I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya kelompok tani adalah organisasi yang memiliki fungsi sebagai media musyawarah petani. Di samping itu, organisasi ini juga memiliki peran dalam akselerasi kegiatan program pembangunan pertanian. Kelompok tani dibentuk oleh dan untuk petani, guna mengatasi masalah bersama dalam usahatani . Sejak program Bimbingan Massal (Bimas) tahun 1968 dan Intensifikasi Khusus (Insus) tahun 1979, Supra Insus tahun 1986/87, peran kelompok tani makin dibutuhkan. Bahkan pembentukan kelompok tani seakan menjadi kewajiban, dan bukan kebutuhan petani. Penyaluran kredit usahatani (KUT) dan program-program bantuan pemerintah untuk pertanian selalu disalurkan melalui kelompok tani, karena dinilai lebih efisien. Konsekuensinya, semua desa harus membentuk kelompok tani untuk mendapat fasilitas layanan pemerintah. Semua petani secara otomatis dijadikan sebagai anggota kelompok. Tidak mengherankan jika banyak petani yang tidak tahu mereka termasuk sebagai anggota kelompok apa dan siapa ketua kelompoknya. Pada saat ini kelompok tani diperbesar menjadi gabungan kelompok tani pada satu wilayah administratif tertentu atau dikenal dengan istilah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 93/Kpts/OT.210/3/1997 tentang pedoman Pembinaan Kelompok Tani-Nelayan. Gabungan Kelompok tani adalah merupakan gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani lainnya . Secara konseptual peran kelompok tani lebih merupakan suatu gambaran tentang kegiatan-kegiatan kelompok tani yang dikelola berdasarkan kesepakatan anggotanya. Kegiatan tersebut dapat berdasarkan jenis usaha, atau unsur-unsur subsistem agribisnis, seperti pengadaan sarana produksi, pemasaran, pasca panen, pengolahan hasil panen dan sebagainya. Pemilihan kegiatan kelompok tani ini 2 sangat tergantung pada kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial ekonomi, keakraban, saling mempercayai, dan keserasian hubungan antar petani, sehingga dapat merupakan faktor pengikat untuk kelestarian kehidupan berkelompok, dimana tiap anggota kelompok dapat merasa memiliki dan menikmati manfaat sebesar-besarnya dari kelompok tani. Peranan kelompok tani juga dapat dimainkan tiap waktu oleh pemimpin kelompok maupun oleh anggota lainnya. Pemimpin kelompok tani memiliki peran sebagai koordinator, dimana mereka yang menjelaskan atau menunjukkan hubungan antara berbagai pendapat dan saran, sementara tiap anggota dalam kelompok tentu boleh memainkan lebih dari satu peran dalam partisipasi kelompok. Disamping itu, pemimpin kelompok juga sebagai penggerak kelompok untuk bertindak atau mengambil keputusan, dan berusaha memberi semanagat pada kelompok tani . II. TUJUAN PRATIKUM 1. Untuk mengetahui banyaknya kelompok tani yang aktif di desa tersebut 2. untuk mengetahui jenis-jenis kelmpok tani serta peran aktif kelompok tersebut di masyarakat III. TINJAUAN PUSTAKA Sebagai makhluk sosial yang memiliki tingkah laku sosial dan hidup dalam satu medan sosial, maka setiap individu akan mengarahkan dirinya pada pribadi lainnya, yaitu untuk bergabung dan berkelompok dengan orang-orang lain. Dengan demikian individu tersebut akan menjadi anggota kelompok serta menjadi bagian dari kelompok tersebut (Nuraini & Satari 2005). Menurut Iver dan Page (Mardikanto 1993), kelompok adalah merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi serta memiliki kesadaran untuk saling tolong menolong. Pengertian kelompok tani menurut Kementerian Pertanian (2007) adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Keanggotaan kelompok tani berjumlah 20-25 orang dan atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat serta usahataninya. Ikatan dalam kelompok berpangkal pada keserasian dalam arti mempunyai pandangan, kepentingan, dan kesenangan yang sama. Diantara ketua kelompok tani dan anggota kelompok maupun diantara sesama anggota terjalin hubungan yang luwes dan wajar. Berbagai bentuk dan jenis kelompok tani pernah dibentuk dan dikembangkan di Indonesia. Berdasarkan kemampuan, yang didasarkan pada sepuluh jurus kemampuan dalam program BIMAS (Bimbingan Massal), kelompok tani dapat dibedakan menjadi empat kelas, yaitu: kelas Pemula, kelas Lanjut, kelas Madya, dan kelas Utama (Deptan 2002). Meningkatnya partisipasi anggota kelompok akan meningkatkan kedinamisan kelompok. Kedinamisan kelompok tersebut akan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada anggota untuk bekerjasama dan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, sehingga tujuan bersama dapat dicapai. Kelompok tani yang dinamis ditandai oleh selalu adanya kegiatan ataupun interaksi, baik di dalam maupun dengan pihak luar dalam upaya mencapai tujuan kelompok (Syahyuti, 2007). IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 1. Nama TTL Pekerjaan Anak Alamat Nama Kelompok Tahun Mulai Bentuk Kegiatan Basis Kelompok Dokumentasi 2. Nama TTL Pekerjaan Anak Alamat Nama Kelompok : Suyatno : Desa Tangsi Duren, 17 April 1973 : Petani : 2 orang : Desa Tangsi Duren : Kelompok Tani Karya Muda : 2007 : Arisan setiap bulannya : Perternakan : : Tini : Desa Tangsi Duren, 06 juli 1976 : Petani : 2 orang : Desa Tangsi Duren : Kelompok Tani Rosela Tahun Mulai Bentuk Kegiatan Basis Kelompok Dokumentasi 3. Nama TTL Pekerjaan Anak Alamat Nama Kelompok Tahun Mulai Bentuk Kegiatan Basis Kelompok Dokumentasi : 2017 : Arisan setiap bulannya : Pembibitan : : Bapak Siran : Desa Tangsi Duren, 09 januari 1968 : Petani : 4 orang : Desa Tangsi Duren : Kelompok Tani Jaya : 2017 : Arisan setiap bulannya : Pertanian : 4. Nama TTL Pekerjaan Anak Alamat Nama Kelompok Tahun Mulai Bentuk Kegiatan Basis Kelompok : Bapak Riswanto : Desa Tangsi Duren, 01 April 1978 : Petani : 3 orang : Desa Tangsi Duren : Kelompok Tani Jaya : 2017 : Arisan setiap bulannya : Pertanian Dokumentasi : 4.2. Pembahasan Pada pratikum kali ini kami melakukan pratikum tentang kelompok tani lokasinya di Desa Tangsi Duren Kecamatan Kabawetan , Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Partikum kali ini dilaksanakan pada tanggal 6-8 april 2018, di mana pada pratikum kali ini kami mewawancarai 4 orang responden. Penumbuhan kelompok tani dapat dimulai dari kelompok yang bersifat informal yang sudah ada di masyarakat yang selanjutnya melalui kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan menuju bentuk kelompok tani yang semakin terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam meningkatkan produksi dan pendapatan dari usahataninya. Kelompok tani juga dapat ditumbuhkan dari petani dalam satu wilayah, dapat berupa satu dusun atau lebih, satu desa atau lebih, dapat berdasarkan domisili atau hamparan tergantung dari kondisi lingkungan masyarakatnya dan usahataninya. Jumlah anggota kelompok tani 20 sampai 25 petani atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usahataninya. Kegiatan kelompok tani yang dikelola tergantung pada kesepakatan anggotanya. Kegiatan kelompok tani dapat berdasarkan jenis usaha, dan unsur-unsur subsistem agribisnis, contohnya kelompok tani yang dikelola berdasarkan pengadaan sarana produksi, produksi, pasca panen, dan pemasaran . V. KESIMPULAN Dari data kami dapat menyimpulkan bahwasanya masyarakat Desa Tangsi Duren mayoritas memiliki propesi sebagai petani di mana kebanyakan dari mereka sudah mengikuti kelompok tani bahkan hampir seluruh masyarkat Desa Tangsi Duren sudah aktif dikelompok tani. Dari kelompok tani yang sudah mereka ikuti kebanyakan dari mereka sangatalah aktif sehingga banyak sekali bantuan melalui kelompok tani yang tersalurkan langsung ke mereka. VI. DAFTAR PUSTAKA Nuraini dan Satari. 2005. Sosiologi Pedesaan. UMM Press. Malang Mardikanto . 1993. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian , Edisi Pertama, Gajah Mada University Press. Jogyakarta Deptan. 2002. Pengertian Kelompok Tani Menurut Kementrian Pertanian. Jakarta Syahyuti. 2007. Kedinamisan Kelompok Tani. PT Cendikia Muda. Jakarta LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PEDESAAN (KEBUDAYAAN) SISTEM KEMASYARAKATAN DAN SISTEM KEKERABATAN “KELOMPOK TANI” DESA TANGSI DUREN KECAMATAN KABAWETAN KABUPATEN KEPAHIANG Disusun oleh : Nama : 1. Reddais Tito Pratamajaya (E1D017146) 2. Wisnu Febrian (E1D017143) 3. Ahklaqul Islam Indah (E1D017145) Kelas :C&D Prodi : Agribisnis Dosen : Ir. Agus Purwoko, M.Sc Ir. Ellys Yulianti, M.Si PRODI AGRIBISNIS JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2018 LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PEDESAAN (KEBUDAYAAN) SISTEM KEMASYARAKATAN DAN SISTEM KEKERABATAN “ORGANISASI DESA” DESA TANGSI DUREN KECAMATAN KABAWETAN KABUPATEN KEPAHIANG Disusun oleh : Nama : 1. Aldi Septiadi (E1D017149) 2. M Idham Bagaskara (E1D017147) 3. Fauzi Tieo Anggara (E1D017150) Kelas :C&D Prodi : Agribisnis Dosen : Ir. Agus Purwoko, M.Sc Ir. Ellys Yulianti, M.Si PRODI AGRIBISNIS JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2018