Dampak Positif - Adanya perkembangan ekonomi Lampung semenjak periode abad ke-19 karena adanya penguatan sistem politik kolonial sejak berakhirnya perlawanan Radin Intan II di Lampung telah menjadikan wilayah ini terbuka bagi pengembangan ekonomi (Gregorius, 018: 433434) - Kolonisasi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial membawa pengaruh penting dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di wilayah Lampung. Transmigran ini diberikan berbagai fasilitas untuk membuka lahan-lahan untuk pengembangan tanaman produksi dan industri (Gregorius, 2018: 436) - Dibangunnya jalur kereta api untuk menunjang pengiriman hasil perkebunan selain itu juga dikarenakan adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan perdagangan di Lampung (Gregorius, 2018: 442) - Adanya pembangunan jalan raya ini kemudian diikuti dengan perkembangan kawasankawasan ekonomi dan pemukiman baru (Gregorius, 2018: 442) Andika Ariwibowo, Gregorius. Aktivitas Ekonomi dan Perdagangan di Keresidenan Lampung Pada Periode 1856 Hingga 1930. Patanjala Vol. 10 No. 2 Juni 2018 (diakses pada tanggal 29 November 2019) Dampak negatif - Upah masyarakat terbilang minimum. Perkebunan kakao sejatinya milik pemerintah Belanda dan masyarakat pribumi sebagai pekerja. Dalam kenyataan dilapangan pribumi diberikan upah minimum yang tidak sepadan dengan waktu kerjanya. - Masyarakat dituntut menghasilkan panen yang baik. Kakao yang di tanam di daerah Lampung perlu adanya penyesuaian dalam penanamannya, maka tidak menutup kemungkinan adanya gagal panen. Namun dari pihak pemerintah Belanda menuntut adanya hasil panen yang baik dan menghasilkan keuntungan yang besar. - Kerugian gagal panen ditanggung petani kakao. Seperti halnya tanam paksa pada umumnya, komoditi tanaman yang ditanam jika mengalami gagal panen, kerugian akan dilimpahkan kepada masyarakat pribumi. - Masyarakat hidup dengan keadaan yang memprihatinkan. Walaupun adanya kakao di Lampung saat membuka peluang pekerjaan, tidak menutup kemungkinan petani pribumi akan tetap miskin sebagai akibat kebijakan pemerintah kolonial yang tetap membebankan segala bentuk kerugian dan perawatan kakao kepada petani pribumi. Hasil kakao yang tidak dibagi secara seimbang pun membuat petani pribumi tidak mendapatkan keuntungan yang banyak.