BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Terminal adalah prasaranah transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan barang, serta mengatur kedatangan dan keberangkatan kendaraan umum. Keberadaan terminal berperan dalam menentukan tingkat kinerja dari pelayanan angkutan umum dalam suatu wilayah. Terminal juga merupakan sarana angkutan yang ramai sekali dengan kegiatan – kegiatan masyarakat di dalamnya, Maka sudah menjadi kebiasaan seperti, Kemacetan, Kepadatan kendaraan, Ketidak tertiban lalulintas khususnya kendaraan jenis angkutan kota atau angkot masyarakat menyebutnya. Angkutan kota atau angkot adalah sebuah moda transportasi perkotaan yang merujuk terhadap kendaraan umum dengan rute yang suda ditentukan, tidak seperti Bus yang mempunyai halte sebagai tempat perhentian yang sudah ditentukan, sama halnya dengan angkutan umum atau angkutan kota khususnya dikawasan terminal puwatu kendari beberapa angkutan kota yang tidak patuh akan tatatertib dan peraturan yang diterapkan dikawasan terminal, Sehingga arus lalulintas disekitaran terminal puwatu kendari terhambat dan terganggu akibat angkutan kota yang tidak disiplin. Apa lagi pada saat jam – jam tertentu. Berdasarkan KM No.31 Th 1995, Kondisi ideal sebuah terminal angkutan umum harus di lengkapi fasilitas didalamnya baik itu fasilitas utama atau fasilitas penunjang, agar supaya kendaraan yang masuk ke area terminal bisa lebih tertib dan mematuhi 1 rambu – rambu yang telah disediakan. Sehingga bisa mengurangi gangguan atau hambatan di luar area terminal khususnya angkutan kota yang banyak melanggar tata tertib yang ada. Fasilitas utama dalam sebuah terminal yaitu, tempat parkir kendaraan umum , bangunan kantor terminal, Tempat tunggu penumpang menara pengawas, loket penjualan karcis, rambu – ramabu dan papan informasi , dan peralatan parkir untuk jenis taksi. Sedangkan fasilitas penunjang yaitu, Kamar kecil/toilet, mushollah, kantin, ruang pengobatan, ruang informasi, telepon umum, tempat penitipan barang, taman, semua hal tersebut agar angkutan umum dan penumpang bisa merasa lebih nyaman dalam mnggunakan terminal, denagn adanya fasilitas yang disediakan sesuai kualitas yang pemerinta tentukan. Dari uraiyan di atas maka diperlukan suatu penelitian atas kualitas pelayanan terhadap tingkat kepuasan mayasarakat terhadap pelayanan terminal puwatu. Maka penulis mengangkat topitk penelitian dengan judul : ANALISA TINGKAT KEPUASAN TERHADAP PELAYANAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM (STUDY KASUS TERMINAL PUWATU, KOTA KENDARI) I.2 Rumusan Masalah Dengan Kondisi ideal sebuah terminal angkutan umum harus di lengkapi fasilitas didalamnya baik itu fasilitas utama atau fasilitas penunjang, agar supaya kendaraan yang masuk ke area terminal bisa lebih tertib dan mematuhi rambu – rambu yang telah disediakan. Maka penulis ini memandang adanya permasalaan mengenai 2 pelayanan terminal puwatu. Dengan kondisi tersebut dan berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana pengaruh tingkat kualitas pelayanan dalam dimensi penampilan penampilan fisik (tangible), Kehandalan (Reliabilit), Tanggapan (Responsivenss), kepastian (Assurance), dan Empti (Emphaty) Terhadap tingkat kepuasan pelayanan terminal puwatu kendari Bagaimana tingkat kepuasan yang dirasakan masyarakat terhadap pelayanan terminal puwatu Manakah faktor harus di perhatikan prioritas utama, prioritas rendah, dan yang berlebihan dari dimensi penampilan penampilan fisik (tangible), Kehandalan (Reliabilit), Tanggapan (Responsivenss), kepastian (Assurance), dan Empti (Emphaty) Terhadap tingkat kepuasan pelayanan terminal puwatu kendari. 1.3 Tujuan penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan maksut dan tujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan terminal puwatu kendari . Dengan obyek adalah Masyarakat atau pengguna jasa terminal puwatu kendari, Hasil penelitian ini diharpakan dapat mengungkap berbagai permasalahan yang di terminal puwatu, terutama menyangkut hal – hal sebagai berikut : (tangible), Menganalisa pengaruh paktor pelayanan dalam dimensi penampilan fisik Kehandalan (Reliabilit), Tanggapan (Responsivenss), kepastian 3 (Assurance), dan Empti (Emphaty) Terhadap tingkat kepuasan pelayanan terminal puwatu kendari Menganalisa faktor – fakor yang mempengaruhi tingkat kualitas pelayanan terhadap tingkat kepusan terminal puwatu kendari. Menganalisa seberapa besar kepuasan yang dirasakan masyarakat terhadap pelayanan terminal puwatu kendari. 1.4 Mamfaat penelitian Penelitian tingkat kepuasan terhadap kualitas pelayanan terminal puwatu merupakan bagian dari perencanaan transportasi, Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pemerintah dalam halini pemerintah kota kendari untuk meningkatkan dan membenahi system pelayanan terminal puwatu agar lebih baik dari sebelumnya. 1.5 Batasan masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini agar terterah dan tidak terlalu meluas, maka penulis memberikan batasan permasalahan : Lokasi penelitian atau wilayah pengambilan data hanya pada linkup terminal puwatu kendari 4 Kepuasan yang dimaksud pada penelitian ini adalah mengenai kepuasan terhadap pelayanan jasa terminal pwatu dan faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan terhadap terminal puwatu. Tinjauan kualitas pelayan dibatasi pada aspek pelayanan terminal pada saat tertentu. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Terminal Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang hingga sampai ke tujuan akhir suatu perjalanan, juga sebagai tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian sistem arus angkutan penumpang dan barang, disamping juga berfungsi untuk melancarkan arus angkutan penumpang atau barang (Departemen Perhubungan, 1996). Sesuai dengan fungsinya sebagai tempat pemberhentian sementara (transit) maka di dalam terminal akan terjadi perpindahan penumpang atau barang dari satu jenis angkutan ke jenis moda angkutan yang lainnya, sehingga tuntutan efisiensi dari suatu perjalanan bisa tercapai. Berdasarkan tuntutan tersebut maka suatu terminal harus mampu menampung, menata dan mengendalikan serta melayani semua kegiatan yang terjadi akibat adanya perpindahan kendaraan, penumpang maupun barang sehingga semua kegiatan yang ada pada terminal dapat berjalan lancar, tertib, teratur, aman dan nyaman. 6 2.2 Fungsi Terminal Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat Bina Sistem Prasarana (Departemen Perhubungan,1996) fungsi terminal pada dasarnya dapat ditinjau dari 3 (tiga) unsur yang terkait dengan terminal yaitu : 1. Penumpang Fungsi terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda yang lain, tempat tersedianya fasilitas-fasilitas dan informasi (pelataran, teluk,ruang tunggu,papan informasi, toilet, kios-kios, loket, fasilitas parkir dari kendaraan pribadi dan lain-lain). 2. Pemerintah Fungsi terminal bagi pemerintah adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas, untuk menata lalu lintas dan menghindari kemacetan, sebagai sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali arus angkutan umum 3. Operator Angkutan Umum Fungsi terminal bagi operator angkutan umum adalah untuk pengaturan pelayanan operasi angkutan umum, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak angkutan umum dan fasilitas pangkalan 7 2.3 Klasifikasi Terminal Berdasarkan kriteria masing-masing maka terminal dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Departemen Perhubungan, 1996) : 2.3.1 Klasifikasi Terminal Berdasarkan Peranannya Terminal dibedakan atas 2 (dua) berdasarkan peranannya, yaitu: 1. Terminal primer adalah terminal untuk pelayanan arus barang dan penumpang (jasa angkutan) yang mencakup kawasan regional. 2. Terminal sekunder adalah terminal untuk pelayanan penumpang dan barang (jasa angkutan) yang bersifat lokal atau melengkapi kegiatan terminal primer. 2.3.2 Klasifikasi Terminal Berdasarkan Fungsinya Ada 3 (tiga) jenis terminal yang dibedakan atas fungsinya yaitu : 1. Terminal Utama adalah tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut : Berfungsi sebagai alat pengatur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan barang dan penumpang dalam jarak jauh dan volume tinggi. Bongkar muat lebih besar atau sama dengan 8 ton/unit angkutan atau 40 penumpang/unit angkutan. 2. Terminal Madya adalah tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut : Berfungsi sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan barang dan penumpang dalam jarak dan volume sedang. 8 Bongkar muat lebih besar atau sama dengan 5 ton/unit angkutan atau 20 penumpang /unit angkutan. 3. Terminal cabang adalah tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut : Sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan barang dan penumpang dalam jarak pendek dan volume kecil. Bongkar muat lebih kecil atau sama dengan 2,5 ton/unit angkutan atau 10 penumpang/unit angkutan. 2.3.3 Klasifikasi Terminal Berdasarkan Jenis Angkutan Ada 4 (empat) jenis terminal yang dapat dibedakan berdasarkan jenis angkutan yang digunakan yaitu: 1. Terminal Penumpang adalah terminal untuk menaikkan dan atau menurunkan penumpang. 2. Terminal Barang/Cargo adalah terminal untuk perpindahan (bongkar muat) barang dari moda transport yang satu ke moda transport yang lainnya. 3. Terminal Khusus adalah terminal yang dipengaruhi oleh sifat-sifat barang yang diangkut. 4. Terminal Truk adalah terminal yang sesuai dengan kebutuhannya, dinyatakan dengan jumlah truk yang dapat diparkir atau menunggu dalam satuan waktu. 2.3.4 Klasifikasi Terminal Berdasarkan Tingkat Pelayanan Berdasarkan tingkat pelayanannya, terminal penumpang yang dinyatakan dalam jumlah arus minimum kendaraan per satuan waktu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 9 1. Terminal Utama : 50 – 100 kendaraan/jam 2. Terminal Madya : 25 – 50 kendaraan/jam 3. Terminal Cabang : <25 kendaraan/jam 2.3.5 Klasifikasi Terminal Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan, tipe terminal penumpang terdiri dari : 1. Terminal Penumpang Tipe A Terminal penumpang tipe A melayani kendaraan umum untuk Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan/atau Angkutan Lintas Batas Negara, Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan. 2. Terminal Penumpang Tipe B Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan. 3. Terminal Penumpang Tipe C Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan 2.3.6 Pola Lokasi Terminal Sesuai dengan kebutuhan rencana kota atau wilayah tersebut terdapat dua pola lokasi terminal yang dikenal yaitu : 1. Pola lokasi terminal terpusat, terjadi bila system pelayanan terpusat pada satu tempat, artinya untuk mencapai lokasi kegiatan pada kota yang mempunyai satu pusat kegiatan biasanya mempunyai satu pusat terminal angkutan umum dan beberapa 10 terminal local yang berada didalam kota. Pada pola ini terminal angkutan umum antar kota terletak di pusat atau menjadi satu dengan terminal induk. 2. Pola lokasi teminal tersebar, terjadi bila system pelayanan tidak terpusat pada satu tempat, artinya kota yang mempunyai beberapa kegiatan akan membentuk satu pusat terminal angkuatan umum kota di tiap wilayah. Setiap terminal wilayah dihubungkan oleh jaringan jalan melingkar. Pada pola ini terminal angkutan antar kota yang akan disebarkan dan ditempatkan di tiap pintu masuk kota juga berfungsi sebagai suatu terminal angkutan dalam kota bagi wilayahnya. 2.3.7 Akses Lokasi Terminal Penetapan lokasi terminal harus sesuai antara kelas jalan sebagai akses menuju terminal yang akan dibangun, yaitu : a. Teminal Tipe A : terletak di jalan arteri, dengan kelas jalan sekurangkurangnya kelas III A dan jarak masuk dari jalan umum ke terminal 100 m di pulau jawa dan 50 m dipulau lainnya. b. Terminal Tipe B : terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III B dan jarak jalan dari jalan umum ke terminal 50 m di pulau jawa dan 30 m di pulau lainnya. c. Terminal Tipe C : terletak di jalan kolektor atau lokal, dengan kelas jalan paling tinggi kelas III A dan jarak masuk dari jalan umum ke terminal sesuai kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal. 11 d. Terletak dalam jaringan angkutan umum ( AKAP dan atau lintas batas negara untuk terminal tipe A, AKDP untuk terminal tipe B dan trayek pedesaan untuk terminal tipe C ) 2.4 Fasilitas dan Keterkaitan Aktivitas dalam Terminal Agar terminal mampu memberikan pelayanan yang baik bagi penggunanya, maka perlu disediakan fasilitas-fasilitas yang diperuntukkan bagi pengguna jasa terminal. Fasilitas-fasilitas tersebut perlu disediakan dalam jumlah yang cukup dan harus dijaga agar tetap mampu memberikan pelayanan bagi pengguna jasa terminal sesuai dengan fungsinya. 2.4.1 Fasilitas Yang Ada Dalam Terminal Fasilitas-fasilitas yang ada di dalam terminal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fasilitas utama dan fasilitas penunjang A. Fasilitas Utama Yang dimaksud fasilitas utama terminal adalah fasilitas yang mutlak ada disuatu terminal dalam rangka memberikan pelayanan bagi masyarakat, khususnya penumpang, calon penumpang, sopir, awak armada, maupun orang-orang yang memerlukan jasa terminal angkutan umum. Adapun yang dapat digolongkan sebagai fasilitas utama antara lain : Jalur pemberangkatan angkutan umum Jalur pemberangkatan ini disediakan bagi kendaraan angkutan umum penumpang untuk menaikkan penumpang (loading) dan untuk memulai perjalanan sesuai trayek yang ditentukan. 12 Jalur kedatangan kendaraan umum Adalah areal yang disediakan bagi kedaraan angkutan umum penumpang untuk menurunkan penumpang (unloading) yang dapat pula merupakan akhir perjalanan. Jalur tunggu kendaraan umum Jalur tunggu kendaraan umum yaitu pelataran yang disediakan bagi angkutan umum untuk bersiap menuju jalur pemberangkatan, yang juga dapat berfungsi sebagai tempat istirahat bagi angkutan umum beserta awaknya Tempat tunggu penumpang Tempat tunggu penumpang dapat berupa pelataran atau areal yang disediakan bagi calon penumpang yang akan melakukan perjalanan dengan angkutan umum. Jalur lintasan Jalur lintasan merupakan pelataran yang disediakan bagi angkutan umum yang akan langsung melanjutkan perjalanan setelah menurunkan penumpang. Bangunan kantor terminal Merupakan sebuah bangunan yang didalamnya berlangsung kegiatan pelayanan masyarakat oleh operator terminal meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan terminal. Pada bangunan ini biasanya juga terdapat menara pengawas, pos pemeriksaan, loket penjualan karcis, serta papan informasi. Tempat istirahat sementara Menara pengawas Loket penjualan karcis Rambu-rambu dan papan informasi 13 Pelataran parkir kendaraan pengantar dan taksi Fasilitas ini disediakan bagi kendaraan pengantar calon penumpang serta bagi armada taksi yang menyediakan jasa transportasi bagi penumpang untuk sampai ke tempat yang dituju. B. Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang yang dimaksud sebagai pelengkap dalam pengoperasian terminal. Yang dimaksud dengan fasilitas pelengkap dalam suatu terminal antara lain : Toilet Toilet harus disediakan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kapasitas layanan terminal terhadap penumpang maupun awak armada angkutan umum, dan sedapat mungkin dalam keadaan bersih/layak pakai. Tempat ibadah Tempat ibadah disediakan bagi penumpang maupun awak armada angkutan umum untuk menunaikan kewajibannya sebagai umat beragama. Kantin/kios Kantin/kios disediakan untuk memenuhi kebutuhan penumpang, awak armada angkutan umum, petugas terminal dan lainnya terhadap makanan, minuman, oleh-oleh dan lain-lain yang diperlukan selama perjalanan dalam angkutan umum. Ruang pengobatan Ruang pengobatan disediakan untuk mengatasi keadaan darurat di lingkungan terminal, khususnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Untuk itu ruang pengobatan ini juga perlu dilengkapi dengan tenaga medis yang terampil. 14 Ruang informasi dan pengaduan Ruang informasi dan pengaduan dibuat untuk memberikan informasi mengenai kegiatzan yang ada di terminal, trayek yang dilayani, biayatransportasi dan lainnya, serta untuk menerima pengaduan dari masyarakat terhadap keluhan-keluhan yang dirasakan dalam pelayanan terminal. Telepon umum Telepon umum perlu disediakan sebagai sarana telekomunikasi. Taman Taman perlu dibuat dilingkungan terminal untuk memberikan kesan yang indah dan asri, sehingga para penumpang yang menunggu angkutan umum tidak merasa bosan. Untuk tipe terminal yang berbeda, maka fasilitas-fasilitas yang harus disediakan juga memiliki perbedaan, baik itu dalam hal kualitas maupun kwantitasnya. Besarnya kebutuhan terhadap fasilitas-fasilitas tersebut dijelaskan dalam tabel berikut : Tabel Luas fasilitas Dalam Terminal Angkutan umum NO Jenis fasilitas Tipe A Tipe B Tipe (m²) (m²) (m²) 1 Ruang parkir AKAP 1120 - - 2 Ruang parkir AKDP 540 540 - 3 Ruang parkir angkutan kota 800 800 800 4 Ruang parkir angkutan desa 900 900 900 5 Ruang parkir angkuatnan pribadi 600 500 200 6 Ruang service 500 500 - 7 Pompa bensi 500 - - 8 Sirkulasi kendaraan 1960 2740 1100 9 Bengkel 150 100 - C 15 10 Ruang israhat 50 40 30 11 Gudang 25 20 - 12 Ruang parkir cadangan 1980 1370 550 13 Ruang tunggu 2625 2250 480 14 Sirkulasi orang 1050 900 192 15 Kamar mandi 72 60 40 16 Kios 1572 1350 288 17 Mushola 72 60 40 18 Ruang administrasi 78 59 39 19 Ruang penganwas 23 23 16 20 Loket 3 3 3 21 Peron 4 4 3 22 Retribusi 6 6 6 23 Ruang informasi 12 10 8 24 Ruang P3K 45 30 15 25 Ruang perkantoran 150 100 - 26 Ruang luar/Penghijaun 6653 4890 1554 Luas total 23494 17255 6264 Cadangan pengembangan 23494 17255 6264 Kebutuhan lahan 46988 34510 12528 Kebutuhan lahan untuk desain 4700 35000 11000 Sumber: Departemen Perhubungan(1996) 2.5 Teori dan Konsep Angkutan Umum Angkutan umum merupakan angkutan yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Sedangkan pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus, minibus, dll), kereta api, angkutan air dan angkutan udara. Tujuan utama angkutan 16 umum penumpang adalah menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Dimana ukuran suatu pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah dan nyaman. Trayek adalah lintasan kendaraan umum pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil,yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dengan jadwal tetap maupun tidak terjadwal. Rumus : Kt = ∑p C Dimana : Kt = Frekuensi jumlah kendaraan Σp = Jumlah penumpang selama waktu sibuk C = Kapasitas kendaraan Jalan dapat dikelompokkan atas tiga golongan dengan karakteristik masingmasing sebagai berikut : 1. Jalan Arteri Jalan arteri merupakan jalan yang melayani angkutan umum utama yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Perjalanan jarak jauh b. Kecepatan rata-rata tinggi (60kn) c. Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien dan lebar jalan 8 m. 2. Jalan kolektor 17 Jalan kolektor meruapakan jalan yang melayani angkutan penumpang cabang dari pedalaman ke pusat kegiatan, dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Perjalanan jarak sedang b. Kecepatan rata-rata sedang (20km) c. Jumlah jalan masuk dibatasi dan lebar badan jalan 7 m. 3. Jalan lokal Jalan lokal merupakan jalan yang melayani angkutan setempat, dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Perjalanan jarak dekat b. Kecepatan rata-rata rendah (10km) c. Jalan masuk tidak dibatasi dan lebar jalan 3,5 m. 2.6 Kinerja Angkutan Umum Parameter kinerja angkutan umum : 1. Minimum Frekuensi Rata-rata 3 – 6 kendaraan/jam, minimum 1,5 – 2 kendaraan/jam. 2. Waktu Tunggu Rata-rata 5 – 10 menit, maksimum 10 – 20 menit. 3. Tingkat Perpindahan Rata-rata 0 – 1, maksimum 2. 4. Waktu Perjalanan Rata-rata 1 – 1,5 jam, maksimum 2 jam. 18 Dan nilai headway pada angkutan umum berdasarkan kepadatan penduduk di wilayah lokasi terminal TABEL Klasifikasi Nilai headway berdasarkan kepadatan penduduk Kepadatan penduduk/km² Tingkat pelayanan ˃4000 3000-4000 Headway (menit) Headway (menit) Sibuk Tak sibuk Sibuk Tak sibuk A <2 <5 4 <9 B 2-4 15-19 5-9 10-14 C 5-9 10-14 10-14 15-19 D 10-14 15-20 15-19 20-29 E 15-20 21-30 20-30 30-60 F >20 >30 >30 >60 TABEL Klasifikasi Nilai headway berdasarkan kepadatan penduduk 2 Kepadatan penduduk/km² Tingkat pelayanan ˃4000 3000-4000 Headway (menit) Headway (menit) Sibuk Tak sibuk Sibuk Tak sibuk A <9 <5 4 <9 B 10-15 15-19 5-9 10-14 19 C 15-24 10-14 10-14 15-19 D 25-39 15-20 15-19 20-29 E 40-60 21-30 20-30 30-60 F >60 >30 >30 >60 2.7 Teori Arus Lalu Lintas Headway yaitu mengetahui tingkat waktu yang dibutuhkan antara satu kendaraan dengan berikutnya yang melewati pada satu titik tertentu. Kt Rumus : headway Dimana : t = Waktu (60menit) Kt= Frekuensi Jumlah Kendaraan Running time adalah fungsi panjang rute dan kecepatan rata—rata.3 Rumus : Running time = Dimana : JT = Panjang rute (km) V = Kecepatan rata-rata (km/jam) 2 Drs.H.M.Nasution, M.S.Tr. Manajemen Transportasi. Tahun 1996 3 Drs.H.M.Nasution, M.S.Tr. Manajemen Transportasi. Tahun 199 2.7.1 Travel Time 20 waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan angkutan umum dari titik awal ke titik akhir. 2.7.2 Round Trip Time waktu dan jarak yang dibutuhkan perjalanan bolak balik oleh kendaraan angkutan umum dari titik awal ke titik akhir yang kemudian kembali ke titik awal. 2.7.3 Lay Over Time adalah waktu yang dibutuhkan atau yang dapat ditambahkan pada akhir perjalanan, ditengah perjalanan, yang digunakan untuk mengatur operasi atau memberikan kesempata pengemudi untuk beristirahat. 2.7.4 Aksesibilitas Menurut Ofyar Z. Tamin, aksesibilitas adalah suatu konsep transportasi yang dipengeruhi oleh jarak, waktu dan biaya, namun pada saat ini unsur jarak kendaraan merupakan sebuah unsur yang sudah diragukan dalam mempengaruhi aksesibilitas, dimana waktu tempuh dipengaruhi oleh volume arus lalu lintas dan kapasitas pada sebuah ruas jalan, jika pada sebuah ruas jalan pada lalu lintas meningkat maka waktu tempuh pada ruas jalan tersebut bertambah karena kecepatan menurun. 2.7.5 Perparkiran Faktor-faktor yang berpengaruh pada tempat serta cara parkir perlu diketahui dengan baik, yakni : 1. Luas tempat parkir serta ukuran-ukurannya. 2. Sudut parkir 3. Arah arus lalu lintas 21 4. Tipe parkir 5. Lebar tempat parkir 6. Drainase daerah parkir 7. Jarak capai jalan kaki maksimum dari tempat parkir 8. Pemisahan antara tempat parkir kendaraan umum (untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, mudah keluar masuk agar dapat menepati jadwal perjalanan) dan kendaraan pribadi. 2.8 Perhitungan Jam Puncak Jam puncak (peak hour) adalah waktu dimana terminal mengalami kondisi terpadat. Ini ditandakan dengan banyaknya jumlah kendaraan yang berada di dalam terminal. Untuk mengetahui jam puncak (peak hour) dari sebuah terminal digunakan rumus : Jumlah angkutan di dalam terminal = ( ΣA - ΣB) + ΣC Dimana : ΣA = Jumlah angkutan masuk ke dalam terminal ΣB = Jumlah angkutan keluar dari terminal ΣC = Jumlah angkutan di dalam terminal sblm pukul 06.00 2.9 Perhitungan Kapasitas Parkir Terminal Dalam menghitung kapasitas parkir terminal terdapat tiga data yang sangat penting yaitu : 1. Luas lahan yang tersedia 2. Tipe parkir 22 3. Dimensi parkir Perhitungan kapasitas dilakukan mengunakan rumus : N. Dimana : N = Jumlah Tampung Kendaraan L = Panjang Jalur Yang Dapat Digunakan X = Panjang Dimensi Parkir 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini langsung dilakukan di terminal puwatu kendari, jln. Moh yahmin, Kota kendari. untuk lebih jelasnya mengenai tempat penelitian penulis,maka lihat pada peta yang ditampilkan dibawah ini : 3.2 Model atau Pendekatan yang digunakan Ada beberapa tahapan pendekatan yang dilakukan oleh penulis melakukan studi Kajian Teknis Pelayanan Terminal Angkutan Umum puwatu Kota kendari yaitu : 24 1. Melakukan penelitian terhadap tingkat kepuasan pengguna jasa terminal. 2. Melakukan pengkajian secara teknis pelayanan terminal Puwatu kota kendari angkutan umum yang sudah ada dan jaringan trayek yang masih akan dikembangkan lagi serta fasilitas parkir masing-masing pada tiap jalur didalam terminal Puwatu. 3. Menganalisa hasil yang didapat pada point pertama dan kedua. 4. Membuat kesimpulan yang berkaitan dengan pelayanan terminal Puwatu kota kendari Bekasi sehingga akan menghasilkan sebuah rekomendasi agar pelayanan terminal Puwatu kendari menjadi lebih baik lagi. 3.3 Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara : 3.3.1 Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung kepada pihak pengelola terminal dan pihak-pihak terkait lainnya. 3.3.2 Kuisioner Pertanyaan terukur yang ada hubungannya dengan analisis sistem pelayanan terminal. Kuesioner ini diberikan kepada pengguna jasa terminal yaitu penumpang angkutan dan awak angkutan. 3.3.3 Observasi Mengamati secara langsung kegiatan yang ada di dalam terminal 25 3.4 Teknik Analisa dan Pengolahan Data Setelah data-data terkumpul, maka dilakukan analisa atau pengolahan data denga 1. Mengelompokkan data sesuai dengan klasifikasinya. 2. Melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 13 lalu didapatkan persentase tingkat kepuasan pengguna jasa terminal terhadap pelayanan terminal. 3. Melakukan perhitungan kebutuhan armada angkutan umum yang melayani pada setiap trayek atau lintasan dengan memperhatikan selang kedatangan antar kendaraan atau lama waktu tunggu penumpang. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut Kt= Dimana : Kt = Frekuensi jumlah kendaraan Σp = Jumlah penumpang selama waktu sibuk C = Kapasitas kendaraan 4. Menentukan nilai Running Time setiap kendaraan dengan menggunakan rumus : JT km ) Running Time = ____________ x 60 menit V km jam ( / ) 26 Dimana : JT = Panjang Rute (km) V = Kecepatan Rata-rata (km/jam 5. Menentukan nilai Headway setiap kendaraan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Headway = Dimana : t = Waktu (60 menit) Kt = Frekuensi Jumlah Kendaraan 6. Menghitung nilai Travel Time dan Round Trip Time setiap kendaraan dengan menggunakan rumus penurunan rumus dari hasil perhitungan pada poit 3-5. 7. Menghitung perencanaan kapasitas parkir di dalam terminal dengan mengetahui kepadatan kendaraan pada saat jam puncak terlebih dahulu, sehingga untuk mengetahui jumlah kendaraan yang berada di dalam terminal dapat dihitung dengan rumus : Jumlah angkutan di dalam terminal = ( ΣA - ΣB) + ΣC Dimana : ΣA = Jumlah angkutan masuk ke dalam terminal ΣB = Jumlah angkutan keluar dari terminal ΣC = Jumlah angkutan di dalam terminal sebelum pukul 06.00 8. Menghitung perencanaan kapasitas parkir tiap trayek dengan menggunakan rumus: N. 27 Dimana : N = Jumlah Tampung Kendaraan L = Panjang Jalur Yang Dapat Digunakan X = Panjang Dimensi Parkir 9. Membandingkan hasil perhitungan jumlah angkutan umum dengan jumlah angkutan umum yang ada. 10. Memberi penilaian berupa kesimpulan dan saran terhadap hasil pengamatan dan survei yang telah dilakukan 28 3.5 Bagan diagram alur (Flow chart) METODELOGI PENILITIAN MULAI LOKASI PENELITIAN IDENTIFAKASI MASALAH PENGUMPULAN DATA CEK INDIKATOR TERMINAL PENUMPANG SKUNDER PRIMER KUISIONER SURVEY ANALISIS DENGAN SPSS 13 ANALISI DATA KESIMPULAN DAN SARAN 29 DAFTAR PUSTAKA 1. Akademi Lalu Lintas Angkutan Jalan, 1998 ” Modul Karakteristik Operasional Terminal ”. 2. Morlok, EK, 1995. ”Pengantar Teknik & Perencanaan Transportasi”. Erlangga. 3. Tamin, Z. Ofyar, 1997. ”Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”. Institut Teknologi Bandung. 4. Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 2000 ”Sistem Transportasi Kota”. 5. Ditjen Perhubungan Darat. Perencanaan Umum dan Desain Terminal Angkutan Penumpang di Indonesia. Tahun 2008. 6. Pratisto, Arif. ” Cara Mudah mengatasi masalah statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12”, , PT Elex Media Komputindo, 2004 7. Drs.H.M.Nasution, M.S.Tr. Manajemen Transportasi. Tahun 1996. 8. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 9.”SistemTransportasi”,1997.Gunadarma 30 31