TUGAS METODE PENELITIAN HUKUM ANALISA PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA TERKAIT PEMBATALAN SK GUBERBUR DKI JAKARTA NOMOR 2485 TAHUN 2015 DI TINJAU DARI HUKUM LINGKUNGAN DISUSUN OLEH : Tubagus Wahyu Ryan Wardhana (3014210440) Kelas E R. 302 ANALISA PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA TERKAIT PEMBATALAN SK GUBERBUR DKI JAKARTA NOMOR 2485 TAHUN 2015 DI TINJAU DARI HUKUM LINGKUNGAN A. LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini persoalan mengenai reklamasi terus mencuat ke permukaan, wacana kebijakan reklamasi teluk Jakarta telah banyak menuai reaksi pro dan kontra dari berbagai kalangan apalagi setelah terbitnya SK Gubernur tentang pemberian izin reklamasi, Pemprov DKI Jakarta menilai reklamasi sebagai salah satu solusi meningkatnya kebutuhan akan lahan di Jakarta. Meningkatnya jumlah penduduk Jakarta secara drastic mengakibatkan juga penurunan muka tanah 18 cm setiap tahunnya, karna luas Jakarta hanya 662,330,000 m2, sedangkan jumlah masyarakat Jakarta tidak kurang dari 12.988.495, sehingga lahan dianggap sebagai komponen penting dalam kelanjutan semua aktivitas mulai dari pemerintahan, ekonomi, social, dan bidang lainnya. Juga dinilai sebagai salah satu opsi untuk mengembangkan revitalisasi teluk Jakarta sebagai salah satu kawasan vital di Jakarta. Sebenarnya isu perihal reklamasi teluk Jakarta telah lama bergulir, yakni mulai dilakukan sejak 1980-an, hal itu dimaksud untuk meningkatkan manfaat sumber daya lahan dengan pengerukan dan pengeringan atau drainase. Upa tersebut dipilih dengan tujuan untuk menambah luas daratan ibukota negara. Proyek reklamasi pertama kali digagas seluas 2.700 Hektar pada maret 1995 dengan tujuan untuk mengatasi kelangkaan lahan di Jakarta dan mengembangkan wilayah Jakarta utara. Sehubungan dengan proyek reklamasi tersebut pemerintah mengesahkan keputusan presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang reklamasi pantai utara dan perda Nomor 8 tahun 1995. Atas keputusan presiden yang telah disahkan, kementrian lingkungan hidup tidak setuju dengan adanya keputusan tersebut sehingga dalam berbagai kebijakannya menyebutkan bahwa reklamasi tidak layak dilakukan karna merusak lingkungan, di sisi lain pemerintah DKI Jakarta tetap dalam keputusannya. Kementrian lingkungan hidup menyatakan proyek reklamasi tidak bias dilakukan karna pemprov DKI Jakarta tidak mampu memenuhi kaidah penataan ruang dan ketersediaan teknologi pengendali dampak lingkungan. Hal itu di sampaikan dengan dikeluarkannya SK Mentri Lingkungan Hidup Nomor 14 tahun 2003 tentang ketidak layakan rencana kegiatan reklamasi dan revitalisasi teluk Jakarta. Namun kondisi sebaliknya justru dilakukan oleh MA dengan mengeluarkan putusan baru ( NO. 12/PK/TUN/2011) yang menyatakan reklamasi di teluk Jakarta legal. Tetapi, MA mensyaratkan kepada pemprov DKI Jakarta untuk membuat kajian AMDAL baru dan memperbaharui AMDAL yang telah diajukan sebelumnya. Isu yang berlangsung lama tersebut kembali hangat ketika pemprov DKI Jakarta dibawah kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo kembali mengukuhkan rencana reklamasi dan mengeluarkan surat keputusan Gubernur DKI Jakarta nomor 2238 tahun 2013 dengan memberikan izin untuk Developer dapat mereklamasi pulau G. namun, kementrian kelautan dan perikanan menilai kebijakan tersebut melanggar kewenangan, dengan memberikan izin di area laut strategis yang berada ditangan Kementriannya meski lokasinya ada di wilayah Jakarta. Kementrian keluatan dan perikanan mengkaji penghentian sementara dengan melakukan moratorium reklamasi. Reklamasi diusulkan hanya untuk pelabuhan, bandara , dan listrik, diluar itu tidak boleh ada reklamasi untuk hotel, apartemen, mall, dan sebagainya. Moratorium yang masih berupa kajian tersebut tidak menghentikan langkah pemprov DKI Jakarta untuk tetap melaksanakan reklamasi. Tanpa mengindahkan beberapa instansi, dengan dukungan pihak lain, pemprov DKI Jakarta di akhir tahun 2015 menyatakan mulai mempersiapkan pengembangan pulaupulau reklamasi. Pulau O, P, dan Q dan diintegrasikan dengan pulau N, hal tersebut yang membuat wacana reklamasi teluk Jakarta menuai banyak kecaman dari berbagai kalangan baik dari individu, kelompok, atau organisasi privat maupun publik. Reaksi tersebut berujung pada dilayangkannya gugatan terkait izin reklamasi pulau-pulau di teluk Jakarta, gugatan tersebut ada yang sebagian dikabulkan ada pula yang masih menjalani proses di persidangan, tercatat sudah 4 pulau yang izin reklamasi nya dibatalkan oleh PTUN, yaitu pulau G, F, I, dan K. pembatalan izin reklamasi oleh PTUN disambut oleh sebagian kalangan yang menolah dengan sukacita, dalam pembatalannya PTUN melihat adanya indikasi kerusakan lingkungan yang besar apabila proyek reklamasi terus berjalan, salah satunya dalam putusan pembatalan reklamasi pulau K. Oleh karena itu, mengingat betapa pentingnya masalah terkait lingkungan dan reklamasi tersebut, maka berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas saya sebagai penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ ANALISA PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA TERKAIT PEMBATALAN SK GUBERBUR DKI JAKARTA NOMOR 2485 TAHUN 2015 DI TINJAU DARI HUKUM LINGKUNGAN “ B. RUMUSAN MASALAH Dari uraian diatas, untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian maka penulis menentukan pokok-pokok permasalahan yang akan di teliti. 1. Apakah putusan pengadilan tata usaha negara terkait pembatalan izin reklamasi pulau K sudah sesuai dengan Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ? 2. sudah tepatkah pengadilan tata usaha negara memakai pasal 36 ayat 1 sebagai dasar pertimbangan pembatalan izin reklamasi pulau K (SK Gubernur nomor 2485 tahun 2015 ? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan : Hasil penelitian ini dapat memberikan refrensi penelitian hukum dalam hal putusan hakim pengadilan tata usaha negara dalam perkara terkait keputusan aparatur negara berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia. Diharapkan agar tulisan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum lingkungan pada khususnya. Semoga tulisan ini dapat menjadi referensi di bidang karya ilmiah serta bahan masukan bagi penulisan yang sama dimasa yang akan datang. Serta untuk memberikan wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat luas mengenai tinjauan yuridis dalam pekara tata usaha negara yang berkaitan dengan hukum lingkungan sehingga dapat memberikan rasa tanggung jawab masyarakat untuk menjaga dan melindungi serta mengelola lingkungan hidup dari berbagai kerusakan yang diakibatkan reklamasi. D. KERANGKA TEORI teori adalah ujung tombak analisis yang digunakan untuk mencari jawaban atas rumusan-rumusan masalah yang ada, maka teori yang penulis gunakan dalam proposal ini adalah teori hukum progresif dan teori biosentrisme dalam melihat permasalahan dalam kasus reklamasi. Teori progrefsif yang dicetuskan oleh Profesor Satjipto Rahardjo ini menegaskan bahwa hukum adalah untuk manusia, bukan sebaliknya. Maka dari Indonesia sebagai negara hukum seperti yang telah termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945 memiliki konsekwensi logis memberikan perlindungan pada lingkungan hidup serta pengelolaannya demi kepentingan manusia itu sendiri. Peraturan perundangundangan di Indonesia yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup sudah banyak sekali, hal tersebut mengartikan bahwa Indonesia telah berusaha untuk mencegah serta meminimalisir adanya eksploitasi lingkungan hidup yang dapat berdampak buruk bagi masyarakat. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, maka Indonesia telah ambil bagian sebagai negara yang melestarikan lingkungan hidup demi masa depan masyarakat. Indonesia tidak dapat memungkiri bahwa pembangunan adalah hal yang pasti terjadi, maka pada pasal 22 “setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal”, pasal 36 “setiap usaha dan/’atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan”, dan pasal 47 “setiap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup, ancaman terhadap ekosistem dan kehidupan, dan/atau kesehatan, dan keselamatan manusia wajib melakukan analisis resiko lingkungan hidup” undang-undang nomor 32 tahun 2009 adalah syarat-syarat bagi seseorang, instansi, organisasi, atau badan hukum, untuk dapat melakukan usaha atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan. E. KERANGKA KONSEPTUAL Kerangka konseptual digunakan penulis untuk menyamakan prsepsi dari istilahistilah dan pengertian-pengertian. Adapun konsep-konsep dalam penelitian yang akan dibahas dalam proposal ini menyangkut hal-hal sebagai berikut : 1. Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan social ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase 1 2. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahtraan manusia serta makhluk hidup lain2 3. Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan3 4. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan4 1 Undang-undang nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaah wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Pasal 1 angka (1) Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 3 Pasal 1 angka (35) Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 4 Pasal 1 angka (11) Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 2 5. Kerusakan lingkungan adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup5 6. Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan6 F. METODE PENELITIAN Penelitian hukum yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum secara normatif. Metode penelitian normatif adalah metode penelitian kepustakaan, yaitu penelitian terhadap data skunder7. Data Skunder, yaitu data yang diperoleh melalui tinjauan kepustakaan, dari berbagai buku, pandangan ahli, teori perundang-undangan dan lainnya. Serta menggunakan data skunder, yaitu : 1. Data sekunder, yaitu sumber adalah data-data yang diperoleh dari sumber kedua yang merupakan pelengkap, meliputi: a. Bahan hukum primer, peraturan perundang-undangan yang terdiri atas: 5 Pasal 1 angka (17) Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 6 Pasal 1 angka (26) Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 7 Ronny hanitjo Soemitro, metode penelitian hukum dan jurimateri (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990), h11 1) Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkunagn hidup 2) Undang-undang nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil 3) Putusan Pengadilah Tata Usaha Negara tentang pembatalan izin reklamasi pulau K (SK Gubernur DKI Jakarta 2485 4) KUHP 5) KUHAP Dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tinjauan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara tentang pembatalan SK Gubernur DKI Jakarta nomor 2485 tahun 2015. b. Bahan hukum sekunder, berwujud buku-buku yang memuat pendapat para sarjana, artikel, skripsi, tesis, dan disertasi yang menjadi referensi terhadap tema yang diangkat. c. Bahan hukum tersier, yaitu data yang diperoleh penulis dari bahan-bahan yang memberi petunjuk berupa kamus hukum, internet ataupun media elektronik yang berkaitan dengan penelitian penulis.8 Sumber data yang digunakan oleh Penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 8 Soerjano Soekanto, Pengantar Penelitian Ilmu Hukum, (Jakarta: UI Press, 2007), hlm. 24. 1. Penelitian pustaka yaitu dengan membaca dan menelaah berbagai literatur seperti buku, peraturan perundang-undangan ataupun sumber-sumber kepustakaan lain yang relevan dengan penelitian ini. 2. Penelitian lapangan yaitu pengumpulan data dengan mengamati secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Metode penelitian kepustakan, peneltian ini penuli lakukan dengan membaca serta mengkaji literatur-literatur yang relevan dengan objek yang dijadikan landasan teoritis. 2. Metode penelitian lapangan, dilakukan enggan cara metode wawancara atau pembicara langsung dan terbuka dalam bentuk tanya jawab terhadap narasumber ataupun pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan keterangan dan informasi yang diperlukan dalam pembahasan objek penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif yang mengungkapkan fakta, keadaan, fenomena, variable dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan menyuguhkan apa adanya. berdasarkan sifat penelitian ini, analisis data yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif terhadap data primer dan data sekunder.9 Jenis penelitian ini termasuk dalam metode kualitatif yaitu suatu cara penelitian yang dilakukan pada objek yang berkembang apa adanya, tanpa manipulasi 9 H.Zainuddin Ali,Metode Penulisan Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 105-106. data oleh peneliti.10 Soerjono Soekanto menyatakan bahwa pada penelitian metode kualitatif akan menghasilkan data deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan oleh informan secara tertulis atau lisan dan juga perilakunya yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.11 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman. Analisis yuridis normatif terhadap pembatalan izin reklamasi teluk jakarta: (yogyakarta : Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada Yogyakarta, 2016) Myrna rastanti. Hukum Perlidungan Lingkungan dan pengelolaannya (Jakarta: Pusat Kajian ilmu Hukum Universitas Indonesia, 2014) P.A.F. Lamintang 1997, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang prngrlolaan wilayah pesisir dan pulau kecil. Putusan Pengadilah Tata Usaha Negara tentang pembatalan izin reklamasi pulau K (SK Gubernur DKI Jakarta 2485 . 10 Pengertian-penelitian-kualitatif, Situs internet (Mei 2012),http:www.diaryapipah.com. Di akses pada pukul 02.30 WIB, 14 September 2015. 11 Soerjono Soekanto, Op.Cit., hlm. 32.