Uploaded by arbo.email

kepemilikan saha

advertisement
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN
Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Selvi Sakti Tinambunan
NIM : 042114139
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
ii
iii
iv
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur”
(Filipi 4: 6)
Tinaba hau toras bahen so di balian, na burju marnatoras ingkon dapoton
parsaulian
(orang yang mengasihi orangtuanya akan mendapat berkat)
(NN, Filsafat Batak)
Percayalah Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada
pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan
meluruskan jalanmu (Amsal 3: 5-6)
Skripsi ini kupersembahkan untuk…..
¾ Sahabat terbaikku Jesus Christ
¾ Kedua orangtuaku Tercinta
¾ Kakakku: Yenny&Anie,’dik Riris&David
¾ Bang Rinton dan sahabat-sahabatku
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Bapa di surga atas kasih, karunia, kemurahan,
dan terangNya yang selalu memberikan berkah sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah mendapat banyak masukan, saran,
maupun bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
perkenankanlah dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S. J selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma
yang
telah
memberikan
kesempatan
untuk
belajar
dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Drs. Y. P. Supardyono, M.Si., Akt, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. Yusef
Widya. K, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi.
4. Lisia Apriani S.E., M.Si., Akt., QIA selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, pengarahan dan
masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.
5. A. Diksa Kuntara S.E., MFA., QIA selaku Wakil Ketua Program Studi
Akuntansi dan Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk
vii
memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan untuk penyempurnaan
skripsi ini.
6. Kedua orangtuaku tercinta (J. Tinambunan dan E. Siregar), dan kakak serta
adikku tercinta (Kak Yenny, Kak Anie, Riris&David), yang selalu memberi
semangat,
kasih
sayang,
dukungan
dan
mendoakan
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluarga besar Tinambunan dan Siregar, atas doa dan selalu mengingatkan
penulis untuk terus semangat.
8. Bang Rinton, atas doa, saran, semangat, dan kritikan hingga membuatku
menjadi lebih dewasa, tetap semangat dan tegar dalam hal apapun.
9. Sahabat-sahabatku tercinta, Cory dan Anna yang tak pernah kulupakan; Iis
dan Ana, persahabatan kita tak lekang oleh waktu; Ronny, atas doa dan
supportnya; Riris, sebagai adik dan teman yang selalu menemani hari-hariku.
10. Teman-temanku, Arum, Ithing, suster Hilaria, Eva, Komang, Vivi, Kris, Dini,
Ncis, Ucok Naibaho, Mba Ronalia, Mba Sefiana, Betty, Tetti, Jelly, Diana,
Tias, Edy, Izar, Bang Ancon dan teman-teman Narlim, atas dukungan dan
bantuannya selama ini.
11. Tim KBU GKI Gejayan, Pak Petrus as our leader&father; Anita, teman yang
paling asik; Kak Erna&Mas David, Kak Etta, Kak Merry, Bang Andro&Kak
Della, Merry kecil, Cori, Carla, Kak Simon, Kak Indah, Ike, Kak Ira, Mas Ari,
Kak Hesti, Imon, Riri, Kak Marco, Tian, Kak Thomas, Kak Yane dan yang
lainnya atas doa dan supportnya, semoga pelayanan kita bisa menjadi berkat
bagi orang banyak.
viii
12. Saudara-saudaraku diperkumpulan PATOGAR, Bang Eko, Bang Rido, Bang
Dedi, Bang Witman (terimakasih telah mengenalkan Patogar padaku), Bang
David, Bang Ronald, Bang Sondang, Nora, Lena, Yesica, Ramot, Fitri,
Bintang dan yang lainnya atas support dan kebersamaan yang tak akan
kulupakan.
13. Teman-teman Akuntansi angkatan 2004.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 29 November 2008
(Selvi Sakti Tinambunan)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI.................................................
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS......................
vi
HALAMAN KATA PENGANTAR...............................................................
vii
HALAMAN DAFTAR ISI.............................................................................
x
HALAMAN DAFTAR TABEL.....................................................................
xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN.............................................................
xiii
ABSTRAK......................................................................................................
xiv
ABSTRACT...................................................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................
1
a. Latar Belakang Masalah........................................................
1
b. Rumusan Masalah.................................................................
3
c. Batasan Masalah....................................................................
3
d. Tujuan Penelitian...................................................................
4
e. Manfaat Penelitian.................................................................
4
f. Sistematika Penulisan............................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA............................................................
7
a. Tinjauan Teori.......................................................................
7
BAB II
x
b. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Manajerial dan Institusional terhadap Nilai Perusahaan.....................................
16
c. Penelitian Terdahulu..............................................................
17
d. Hipotesis Penelitian...............................................................
20
METODA PENELITIAN.........................................................
23
a. Jenis Penelitian......................................................................
23
b. Waktu dan Tempat Penelitian...............................................
23
c. Variabel Penelitian................................................................
23
d. Populasi dan Sampel Penelitian............................................
24
e. Jenis Data..............................................................................
25
f. Teknik Pengambilan Sampel................................................
25
g. Teknik Pengumpulan Data...............................................
26
h. Teknik Analisa Data..............................................................
26
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN..................................
38
BAB V
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN...............................
46
a. Analisa Data..........................................................................
46
b. Pembahasan..........................................................................
59
PENUTUP................................................................................
65
a. Kesimpulan...........................................................................
65
b. Keterbatasan Penelitian........................................................
66
c. Saran.....................................................................................
66
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
67
LAMPIRAN..................................................................................................
71
BAB III
BAB VI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Persentase Kepemilikan Saham Manajerial…………………….
47
Tabel 2: Persentase Kepemilikan Saham Institusional…………………..
49
Tabel 3: Nilai Perusahaan dengan Rasio PBV…………………………..
51
Tabel 4: Uji Kolmogorov Simrnov...............................………………….
53
Tabel 5: Nilai Durbin Watson…………........................………………...
54
Tabel 6: Lower Bound dan Upper Bound.....……………………………
54
Tabel 7: Perhitungan Nilai Durbin Watson..............................………….
54
Tabel 8: Nilai Variance Inflation Factor..……………………………….
56
Tabel 9: Anova ........……………………..……………………………...
57
Tabel 10: Coefficients................................................................................
58
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Data Variabel atau Data Sekunder..................................
72
Lampiran 2: Cara Mengeluarkan Outlier...........................................
74
Lampiran 3: Hasil Uji F.......................................................................
84
Lampiran 4: Hasil Uji t.......................................................................
84
Lampiran 5: Hasil Uji Normalitas Data..............................................
85
Lampiran 6: Hasil Uji Heteroskedastisitas.............................................
85
xiii
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
Studi Empiris pada perusahaan Go Public yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Selvi Sakti Tinambunan
Nim: 042114139
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur
kepemilikan saham yang terdiri dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional terhadap nilai perusahaan yang diukur berdasarkan rasio Price to
Book Value (PBV). Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling
yaitu pemilihan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Jenis penelitian adalah studi empiris. Data diperoleh dengan melakukan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa variabel kepemilikan saham
manajerial dan kepemilikan saham institusional tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Dengan menggunakan taraf signifikan 5% diperoleh nilai F-hitung
0,578, sedangkan nilai F-tabel sebesar 3,209. Oleh karena itu F-hitung lebih kecil
dari F-tabel, maka H0 gagal ditolak (diterima) artinya kepemilikan saham
manajerial dan institusional secara simultan tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Sedangkan hasil regresi Uji t untuk kepemilikan manajerial dan
institusional dengan menggunakan taraf signifikansi 2,5% diperoleh nilai masingmasing 0,354 dan 0,904, dengan nilai t-tabel 2,015 sehingga t-hitung lebih kecil
dari t-tabel. Maka H0 gagal ditolak (diterima) artinya kepemilikan manajerial dan
institusional secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
xiv
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF STOCK OWNERSHIP STRUCTURE ON FIRM’S
VALUE
An Empirical Study at Go Public Company listed in Indonesian Stock
Exchange
Selvi Sakti Tinambunan
NIM: 042114139
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2008
The aim of this study was to find out the influence of stock ownership
structure that consisted of managerial ownership and institutional ownership on
firm value based on Price to Book Value (PBV) ratio. The sample was taken with
purposive sampling, that was the sample was taken from population based on
certain criteria.
This study was an empirical study. This study obtained the data by
documentation. The data analysis technique of this study was Multiple Linear
Regression analysis.
From the analysis, the writer found that the managerial ownership and
institutional ownership had no effect on firm’s value. To identify the influence of
ownership structure on firm’s value, this study used F-test and t-test. The
hypotheses used F-table of 3.209. The result of F-calculated was 0.578, meaning
that F-calculated < F-table, so the ownership structure had no effect to firm’s
value. To identify the partial influence of managerial ownership and institutional
ownership, the hypotheses used t-table 2.015. The result of t-calculated were
0.354 and 0.904, meaning that t-calculated < t-table, so managerial ownership and
institutional ownership had no effect to firm’s value.
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan
melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham
1996). Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin sejahtera pula pemiliknya.
Kemakmuran pemilik atau pemegang saham tercermin dalam harga saham di
pasar modal (Hasnawati 2005: 154). Harga saham dapat dijadikan proksi sebagai
nilai perusahaan apabila pasar memenuhi syarat efisien secara informasional.
Semakin tinggi harga saham berarti kesejahteraan pemilik semakin meningkat.
Peningkatan nilai perusahaan ini dapat tercapai apabila terdapat kesejajaran
kepentingan antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi
sharehoder maupun stakeholder dengan tujuan memaksimumkan modal kerja
yang dimiliki.
Dalam
mencapai
tujuan
utamanya,
perusahaan
dikelola
dengan
memisahkan struktur kepemilikan antara manajerial dengan institusional.
Pemisahan struktur kepemilikan tersebut membentuk suatu hubungan keagenan
yaitu suatu hubungan dimana pemilik perusahaan (prinsipal) menyewa manajer
(agen), untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk
membuat keputusan agen tersebut (Brigham 2006: 26). Namun pihak manajemen
atau manajer perusahaan sering mempunyai tujuan lain yang bertentangan dengan
tujuan utama tersebut, atau yang sering disebut konflik keagenan (agency conflict)
1
2
(Wahidahwati 2002: 1). Menurut teori keagenan, konflik ini terjadi karena
adanya perbedaan kepentingan antara principal (pemegang saham) dan agent
(manajer). Di satu sisi agent dipekerjakan oleh principal untuk memaksimumkan
kesejahteraan pemegang saham, namun di sisi lain manajer juga berusaha untuk
memaksimumkan
kesejahteraan
manajer
sendiri.
Konflik
keagenan
ini
mengakibatkan penurunan nilai perusahaan (Sujoko 2007: 42). Penurunan nilai
perusahaan akan mempengaruhi kekayaan pemegang saham, sehingga pemegang
saham akan melakukan tindakan pengawasan terhadap perilaku manajemen.
Menurut penelitian Suranta dan Machfoedz (2003: 219), nilai perusahaan
tinggi hanya pada saat kepemilikan manajerial sedikit, hal ini bisa juga berarti
bahwa kepemilikan institusional dapat menjadi subtitut dari kepemilikan
manajerial dan berdampak pada harga saham perusahaan. Tetapi penelitian lain
menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (Wahyudi dan Pawestri 2006: 19). Struktur kepemilkan manajerial
juga berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung (Wahidahwati 2006: 19). Penelitian lain menunjukkan kepemilikan
manajerial mempengaruhi nilai perusahaan dan hubungannya adalah linier dimana
semakin tinggi kepemilikan manajerial akan semakin menurunkan nilai
perusahaan (Suranta dan Midiastuty 2003: 66).
Karena beragamnya kesimpulan dari beberapa penelitian yang telah disebutkan
diatas, maka penulis tertarik untuk melakukakan penelitian kembali mengenai
“Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham terhadap Nilai Perusahaan”.
3
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut yaitu:
Apakah struktur kepemilikan saham manajerial dan institusional berpengaruh
terhadap nilai perusahaan?
C. BATASAN MASALAH
1. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh perusahaan go public yang telah
mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia (BEI), selama periode
2005 sampai dengan 2006. Perusahaan juga memiliki laporan keuangan
yang lengkap dan dipublikasikan dalam Indonesian Capital Market
Directory (ICMD).
2.
Masalah dibatasi pada perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan
manajerial dan institusional. Kepemilikan manajerial diukur dengan
persentase kepemilikan saham manjerial dari jumlah saham yang beredar
dan kepemilikan institusional diukur dengan persentase kepemilikan
institusional yaitu jumlah saham yang dimiliki oleh institusi baik asing,
nasional, maupun negara.
3. Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan rasio Price to Book Value
(PBV).
4
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sesuai dengan
perumusan masalah yaitu untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan
saham manajerial dan institusional terhadap nilai perusahaan.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat bagi penulis
Penelitian ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang pengaruh struktur kepemilikan saham (kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional) perusahaan terhadap nilai perusahaan.
2. Manfaat bagi emiten
Membantu menentukan struktur kepemilikan yang optimal sehingga dapat
meminimumkan biaya yang ditimbulkan akibat adanya konflik kepentingan
antara pihak manajer, pemegang saham, dan kreditur.
3. Manfaat bagi investor
Memberi informasi kepada investor sebagai pertimbangan untuk keputusan
membeli atau menjual saham apabila di dalam perusahaan diketahui terjadi
konflik antara manajer, pemegang saham, dan kreditur.
4. Manfaat bagi universitas
Penelitian ini dimaksudakan untuk menambah kepustakaan universitas dan
sebagai bahan referensi bagi penelitian berikutnya dengan memperbaiki
keterbatasan-keterbatasan yang ada.
5
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini membahas berbagai topik yang relevan dengan penelitian
ini yaitu tinjauan teori, review penelitian terdahulu dan
pengembangan hipotesis.
BAB III
METODA PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat
penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian,
jenis data yang digunakan dalam penelitian, teknik pengambilan
sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan
pengujian hipotesis.
Bab IV
GAMBARAN UMUM
Dalam bab ini akan diuraikan secara singkat perusahaanperusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian.
Bab V
ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN
Bab ini membahas menganalisis hasil penelitian hasil penelitian
berdasarakan
dikemukakan.
teori
untuk
menjawab
maslaah
yang
telah
6
Bab VI
PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saransaran yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan (firm value) merupakan konsep yang penting bagi
investor, karena merupakan indikator yang penting bagaimana pasar menilai
perusahaan secara keseluruhan (www. esamuel.com). Nilai perusahaan
publik ditentukan oleh harga pasar saham (Walsh 2004: 144). Harga pasar
saham mencerminkan potensi perusahaan dimasa datang atau penilaian
investor secara keseluruhan atas ekuitas yang dimiliki suatu perusahaan
tertentu. Apabila harga pasar saham berada dibawah nilai bukunya, maka
investor memandang bahwa perusahaan tersebut tidak cukup potensial
(Prastowo dan Julianty 2005:106).
Nilai perusahaan pada umumnya dapat diukur dari beberapa aspek,
salah satunya adalah nilai pasar saham yaitu dengan Price to Book Value
Ratio (PBV). Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan
kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan
yang terus tumbuh (Brigham 1999: 92). Dengan kata lain, rasio ini
menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai
perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan.
PBV =
Harga Penutupan Saham
Nilai Buku per Lembar Saham Biasa
7
8
Nilai Buku per Lembar Saham Biasa mengindikasikan jumlah ekuitas
pemegang saham yang berkaitan dengan masing-masing lembar saham
umum yang beredar (Prastowo dan Julianty 2005: 105). Dengan kata lain,
nilai buku dihitung sebagai hasil bagi antara ekuitas pemegang saham biasa
dengan jumlah saham biasa yang beredar. Nilai buku dari ekuitas sendiri
merupakan perbedaan antara nilai buku asset dan nilai buku liability.
Pengukuran nilai buku asset pada umumnya dinyatakan melalui nilai asset
pada saat dibeli dikurangi depresiasi dari usia/umur ekonomis asset tersebut.
Sedangkan nilai buku dari nilai liability adalah kewajiban-kewajiban yang
harus dilakukan perusahaan pada saat penilaian. Sedangkan jumlah saham
biasa yang beredar merupakan jumlah saham yang diterbitkan perusahaan
pada periode tertentu.
Nilai Buku per Lembar Saham Biasa =
Jumlah Ekuitas
Jumlah Saham Biasa yang beredar
Rasio Price Book to Value (PBV) sejalan dengan pendapat Walsh,
yaitu rasio nilai pasar/buku (market to book ratio). Rasio ini menunjukkan
hubungan antara nilai perusahaan pada bursa saham dan nilai aktiva/buku
yang mendasari sebagaimana yang ditunjukkan dalam neraca (Walsh 2004:
170). Semakin besar rasio, semakin besar nilai pasar dibandingkan nilai
buku. Menurut Mulyadi (2006) rasio nilai pasar memberikan petunjuk
mengenai pemikiran investor atas kinerja perusahaan dimasa lalu serta
prospeknya dimasa datang.
9
2. Struktur Kepemilikan
Menurut Jahera dan Auburn (1996) dalam Saidi (2004), struktur
kepemilikan (ownership structure) adalah struktur kepemilikan saham,
yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh “orang dalam
“ (insiders) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor. Atau
dengan kata lain, struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan
institusional dan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan. Dalam
menjalankan kegiatannya, suatu perusahaan diwakili oleh direksi (agents)
yang ditunjuk oleh pemegang saham (principals).
a). Kepemilikan manajerial ( manajerial ownership)
Pihak manajerial dalam suatu perusahaan adalah pihak yang
secara aktif berperan dalam mengambil keputusan untuk menjalankan
perusahaan melalui keputusan-keputusan yang diambil (Wahidahwati
2002: 5). Pihak tersebut adalah mereka yang duduk didewan komisaris
dan dewan direksi perusahaan. Keberadaan manajemen perusahaan
mempunyai latar belakang yang berbeda, antara lain: pertama, mereka
mewakili pemegang saham institusi, kedua, mereka adalah tenagatenaga profesional yang diangkat oleh pemegang saham dalam Rapat
Umum Pemegang Saham. Ketiga, mereka duduk di jajaran manajemen
perusahaan karena turut memiliki saham.
Berdasarkan teori keagenan, hubungan antara manajemen dengan
pemegang saham rawan untuk terjadinya masalah keagenan. ”Teori
keagenan
menyatakan
bahwa
salah
satu
mekanisme
untuk
memperkecil kemungkinan adanya konflik dalam perusahaan akibat
10
agent dan principal adalah dengan memperbesar kepemilikan
manajerial. Dengan memperbesar kepemilikan manajerial, maka
manajemen akan merasakan secara langsung dampak dari setiap
keputusan yang mereka ambil karena mereka menjadi pemilik
perusahaan” (Jensen dan Meckling 1976:86).
Kepemilikan manajerial yang semakin meningkat akan membuat
kekayaan pribadi manajemen semakin terikat erat dengan kekayaan
perusahaan sehingga manajemen akan berusaha untuk mengurangi
resiko kehilangan kekayaannya. Kepemilikan manajerial yang tinggi
menyebabkan dividen yang dibayarkan pada pemegang saham rendah.
Penetapan dividen rendah disebabkan manajer memiliki harapan
investasi dimasa depan yang akan datang dibiayai dari sumber internal.
Sebaliknya jika pemegang saham lebih menyukai dividen yang tinggi,
maka menimbulkan perbedaan kepentingan, sehingga diperlukan
peningkatan dividen (Wahyudi dan Pawestri 2006: 4).
Struktur kepemilikan manajerial dapat diukur sesuai dengan
proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajerial (Wahyudi dan
Pawestri 2006:6). Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham
dari pihak manajemen seperti Direktur/dewan direksi dan komisaris
(Wahidahwati 2002: 5).
Kepemilikan Manajerial = (jumlah kepemilikan saham oleh pihak
manajemen : jumlah saham yang beredar)
X 100%
11
Total saham manajerial yang dimaksud adalah jumlah presentase
saham yang dimiliki oleh manajemen pada akhir tahun (Karyono
2006:37). Sedangkan total saham yang beredar, dihitung dengan
menjumlahkan seluruh saham yang diterbitkan oleh perusahaan
tersebut sampai akhir tahun.
b). Kepemilikan institusional (institusional ownership)
Menurut Wahidahwati (2002:2), kepemilikan institusional adalah
kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi seperti
yayasan, bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, dana
pension, perusahaan berbentuk perseroan (PT), dan institusi lainnya.
Institusi biasanya dapat menguasai mayoritas saham karena mereka
memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan dengan
pemegang saham lainnya. Oleh karena menguasai saham mayoritas,
maka pihak institusional dapat melakukan pengawasan terhadap
kebijakan manajemen secara lebih kuat dibandingkan dengan
pemegang saham lain.
Menurut Jensen dan Meckling (1976:96), salah satu cara untuk
mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilikan
institusional yang berfungsi sebagai monitoring agen. Dengan kata lain
kepemilikan institusional akan mendorong peningkatan pengawasan
yang optimal terhadap kinerja manajemen. Hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan prosentase kepemilikan institusional dapat
menurunkan prosentase kepemilikan manajerial, karena kepemilikan
12
manajerial dan kepemilikan institusional saling menggantikan sebagai
fungsi monitoring (Suranta dan Machfoedz 2003: 215).
Peningkatan kepemilikan institusional menyebabkan kinerja
manajemen diawasi secara optimal sehingga manajemen menghindari
perilaku yang merugikan prinsipal. Semakin besar kepemilikan
institusional maka semakin kuat kendali yang dilakukan oleh pihak
eksternal terhadap perusahaan. Struktur kepemilikan institusional
diukur sesuai dengan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh
pemilik institusi dan kepemilikan oleh blockholder (Wahyudi dan
Pawestri 2006: 6).
Kepemilikan Institusional = ( jumlah kepemilikan saham oleh pihak
institusional : jumlah saham yang beredar)
X 100%
Total saham institusi yang dimaksud adalah jumlah presentase saham
yang dimiliki oleh institusi pada akhir tahun (Karyono 2006: 37).
Sedangkan total saham yang beredar, dihitung dengan menjumlahkan
seluruh saham yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut sampai akhir
tahun.
3. Teori Keagenan
a). Pengertian teori keagenan
Menurut Brigham (2006: 26) para manajer diberi kekuasaan oleh
para pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat
13
keputusan, dimana hal ini menciptakan potensi konflik kepentingan
yang dikenal sebagai teori keagenan (agency theory). Tujuan utama
dari teori keagenan adalah pendesaian kontrak yang tepat untuk
menyelaraskan kepentingan agen dan prinsipal yang bertujuan untuk
meminimalisir biaya sebagai dampak adanya informasi yang tidak
simetris dan kondisi ketidakpastian. Hubungan keagenan terjadi ketika
salah satu atau lebih individu, yang disebut prinsipal menyewa
individu (kontrak) atau organisasi lain, yang disebut sebagai agen,
untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan
untuk membuat keputusan kepada agen tersebut (Brigham 2006: 26).
Hubungan keagenan utama terjadi antara pemegang saham dan
manajer. Tugas dan tanggungjawab agen atau manajemen yang utama
adalah menyangkut pengambilan keputusan tentang jenis investasi
yang dilakukan, cara pembiayaan proyek, peramalan serta cara
pengelolaan yang paling efektif atas sumberdaya yang dimiliki,
sehingga mampu untuk memaksimumkan nilai perusahaan yang
tercermin pada harga sahamnya dipasar modal. Sedangkan pemilik
perusahaan akan melakukan pengawasan terhadap manajer melalui
dewan komisaris.
b). Konflik keagenan antara manajer dan pemegang saham
Suatu potensi masalah keagenan (agency problem) terjadi ketika
manajer dari sebuah perusahaan memiliki kepemilikan saham biasa
kurang dari 100 % di perusahaan tersebut (Jensen dan Meckling
14
1976:85). Kepemilikan saham kurang dari 100% tersebut akan
mengakibatkan
manajer
cenderung
bertindak
untuk
mengejar
kepentingan dirinya dan sudah tidak berdasar kepada maksimalisasi
nilai
dalam
konsekuensi
pengambilan
dari
keputusan.
pemisahan
fungsi
Kondisi
ini
pengelolaan
merupakan
dan
fungsi
kepemilikan (Fama 1980:135). Oleh karena itu, pihak manajemen
cenderung melakukan pengeluaran yang bersifat konsumtif dan tidak
produktif untuk kepentingan pribadinya (mengabaikan kepentingan
utama pemegang saham), seperti peningkatan gaji dan status. Potensi
konflik keagenan adalah hal yang terpenting karena para manajer
perusahaan besar biasanya hanya memiliki persentase yang kecil dari
saham. Dalam situasi seperti ini, memaksimalkan kekayaan pemegang
saham dapat berada diurutan kesekian dari sejumlah tujuan-tujuan
manajerial lain yang menimbulkan konflik.
c). Biaya agensi (agency cost)
Biaya Agency (agency cost) adalah biaya yang berkaitan dengan
pemantauan atas tindakan manajemen, agar tindakan tersebut konsisten
dengan kesepakatan kontrak diantara manajer, pemegang saham, dan
kreditor (Brigham 1999). Pihak manajemen dianggap sebagai agen
dari pemilik perusahaan, yaitu para pemegang saham. Para pemegang
saham ini mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan ke pihak
agen, dengan harapan supaya agen bertindak demi kepentingan para
pemegang saham. Agar pihak manajemen dapat membuat keputusan
15
yang optimal atas nama para pemegang saham, merupakan hal yang
penting bila pihak manajemen tidak hanya mendapat insentif yang
tepat (gaji, bonus, opsi saham, dan “kompensasi”), tetapi juga diawasi.
Pengawasan dapat dilakukan melalui berbagai metode yang secara
eksplisit membatasi keputusan pihak manajemen (Van Horne
2007:243). Para kreditor mengawasi perilaku pihak manajemen dan
pemegang
saham
dengan
membebankan
perjanjian
jaminan
kesepakatan pinjaman antara pihak peminjam dan pemberi pinjaman
(bondholder).
Jensen dan Meckling (1976:85), telah mengembangkan teori yang
bagus yaitu teori biaya agensi. Diantaranya ditunjukkan, bahwa
siapapun yang mengeluarkan biaya pengawasan, biaya tersebut pada
akhirnya
ditanggung
oleh
pemegang
saham.
Semakin
besar
kemungkinan biaya pengawasan, semakin tinggi biaya bunga, dan
semakin rendah nilai perusahaan bagi para pemegang sahamnya, jika
semua hal lainnya dianggap tetap. Ada beberapa cara yang dilakukan
untuk mengurangi agency cost, yaitu pertama, meningkatkan
kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen karena dengan hal itu
manajer merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil.
Hal tersebut didasarkan pada logika bahwa peningkatan proporsi
saham yang dimiliki oleh manajer akan menurunkan kecenderungan
manajer untuk melakukan tindakan mengkonsumsi perquisites yang
berlebihan, dengan demikian akan menyatukan kepentingan antara
16
manajer dan pemegang saham; kedua, meningkatkan Dividen Payout
Ratio, dengan demikian tidak cukup banyak tersedia free cash flow dan
maanjeemen terpaksa mencari pendanaan dari luar untuk menbiayai
investasinya; ketiga, meningkatkan pendanaan dengan hutang, karena
denganpendanaan
hutang
maka
perusahaan
harus
melakukan
pembayaran periodik atas bunga dan prinsipal. Hal ini dapat
mengurangi keinginan manajer untuk menggunakan free cash flow
guna membiayai kegiatan yang tidak optimal; dan keempat, melalui
institusional investor sebagai monitoring agents. Hal ini dikarenakan
dengan adanya monitoring yang efektif oleh pihak institusional
menyebabkan penggunaan hutang menurun, sebab peranan hutang
sebagai salah satu alat monitoring telah dambil alih oleh kepemilikan
institusional.
B. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Manajerial dan Institusional
Terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Jensen dan Meckling (1976:81), dinyatakan bahwa
perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan
akan rentan terhadap konflik keagenan. Penyebab konflik antara manajer dan
pemegang saham adalah adanya perbedaan kepentingan antara manajer dan
pemegang saham. Konflik keagenan ini akan menurunkan nilai perusahaan
karena adanya agency cost (biaya keagenan) yang digunakan untuk
pengawasan terhadap kinerja manajemen (Wahidahwati 2002:2). Salah satu
17
cara untuk mengurangi agency cost ini adalah melalui sebaran kepemilikan,
dengan adanya sebaran kepemilikan maka pengendalian perusahaan tidak
hanya pada satu pihak tetapi oleh beberapa pihak secara bersama-sama.
Peningkatan
kepemilikan
saham
perusahaan
oleh
manajemen
akan
mengurangi agency cost, karena selain manajer dapat merasakan secara
langsung dampak dari keputusan yang diambil (misalnya, terjadi kerugian
yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah),
juga akan menurunkan kecenderungan tindakan mengkonsumsi perquisites
yang berlebihan. Kepemilikan ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen
dengan pemegang saham. Dengan demikian kepemilikan saham oleh
manajemen merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.
Kepemilikan oleh investor institusional seperti perusahaan
asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan
mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja
manajemen (Wahidahwati 2002:2). Selain memiliki peran dalam mengontrol
manajer,
kepemilikan
institusional
juga
merupakan
substitusi
bagi
kepemilikan manajerial (Suranta dan Mechfoedz 2003:215). Dengan
demikian, nilai perusahaan dapat meningkat jika institusi mampu menjadi alat
monitoring yang efektif (Wahyudi dan Pawestri 2006:4).
18
C. Penelitian Terdahulu
Pertambahan nilai bagi perusahaan dipengaruhi secara positif oleh
struktur kepemilikan, kebijakan investasi, pertumbuhan perusahaan, dan
manajemen laba (Wilopo dan Mayangsari 2002:104). Secara intuitif kondisi
ini menunjukkan nilai perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya yaitu struktur kepemilikan. Menurut Wilopo dan Mayangsari (2002:
107), dengan struktur kepemilikan yang terkonsentrasi pada pihak tertentu
malah berdampak positif bagi perusahaan. Hasil penelitian ini menepis
anggapan bahwa struktur kepemilikan oleh kekeluargaan, yaitu pemilik
sekaligus pengelola, akan berdampak jelek bagi perusahaan. Menurut Jensen
dan Meckling (1976:86), kepemilikan manajerial dapat menyetarakan
keinginan manajer dengan pemegang saham karena kepemilikan manajerial
menjadikan manajer bagian dari pemegang saham itu sendiri. Kepemilikan
manajerial
memaksa
manajer
untuk
ikut
keuntungan atau kerugian dari tindakan
menanggung
konsekuensi
mereka, berkaitan dengan
kemakmuran pribadi yang tercermin pada harga saham (tindakan manajer
mempengaruhi harga saham) dan risiko tidak terdiversifikasinya investasi
mereka. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fuerst
dan Kang (2000), bahwa terdapat pengaruh positif antara kepemilikan
manajerial dengan nilai perusahaan. Wahyudi dan Pawestri (2006), juga
menyatakan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
nilai perusahaan baik secara langsung maupun melalui keputusan pendanaan.
19
Penelitian juga dilakukan oleh Suranta dan Midiastuty (2003)
dengan sampel penelitian adalah perusahaan non keuangan dengan rentang
waktu penelitian antara tahun 1994-2000. Penelitian ini menemukan bahwa
secara simultan hubungan kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan adalah
negatif linear. Indikasinya adalah semakin tinggi kepemilikan manajerial akan
semakin menurunkan nilai perusahaan.
Dari hasil pengujian yang dilakukan oleh Amelia (2007:105)
didapatkan bahwa kepemilikan manajerial dan institusional berpengaruh
secara simultan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Cho (1998) dalam Suranta dan Midiastuty
(2003), Weisbach dalam Wilopo dan Mayangsari (2002). Adanya sebaran
kepemilikan menguatkan sistem monitoring manajemen dalam melaksanakan
tugasnya sehingga akan tercipta kinerja yang baik mengingat salah satu aspek
perusahaan yang dinilai investor adalah kinerja perusahaan. Kinerja yang baik
akan tercermin dari harga saham perusahaan dimana harga saham semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya kinerja perusahaan.
Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006), kepemilikan institusional
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaaan. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2007:105), dimana struktur
kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan masih berkosentrasi artinya masih
terdapat kepemilikan saham mayoritas dalam perusahaan, dimana sebagian
besar kepemilikan institusional di Indonesia masih dimiliki oleh kalangan
20
keluarga. Hasil penelitian juga didukung oleh Juwanik (2007:113), bahwa
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang
(kebijakan keuangan), dimana pengambilan keputusan dalam kebijakan
hutang (menambah atau mengurangi hutang) akan mempengaruhi nilai
perusahaan karena hutang mengandung risiko kebangkrutan. Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wahidahwati (2002) menyatakan bahwa
kepemilikan institusional merupakan alat monitoring yang efektif terhadap
perilaku manajer sehingga dapat mengurangi agency cost dan meningkatkan
nilai perusahaan. Suranta dan Machfoed’z (2003) juga berpendapat, bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan yaitu
kepemilikan institusional dapat menjadi subtitut dari kepemilikan manajerial
dan berdampak pada harga saham perusahaan, dan terlibat secara langsung
dalam mengatur dan melakukan fungsi kontrol didalam perusahaan.
D. Hipotesis Penelitian
Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi
kepemilikan akan rentan terhadap masalah keagenan. Masalah utama keagenan
adalah adanya perbedaan antara pemilik dan manajer, masalah keagenan ini
akan menurunkan nilai perusahaan karena adanya agency cost (biaya
keagenan) yang digunakan untuk pengawasan terhadap kinerja manajemen.
Struktur kepemilikan yang terkonsentrasi pada pihak tertentu malah berdampak
positif bagi perusahaan. Kepemilikan manajerial dapat menyetarakan keinginan
manajer dengan pemegang saham karena kepemilikan manajerial menjadikan
21
manajer bagian dari pemegang saham itu sendiri. Kepemilikan manajerial
memaksa manajer untuk ikut menanggung konsekuensi keuntungan atau
kerugian dari tindakan mereka, berkaitan dengan kemakmuran pribadi yang
tercermin pada harga saham (tindakan manajer mempengaruhi harga saham)
dan risiko tidak terdiversifikasinya investasi mereka. Kepemilikan saham oleh
manajemen merupakan insentif bagi para manajer untuk dan memaksimumkan
kemampuannya dan meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan meningkatnya
kinerja perusahaan maka laba perusahaan juga akan meningkat dan hal ini
diharapkan akan menarik minat investor untuk membeli saham di perusahaan
tertentu, sehingga harga pasar saham perusahaan tersebut akan meningkat
(meningkatnya harga pasar saham mencerminkan meningkatnya nilai
perusahaan). Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat disusun hipotesis
sebagai berikut:
H1: Struktur kepemilikan saham manajerial mempengaruhi nilai
perusahaan.
Kepemilikan oleh investor institusional seperti perusahaan asuransi,
bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong
peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.
Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin kuat kendali yang
dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan. Peningkatan kepemilikan
institusional menyebabkan kinerja manajemen diawasi secara optimal sehingga
manajemen menghindari perilaku yang merugikan prinsipal dan lebih berhati-
22
hati dalam mengambil keputusan. Pengawasan yang efektif dari pihak
institusional akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga laba
perusahaan tersebut akan meningkat dan investor akan tertarik untuk membeli
saham di perusahaan tersebut. Dengan demikian harga pasar saham akan
meningkat dan nilai perusahaan pun akan meningkat. Berdasarkan uraian-uraian
diatas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H2: Struktur kepemilikan saham institusional mempengaruhi nilai
perusahaan.
23
BAB III
METODA PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu studi empiris yang dilakukan pada
perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di BEI yang melaporkan
struktur kepemilikan oleh pihak insiders dan outsiders.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitan dilakukan pada tahun 2007-2008.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada pojok Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Sanata Dharma.
C. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai
perusahaan yang diukur dengan rasio nilai pasar yaitu Price to Book Value
(PBV). Rasio nilai pasar didefiniskan sebagai perbandingan antara harga
penutupan saham dengan nilai buku per lembar saham biasa.
2. Variabel Independen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
struktur kepemilikan saham yang terdiri dari:
23
24
a. Struktur kepemilikan saham manajerial. Variabel ini diukur dari
jumlah prosentase saham yang dimiliki oleh manajemen.
Kepemilikan saham manajerial adalah pemegang saham dari pihak
manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
perusahaan (direktur dan komisaris).
b. Struktur kepemilikan saham institusional. Variabel ini diukur dari
jumlah prosentase saham yang dimiliki oleh institusi. Kepemilikan
saham institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak
yang berbentuk institusi, seperti bank, perusahaan asuransi,
perusahaan investasi, dana pensiun, dan institusi lainnya.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek penelitian yang
karaekteristiknya hendak diduga. Populasi yang digunakan dlaam
penelitan ini adalah semua perusahaan go public yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
2. Sampel Penelitan
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dan dianggap mewakili
keseluruhan populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data perusahaan selama 2 tahun, yaitu 2005-2006, perusahaan yang
melaporkan laporan keuangan secara lengkap dan dipublikasikan dalam
Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
25
E. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
berupa laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan tahun 2005-2006
yang terdaftar di BEI. Data sekunder ini diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory (ICMD). Data ini meliputi data tentang rasio Price to Book
Value (PBV), persentase kepemilikan saham oleh pihak komisaris dan
direktur, dan persentase kepemilikan saham oleh pihak institusi.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan secara non probabilitas atau
pemilihan nonrandom berupa purposive sampling, yaitu pemilihan sampel dari
populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang sahamnya secara aktif terdaftar di BEI selama tahun
penelitan.
2. Perusahaan memiliki sekaligus struktur kepemilikan saham manjerial dan
struktur kepemilikan institusional.
3. Perusahaan harus melaporkan laporan keuangan secara lengkap dan
dipublikasikan pada Indonesian Capital Market Directory berkaitan
dengan rasio price to book value (PBV), persentase kepemilikan saham
oleh pihak komisaris dan direktur dan persentase kepemilikan saham oleh
pihak institusi.
4. Rasio price to book value (PBV) bernilai positif.
26
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penelusuran data
sekunder, yaitu data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan
pengolahnya, yang berupa data dokumentasi dari laporan keuangan yang
sudah tersedia, dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Penelusuran data sekunder yang dilakukan yaitu dengan menelusur secara
manual yaitu dari terbitan yang dipublikasikan oleh ICMD.
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan saham
terhadap nilai perusahaan. Langkah-langkah teknik analisa data, yaitu:
1. Mengumpulkan Data Penelitian.
Metode pengumpulan data dengan menggunakan data sekunder yaitu
data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan pengolahnya yang
berupa data dokumentasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan
pada tahun 2005-2006 yang telah terdaftar di BEI. Data sekunder ini
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data ini
meliputi data tentang ratio price to book value (PBV), jumlah persentase
saham yang dimiliki oleh pihak manajerial perusahaan (dewan komisaris
dan direktur) pada akhir tahun, dan jumlah persentase saham yang dimiliki
oleh pihak institusional perusahaan (seperti Bank, perusahaan asuransi,
perusahaan investasi, dana pensiun, dan institusi lainnya) pada akhir tahun.
27
Dari sampel yang digunakan, peneliti menemukan adanya outlier. Oleh
karena itu, setelah melakukan perhitungan Oleh karena itu setelah
melakukan perhitungan variabel (kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, dan rasio PBV) penulis akan mengeluarkan perusahaan pada
tahun tertentu yang dianggap merupakan outlier dari sampel. Berdasarkan
kriteria tersebut dan setelah mengeluarkan data yang dianggap outlier,
maka diperoleh 29 perusahaan go public yang terdaftar pada Bursa Efek
Jakarta tahun 2005-2006 dan memperoleh sampel akhir sejumlah 47
sampel.
2. Menghitung variabel-variabel independen, yaitu kepemilikan manajerial
dan kepemilikan institusional. Variabel-variabel tersebut dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
Kepemilikan Manajerial = (jumlah kepemilikan saham oleh pihak
manajemen : jumlah saham yang beredar) X
100%.
Kepemilikan Institusional = ( jumlah kepemilikan saham oleh pihak
institusional : jumlah saham yang beredar)
X 100%.
3. Menghitung variabel dependen, yaitu nilai perusahaan dengan rasio Price
to Book Value (PBV). Variabel independen ini dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Rumus: PBV =
Harga Penutupan Saham
Nilai Buku per Lembar Saham Biasa
28
4.
Mengeluarkan sampel yang dianggap sebagai outlier sebelum pengolahan
data menggunakan bantuan program SPSS. Pengeluaran outlier dilakukan
dengan ketentuan: data variabel yang jumlahnya melebihi (standard
deviation x 3) + Mean, dianggap sebagai outlier.
5. Menguji pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap nilai perusahaan
a. Melakukan Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji data-data yang diteliti
telah memenuhi asumsi yang diberlakukan dalam pengukuran menurut
teori regresi, asumsi tersebut yaitu: autokorelasi, heteroskedastisitas,
dan multikolinieritas.
1). Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal
tidaknya distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam
penelitian. Karena menggunakan statistik parametrik, maka setiap
data pada setiap variabel harus terlebih dulu diuji normalitasnya.
Bila data setiap variabel tidak normal, maka pengujian hipotesis
tidak bisa menggunakan statistik parametris. Pada pengujian ini,
normalitas data diukur dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov (K-S). Jika z
kolmogorov smirnov > nilai (α), maka
dikatakan data sampel berdistribusi normal. Uji K-S dilakukan
dengan membuat hipotesis:
H0: data residual berdistribusi normal
Ha: data residual tidak berdistribusi normal
29
2). Uji Autokorelasi
Autokorelasi yaitu hubungan antara kesalahan-kesalahan
yang muncul pada data runtut waktu (time series) atau hubungan
antara variabel penganggu pada periode t dengan variabel
penganggu pada periode t-1 (sebelum) atau sesudahnya. Apabila
terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi dan
tidak bisa digunakan sebagai prediktor. Dengan demikian koefisien
estimator yang diperoleh menjadi tidak akurat. Asumsi ini diuji
dengan menggunakan Uji Durbin Watson. Hipotesis yang akan
diuji adalah:
H0: tidak ada autokorelasi
Ha: ada korelasi
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:
a) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du)
dan (4-du), maka koefisien autokorelasi dama dengan nol
beratti tidak ada autokorelasi.
b) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah lower bound
(dl), maka maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada
nol, berarti ada autokorelasi positif.
c) Bila nilai DW lebih besar daripada (4 – dl), maka koefisien
autokorelsi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi
negatif.
d) Bila nilai DW terletak di antar batas atas (du) dan batas bawah
(dl) atau DW terletak antara (4 – du) dan (4 – dl), maka
30
hasilnya tidak dapat disimpulkan.
dimana formula yang digunakan untuk menghitung statistik
Durbin Watson adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995)
d=
Σµ t2 + Σµ t2−1 − 2Σµ t µ t −1
Σµ t2
keterangan simbol:
d
= Statistik Durbin-Watson
µt
= Nilai residual pada periode t
µ t −1
= Nilai residual pada periode t-1
3). Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi apabila varian penggangu tidak
mempunyai varian yang sama untuk semua observasi atau untuk
satu
pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain,
sehingga
mengakibatkan penaksiran regresi tidak efisien. Heteroskedastisitas
dapat dilihat dari grafik scatterplot atau diagram berserak.
4). Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui korelasi
antara variabel independen dalam model regresi. Apabila beberapa
atau semua variabel independen berkorelasi kuat, berarti ada
multikol dalam model persamaan regresi yang digunakan. Hal ini
menyebabkan ketidaktepatan estimasi sehingga mengarahkan pada
kesimpulan yang menerima hipotesis nol. Metode yang digunakan
untuk
mendeteksi
adanya
multikolinearitas
adalah
dengan
31
menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF), apabila nilai
VIF kurang dari 10 dapat disimpulkan tidak terjadi gejala
multikolinieritas.
b. Menentukan Model Persamaan
Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk menguji
pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
Atau dalam hal ini menguji pengaruh struktur kepemilikan saham
manajerial dan struktur kepemilikan saham institusional terhadap nilai
perusahaan. Persamaan yang digunakan untuk pengujian hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + ε
Keterangan:
Y
= nilai perusahaan
a
= konstanta
X1
= kepemilikan manajerial (MOWN)
X2
= kepemilikan institusional (INST)
b1 − b 2 = koefisien regresi variabel bebas
ε
= random disturbance
c. Mengukur koefesien Determinasi ( R² )
Koefisien determinasi merupakan nilai yang menyatakan besarnya
keterandalan model yang digunakan, yaitu seberapa besar nilai
32
perusahaan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel kepemilikan saham
manajerial ( X1 ) dan kepemilikan saham institusional ( X 2 ) menurut
persamaan regresi yang diperoleh. Koefisien determinasi dapat
dihitung dengan rumus:
R²=
β 1ΣY1 X 1i + β 2 ΣY1 X 2 + .... + β 2 ΣYi X ki
ΣY2
Kisaran nilai dari koefisien determinasi (R²) adalah antara 0 sampai 1
(0≤R²≤1). Bila R² = 0, artinya variasi dari nilai perusahaan (Y) tidak
dapat diterangkan sama sekali oleh variabel kepemilikan saham
manajerial ( X 1 ) dan kepemilkan saham institusional ( X 2 ). Sementara
bila R² = 1, artinya variasi dari nilai perusahaan (Y), 100% dapat
diterangkan oleh kepemilikan saham manajerial ( X1 ) dan kepemilikan
saham institusional ( X 2 ). Dengan demikian semakin besar R², maka
semakin baik karena hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel
bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel terikat.
d. Mengukur Koefisien Korelasi (R)
Nilai R menunjukkan besanya koefisien korelasi atau hubungan
antara variabel terikat dengan variabel-variabel bebasnya. Secara
matematis, besanya nilai korelasi dari persamaan regresi yang
digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut:
33
R = R²
R=
β1ΣY1 X 1i + β 2 ΣY1 X 2 + .... + β 2 ΣYi X ki
ΣY2
Korelasi atau hubungan antara variabel terikat dengan variabelvariabel bebasnya dianggap kuat apabila mempunyai nilai R > 0,5.
sedangkan apabila angka R < 0,5, hal itu berarti bahwa korelasi atau
hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebasnya relatif
lemah.
e. Melakukan Pengujian Hipotesis
1). Pengujian Hipotesis Statistik Pertama (Uji F)
Uji F dimaksudkan untuk menguji signifikansi pengaruh
variabel-variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel
dependen.
(a) Merumuskan hipotesis
H0 ;
β1, β 2
= 0 Berarti tidak terdapat pengaruh antara struktur
kepemilikan
manajerial
dan
kepemilikan
institusional terhadap nilai perusahaan.
Ha; β 1 , β 2 ≠ 0
Berarti
terdapat
pengaruh
antara
struktur
kepemilikan saham manajerial dan kepemilkan
institusional terhadap nilai perusahaan.
34
(b) Menentukan tingkat signifikansi (α)
Taraf keyakinan dalam penelitian ini 95%, dengan menggunakan α =
5%. F tabel dicari dengan menentukan besar derajat kebebasan (df)
pembilang (jumlah variabel-1) dan df penyebut (n-k-1), n adalah
sampel dan k adalah jumlah variabel independen.
(c) Menentukan kriteria pengujian hipotesis
Kriteria pengujian hipotesis dilakukan untuk menentukan hipotesis
nol diterima atau tidak dan mengambil keputusan, maka dibuat
ketentuan sebagai berikut:
H0 diterima jika Fhit ≤ Ftab
H0 ditolak jika Fhit > Ftab
(d) Menghitung nilai
Fhitung
Fhitung
R 2 / (k − 1)
2
= (1 − R ) / (n − k )
Keterangan:
k = jumlah variabel
n = jumlah sampel
R² = koefisien determinasi
(e) Mengambil keputusan
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis dan pembandingan antara
Fhitung
dan Ftabel , maka dapat diambil keputusan sebagai berikut:
H0 diterima karena Fhit ≤ Ftab
35
H0 ditolak karena Fhit > Ftab
(f). Menarik kesimpulan
1. Menerima H0 berarti secara simultan struktur kepemilikan saham
manajerial dan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2. Menolak H0 dan menerima Ha , berarti secara simultan struktur
kepemilikan saham manajerial dan institusional berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
2). Pengujian Hipotesis Statistik Kedua (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial
variabel independen terhadap variabel dependen. Tahapan dalam uji t
adalah sebagai berikut:
(a) Merumuskan hipotesis
H02; β 1 = 0 Berarti tidak terdapat pengaruh stuktur kepemilikan saham
manajerial terhadap nilai perusahaan.
Ha2; β 1 ≠ 0 Berarti terdapat pengaruh struktur kepemilikan saham
manajerial terhadap nilai perusahaan.
H03; β 2 = 0 Berarti tidak terdapat pengaruh struktur kepemilkan saham
institusional terhadap nilai perusahaan.
Ha3; β 2 ≠ 0 Berarti terdapat pengaruh struktur kepemilikan saham
institusional terhadap nilai perusahaan.
36
(b) Menentukan tingkat signifikansi
Dalam penelitian ini, untuk menentukan pengujian hipotesis, maka
tingkat signifikansi yang diharapkan adalah ½ α = ½ (0.05), yaitu
t tabel pada 0.025 atau dengan derajat kebebasan atau df = (n-k-1)
dimana k merupakan jumlah variabel independent atau variabel
regresor.
(c) Menentukan kriteria pengujian hipotesis
Agar dapat mengambil keputusan, ditentukan kriteria pengujian
hipotesis sebagai berikut:
H0 diterima jika
t hit berada diantara - t tabel dan + t tabel , sedangkan H0
ditolak jika t hit < - t tabel atau t hit > + t tabel .
(d) Menghitung nilai
t hitung
Nilai t hit dihitung dengan rumus:
t hitung
=
n −1
1− r2
(e) Mengambil keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan
t hitung
dengan t tabel dan berdasarkan pada kriteria yang telah ditentukan,
maka:
H0 diterima karena t hit ≤ t tab
H0 ditolak karena t hit > t tab
37
(f) Menarik kesimpulan
1. Merima H02 berarti struktur kepemilikan saham manajerial tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2. Menolak H02 dan menerima Ha2 berarti struktur kepemilikan
saham manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3. Menerima H03 berarti struktur kepemilikan saham institusional
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4. Menolak H03 dan menerima Ha3 berarti struktur kepemilikan
saham institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling,
dengan mengambil periode 2005-2006. Dalam penelitian ini, kriteria pengambilan
sampel adalah sebagai berikut:
6. Perusahaan yang sahamnya secara aktif terdaftar di BEI selama tahun
penelitan.
7. Perusahaan memiliki sekaligus struktur kepemilikan saham manjerial dan
struktur kepemilikan institusional.
8. Perusahaan harus melaporkan laporan keuangan secara lengkap dan
dipublikasikan pada Indonesian Capital Market Directory berkaitan
dengan rasio price to book value (PBV), persentase kepemilikan saham
oleh pihak komisaris dan direktur dan persentase kepemilikan saham oleh
pihak institusi.
9. Rasio price to book value (PBV) bernilai positif.
Dari sampel yang digunakan, peneliti menemukan adanya outlier, oleh karena
itu perusahaan untuk tahun tertentu yang dianggap merupakan outlier
dikeluarkan dari sampel. Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh 29
perusahaan sebagai berikut:
1. PT. Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR)
Jenis perusahaan: real estate
Nilai perusahaan : 0.14 (Tahun dan 2005)
Susunan kepemilikan manajerial:
Richard Rahmadi Wiriahardja: 0.30% (Tahun 2005)
38
39
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Artha Era Primayasa : 60.42% (Tahun 2005)
Sharehaven Finance Ltd
: 19.99% (Tahun 2005)
DPK Bank Panin
: 6.55% (Tahun 2005)
2. PT. Gudang garam Tbk (GGRM)
Jenis perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 0.31 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Rachman Halim
: 0.94% (Tahun 2006)
Sumarto Wonowidjojo
: 0.52% (Tahun 2006)
Susilo Wonowidjojo
: 0.32% (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan institusonal:
PT. Suryaduta Investama : 66.80% (Tahun 2006)
PT. Suryamitra Kusuma
: 5.32% (Tahun 2006)
3. PT. Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI)
Jenis perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 0.4 (Tahun 2005), 0.02 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Sulim Herman Limbono
: 2.09% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional:
Sumitomo Electric Industries
: 78.06% (Tahun 2005-2006)
Sumitomo Corporation
: 5.00% (Tahun 2005-2006)
4. PT. Intraco Penta Tbk (INTA)
Jenis perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 0.71 (Tahun 2005), 0.03 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Halex Halim
: 3.28% (Tahun 2005-2006)
Willy Rumondor
: 0.02% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Shalumindo Investama : 36.58% (Tahun 2005-2006)
PT. Spallindo Adilong
: 29.93% (Tahun 2005-2006)
5. PT. Inti Keramik Alamsari (IKAI)
Jenis Perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 0.02 (tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Lie Tju Tjhong
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Inti Karya Megah
PT. Bank Niaga
Dynamic Leader Holding
: 5.33% (Tahun 2006)
: 41.68% (Tahun 2006)
: 6.32% (Tahun 2006)
: 24.44% (Tahun 2006)
40
6. PT. Jaka Artha Graha (JAKA)
Perusahaan: real estate
Nilai perusahaan: 0.45 (Tahun 2005), 0.02 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Muwarto
: 0.70% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Duamitra Suksessentosa : 20.70% (Tahun 2005-2006)
7. PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE)
Jenis perusahaan: others
Nilai perusahaan: 0.26 (Tahun 2005)
Susunan kepemilikan manajerial:
Yongki Wijaya
: 4.00% (Tahun 2005)
Oei Melinda Purwanto
: 2.00% (Tahun 2005)
Oei Allan Wibisono
: 1.00% (Tahun 2005)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Jasuindo Multi Investama : 64.00% (Tahun 2005)
8. PT. Jakarta Kyoei steel Works (JKSW)
Jenis perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 0.01 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Thee Ning Khong
: 1.37 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Devisi Multi Sejahtera : 30.56 (Tahun 2006)
PT. Matahari Deptanusa : 28.67 (Tahun 2006)
9. PT. Karka Yasa Profilia Tbk (KARK)
Jenis perusahaan: real estate
Nilai perusahaan: 0.24 (Tahun 2005), 0.02 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Wirjono
: 5.25% (Tahun 2005-2006)
Dwi Bagus Handoko : 1.75% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Kreasinusa Niaga Makmur : 24.99% (Tahun 2005-2006)
PT. Karka Laksita Dipta
: 16.25% (Tahun 2005-2006)
10. PT. Lautan Luas Tbk (LTLS)
Jenis perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 0.77 (Tahun 2005), 0.05 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Adyansyah Masrin : 1.02% (Tahun 2005-2006)
Indrawan Masrin : 0.57% (Tahun 2005-2006)
Jimmy Masrin
: 0.16% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Caturkarsa Megatunggal: 55 % (Tahun 2005-2006)
41
11. PT. Mas Murni Tbk (MAMI)
Jenis Perusahaan: Restaurant dan Hotel
Nilai perusahaan: 0.12 (Tahun 2005), 0.01 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Surya Atmadinata
: 2.05 (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Woluco Prima
: 10.12 (Tahun 2005-2006)
12. PT. Metrodata Electronics Tbk (MTDL)
Jenis perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 0.58 (Tahun 2005), 0.14 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Ir. Lesan Limanarja : 0.40% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional:
Ochkham Cay Holding, Ltd : 13.07% (Tahun 2005-2006)
13. PT. Hanson Industri Utama, Tbk (MYRX)
Jenis perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 0.41 (Tahun 2005), 0.34 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Inggrid Surya
: 0.55% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Ciptawira Binamandiri : 10.76% (Tahun 2005-2006)
14. PT. Nipress Tbk (NIPS)
Jenis perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 0.01 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Ferry Joedianto robertus Tandiono
Joelistio robertus Tandiono
Feliawati Robertus Tandiono
Ratnawati
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Tritan Adhitama Nugraha
Commerzbank (SEA), Ltd
: 5.45% (Tahun 2006)
: 3.95% (Tahun 2006)
: 1.50% (Tahun 2006)
: 1.50% (Tahun 2006)
: 42.13% (Tahun 2006)
: 6.00% (Tahun 2006)
15. PT. Pudjiaji & Son, Tbk (PNSE)
Perusahaan: real estate and property
Nilai perusahaan: 1.52 (Tahun 2005)
Susunan kepemilikan manajerial:
Sjukur Pudjiaji
: 12.83% (Tahun 2005)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Istana kuta Ratu Prestige
: 38.89% (Tahun 2005)
PT. Jayakarta Investindo
: 9.24% (Tahun 2005)
42
16. PT. Prima Alloy Steel (PRAS)
Jenis perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 0.6 (Tahun 2005), 0.03 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Ratnawati Sasongko : 5.91% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Enmaru Internasional
: 45.24% (Tahun 2005-2006)
PT. Roda Tunggal Perkasa
: 6.30% (Tahun 2005-2006)
Venice Enterprises Holding, Ltd : 35.37% (Tahun 2005-2006)
17. PT. Pakuwon Jati (PWON)
Jenis perusahaan: real estate
Nilai perusahaan: 0.24 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Alexander Tedja
: 0.04
Suhardi Poniman : 0.02
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Pakuwon Trijaya
: 3.8 (Tahun 2006)
PT. Pakuwon Arthaniaga : 34.31 (Tahun 2006)
Standard Merchant Bank : 16.54 (Tahun 2006)
Continental Capital Pte
: 1.46 (Tahun 2006)
18. PT. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS)
Jenis perusahaan: real estate and property
Nilai perusahaan: 0.13 (Tahun 2005), 0.05 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Richard R. Wiriahardja
: 0.61% (Tahun 2005-2006)
Maria Florentina Tulolo
: 0.61% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Bintang Mitra Semestaraya Tbk: 44.07% (Tahun 2005-206)
Aussie Properties Ltd
: 20.36% (Tahun 2005-2006)
19. PT. Rimo Catur Lestari Tbk (RIMO)
Jenis perusahaan: retail trade
Nilai perusahaan: 0.33 (Tahun 2005), 0.01 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Rita
: 1.55% (Tahun 2005-2006)
George Mohanlal Harjani : 1.35% (Tahun 2005-2006)
Richard Mohanlal Harjani : 0.12% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional :
PT. Rimo Indonesia Lestari : 66.47% (Tahun 2005-2006)
PT. Pranata Invesindo
: 15.28% (Tahun 2005-2006)
43
20. PT. Roda Panggon Harapan Tbk (RODA)
Jenis perusahaan: real estate and property
Nilai perusahaan: 0.42 (Tahun 2005), 0.02 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Richard Rachmadi Wiriahardja
: 0.02% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Ristia Bintang Mahkota Sejati : 63.29% (Tahun 2005-2006)
21. PT. Hotel Sahid Jaya Tbk (SHID)
Jenis perusahaan: hotel and travel services
Nilai perusahaan: 0.05 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Sukamdani Sahid Gotosardjono
: 5.6% (Tahun 2006)
Juliah Sukamdani
: 5.00% (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Empu Sahid Holding Internasional : 63.94% (Tahun 2006)
PT. Sahid Insanadi
: 19.61% (Tahun 2006)
22. PT. Samudera Indonesia Tbk (SMDR)
Jenis perusahaan: tansportation services
Nilai perusahaan: 0.79 (Tahun 2005), 0.01 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Sudiarso
: 1.91% (Tahun 2005-2006)
Sri Sultan hamengku Buwono X : 0.26% (Tahun 2005-2006)
Randy Effendy
: 0.12% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Samudera Indonesia Tangguh : 57.98% (Tahun 2005-2006)
PT. Ngrumat Bondo Utomo
: 8.50% (Tahun 2005-2006)
International Finance Corp.
: 8.52% (Tahun 2005-2006)
23. PT. Selamat Sempurna Tbk (SMSM)
Jenis perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 1.01 (Tahun 2005), 0.16 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Eddy Hartono
: 1.52% (Tahun 2005-2006)
Johan Kurniawan : 0.38% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Adrindo Intiperkasa
: 68.02% (Tahun 2005-2006)
24. PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM)
Jenis perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 1.16 (Tahun 2005), 0.06 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Sundjono Suriadi
: 7.41% (Tahun 2005-2006)
Benardi Widjajakusuma : 1.68% (Tahun 2005-2006)
Purnawan Suriadi
: 1.31% (Tahun 2005-2006)
44
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Susonindo Textile Investama : 57.37% (Tahun 2005-2006)
25. PT. Siantar Top Tbk (STTP)
Jenis perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 0.6 (tahun 2005), 0.12 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Shindo Sumidomo: 6.28% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institsional:
PT. Shindo Tiara Tunggal
: 60.39% (Tahun 2005-2006)
HSBC Private Equity (Asia) Tbk: 5.11% (Tahun 2005-2006)
PT. Kim Eng Securities
: 5.72% (Tahun 2005)
26. PT. Surya Dumai Industri Tbk (SUDI)
Jenis Perusahaan: manufacturing
Nilai Perusahaan: 0.76 (Tahun 2005)
Susunan kepemilikan manajerial:
Martias
: 4.67% (Tahun 2005)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Fangiono Jayaperkasa : 50.47% (Tahun 2005)
Prinsep Managment Ltd
: 21.05% (Tahun 2005)
27. PT. Tira Austenite Tbk (TIRA)
Jenis perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 1.18 (Tahun 2005)
Susunan kepemilikan manajerial:
Johny Widjaja
: 2.02% (Tahun 2005)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Mulia Dharma Sarana
: 42.52% (Tahun 2005)
PT. Martensite Unggul
: 25.15% (Tahun 2005)
PT. Widjaja Tungal Sejahtera : 25.09% (Tahun 2005)
PT. Penta Widjaja Investindo : 3.67% (Tahun 2005)
28. PT. Trimegah Securities Tbk (TRIM)
Perusahaan: securities
Nilai perusahaan: 0.57 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Avi Yasa Dwipayana : 0.77% (Tahun 2006)
Pieter Tanuri
: 0.77% (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Dwipa Miranda Lestari : 2.45% (Tahun 2006)
PT. Philadelterra Lestari : 1.45% (Tahun 2006)
PT. Trimegah Securities
: 2.50% (Tahun 2006)
United Investment
: 21.07% (tahun 2006)
45
29. PT. Wahana Phoenix Mandiri Tbk (WAPO)
Perusahaan: manufacturing
Nilai perusahaan: 0.19 (Tahun 2005), 0.02 (Tahun 2006)
Susunan kepemilikan manajerial:
Tjahja Setiawan : 0.16% (Tahun 2005-2006)
Suryani
: 0.07% (Tahun 2005-2006)
Susunan kepemilikan institusional:
PT. Lombok Mandiri Investama : 61.31% (Tahun 2005-2006)
46
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Data akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data penelitian
Metode pengumpulan data dengan menggunakan data sekunder
yaitu data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan pengolahnya
yang berupa data dokumentasi dari laporan keuangan perusahaanperusahaan pada tahun 2005-2006 yang telah terdaftar di BEI. Data
sekunder ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
(ICMD). Data ini meliputi data tentang rasio PBV, jumlah persentase
saham yang dimiliki oleh pihak manajerial perusahaan (dewan
komisaris dan direktur) pada akhir tahun, dan jumlah persentase saham
yang dimiliki oleh pihak institusional perusahaan (seperti Bank,
perusahaan asuransi, perusahaan investasi, dana pensiun, dan institusi
lainnya) pada akhir tahun.
2. Perhitungan variabel-variabel independen
a). Kepemilikan manajerial (MAN).
Variabel ini diukur dari jumlah prosentase saham yang dimiliki
oleh manajemen. Kepemilikan saham manajerial adalah pemegang
saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam
46
47
pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris).
Contoh perhitungan:
Total saham manajerial BMSR (tahun 2005) = 1.000.000
Total saham beredar BMSR (tahun 2005)= 336.000.000
Persentase saham manajerial BMSR (tahun 2005)
=
1.000.000
x 100% = 0.3 %
336.000.000
b). Kepemilikan Institusional (INST).
Variabel ini diukur dari jumlah prosentase saham yang dimiliki
oleh pihak institusi. Kepemilikan saham institusional adalah
pemegang saham oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi seperti
bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, dana pensiun, dan
institusi lainnya.
Contoh perhitungan:
Total saham institusional BMSR (tahun 2005) = 292.150.000
Total saham beredar BMSR (tahun 2005) = 336.000.000
Persentase saham institusional BMSR (tahun 2005)
=
292.150.000
x 100% = 86.96 %
336.000.000
48
Tabel V.1 : Persentase Kepemilikan
Saham Manajerial (dalam %)
KODE
RBMS
GGRM
GGRM
IKBI
IKBI
INTA
INTA
IKAI
JAKA
JAKA
JKSW
JTPE
KARK
KARK
LTLS
LTLS
MAMI
MAMI
MTDL
MTDL
MYRX
MYRX
NIPS
PNSE
PRAS
PRAS
PW ON
RBMS
RBMS
RIMO
RIMO
RODA
RODA
SMDR
SHID
SMDR
SMDR
SMSM
SMSM
SSTM
STTP
STTP
SUDI
TIRA
TRIM
TAHUN
2005
2006
2006
2005
2006
2005
2006
2006
2005
2006
2006
2005
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2006
2005
2005
2006
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2006
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2005
2006
2005
2005
2005
JUMLAH
0.30
1.58
1.58
2.09
2.09
3.30
3.30
5.33
0.70
0.70
1.33
7.00
7.00
7.00
1.75
1.75
2.05
2.05
0.40
0.40
0.55
0.55
12.40
12.80
5.91
5.91
0.06
1.22
1.22
3.02
3.02
0.02
0.02
2.29
10.60
2.29
2.29
1.90
1.90
10.40
6.28
6.28
4.67
2.02
1.54
Sumber data: Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
49
Tabel V.2 : Persentase Kepemilikan
Saham Institusional (dalam %)
KODE
RBMS
GGRM
GGRM
IKBI
IKBI
INTA
INTA
IKAI
JAKA
JAKA
JKSW
JTPE
KARK
KARK
LTLS
LTLS
MAMI
MAMI
MTDL
MTDL
MYRX
MYRX
NIPS
PNSE
PRAS
PRAS
PW ON
RBMS
RBMS
RIMO
RIMO
RODA
RODA
SHID
SMDR
SMDR
SMSM
SMSM
SSTM
STTP
STTP
SUDI
TIRA
TAHUN
2005
2006
2006
2005
2006
2005
2006
2006
2005
2006
2006
2005
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2006
2005
2005
2006
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2005
2006
2005
2005
JUM LAH
86.90
72.12
72.12
83.06
83.06
66.51
66.51
72.44
20.70
20.70
59.23
64.00
41.24
41.24
55.00
55.00
10.12
10.12
13.07
13.07
10.76
10.76
48.13
78.94
86.91
86.91
73.20
64.43
64.43
81.75
81.75
74.60
74.60
83.55
75.00
75.00
68.02
68.02
57.37
71.22
71.22
71.52
96.43
Sumber data: Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
50
3. Perhitungan variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan
yang diukur dengan rasio nilai pasar yaitu Price to Book Value (PBV).
Rasio nilai pasar didefinisikan sebagai perbandingan antara harga
penutupan saham dengan nilai buku per lembar saham biasa.
Setelah mengeluarkan outlier (cara mengeluarkan outlier pada
lampiran 2), diperoleh data PBV sebagai berikut:
Contoh perhitungan:
Harga penutupan saham BMSR (tahun 2005) = Rp 75
Nilai Buku per Lembar Saham Biasa BMSR (tahun 2005) =
Rp 175.000.000.000
= Rp 521
336.000.000
PBV BMSR (tahun 2005) =
Rp 75
= 0.14
Rp 521
51
Tabel V.3: Nilai Perusahaan
dengan Rasio PBV
KODE
RBMS
GGRM
GGRM
IKBI
IKBI
INTA
INTA
IKAI
JAKA
JAKA
JKSW
JTPE
KARK
KARK
LTLS
LTLS
MAMI
MAMI
MTDL
MTDL
MYRX
MYRX
NIPS
PNSE
PRAS
PRAS
PWON
RBMS
RBMS
RIMO
RIMO
RODA
RODA
SMDR
SHID
SMDR
SMDR
SMSM
SMSM
SSTM
STTP
STTP
SUDI
TIRA
TAHUN
2005
2006
2006
2005
2006
2005
2006
2006
2005
2006
2006
2005
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2006
2005
2005
2006
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2006
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2005
2006
2005
2005
JUMLAH
0.14
0.31
1.50
0.40
0.68
0.71
0.68
0.49
0.45
0.37
0.06
0.26
0.24
0.33
0.77
0.64
0.12
0.10
0.58
0.64
0.41
0.61
0.30
1.43
0.60
0.41
1.47
0.13
0.14
0.33
0.34
0.42
0.30
0.73
0.79
0.75
1.01
1.15
1.16
0.60
0.81
0.76
1.18
1.57
Sumber data: Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
52
4. Pengujian pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap nilai perusahaan
a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk
menguji data yang diteliti telah
memenuhi asumsi yang diberlakukan dalam pengukuran menurut teori
regresi, asumsi tersebut yaitu: autokorelasi, heteroskedastisitas, dan
multikolinieritas.
1) Uji normalitas data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi
data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Karena
menggunakan statistik parametrik, maka setiap data pada setiap
variabel harus terlebih dulu diuji normalitasnya. Bila data setiap
variabel tidak normal,
maka pengujian hipotesis tidak
bisa
menggunakan statistik parametris (Priyatno 2008:28). Jika nilai pvalue yang ditunjukkan pada asymp. sig. (2-tailed) > nilai (α ) , maka
dikatakan data sampel berdistribusi normal. Tampilan output SPSS
menunjukkan nilai z Kolmogorov Smirnov untuk kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional masing-masing adalah 1.697
dan 1.234. Nilai z ini memberikan nilai probabilitas 0.066 dan 0.095
yang diatas nilai (α) = 0.05. Jadi dapat disimpulkan, bahwa data
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terdistribusi
normal.
53
Tabel V.4: Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
MAN
47
3.2070
3.30635
.248
.248
-.168
1.697
.066
INST
47
58.6883
25.03813
.180
.108
-.180
1.234
.095
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2) Autokorelasi
Autokorelasi yaitu hubungan antara kesalahan-kesalahan yang muncul
pada data runtut waktu (time series) atau hubungan antara variabel
penganggu pada periode t dengan variabel penganggu pada periode t-1
(sebelum) atau sesudahnya. Apabila terjadi korelasi maka dinamakan
ada problem autokorelasi dan tidak bisa digunakan sebagai prediktor.
Dengan demikian koefisien estimator yang diperoleh menjadi tidak
akurat. Asumsi ini diuji dengan menggunakan Uji Durbin Watson. Bila
nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4 – du),
maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada
autokorelasi.
54
Tabel V.5: Nilai Durbin Watson
Model Summaryb
Model
1
R
.160a
R Square
.026
Adjusted
R Square
-.019
Std. Error of
the Estimate
.44633
DurbinWatson
1.484
a. Predictors: (Constant), INST, MAN
b. Dependent Variable: PBV
Tabel V.6: Lower Bound dan Upper Bound
Coefficients
95% Confidence Interval for B
Model
1
(Constant)
MAN
INST
Lower Bound
.134
-.034
-.003
Upper Bound
.819
.049
.008
Tabel V.7: Perhitungan Nilai Durbin Watson
Variabel
du < DW < (4 – du)
Hasil
Manajerial
Institusional
0.049 < 1.484 < 3.951
0.008 < 1.484 < 3.992
Tidak ada autokorelasi
Tidak ada autokorelasi
Sumber : data diolah
Nilai tabel autokorelasi diatas menunjukkan nilai DW terletak antara batas
atas atau upper bound (du) dan (4 – du). Hal ini menunjukkan tidak ada
autokorelasi dalam persamaan regresi tersebut.
55
3) Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi apabila varian penggangu tidak mempunyai
varian yang sama untuk semua observasi atau untuk satu pengamatan ke
pengamatan yang lain, sehingga mengakibatkan penaksiran regresi tidak
efisien. Heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot atau
diagram berserak. Jika tidak ada pola sistematis antara variabel-variabel
independen berarti tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam data
tersebut. Dari diagram scatterplot (pada lampiran 6) terlihat tidak ada pola
yang sistematis. Jadi dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas
dalam penelitian ini.
4) Multikolinieritas
Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui korelasi antara variabel
independen dalam model regresi. Apabila beberapa atau semua variabel
independen berkorelasi kuat, berarti ada multikol dalam model persamaan
regresi yang digunakan. Hal ini menyebabkan ketidaktepatan estimasi
sehingga mengarahkan pada kesimpulan yang menerima hipotesis nol.
Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah
dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF), apabila nilai
VIF
kurang
dari
multikolinieritas.
10
dapat
disimpulkan
tidak
terjadi
gejala
56
Tabel V.8: Nilai Variance Inflation Factor
Coefficients
Collinearity Statistics
Model
1
MAN
INST
Tolerance
.945
.945
VIF
1.058
1.058
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua variabel, yaitu kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional mempunyai nilai VIF kurang dari
10 dan angka tolerance < 1. Hal ini berarti bahwa model persamaan
regresi dalam penelitian ini bebas dari gejala multikolinieritas.
b. Pengujian Hipotesis
1). Uji F
(a). Perumusan hipotesis
H0: β 1 , β 2 = 0 Struktur kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan
saham institusional tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Ha: β 1 , β 2 ≠ 0 Struktur kepemilikan saham manajerial dan institusional
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
(b). Penentuan level of significance (α)
Taraf keyakinan dalam penelitian ini menggunakan α = 5 %. F tabel
dengan df pembilang = 2 dan df penyebut = 44, maka nilai F tabel =
3.209
57
Tabel V.9: ANOVA (b)
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
.230
8.765
8.996
df
2
44
46
Mean Square
.115
.199
F
.578
Sig.
.565a
a. Predictors: (Constant), INST, MAN
b. Dependent Variable: PBV
(c). Pengambilan keputusan
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis dan pembandingan antara F
hitung dan F tabel, maka dapat diambil keputusan sebagai berikut:
Ho diterima dan Ha ditolak, karena 0.578 < 3.209
(d). Penarikan kesimpulan
Berdasarkan tabel V.11, nilai F hitung < F tabel (0.578 < 3.209), maka
hasil dari uji F adalah H0 gagal ditolak (diterima), sehingga dapat
struktur kepemilikan saham manajerial dan institusional tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2). Uji t
(a). Perumusan hipotesis
H01: β 1 = 0 Stuktur kepemilikan saham manajerial tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Ha1: β 1 ≠ 0 Struktur kepemilikan saham manajerial berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
58
H02: β 2 = 0 Struktur kepemilkan saham institusional berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Ha2: β 2 ≠ 0
Struktur
kepemilikan
saham
institusional
tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
(b). Penentuan tingkat signifikansi
Penentuan taraf nyata atau significan level (α) yaitu ½ (0.05). T tabel
pada α = 0.025 dan df = 44, maka nilai t tabel = ± 2.015
Tabel V.10: Coefficients
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
MAN
INST
B
.476
.007
.002
Standardized
Coefficients
Std. Error
.170
.020
.003
Beta
.054
.138
t
2.805
.354
.904
a. Dependent Variable: PBV
(c). Pengambilan keputusan
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis dan pembandingan antara
t hitung (pada Tabel V.4) dan t tabel , maka dapat diambil keputusan
sebagai berikut:
H01 diterima, karena 0.354 < 2.015
H02 diterima, karena 0.904 < 2.018
(d). Penarikan kesimpulan
Berdasarkan tabel V.4, nilai untuk MAN
t hitung < t tabel dan INST
t hitung < t tabel , maka hasil dari uji t adalah H01 dan H02 gagal ditolak
Sig.
.007
.725
.371
59
(diterima) sehingga dapat disimpulkan:
1. Struktur kepemilikan saham manajerial tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
2. Struktur kepemilikan saham institusional tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
B. Pembahasan
Berikut ini akan dijelaskan interprestasi hasil penelitian yang menguji
pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap nilai perusahaan dengan
membandingkan antara hasil pengujian, penelitian terdahulu dan teori yang
mendukung penelitian ini.
Uji F: pengaruh struktur kepemilikian saham manajerial
dan
institusional terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel V.11 diperoleh nilai F-hitung
sebesar 0.578 dengan p-value 0.565. Karena F-hitung 0.578 lebih kecil dari Ftabel 3.209, dan p-value 0.565 lebih besar daripada α = 0.05 (tingkat
signifikansi) sehingga H0 diterima. Artinya struktur kepemilikan saham
manajerial dan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Secara umum, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian
sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wilopo dan Mayangsari
(2002), Suranta dan Midiastuty (2003), dan Amelia (2007). Sebaran atau
modifikasi kepemilikan oleh beberapa pihak (kepemilikan manajerial dan
60
institusional) secara bersama-sama merupakan salah satu cara untuk
mengurangi agency cost yang timbul akibat adanya masalah keagenan yang
dapat menurunkan nilai perusahaan. Adanya kontrol dari pihak manajerial dan
institusional akan mengurangi tindakan manajer yang mementingkan diri
sendiri dalam mengambil keputusan. Sehingga diharapkan dengan adanya
sebaran kepemilikan ini, kinerja manajer dapat terus diawasi oleh pihak
manajerial dan institusional bersama-sama dengan harapan terjadi peningkatan
kinerja dari pihak manajer. Apabila kinerja manajer meningkat, maka laba
perusahaan juga akan meningkat dan hal ini akan menarik minat investor
untuk menginvestasikan modalnya diperusahaan sehingga akan meningkatkan
nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan secara
simultan tidak dipengaruhi oleh struktur kepemilikan saham. Tidak
signifikannya pengaruh ini mungkin dikarenakan persentase kepemilikan
saham terbesar berada pada pemegang saham pendiri sebagai pemegang
saham pengendali (controlling sahreholders). Meskipun kepemilikan saham
cukup menyebar, tetapi persentase kepemilikan saham terbesar berada pada
pemegang saham pengendali. Husnan (2001) menyatakan kepemilikan saham
di Bursa Indonesia dan Korea relatif sama yaitu terbagi menjadi dua
kelompok, yakni pemegang saham pengendali (controlling shareholders) dan
pemegang saham minoritas (minority shareholders). Pemegang saham
pengendali mempunyai persentase saham yang lebih besar dibandingkan
pemegang
saham
minoritas,
sehingga
pemegang
saham
pengendali
61
mempunyai hak yang lebih besar untuk mengendalikan manajemen. Agency
cost yang timbul dari masalah keagenan dan mengakibatkan penurunan nilai
perusahaan dapat diminimalisir tidak hanya dengan sebaran kepemilikan tetapi
juga dengan kebijakan lain, seperti meningkatkan Dividen Payout Ratio,
dengan demikian tidak cukup banyak tersedia free cash flow guna membiayai
kegiatan yang tidak optimal, cara yang lain yaitu dengan meningkatkan
pendanaan hutang Debt Equity Ratio, karena dapat mengurangi keinginan
manajer untuk meggunakan free cash flow guna membiayai kegiatan yang
tidak optimal. Selain itu dengan pendanaan hutang, perusahaan harus
melakukan pembayaran bunga yang dapat digunakan untuk mengurangi
penghasilan yang dikenakan pajak, sehingga perusahaan akan membayar
pajak penghasilan yang lebih kecil karena menghemat membayar pajak
merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan. Dengan demikian meningkatnya
pendanaan hutang akan menarik minat investor untuk membeli saham
diperusahaan tersebut, sehingga harga saham akan naik dan nilai perusahaan
juga akan meningkat.
Uji hipotesis pertama: pengaruh struktur kepemilikan saham manajerial
terhadap nilai perusahaan.
Hasil pengujian dengan menggunakan regresi berganda menunjukkan
bahwa struktur kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa naik turunnya
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil
62
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Amelia (2007) dan Faisal
(2005) dalam Karina, tetapi bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Jensen dan Meckling (1976), Wilopo dan Mayangsari (2002), Suranta
dan Midiastuty (2003), Wahyudi dan Pawestri (2006), Auditta (2007), Losdy
(2007) yang menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh pihak manajerial
berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun
keputusan pendanaan. Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan pendapat
Jensen dan Meckling yang menyatakan bahwa kepemilikan saham 100% oleh
manajemen akan mengurangi agency cost antara manajemen dan pemilik.
Perbedaan hasil ini dikarenakan kondisi perusahaan dan pasar modal di
Indonesia berbeda dengan kondisi perusahaan dan pasar modal di negaranegara maju.
Hasil yang tidak signifikan pada penelitian terutama disebabkan
jumlah kepemilikan manajerial pada perusahaan sampel relatif kecil. Jumlah
kepemilikan manajerial yang kecil menyebabkan tidak dapat diambil
kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Dengan kepemilikan manajerial kecil, suara atau pendapat dalam
RUPS pun kecil bila dibandingkan institusional investor atau pemegang
saham mayoritas. Dengan jumlah kepemilikan yang kecil, maka keuntungan
yang diperoleh dari kepemilikan saham juga kecil. Oleh karena itu, sifat atau
kecenderungan manajer untuk memperoleh keuntungan dari dana pemegang
saham lain atau penggunaan dana perusahaan dapat dimungkinkan terjadi.
63
Uji hipotesis kedua: pengaruh struktur kepemilikan saham institusional
terhadap nilai perusahan.
Hasil
pengujian
atas
perusahaan-perusahaan
yang
go
public
menunjukkan nilai t-hitung 0.904 < 2.015 sehingga H03 gagal ditolak
(diterima), yang berarti bahwa struktur kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Amelia (2003) dan Wahyudi dan Pawestri (2006), yang menyatakan bahwa
kepemilikan saham oleh pihak institusional tidak menjadi penentu nilai
perusahaan. Akan tetapi, hasil penelitian ini bertentangan dengan teori yang
dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976), yaitu institusional investor
sebagai monitoring agents. Hal ini dikarenakan, dengan adanya pengawasan
yang efektif oleh pihak institusional maka kinerja manajer akan terus diawasi
sehingga hal ini akan mengurangi timbulnya agency cost.
Hasil pengujian bahwa kepemilikan saham institusional tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dikarenakan perusahaan masih
berkonsentrasi artinya masih terdapat kepemilikan saham mayoritas dalam
perusahaan. Menurut Sudarma (2004), kepemilikan saham pada perusahaanperusahaan di Indonesia masih didominasi oleh kalangan keluarga pendiri
perusahaan, sehingga yang terjadi bukanlah kepemilikan yang menyebar tetapi
konsentrasi kepemilikan pada perusahaan tertentu. Lebih jauh dikatakan
bahwa kepemilikan institusi di Indonesia yang dimiliki satu keluarga tersebut
mendominasi sekitar 70% saham perusahaan, oleh karena itu manajemen
perusahaan berada dalam kekuasaan keluarga, sehingga investor lain tidak
64
dapat berbuat banyak dalam pengambilan kebijakan perusahaan karena
proporsi saham yang dimiliki jumlahnya relatif sedikit.
65
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian dan menganalisis data, maka penulis
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Struktur kepemilikan saham manajerial tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Hal ini berarti bertambahnya kepemilikan manajerial
tidak mempengaruhi keputusan investor untuk membeli saham di
perusahaan dikarenakan investor cenderung mempertimbangkan
kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan daripada penambahan
kepemilikan.
2. Struktur kepemilikan saham institusional tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan Besarnya kepemilikan saham institusi dengan
pengaruh yang tidak signifikan dikarenakan sebagian besar saham
perusahaan di Indonesia masih didominasi oleh kalangan keluarga
pendiri perusahaan. Mekanisme pengawasan dan pengendalian
perusahaan yang lebih besar yang dikarenakan kepemilikan institusi
tidak mempengaruhi keputusaan investor untuk membeli saham
perusahaan.
65
66
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Jumlah sampel yang diperoleh relatif sedikit karena terbatasnya jumlah
perusahaan di Indonesia yang memiliki kepemilikan manajerial .
2. Variabel yang digunakan pada penelitian ini masih terbatas, dan mungkin
terdapat perbedaaan hasil jika disertakan variabel lain yang mempengaruhi
nilai perusahaan.
3. Model yang digunakan (Uji F) dalam penelitian ini tidak signifikan.
C. Saran
Dalam penelitian ada saran-saran bagi penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya memasukkan variabel-variabel
lain yang mempunyai pengaruh relevan terhadap nilai perusahaan.
Variabel tersebut seperti variabel fundamental perusahaan maupun
variabel makro ekonomi.
2. Diharapkan penelitian selanjutnya tetap menggunakan variabel yang sama,
tetapi dengan mengambil sampel industri keuangan atau non keuangan,
atau industri lain sehingga diperoleh perbandingan hasil penelitian.
67
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Kiki Rejeki. 2007. Skripsi: Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Industri Real Estate Dan
Properti Yang Listing Di BEJ). Universitas Brawijaya. Malang. www.feunibraw.ac.id (akses: 29 Oktober 2007).
Auditta, I. Gede. 2007. Skripsi: Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap
Kebijakan Hutang. Universitas Brawijaya. Malang.
Brigham, Eugene F. dan Houston Joel F. 1999. Manajemen Keuangan. Edisi
Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga
Brigham, Eugene F. dan Houston Joel F. 2006. Dasar – Dasar Manajemen
Keuangan. Buku 1. Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
Fama, F. Eugene. 1980. Agency Problem and the Theory of the Firm. Journal of
Political Economy. University of Chicago. Vol. 88, no.22.
Mulyadi. 2006. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif.
Buku 1 .Edisi ke-1. Bayumedia, Malang
Hasnawati, Sri. 2005. Implikasi Keputusan Investasi , Pendanaan, dan Dividen
Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. Usahawan: No.
09/Th XXXIX, September.
Hasnawati, Sri. 2005. Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan
Publik di Bursa Efek Jakarta. JAAI. Vol. 9, No.2. Desember.
Husnan, Suad. 2001. Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan:
Perbandingan Kinerja Perusahaan dengan Pemegang Saham Pengendali
Perusahaan Multinasional dan Bukan Multinasional. Jurnal Riset
Akuntansi, Manajemen, Ekonomi, Vol.1 No.1, Februari: 1-12.
Jensen, M and William. H. Meckling 1976. Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure. Finance Series.
McGraw-Hill International Editions. p: 78-133.
Juwanik. 2007. Skripsi: Pengaruh Stuktur Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Dividen dan Risiko Total terhadap Kebijakan
Hutang Perusahaan. Universitas Brawijaya. Malang.
Karyono. 2006. Skripsi: Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
67
68
Institusional, dan Penyebaran Kepemilikan Terhadap Kebijakan Hutang
Perusahaan. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Brawijaya. Malang.
Losdy, Ronalia Kartika. 2007. Skripsi: Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan
Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang. Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta
Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi. 2007. Program Studi Akuntansi, Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi. Universitas Sanata Dharma.
Prastowo, Dwi dan Rifka Julianty. 2005. Analisis Laporan Keuangan (Konsep
dan Aplikasi). Edisi Kedua. UPP AMP YKPN.
Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS (untuk Analisis Data dan Uji
Statistik). Yogyakarta: MediaKom.
Sabardi, Agus. 1994. Manajemen Keuangan. Jilid 1. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Saidi. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur Go Public di BEJ tahun 1992-2002. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi Vol.11, hal 44-59. Fak: Ekonomi, Semarang: STIE Stikubank.
Sudarma, Made. 2004. Pengaruh Struktur Kepemilikan saham, Faktor Intern,
Faktor Ekstern terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. Disertasi
Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya. Malang.
Sujoko. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern
dan Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan Vol. 9, No.1.Maret.hal. 41-48.
Suranta, Eddy dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Struktur Kepemilikan,
Nilai Perusahaan, Investasi dan Ukuran Dewan Direksi. Simposium
Nasional Akuntansi VI. Surabaya.
Suranta, Eddy dan P.S. Midiastuty. 2003. Analisis Hubungan Struktur
Kepemilikan Manajerial, Nilai perusahaan dan Investasi dengan Model
Persamaan Linear Simultan. Jurnal Riset Akuntansi. Vol.6, No.1. Januari.
Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana. 2006. Penerapan Good Corporate
Governance, Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi Kelangsungan
Usaha. Jakarta: Kencana.
Van Horne, James. C. dan J.R. Wachowicz, M. John. 2007. Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
69
Wahyudi, Untung & Hartini Prasetyaning Pawestri. 2006. Implikasi Struktur
Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan
Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX. Ikatan
Akuntan Indonesia, Padang. hal 1-20
Wahidahwati. 2001. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif teori
agensi. Simposium Nasional Akuntansi IV. Ikatan Akuntan Indonesia.
Surabaya.
Walsh, Ciaran. 2002. Key Managements Ratios: Rasio-rasio Manajemen Penting
Penggerak dan Pengendali Bisnis. Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
Wilopo dan Sekar Mayangsari. 2002. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Perilaku
Manajemen Laba, Free Cash Flow Hypothesis dan Economic Value
Added: Pendekatan Path Analysis. Simposium Nasional Keuangan.
________________, 2005. Indonesian Capital Market Directory. Jakarta: Divisi
Pengembangan dan Penelitian PT BEI.
________________,www.idx.co.id (akses: 19 Januari 2008).
________________,www. esamuel.com (akses: 30 Agustus 2007) .
70
L
A
M
P
I
R
A
N
71
LAMPIRAN 1
Data Variabel atau Data Sekunder (sebelum mengeluarkan outlier)
KODE
BMSR
CITA
GGRM
GGRM
IKBI
IKBI
INTA
INTA
IKAI
JAKA
JAKA
JKSW
JTPE
KARK
KARK
LTLS
LTLS
MAMI
MAMI
MTDL
MTDL
MYRX
MYRX
NIPS
NIPS
PNSE
PRAS
PRAS
PUDP
PUDP
PYFA
PYFA
PWON
RALS
RALS
RBMS
RBMS
RIMO
RIMO
RODA
RODA
SHID
SHID
SIMM
SIMM
SKLT
SMDR
SMDR
SMSM
TAHUN
2005
2005
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2006
2005
2006
2006
2005
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2006
2006
2005
2006
2005
MAN
0.3
0.31
1.74
1.58
2.09
2.09
3.3
3.3
5.33
0.7
0.7
1.33
7
7
7
1.75
1.75
2.05
2.05
0.4
0.4
0.55
0.55
12.4
12.4
12.8
5.91
5.91
26.9
26.9
23.1
23.1
0.06
3.71
3.71
1.22
1.22
3.02
3.02
0.02
0.02
10.6
10.6
1.4
1.4
0.12
2.29
2.29
1.9
INST
86.96
74.67
72.12
72.12
83.06
83.06
66.51
66.51
72.44
20.7
20.7
59.23
64
41.24
41.24
55
55
10.12
10.12
13.07
13.07
10.76
10.76
48.13
48.13
78.94
86.91
86.91
59.28
59.28
53.85
53.85
73.2
65.5
65.5
64.43
64.43
81.75
81.75
74.6
74.6
83.55
83.55
68.6
68.6
96.08
75
75
68.02
PBV
0.14
8.72
1.75
1.50
0.40
0.68
0.71
0.68
0.49
0.45
0.37
0.06
0.26
0.24
0.33
0.77
0.64
0.12
0.10
0.58
0.64
0.41
0.61
8.32
0.30
1.43
0.60
0.41
0.25
0.01
0.38
0.02
1.47
3.48
3.50
0.13
0.14
0.33
0.34
0.42
0.30
8.23
0.73
2.69
2.81
8.14
0.79
0.75
1.01
72
SMSM
SSTM
SSTM
STTP
STTP
SUDI
TIRA
TRIM
TRIM
WAPO
WAPO
2006
2005
2006
2005
2006
2005
2005
2005
2006
2005
2006
1.9
10.4
10.4
6.28
6.28
4.67
2.02
1.54
1.54
0.23
0.23
68.02
57.37
57.37
71.22
71.22
71.52
96.43
27.47
27.47
61.31
61.31
1.15
1.16
2.62
0.60
0.81
0.76
1.18
1.57
1.43
0.19
0.29
Perusahaan yang dicetak tebal dianggap mengandung outlier, maka akan
dikeluarkan dari sampel. Perhitungan outlier dapat dilihat pada lampiran 2.
73
LAMPIRAN 2
CARA MENGELUARKAN OUTLIER
1. Mengeluarkan outlier 1
Descriptive Statistics
N
MAN
INST
PBV
Valid N (listwise)
Variabel
PBV
MAN
INST
Standar
Deviasi
2.05527
6.45491
23.07705
60
60
60
60
Minimum
.02
10.12
.01
Mean
1.3247
4.9130
60.2120
Maximum
26.90
96.43
8.72
Mean
4.9130
60.2102
1.3247
(Standar Deviasi x
3) + Mean
7.48981
24.27773
129.44135
Std. Deviation
6.45491
23.07705
2.05527
Kesimpulan
Ada outlier
Ada outlier
Tidak ada oulier
KETERANGAN
PBV
: Terdapat outlier yaitu pada data kode perusahaan CITA tahun
2005, maka data tersebut akan dikeluarkan
MAN
: Terdapat outlier yaitu pada data kode perusahaan PUDP tahun
2005-2006, maka data tersebut akan dikeluarkan.
74
LAMPIRAN 2 (Sambungan)
CARA MENGELUARKAN OUTLIER
2. Mengeluarkan outlier 2
Descriptive Statistics
N
MAN
INST
PBV
Valid N (listwise)
Variabel
PBV
MAN
INST
Standar
Deviasi
1.84783
5.07629
23.60647
57
57
57
57
Minimum
.02
10.12
.02
Mean
1.2368
4.2223
59.9891
Maximum
23.10
96.43
8.32
Mean
4.2223
59.9891
1.2368
(Standar Deviasi x
3) + Mean
6.78029
19.45117
130.80851
Std. Deviation
5.07629
23.60647
1.84783
Kesimpulan
Ada outlier
Ada outlier
Tidak ada oulier
KETERANGAN
PBV
: Terdapat outlier yatiu pada data kode perusahaan NIPS tahun
2005, maka data tersebut akan dikeluarkan.
MAN
: Terdapat outlier yaitu pada data kode perusahaan PYFA, tahun
2005-2006, maka data tersebut akan dikeluarkan.
75
LAMPIRAN 2 (Sambungan)
CARA MENGELUARKAN OUTLIER
3. Mengeluarkan outlier 3
Descriptive Statistics
N
MAN
INST
PBV
Valid N (listwise)
Variabel
PBV
MAN
INST
Standar
Deviasi
1.61573
3.43228
24.17705
54
54
54
54
Minimum
.02
10.12
.06
Mean
1.1441
3.3717
60.4361
Maximum
12.80
96.43
8.23
Mean
3.3717
60.4361
1.1441
(Standar Deviasi x
3) + Mean
5.99129
13.66854
133.7444
Std. Deviation
3.43228
24.17705
1.61573
Kesimpulan
Ada outlier
Tidak ada outlier
Tidak ada oulier
KETERANGAN
PBV : terdapat outlier pada data kode perusahaan SHID tahun 2005, maka data
tersebut akan dikeluarkan.
76
LAMPIRAN 2 (Sambungan)
CARA MENGELUARKAN OUTLIER
4. Mengeluarkan outlier 4
Descriptive Statistics
N
MAN
INST
PBV
Valid N (listwise)
Variabel
PBV
MAN
INST
Standar
Deviasi
1.29436
3.31411
24.19303
53
53
53
53
Minimum
.02
10.12
.06
Mean
1.0087
3.2353
60.000
Maximum
12.80
96.43
8.14
Mean
3.2353
60.0000
1.0087
(Standar Deviasi x
3) + Mean
4.89178
13.17763
132.57909
Std. Deviation
3.31411
24.19303
1.29436
Kesimpulan
Ada outlier
Tidak ada outlier
Tidak ada oulier
KETERANGAN
PBV
: Terdapat outlier pada data kode perusahaan SKLT tahun 2006,
maka data tersebut akan dikeluarkan.
77
LAMPIRAN 2 (Sambungan)
CARA MENGELUARKAN OUTLIER
5. Mengeluarkan outlier 5
Descriptive Statistics
N
MAN
INST
PBV
Valid N (listwise)
Variabel
PBV
MAN
INST
Standar
Deviasi
0.83179
3.31734
23.89066
52
52
52
52
Minimum
.02
10.12
.06
Mean
0.8715
3.2952
59.3062
Maximum
12.80
96.43
3.50
Mean
3.2952
59.3062
.8715
(Standar Deviasi x
3) + Mean
3.36687
13.24722
130.97818
Std. Deviation
3.31734
23.89066
.83179
Kesimpulan
Ada outlier
Tidak ada outlier
Tidak ada oulier
KETERANGAN
PBV
: Terdapat outlier pada data kode perusahaan RALS tahun
2006, maka data tersebut akan dikeluarkan.
78
LAMPIRAN 2 (Sambungan)
CARA MENGELUARKAN OUTLIER
6. Mengeluarkan outlier 6
Descriptive Statistics
N
MAN
INST
PBV
Valid N (listwise)
Variabel
PBV
MAN
INST
Standar
Deviasi
0.75155
3.34982
24.11216
51
51
51
51
Minimum
.02
10.12
.06
Mean
0.8200
3.2871
59.1847
Maximum
12.80
96.43
3.48
Mean
3.2871
59.1847
.8200
(Standar Deviasi x
3) + Mean
3.07465
13.33656
131.52118
Std. Deviation
3.34982
24.11216
.75155
Kesimpulan
Ada outlier
Tidak ada outlier
Tidak ada oulier
KETERANGAN
PBV
: Terdapat outlier pada data kode perusahaan RALS tahun
2005, maka data tersebut akan dikeluarkan.
79
LAMPIRAN 2 (Sambungan)
CARA MENGELUARKAN OUTLIER
7. Mengeluarkan outlier 7
Descriptive Statistics
N
MAN
INST
PBV
Valid N (listwise)
Variabel
PBV
MAN
INST
Standar
Deviasi
0.65503
3.38328
24.33991
50
50
50
50
Minimum
.02
10.12
.06
Mean
0.7668
3.2789
59.0584
Maximum
12.80
96.43
2.81
Mean
3.2786
59.0584
.7668
(Standar Deviasi x
3) + Mean
2.73309
13.42874
132.0757
Std. Deviation
3.38328
24.33991
.65503
Kesimpulan
Ada outlier
Tidak ada outlier
Tidak ada oulier
KETERANGAN
PBV
: Terdapat outlier pada data kode perusahaan SIMM tahun
2006, maka data tersebut akan dikeluarkan.
80
LAMPIRAN 2 (Sambungan)
CARA MENGELUARKAN OUTLIER
8. Mengeluarkan outlier 8
Descriptive Statistics
N
MAN
INST
PBV
Valid N (listwise)
Variabel
PBV
MAN
INST
Standar
Deviasi
0.59097
3.40735
24.55277
49
49
49
49
Minimum
.02
10.12
.06
Mean
0.7251
3.3169
58.8637
Maximum
12.80
96.43
2.69
Mean
3.3169
58.8637
.7251
(Standar Deviasi x
3) + Mean
2.49801
13.53895
132.52201
Std. Deviation
3.40735
24.55277
.59097
Kesimpulan
Ada outlier
Tidak ada outlier
Tidak ada oulier
KETERANGAN
PBV
: Terdapat outlier pada data kode perusahaan SIMM tahun 2005,
maka data tersebut harus dikeluarkan.
81
LAMPIRAN 2 (Sambungan)
CARA MENGELUARKAN OUTLIER
9. Mengeluarkan outlier 9
Descriptive Statistics
N
MAN
INST
PBV
Valid N (listwise)
Variabel
PBV
MAN
INST
Standar
Deviasi
0.52233
3.43180
24.77107
48
48
48
48
Minimum
.02
10.12
.06
Mean
0.6842
3.3569
58.6608
Maximum
12.80
96.43
2.62
Mean
3.3569
58.6608
.6842
(Standar Deviasi x
3) + Mean
2.25119
13.6523
132.97401
Std. Deviation
3.43180
24.77107
.52233
Kesimpulan
Ada outlier
Tidak ada outlier
Tidak ada oulier
KETERANGAN
PBV
: Terdapat outlier pada data kode perusahaan SSTM tahun 2006,
maka data tersebut harus dikeluarkan.
82
LAMPIRAN 2 (Sambungan)
CARA MENGELUARKAN OUTLIER
10. Mengeluarkan outlier 10
Descriptive Statistics
N
MAN
INST
PBV
Valid N (listwise)
Variabel
PBV
MAN
INST
47
47
47
47
Standar
Deviasi
0.44222
3.30635
25.03813
KETERANGAN
Data sudah bebas dari outlier
Minimum
.02
10.12
.06
Mean
0.6430
3.2070
58.6883
Maximum
12.80
96.43
1.75
Mean
3.2070
58.6883
.6430
(Standar Deviasi x
3) + Mean
1.96
13.12605
133.80269
Std. Deviation
3.30635
25.03813
.44222
Kesimpulan
Ada outlier
Tidak ada outlier
Tidak ada oulier
83
LAMPIRAN 3
Hasil Uji F
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
.230
8.765
8.996
df
2
44
46
Mean Square
.115
.199
F
.578
Sig.
.565a
t
2.805
.354
.904
Sig.
.007
.725
.371
a. Predictors: (Constant), INST, MAN
b. Dependent Variable: PBV
LAMPIRAN 4
Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
MAN
INST
B
.476
.007
.002
a. Dependent Variable: PBV
Std. Error
.170
.020
.003
Standardized
Coefficients
Beta
.054
.138
84
LAMPIRAN 5
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
MAN
47
3.2070
3.30635
.248
.248
-.168
1.697
.066
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
LAMPIRAN 6
Hasil Uji Heterokedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: PBV
Regression
Standardized
Predicted Value
2
1
0
-1
-2
-1
0
1
2
Regression Studentized Residual
INST
47
58.6883
25.03813
.180
.108
-.180
1.234
.095
85
BIODATA PENULIS
NAMA
: SELVI SAKTI TINAMBUNAN
JENIS KELAMIN
: PEREMPUAN
TEMPAT, TANGGAL LAHIR: BANJARBARU, 9 SEPTEMBER 1985
AGAMA
: KRISTEN PROTESTAN
ALAMAT ASAL
: JL. SIDODADI 1 NO: 54, RT.10/ 5
LOKTABAT, BANJARBARU,
KAL-SEL 70712
PENDIDIKAN
: TK PLN BANJARBARU
SDN UTARA 1 BANJARBARU
SLTP NEGERI 1 BANJARBARU
SLTA NEGERI 1 BANJARBARU
UNIVERSITAS SANATA DHARMA (S1)
Download