melalui canal Schlemm disekitar mata dan
berada pada bagian sudut camera okuli anterior dimana terjadi pertemuan iris
perifer dan kornea dalam keadaan normal terjadi keseimbangan antara produksi dan
penyerapan aqueous humor, akan menyebabkan atau menjadikan tekanan intra
okuli relative konstan. TIO normal berkisar 10-20 mmHg dan rata-rata 16 mmHg.
Tekanan intra okuli bervariasi dan naik sampai 5 mmHg Glaukoma terjadi
dimana adanya peningkatan TIO yanga dapat menimbulkan kerusakan dari sarafsaraf optic. Peningkatan tekanan disebabkan abstruksi / sumbatan dari penyerapan
aqueous humor. TIO dapat meningkat akibat gangguan sistem ataupun akses
drainase.
PATOFISIOLOGI
Trauma, peningkatan TIO, uveitis

Cairan dalam bilik anterior

Tegang

Kerusakan saraf optikus
Gangguan visua
Nyeri
penglihatan
B. Pemeriksaan fisik
Gangguan lapang
Glaukoma merupakan penyakit yang akan dialami pasien seumur hidup dan
tidak dapat disembuhkan. Namun, glaukoma dapat dikendalikan dengan terapi dan
tujuan utama dari terapi glaukoma adalah untuk mencegah kehilangan penglihatan,
cacat, dan kebutaan
Glaukoma primer adalah glaukoma dengan etiologi yang tidak pasti. Namun,
faktor resiko utama dari glaukoma primer adalah peningkatan terhadap tekanan intra
okular (TIO).Secara umum tekanan intra okular (TIO) normal berkisar antara 10 hingga
kurang dari 21 mmHg. TIO dapat meningkat akibat gangguan sistem ataupun akses
drainase.
 Untuk sudut terbuka primer:

Melaporkan kehilangan penglihatan perifer lambat (penglihatan terowongan)
 Untuk sudut tertutup primer:

Awitan tiba-tiba dari nyeri berat pada mata sering disertai dengan sakit
kepala/mual, dan muntah.

Keluhan-keluhan sinar halo pelangi, penglihatan kabur, mata bengkak dan
penurunan persepsi sinar.

Pupil terfiksasi sedara sedang dengan sklera kemerahan karena radang dan
kornea tampak berawan.
C. Pemeriksaan diagnostik
 Tonometri digunakan untuk mengukur TIO. Glaukoma dicurigai bila TIO lebih
besar dari 22 mmHg
 Genioskopi memungkinkakn halo oftalmologi melihat secara langsung ruang
anterior untuk membedakan antara glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut
terbuka.
 Oftalmoskopi memungkinkan pemeriksa melihat secara langsung diskus optik dan
struktur mata internal.
 Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, akueus, atau vitreus tumor,
kesalahan refraksi atau penyakit sistem saraf atau penglihatan ke retina atau jalan
optik.
 Penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, masa tumor pada hipofisi/otak, karotis
atau patologis arteri serebral atau glukoma.
 Mengkaji intraokuler (TIO) normal 12-25 mmHg
 Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma.
 Digunakan dalam menentukan adanya tipe glaukoma bila TIO normal atau hanya
meningkat ringan.
 Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik, papiledema,
perdarahan, retina & mikroaneurisme
 LED menunjukkan anemia siskemik/infeksi
 EKG : dilakukan untuk memastikan aterosklerosis, PAK
 Menentukan adanya kontrol diabetes.
Bab III
Intervensi / Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan
 Menurunkan TIO ke tingkat yang konsisten dengan mempertahankan penglihatan.
 Penatalaksanaan bisa berbeda bergantung pada klasifikasi penyakit dan responnya
terhadap nyeri.
 Terapi obat
 Pembedahan laser
 Pembedahan konvensional dapat digunakan untuk mengontrol kerusakan progresif
yang diakibatkan oleh glaukoma.
 Pemberian tetes mata setiap hari untuk menurunkan sekresi atau meningkatkan
penyerapan, aqueous tumor.
 Pada penutupan sudut akut, dapat digunakan diueretik untuk menurunkan tekanan
intraokulus.
B. Pencegahan
Pasien berusia di atas 40 tahun harus diperiksa secara teratur tekanan bola
matanya agar bisa dideteksi dini dan diobati bila terjadi peningkatan.
C. Komplikasi
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan terbanyak kedua di dunia setelah
katarak.Risiko terjadinya glaukoma, progresifitas penyakit hingga menimbulkan
kebutaan, dihubungkan dengan berbagai faktor risiko.pada semua jenis glaukoma dapat
timbul kebutaan. Glaukoma sudut tertutup akut adalah suatu kedaruratan medis.
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Glaukoma sering disebut sebagai pencuri penglihatan karena gejala yang
sering tidak disadari oleh penderita atau dianggap sebagai gejala dari penyakit lain,
sehingga banyak pasien yang datang ke dokter dalam keadaan yang lanjut atau buta.
Hal ini disebabkan oleh karena glaukoma dapat merusak saraf optikus sehingga
dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dan akhirnya kebutaan yang permanen
yang tidak dapat disembuhkan. Glaukoma lebih banyak ditemukan pada laki-laki
dan lebih sering ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun. Glaukoma primer sudut
terbuka adalah glaukoma yang paling sering ditemui dan inflamasi adalah penyebab
paling umum glaukoma sekunder. Pengobatan yang paling sering dilakukan pada
glaukoma primer sudut terbuka adalah medikamentosa dan glaukoma primer sudut
tertutup adalah trabekulektomi.
B.Saran
Saya menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah yang saya
buat ini. Jadi, mohon dosen dan pembaca bisa memberi saran dan kritik untuk
makalah saya ini.
Daftar Pustaka
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/768/624
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/download/15780/15261
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/36493/22063/
https://dokumen.tips/documents/makalah-glaukoma-558bfe5683a2a.html
Download