1. Apa sebabnya a. volume sampah sangat besar dan tidak diimbangi oleh daya tampung TPA sehingga melebihi kapasitasnya. b. lahan TPA semakin menyempit akibat tergusur untuk penggunaan lain. c. jarak TPA dan pusat sampah relatif jauh hingga waktu untuk mengangkut sampah kurang efektif. d. fasilitas pengangkutan sampah terbatas dan tidak mampu mengangkut seluruh sampah. Sisa sampah di TPS berpotensi menjadi tumpukan sampah. e. teknologi pengolahan sampah tidak optimal sehingga lambat membusuk. f. sampah yang telah matang dan berubah menjadi kompos tidak segera dikeluarkan dari tempat penampungan sehingga semakin menggunung. g. tidak semua lingkungan memiliki lokasi penampungan sampah. Masyarakat sering membuang sampah di sembarangan tempat sebagai jalan pintas. h. kurangnya sosialisasi dan dukungan pemerintah mengenai pengelolaan dan pengolahan sampah serta produknya. i. minimnya edukasi dan manajemen diri yang baik mengenai pengolahan sampah secara tepat. j. manajemen sampah tidak efektif. Hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman, terutama bagi masyarakat sekitar. 2. Aspek pengelolaan sampah apakah yg harus diperbaiki Aspek Hukum Indonesia sekarang memiliki Undang-Undang No 18. tahun 2018, tentang Pengelolaan Sampah Aspek kelembagaan pelaksanaan undang-undang pengelolaan sampah mulai dari kementerian hingga tingkat RT, yang belum berjalan baik. Aspek pendanaan Mengelola sampah tidak murah seharusnya APBN dan APBD menganggarkan dana untuk pengelolaan sampah, termasuk biaya yang harus dikeluarkan setiap rumah tangga Aspek sosial budaya Di Indonesia kebiasan membuang sampah sembarangan. Artinya, sistem yang harus didahulukan sebelum mengubah perilaku dan menjadikannya budaya.” Aspek teknologi Sampai saat ini Indonesia belum memiliki tempat pengolahan sampah modern seperti di negara maju lainnya. (pengelolaah sampah untuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) yang akan dikembangkan di TPA Bantar Gebang, masih jauh dari kapasitas yang dibutuhkan. Maka aspek teknologi ini harus dikembangkan mulai hulu hingga hilir. Caranya memperbanyak TPSA (tempat pembuangan sampah sementara) yang dikelola secara modern. 3. Upaya perbaikan apakah dlm pengelolaan sampah yg harus segera dilakukan Prinsip 3R merupakan salah satu metode pengurangan sampah dan limbah yang efektif. Yang dimaksud dengan 3R adalah: Reduce: mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah/polusi, misalnya: Membawa kantong atau keranjang belanja sendiri dan tidak memakai kantong plastik yang dibeli/disediakan. Mengurangi konsumsi makanan dan minuman dalam kemasan plastik, kaleng atau stereofoam. Mengurangi penggunaan pembersih berbahan kimia dan beralihlah ke pembersih yang lebih ramah lingkungan. Kita juga dapat menggunakan bahan-bahan alamiah untuk pembersih, misalnya jeruk lemon untuk sebagai campuran pemutih pakaian. Reuse: menggunakan kembali barang-barang yang masih layak pakai untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain, misalnya: Menggunakan secara berulang botol plastik minuman. Menggunakan botol bekas sebagai vas bunga. Memodifikasi ban bekas menjadi kursi atau pot bunga. Recycle: mengolah sampah untuk dijadikan produk baru, misalnya: Mengolah sampah kertas menjadi kertas daur ulang/kertas seni/campuran pabrik kertas. Mengolah sampah plastik menjadi kantong kresek atau produk plastik lainnya. Mengolah sampah organik (sampah yang dapat hancur, seperti sayur, buah, kayu) menjadi kompos.