MAKALAH AUDITING “PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS” Dosen Pengampu: DR.DALIBAS,SE,MM.,M.AK Disusun Oleh: 1. Andika Pirmansah (1810631030081) S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SINGAPEBANGSA KARAWANG 2020 i KATA PENGANTAR Marilah kita panjatkan puji serta syukur Kehadirat Tuhan yang maha kuasa, yang telah memberikan anugerah dan karunia-Nya kepada kita, sehingga masih diberikan Rezeki, kesehatan, kekuatan, dan kemampuan untuk terus belajar dan berkarya, yang semoga dapat bermanfaat bagi kemajuan bangsa. Makalah ‘AUDITING” ini kami harapkan dapat memberikan wawasan kepada kita tentang penjelasan umum mengenai AUDITING sehingga dapat dimanfaatkan dan di aplikasikan dalam kebutuhan kerja. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikanya makalah ini. Penulis ii DAFTAR ISI Kata Pengantar .............................................................................................. i Daftar Isi ......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 2 1.3. Tujuan ......................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3 2.1. PERENCANAAN ....................................................................... 3 2.2. MENERIMA KLIEN DAN MELAKUKAN PERENCANAAN AUDIT AWAL ........................................................................... 4 2.3. MEMAHAMI BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN ..................... 6 2.4. MENILAI RISIKO BISNIS KLIEN ........................................... 9 2.5. MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS PENDAHULUA..........................................................................9 2.6. IKHTISAR BAGIAN DARI PERENCANAAN AUDIT........... 10 2.7. PROSEDUR ANALITIS ............................................................ 10 2.8. LIMA JENIS PROSEDUR ANALITIS ..................................... 11 2.9. RASIO KEUANGAN YANG UMUM ...................................... 11 BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12 3.1. Kesimpulan ................................................................................. 12 3.2. Saran ........................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13 iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Auditing bagi perusahaan merupakan hal yang cukup penting karena memberikan pengaruh besar dalam kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Pada awal perkembangannya auditing hanya dimaksudkan untuk mencari dan menemukan kecurangan serta kesalahan, kemudian berkembang menjadi pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas kebenaran penyajian laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam pengambilan keputusan. Seiring berkembangannya perusahaan, fungsi audit semakin penting dan timbul kebutuhan dari pemerintah, pemegang saham, analis keuangan, bankir, investor, dan masyarakat untuk menilai kualitas manajemen dari hasil operasi dan prestasi para manajer. Untuk mengatasi kebutuhan tersebut, timbul audit manajemen sebagai sarana yang terpercaya dalam membantu pelaksanaan tanggungjawab mereka dengan memberikan analisis, penilaian, rekomendasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat : untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepatyang mencukupi pada situasi yang dihadapi, untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar, dan untukk menghindarkan kesalahpahaman dengan klien. Jika kantor akuntan publik ingin meminimalkan kewajiban hukum dan mempertahankan reputasi yang baik dalam masyarakat bisnis, bukti yang tepatmencukupi harus diperoleh. Agar tetap kompetitif, antor akuntan publik harus menjaga kewajaran biayanya. Menghindari kesalahan pahaman dengan kliendan memfasilitasi pekerjaan berkualitas tinggi dengan biaya yang wajar. 1 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa itu perencanaan? 2. Bagaimana menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal ? 3. Bagaimana memahami dan industri klien ? 4. Bagaimana menilai resiko bisnis klien? 5. Bagaimana melakukan prosedur analitis pendahuluan ? 6. Apa ikhtisar bagian dari perencanaan audit ? 7. Apa prosedur analitis ? 8. Apa lima jenis prosedur analitis ? 9. Apa rasio keuangan yang umum ? 1.3. Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal berikut : 1. Penjelasan Tentang Perencanaan 2. Bagaimana menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal 3. Bagaimana memahami dan industri klien 4. Bagaimana menilai resiko bisnis klien 5. Bagaimana melakukan prosedur analitis pendahuluan 6. Ikhtisar bagian dari perencanaan audit 7. Prosedur analitis 8. Lima jenis prosedur analitis 9. Rasio keuangan yang umum 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. PERENCANAAN Prinsip-prinsip yang mendasari standar auditing AICPA menunjukkan : “Auditor harus merencanakan pekerjaan dan memsupervisi setiap asisten secara memadai.” Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat : untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi pada situasi yang dihadapi, untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar, dan untuk menghindarkan kesalahpahaman dengan klien Ada dua istilah risiko : a. Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audir risk) adalah ukuran seberapa besar auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. Apabila auditor memutuskan untuk memilih risiko audit yang dapat diterima yang lebih rendah, ini berarti auditor menginginkan kepastian yang lebih besar bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah saji secara material. Risiko nol persen berarti kepastian, dan risiko 100 persen berarti sama sekali tidak yakin. b. Risiko inheren adalah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji yang material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan pengendalian internal. Penilaian risiko audit yang dapat diterima dan risiko inheren adalah bagian yang penting dari perencanaan audit, karena hal itu membantu menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan dan staf yang dibutuhkan untuk penugasan itu. 3 2.2. MENERIMA KLIEN DAN MELAKUKAN PERENCANAAN AUDIT AWAL Perencanaan audit awal (initial audit planning) melibatkan empat hal, yang semuanya harus dilakukan lebih dulu dalam audit. 1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang ada sekarang. 2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit. 3. Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memahami syaratsyarat penugasan yang ditetapkan klien. 4. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk staf penugasan dan setiap spesialis audit yang diperlukan. Investigasi Atas Klien Baru Sebelum enerima klien baru, kebanyakan kantor akuntan publik akan menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukan akseptabilitasnya. Kantor itu melakukannya dengan memeriksa, sejauh memungkinkan, prospektif klien ini dalam komunitas bisnis, stabilitas keuangannya, dan hubungannya dengan kantor akuntan publik sebelumnya. Untuk calon klien yang sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain, auditor yang baru (auditor penerus) diharuskan oleh standar auditing untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu. Tujuan persyaratan ini adalah untuk membantu auditor penerus mengevaluasi apakah ia akan menerima penugasan tersebut. Klien Yang Berlanjut Setiap tahun banyak KAP mengevaluasi klienklien yang ada saat ini guna menentukan apakah ada alasan untuk menghentikan audit. Konflik yang terjadi sebelumnya menyangkut ruang lingkup audit yang tepat, jenis pendapat yang akan diberikan, fee yang belum dibayar, atau hal-hal lain dapat menyebabkan auditor menghentikan kerjasamanya. Auditor dapat juga mengundurkan diri setelah menentukan bahwa klien tidak mempunyai integritas. Meskipun tidak ada kondisi yang telah dibahas sebelumnya, KAP dapat memutuskan untuk menolak 4 meneruskan audit karena risikonya sangat tinggi. Mengidentifikasi Alasan Klien Untuk Penugasan Audit Dua faktor utama yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima adalah pemakai laporan keuangan yang mungkin dan maksudnya menggunakan laporan tersebut. Auditor mungkin akan mengumpulkan lebih banyak bukti audit apabila laporan keuangan diunakan secara ekstensif, seperti yang sering terjadi pada perusahaan terbuka, yang memiliki utang yang besar, dan perusahaan yang akan dijual dalam waktu dekat. Memahami Klien Pemahaman yang jernih tentang syarat-syarat penugasan harus dimiliki oleh klien dan KAP. Standar auditing mensyaratkan bahwa auditor harus mendokumentasikan pemahamannya dengan klien dalam surat penugasan (engagement letter), termasuk tujuan penugasan, tanggung jawab auditor dan manajemen, identifikasi kerangka kerja pelaporan keuangan yang digunakan oleh manajemen, referensi ke bentuk dan isi laporan audit yang diharapkan, serta batasan-batasan penugasan. Mengembangkan Strategi Audit Secara Keseluruhan Setelah memahami alasan klien untuk melakukan audit, auditor harus mengembangkan dan mendokumentasikan strategi audit pendahuluan, yang menetapkan lingkup, penetapan waktu, dan arah audit serta memandu pengembangan rencana audit. Strategi ini harus mempertimbangkan sifat bisnis dan industri klien, termasuk bidang-bidang di mana terdapat risiko salah saji yang signifikan yang lebih besar. Auditor juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti jumlah lokasi klien dan keefektifan pengendalian klien di masa lalu, dalam mengembangkan pendekatan audit pendahuluan. Strategi yang terencana akan membantu auditor menentukan sumber daya yang diperlukan dalam 5 penugasan itu termasuk penyusunan staf penugasan. a. Memilih Staf Untuk Melakukan Penugasan Auditor harus menempatkan staf yang tepat pada penugasan agar sesuai dengan standar auditing dan untuk meningkatkan efisiensi audit. Salah satu prinsip dasar dalam standar auditing adalah bahwa : “Auditor bertanggung jawab untuk memiliki kompetensi dan kemampuan yang memadai demi malaksanakan audit.” Karena itu, setiap staf yang ditugaskan harus mengingat persyaratan tersebut disamping harus mempunyai pengetahuan tentang industri klien. b. Mengevaluasi Kebutuhan Akan Spesialis Dari Luar Jika audit membutuhkan pengetahuan khusus, mungkin kantor akuntan perlu berkonsultasi dengan spesialis. Standar auditing menetapkan persyaratan untuk memilih spesialis dan mereview pekerjaannya. 2.3. MEMAHAMI BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN Pemahaman yang menyeluruh atas bisnis dan industri klien serta pengetahuan tentang operasi perusahaan sangat penting bagi auditor untuk melaksanakan audit yang memadai. Prinsip- prinsip dasar lain dalam standar auditing menyatakan : “Auditor mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, berdasarkan pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas.” Beberapa factor telah meningkatkan arti penting dari pemahaman atas bisnis dan industry klien : a. Teknologi informasi yang menghubungkan perusahan klien dengan pelanggan dan pemasok utama. Akibatnya auditor memerluhkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang pelanggan dan pemasok utama itu serta risiko yang berkaitan. 6 b. Klien telah memperluas operasinya secara global yang sering kali melalui joint venture atau aliansi strategis. c. Teknologi informasi mempengaruhi proses internal klien yang meningkatkan mutu dan ketepatan waktu informasi akuntansi. d. Semakin pentingnya modal manuasia dan aktiva tak berwujud lainnya. Industri Dan Lingkungan Eksternal Tiga alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang industri klien dan lingkungan eksternal adalah : a. Risiko yang berkaitan dengan industri tertentu dapat mempengaruhi penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima dan bahkan dapat mempengaruhi auditor dalam menerima penugasan pada industri yang lebih berisiko. b. Risiko inheren tertentu sudah umum bagi semua klien dalam industri tertentu. Familiaritas dengan risiko-risiko tersebut akan membantu auditor dalam menilai relevansinya bagi klien bersangkutan. c. Banyak industri memiliki persyaratan akuntansi yang unik yang harus dipahami auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien telah sesuai dengan standar akuntansi. Operasi Dan Proses Bisnis a. Kunjungan Ke Pabrik Dan Kantor Kunjungan ke fasilitas klien dapat membantu auditor memperoleh pemahaman yang lebih baik atas kegiatan bisnis klien, karena kunjungan tersebut akan memberikan kesempatan untuk mengamati kegiatan perusahaan secara langsung dan bertemu dengan karyawan kunci. b. Mengidentifikasi Pihak Yang Berkaitan Transaksi dengan pihak terkait sangat penting bagi auditor karena prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan transaksi itu diungkapkan dalam laporan keuangan jika material. Pihak terkait (related party) didefinisikan dalam standar auditing sebagai perusahaan afiliasi, pemilik utama 7 perusahaan klien, atau pihak lainnyayang bersangkutan dengan klien itu, di mana salah satu pihak dapat mempengaruhi manajemen atau kebijakan operasi pihak lain itu. Manajemen Dan Tata Kelola a. Kode Etik Perusahaan sering mengomunikasikan standar nilai dan etika perusahaan melalui pernyataan kebijakan serta kode perilaku. Auditor harus mengetahui kode etik perusahaan dan menelaah setiap perubahan serta pengecualian dari kode perilaku yang berdampak terhadap sistem tata kelola dan integritas serta nilai etis terkait dari manajemen senior. b. Notulen Rapat Notulen rapat perusahaan (corporate minutes) adalah catatan resmi tentang pertemuan dewan direksi dan para pemegang saham. Notulen ini mencakup otorisasi dan ikhtisar kunci mengenai topik-topik penting yang dibahas pada pertemuan tersebut dan keputusan yang diambil oleh para direktur serta para pemegang saham. Otorisasi umum dalam notulen rapat ini mencakup kompensasi bagi para pejabat perusahaan, kontrak dan perjanjian baru, akuisisi properti, pinjaman dan pembayaran dividen. Tujuan Dan Strategi Klien Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas untuk mencapai tujuan organisasi. Auditor harus memahami tujuan klien yang berkaitan dengan : 1. Reliabilitas pelaporan keuangan 2. Efektivitas dan efisiensi operasi 3. Ketaatan pada hukum dan peraturan Pengetahuan tentang tujuan dan strategi klien akan membantu auditor menilai risiko bisnis dan risiko inheren klien dalam laporan keuangan. Sebagai bagian dari pemahaman atas tujuan klien yang berkaitan dengan 8 ketaatan pada hukum dan peraturan, auditor harus menguasai syarat-syarat kontrak dan kewajiban hukum lainnya. Ini dapat meliputi beragam pos seperti wesel jangka panjang dan utang obligasi, opsi saham, program pension, kontrak dengan pemasok untuk pengiriman perlengkapan di masa mendatang, kontrak dengan pemerintah untuk menyelesaikan dan mengirimkan produk yang dibuat, perjanjian royalti, kontrak perserikatan, dan lease. Sebagian besar kontrak ini merupakan kepentingan utama pada setiap bagian audit dan, pada praktiknya, mendapat perhatian khusus selama fase yang berbeda dari pengujian yang terinci. 2.4. MENILAI RISIKO BISNIS KLIEN Auditor menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dari pemahaman strategis atas bisnis dan industri klien untuk menilai risiko bisnis klien (client business risk), yaitu risiko bahwa klien akan gagal dalam mencapai tujuannya. Risiko bisnis klien dapat timbul dari banyak faktor yang mempengaruhi klien dan lingkungannya, seperti teknologi baru yang mengikis keunggulan kompetitif klien, atau klien gagal melaksanakan strateginya sebaik pesaing. Perhatian utama auditor tertuju pada risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh risiko bisnis klien. Manajemen adalah sumber utama untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien. Dalam perusahaan publik, manajemen harus melaksanakan evaluasi yang menyeluruh atas risiko bisnis klien yang relevan yang mempengaruhi pelaporan keuangan agar mampu meyakinkan laporan keuangan kuartalan dan tahunan, dan untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian dan prosedur pengungkapan. 2.5. MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS PENDAHULUAN Auditor melaksanakan prosedur analitis pendahuluan untuk memahami dengan lebih baik bisnis klien dan untuk menilai risiko bisnis klien. Salah satu prosedur bisnis tersebut membandingkan rasio klien dengan benchmark 9 industri atau pesaing untuk mengindikasikan kinerja perusahaan. Pengujian pendahuluan seperti itu dapat mengungkapkan perubahan yang tidak biasa dalam rasio yang dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau dengan ratarata industri, sehingga membantu auditor mengidentifikasi area yang mengalami kenaikan risiko salah saji yang membutuhkan perhatian lebih lanjut selama audit. 2.6.IKHTISAR BAGIAN DARI PERENCANAAN AUDIT Tujuan utama dari perencanaan audit adalah memahami bisnis dan industri klien yangakan digunakan untuk menilai risiko audit yang dapat diterima, risiko bisnis klien, dan risikosalah saji yang material dalam laporan keuangan 2.7. PROSEDUR ANALITIS Prosedur analitis didefinisikan oleh standar auditing sebagai evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan menganalisis hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan nonkeuangan. Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lain terlihat wajar berkaitan dengan ekspektasi auditor. Ketika melaksanakan prosedur analitis, investigasi auditor atas fluktuasi yang tidak biasa yang dipicu oleh hubungan antara data keuangan dan nonkeuangan yang berbeda dengan ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah satu dari ketiga waktu selama penugasan : 1. Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk membantu menentukan sifat, luas, dan penetapan waktu prosedur audit. Ini membantu auditor mengidentifikasi hal-hal signifikan yang nantinya memerlukan perhatian khusus dalam penugasan. 2. Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tahap pengujian audit sebagai pengujian substantif untuk mendukung saldo akun. 3. Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesaian audit. 10 Pengujian semacam itu berfungsi sebagai review akhir atas salah saji yang material atau masalah keuangan, dan membantu auditor mengambil “pandangan objektif” akhir pada laporan keuangan yang telah diaudit. 2.8. LIMA JENIS PROSEDUR ANALITIS Biasanya auditor membandingkan saldo dan rasio klien dengan saldo dan rasio yang diharapkan dengan menggunakan satu atau lebih jenis prosedur analitis berikut. Dalam setiap kasus, auditor membandingkan data klien dengan : 1. Data industri. 2. Data periode sebelumnya yang serupa. 3. Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien. 4. Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor. 5. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data nonkeuangan. 2.9. RASIO KEUANGAN YANG UMUM Analisis keuangan yang umum dapat mengidentifikasi secara efektif bidang permasalahan yang mungkin, di mana auditor dapat melakukan analisis tambahan dan pengujian audit, serta bidang permasalahan yang dihadapi perusahaan di mana auditor dapat memberikan bantuan lainnya. Ketika menggunakan rasio ini, auditor harus memastikan untuk melakukan perbandingan yang tepat. Perbandingan yang paling penting adalah bagi perusahaan tersebut dalam tahun-tahun terdahulu dan terhadap rata-rata industri atau perusahaan serupa untuk tahun yang sama. 11 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Sebelum menerima suatu penugasan, auditor harus memastikan bahwa penugasantersebut dapat diselesaikan sesuai dengan semua standar profesional, termasuk standar auditing, kode etik akuntan, dan standar pengendalian mutu. Tahap-tahap penting dalam penerimaan suatu penugasan meliputi: evaluasi integritas manajemen, mengidentifikasi keadaan-keadaan khusus dan resiko tak biasa, menentukan kompetensi, menilai independensi, menentukan bahwa pekerjaan dapat dilaksanakan dengan cermat dan teliti, serta menerbitkansurat penugasan. Penetapan perencanaan yang tepat merupakan pekerjaan yang cukup sulit dalam melaksanakan audit yang efisien dan efektif. Tahapan-tahapan perencanaan meliputi pekerjaan mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri klien, melaksanakan prosedur analitis, menentukan pertimbangan awal, tingkat materialitas, mempertimbangkan resikoaudit, mengembangkan strategi awal audit untuk asersi-asersi signifikan, dan mendapatkan pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien. 3.2. Saran Perlunya perangkat hukum yang pasti guna mengatur akuntan publik di Indonesia untuk melengkapi aturan main yang sudah ada. Hal ini dibutuhkan agar disatu sisi kalangan profesi dapat menjalankan tanggung jawab profesionalnya dengan tingkat kepatuhan yang tinggi, dan disisi lain masyarakat akan mempunyai landasan yang kuat bila sewaktu-waktu akan melakukan penuntutan tanggung jawab profesional terhadap akuntan publik 12 DAFTAR PUSTAKA Arens A. Alvin, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2015. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi. Jilid 1. Edisi Lima Belas-Jakarta. Erlangga. www.coureshero.com 13