Uploaded by User48020

KAK-Desain-Tapak-Tahura

advertisement
KERANGKA ACUAN KERJA
(KAK)
PENYUSUNAN DESAIN KAWASAN TAHURA NURAKSA
1.
DASAR HUKUM
a) Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat
I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649)
b) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 8 Tahun 2005 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah menjadi Undang-undang;
c) Peraturan Pemeritah Nomor Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA
d) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata Nasional Tahun 2010 -2025
e) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Jo Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
f)
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan
Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025
g) Peraturan Daerah NTB Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja DinasDinas Daerah Provinsi NTB;
h) Peraturan Daerah Provinsi NTB Nomor 9 Tahun 2012 tanggal 28 Desember 2012
tentang APBD Prov. NTB Tahun 2013;
i)
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.47/Menhut-II/2012 tanggal 20 Desember 2012
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kehutanan
Tahun Anggaran 2013;
j)
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-II/2011 jo Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor P.4/Menhut-II/2012 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka
Marga Satwa, Tamana Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.
k) Peraturan Gubernur Nomor 23 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi NTB;
l)
Peraturan Gubernur NTB Nomor 53 Tahun 2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang
Penjabaran APBD Prov. NTB Tahun 2013;
m) Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor 3/IVSet/2011 tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam Di
Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya Dan Taman Wisata Alam
n) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kehutanan Provinsi NTB Nomor
036/DPA/TAPD/2013
2.
LATAR BELAKANG
Provinsi NTB sebagai salah satu pintu masuk pengembangan pariwisata nasional
sebagaimana tertuang dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Nasional
(MP3EI) menyadari betul bahwa pariwisata telah menjadi salah satu sektor yang
mengangkat dan menopang perekonomian daerah. Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTB
berupaya menemukan dan menciptakan berbagai atraksi, aktivitas,
amenities dan
aksesibilitas yang mendukung pengembangan pariwisata. Dari sisi atraksi, Pemerintah
Provinsi NTB berupaya mengembangakan berbagai potensi gejala/keunikan alam yang ada
melalui promosi dan penataan kawasan tertentu yang memiliki potensi pengembangan.
Salah satu kawasan yang ingin dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi NTB adalah
Kawasan Gunung Rinjani dan sekitarnya, dimana salah satunya adalah Taman Hutan Raya
Nuraksa.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan KSA dan KPA, Taman Hutan Raya merupakan kawasan pelestarian alam untuk
tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan/atau
bukan jenis asli, yang tidak invasif dan dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Kawasan
TAHURA NURAKSA ditunjuk berdasarkan Keputusan Menhutbun No. 244/kpts-II/1999
tanggal 27 April 1999, termuat dalam lampiran Keputusan Menteri Kehutanan No.
SK.598/MENHUT-II/2009 tanggal 2 Oktober 2009 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan
Perairan NTB dan diakomodir dalam Peraturan Daerah NTB Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi NTB Tahun 2009-2029 sebagai salah satu kawasan
lindung di Prov. NTB. Penunjukan sebagai Taman Hutan Raya dilakukan melalui proses
konsultasi, koordinasi, dan berbagai pertimbangan teknis yang memadai (difasilitasi oleh
Bapedalda Prov. NTB pada tahun 1999). Kawasan Hutan ini dipilih karena memenuhi
berbagai kriteria sebagai TAHURA antara lain : 1). Memiliki keindahan alam dan/atau gejala
alam seperti air terjun, pemandian, camping ground, jalur Forest Tracking dan berbagai
potensi ekowisata lainnya serta untuk kegiatan lainnya; 2). Kawasan Sesaot memiliki luas
wilayah yang cukup untuk pengembangan koleksi tumbuhan dan/atau satwa; 3). Merupakan
wilayah yang memiliki ciri khas ekosistem, karena menjadi bagian dari ekosistem Gunung
Rinjani yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan khas. Selain itu, kawasan
Sesaot merupakan hulu dari Sub DAS Jangkok yang menjadi penyangga kehidupan bagi
masyarakat hulu dan bahkan Kota Mataram dan sekitarnya. Dengan berbagai potensi yang
dimilikinya, maka Pemerintah Provinsi NTB berupaya untuk mengembangkan Tahura
Nuraksa sebagai salah satu pusat pengembangan pariwisata dan perlindungan plasma
nutfah NTB.
Untuk mendukung pengembangan suatu wilayah/kawasan menjadi salah satu site
pariwisata, maka diperlukan berbagai perencanaan yang matang dan integrative. Salah satu
model perencanaan dalam pengembangan kawasan dilakukan melalui perencanaan tapak.
Perencanaan tapak merupakan suatu kegiatan dalam menata suatu kawasan atau wilayah.
Pemberian bentuk untuk sebuah tapak berguna untuk mengakomodasi fasilitas dengan
meminimalisasi kerusakan lingkungan dan memberikan keuntungan sebesar-besarnya
bagi pengguna tapak. Pengembangan wisata ini perlu dirancang dengan sedemikian
rupa agar dapat memanfaatkan potensi wisata yang ada, akan tetapi tidak dan/atau
seminimal mungkin merubah bentang alam yang ada di kawasan hutan tersebut
(Yuningsih, 2011). Oleh karena itu, perencanaan tapak yang baik sangat perlu untuk
dilakukan. Selain itu dengan adanya perencanaan tapak ini, kawasan hutan Tahura
Nuraksa dapat terus lestari dan dapat terus memenuhi fungsi dan tujuan kawasan.
3.
MAKSUD
a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana yang
memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterprestasikan kedalam pelaksanaan tugas Penyusunan Desain
Tapak Taman Hutan Raya Nuraksa
b. Dalam penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai spesifikasi
dan standar teknis yang tercantum dalam KAK ini.
4.
RUANG LINGKUP
Penyusunan Desain Tapak Taman Hutan Raya Nuraksa ini meliputi Penyusunan Dokumen
Perencanaan Desain Tapak, Dokumen Rencana Tata Letak (Site Plan) dan Desain Fisik (DED)
Taman Hutan Raya Nuraksa
5.
TUJUAN
Tujuan Penyusunan Desain Tapak Taman Hutan Raya Nuraksa adalah :
a. Memberikan arahan dan gambaran yang jelas tentang rencana pengembangan Taman
Hutan Raya Nuraksa sebagai salah satu site wisata alam mendukung MP3EI dan Lombok
Geopark
b. Untuk
memberikan
arahan
tentang
tata
letak
bangunan/gedung/sarana
pengelolaan/perkantoran/wisata alam dan prasarana pendukungnya diantaranya Jalan
Wisata, Jalur Tracking, Koleksi Tumbuhan/Satwa, mushola, taman bermain anak, camping
ground, rumah makan/kios wisata, tempat parkir, dan system utilitas serta Sarana
Prasarana Wisata artificial lainnya di Taman Hutan Raya Nuraksa yang teratur, indah,
efisien, asri, berwawasan lingkungan secara serasi dan harmonis dan sesuai dengan ciri
c.
6.
khas daerah Provinsi NTB.
Untuk memberikan/menghasilkan arahan Desain Bangunan Sarana Prasarana
Pengelolaan/Wisata Taman Hutan Raya Nuraksa secara interior maupun eksterior yang
dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan wisata alam dan atau sarana
pengelolaan Tahura yang memenuhi syarat-syarat teknis dan lingkungan yang
ditetapkan dan dapat dipertanggung jawabkan dari segi arsitektur, struktur
(konstruksi) dan fungsional serta tahan untuk jangka waktu tertentu.
SASARAN DAN KELUARAN.
Sasaran kegiatan ini adalah :
a. Tersedianya dokumen Desain Tapak Taman Hutan Raya Nuraksa
b. Tersedianya dokumen Site Plan/Tata Letak Sarana Prasarana Wisata Alam dan/atau Sarana
Prasarana Pengelolaan/Pengamanan Tahura Nuraksa
c. Tersedianya dokumen Desain Fisik Bangunan beserta RAB
Keluaran yang diminta dari konsultan perencana dengan pengarahan penugasan ini adalah :
a. Dokumen Desain Tapak yang akan menjadi standar dalam dokumen perencanaan ini
yaitu sebagaimana Peraturan Dirjen PHKA Nomor 03/IV-SET/2011 tentang Pedoman
Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman
Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam :
1. Peta lokasi obyek dan daya tarik wisata alam pada seluruh kawasan Tahura Nuraksa
dan pada tiap tapak;
2. Interpretasi vegetasi berasal dari penginderaan jarak jauh dengan menggunakan
alat antara lain google, landsat dan ikonos dan atau lainnya.
3. Data fisik meliputi antara lain topografi, jenis tanah, curah hujan, batas kawasan,
jalan, bangunan, vegetasi, dan demografi
4. Analisa wilayah perencanaan melalui deskripsi dan analisa kondisi eksisting sarana
prasarana pariwisata alam dan/atau sarana prasarana pengelolaan/pengamanan
hutan dan analisa kebutuhan sarana prasarana pariwisata alam dan/atau sarana
prasarana pengelolaan/pengamanan hutan serta kebutuhan ruangnya.
5. Konsep pendekatan dan Desain Tapak pada Kawasan Tahura yang memuat rencana
prioritas pengembangan atraksi, aksesibilitas, amenities dan aktivitas berdasarkan
potensi wisata yang ada menjadi satu kesatuan atau sendiri-sendiri yang dapat
menciptakan pengalaman wisata yang unik dan menarik
6. Strategi Program dan Pengembangan Desain Tapak Wisata Alam di Taman Hutan
Raya Nuraksa yang memuat strategi, analisa stakeholder, indicator program, tahun
pelaksanaan dan hasil yang diharapkan pada masing-masing tapak
b. Dokumen Site Plan yang akan menjadi standar dalam dokumen perencanaan ini yaitu :
1. Denah Konsep Ruang
2. Denah Konsep Sirkulasi dan Aksesibilitas
3. Denah site plan tapak seluruh kawasan yang memuat sirkulasi dan aksesibilitas serta
blok plan tapak
4. Denah site plan tapak pada masing-masing Tapak yang dilengkapi dengan
aksesibilitas, amenities, atraksi dan aktivitas
5. Gambar Rencana bangunan/sarpras dan rencana tata letak pada msing-masing tapak
c. Dokumen Desain Fisik yang akan menjadi standar dalam dokumen perencanaan ini
yaitu :
1. Gambar Teknis Konstruksi
2. Spesifikasi Teknis.
3. Estimasi Biaya/Anggaran.
Semua dokumen dibuat 5 (lima) rangkap dan diserahkan 7 (tujuh) hari sebelum SPMK
berakhir beserta soft copynya. Seluruh kegiatan ini dituangkan dalam bentuk laporan yang
harus diserahkan secara bertahap meliputi :
1. Laporan Pendahuluan (Inception Report), diserahkan dalam waktu 15 (lima belas) hari
setelah penandatangan kontrak, sebanyak 5 eksemplar.
Laporan berisi :
- Jadwal kerja team
- Metodologi dan pendekatan pelaksanaan pekerjaan
2.
3.
4.
- Hasil Survey Lapangan
Laporan Antara (Interm Report), diserahkan dalam waktu 45 (Empat Puluh Lima) hari
setelah penandatanganan kontrak, sebanyak 5 eksemplar.
Laporan berisi :
- Analisa/rumusan hasil survey
- Konsep Perencanaan/Perancangan Desain Tapak
- Draft rumusan awal Desain Kawasan Tahura
Draft Laporan Akhir, diserahkan dalam waktu 105 (seratus lima) hari setelah
penandatanganan kontrak, sebanyak 5 eksemplar.
Laporan berisi :
- Analisa hasil survey
- Hasil Review analisis
- Draft Desain Kawasan Tahura
Laporan Akhir (Final Report), diserahkan dalam waktu 120 (Seratus dua puluh) hari
setelah penandatanganan kontrak sebanyak 5 eksemplar. Laporan berupa Dokumen
Desain Tapak, Site Plan dan Desain Fisik.
7.
MANFAAT

Pemerintah, dalam hal mendayagunakan sumber daya alam/wilayah, khususnya untuk
mengembangkan kawasan Tahura sebagai salah satu Kawasan Pelestarian Alam dan
kawasan pengembangan ekowisata agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
meningkatkan PAD dan PNBP Kehutanan, menjaga kelestarian ekosistem kawasan
Tahura sehingga pemerintah daerah memiliki acuan dan arahan yang jelas dalam
pengembangan Taman Hutan Raya Nuraksa

Swasta/Masyarakat, dalam rangka membuka usaha baru yang berkaitan dengan
pengembangan usaha jasa/sarana kepariwisataan

Sebagai acuan dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Taman Hutan Raya Nuraksa
serta acuan dalam penyusunan rencana dan/atau pembangunan fisik Tahura Nuraksa

Tersedianya instrumen/alat untuk mengkoordinasikan, mengintegrasikan serta
mensinergikan penyusunan dan pelaksanaan program pemanfaatan ruang kawasan
wisata
8.
NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
Pengguna jasa adalah Balai Taman Hutan Raya Nuraksa Dinas Kehutanan Prov. NTB
9.
SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini tersedia pagu anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-(Tujuh
Puluh Lima Juta Rupiah) termasuk PPN, sumber dana APBD Prov. NTB Tahun Anggaran 2013.
10. LOKASI KEGIATAN
Lokasi pelaksanaan pekerjaaan Desain Tapak, Site Plan dan DED Pengembangan Taman
Hutan Raya Nuraksa Provinsi NTB berada di Wilayah Desa Pakuan dan Desa Lebah Sempaga
Kecamatan Narmada Kab. Lombok Barat Provinsi NTB seluas ± 2.500 Ha.
11. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Waktu yang disediakan untuk perencanaan Desain Tapak Tahura Nuraksa disesuaikan
dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang akan konsultan rencanakan dan tidak
dibenarkan melampaui tahun anggaran
12. STANDAR TEKNIS, MASUKAN dan DASAR HUKUM PERENCANAAN
Referensi teknis dan hukum yang dapat digunakan dalam penyusunan desain tapak Tahura
Nuraksa antara lain :
a) Undang-undang, Peraturan dan produk hukum lainnya tentang tata ruang
b) Undang-undang, Peraturan dan produk hukum lainnya tentang bangunan gedung
Negara
c) Undang-undang, Peraturan dan produk hukum lainnya tentang lingkungan hidup.
d) Peraturan Pemeritah Nomor Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA
e)
f)
g)
h)
i)
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata Nasional Tahun 2010 -2025
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-II/2011 jo Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor P.4/Menhut-II/2012 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka
Marga Satwa, Tamana Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.
Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor 3/IVSet/2011 tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam Di
Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya Dan Taman Wisata Alam
SK Dirjen PHKA Nomor 05/Kpts/DJ-IV/2003 tentang Tata Letak (Site Plan) Sarana dan
Pariwisata Pengusahaan Alam
Peraturan perundangan-undangan lain yang relevan
13. UNSUR-UNSUR YANG HARUS DIPENUHI
Dalam penyusunan Desain Kawasan Tahura Nuraksa ini, konsultan harus memperhatikan
kriteria umum perencanaan kawasan wisata disesuaikan berdasarkan fungsi dan
kebutuhan perencanaan Desain Tapak meliputi :

UNSUR PENDIDIKAN
Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa yang disusun menghasilkan produk kawasan
wisata yang menjamin dapat menambah ilmu pengetahuan, mendidik dan memberi
wawasan yang luas kepada masyarakat pengguna dan sekitar.

UNSUR HIBURAN
Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa yang disusun menjamin dapat memberi dampak
positif penyegaran secara rohani bagi pengunjung.

UNSUR KONSERVASI LINGKUNGAN DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa yang disusun wajib memperhatikan kondisi
lingkungan eksisting kawasan dari hal-hal yang dapat merusak atau menimbulkan
kepunahan, penurunan kapasitas dan kualitas lingkungan, pelestarian flora dan fauna
lokal maupun mampu meningkatkan pelestarian sosial, budaya, kesenian masyarakat
serta pengembangannya.

UNSUR PEMBERDAYAAN MASYARAKA
Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa yang disusun wajib memberdayakan
masyarakat yang berada di sekitar kawasan untuk berpartisipasi dan meningkatkan
ekonominya.

UNSUR ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa yang disusun memiliki daya tarik arsitektur
yang bagus dan merupakan perpaduan unsur arsitektur khas daerah/local dengan seni
arsitektur modern, yang dapat menambah keindahan dan tidak mencemari lingkungan.

UNSUR AKSESIBILITAS
Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa harus disusun dengan memperhatikan
kebutuhan seluruh elemen yang menggunakan kawasan ini, dengan memberikan
utilitas yang memadai, mudah dijangkau dan dimanfaatkan termasuk balita,
penyandang cacat dan lanjut usia.
14. PENDEKATAN PERENCANAAN TAPAK
Pendekatan untuk mengembangkan kawasan Tahura Nuraksa diarahkan untuk menjadi dasar
utama dalam perumusan rencana pengembangan. Pendekatan umum dalam merancang
Desain Kawasan
wisata Tahura Nuraksa adalah Pendekatan 4-A (Attractions,
Accessibility, Amenities, Activities) dan Pendekatan 3-E yaitu Pendekatan Ecologi,
Economi, dan Edukasi (Bappeda Ngawi, 2011).
a)
PENDEKATAN 4-A
Dalam penyusunan rencana Desain Kawasan
wisata Tahura Nuraksa digunakan
pendekatan 4-A, yakni sebuah pendekatan yang digunakan untuk mempermudah dalam
menganalisis sebuah kawasan sehingga dapat membantu di dalam menyusun
perencanaan pengembangan kawasan tersebut. Pendekatan 4-A terdiri atas 4 (empat)
komponen yang saling terkait, yakni Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, dan Aktivitas. Pada
dasarnya produk pariwisata juga terdiri atas komponen-komponen yang dapat
digolongkan menjadi atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan aktivitas yang lebih dikenal
dengan komponen 4A. Masing-masing komponen tersebut memiliki fungsi yang saling
mendukung dalam mewujudkan produk pariwisata yang siap untuk disajikan kepada
wisatawan guna memberikan pengalaman perjalanan dan kepuasan kunjungan yang
maksimal.
 Atraksi
Atraksi atau daya tarik wisata merupakan bentuk-bentuk yang dapat menarik minat
pengunjung dan menjadi alasan utama untuk mengunjungi tempat-tempat wisata.
Atraksi wisata dapat berupa atraksi alam (natural attractions), seni budaya (cultural
attractions), dan buatan (artificial attractions). Atraksi atau daya tarik alam adalah
daya tarik wisata yang terjadi/ada secara alamiah yang tidak sengaja diciptakan
untuk tujua wisata. Daya tarik budaya adalah daya tarik yang berupa hasil olah budi
manusia, seperti kesenian (seni pertunjukan dan seni kerajinan), peninggalan
bersejarah, cultural events atau special events, adat istiadat masyarakat (upacara
tradisional, tata kehidupan sehari-hari), museum, dll. Sedangkan daya tarik buatan
adalah daya tarik yang diciptakan oleh manusia.
 Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah sarana yang memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk
mencapai daerah tujuan wisata. Aksesibilitas tidak hanya menyangkut kemudahan
transportasi bagi wisatawan untuk mencapai sebuah tempat wisata tetapi juga waktu
yang dibutuhkan, dan tanda penunjuk arah menuju lokasi wisata dan tanda lainnya
(signage) seperti billboard sehingga pencapaian lokasi daya tarik wisata menjadi
lebih mudah, cepat, dan nyaman.
 Amenitas
Amenitas adalah fasilitas pendukung demi kelancaran kegiatan pariwisata yang juga
ditujukan untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan sehingga merasa betah
berada di daerah tujuan atau destinasi pariwisata. Fasilitas tersebut terdiri dari
akomodasi, rumah makan, pusat informasi pariwisata, pusat perbelanjaan termasuk
pasar dan toko, kios/toko cenderamata, kios oleh-oleh khas, pusat layanan kesehatan
seperti rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS), toko obatobatan, pusat layanan perbankan, sarana komunikasi, pos keamanan, biro perjalanan
wisata (BPW), ketersediaan air bersih dan listrik.
 Aktivitas
Aktivitas dapat diartikan sebagai aktifitas yang dapat dilakukan yang dapat
meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan kebudayaan sebagai hal baru yang
unik. Aktivitas yang beraneka ragam bagi wisatawan dapat menyebabkan lama
tinggal wisatawan yang lebih panjang yang dapat meningkatkan pengeluaran
wisatawan. Selanjutnya, aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan dapat menimbulkan
aktivitas usaha yang dapat dikerjakan oleh penduduk setempat. Aktivitas usaha
tersebut dapat berupa penjualan jasa maupun barang kepada wisatawan. Aktivitas
dapat digolongkan menjadi :
(1) appreciative, seperti sightseeing, hiking,
photography, enjoying the outdoors; (2) extractive-symbolic, seperti fishing, picking
berries, collecting rocks, bird hunting; (3) passive-free play, seperti resting and
relaxing, getting away from the city, camping, cooking, reading, enjoying camp-fires,
playing cards; (4) sociable-learning, seperti visiting friends and relatives, shopping,
meeting people, drinking, partying, nature study; dan (5) active-expressive, seperti
swimming, canoeing, beach activities, children’s play, boating. Selain kegiatan yang
dilakukan oleh wisatawan pada saat mengunjungi daya tarik wisata, aktivitas juga
mengacu pada kegiatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat setempat selaku
“tuan rumah” untuk menyediakan layanan atau jasa kepada wisatawan sehingga
kegiatan ini menimbulkan dampak berupa keuntungan ekonomi bagi peningkatan
pendapatan serta manfaat sosial budaya bagi kawasan. Banyaknya atau beragamnya
aktivitas yang dapat dilakukan oleh wisatawan akan berpengaruh pada banyaknya
aktivitas ekonomi atau kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat
setempat.
b)
PENDEKATAN 3E
Di samping menggunakan pendekatan 4A, pengembangan Desain Kawasan wisata
Tahura Nuraksa juga menggunakan pendekatan 3E (Ekologi, Ekonomi, dan Edukasi).
Pendekatan 3E digunakan sebagai pijakan untuk menjaga keseimbangan antara pola
pengembangan pariwisata dengan karakteristik ekologi atau lingkungan alam dan
budaya yang dimiliki, mengutamakan aspek pendidikan dalam rangka mengelola
lingkungan secara bertanggung jawab dan berkesinambungan serta menekankan pada
upaya mengembangkan perekonomian daerah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Hal ini mengingat lokasi kawasan wisata yang berada pada Kawasan
Pelestarian Alam yang merupakan kawasan konservasi, yang memiliki lingkungan rentan
untuk menciptakan dampak bagi kawasan itu sendiri maupun bagi kawasan di
sekitarnya. Dari aspek ekologi, modal utama pariwisata alam adalah lingkungan, baik
lingkungan alam maupun lingkungan budaya yang merupakan aset atau modal dasar.
Oleh karena itu unsur-unsur ekologi yang menjadi modal utama pariwisata harus
dipelihara dan dijaga kelestariaanya agar dapat berfungsi secara berkelanjutan. Aspek
edukasi merupakan elemen penting untuk mendukung pengembangan pariwisata alam.
Dengan informasi/edukasi yang baik kepada wisatawan atau kepada masyarakat
setempat, dapat membantu menjaga kelestarian ekologi yang menjadi aset
pembangunan pariwisata alam tersebut. Aspek ekonomi memegang peran penting
dalam pembangunan pariwisata alam mengingat tanpa adanya keuntungan atau
manfaat ekonomi sama sekali para pelaku usaha pariwisata termasuk masyarakat di
daerah tujuan wisata tidak akan termotivasi untuk berperan serta dalam mewujudkan
keberhasilan pembangunan pariwisata alam maupun dalam hal menjaga
keberlangsungan sumber daya alam yang menjadi sumber daya tarik wisata. Oleh
karena itu diperlukan upaya agar pengembangan pariwisata alam benar-benar dapat
memberikan manfaat ekonomi atau kontribusi finansial kepada masyarakat setempat
sehingga dapat meningkatkan pendapatan, perekonomian keluarga dan kesejahteraan
mereka. Disamping itu diharapkan akan timbul kesadaran bahwa lingkungan alam yang
menjadi modal utama pariwisata tersebut dapat memberikan manfaat kepada mereka,
tentu mereka lebih termotivasi dan tergerak untuk ikut menjaga kelestariannya.
15. LINGKUP DAN URAIAN PEKERJAAN
Untuk merencanakan penyelesaian Desain Tapak, Site Plan dan DED Taman Hutan Raya
Nuraksa ini konsultan harus mengikuti proses dan lingkup tugas yang harus
dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-II/2011 jo Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.4/Menhut-II/2012 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Marga Satwa, Taman
Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam; SK Dirjen PHKA Nomor 05/Kpts/DJIV/2003 yang mengatur tentang Tata Letak (Site Plan) Sarana dan Pariwisata Pengusahaan
Alam dan Desain Fisiknya; Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam Nomor 3/IV-Set/2011 tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan
Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya Dan Taman
Wisata Alam, dan Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara sebagaimana
Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor : 332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 dan
beberapa peraturan perundang-undangan yang lain , yang dapat meliputi tugas-tugas
lingkup Penyusunan Desain Tapak, Site Plan dan DED Taman Hutan Raya Nuraksa yang
berfungsi sebagai acuan dan batasan pelaksanaan pekerjaan penyusunan Desain Tapak
sehingga dalam pelaksanaannya dapat berlangsung secara spesifik dan terarah sesuai
maksud dan tujuan kegiatan. Secara umum, Kegiatan Penyusunan Desain Tapak, Site Plan dan
DED Taman Hutan Raya Nuraksa meliputi beberapa tahapan pekerjaan, yaitu:
a. Koordinasi, Konsultasi dan Rapat Pendahuluan
Pada tahap ini konsultasn pelaksana melakukan koordinasi dan konsultasi dengan
instansi pengusul dan parapihak terkait untuk mendapatkan arahan dan kebijakan yang
berkaitan dengan penyusunan Desain Kawasan Tahura Nuraksa, peliputan data dan
informasi terkait dengan kawasan dan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada
terutama masukan-masukan dari pihak Owner dan User. Disamping itu juga dilakukan
rapat pendahuluan dengan Tokoh masyarakat/Kades/kadus sekitar kawasan (FGD) untuk
menginventarisir berbagai potensi wisata dan masukan serta saran dalam penyusunan
Desain Tapak Tahura Nuraksa
b. Survei dan pengumpulan data dalam rangka pendataan potensi, pemetaan kawasan,
penelitian kebutuhan ruang dan kebutuhan wisata, menggali trend dan format baru untuk
kawasan wisata Tahura Nuraksa. Untuk mendukung penyusun, konsultan penyusun dapat
melakukan studi banding pada beberapa aktifitas wisata alam di beberapa lokasi wisata
alam lainnya.
c. Melakukan analisis dan kajian pada aspek makro tapak (kebutuhan ruang, massa
dan komposisinya pada tapak serta tata ruang luar (landscape) kawasan, analisis
kesesuaian tapak, analisis aksesibilitas, analisis tautan obyek wisata yang ada di
kawasan Tahura, analisis konsep jenis-jenis objek wisata, analisis pemetaan partisipasi
masyarakat, analisis pengunjung dan analisis keterpaduan dengan prasarana dan
sarana, analisis pembiayaan, serta kaitannya dengan objek wisata lain di sekitar
Kawasan Tahura Nuraksa;
d. Penyusunan konsep Desain Tapak
Penyusunan Desain kawasan Tahura Nuraksa yang meliputi Penyusunan Desain Tapak,
Penyusunan Siteplan (tata letak) Sarana Prasarana Pengelolaan, Penyusunan Desain Fisik
(DED) yang dilengkapi dengan kebutuhan rencana anggaran biaya;
e. Melakukan paparan untuk pembahasan Desain kawasan Tahura Nuraksa sesuai tahapan
yang meliputi :
► Pembahasan pra-rancangan yang meliputi penentuan tapak wisata sesuai potensi
yang akan dikembangkan dengan mempertimbangkan kondisi kawasan dan
potensinya beserta gagasan desain pengembangan site plan dan desain fisik;
► Pembahasan konsep rancangan dan konsep pentahapan pembangunan dan
rancangan desain
► Pembahasan akhir Penyusunan Desain Kawasan Tahura Nuraksa, meliputi Desain
Tapak, Tata Letak atau Siteplan (makro dan mikro), Desain Fisik disertai Gambar
ilustrasi 3D (Tiga Dimensi), RAB dan visualisasi animasi bila diperlukan.
f. Menyerahkan laporan-laporan dan dokumen hasil pelaksanaan kegiatan dalam bentuk hard
copy dan soft copy berupa :
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Buku Desain Tapak Tahura Nuraksa sebanyak 5 rangkap
4. Buku Site Plan (Tata Letak) Sarana Prasarana Pengelolaan Tahura Nuraksa
5. Gambar teknis hasil perancangan untuk aspek arsitektural, struktur, mekanikal dan
elektrikal, landscape, detail khusus, serta utilitas yang dilengkapi rencana anggaran
biaya pelaksanaan konstruksi (RAB) secara detail
6. Album Peta (skala 1 : 10.000 dan 1 : 25.000) dan gambar
Lingkup perencanaan penyusunan diatas merupakan ruang lingkup pekerjaan
minimum yang harus tertuang dalam hasil pekerjaan, pengembangan pembahasan
dan kajian serta modifikasi pola penyusunan pelaporan
dalam
konteks
penyempurnaan hasil pekerjan akan didiskusikan secara bersama-sama pada saat
pelaksanaan pekerjaan antara instansi terkait, tim teknis dan Konsultan Perencana.
g. Penyusunan Desain Tapak Taman Hutan Raya Nuraksa
Secara lebih rinci, penjelasan dari setiap tahapan kegiatan pada tahap pelaksanaan
adalah sebagai berikut :

Survey dan Pengumpulan Data
1)
Kebijakan Pengembangan Desain Tapak
2)
Pengumpulan data instansional
3)
Peta-peta pendukung
4)
5)


Survey Kondisi Eksisting dan Lapangan
Data non fisik, berupa kondisi sosial budaya masyarakat, kependudukan,
ekonomi kawasan, fungsi bangunan dan aktivitas kawasan
Kompilasi Data
Proses seleksi data, tabulasi dan pengelompokan data yang disajikan secara
sistematik yaitu skala makro dan mikro.
1)
Skala makro (Studi Wilayah) diantaranya : Aspek kebijakan regional,
aspek kependudukan, aspek perekonomian serta aspek sumber daya alam.
2)
Skala Mikro (Studi Kawasan) diantaranya : Aspek sosial, ekonomi, fisik
dasar, tata guna tanah, fasilitas dll.
Dalam pelaksanaan kompilasi data tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut
(Bappeda Ngawi, 2011) :
Reduksi data untuk menyeleksi, menyederhanakan, mengerucutkan, dan
mengabstraksikan data lapangan yang berkaitan dengan penyusunan rencana
tapak kawasan Tahura Nuraksa.
Penyajian data, yakni suatu rakitan organisasi informasi dalam bentuk
klasifikasi atau kategorisasi yang memungkinkan penarikan kesimpulan yang
berkaitan penyusunan rencana tapak kawasan wisata Tahura Nuraksa dapat
dilakukan.
1) Data yang bersifat kuantitatif diolah dan disusun dengan tabulasi dalam
bentuk tabel dan grafik.
2) Data yang bersifat kualitatif diolah dan disusun secara deskriptif dalam
bentuk narasi atau uraian yang berisi penjelasan mengenai data.
3) Data yang menunjukkan letak atau posisi (misalnya lokasi suatu daya tarik
wisata atau sarana penunjang kegiatan wisata) diolah dan disusun dalam
bentuk peta dengan skala sebagaimana peraturan yang berlaku.
4) Data yang berkaitan dengan suasana atau situasi diolah dan disusun
dengan menggunakan foto dan uraian atau deskripsi yang menjelaskan
suasana atau situasi tersebut.
Penarikan Kesimpulan, yakni suatu pengorganisasian data yang telah
terkumpul sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan Penyusunan akhir
mengenai penyusunan rencana Desain Kawasan Tahura Nuraksa.
Analisis Data
Tujuan dari analisis data adalah menemukenali dan mengkaji secara tepat potensi
dan permasalahan di kawasan perencanaan guna mengantisipasi peluang dan
tantangan yang akan muncul. Hal ini dilakukan secara multidisiplin untuk memberikan
dukungan bagi perumusan arahan pengembangan kepariwisataan di kawasan Tahura
Nuraksa. Secara lebih rinci tahap analisis ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Analisis Produk
Secara umum analisis produk ditujukan untuk menghasilkan arahan
pengembangan produk wisata kawasan Tahura Nuraksa, yang meliputi
pengembangan : daya tarik wisata (attractions), sistem aksesibilitas dan
pencapaian (accessibility), fasilitas penunjang pariwisata (amenities) serta
kegiatan (activities) wisata yang dapat dilakukan wisatawan dan masyarakat
setempat dalam suatu konsep dan rencana pengembangan yang terpadu dan
saling mendukung dalam satu kesatuan konsep pariwisata yang unik dan
memiliki nilai jual sesuai dengan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu di dalam
proses analisis dan perencanaan keempat komponen produk tersebut dilakukan
inventarisasi dan identifikasi karakteristik dan kondisi awal untuk menemukenali
permasalahan serta kendala yang ada sebagai dasar untuk merumuskan konsep
dan langkah-langkah pengembangan.
 Komponen daya tarik wisata (attractions), dikaji melalui identifikasi untuk
memetakan potensi wisata yang ada di kawasan Tahura Nuraksa dan
sekitarnya, baik potensi yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik
wisata alam, wisata agro maupun wisata budaya. Potensi-potensi tersebut
dianalisis untuk menentukan mana yang dapat dikembangkan sebagai daya
tarik utama dan mana yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik
pendukung. Di samping itu juga dikaji potensi-potensi apa yang dapat



dikembangkan sebagai daya tarik atau produk baru untuk mengembangkan
diversifikasi produk di kawasan wisata Tahura Nuraksa. Hasil analisis
terhadap potensi-potensi tersebut selanjutnya disusun dalam suatu konsep
manajemen atraksi untuk memberikan kualitas pengalaman yang lebih kaya
dan beragam kepada wisatawan.
Analisis aksesibilitas, dititikberatkan pada evaluasi terhadap kemudahan
pencapaian wisatawan dalam melakukan kunjungan ke kawasan Tahura
Nuraksa dan juga aksesibilitas yang mentautkan tapak yang satu dengan
tapk lainnya. Analisis tersebut selanjutnya dijadikan dasar bagi
pengembangan sistem aksesibilitas untuk meningkatkan kemudahan
wisatawan untuk melakukan wisata di Tahura Nuraksa sehingga tercipta
suatu konsep paket wisata yang menarik dan atraktif.
Analisis amenitas ditujukan untuk memetakan/mengevaluasi kondisi
ketersediaan fasilitas/sarana penunjang dan pelayanan wisata yang ada di
kawasan wisata Tahura Nuraksa dan sekitarnya, guna menyusun arahan
pengembangan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas serta tata letak dan
kebutuhan ruang secara seimbang dan harmonis, untuk menyesuaikan
permintaan pasar yang makin kritis terhadap kualitas pelayanan wisata.
Disamping itu juga bertujuan untuk mengidentifikasi kelengkapan, kualitas
dan kesesuaian sarana guna mendukung pengembangan kawasan Tahura
Nuraksa, dengan memberi rekomendasi bagi kebutuhan dalam upaya
mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan permintaan pasar
Analisis aktifitas wisata ditujukan untuk menggali kegiatan-kegiatan yang
sudah dilakukan oleh wisatawan pada saat mengunjungi lokasi-lokasi di
kawasan Tahura Nuraksa. Analisis aktifitas wisata dikembangkan dengan
konsep keterpaduan sehingga tercipta suatu aktifitas wisata yang unik,
khas, menarik yang dapat menjadi pengalaman yang tidak terlupakan bagi
wisatawan, baik itu aktifitas agrowisata, wisata budaya, wisata religi
maupun aktifitas wisata alam lainnya, sehingga fungsi ekonomi, ekologi,
dan edukasi Tahura Nuraksa dapat tercapai, termasuk dalam upaya ikut
mendokrak peningkatan ekonomi dan perluasan lapangan kerja bagi
masyarakat setempat.
b) Analisis Fisik Tata Ruang Tapak Wisata
Analisis tata ruang kawasan Tahura Nuraksa ditujukan untuk menghasilkan
arahan rencana kegiatan dan tata ruang kawasan yang optimal, dengan
skala prioritas dan pentahapan. Atas dasar gambaran tersebut, didukung
oleh kajian pengembangan wilayah pembangunan yang ada, serta kajian
bidang kepariwisataan, dapat dikembangkan perencanaan untuk
pengembangan tata ruang kawasan pariwisata. Dalam pelaksanaan analisis
fisik tata ruang tapak wisata ditekankan pada upaya menciptakan suatu
kertautan antara tapak yang satu dengan tapak yang lainnya sehingga
tercipta suatu pengalaman yang menarik dan unik bagi penikmat wisata
yang berkunjung ke Taman Hutan Raya Nuraksa
c) Analisis Fisik Sarana Prasarana Pengelolaan Tahura
Untuk mendukung penyusunan Desain Tapak, maka diperlukan analisis fisik
sarana pengelolaan yang dapat mendukung pengembangan Kawasan Tahura
Nuraksa sebagai salah satu kawasan wisata yang ditujukan untuk
mengidentifikasi kelengkapan, kualits, dan kesesuaian sarana pengelolaan
serta memberikan kebutuhan gambaran tentang kebutuhan dan pola
pengembangan sarana pengelolaan di Kawasan Tahura Nuraksa
d) Analisis Strategi Pengembangan dan Peran Parapihak
Analisis strategi pengembangan dan peran parapihak dilakukan untuk
memformulasikan berbagai strategi dalam pengembangan kawasan Tahura
Nuraksa

Perumusan Hasil Penyusunan Desain Tapak
Keluaran yang diharapkan dalam penyusunan Desain Tapak Taman Hutan Raya
Nuraksa adalah Buku Desain Tapak Tahura Nuraksa dengan lay Out sebagai
berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Kebijakan Desain Tapak Kepariwisataan Alam
B. Pariwisata dan Ekowisata
C. Sekilas tentang Taman Hutan Raya Nuraksa
D. Kepariwisataan Alam di Taman Hutan Raya Nuraksa
E. Tujuan dan Sasaran
BAB II SUBSTANSI DESAIN TAPAK
A. Sarana dan prasarana kepariwisataan alam Desain Eko-arsitektur
B. Kepariwisataan & Wisata Alternatif
BAB III METODOLOGI KEGIATAN
A. Waktu dan tempat
B. Alat dan bahan
C. Pengumpulan Data
D. Validasi ke lapangan
E. Penyusunan Desain Tapak
F. Pencermatan dan masukan
G. Pengesahan
BAB IV ANALISA WILAYAH PERENCANAAN
A. Tapak Wisata Alam Segenter
B. Tapak Wisata Religi, Budaya dan Sejarah Goa Pengkoak
C. Tapak Wisata Pendidikan
D. Tapak Wisata Agroforestry Blok Pemanfaatan Tradisional
E. Tapak Wisata Camping Ground dan Play Ground
BAB V KONSEP PENDEKATAN DAN DESAIN TAPAK DI TAHURA NURAKSA
A. Pendekatan Desain Tapak Wisata Alam Segenter
B. Pendekatan desain tapak Wisata Religi, Budaya, Sejarah Goa Pengkoak
C. Pendekatan Desain Tapak Wisata Pendidikan
D. Pendekatan Desain tapak Wisata Agroforestry Blok Pemanfaatan Tradisional
E. Pendekatan Desain Tapak Wisata Camping Ground dan Play Ground
BAB VI STRATEGI PROGRAM DAN PENGEMBANGAN DESAIN TAPAK WISATA ALAM
BAB VII PENUTUP
h. Penyusunan Site Plan (Tata Letak) Taman Hutan Raya Nuraksa
Dokumen Site Plan yang disusun merupakan gambaran pengembangan kawasan Tahura
Nuraksa dan pengembangan blok plan pada tiap tapak berdasarkan potensi
pengembangannya. Secara lebih rinci, penjelasan dari setiap tahapan kegiatan pada
tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut :

Survey dan Pengumpulan Data dilakukan melalui pengumpulan data primer dan
sekunder. Data primer dikumpulkan berdasarkan data yang diukur langsung
dilapangan, sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber data
yang ada di instansi terkait maupun hasil FGD dan Konsultasi dengan
parapihak/masyarakat/tokoh masyarakat dan pemerintah desa setempat. Adapun





data yang dibutuhkan antara lain :
1)
Kebijakan Arah Pengembangan Masing-MasingTapak
2)
Data/Peta Pembagian Blok di Tahura Nuraksa
3)
Pengumpulan data Pengukuran Areal Tiap Tapak
4)
Kondisi Eksisting/Lapangan masing-masing Tapak
5)
Data non fisik, berupa kondisi sosial budaya masyarakat, kependudukan,
ekonomi kawasan, fungsi bangunan dan aktivitas kawasan
6)
Dasar-Dasar Pertimbangan Rencana Tata Letak yang memuat kebijakan
rencana, pengembangan fasilitas, pertimbangan penentuan tata letak, dan
konsep pengembangan tata ruang, tata letak, tata bangunan/arsitektur,
lansekap dan konsep pengembangan utilitas dengan tetapmemperhatikan
pertimbangan pengembangannya antara lain : pertimbangan ekologis,
pertimbangan Estetis/visual, pertimbangan social budaya, ekonomi dan
historikalnya.
Penyusunan Rancangan Desain Tata Letak
1) Rancangan Denah Tata Letak keseluruhan Tapak di Tahura Nuraksa
2) Rancangan Denah sarpras dan Tata Letak Tapak Wisata Alam Segenter
3) Rancangan Denah sarpras dan Tata Letak tapak Wisata Religi, Budaya,
Sejarah Goa Pengkoak
4) Rancangan Denah sarpras dan Tata Letak pada Tapak Wisata Pendidikan
5) Rancangan Denah Tata Letak pada tapak Wisata Agroforestry Blok
Pemanfaatan Tradisional
6) Rancangan Denah sarpras dan Tata Letak pada Tapak Wisata Camping
Ground dan Play Ground
Penyusunan Petunjuk Desain Fisik yang memuat petunjuk dan bentuk arsitektur,
Motif Desain, Ukuran Bangunan dan Bahan Bangunan
Konsultasi dengan user/owner tentang konsep Rancangan Desain Tata Letak dan
Petunjuk Desain Fisik di Taman Hutan Raya Nuraksa
Konsultasi Publik dengan parapihak terutama dengan masyarakat, tokoh-tokoh
masyarakat, desa/dusun sekitar dan user sendiri dalam rangka penyempurnaan
rancangan
Penyusunan rancangan final berupa satu dokumen Dokumen Site Plan Kawasan
Taman Hutan Raya Nuraksa, dengan lay out sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Ruang Lingkup Kegiatan dan Batasan
1. Rencana Lingkup Kegiatan
2. Batasan Areal Perencanaan
D. Pertimbangan Perubahan Site Plan/Rencana Tata Letak
BAB II DASAR-DASAR PERTIMBANGAN RENCANA TATA LETAK
A. Kebijakan Rencana
B. Pengembangan Fasilitas
C. Pengelompokan Kegiatan
D. Pertimbangan Penentuan Tata Letak
1. Dasar Penentuan
2. Peninjauan Terhadap Fungsi
E. Konsep Pengembangan
1. Pengembangan Tata Ruang
2. Pengembangan Tata Letak
3. Pengembangan Bangunan/Arsitektur
4. Pengembangan Lansekap
5. Pengembangan Utilitas
F. Pertimbangan Pengembangan
1. Pertimbangan Ekologis
2. Pertimbangan Estetis/Visual
3. Pertimbangan Sosial Budaya dan Ekonomi
4. Pertimbangan Historis
BAB III RENCANA TATA LETAK
A. Dasar Rencana
B. Rencana areal pemanfaatan
C. Rencana Tata Letak
D. Rencana Tata Hijau
E. Rencana Pengembangan Infrastruktur
F. Rencana Elemen-Elemen Lansekap
BAB IV PETUNJUK DESAIN FISIK
A. Petunjuk Arsitektur
B. Bentuk Arsitektur
C. Motif Desain
D. Ukuran Bangunan
E. Banhan Bangunan
BAB VII PENUTUP
i.
Penyusunan Desain Fisik
Adapun keluaran atau produk penyusunan DED adalah :
1. Dokumen / Album Gambar (Bestek) yang memuat Gambar Rancangan, Detail
Rancangan dan Gambar Konstruksi
2. Dokumen Rencana Anggaran Biaya dan Analisa Rinci Spesifikasi Teknis
3. Dokumen Rencana Kerja dan Syarat
4. Laporan akhir perencanaan dengan Layout :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Bangunan
BAB II PENDEKATAN PERENCANAAN
A. Arsitektur Lokal
B. Aspek-Aspek Wisata Alam
BAB III KONSEP PERENCANAAN
A. Aspek Sosial Budaya dan Arsitektur
BAB IV URAIAN BESTEK PEMBANGUNAN FISIK
A. Jenis-Jenis Bangunan
B. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
BAB V PENUTUP
Semua produk hasil perencanaan tersebut selanjutnya dijadikan acuan pihak yang
berkepentingan dalam pelaksanaan pekerjaan fisik baik Pemerintah Pusat, Pemerintah
Prov., Kontraktor, dan juga masyarakat secara umum.
16. PERKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA
1. Ahli Planologi / Ahli Lansekap (TEAM LEADER) :
disyaratkan Sarjana S1 Teknik Planologi/ S1 bidang Arsitektur Lansekap lulusan
Universitas/Perguruan
Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
terakreditasi, Memiliki NPWP & Sertifikat Keahlian (SKA) dari LPJK, berpengalaman
sebagai Team Penyusunan Master Plan dan Perencanaan Wilayah / Arsitektur
Lansekap minimal 2 tahun.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Melakukan koordinasi terhadap seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh seluruh
anggota tim mulai dari awal hingga akhir pekerjaan;
b. Memberikan arahan terhadap anggota tim dan juga melakukan kajian-kajian
mengenai pendekatan dalam menyusun desain tapak, site plan dan desain fisik.
c. Bertanggungjawab dalam pelaksanaan pekerjaan khususnya di bidang perencanaan
Desain Tapak dan pengembangan konsep landscape kawasan serta strategi teknis
desain secara lengkap
d. Bertanggung jawab terhadap keakuratan data, kelengkapan dan ketepatatan
waktu, sesuai Jadwal waktu yang telah ditetapkan.
e. Melakukan analisis kondisi landscape kawasan dan perancangan landscape
kawasan
f. Bertanggung jawab atas semua hasil pekerjaan yang dipersyaratkan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK).
2. Ahli sipil/arsitektur/Struktur :
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 Teknik Sipil yang
dibuktikan dengan ijasah S1, dan memiliki pengalaman profesional di bidang Manajemen
Konstruksi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
a. Membuat konsep perancangan yang menyangkut eksterior dan interior
bangunan.
b. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil perumusan konsep desain
banguanan gedung serta hal-hal lainnya yang tekait.
c. Mengkoordinir tenaga drafter dalam membuat gambar kerja.
d. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pengukuran data tentang
keadaan dilapangan, topografi dan pengambilan data lapangan untuk
pelaksanaan pekerjaan Desain Tapak, Site Plan dan Desain Fisik Kawasan Tahura
Nuraksa.
e. Membuat perhitungan analisa data hasil dilapangan
f. Membuat Rencana Anggaran Biaya terhadap seluruh bangunan
g. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil perhitungan desain bangunan
serta hal-hal lainnya yang tekait
h. Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada Team Leader.
3. Tenaga Pendukung yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah :
- Drafter adalah seorang lulusan STM/SNK dengan pengalaman dalam
mengoperasikan Autocad minimal 2 Tahun.
- Tenaga Administrasi adalah seorang lulusan SMU/SMK dengan pengalaman
dalam bidang administrasi baik itu surat-menyurat, penagihan dll minimal 2
Tahun
.
Mataram,
Maret 2013
Mengetahui,
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTB
Kepala Balai Tahura Nuraksa
Selaku
Selaku
Kuasa Pengguna Anggaran
Pejabat Pembuat Komitmen
Ir. ABDUL HAKIM, MM
NIP. 19600502198603 1 026
Ir. BASUKI WINANTU, M.Si
NIP. 19580924198703 1 004
BEBERAPA CONTOH MODEL PENYUSUNAN SITE PLAN
1. Yuningsiah, diyah, 2011. Perencanaan lanskap kawasan agrowisata sentra produksi rambutan
gedongjetis, tulung, klaten. Skripsi IPB.
2. Site Plan Korea National Arboretum
3. Desain Tapak Taman Nasional Kutai
4. Taman Kota Sipirok Tapanuli Selatan
Download