Uploaded by User92709

TUGAS 1 PROPOSAL NURHIKMAH.S ASRIANI DJ

advertisement
PROPOSAL
JUDUL
DAMPAK REKLAMASI PANTAI TERHADAP LINGKUNGAN DI
PESISIR PANTAI KOTA MAKASSAR
OLEH:
NURHIKMAH S
1721042001
ASRIANI DJ
1721042018
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa kami
panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang memberi nikmat kesehatan hingga
kami dapat menyelesaikan proposal kami yang berjudul ”Dampak reklamasi
pantai terhadap lingkungan di pesisir kota Makassar” dengan tepat waktu.
Dalam penulisan proposal ini sebagai pemenuhan salah satu tugas pada
mata kuliah penelitian pendidikan, dalam penulisan ini kami menyadari masih
terdapat banyak kekurangan, baik dari segi pengetahuan, pengalaman dan
kemampuan penulisan, namun kami berharap semoga proposal ini dapat
bermanfaat bagi orang banyak termasuk penulis.
Dalam tahap penyelesaian proposal, kami
mengucapkan banyak
terimakasih kepada keluarga, kerabat dan dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dalam mengarahkan sampai selesainya proposal ini.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
I
KATA PENGANTAR
II
DAFTAR ISI
III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan pustaka
B. Kajian penelitian yang relevan.
C. Kerangka fikir
D. Hipotesis penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
B. Tempat dan waktu penelitian
C. Subjek dan objek penelitian
D. Defenisi operasional variable
E. Teknik pengumpulan data
E. Teknik analisis data
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kota Makassar merupakan kota metropolitan terbesar di Indonesia
timur dan menempati posisi ke empat terbesar di Indonesia, juga sebagai
ibu kota provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri dari 14 kecamatan dan 143
kelurahan dengan luas wilayah 128,18 km²
dengan jumlah penduduk
1,168,258 jiwa, serta Kepadatan Penduduk 6.646,5km‾² (BPS,2019)
Kota Makassar menjadi pusat perekonomian perdagangan barang
dan jasa sehingga mempengaruhi tingginya laju dinamika kehidupan di
Kota
Makassar
yang
berdampak
pada
tingginya
kebutuhan
lahan.(Sudaryono,2018)
Jumlah penduduk yang meningkat dari angka kelahiran maupun
dari faktor urbanisasi membuat pertumbuhan penduduk tidak berbanding
lurus dengan kebutuhan lahan yang tersedia terkhusus di perkotaan yang
menjadi alasan perluasan daerah sebagai salah satu solusi yang tak
terelakkan, hal ini menjadi alasan manusia mencari lahan baru strategis
dari pusat kegiatan perekonomian (Institut Pertanian Bogor)
Penyempitan lahan yang terjadi sudah tidak memungkinkan
pemekaran kota di daratan, salah satu alternative dari permasalahn diatas
yaitu dilakukannya reklamasi pantai, (Benny Tyson Siagianet al, 2013).
Salah satu solusi untuk meringankan kebutuhan lahan karena jumlah
1
2
populasi yang cukup tinggi adalah dengan reklamasi tanah (Yurnita et al.
2017)
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan manfaat sumberdaya lahan yang ditinjau dari sudut
lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan
lahan atau drainase (UU 27, 2007).
Reklamasi pantai merupakan campur tangan dalam upaya
meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan hidup manusia namun
disamping itu dalam pembangunan ini menimbulkan dampak negatif yang
mempengaruhi keseimbangan lingkungan seperti sedimentasi pantai, erosi,
perubahn pola arus yang mempunyai potensi merusak lingkungan alamiah,
(Institut Pertanian Bogor) tak hanya itu meningkatnya kekeruhan
diperairan dapat mempengaruhi Komposisi dan biota laut yang hidup
didalamnya. Dalam pembangunan ini dampaknya terhadap lingkungan
sangat dirasakan dan mengecam ekosistem pantai, oleh karena itu perlunya
pehaman dan kajian tentang dampak reklamasi terhadap lingkungan di
kota Makassar. (Reny Puspasari, 2017)
3
B. Rumusan Masalah
Berbagai macam kontoversi pada reklamasi pantai kota Makassar
yang berkembang dalam masyarakat yang diberitakan di berbagai media,
pengolahan dan pemanfaatan reklamasi pantai menimbulkan pengaruh
pada lingkungan sekitar, baik makhluk laut maupun yang ada di darat.
Perubahan ekosistem merupakan salah satu dampak dari reklamasi
pantai seperti erosi, gangguan terhadap lingkungan serta perubahan pola
arus. (Benny Tyson Siagian, Muhammad Helmi, Denny Nugroho
Sugianto, 2013). Masalah yang beriringan dengan reklamasi pantai
memunculkan pertanyaan berikut :
1. Bagaimana kondisi lingkungan sebelum dan setelah diadakannya
reklamasi pantai di kota Makassar?
2. Alternatif dalam meminimalisir dampak lingkungan pada reklamasi
pantai di kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Mengetahui kondisi lingkungan sebelum dan setelah diadakannya
reklamasi pantai di kota Makassar.
2. Mendapatkan alternative dalam meminimalisir dampak lingkungan
pada reklamasi pantai di kota Makassar.
4
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dari peneliti secara
langsung dan dapat membandingkan dengan teori yang telah ada dan
dapat menjadikan referensi untuk penelitian kedepannya.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
kondisi dan mendapatkan alternative dalam meminimalisir dampak
lingkungan.
3. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan tentang
reklamasi pantai serta dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.
4. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi arahan dan masukan kepada
pengelola reklamasi pantai agar mempertimbangkan dan meminimalisir
dampak negative terhadap lingkungan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan pustaka
Pengertian reklamasi secara umum yaitu proses perluasan lahan
untuk keperluan tertentu serta dalam menunjang perekonomian suatu
wilayah, adapun menurut para ahli mengemukakan bahwa reklamasi
adalah sebuah perluasan dan pemanfaatan lahan dengan kepentingan
tertentu secara tidak ekonomis (Save M.Dagun, 1997:952)
Pemerintah memandang reklamasi sebagai satu – satunya jalan
dalam menjawab pemenuhan kebutuhan lahan
dan pengembangan
ekonomi daerah, misalnya di pesisir kota Makassar, daerah pesisir
merupakan wilayah transisi antara ekosistem laut dan darat, dalam
kewenangan
daerah.Kebijakan pemerintah dalam reklamasi di pesisir
pantai kota Makassar akan memberi dampak negative terhadap lingkungan
hidup, lingkungan hidup yang dimaksud yaitu sebuah kesatuan ruang,
keadaan, perilaku, benda, daya, dan makhluk hidup yang dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan makhluk hidup
lainnya (Herry Djainal).
Kota Makassar adalah ibukota Provinsi Sulawesi Selatan yang
merupakan salah satu bagian terbesar di kawasan Indonesia Timur dan
merupakan kawasan terbesar kedua setelah Pulau Jawa. Kota Makassar
saat ini sedang melakukan pembangunan proyek besar kawasan reklamasi
5
6
pantai.Salah satu contoh proyek reklamasi pantai di kota Makassar yang
dikenal dengan nama Center Point of
Indonesia (CPI). Proyek ini
dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan bekerja sama dengan pihak
swasta yaitu PT Ciputra. Proyek tersebut diniliai sangat bagus karena
dapat memberikan icon baru bagi Provinsi Sulawesi Selatan khususnya
kota Makassar sebagai kota dunia. Namun proyek tersebut bertentangan
dengan masyarakat, khususnya masyarakat nelayan karena dianggap
pelaksanaan proyek tersebut dapat menghilangkan mata pencaharian
mereka sebagai nelayan.(Wahyu, Moein, Bola, & Arisaputra, 2019)
Dalam pengembangan reklamasi pantai bertujuan untuk menambah
luasan daratan, hal ini dikarenakan kebutuhan akan lahan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat danupaya dalammeningkatkan pembangunan suatu
negara. Selain itu adapun dampak yang ditimbulkan dari reklamasi pantai
yang berimbas pada lingkungan masyarakat nelayan dan rusaknya
ekosistem pantai (biota laut) akibat adanya reklamasi, hal tersebut
berimbas pada ekonomi nelayan yang tentunya akan mempengaruhi
pendapatan para nelayan setempat. (Amiruddin & Alam, 2019).
Pada
pembangunan
reklamasi
pemerataan
fasilitas
belum
dilaksanakan dengan baik karena pemerintah hanya lebih mementingkan
para penambang dibandingkan masyarakat yang tinggal di area pesisir
pantai kota Makassar dengan alasan bahwa pihak swasta mampu
mengembangkan wilayah tersebut menjadi lebih produktif dibanding
biasanya. Kebijakan reklamasi pantai kota Makassar diimplementasikan
7
tidak berdasarkan prosedur karena pemerintah tidak memiliki undang –
undang tersendiri mengenai kebijakan ini, melainkan proyek kebijakan
reklamasi pantai kota Makassar hanya berpatokan pada RT/RW No. 4
Tahun
2015-2023.
Kebijakan
pemerintah
dinilai
tidak
bersifat
pembangunan partisipatif terhadap masyarakat setempat khususnya
masyarakatpesisir pantai kota Makassar.(Annas & Rusnaedy, 2019)
Dampak
yang
ditimbulkan
dari
reklamasi
pantai
yaitu
menimbulkan terjadinya berbagai kerusakan ekosistem secara ekstrim,
serta mengubah fungsi – fungsi ekologis disepanjang pesisir pantai
Makassar. Dampak ekologis yang dirasakan saat ini, yaitu menutup areal
muara sungai Jenneberang sehingga menyebabkan terjadinya sedimentasi
atau endapan lumpur yang terbawa arus sungai, jika hal tersebut dibiarkan
terus menerus terjadi maka akan menyebabkan pendangkalan pada
perairan sekitar, termasuk pelabuhan sekitar kota Makassar sehingga
menimbulkan kompleksitas baru. Selain itu dampak dari reklamasi dapat
memicu terjadinya abrasi terhadap pulau-pulau di perairan kota Makassar,
serta dapat mengganggu sirkulasi dan hidrologi air di kawasan proyek
yang menyebabkan air laut berwarna hitam bercampur lumpur dengan bau
yang cukup menyengat, sehingga hampir tidak ada biota laut yang mampu
bertahan hidup di sekitaran wilayah perairan.(Aswandi, 2019).
8
B. Kajian penelitian yang relevan
Merujuk pada penelitian (Amiruddin & Alam, 2019) yang
bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan proses reklamasi di kawasan
pesisir pantai kota Makassar yang dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan bersama pihak pengembangan PT Yasmin Bumi Asri
untuk menciptakan Sulawesi Selatan sebagai kawasan public serta
meningkatkan kualitas ekonomi maupun social di kota Makassar, akan
tetapi terdapat beberapa factor pendukung dan penghambat dalam proses
reklamasi pantai. Factor pendukung antara lain kebijakan pemerintah,
bantuan modal dan peralatan. Sedangkan factor penghambat pembatasan
lahan serta perizinan reklamasi dari pemerintah pusat yaitu kementerian
kelautan dan perikanan.
Berdasarkan penelitian (Annas & Rusnaedy, 2019) yang bertujuan
untuk memahami serta menganalisis kebijakan tata ruang dan bangunan
reklamasi pantai di kota Makassar. Berdasarkan penelitian ini pemerintah
kota Makassar lebih mengutamakan kepentingan pihak swasta dalam
bentuk privasitasi dibandingkan dengan kesejahteraan masyarakat.
Sehingga yang terjadi adalah penggusuran dan rusaknya ekosistem
lingkungan. Dari aspek efektivitas dalam evaluasi kebijakan dianggap
belum tepat karena akan menimbulkan penggusuran, penghilagan lahan
kelola masyarakat, pengalihan profesi serta pemerintah yang tidak peduli
dalam menyelesaikan kebijakan reklamasi dengan baik meskipun mereka
mengetahui dampak yang akan ditimbulkannya.
9
Menurut peneliti (Aswandi, 2019) pembangunan perkotaan dengan
melalui reklamasi pantai dinilai kurang efektif untuk dilakukan, karena
memiliki dampak yang begitu besar baik itu social maupun dari segi
lingkungan, salah satunya penurunan pendapatan. Pembangunan proyek
reklamasi pantai sering menimbulkan konflik dalam keluarga, oleh karena
himpitan ekonomi yang kian parah disebabkan oleh menurunnya tingkat
pendapatan yang berbanding terbalik dengan jumlah kebutuhan yang kian
hari kian meningkat di tengah kompleksitas perkotaan.Berdasarkan hasil
pengamatan dari penelitian yaitu, terjadi penurunan drastis pendapatan
nelayan sebelum dan selama pembangunan megaproyek reklamasi CPI
yang mengakibatkan menurunnya kualitas penghidupan masyarakat
pesisir.
C. Kerangka Fikir
Makassar merupakan kota berciri khas pantai, daerah pesisir pantai
cenderung menambah luasan lahannya dengan mereklamasi Pantai, yaitu
kegiatan menimbun atau memasukkan material tertentu di kawasan Pantai
dengan maksud untuk memperoleh 59 lahan kering (Nurmandi, 1999).
Penerapan kebijakan reklamasi yang tidak konsisten dapat
berdampak pada berbagai kerusakan ekosistem secara ekstrim, serta
mengubah fungsi ekologis disepanjang pesisir pantai Makassar.
Mengetahui dampak dari reklamasi tersebut, yang mendorong
untuk
melakukan
pengembangan
alternative
dan
solusi
dalam
memecahkan masalah dampak lingkungan hidup, dimana rusaknya
10
ekosistem dan keanekaragaman hayati berupa terumbu karang, kerang,
kepiting, dan ikan akibat tercemarnya perairan laut.Tidak hanya itu,
adapun dampak yang lainnya yaitu potensi banjir meningkat, terjadi
sedimentasi, perubahan pola arus, dan merusak kawasan tata air.
Oleh karena itu perlunya alternatif dalam menyelesaikan masalah
yang ada dengan rekomendasi bebagai upaya dan kebijakan yang akan
dilakukan
pemerintah
kota
Makassar
terhadap
meminimalisir dampak negatif reklamasi pantai.
Gambar 2.1 Kerangka pikir
menangani
dan
11
D. Hipotesis Penelitian
1. Reklamasi Pantai di kota Makassar memberikan perubahan kondisi
setelah reklamasi
2. Reklamasi Pantai di kota Makassar memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan hidup.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam melakukan suatu penelitian, Karena metode penelitian merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan manfaat tertentu.
Metode penelitian ini lebih menekankan pada aspek pemahaman yang
lebih mendalam terhadap suatu masalah secara detail pada seuatu
permasalahan yang sedang dikaji dengan cara ilmiah. Oleh karena itu,
metode penelitian ini harus tepat.
Berdasarkan jenis data yang digunakan, penelitian ini masuk dalam
metode kualitatif dimana akan menghasilkan data deskriptif analitik yang
didapat dari hasil pengamatan, baik berupa wawancara, dokumantasi,
analisis, catatan di lapangan dengan cara memperbanyak informasi ke
berbagai sumber yang akan dibandingkan untuk menemukan hasil dan data
yang sebenarnya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat / Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi (fokus) penelitian pada
wilayah reklamasi pantai di kawasan pesisir kota Makassar.
2. Waktu Penelitian
12
13
Penelitian ini diawali mulai dari terjun langsung ke lapangan untuk
mempelajari suatu proses yang sedang terjadi dengan mencatat seluruh
informasi, menganalisis, membuat laporan dan membuat kesimpulan
dari proses berlangsungnya penelitian yang besifat induktif.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Menurut (Sutrisno, Suaib, & Ichwan, 2017) Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek-objek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga bendabenda alam lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah objek, tetapi populasi meliputi seluruh karakteristik sifat yang
dimiliki subjek dan objek tersebut.Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitiannya merupakan penelitian populasi.
2. Objek Penelitian
Sampel adalah sebagian dari subjek dalam populasi yang diteliti,
yang sudah tentu mampu mewakili populasinya (Sutrisno et al., 2017).
Sampel adalah bagian keci dari seluruh jumlah dan karakteristik yang
dimiliki dalam populasi tersebut (Sugiono,2017).
Maka sampel merupakan salah satu kunci keberhasilan utama
untuk menghasilkan penelitian yang baik. sampel penelitian yang
digunakan adalah permasalahan lingkungan hidup mengenai rusaknya
14
lingkungan hidup berupa ekosistem dan keanekaragaman hayati dengan
teknik sample random sumpling.
D. Defenisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur. Dengan melihat definisi operasional suatu penelitian,
maka seorang peneliti akan dapat mengetahui suatu variabel yang akan
diteliti.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau cara pengumpulan data dilakukan mulai dari survey
data internasional, yang didukung atau dilengkapi dengan survey data
primer, melalui wawancara, dan tinjauan lapangan. Pengambilan sampel
dan penentuan titik pengecekan di lapangan dengan cara purposive
sampling.
F. Analisis Data
Analisis data dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif,
model analisis disesuaikan dengan sifat rancangan penelitian yang
mengacu pada pengujian hipotesis dan tujuan penelitian, model analisis
proses reklamasi pantai disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan
presentase, sedangkan untuk membuktikan dampak reklamasi pantai
dilakukan secara deskriptif fenomenologis.
15
Daftar Pustaka
Amiruddin, A., & Alam, A. S. (2019). Pola Kemitraan Pemerintah dan Swasta
dalam Kebijakan Reklamasi Pantai di Kota Makassar. GOVERNMENT:
Jurnal Ilmu Pemerintahan, 10(1), 1–9.
Annas, A., & Rusnaedy, Z. (2019). Evaluasi Kebijakan Tata Ruang dan Bangunan
Reklamasi Pantai Metro Tanjung Bunga Kota Makassar. Journal of
Government and Civil Society, 3(2), 117–128.
Aswandi, K. (2019). Silang Sengkarut Pembangunan Berkelanjutan Perkotaan
Dalam Pusaran Kapital (Studi Kasus: Megaproyek Reklamasi CPI
Makassar). EcceS (Economics, Social, and Development Studies), 6(1), 1–17.
Sutrisno, T., Suaib, H., & Ichwan, S. (2017). Fungsi Pengawasan Manajemen
Administrasi Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT
Aditya Mandiri Sejahtera Kota Sorong. Gradual, 6(2), 30–41.
Wahyu, M., Moein, H. A., Bola, M., & Arisaputra, M. I. (2019). Penggunaan
Instrumen Kontrak dalam Pembangunan Centre Point of Indonesia.
Mulawarman Law Review, 83–97.
Download