Nama : Vincentia Diza Anjani NIM : 121160023 Kelas : Pengendalian Lingkungan Teknologi Pengolahan Limbah Padat Industri Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Limbah kelapa sawit adalah sisa-sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk dalam produk utama atau merupakan hasil ikutan dari proses pengolahan kelapa sawit baik berupa limbah padat maupun limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolah kelapa sawit ialah tandan kosong, wet decanter solid, serat dan tempurung. Limbah padat tandan kosong kadang-kadang mengandung buah tidak lepas di antara celah-celah di bagian dalam. Kejadian ini timbul, bila perebusan dan bantingan yang tidak sempurna sehingga pelepasan buah sangat sulit (Naibaho, 2003). Serat yang merupakan hasil pemisahan dari fibre cyclone mempunyai kandungan cangkang, minyak dan inti. Kandungan tersebut tergantung pada proses ekstaksi di screw press dan pemisahan pada fibre cyclone. Tempurung yang dihasilkan dari kernel plant yaitu shell separator masih mengandung biji bulat dan inti kelapa sawit ( Naibaho, 2003). Pada PT. Perkebunan Nusantara 7 Betung Banyuasin, Sumater Selatan menghasilkan limbah padat sebanyak 45-55%. Diketahui untuk 1 ton kelapa sawit akan mampu menghasilkan limbah padat berupa tandan kosong kelapa sawit sebanyak 23% atau 230kg, limbah cangkang (shell) sebanyak 6,5% atau 65kg, wet decanter solid (lumpur sawit) 4% atau 40kg, dan serabut (fiber) 13% atau 130kg. Semua limbah padat pada pabrik pengolahan kelapa sawit dapat dimanfaatkan. Manfaat limbah padat kelapa sawit: 1. Tandan kosong kelapa sawit untuk pupuk organik Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman. Tandan kosong kelapa sawit mencapai 23% dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan memberikan manfaat lain dari segi ekonomi. Pupuk kompos Pupuk proses kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Pada prinsipnya pengomposan tandan kosong untuk menurunkan nisbah c/n yang terkandung dalam tandan agar mendekati standar nisbah c/n tanah. Nisbah c/n yang mendekati nisbah c/n tanah akan mudah diserap oleh tanaman. Kompos TKKS dapat dimanfaatkan untuk memupuk semua jenis tanaman. Pupuk Kalium Tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar dan akan menghasilkan abu tandan. Abu tandan tersebut memiliki kandungan 30 – 40 % K2O, 7 % P2P5, 9 % CaO dan 3 % MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe, 100 ppm Mn, 400 ppm Zn dan 100 ppm Cu. Sebagai gambaran umum mengelola kelapa sawit dengan kapasitas 1200 ton TBS/hari akan menghasilkan abu tandan sebesar 10,8 % per hari. Setara dengan 5,8 ton KCL; 2,2 ton Kiserit dan 0,7 ton TSP. Dengan penambahan polimer tertentu pada abu tandan dapat dibuat pupuk butiran berkadar K2O 30-38 % dengan pH 8 – 9. 2. Tandan kosong kelapa sawit untuk bahan serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) juga menghasilkan serat kuat yang dapat digunakan untuk berbagai hal diantaranya serat berkaret sebagai bahan pengisi jok mobil dan matras, pot kecil, papan ukuran kecil dan bahan industri. Serat tandan kosong dapat diperoleh dengan cara mengepresnya sehingga keluar air, minyak, dan kotoran yang terkandung didalamnya. Selanjutnya tandan kosong tersebut diurai memakai mesin pengurai sehingga seratnya terpisah komponen bukan serat seperti gabus, pati, dan kotoran. Setelai terurai, serat diayak untuk memisahkan serat panjang, pendek, dan debu yang menempel. Serat kelapa sawit memiliki diameter yang lebih besar, lebih kaku, dan lebih lentur dibandingkan dengan serat kelapa. Pabrik dengan kapasitas 30 ton tandan buah segar per jam mampu mengahsilkan serat sebanyak 30 ton per hari. 3. Tandan kosong kelapa sawit sebagai sumber karotenoid Pemanfaatan TKKS sebagai sumber karotenoid merupakan suatu inovasi yang bermanfaat bagi dunia industri makanan. Hasil penelitian menunjukkan TKKS yang mengalami satu sterilisasi rata-rata mengandung karotenoid total sebesar 37,8 ppm; sedangkan TKKS yang mengalami 2 kali sterilisasi kandungnnya rata-rata sebesar 25,9 ppm. Komposisi karotenoid di dalam TKKS didominsi oleh alpha-karoten (12,9) ppm, beta-karoten (6,4 ppm), lutein (4,1 ppm), dan zeakaroten (3,9 ppm), sedangkan karotenoid lainnya sebesar 5,2 ppm. Senyawa beta-karoten bersifat lebih stabil dari pada senyawa karotenoid lainnya. 4. Tempurung buah sawit sebagai bahan aktif Tempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup besar dapat mencapai 60 % dari produksi minyak. Arang aktif juga dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri seperti industri minyak, karet, gula dan farmasi. Selama ini tempurung kelapa sawit digunakan sebagai bahan bakar pembangkit uap dan pengeras jalan. Arang aktif dapat dibuat melalui proses karbonasi pada suhu 550○C selama kurang lebih 3 jam. Karakteristik arang aktif yang dihasilkan melalui proses tersebut memenuhi standar industri Indonesia, kecuali untuk kadar abu. Tingkat keaktifan arang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari daya serap larutan ionnya sebesar 28,9 %. 5. Dried decanter solid untuk pupuk organik Dried decanter solid adalah limbah padat pabrik pengolahan kelapa sawit. Solid berasal dari bahan dasar daging buah (mesocarp) yang tampak serabut-serabut berondolan dan telah mengalami serangkaian pengolahan di pabrik. Dari total berat tandan buah segar yang diolah akan dihasilkan solid basah sekitar 5 % dan solid kring sekitar 2% ( Iman, 2014 ) Solid mudah terurai oleh mikroorganisme. Proses penguraiannya memakan waktu kurang lebih 6 minggu. Solid basah harus segera dipakai karena memang tidak dapat tahan lama. Dalam berat yang sama, kandungan unsur-unsur hara solid lebih tinggi dibandingkan dengan janjangan kosong. Kadar unsur-unsur hara ini dipengaruhi oleh tingkat kadar airnya ( Nurhakim, 2014 ). 6. Batang dan tandan sawit untuk pulp kertas Kebutuhan pulp kertas di Indonesia sampai saat ini masih dipenuhi dari impor. Padahal potensi untuk menghasilkan pulp di dalam negeri cukup besar. Salah satu alternatif itu adalah dengan memanfaatkan batang dan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan pulp kertas dan papan serat. 7. Batang kelapa sawit untuk perabot dan papan artikel Batang kelapa sawit yang sudah tua dan tidak produktif lagi dapat dimanfaatkan menjadi perabot yang bernilali tinggi. Batang kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan perabot rumah tangga seperti mebel, furniture atau sebagai papan partikel. Dari setiap batang kelapa sawit dapat diperoleh kayu sebanyak 0,34 m3. 8. Batang dan pelepah sawit untuk pakan Batang dan pelepah kelapa sawit dapat digunakan sebagai pakan ternak. Pada prinsipnya terdapat tiga cara pengolahan batang kelapa sawit untuk dijadikan pakan ternak. Pertama pengolahan menjadi silase, kedua dengan perlakuan NaOH dan ketiga pengolahan dengan menggunakan uap.