Uploaded by User48686

ppt proposal

advertisement
Proposal Penelitian Program Kreativitas Mahasiswa
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SALAM DAN EKSTRAK DAUN SIRSAK
TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA GOUT ATHRITIS
LANSIA USIA 45-60 TAHUN DI POSBINDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS NUSA
INDAH BENGKULU
Disusun Oleh
:
Winka Orlando Saputra
Syifa Fauziah
Jurusan
:
Dosen Pembimbing :
Gizi
Kamsiah, SST.,M.Kes
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN GIZI
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pola Hidup
Penurunan
Fungsi
Fisiologis
Akibat Usia
Gout Athritis
Asupan
Tinggi Purin
LATAR BELAKANG
Prevalensi Gout
Athritis
Prevalensi berdasarkan
diagnosis nakes di Indonesia
(11,9 %)
Berdasarkan diagnosis atau
gejala (24,7 %)
Prevalensi berdasarkan
diagnosis nakes di Provinsi
Bengkulu (10,2 %)
Berdasarkan diagnosis atau
gejala (16,5 %)
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yakni
tingginya angka kejadian gout athritis di Provinsi
Bengkulu terutama di wilayah kerja Puskesmas
Nusa Indah, maka rumusan masalah penelitian
adalah : Apakah ada pengaruh pemberian
ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dan
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.)
terhadap penurunan kadar asam urat pada
penderita gout athritis lansia usia 45 – 60 tahun.
TINJAUAN PUSTAKA
ASAM URAT
Terdapat 4 tahap perjalanan klinis dari penyakit gout
yang tidak diobati
Tahap pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Nilai
normal asam urat serum pada laki – laki adalah 5,1 ± 1,0
mg/dl, dan pada perempuan adalah 4,0 ± 1,0 mg/dl. Nilai –
nilai ini meningkat sampai 9 – 10 mg/dl pada seseorang
dengan gout. Dalam tahap ini pasien tidak menunjukkan
gejala – gejala lain dari peningkatan asam urat serum.
Tahap kedua adalah atritis gout akut. Pada tahp ini terjadi
mendadak pembengkakan dan nyeri luar biasa, biasanya
pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsofalangeal. Atritis
bersifat monoartikular dan menunjukkan tanda – tanda
peradangan lokal.
ASAM URAT
Tahap ketiga setelah serangan gout akut, adalah
tahap interkritis. Tidak terdapat gejala – gejala pada
masa ini, yang dapat berlangsung dari beberapa
bulan sampai tahun.
Tahap keempat adalah tahap gout kronik, dengan
timbunan asam urat yang harus bertambah dalam
beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.
Peradangan kronik akibat kristal – kristal asam urat
mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku, juga
pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak.
Serangan akut atritis gout dapat terjadi dalam tahap
ini diobati (Carter, 2005).
Daun Sirsak
Daun sirsak mengandung alkaloid (retikulin, coreksimin,
koklarin dan anomurin) dan minyak atsiri (βcaryophyllene, δ-cadinene, epi-α-kadinol dan α-kadinol)
(Sousa et al., 2010).
Selain asetogenin, daun juga mengandung KH 7,31%,
protein 8,6%, saponin, tanin, vitamin C 66,6%, vitamin E
6,68%, fosfor 128%, Besi 1,07%, dan klasium 3,00%
(Ramesh et al., 2013), serta mengandung flavonoid
seperti kuersetin, katekin, epikatekin, asam klorogenat,
dan kaempferol (Nawwar et al., 2012).
Daun Sirsak
Daun sirsak mempunyai nilai 50% Inhibitor
Concentration (IC50) sebesar 31,38421 µg/mL (
Firdianingsih dan Handayani, 2014 ; Setyorini dkk,
2016).
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa ekstrak
etanol 70% daun sirsak memiliki aktivitas
antioksidan dengan nilai IC50 yaitu 22,25 bpj
(Tambunan, 2013).
Daun Salam
 Daun salam mengandung tanin, minyak atsiri,
seskuiterpen, triterpenoid, fenol, steroid, sitral, lakton,
saponin, dan KH (BPOM, 2004). Selain itu juga daun
salam juga mengandung beberapa vitamin
diantaranya vitamin C, vitamin A, Thiamin, Riboflavin,
Niacin, Vitamin B6, Vitamin B12, dan folat. Bahkan
mineral selenium terdapat dalam kandungan daun
salam (Pidrayanti, 2008).
DAUN SALAM
 Efek farmakologi daun salam diperoleh dari daun, kulit
batang, akar, dan daun salam. Kandungan kimia daun
salam dilaporkan diantaranya minyak atsiri (0,05%) yang
terdiri dari sitral dan eugenol (Sumono 2008 ; Oktavia
2011), serta mengandung tanin tidak kurang dari 21,7 %
dan flavonoid dengan fluoretin dan kuersetin sebagai
golongan utama (BPOM, 2004). Kuersetin merupakan
senyawa golongan flavonoid yang diketahui sebagai
senyawa penciri daun salam (Depkes RI, 2008).
DAUN SALAM
 Hasil penelitian terkait manfaat daun salam yang
dilakukan oleh Aida dan Reny pada tahun 2016 ,
menemukan bahwa pemberian air rebusan daun salam
dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah
sebesar 1,40 mg/dl.
 Penelitian penggunaan air rebusan daun salam dengan
dosis 0,36 gr/kgBB mampu untuk menurunkan kadar
asam urat dalam darah sebesar 1,51 mg/dl selama 14
hari (Darussalam dan Kartika, 2016).
DAUN SALAM
 Berdasarkan penelitian sebelumnya hasil analisis
kandungan flavonoid menunjukkan adanya perbedaan
kandungan kadar flavonoid ekstrak daun salam dengan
rebusan daun salam. Kandungan flavonoid dalam
ekstrak daun salam sebanyak 1118,015 ppm sedangkan
pada rebusan daun salam sebanyak 24,50 ppm.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, perbedaan jumlah
kandungan flavonoid daun salam lebih tinggi dalam
bentuk ekstrak dari pada dalam bentuk rebusan
(Situmorang, 2013).
Mekanisme Flavonoid Dalam Menghambat Enzim Xantin Oksidase
Kandungan flavonoid dalam daun salam mempunyai aktivitas
sebagai antioksidan yang dapat menghambat kerja enzim xantin
oksidase sehingga pembentukan asam urat terhambat (Utami, 2008
; Ningtiyas dan Ramadhian, 2016).
Senyawa flavonoid dapat menghambat xantin oksidase disebabkan
oleh adanya gugus hidroksil pada atom C-5 atau C-7 serta adanya
ikatan rangkap antara C-2 atau C-3 yang memungkinkan terjadi
reaksi adisi (oksidase oleh xantin oksidase) sehingga cincin B menjadi
co-planar terdapat cincin A dan C (Cos et al., 1998 ; Muhtadi dkk,
2012).
TUJUAN DAN MANFAAT
TUJUAN PENULISAN
Tujuan umum
Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum)
dan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap penurunan kadar asam
urat pada penderita gout atritis lansia usia 45 – 60 tahun
Tujuan Khusus
• Mengetahui bagaimana pengaruh ekstrak daun salam (Syzygium
polyanthum) dan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap
penurunan kadar asam urat pada penderita gout atritis lansia usia 45 – 60
tahun
• Mengetahui penurunan kadar asam urat sebelum dan sesudah perlakuan
pemberian ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dan ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L.)
MANFAAT PENELITIAN
Bagi institusi
pendidikan
Dapat menambah referensi bagi
perpustakaan dan menjadi data
awal bagi peneliti selanjutnya.
Bagi masyarakat
Memberikan informasi kepada
masyarakat
Bagi peneliti
selanjutnya
diharapkan dapat melanjutkan
penelitian menggunakan jenis
bahan lain.
Kerangka
Teori
METODELOGI PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN
 Alat
 Neraca analitik
 Alat – alat gelas
 Ball pipet
 Rotary evaporator
 Maserator
 Mikropipet
 Kuvet disposabe 1,5 ml
 Spectro UV-Vis double beam PC scanning
spectrophotometer (uvd-2950)
ALAT DAN BAHAN
Bahan
Daun salam 350 gr
Daun Sirsak 350 gr
Etanol 96% 1750 ml
PROSEDUR KERJA
 Serbuk daun sirsak 350 gr dimaserasi menggunakan etanol
96% sebanyak 1750 ml selama 3 hari. Filtrat dikumpulkan lalu
pelarut diuapkan dengan rotavapor pada suhu 500 C untuk
menurunkan titik didih pelarut supaya pelarut akan menguap
di bawah titik didih normalnya dan supaya senyawa fitokimia
yang terdapat dalam ekstrak tidak mengalami kerusakan
akibat pemanasan yang berlebihan sehingga diperoleh
ekstrak etanol kental.
 Serbuk daun salam 350 gr dimaserasi menggunakan etanol
96% sebanyak 1750 ml selama 3 hari. Filtrat dikumpulkan lalu
pelarut diuapkan dengan rotavapor pada suhu 500 C .
RANCANGAN PENELITIAN
Jenis penelitian
Eksperimental quasi
Purposive sampling
Pre Post Test
Skema Rancangan Percobaan
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Variabel bebas
Variabel terikat
Ekstrak daun
salam
Kadar asam
urat
Ekstrak daun
sirsak
DEFINISI OPERASIONAL
No
1
2
3
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Cara
Hasil
Skala
Ukur
Ukur
ukur
Ekstrak
Daun salam yang diekstraksi Gelas ukur
ukur
daun
dengan
volume
sirsak
diberikan dosis 784 mg/70kgBB
Ekstrak
Daun salam yang diekstraksi Gelas ukur
Ukur
daun
dengan
volume
salam
diberikan dosis 784 mg/70kgBB
Asam
Kadar asam urat normal < Alat ukur asam Ukur kadar Mg/dl
Urat
7mg/dl
<6mg/dl
teknik
teknik
dan
maserasi
maserasi
perempuan urat
asam urat
Mg/kgBB Rasio
Mg/kgBB Rasio
Rasio
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data Primer
Data yang diperoleh dengan cara
melakukan pengukuran kadar asam
urat pada penderita sebelum dilakukan
perlakuan selama 14 hari di lapangan,
Jenis data
Data Sekunder
Data – data penderita asam urat yang
diambil dari infokes dinkes bengkulu
tahun 2015, RISKESDAS 2013, WHO 2011.
hasil uji IC50, LC50, Uji kualitatif
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Sumber data
Instrumen
pengumpulan
data
Data diambil pada lokasi yang
menjadi objek penelitian yaitu UPTD
Puskesmas Nusa Indah Kota
Bengkulu.
• Data demografi
• Alat ukur asam urat
• Format hasil pengukuran asam
urat
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Waktu penelitian
Penelitian akan dilakukan
pada bulan April tahun 2017
Tempat penelitian
Tempat penelitian ini berada
di POSBINDU wilayah kerja
UPTD Puskesmas Nusa Indah
TAHAP PEMERIKSAAN SAMPEL
Untuk memperkuat dasar penggunaan
bahan baku sampel berupa daun salam dan
daun sirsak maka akan dilakukan beberapa
uji, yaitu:
Uji Kualitatif daun salam dan daun sirsak
Pemeriksaan Kadar IC50 daun sirsak dan daun
salam
Pemeriksaan Kadar LC50 daun sirsak dan daun
salam
TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Editing
Coding
Entri
Tabulasi
ANALISIS DATA
Untuk uji statistika pengaruh pemberian ekstrak daun salam
(Syzygium polyanthum) dan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L.) terhadap penurunan kadar asam urat penderita
gout athritis, semua analisis diulang sebanyak tiga kali dari 4
kelompok perlakuan, serta akan diuji dengan menggunakan
one way analysis of variance (ANOVA) pada tingkat
kepercayaan 95% dan taraf α 0,05. Setelah itu dilakukan uji
Duncan
UJI HIPOTESIS
 H0 = tidak ada perbedaan yang nyata dan signifikan antara
pemberian ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dan ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L.)terhadap kadar asam urat.
 H1 = terdapat perbedaan yang nyata dan signifikan antara
pemberian ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dan ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar asam urat
 Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima maka ada perbedaan
yang nyata dan signifikan antara pemberian ekstrak daun salam
(Syzygium polyanthum) dan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.)
terhadap kadar asam urat
 Jika sig > 0,05 H0 diterima dan H1 ditolak ada perbedaan yang nyata
dan signifikan antara ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dan
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar asam urat
TEKNIK PENYAJIAN DATA
Penyajian data pada penelitian ini akan
disajikan dalam bentuk tabel dan narasi
TERIMAKASIH
Download