Uploaded by ikhsarasdin

4 BAB II

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Terminal adalah prasaranah transportasi jalan untuk keperluan memuat dan
menurunkan barang, serta mengatur kedatangan dan keberangkatan kendaraan umum.
Keberadaan terminal berperan dalam menentukan tingkat kinerja dari pelayanan
angkutan umum dalam suatu wilayah. Terminal juga merupakan sarana angkutan yang
ramai sekali dengan kegiatan – kegiatan masyarakat di dalamnya, Maka sudah
menjadi kebiasaan seperti, Kemacetan, Kepadatan kendaraan, Ketidak tertiban lalulintas
khususnya kendaraan jenis angkutan kota atau angkot masyarakat menyebutnya.
Angkutan kota atau angkot adalah sebuah moda transportasi perkotaan yang merujuk
terhadap kendaraan umum dengan rute yang suda ditentukan, tidak seperti Bus yang
mempunyai halte sebagai tempat perhentian yang sudah ditentukan, sama halnya
dengan angkutan umum atau angkutan kota khususnya dikawasan terminal puwatu
kendari beberapa angkutan kota yang tidak patuh akan tatatertib dan peraturan yang
diterapkan dikawasan terminal, Sehingga arus lalulintas disekitaran terminal puwatu
kendari terhambat dan terganggu akibat angkutan kota yang tidak disiplin. Apa lagi
pada saat jam – jam tertentu.
Berdasarkan KM No.31 Th 1995, Kondisi ideal sebuah terminal angkutan umum
harus di lengkapi fasilitas didalamnya baik itu fasilitas utama atau fasilitas penunjang,
agar supaya kendaraan yang masuk ke area terminal bisa lebih tertib dan mematuhi
1
rambu – rambu yang telah disediakan. Sehingga bisa mengurangi gangguan atau
hambatan di luar area terminal khususnya angkutan kota yang banyak melanggar tata
tertib yang ada. Fasilitas utama dalam sebuah terminal yaitu, tempat parkir kendaraan
umum , bangunan kantor terminal, Tempat tunggu penumpang menara pengawas, loket
penjualan karcis, rambu – ramabu dan papan informasi , dan peralatan parkir untuk jenis
taksi. Sedangkan fasilitas penunjang yaitu, Kamar kecil/toilet, mushollah, kantin, ruang
pengobatan, ruang informasi, telepon umum, tempat penitipan barang, taman, semua hal
tersebut agar angkutan umum dan penumpang bisa merasa lebih nyaman dalam
mnggunakan terminal, denagn adanya fasilitas yang disediakan sesuai kualitas yang
pemerinta tentukan.
Dari uraiyan di atas maka diperlukan suatu penelitian atas kualitas pelayanan
terhadap tingkat kepuasan mayasarakat terhadap pelayanan terminal puwatu. Maka
penulis mengangkat topitk penelitian dengan judul : ANALISA TINGKAT
KEPUASAN TERHADAP PELAYANAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM
(STUDY KASUS TERMINAL PUWATU, KOTA KENDARI)
I.2 Rumusan Masalah
Dengan Kondisi ideal sebuah terminal angkutan umum harus di lengkapi
fasilitas didalamnya baik itu fasilitas utama atau fasilitas penunjang, agar supaya
kendaraan yang masuk ke area terminal bisa lebih tertib dan mematuhi rambu – rambu
yang telah disediakan. Maka penulis ini memandang adanya permasalaan mengenai
2
pelayanan terminal puwatu. Dengan kondisi tersebut dan berdasarkan latar belakang di
atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana pengaruh tingkat kualitas pelayanan dalam dimensi
penampilan penampilan fisik (tangible), Kehandalan (Reliabilit), Tanggapan
(Responsivenss), kepastian (Assurance), dan Empti (Emphaty) Terhadap tingkat
kepuasan pelayanan terminal puwatu kendari

Bagaimana tingkat kepuasan yang dirasakan masyarakat terhadap
pelayanan terminal puwatu

Manakah faktor harus di perhatikan prioritas utama, prioritas rendah,
dan yang berlebihan dari dimensi penampilan penampilan fisik (tangible),
Kehandalan (Reliabilit), Tanggapan (Responsivenss), kepastian (Assurance), dan
Empti (Emphaty) Terhadap tingkat kepuasan pelayanan terminal puwatu kendari.
1.3 Tujuan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksut dan tujuan untuk mengetahui tingkat
kepuasan pelayanan terminal puwatu kendari . Dengan obyek adalah Masyarakat atau
pengguna jasa terminal puwatu kendari, Hasil penelitian ini diharpakan dapat
mengungkap berbagai permasalahan yang di terminal puwatu, terutama menyangkut hal
– hal sebagai berikut :

(tangible),
Menganalisa pengaruh paktor pelayanan dalam dimensi penampilan fisik
Kehandalan
(Reliabilit),
Tanggapan
(Responsivenss),
kepastian
3
(Assurance), dan Empti (Emphaty) Terhadap tingkat kepuasan pelayanan terminal
puwatu kendari

Menganalisa faktor – fakor yang mempengaruhi tingkat kualitas
pelayanan terhadap tingkat kepusan terminal puwatu kendari.

Menganalisa seberapa besar kepuasan yang dirasakan masyarakat
terhadap pelayanan terminal puwatu kendari.
1.4 Mamfaat penelitian
Penelitian tingkat kepuasan terhadap kualitas pelayanan terminal puwatu
merupakan bagian dari perencanaan transportasi, Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pemerintah dalam halini pemerintah
kota kendari untuk meningkatkan dan membenahi system pelayanan terminal puwatu
agar lebih baik dari sebelumnya.
1.5 Batasan masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini agar terterah dan tidak terlalu
meluas, maka penulis memberikan batasan permasalahan :

Lokasi penelitian atau wilayah pengambilan data hanya pada linkup
terminal puwatu kendari
4

Kepuasan yang dimaksud pada penelitian ini adalah mengenai kepuasan
terhadap pelayanan jasa terminal pwatu dan faktor – faktor yang mempengaruhi
tingkat kepuasan terhadap terminal puwatu.

Tinjauan kualitas pelayan dibatasi pada aspek pelayanan terminal pada
saat tertentu.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Terminal
Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang mempunyai
fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan umum untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang hingga sampai ke tujuan akhir
suatu perjalanan, juga sebagai tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan
pengoperasian sistem arus angkutan penumpang dan barang, disamping juga berfungsi
untuk melancarkan arus angkutan penumpang atau barang (Departemen Perhubungan,
1996).
Sesuai dengan fungsinya sebagai tempat pemberhentian sementara (transit)
maka di dalam terminal akan terjadi perpindahan penumpang atau barang dari satu jenis
angkutan ke jenis moda angkutan yang lainnya, sehingga tuntutan efisiensi dari suatu
perjalanan bisa tercapai. Berdasarkan tuntutan tersebut maka suatu terminal harus
mampu menampung, menata dan mengendalikan serta melayani semua kegiatan yang
terjadi akibat adanya perpindahan kendaraan, penumpang maupun barang sehingga
semua kegiatan yang ada pada terminal dapat berjalan lancar, tertib, teratur, aman dan
nyaman.
6
2.2 Fungsi Terminal
Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat Bina Sistem Prasarana
(Departemen Perhubungan,1996) fungsi terminal pada dasarnya dapat ditinjau dari 3
(tiga) unsur yang terkait dengan terminal yaitu :
1. Penumpang
Fungsi terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan menunggu,
kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda yang lain, tempat
tersedianya fasilitas-fasilitas dan informasi (pelataran, teluk,ruang tunggu,papan
informasi, toilet, kios-kios, loket, fasilitas parkir dari kendaraan pribadi dan lain-lain).
2. Pemerintah
Fungsi terminal bagi pemerintah adalah dari segi perencanaan dan manajemen
lalu lintas, untuk menata lalu lintas dan menghindari kemacetan, sebagai sumber
pemungutan retribusi dan sebagai pengendali arus angkutan umum
3. Operator Angkutan Umum
Fungsi terminal bagi operator angkutan umum adalah untuk pengaturan pelayanan
operasi angkutan umum, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak
angkutan umum dan fasilitas pangkalan
7
2.3 Klasifikasi Terminal
Berdasarkan kriteria masing-masing maka terminal dapat diklasifikasikan
sebagai berikut (Departemen Perhubungan, 1996) :
2.3.1 Klasifikasi Terminal Berdasarkan Peranannya
Terminal dibedakan atas 2 (dua) berdasarkan peranannya, yaitu:
1. Terminal primer adalah terminal untuk pelayanan arus barang dan penumpang (jasa
angkutan) yang mencakup kawasan regional.
2. Terminal sekunder adalah terminal untuk pelayanan penumpang dan barang (jasa
angkutan) yang bersifat lokal atau melengkapi kegiatan terminal primer.
2.3.2 Klasifikasi Terminal Berdasarkan Fungsinya
Ada 3 (tiga) jenis terminal yang dibedakan atas fungsinya yaitu :
1. Terminal Utama adalah tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa
angkutan) dengan ciri sebagai berikut :
 Berfungsi sebagai alat pengatur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan
barang dan penumpang dalam jarak jauh dan volume tinggi.
 Bongkar muat lebih besar atau sama dengan 8 ton/unit angkutan atau 40
penumpang/unit angkutan.
2. Terminal Madya adalah tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa
angkutan) dengan ciri sebagai berikut :
 Berfungsi sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan
barang dan penumpang dalam jarak dan volume sedang.
8
 Bongkar muat lebih besar atau sama dengan 5 ton/unit angkutan atau 20
penumpang /unit angkutan.
3. Terminal cabang adalah tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa
angkutan) dengan ciri sebagai berikut :
 Sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan barang dan
penumpang dalam jarak pendek dan volume kecil.
 Bongkar muat lebih kecil atau sama dengan 2,5 ton/unit angkutan atau 10
penumpang/unit angkutan.
2.3.3 Klasifikasi Terminal Berdasarkan Jenis Angkutan
Ada 4 (empat) jenis terminal yang dapat dibedakan berdasarkan jenis angkutan
yang digunakan yaitu:
1. Terminal Penumpang adalah terminal untuk menaikkan dan atau menurunkan
penumpang.
2. Terminal Barang/Cargo adalah terminal untuk perpindahan (bongkar muat)
barang dari moda transport yang satu ke moda transport yang lainnya.
3. Terminal Khusus adalah terminal yang dipengaruhi oleh sifat-sifat barang
yang diangkut.
4. Terminal Truk adalah terminal yang sesuai dengan kebutuhannya, dinyatakan
dengan jumlah truk yang dapat diparkir atau menunggu dalam satuan waktu.
2.3.4 Klasifikasi Terminal Berdasarkan Tingkat Pelayanan
Berdasarkan tingkat pelayanannya, terminal penumpang yang dinyatakan dalam
jumlah arus minimum kendaraan per satuan waktu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
9
1. Terminal Utama : 50 – 100 kendaraan/jam
2. Terminal Madya : 25 – 50 kendaraan/jam
3. Terminal Cabang : <25 kendaraan/jam
2.3.5 Klasifikasi Terminal
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : 31 Tahun 1995 tentang
Terminal Transportasi Jalan, tipe terminal penumpang terdiri dari :
1. Terminal Penumpang Tipe A
Terminal penumpang tipe A melayani kendaraan umum untuk Angkutan Antar
Kota Antar Propinsi (AKAP) dan/atau Angkutan Lintas Batas Negara, Angkutan Antar
Kota Dalam Provinsi (AKDP), Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan.
2. Terminal Penumpang Tipe B
Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk
Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan.
3. Terminal Penumpang Tipe C
Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Kota
dan Angkutan Pedesaan
2.3.6 Pola Lokasi Terminal
Sesuai dengan kebutuhan rencana kota atau wilayah tersebut terdapat dua pola
lokasi terminal yang dikenal yaitu :
1. Pola lokasi terminal terpusat, terjadi bila system pelayanan terpusat pada satu
tempat, artinya untuk mencapai lokasi kegiatan pada kota yang mempunyai satu pusat
kegiatan biasanya mempunyai satu pusat terminal angkutan umum dan beberapa
10
terminal local yang berada didalam kota. Pada pola ini terminal angkutan umum antar
kota terletak di pusat atau menjadi satu dengan terminal induk.
2. Pola lokasi teminal tersebar, terjadi bila system pelayanan tidak terpusat pada
satu tempat, artinya kota yang mempunyai beberapa kegiatan akan membentuk satu
pusat terminal angkuatan umum kota di tiap wilayah. Setiap terminal wilayah
dihubungkan oleh jaringan jalan melingkar. Pada pola ini terminal angkutan antar kota
yang akan disebarkan dan ditempatkan di tiap pintu masuk kota juga berfungsi sebagai
suatu terminal angkutan dalam kota bagi wilayahnya.
2.3.7 Akses Lokasi Terminal
Penetapan lokasi terminal harus sesuai antara kelas jalan sebagai akses menuju
terminal yang akan dibangun, yaitu :
a. Teminal Tipe A : terletak di jalan arteri, dengan kelas jalan sekurangkurangnya kelas III A dan jarak masuk dari jalan umum ke terminal 100 m di pulau
jawa dan 50 m dipulau lainnya.
b. Terminal Tipe B : terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan
sekurang-kurangnya kelas III B dan jarak jalan dari jalan umum ke terminal 50 m di
pulau jawa dan 30 m di pulau lainnya.
c. Terminal Tipe C : terletak di jalan kolektor atau lokal, dengan kelas jalan
paling tinggi kelas III A dan jarak masuk dari jalan umum ke terminal sesuai kebutuhan
untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.
11
d. Terletak dalam jaringan angkutan umum ( AKAP dan atau lintas batas negara
untuk terminal tipe A, AKDP untuk terminal tipe B dan trayek pedesaan untuk terminal
tipe C )
2.4 Fasilitas dan Keterkaitan Aktivitas dalam Terminal
Agar terminal mampu memberikan pelayanan yang baik bagi penggunanya,
maka perlu disediakan fasilitas-fasilitas yang diperuntukkan bagi pengguna jasa
terminal. Fasilitas-fasilitas tersebut perlu disediakan dalam jumlah yang cukup dan
harus dijaga agar tetap mampu memberikan pelayanan bagi pengguna jasa terminal
sesuai dengan fungsinya.
2.4.1 Fasilitas Yang Ada Dalam Terminal
Fasilitas-fasilitas yang ada di dalam terminal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
fasilitas utama dan fasilitas penunjang
A. Fasilitas Utama
Yang dimaksud fasilitas utama terminal adalah fasilitas yang mutlak ada disuatu
terminal dalam rangka memberikan pelayanan bagi masyarakat, khususnya penumpang,
calon penumpang, sopir, awak armada, maupun orang-orang yang memerlukan jasa
terminal angkutan umum. Adapun yang dapat digolongkan sebagai fasilitas utama
antara lain :
 Jalur pemberangkatan angkutan umum
Jalur pemberangkatan ini disediakan bagi kendaraan angkutan umum penumpang untuk
menaikkan penumpang (loading) dan untuk memulai perjalanan sesuai trayek yang
ditentukan.
12
 Jalur kedatangan kendaraan umum
Adalah areal yang disediakan bagi kedaraan angkutan umum penumpang untuk
menurunkan penumpang (unloading) yang dapat pula merupakan akhir perjalanan.
 Jalur tunggu kendaraan umum
Jalur tunggu kendaraan umum yaitu pelataran yang disediakan bagi angkutan umum
untuk bersiap menuju jalur pemberangkatan, yang juga dapat berfungsi sebagai tempat
istirahat bagi angkutan umum beserta awaknya
 Tempat tunggu penumpang
Tempat tunggu penumpang dapat berupa pelataran atau areal yang disediakan bagi
calon penumpang yang akan melakukan perjalanan dengan angkutan umum.
 Jalur lintasan
Jalur lintasan merupakan pelataran yang disediakan bagi angkutan umum yang akan
langsung melanjutkan perjalanan setelah menurunkan penumpang.
 Bangunan kantor terminal
Merupakan sebuah bangunan yang didalamnya berlangsung kegiatan pelayanan
masyarakat oleh operator terminal meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan
terminal. Pada bangunan ini biasanya juga terdapat menara pengawas, pos pemeriksaan,
loket penjualan karcis, serta papan informasi.
 Tempat istirahat sementara
 Menara pengawas
 Loket penjualan karcis
 Rambu-rambu dan papan informasi
13
 Pelataran parkir kendaraan pengantar dan taksi
Fasilitas ini disediakan bagi kendaraan pengantar calon penumpang serta bagi armada
taksi yang menyediakan jasa transportasi bagi penumpang untuk sampai ke tempat yang
dituju.
B. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang yang dimaksud sebagai pelengkap dalam pengoperasian
terminal. Yang dimaksud dengan fasilitas pelengkap dalam suatu terminal antara lain :
 Toilet
Toilet harus disediakan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kapasitas layanan
terminal terhadap penumpang maupun awak armada angkutan umum, dan sedapat
mungkin dalam keadaan bersih/layak pakai.
 Tempat ibadah
Tempat ibadah disediakan bagi penumpang maupun awak armada angkutan umum
untuk menunaikan kewajibannya sebagai umat beragama.
 Kantin/kios
Kantin/kios disediakan untuk memenuhi kebutuhan penumpang, awak armada
angkutan umum, petugas terminal dan lainnya terhadap makanan, minuman, oleh-oleh
dan lain-lain yang diperlukan selama perjalanan dalam angkutan umum.
 Ruang pengobatan
Ruang pengobatan disediakan untuk mengatasi keadaan darurat di lingkungan terminal,
khususnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Untuk itu ruang pengobatan ini
juga perlu dilengkapi dengan tenaga medis yang terampil.
14
 Ruang informasi dan pengaduan
Ruang informasi dan pengaduan dibuat untuk memberikan informasi mengenai
kegiatzan yang ada di terminal, trayek yang dilayani, biayatransportasi dan lainnya,
serta untuk menerima pengaduan dari masyarakat terhadap keluhan-keluhan yang
dirasakan dalam pelayanan terminal.
 Telepon umum
Telepon umum perlu disediakan sebagai sarana telekomunikasi.
 Taman
Taman perlu dibuat dilingkungan terminal untuk memberikan kesan yang indah dan
asri, sehingga para penumpang yang menunggu angkutan umum tidak merasa bosan.
Untuk tipe terminal yang berbeda, maka fasilitas-fasilitas yang harus disediakan juga
memiliki perbedaan, baik itu dalam hal kualitas maupun kwantitasnya. Besarnya
kebutuhan terhadap fasilitas-fasilitas tersebut dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel Luas fasilitas Dalam Terminal Angkutan umum
NO
Jenis fasilitas
Tipe
A Tipe
B Tipe
(m²)
(m²)
(m²)
1
Ruang parkir AKAP
1120
-
-
2
Ruang parkir AKDP
540
540
-
3
Ruang parkir angkutan kota
800
800
800
4
Ruang parkir angkutan desa
900
900
900
5
Ruang parkir angkuatnan pribadi
600
500
200
6
Ruang service
500
500
-
7
Pompa bensi
500
-
-
8
Sirkulasi kendaraan
1960
2740
1100
9
Bengkel
150
100
-
C
15
10
Ruang israhat
50
40
30
11
Gudang
25
20
-
12
Ruang parkir cadangan
1980
1370
550
13
Ruang tunggu
2625
2250
480
14
Sirkulasi orang
1050
900
192
15
Kamar mandi
72
60
40
16
Kios
1572
1350
288
17
Mushola
72
60
40
18
Ruang administrasi
78
59
39
19
Ruang penganwas
23
23
16
20
Loket
3
3
3
21
Peron
4
4
3
22
Retribusi
6
6
6
23
Ruang informasi
12
10
8
24
Ruang P3K
45
30
15
25
Ruang perkantoran
150
100
-
26
Ruang luar/Penghijaun
6653
4890
1554
Luas total
23494
17255
6264
Cadangan pengembangan
23494
17255
6264
Kebutuhan lahan
46988
34510
12528
Kebutuhan lahan untuk desain
4700
35000
11000
Sumber: Departemen Perhubungan(1996)
2.5 Teori dan Konsep Angkutan Umum
Angkutan umum merupakan angkutan yang dilakukan dengan sistem sewa atau
bayar. Sedangkan pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus,
minibus, dll), kereta api, angkutan air dan angkutan udara. Tujuan utama angkutan
16
umum penumpang adalah menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak
bagi masyarakat. Dimana ukuran suatu pelayanan yang baik adalah pelayanan yang
aman, cepat, murah dan nyaman.
Trayek adalah lintasan kendaraan umum pelayanan jasa angkutan orang dengan
mobil,yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dengan jadwal
tetap maupun tidak terjadwal.
Rumus : Kt = ∑p
C
Dimana :
Kt = Frekuensi jumlah kendaraan
Σp = Jumlah penumpang selama waktu sibuk
C = Kapasitas kendaraan
Jalan dapat dikelompokkan atas tiga golongan dengan karakteristik masingmasing sebagai berikut :
1. Jalan Arteri
Jalan arteri merupakan jalan yang melayani angkutan umum utama yang
menghubungkan pusat-pusat kegiatan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Perjalanan jarak jauh
b. Kecepatan rata-rata tinggi (60kn)
c. Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien dan lebar jalan 8 m.
2. Jalan kolektor
17
Jalan kolektor meruapakan jalan yang melayani angkutan penumpang cabang
dari pedalaman ke pusat kegiatan, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Perjalanan jarak sedang
b. Kecepatan rata-rata sedang (20km)
c. Jumlah jalan masuk dibatasi dan lebar badan jalan 7 m.
3. Jalan lokal
Jalan lokal merupakan jalan yang melayani angkutan setempat, dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Perjalanan jarak dekat
b. Kecepatan rata-rata rendah (10km)
c. Jalan masuk tidak dibatasi dan lebar jalan 3,5 m.
2.6 Kinerja Angkutan Umum
Parameter kinerja angkutan umum :
1. Minimum Frekuensi
Rata-rata 3 – 6 kendaraan/jam, minimum 1,5 – 2 kendaraan/jam.
2. Waktu Tunggu
Rata-rata 5 – 10 menit, maksimum 10 – 20 menit.
3. Tingkat Perpindahan
Rata-rata 0 – 1, maksimum 2.
4. Waktu Perjalanan
Rata-rata 1 – 1,5 jam, maksimum 2 jam.
18
Dan nilai headway pada angkutan umum berdasarkan kepadatan penduduk di
wilayah lokasi terminal
TABEL
Klasifikasi Nilai headway berdasarkan kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk/km²
Tingkat
pelayanan
˃4000
3000-4000
Headway (menit)
Headway (menit)
Sibuk
Tak sibuk
Sibuk
Tak sibuk
A
<2
<5
4
<9
B
2-4
15-19
5-9
10-14
C
5-9
10-14
10-14
15-19
D
10-14
15-20
15-19
20-29
E
15-20
21-30
20-30
30-60
F
>20
>30
>30
>60
TABEL
Klasifikasi Nilai headway berdasarkan kepadatan penduduk 2
Kepadatan penduduk/km²
Tingkat
pelayanan
˃4000
3000-4000
Headway (menit)
Headway (menit)
Sibuk
Tak sibuk
Sibuk
Tak sibuk
A
<9
<5
4
<9
B
10-15
15-19
5-9
10-14
19
C
15-24
10-14
10-14
15-19
D
25-39
15-20
15-19
20-29
E
40-60
21-30
20-30
30-60
F
>60
>30
>30
>60
2.7 Teori Arus Lalu Lintas
Headway yaitu mengetahui tingkat waktu yang dibutuhkan antara satu
kendaraan dengan berikutnya yang melewati pada satu titik tertentu.
Kt Rumus : headway
Dimana :
t = Waktu (60menit)
Kt= Frekuensi Jumlah Kendaraan
Running time adalah fungsi panjang rute dan kecepatan rata—rata.3
Rumus : Running time =
Dimana :
JT = Panjang rute (km)
V = Kecepatan rata-rata (km/jam)
2
Drs.H.M.Nasution, M.S.Tr. Manajemen Transportasi. Tahun 1996
3
Drs.H.M.Nasution, M.S.Tr. Manajemen Transportasi. Tahun 199
2.7.1 Travel Time
20
waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan angkutan umum dari titik awal ke titik
akhir.
2.7.2 Round Trip Time
waktu dan jarak yang dibutuhkan perjalanan bolak balik oleh kendaraan angkutan
umum dari titik awal ke titik akhir yang kemudian kembali ke titik awal.
2.7.3 Lay Over Time
adalah waktu yang dibutuhkan atau yang dapat ditambahkan pada akhir perjalanan,
ditengah perjalanan, yang digunakan untuk mengatur operasi atau memberikan kesempata
pengemudi untuk beristirahat.
2.7.4 Aksesibilitas
Menurut Ofyar Z. Tamin, aksesibilitas adalah suatu konsep transportasi yang
dipengeruhi oleh jarak, waktu dan biaya, namun pada saat ini unsur jarak kendaraan
merupakan sebuah unsur yang sudah diragukan dalam mempengaruhi aksesibilitas,
dimana waktu tempuh dipengaruhi oleh volume arus lalu lintas dan kapasitas pada
sebuah ruas jalan, jika pada sebuah ruas jalan pada lalu lintas meningkat maka waktu
tempuh pada ruas jalan tersebut bertambah karena kecepatan menurun.
2.7.5 Perparkiran
Faktor-faktor yang berpengaruh pada tempat serta cara parkir perlu diketahui
dengan baik, yakni :
1. Luas tempat parkir serta ukuran-ukurannya.
2. Sudut parkir
3. Arah arus lalu lintas
21
4. Tipe parkir
5. Lebar tempat parkir
6. Drainase daerah parkir
7. Jarak capai jalan kaki maksimum dari tempat parkir
8. Pemisahan antara tempat parkir kendaraan umum (untuk menaikkan dan
menurunkan penumpang, mudah keluar masuk agar dapat menepati jadwal
perjalanan) dan kendaraan pribadi.
2.8 Perhitungan Jam Puncak
Jam puncak (peak hour) adalah waktu dimana terminal mengalami kondisi
terpadat. Ini ditandakan dengan banyaknya jumlah kendaraan yang berada di dalam
terminal.
Untuk mengetahui jam puncak (peak hour) dari sebuah terminal digunakan
rumus :
Jumlah angkutan di dalam terminal = ( ΣA - ΣB) + ΣC
Dimana : ΣA = Jumlah angkutan masuk ke dalam terminal
ΣB = Jumlah angkutan keluar dari terminal
ΣC = Jumlah angkutan di dalam terminal sblm pukul 06.00
2.9 Perhitungan Kapasitas Parkir Terminal
Dalam menghitung kapasitas parkir terminal terdapat tiga data yang sangat penting
yaitu :
1. Luas lahan yang tersedia
2. Tipe parkir
22
3. Dimensi parkir
Perhitungan kapasitas dilakukan mengunakan rumus : N.
Dimana :
N = Jumlah Tampung Kendaraan
L = Panjang Jalur Yang Dapat Digunakan
X = Panjang Dimensi Parkir
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini langsung dilakukan di terminal puwatu kendari, jln. Moh
yahmin, Kota kendari. untuk lebih jelasnya mengenai tempat penelitian penulis,maka
lihat pada peta yang ditampilkan dibawah ini :
3.2 Model atau Pendekatan yang digunakan
Ada beberapa tahapan pendekatan yang dilakukan oleh penulis melakukan studi
Kajian Teknis Pelayanan Terminal Angkutan Umum puwatu Kota kendari yaitu :
24
1. Melakukan penelitian terhadap tingkat kepuasan pengguna jasa terminal.
2. Melakukan pengkajian secara teknis pelayanan terminal Puwatu kota kendari
angkutan umum yang sudah ada dan jaringan trayek yang masih akan
dikembangkan lagi serta fasilitas parkir masing-masing pada tiap jalur didalam terminal
Puwatu.
3. Menganalisa hasil yang didapat pada point pertama dan kedua.
4. Membuat kesimpulan yang berkaitan dengan pelayanan terminal Puwatu kota
kendari
Bekasi sehingga akan menghasilkan sebuah rekomendasi agar pelayanan
terminal Puwatu kendari menjadi lebih baik lagi.
3.3 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
3.3.1 Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung kepada pihak pengelola terminal dan
pihak-pihak terkait lainnya.
3.3.2 Kuisioner
Pertanyaan terukur yang ada hubungannya dengan analisis sistem pelayanan
terminal. Kuesioner ini diberikan kepada pengguna jasa terminal yaitu penumpang
angkutan dan awak angkutan.
3.3.3 Observasi
Mengamati secara langsung kegiatan yang ada di dalam terminal
25
3.4 Teknik Analisa dan Pengolahan Data
Setelah data-data terkumpul, maka dilakukan analisa atau pengolahan data denga
1. Mengelompokkan data sesuai dengan klasifikasinya.
2. Melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS
13 lalu didapatkan persentase tingkat kepuasan pengguna jasa terminal terhadap
pelayanan terminal.
3. Melakukan perhitungan kebutuhan armada angkutan umum yang melayani
pada setiap trayek atau lintasan dengan memperhatikan selang kedatangan antar
kendaraan atau lama waktu tunggu penumpang. Dengan menggunakan rumus
sebagai berikut
Kt=
Dimana :
Kt = Frekuensi jumlah kendaraan
Σp = Jumlah penumpang selama waktu sibuk
C = Kapasitas kendaraan
4. Menentukan nilai Running Time setiap kendaraan dengan menggunakan rumus :
JT km
)
Running Time = ____________ x 60 menit
V km jam
( / )
26
Dimana :
JT = Panjang Rute (km)
V = Kecepatan Rata-rata (km/jam
5. Menentukan nilai Headway setiap kendaraan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Headway =
Dimana :
t = Waktu (60 menit)
Kt = Frekuensi Jumlah Kendaraan
6. Menghitung nilai Travel Time dan Round Trip Time setiap kendaraan dengan
menggunakan rumus penurunan rumus dari hasil perhitungan pada poit 3-5.
7. Menghitung perencanaan kapasitas parkir di dalam terminal dengan
mengetahui kepadatan kendaraan pada saat jam puncak terlebih dahulu, sehingga untuk
mengetahui jumlah kendaraan yang berada di dalam terminal dapat dihitung dengan
rumus :
Jumlah angkutan di dalam terminal = ( ΣA - ΣB) + ΣC
Dimana : ΣA = Jumlah angkutan masuk ke dalam terminal
ΣB = Jumlah angkutan keluar dari terminal
ΣC = Jumlah angkutan di dalam terminal sebelum pukul 06.00
8. Menghitung perencanaan kapasitas parkir tiap trayek dengan menggunakan
rumus:
N.
27
Dimana :
N = Jumlah Tampung Kendaraan
L = Panjang Jalur Yang Dapat Digunakan
X = Panjang Dimensi Parkir
9. Membandingkan hasil perhitungan jumlah angkutan umum dengan jumlah
angkutan umum yang ada.
10. Memberi penilaian berupa kesimpulan dan saran terhadap hasil pengamatan
dan survei yang telah dilakukan
28
3.5 Bagan diagram alur (Flow chart) METODELOGI PENILITIAN
MULAI
LOKASI PENELITIAN
IDENTIFAKASI MASALAH
PENGUMPULAN DATA
CEK INDIKATOR TERMINAL PENUMPANG
SKUNDER
PRIMER
KUISIONER
SURVEY
ANALISIS DENGAN
SPSS 13
ANALISI DATA
KESIMPULAN DAN SARAN
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Akademi Lalu Lintas Angkutan Jalan, 1998 ” Modul Karakteristik Operasional
Terminal ”.
2. Morlok, EK, 1995. ”Pengantar Teknik & Perencanaan Transportasi”. Erlangga.
3. Tamin, Z. Ofyar, 1997. ”Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”. Institut
Teknologi Bandung.
4. Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 2000 ”Sistem Transportasi Kota”.
5. Ditjen Perhubungan Darat. Perencanaan Umum dan Desain Terminal Angkutan
Penumpang di Indonesia. Tahun 2008.
6. Pratisto, Arif. ” Cara Mudah mengatasi masalah statistik dan Rancangan Percobaan
dengan SPSS 12”, , PT Elex Media Komputindo, 2004
7. Drs.H.M.Nasution, M.S.Tr. Manajemen Transportasi. Tahun 1996.
8. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
9.”SistemTransportasi”,1997.Gunadarma
30
31
Download